GAGAL JANTUNG
Di susun:
Kelompok 3 / Alih Jenjang S1 Keperawatan A
S1 KEPERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Mahakuasa. Atas limpahan rahmat dan taufik-Nya,
penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
yang dibimbing oleh Naylil Mawadda Rohma M.Kep.
Penulis yakin bahwa makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan pihak lain. Oleh
karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini:
1. Sulistyo Andarmoyo, S.Kep., Ns., M. Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
2. Saiful Nurhidayat, S.Kep.,Ns., M.Kep. selaku Kaprodi S1 Keperawatan.
3. Naylil Mawadda Rohma M.Kep selaku Dosen Mata Kuliah
4. Pihak lain yang tidak disebut satu per satu.
Penulis yakin bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan.
Semoga makalah sederhana ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Congestive Heart Failure (CHF) adalah syndrome klinis (sekumpulan tanda dan
gejala), ditandai oleh sesak napas dan fatik ( saat istirahat atau saat aktivitas) yang
disebabkan oleh kelainan struktur dan fungsi jantung. CHF dapat disebabkan oleh
distolik) dan atau kontraktilitas miokardial (disfungsi sistolik) (Sudoyo dkk. 2015)
Adapun tanda dan gejala yang muncul pada pasien CHF antara lain dyspnea,
fatigue dan gelisah. Congestive Heart Failure merupakan salah satu masalah khas utama
pada beberapa negara industri maju dan negara berkembang seperti Indonesia
(Austaryani, 2012 dalam Didik Aji Asmoro, 2017). Untuk menjelaskan apa itu gagal
jantung maka makalah ini disusun berdasarkan tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian gagal jantung?
2. Apa etiologi gagal jantung?
3. Apa saja manifestasi klinis gagal jantung?
4. Bagaimana tatalaksana pasien gagal jantung?
5. Apa saja fokus pengkajian pasien gagal jantung?
6. Apa saja diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien gagal jantung?
C. Tujuan Khusus
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan khususnya adalah:
1. Menjelaskan pengertian gagal jantung
2. Menjelaskan etiologi gagal jantung
3. Menjelaskan manifestasi klinis gagal jantung
4. Menjelskan tatalaksana pasien gagal jantung
5. Menjelaskan fokus pengkajian pasien gagal jantung
6. Menjelaskan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien gagal jantung
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung gagal
mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan
pengisian cukup (Ongkowijaya & Wantania, 2016).
Gagal jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai
oleh sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh
kelainan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung disebabkan oleh gangguan yang
menghabiskan terjadinya pengurangan pengisian ventrikel (disfungsi diastolik) dan
atau kontraktilitas miokardial (disfungsi sistolik) (Sudoyo Aru,dkk 2009) didalam
(nurarif, a.h 2015).
Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak mampu lagi
memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh untuk
keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu, sedangkan tekanan
pengisian kedalam jantung masih cukup tinggi (Aspani, 2016).
B. Etiologi
Secara umum penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut :
(Aspani, 2016):
a. Disfungsi miokard
b. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (sistolic overload).
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan
menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan
fungsi otot jantung mencakup aterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit
degeneratif atau inflamasi misalnya kardiomiopati.
b. Aterosklerosis koroner
Terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang secara langsung
mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat mencakup gangguan aliran
darah yang masuk jantung (stenosis katub semiluner), ketidakmampuan jantung
untuk mengisi darah (tamponade, pericardium, perikarditif
C. Manifestasi Klinis
a. Gagal Jantung Kiri
Pemberian oksigen ditujukkan pada klien gagal jantung disertai dengan edema
paru. Pemenuhan oksigen akan mengurangi kebutuhan miokardium dan membantu
memenuhi kebutuhan oksigen.
Pengunaan nitrat, baik secara akut maupun kronis, sangat dianjurkan dalam
penatalaksanaan gagal jantung. Jantung mengalami unloaded (penurunan afterload-
beban akhir), dengan adanya vasodilatasi perifer. Peningkatan curah jantung lanjut akan
menurunkan pengukuran yang menunjukkan derajat kongesti vaskular pulmonal dan
beratnya vertikel kiri dan penurunan pada konsumsi oksigen miokardium
3. Terapi Diuretik
Selain tirah baring, klien dengan gagal jantung perlu pembatasan garam dan air
serta diuretik baik oral atau parenteral. Tujuannya agar menurunkan preload (beban
awal) dan kerja jantung. Diuretik memiliki efek antihipertensi dengan meningkatkan
pelepasan air dan garam natrium. Hal ini menyebabkan penurunan volume cairan dan
merendahkan tekanan darah.
Jika garam natrium ditahan, air juga akan tertahan dan tekanan darah akan
meningkat. Banyak jenis diuretik yang menyebabkan pelepasan elektrolit-elektrolit
lainnya, termasuk kalium, magnesium,klorida dan bikarbonat. Diuretik yang
meningkatkan ekresi kalium digolongkan sebagai diuretik yang tidak menahan
kalium, dan diuretik yang menahan kalium disebut diuretik hemat kalium.
4. Digitalis
5. Inotropik positif
Dopamin bisa juga digunakan untuk meningkatkan denyut jantung pada keadaan
bradikardi di saat tropin tidak menghasilkan kerja yang efektif pada dosis 5-20
mg/kg/menit. Dopamin sering kali diberikan dalam bentuk campuran dengan
konsentrasi 400-800 mg dalam 250 mi dekstrosa 5% dalam air dan diberikan secara
adrenergik. Dobutamin yang sering digunakan adalah 1000 mg dicampur dalam 250
6. Terapi Sedatif
Pada keadaan gagal jantung berat, pemberian sedative untuk mengurangi
kegelisahan dapat diberikan. Dosis phenobarbital 15-30 mg empat kali sehari dengan
7. Diet
Rasional dukungan diet adalah mengatur diet sehingga kerja dan ketegangan otot
jantung minimal, dan status nutrisi terpelihara sesuai dengan selera dan pola makan
klien dan pembatasan natrium.
1) Keluhan utama
Keluhan klien dengan CHF adalah kelemahan saat beraktivitas, sesak napas, batuk,
nyeri dada, pingsan, berdebar-debar, cepat lelah, edema ekstremitas, dan sebagainya
(Muttaqin, 2014)
2) Riwayat Penyakit saat ini
Pengkajian RPS yang mendukung keluhan utama dilakukan dengan mengajukan
serangkaian pertanyaan mengenai kelemahan fisik klien. Secara PQRST, yaitu:
a. Provoking Incident : kelemahan fisik terjadi setelah melakukan aktivitas
ringan sampai berat, sesuai derajat gangguan pada jantung
b. Quality of pain : seperti apa keluhan kelemahan dalam melakukan aktivitas
yang dirasakan atau digambarkan klien. Biasanya setiap beraktivitas klien
merasakan sesak napas (dengan menggunakan alat atau otot bantu
pernapasan)
c. Region radiation, relief: kaji lokasi keluhan yang dialami. Pasien yang
mengalami CHF terkadang juga mengalami nyeri dada bagian kiri
d. Severity (scale) of pain: kaji rentang kemampuan klien dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.Biasanya kemampuan klien dalam beraktivitas menurun
sesuai derajat gangguan perfusi yang dialami organ.
e. Time: sifat mula timbulnya (onset), keluhan kelemahan beraktivitas biasanya
timbul perlahan. Lama timbulnya (durasi) kelemahan saat beraktivitas
biasanya setiap saat, baik saat istiahat maupun saat beraktivitas.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat yang pernah di derita pasien dahulu, seperti riwayat penyakit
pembuluh darah arteri, serangan jantung sebelumnya, terapi estrogen pada wanita
pasca menopause, diet rutin dengan tinggi lemak, riwayat merokok, kebiasaan
olahraga yang tidak teratur, riwayat DM, hipertensi, gagal jantung kongestif, dan
riwayat penyakit pernafasan kronis (Wijaya & Putri, 2013).
6) Pengkajian psikososial
Meliputi persepsi klien yang jelas mengenai status emosi, kognitif, dan
perilaku. Pengkajian mekanisme koping juga digunakan untuk menilai respons
emosi klien tentang penyakit yang dideritanya seperti adanya rasa
ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal (Muttaqin, 2014).
7) Aktivitas sehari-hari
a. Nutrisi
Pada pasien gagal jantung kongestif umumnya akan mengalami masalah pada
pemenuhan nutrisinya, yang ditandai dengan kebiasaan makan pasien
mengalami perubahan berupa tidak nafsu makan karna perut terasa penuh, mual
dan muntah, nampak perubahan berat badan yang signifkan.
b. Minum
Pada pasien dengan gagal jantung kongestif kebiasaan minum umumnya normal
namun, pada penderita CHF cenderung mengalami pembengkkakan pada
ekstremitas bawah sehingga pakaian/ sepatu terasa sesak.
c. Eliminasi
Pada pasien gagal jantung eliminasi mengalami konstipasi, oliguri bahkan anuria
yang dikarnakan penurunan perfusi saluran cerna dan saluran kemih yang
merupakan kompensasi vasokontruksi perifer.
d. Aktivitas dan latihan
Pada aktivitas dan istirahat pasien gagal jantung biasanya menunjukkan
gangguan seperti nyeri pada dada saat aktivitas dan keletihan sepanjang hari
karna kondisi tubuh yang lemah, pasien juga cenderung meminta bantuan
8) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan berupa keadaan umum dan head to toe.
secera head to toe (kepala ke kaki) dan review of system (sistem tubuh).
2) Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : biasanya pada pasien CHF berubah >20% dari kondisi istirahat
(gagal pemompaan).
Suhu : Suhu dapat berubah sesuai keadaan klien pasien saat itu bisa saja
meningkat/tidak.
Nyeri : pada pasien CHF terjadi nyeri dada akut, nyeri pada abdomen bagian atas.
Berat badan : pada pasienn CHF biasanya terjadi peningkatan pada berat badan karna
terjadi edema.
b) Pemeriksaan dada
1) Pernafasan:
Dispnea, ortopnea, takipnea
Bunyi nafas ronchi atau wheezing
Retraksi pada dinding dada
Batuk dengan atau tanpa sputum
2) Sirkulasi
Bunyi jantung tambahan dan gallop ritme
Tekanan darah meningkat atau menrun
Nyeri tekan pada dada saat beraktivitas
Takikardi
Sianosis perifer
S1/S2 mungkin melemah
c) Pemeriksaan abdomen
Ascites
e) Pemeriksaan kuku
Clubbing (jari tubuh) menunjukkan adanya hipoksia kronik
Warna pada kuku kebiruan menunjukkan adanya sianosis perifer
Splinter hemoragic : garis merah kehitaman dibawah dasar kuku yang
muncul dari dasar sampai ujung kuku kemungkinan mengisikasikan
adanya endikarditis bakterial
f) Pemeriksaan genetalia
Keluhan pada saat berkemih
Konstipasi, diare
Kemungkinan ada edema pada genetalia
F. Web Of Caution
G. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Dispnea
2) Objektif :PCO2 meningkat/menurun, PO2 menurun, takikardia, pH arteri
meningkat/menurun, bunyi nafas tambahan
Kriteria minor :
Kriteria mayor :
1) Subjektf : Dipsnea
Kriteria Minor:
1) Subjektif : Ortopnea
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Lelah
Kriteria minor :
1) Subjektif : -
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : -
2) Objektif : Tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan
berubah, proses berpikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri
sendiri, diaforesis.
e. Hipervolemia (D.0022)
Batasan karakteristik
Kriteria mayor :
Kriteria minor :
1) Subjektif : -
2) Objektif : Distensi vena jugularis, suara nafas tambahan, hepatomegali,
kadar Hb/Ht turun, oliguria, intake lebih banyak dari output, kongesti paru.
Definisi : penurunan sirkulasi darah pada level kalpiler yang dapat menggangu
metabolisme tubuh
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : -
2) Objektif : Pengisian kapiler >3 detik, nadi perifer menurun atau tidak
teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat, tugor kulit menurun.
Kriteria Minor
h. Ansietas (D.0080)
Definisi : kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang
tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan
individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.
Penyebab : kurang terpapar informasi
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi
yang dihadapi, sulit berkonsentrasi
Kriteria minor :
Batasan karakteristik :
Kriteria mayaor :
1) Subjektif : -
2) Objektif : Berat badan menurun minimal 10 % dibawah rentang ideal
Kriteria minor :