(P07120215013)
(P07120215014)
(P07120215016)
(P07120215017)
(P07120215018)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang
Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah untuk proses pembelajaran di Politeknik Kesehatan Denpasar
yang membahas tentang Laporan Pendahuluan dan Teori Asuhan Keperawatan
pada Pasien dengan Gagal Jantung Kanan tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini berkat bantuan dan motivasi berbagai pihak. Untuk
itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan
yang telah membantu dalam penelitian dan pengumpulan data.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
kemampuan penulis. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
konstruktif sehingga kami dapat menyempurnakan makalah ini.
Denpasar, Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1
LATAR BELAKANG........................................................................................1
1.2
RUMUSAN MASALAH...................................................................................2
1.3
TUJUAN............................................................................................................2
Definisi...............................................................................................................3
2.2
Etiologi...............................................................................................................3
2.3
2.4
Patofisiologi.......................................................................................................5
2.5
Pemeriksaan Penunjang......................................................................................8
2.6
Penatalaksanaan Medis.......................................................................................9
Pengkajian Keperawatan..................................................................................13
3.2
Diagnosa Keperawatan.....................................................................................14
3.3
Rencana Keperawatan......................................................................................14
3.4
Implementasi....................................................................................................23
3.5
Evaluasi............................................................................................................23
BAB IV PENUTUP........................................................................................................24
4.1
Simpulan..........................................................................................................24
4.2
Saran................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN GAGAL JANTUNG KANAN
2.1 Definisi
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi.
(Brunner & Suddarth, 2002)
Gagal jantung kanan yaitu bila ventrikel kanan gagal, yang menonjol
adalah kongesti visera dan jaringan perifer. Hal ini terjadi karena sisi kanan
jantung tidak mampu mengkosongkan volume darah dengan adekuat
sehingga tidak dapat mengakomopdasi dengan adequat semua darah yang
secara normal kembali dari sirkulasi normal. (Brunner & Suddart, 2002)
Gagal jantung kanan merupakan kegagalan ventrikel kanan untuk
memompa secara adekuat.Penyebab gagal jantung kanan yang paling sering
terjadi adalah gagal jantung kiri, tetapi gagal jantung kanan dapat terjadi
dengan adanya ventrikel kiri benar-benar normal dan tidak menyebabkan
gagal jantung kiri. Gagal jantung kanan dapat juga disebabkan oleh penyakit
paru dan hipertensi arteri pulmonary primer (NIC-NOC, 2015)
2.2 Etiologi
a.
b.
Aterosklerosis koroner
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
kapiler dan vena paru-paru. Jika tekanan hidrostatik dari anyaman kapiler
paru-paru melebihi tekanan onkotik vascular, maka akan terjadi transudasi
cairan ke dalam intertisial. Jika kecepatan transudasi cairan melebihi
kecepatan drainase limfatik, maka akan terjadi edema intertisial. Peningkatan
tekanan lebih lanjut dapat mengakibatkan cairan merembes ke dalam alveoli
dan terjadilah edema paru-paru. Tekana arteria paru-paru dapat meningkat
sebagai respon terhadap peningkatan kronis tekanan vena paru. Hipertensi
pulmonary meningkatkan tahanan terhadap ejeksi ventrikel kanan. Serentetan
kejadian seperti yang terjadi pada jantung kiri, juga akan terjadi pada jantung
kanan, di mana akhirnya akan terjadi kongesti sistemik dan edema.
Perkembangan dari kongesti sistemik atau paru-paru dan edema dapat
dieksaserbasi oleh regurgitasi fungsional dari katup-katup trikuspidalis atau
mitralis bergantian. Regurgitasi fungsional dapat disebabkan oleh dilatasi dari
annulus katup atrioventrikularis, atau perubahan-perubahan pada orientasi
otot papilaris dan korda tendinae yang terjadi sekunder akibat dilatasi ruang
(Smeltzer 2001).
Dekompensasi kanan merupakan lanjutan dari dekompensasi kiri dimana:
Spasma pada arterioli paru meningkatkan tekanan terhadap mengalirnya
darah dari ventrikel kanan melalui jaringan kapiler paru ke aterium kiri
sehingga ventrikel kanan akan meningkatkan daya kuncupnya untuk
mengatasi tahanan tersebut untuk sampai ke tujuannya
Akibat usaha ini terjadi hipertensi dalam arteria pulmonalis dan lambat
laun terjadi hipertropi ventrikel kanan untuk mengkompensasi gangguan
peredaran darah dalam sirkulasi paru yang pada akhirnya daya kompensasi
habis dan terjadi decompensasi kanan.
Iskemik di hilir jantung kanan, berarti kongesti dalam atrium kanan
serta vena cava superior dan vena cava inferior serta cabang-cabangnya
Meringankan perasaan sesak nafas karena kongesti paru tidak bertambah
dengan cepat namun akibatnya sistol atrium kanan lebih kuat selanjutnya
menyebabkan tekanan dalam vena cava juga meningkat.
Vena jugularis tampak terisi penuh yang menandakan tekanan vena
sentral meningkat. Kongesti pada vena cava superior menyebabkan edema
pada kaki, kemudian menjalar ke atas sehingga hepar terasa nyeri pada
KETIDAK-E
d. Dobutamin
a) Meningkatkan kontraksi jantung
b) Meningkatkan konduksi AV memadai.
e. Pengobatan penunjang lainnya
a) Oksigen
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GAGAL
JANTUNG KANAN
10) Genetalia
11) Pemeriksaan dalam
12) Pemeriksaan panggul
d) Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa
Tujuan dan
Intervensi
Rasional
Keperawatan
Kriteria Hasil
1.
Ketidak-
Setelah
efektifan pola
dilakukan
kedalaman
biasanya
nafas
tindakan
pernafasan dan
mencapai
berhubungan
keperawatan
ekspansi dada.
kedalaman
dengan
selama x24
Catat upaya
pernafasan
keletihan otot-
jam,
pernafasan
bervariasi
otot
diharapkan
termasuk
tergantung
pernafasan,
pola nafas
penggunaan
derajat gagal
disfungsi
pasien kembali
otot bantu
nafas. Ekspansi
1.
Kaji frekuensi
1. Kecepatan
neuromuskuler
efektif dengan
pernafasan/
dada terbatas
, sindrom
kriteria hasil:
pelebaran nasal.
yang
hipoventilasi
Pola nafas
efektif
bunyi
nafas
normal
atau bersih
TTV dalam
batas
normal
batuk
berkurang
2. Auskultasi
bunyi nafas dan
catat adanya
bunyi nafas
seperti krekels,
wheezing.
3. Tinggikan
kepala dan
bantu
mengubah
posisi.
4. Observasi pola
Ekspansi
batuk dan
paru me-
karakter sekret.
ngembang.
5. Dorong/bantu
pasien dalam
nafas dan
latihan batuk.
berhubungan
dengan
atelektasis dan
atau nyeri dada
2. Ronchi dan
wheezing
menyertai
obstruksi jalan
nafas /
kegagalan
pernafasan.
3. Duduk tinggi
memungkinkan
ekspansi paru
dan
memudahkan
pernafasan.
4. Kongesti
alveolar
mengakibatkan
batuk
sering/iritasi.
5. Dapat
meningkatkan/
banyaknya
sputum dimana
gangguan
ventilasi dan
ditambah
ketidaknyamanan
upaya bernafas.
2.
Nyeri akut
Setelah
1. Monitor
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama x 24
jam
diharapkan
pasien tidak
lagi
mengalami
nyeri dengan
kriteria hasil :
-
2. Lakukan
pengkajia
keadaan vital
pasien
2. Mengetahui
n nyeri
tingkatan nyeri
secara
pasien
komprehe
nsif
termasuk
lokasi,
karakterist
ik, durasi,
3. Sebagai salah
satu cara mengidentifikasi
tingkatan nyeri
4. Menghindari
pencetus nyeri
Mampu
frekuensi,
mengon
kualitas
trol
dan factor
menghilangkan
nyeri,
presipitasi
rasa nyeri
mampu
menggu
na-kan
teknik
farmakologi
untuk
vital sign
1. Mengobservasi
3. Observasi
6. Menentukan
reaksi non
terapi yang
verbal dari
tepat bagi
ketidak-
pasien
nyamanan
4. Kontrol
me-
ruanga
nguran
yang
gi
dapat
nyeri.
mem-
Me-
5. Membantu
pengaruhi
nyeri
laporka
seperti
suhu
bahwa
ruangan,
nyeri
pencahaya
berkura
an,
ng
kebisingan
dengan
menggu
na-kan
manage
n istirahat
6. Konsultasi
-ment
kan
nyeri
dengan
Mampu
mengen
ali
nyeri
5. Tingkatka
dokter
mengenai
terapi
farmakolo
gi yang
Me-
tepat
nyatakan
untuk
nyaman
meredaka
setelah nyeri
n nyeri
berkurang
3.
Kerusakan
Setelah
1. Anjurkan
1. Agar pasien
integritas
dilakukan
pasien
merasa
kulit
tindakan
untuk
nyaman
keperawatan
mengguna
selama x24
kan
jam
pakaian
diharapkan
yang
pasien tidak
longgar
lagi
mengalami
2. Hindari
kerutan
2. Menghindari
luka pada kulit
pasien
3. Sebagai upaya
menghindari
adanya infeksi
kerusakan
pada
kuman atau
integritas kulit
tempat
virus
dengan kriteria
tidur
hasil:
-
3. Jaga
Integrit
kebersihan
as kulit
kulit agar
yang
tetap
baik
bersih dan
bisa
kering
diperta
hankan
(sensasi
,
elastisit
as, temperatur
e,
hidrasi,
pasien
(ubah
posisi
pasien)
setiap 2
jam sekali
5. Monitor
pigmen
kulit akan
tasi).
adanya
Tidak
kemeraha
ada
luka/les
4. Mobilisasi
6. Oleskan
i pada
lotion atau
kulit
minyak
Perfusi
pada
jaringa
daerah
n baik
yang
Menunj
uk-kan
pemaha
tertekan
7. Monitor
aktivitas
4. Menghindari
dekubitus
5. Memberikan
tindakan
perawatan
pada kulit
apabila
terdapat
kemerahan
6. Menjaga
turgor kulit
tetap lembab
7. Menilai
kemampuan
pasien
melakukan
mobilitas
8. Mengetahui
intake nutrisi
yang dapat memengaruhi permeabilitas
kulit
9. Menjaga
kebersihan
pasien
m-an
dan
dalam
mobilisasi
proses
pasien
perbaik
an kulit
dan
menceg
ah
terjadin
8. Monitor
status
nutrisi
pasien
9. Memandik
ya
an pasien
cedera
dengan
berulan
sabun dan
air hangat
Mampu
melind
ungi
kulit
dan
mempertaha
n-kan
kelemb
ab-an
kulit
dan
perawat
an
alami
4.
Ketidak-
Setelah
seimbangan
dilakukan
nutrisi
tindakan
kurang dari
keperawatan
1. Monitor
vital sign
2. Kaji
1. Mengawasi
keadaaan vital
pasien
kebutuhan
selama x 24
adanya
2. Menghindari
tubuh
jam
alergi
terjadinya
diharapkan
makanan
alergi makanan
kebutuhan
nutrisi pasien
seimbang
menentuka
jumlah kalori
n jumlah
Adanya
kalori dan
pasien
pe-
nutrisi
ningkat
yang
an berat
dibutuhkan
badan
pasien
sesuai
dengan
tujuan
4. Anjurkan
pasien
untuk
Berat
meningkat-
badan
kan intake
ideal
Fe
sesuai
dengan
tinggi
badan
-
Mampu
mengid
entifika
5. Monitor
jumlah gizi
dan
kebutuh
meningkatkan
pertumbuhan
sel
5. Mencegah
terjadinya
kelebihan
nutrisi
6. Mengontrol
tanda hindrasi
pada pasien
7. Mengontrol
tanda-tanda
kalori
dehidrasi pada
6. Monitor
turgor kulit
7. Monitor
an
mual dan
nutrisi
muntah
monitor
Tidak
4. Untuk
kandungan
si
3. Untuk
menentukan
hasil :
dengan ahli
bagi pasien
gizi untuk
dengan kriteria
3. Kolaborasi
pasien
ada
kulit kering
tanda-
dan
tanda
perubahan
malnutr
pigmentasi
isi
-
Menunj
ukkan
peningkat
an
fungsi
pengecap
an dari
menela
n
Tidak
terjadi
penuru
nan
berat
badan
yang
berarti
5.
Defisit
Setelah
1. Mandikan
1. Agar badan
Perawatan
dilakukan
pasien
menjadi segar,
Diri
tindakan
setiap hari
melancarkan
keperawatan
sampai
peredaran darah
selama x24
klien
dan
jam diharapkan
mampu
meningkatkan
pasien dan
melaksana
kesehatan.
2. Untuk
keluarga
mampu
merawat
dirinya sendiri
kan sendiri
2. Ganti
pakaian
yang kotor
dengan
yang
bersih.
3. Berikan
HE pada
klien dan
keluargany
a tentang
melindungi
klien dari
kuman dan
meningkatkan
rasa nyaman
3. Agar klien dan
keluarga dapat
termotivasi
untuk menjaga
personal
hygiene.
4. Bimbing
pentingnya
keluarga klien
kebersihan
memandikan /
diri.
4. Bimbing
menyeka pasien
5. Klien merasa
keluarga
nyaman dengan
klien
tenun yang
memandik
bersih serta
an /
mencegah
menyeka
terjadinya
pasien
5. Bimbing
infeksi.
keluarga
klien
memandik
an /
menyeka
pasien
6.
Ansietas
Setelah
berhubungan
dilakukan
1. Gunakan
pendekatan
1.Pasien merasa
dengan
tindakan
selama x24
kegelisahan
jam
akibat
diharapkan
oksigenasi
pasien tidak
yang tidak
lagi
adekuat
mengalami
kecemasan
yang
menenangkan
2. Nyatakan
dengan jelas
harapan
terhadap pelaku
pasien
3. Jelaskan semua
tenang
2.Agar pasien
kooperatif
3.Agar pasien
kooperatif
4.Pasien merasa
dihargai
5.Pasien merasa
dengan kriteria
prosedur dan
hasil :
apa yang
dirasakan
takut
1. Klien
mampu
meng-
tenang dengan
keluarga
identifikasi
perspektif
dan
mengungka
pkan gejala
cemas
5. Temani pasien
untuk
pasien
8.Pasien merasa
memberikan
dilindungi dan
identifikasi
keamanan dan
dihargai
mengurangi
mengungka
takut
2. Meng-
p-kan dan
6. Dorong
menunjukk
keluarga untuk
an teknik
menemani
untuk
pasien
mengontrol
cemas
3. Vital sign
dalam
7. Lakukan
back/neck rub
8. Dengarkan
dengan penuh
9.Mengetahui tingkat
kecemasan pasien
10. Pasien dapat
mengenali hal-hal
yang membuat
cemas
11. Pasien dapat
mengutarakan
perasaannya
batas
normal
4. Postur
tubuh,
ekspresi
wajah,
bahasa
tubuh, dan
tingkat
aktivitas
menunjukk
perhatian
9. Identifikasi
tingkat
tingkat
kecemasan
kecemasan
10. Bantu pasien
mengenal
situasi yang
menimbulkan
menurunkan
tingkat
kecemasan
kecemasan
11. Dorong pasien
an
untuk
berkurangn
mengungkapka
ya
n perasaan,
kecemasan
ketakutan, dan
persepsi
12. Instruksikan
pasien
menggunakan
teknik relaksasi
13. Berikan obat
untuk
mengurangi
kecemasan
3.4 Implementasi
Hari/
Tanggal/
Jam
Hari
N
O
DX
Implementasi
Evaluasi Formatif
Pada implementasi
dilaksanakan rencana
terhadap tindakan
Paraf
3.5 Evaluasi
N
Hari/
Diagnosa
Evaluasi
Keperawatan
Sumatif
Paraf
O Tanggal
1
Hari
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi berupa kelainan fungsi
jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya habya ada kalau
disertai peninggian volume diastolik secara Heart Failure / gagal jantung
adalah ssuatu kondisi di mana jantung mengalami kegagalan memompa darah
guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara
adekuat.
Gagal jantung kanan merupakan kegagalan ventrikel kanan untuk
memompa secara adekuat. Penyebab gagal jantung kanan yang paling sering
terjadi adalah gagal jantung kiri, tetapi gagal jantung kanan dapat terjadi
dengan adanya ventrikel kiri benar-benar normal dan tidak menyebabkan
gagal jantung kiri.
4.2 Saran
Gagal Jantung telah menjadi penyakit yang umum bagi banyak orang
saat ini, apalagi bagi mereka yang tinggal di perkotaan. Akibat terburuk dari
gagal jantung adalah kematian. Jika pembaca memiliki riwayat gagal jantung,
pembaca dapat mengendalikan penyakit ini dengan cara pemberian obatobatan, seperti obat inotropik (digitalis, obat inotropik intravena), obat
vasodilator (arteriolar dilator: hidralazin), venodilator (nitrat, nitrogliserin),
mixed dilator (prazosin, kaptopril, nitroprusid), diuretik serta obat-obatan
distrimia.
Tindakan pembedahan, hal ini biasanya dilakukan untuk mengatasi
penyakit jantung bawaan (paliatif, korektif) dan penyakit jantung didapat
(valvuloplasti, penggantian katup).
DAFTAR PUSTAKA