GAGAL JANTUNG
Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Rhadzani Muhammad Adams (2021010063)
2. Risa Arantika (2021010064)
3. Rizal Makarim (2021010065)
4. Sekar Galuh Daiwa A (2021010066)
5. Sela Ashari (2021010067)
6. Septia Laeli Nur Baeti (2021010068)
7. Serlin Sukma Ayu (2021010069)
8. Sisca Larassati (2021010070)
9. Siti Faiza Nur Afifah (2021010071)
10. Siti Ma'rufah (2021010072)
11. Siti Nur Alisah (2021010073)
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik
serta hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik. Guna memenuhi tugas makalah Gagal Jantung.
Atas terselesaikannya makalah ini, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu.Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Maka dari itu kami mengharapkan masukan yang membangun dari pembaca agar makalah ini
menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Gagal Jantung......................................................................................3
B. Etiologi..................................................................................................................4
C. Tanda dan Gejala...................................................................................................5
D. Patofisiologi...........................................................................................................6
E. Pencegahan dan Penanganan.................................................................................7
LAPORAN KASUS.........................................................................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang terletak dalam
mediastinum di antara kedua paru-paru. Jantung memiliki fungsi utama sebagai
pemompa darah. Jantung merupakan salah satu organ yang tidak pernah beristirahat
Dalam keadaan fisiologis, pembentukan rangsang irama denyut jantung berawal dari
nodus sinoatrial (nodus SA) dan menyebar ke serat otot lainnya sehingga
menimbulkan kontraksi jantung. Jika rangsang irama ini mengalami gangguan dalam
pembentukannya dan penghantarannya, maka dapat terjadi gangguan pada kinerja
jantung.
Berbagai macam penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner, infark miokard
akut, hipertensi yang semuanya berujung pada gagal jantung. Hal ini sangat
membahayakan bagi kehidupan seseorang, sehingga untuk mencegah komplikasi
lebih lanjut harus segera mendapat perawatan medis di rumah sakit.
Untuk memberikan perawatan medis yang tepat dan efektif, khususnya bagi tenaga
keperawatan, harus memahami konsep asuhan keperawatan pada gangguan
1
kardiovaskuler. Apalagi dalam keadaan kedaruratan yang membutuhkan keahlian
dalam memberikan pertolongan pada pasien.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Gagal Jantung?
2. Bagaimana epidemiologi, etiologi, patogenesis, manifestasi klinik, pemeriksaan,
pengobatan penyakit Gagal Jantung?
3. Bagaimana tanda dan gejala Gagal Jantung?
4. Bagaimana patofisiologi Gagal Jantung?
5. Bagaimana pencegahan dan penanganan Gagal Jantung?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Gagal Jantung
2. Untuk mengetahui epidemiologi, etiologi, patogenesis, manifestasi klinik,
pemeriksaan, pengobatan penyakit Gagal Jantung
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala Gagal Jantung
4. Untuk mengetahui patofisiologi Gagal Jantung
5. Untuk mengetahui pencegahan dan penanganan Gagal Jantung
2
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit Gagal Jantung yang dalam istilah medisnya disebut dengan "Heart Failure
atau Cardiac Failure", merupakan suatu keadaan darurat medis dimana jumlah darah
yang dipompa oleh jantung seseorang setiap menitnya {curah jantung (cardiac
output)} tidak mampu memenuhi kebutuhan normal metabolisme tubuh.
Gagal jantung kongestif terjadi sewaktu kontraktilitas jantung berkurang dan vetrikel
tidak mampu memompa keluar darah sebanyak yang masuk selama diastole. Hal ini
menyebabkan volume diastolik akhir ventrikel secara progresif bertambah. (Elizabeth
J. Corwin)
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan oksigen.
Mekanisme yang mendasar tentang gagal jantung termasuk kerusakan sifat kontraktil
dari jantung, yang mengarah pada curah jantung kurang dari normal. Kondisi umum
yang mendasari termasuk aterosklerosis, hipertensi atrial, dan penyakit inflamasi atau
degeneratif otot jantung. Sejumlah faktor sistemik dapat menunjang perkembangan
dan keparahan dari gagal jantung. Peningkatan laju metabolic ( misalnya ;demam,
koma, tiroktoksikosis), hipoksia dan anemia membutuhkan suatu peningkatan curah
jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen.(Diane C. Baughman dan Jo Ann C.
Hockley, 2000).
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi adanya kelainan fungsi jantung
berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan
pengisian ventrikel kiri (Braundwald )
Jadi gagal jantung adalah suatu kegagalan pemompaan (di mana cardiac output tidak
mencukupi kebutuhan metabolik tubuh) sedangkan tekanan pengisian ke dalam
jantung masih cukup tinggi, mekanisme yang mendasar tentang gagal jantung
3
termasuk kerusakan sifat kontraktilitas jantung yang berkurang dan vetrikel tidak
mampu memompa keluar darah sebanyak yang masuk selama diastole. Hal ini
menyebabkan volume diastolik akhir ventrikel secara progresif bertambah. Hal yang
terjadi sebagai akibat akhir dari gangguan jantung ini adalah jantung tidak dapat
mencukupi kebutuhan oksigen pada sebagi organ.
B. Etiologi
Penyebab gagal jantung mencakup apapun yang menyebabkan peningkatan volume
plasma sampai derajat tertentu sehingga volume diastolic akhir meregangkan serat-
serat ventrikel melebihi panjang optimumnya. Penyebab tersering adalah cedera pada
jantung itu sendiri yang memulai siklus kegagalan dengan mengurangi kekuatan
kontraksi jantung. Akibat buruk dari menurunnya kontraktilitas, mulai terjadi
akumulasi volume darah di ventrikel.
Penyebab gagal jantung yang terdapat di jantung antara lain:
1. Disfungsi miokard (kegagalan miokardial)
2. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (systolic overload)
Beban sistolik yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel (systolic overload)
menyebabkan hambatan pada pengosongan ventrikel sehingga menurunkan
curah ventrikel atau isi sekuncup.
3. Beban volume berlebihan-pembebanan diastolic (diastolic overload)
Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel (diastolic
overload) akan menyebabkan volum dan tekanan pada akhir diastolic dalam
ventrikel meninggi. Prinsip Frank Starling; curah jantung mula-mula akan
meningkat sesuai dengan besarnya regangan otot jantung, tetapi bila beban
terus bertambah sampai melampaui batas tertentu, maka curah jantung justru
akan menurun kembali.
4. Peningkatan kebutuhan metabolic-peningkatan kebutuhan yang berlebihan
(demand overload)
Beban kebutuhan metabolic meningkat melebihi kemampuan daya kerja
jantung di mana jantung sudah bekerja maksimal, maka akan terjadi keadaan
gagal jantung walaupun curah jantung sudah cukup tinggi tetapi tidak mampu
untuk memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh.
5. Gangguan pengisian (hambatan input).
4
Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran masuk ke dalam
ventrikel atau pada aliran balik vena/venous return akan menyebabkan
pengeluaran atau output ventrikel berkurang dan curah jantung menurun.
6. Kelainan Otot Jantung
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,
menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari
penyebab kelainan fungsi otot mencakup arterosklerosis koroner, hipertensi
arterial dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi.
7. Aterosklerosis Koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke
otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat).
Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya
gagal jantung.
8. Hipertensi Sistemik / Pulmonal
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan
hipertropi serabut otot jantung.
9. Peradangan dan Penyakit Miokardium
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung
merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
10. Penyakit jantung
Penyakit jantung lain seperti stenosis katup semilunar, temponade
perikardium, perikarditis konstruktif, stenosis katup AV.
11. Faktor sistemik
Faktor sistemik seperti hipoksia dan anemia yang memerlukan peningkatan
curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia atau
anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis dan
abnormalitas elektrolit juga dapat menurunkan kontraktilitas jantung.
5
3. Penumpukan cairan berlebih di jaringan tubuh (edema)
4. Kelelahan
5. Kurang nafsu makan, mual
6. Kebingungan, gangguan berpikir
7. Peningkatan detak jantung
D. Patofisiologi
Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel
kiri paling sering mendahului gagal ventrikel kanan. Gagal ventrikel kiri murni
sinonim dengan edema paru akut. Karena curah ventrikel berpasangan/ sinkron, maka
kegagalan salah satu ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi jaringan.
Gagal jantung dapat dimulai dari sisi kiri atau kanan jantung. Sebagai contoh,
hipertensi sitemik yang kronis akan menyebabkan ventrikel kiri mengalami hipertrofi
dan melemah. Hipertensi paru yang berlangsung lama akan menyebabkan ventrikel
kanan mengalami hipertofi dan melemah. Letak suatu infark miokardium akan
menentukan sisi jantung yang pertama kali terkena setelah terjadi serangan jantung.
6
Karena ventrikel kiri yang melemah akan menyebabkan darah kembali ke atrium, lalu
ke sirkulasi paru, ventrikel kanan dan atrium kanan, maka jelaslah bahwa gagal
jantung kiri akhirnya akan menyebabkan gagal jantung kanan. Pada kenyataanya,
penyebab utama gagal jantung kanan adalah gagal jantung kiri. Karena tidak dipompa
secara optimum keluar dari sisi kanan jantung, maka darah mulai terkumpul di sistem
vena perifer. Hasil akhirnya adalah semakin berkurangnya volume darah dalam
sirkulasi dan menurunnya tekanan darah serta perburukan siklus gagal jantung.
Kunci untuk mencegah gagal jantung adalah mengurangi faktor-faktor risiko Anda.
Anda dapat mengontrol atau menghilangkan banyak faktor-faktor risiko penyakit
jantung - tekanan darah tinggi dan penyakit arteri koroner, misalnya - dengan
melakukan perubahan gaya hidup bersama dengan bantuan obat apa pun yang
diperlukan.
Perubahan gaya hidup dapat Anda buat untuk membantu mencegah gagal jantung
meliputi:
1. Tidak merokok
2. Mengendalikan kondisi tertentu, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi
dan diabetes
3. Tetap aktif secara fisik
4. Makan makanan yang sehat
5. Menjaga berat badan yang sehat
6. Mengurangi dan mengelola stres
7
Laporan Kasus
Klien datang ke ruang IGD diantar oleh perawat dari ruang Hemodialisa. Dengan riwayat
kejang dan penurunan kesadaran. Klien datang ke IGD dengan kejang kejang dan mengalami
penurunan kesadaran. Klien mengeluh nyeri dibagian dada. Durasi sering, seperti ditusuk
tusuk. Klien juga merasa sesak nafas dan dada tera sangat berat. Klien menjalani pengobatan
jantung dan cuci darah.Hasil EKG : Ventrikel Fibrilasi. Dari hasil TTV didapatkan TD :
214/137 MMhG, rr: 24x/menit, Nadi: 119x/menit, Suhu: 36 derajat, SPO2: 100 persen. Hasil
Lab: HB 8,1 g/dl, Ureum: 103 mg/dl, Kreatinin: 9,7 mg/dl. Hasil AGD : PCO2 : 46,0 (35-45)
O2 : 115,0 (80-104)
Pengkajian Kasus
A. Data Subjektif
1. Identitas klien
Nama : Tn. A
Umur : 50 tahun
Jenis : Laki-laki
Kelamin
Alamat : Gg, jambu, Rt 02/Rw03, Bumirejo, Kebumen
Pekerjaa : Buruh
n
2. Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri dada.
Riwayat penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang ke IGD dengan kejang kejang dan mengalami penurunan
kesadaran. Klien mengeluh nyeri dibagian dada. Durasi sering, seperti ditusuk
tusuk. Klien juga merasa sesak nafas dan dada tera sangat berat. Klien menjalani
pengobatan jantung dan cuci darah.Hasil EKG : Ventrikel Fibrilasi. Dari hasil
TTV didapatkan TD: 214/137 MMhG, rr: 24x/menit, Nadi: 119x/menit, Suhu:
36 derajat, SPO2: 100 persen. Hasil Lab: HB 8,1 g/dl, Ureum: 103 mg/dl,
Kreatinin: 9,7 mg/dl. Hasil AGD: PCO2 : 46,0 (35-45) O2 : 115,0 (80-104)
b. Riwayat penyakit dahulu
Klien menjalani pengobatan Jantung dan Hemodialisa, Hipertensi.
c. Riwayat penyakit keluarga
Hipertensi
8
2) Pola makan dan minum
a) Sebelum sakit : Klien mengatakan makan 3x/hari (porsi makan habis),
jenis lauk pauk, sayur, daging dan minum kurang dari 8 gelas/hari serta
makanan ringan.
b) Saat sakit : Klien mengatakan makan sesuai diet rumah sakit.
3) Eliminasi
a) Sebelum sakit : Klien mengatakan BAK 3x/hari dengan warna urin
bening dan BAB 2x/hari.
b) Saat sakit : Klien mengatakan BAB 2 hari sekali, dan BAK
2x/hari
4) Pola aktivitas
a) Sebelum sakit : Klien mengatakan dapat beraktifitas seperti biasa.
b) Saat sakit : Klien mengatakan terasa terganggu dalam beraktifitas
karena sesak nafas.
5) Pola istirahat
a) Sebelum sakit : Klien mengatakan tidur cukup 8 jam sehari
b) Saat sakit : Klien mengatakan kesulitan tidur karena sesak nafas.
6) Pola berpakaian
a) Sebelum sakit : Klien mengatakan dapat berpakaian sendiri.
b) Saat sakit : Klien mengatakan dapat berpakaian sendiri.
7) Pola rasa aman dan nyaman
a) Sebelum sakit : Klien mengatakan sebelum sakit klien merasa aman
dan nyaman karena tidak sesak nafas.
b) Saat sakit : klen mengatakan tidak nyaman karena sesak nafas.
8) Pola menjaga Suhu Tubuh
a) Sebelum sakit : Klien mengatakan saat dingin mengenakan pakaian
tebal/selimut dan saat panas pasien mengenakan pakaian tipis.
b) Saat sakit : Klien mengatakan saat dingin mengenakan pakaian
tebal/selimut dan saat panas pasien mengenakan pakaian tipis.
9) Pola kebersihan Tubuh
a) Sebelum sakit : Klien mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 1-2x/hari
dan keramas 2x/minggu.
b) Saat sakit : Klien mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 1-2x/hari
dan keramas 2x/minggu.
9
10) Pola komunikasi
a) Sebelum sakit : Klien mengatakan dapat berkomunikasi dengan
normal dalam sehari-hari.
b) Saat sakit : Klien mengatakan kesulitan dalam berkomunikasi
karena sesak nafas.
11) Beribadah
a) Sebelum sakit : Klien mengatakan rajin sholat 5 waktu
b) Saat sakit : Klien mengatakana rajin sholat 5 waktu.
12) Bekerja
a) Sebelum sakit : Klien mengatakan dapat bekerja seperti biasa.
b) Saat sakit : Klien mengatakan tidak dapat bekerja seperti biasanya
karena jika bekerja maka sesak nafasnya akan betambah parah.
13) Bermain
a) Sebelum sakit: Klien mengatakan dapat liburan 1x/minggu.
b) Saat sakit: Klien mengatakan hanya bisa berbaring di RS
14) Belajar
a) Sebelum sakit : keluarga Klien mengatakan mendapatkan informasi
melalui televise dan Koran.
b) Saat sakit : Klien mengatakan dapat belajar mengenai penyakit
yang diderita klien sekarang dari tenaga kesehatan.
Pemeriksaan Penunjang
Breathing
Irama nafas : tidak teratur
Suara nafas : Vesikuler
Pola nafas : Apnea
Penggunaan otot bantu Nafas : Retraksi dinding dada
Jenis pernafasan : Pernafasan dada
Frekuansi nafas : 24x/ menit
Circulation
Akral : Hangat
Sianosis : Tidak ada
10
Pucat : Tidak
CRT : Kurang dari 2 detik
Tekanan darah : 214/137 mmhg
Nadi teraba : 96x/menit
Perdarahan tidak ada, Riwayat kehilangan cairan dengan jumlah yang besar
dengan muntah 1x.
Kelembapan kulit : Kering
Turgor : Baik
Luas luka bakar : tidak terdapat
Resiko dekubitus : Ya, lakukan pengkajian dekubitus lebih lanjut
Disability
Tingkat kesadaran : Somnolen
Nilai GCS : E3 M5 V6 Total 14
Pupil : Isokor 3mm
Respon cahaya : plus
Penilaian Ektremitas : Sensori iya, motorik iya. Kekuatan 5 untuk semua
ektremitas.
Eksposure
Pengkajian Nyeri
Onset : Klien mengalami nyeri dada dan sesak nafas pada pukul
15.00 wib.
Provokatif : Nyeri timbul tiba tiba dan belum diketahui penyebabnya.
Qualitas : seperti ditusuk tusuk.
Region :Keluhan dirasakan dibagian dada bagian kiri, mengarah ke
jantung.
Scale : Skala 6.
Time : Sering, durasi 5 menit.
Apakah ada nyeri, ya terdapat nyeri dengan skor 6 VRS Lokasi nyeri dibagian
dada kiri, mengarah ke bagian jantung.
Fahrenheit
Suhu Axila : 37,5 oC Suhu Rectal : - oC
11
Berat Badan : 67 kg
Pemeriksaan Penunjang
EKG : Ventrikel Vibrilasi
GDA :-
Radiologi : Pembengkakan Jantung
CT-Scand :-
Laboratorium
Item Hasil Satuan Normal
Eosofil 11,36 persen 1-3
HB 8,1 g/dl 40-52
Eritrosit 2,64 juta/mm3 4,4-5,9
Hematokrit 20 persen 39-52
Kalium 3,3 Mg/dl 3,6-5,5
Creatinin 9,7 Mg/dl 0,6-1,1
Ureum 103 Mg/dl 15-45
PCO2 46,0 persen (35-45)
O2 115,0 persen (80-104)
Pemeriksaan Fisik
A. Kepala
Kepala klien normal, rambut bersih tidak rontok, rambut klien berwarna
hitam pendek, tidak terdapat luka
B. Muka
Wajah klien simetris, warna kulit sedikit pucat tidak terdapat kelemahan otot
wajah
C. Mata
Mata isokor, merespon cahaya lemah, sklera aniketerik, konjungtiva pink,
3mm
D. Telinga
Tidak ada cairan yang menumpuk dan berlebih
E. Hidung
lubang simetres, terpasang NGT dan oksigen nasal kanul 10 l/ menit
F. Mulut
12
Bibir klien kering, tidak ada sariawan dan luka.
G. Leher
Terpasang Iv dibagian leher, Tidak terdapat jejeas atau luka dileher, kaku
kuduk -, brodzinski t sign -.
H. Dada
a. Paru - paru
Inspeksi : Bentuk simetris, pengembangan dada tidak seimbang.
Tidak ada benjolan dan jejas
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi: suara nafas sonor
Auskultasi : terdapat suara nafas vesikuler, rr klien 24x/menit.
Nafas terasa sangat cepat
b. Jantung
Inspeksi : Tidak terdapat benjolan dan luka trauma
Palpasi : terdapat nyeri tekan.
Perkusi : pekak di ics 3 parasternal dextra sampai ics 6
midklavikula
Auskultasi: suara di s1/s2 irreguler murmur
c. Perut
Inspeksi : bentuk abdomen datar, tidak terdapat jejas dan
benjolan
Auskultasi : bising usus hiperaktif
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : timpani
I. Ekstremitas
Atas : tidak terdapat kelemahan, tidak ada luka, kekuatan otot 5
kanan kiri
Bawah : tidak terdapat deformitas, tidak terdapat kelemahan di anggota
gerak kanan. Kekuatan otot 5. Kekuatan otot ektremitas kiri 5. Akral
hangat, kerning sighn -.
J. Genetalia
Terdapat penyebaran/ sedikit rambut dipubis. Klien terpasang kondom DC
ukuran 16
13
Program Terapi
Tanggal/Jam 13/11/2019 jam 21.30 wib
NO OBAT DOSIS INDIKASI
1 INFUS RL 500 Terapi untuk mengatasi deplesi volume
ML 20 berat saat tidak dapat diberikan rehidrasi
oral. Mengembalikan keseimbangan
Tpm elektrolit pada keadaan dehidrasi dan
syok hipovolemik. Ringer laktat menjadi
kurang disukai karena menyebabkan
hiperkloremia dan asidosis metabolik,
karena akan menyebabkan penumpukan
asam laktat yang tinggi akibat
metabolisme anaerob.
B. ANALISA DATA
14
NO DATA KUSUS PROBLEM ETIOLOGI
1 Ds Penurunan curah Perubahan
a. Klien mengatakan sesak nafas. jantung Kontraktilitas
b. Klien mempunyai penyakit jantung
Do
Hasil EKG ; Ventrikel Fibrilasi
TD ; 214/137 mmhg, Nadi 119x/ mnt
kiri.
Do
P ; Nyeri timbul secara tiba tiba belum
diketahui penyebabnya Q ; Seperti
ditusuk tusuk
A ; Dada sebelah kiri
B ; Skala nyeri 7
C ; Dirasakan sering dengan durasi
1 menit sekali.
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
15
Tekanan darah 2 5 2. Catat tanda dan gejala
sistol penurunan curah jantung.
Tekanan diastol 2 5 3. Monitor status
pernafasan terkait
Frekuensi 2 5 dengan adanya gejala
pernafasan gagal jantung.
4. Atur posisi klien semi
fkower dan senyaman
mungkin.
I Senin, Dengan dilakukan perawatan selama Manajemen Nyeri Rencana
27/07/20 2x24 jam diharapkan masalah Nyeri Akut tindakan keperawaatan :
20 dapat teratasi dengan kriteria hasil: 1. Lakukan pengkajian
Kriteria Hasil komprehensif yang
Awal Target
meliputi lokasi,
Menggambarkan 5 2 karakteristik,
faktor penyebab onser/durasi, frekuensi,
Melaporkan nyeri 5 2 kualitas, intensitas atau
yang terkontrol beratnya nyeri dan faktor
Panjang episode 1 4 pencetus.
nyeri 2. Gali bersama pasien
Nyeri yang 1 5 faktor-faktor yang dapat
dilaporkan menurunkan dan
memperberat nyeri.
3. Anjurkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri.
4. Dorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
menangani nyeri dengan
tepat.
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
16
Hari, No.Dx Implementasi Respon Paraf
Tanggal,
Waktu
2. Memonitor status
Ds : klien mengatakan masi kesulitan
pernafasan terkait bernafas
dengan adanya gejala Do : Klien tampak masih sesak nafas
RR : 24x/menit
gagal jantung.
3. Mengatur posisi
Ds : Klien mengatakan merasa nyaman
klien semi fkower
dalam posisi semiflower
dan senyaman Do : klien tampak bisa bernafas dengan
mungkin lebih ringan
17
Ds : Klien mengatakan sudah mengetahui
3. Menganjurkan bagaimana cara manajemen nyeri
prinsip-prinsip Do : Klien tampak bisa memahami
manajemen nyeri bagaimana manajemen nyeri
3. Mengatur posisi
klien semi fkower Ds : Klien mengatakan sudah merasa
nyaman
dan senyaman
Do : Klien terlihat nyaman
mungkin
Selasa, 2 1. Melakukan Ds : Klien mengatakan nyeri yang
28/07/202 pengkajian dialaminya berada di dada kiri
0
komprehensif Do : Klien dapat menuntukkan
09.30
yang meliputi lokasi,karakteristk,durasi,frekuensi,beratnya
nyeri dan faktor pncetus
lokasi,
karakteristik,
onser/durasi,
frekuensi,
kualitas,
intensitas atau
beratnya nyeri
dan faktor
pencetus.
18
bersama pasien Do : Klien tampak bisa menurunkan nyeri
faktor-faktor secara mandiri
yang dapat
menurunkan dan
memperberat
nyeri.
Ds : Klien mengatakan sudah tau apa saja
prinsip prinsip manajemen nyeri
3. Menganjurkan
Do : klien tampak bisa memanajemen
prinsip-prinsip nyerinya
manajemen nyeri
F. EVALUASI
P : lanjutkan intervensi
19
020
A : masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gagal jantung merupakan gagal serambi kiri dan kanan jantung mengakibatkan
ketidakmampuan untuk memberikan keluaran yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan jaringan dan menyebabkan terjadinya kongesti pulmonal dan sitemik.
Penyebab dari gagal jantung adalah disritmia, malfungsi katup, abnormalitas otot
jantung, ruptur miokard. Dari beberpa penyebab diatas akan menyebabkan beban
kerja janung meningkat lalu otomatis akan menyebabkan terjadinya gangguan dalam
tubuh, seperti gagal popa jantung kanan dan kiri dan akan menimbulkan masalah-
masalah keperawatan.
Manifestasi klinis pada gagal jantung terdapat dua bagian yang pertama pada gagal
pompa jantung kiri (Dispnu, batuk, kegelisahan dan kecemasan, mudah lelah), yang
kedua gagal pompa jantung kanan (Kongestif jaringan perifer dan visceral, edema
ekstrimitas bawah (edema dependen), biasanya edema pitting, penambahan berat
badan, hepatomegali. Dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi
akibat pembesaran vena di hepar, anorexia dan mual. Terjadi
akibat pembesaran vena dan statis vena dalam rongga abdomen, nokturia, kelemahan).
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada gagal jantung seperti Elektro
kardiogram (EKG), skan jantung, Sonogram (ekocardiogram, ekokardiogram dopple),
kateterisasi jantung, enzim hepar, rongent dada, elektrolit, oksimetri nadi, analisa gas
darah (AGD), blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin, pemeriksaan tiroid.
21
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah, edisi 8, 1997, EGC, Jakarta.
22