Anda di halaman 1dari 24

Makalah

FITOMEDISIN
“KARDIOVASKULAR”
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fitomedisin

OLEH :
KELOMPOK 3
KELAS A-S1 FARMASI 2020
1. ANDRIANI (1414422079)
2. REZKY NUR AZIZ (821420008)
3. ASTIARA LAHAY (821420018)
4. SITTY RAHMA HUTAMI KONGKOLU (821420031)
5. NABILA HUSNUNNISA ISMAIL (821420079)
6. NAHARIL MUMTAZAH (821420080)

DOSEN PENGAMPU : MAHDALENA SY. PAKAYA, S.Farm, M.Si, Apt.

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah Fitomedisin yang berjudul
“Kardiovaskular”.
Sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah memberikan tauladan terbaik bagi umatnya sehingga bisa meniru kegigihan
dan kesungguhan beliau dalam berjuang.
Ungkapan terima kasih kepada dosen penanggung jawab yang telah
membimbing kami sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami memohon
kritik dan saran dari dosen penanggung jawab agar makalah ini menjadi makalah
yang lebih baik lagi.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Gorontalo, November 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Definisi Kardiovaskular 3
2.2 Etiologi Kardiovaskular 3
2.3 Patofisiologi Kardiovaskular 5
2.4 Gejala Penyakit Kardiovaskular 5
2.5 Tanaman yang Dapat Mengobati Kardiovaskular 7
2.5 Hasil Diskusi 18
BAB III PENUTUP 19
3.1 Kesimpulan19
3.2 Saran 19
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu organ tubuh yang berperan vital bagi manusia adalah jantung.
Pentingnya menjaga dan merawat kesehatan jantung memiliki pengaruh besar
dalam kelangsungan hidup manusia. Hal ini dikarenakan jantung merupakan
pengendali utama dalam sistem sirkulasi darah, di mana organ ini bekerja dalam
memompa darah. Proses pompa darah yang dilakukan oleh otot-otot jantung,
dikenal sebagai kontraksi dan relaksasi yang teratur, memungkinkan darah yang
kaya akan oksigen dipompa dari paru-paru melewati jantung ke seluruh tubuh
(relaksasi) dan darah yang mengandung karbon dioksida dari sisa metabolisme
dipompa dari seluruh tubuh kembali ke jantung untuk ditukar dengan oksigen oleh
paru-paru (kontraksi). Keterkaitan kerja jantung dengan organ tubuh lainnya
membuat kualitas kerja jantung dapat memengaruhi kerja organ lainnya sehingga
apabila terjadi suatu masalah dapat mengganggu kerja organ tubuh lainnya.
Penyakit jantung merupakan penyakit nomor satu di dunia, beberapa
penyakit jantung, di antaranya penyakit jantung reumatik, penyakit jantung katup,
penyakit jantung koroner, penyakit jantung bawaan, endocarditis, kardiomiopati,
miokarditis, dan penyakit penyakit jantung lainnya. Adapun Faktor-faktor
penyebab penyakit jantung, di antaranya menurunnya kemampuan pompa jantung,
infeksi kuman, penyempitan arteri koroner, thrombus, hipertensi, atau kelainan
kongenital. Pada tahun 2012, penyakit jantung menjadi penyebab kematian 7,4
juta jiwa yang terus meningkat pada tahun 2013 sejumlah 9,4 juta jiwa pertahun,
di mana 45% kematian tersebut disebabkan oleh penyakit jantung koroner.
Meningkatnya prevalensi kejadian penyakit jantung, baik bagi pekerja
maupun masyarakat secara umum di Indonesia, tidak hanya merugikan bagi
penderita karena mahalnya pengobatan dan dapat menurunkan produktivitas kerja,
tetapi juga merugikan sektor ekonomi negara. Gaya hidup tidak sehat pun akan
berakibat pada jantung kita menjadi tidak sehat, namun sering kali masyarakat
sekarang ini tidak memperdulikan akan hal tersebut sehingga berakibat fatal untuk
kesehatan tubuhnya terutama organ tubuh yang sangat vital yaitu jantung. Bahkan

1
banyak masyarakat yang masih menjadi konsumsi sehari-harinya yaitu makanan
yang mengandung lemak tinggi, padahal kebiasaan mengkonsumsi makanan yang
mengandung lemak akan meningkatkan kadar kolestrol total dalam darah.
Terdapat beberapa kondisi pasien yang dapat dicegah, tidak hanya
dengan obat kimia, tetapi juga dengan obat-obatan yang bersifat alami, yakni obat
herbal. Tanaman yang berfungsi memelihara fungsi jantung terutama delima, apel,
tomat, manggis, dan mengkudu. Semua sayuran dan buah-buahan baik untuk
kesehatan jantung. Obat herbal merupakan obat murni yang diambil dari saripati
tumbuhan yang memiliki beragam manfaat bagi kesehatan.
Berdasarkan latar belakang diatas, melihat pentingnya pemahaman
mengenai obat herbal untuk penyakit kardiovaskular maka dibuatlah makalah ini
untuk mengetahui apa saja tanaman, kandungan senyawa, dan mekanismenya
sehingga dapat dibuat sebagai obat penyakit kardiovaskular.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kardiovaskular?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab kardiovaskular?
3. Apa saja tanaman yang dapat digunakan untuk penyakit kardiovaskular?

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular atau yang biasa disebut penyakit jantung
umumnya mengacu pada kondisi yang melibatkan penyempitan atau pemblokiran
pembuluh darah yang bisa menyebabkan serangan jantung, nyeri dada (angina)
atau stroke. Kondisi jantung lainnya yang mempengaruhi otot jantung, katup atau
ritme, juga dianggap bentuk penyakit jantung. Menurut American Heart
Association tahun (2017) dalam Oliver (2013) Penyakit kardiovaskuler menjadi
penyebab kematian sebanyak 17,3 juta penduduk dunia, sekitar 3 juta dari
kematian tersebut terjadi sebelum usia 60 tahun. Menurut statistik dunia, ada 9,4
juta kematian setiap tahun yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dan 45%
kematian tersebut disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Diperkirakan angka
tersebut akan meningkat hingga 23,3 juta pada tahun 2030 (Lestari, 2014).
Penyakit kardiovaskular didefinisikan sebagai kondisi yang mempengaruhi
irama jantung, kekuatan kontraksi, aliran darah yang melalui bilik jantung, aliran
darah miokard, serta sirklasi perifer yang menyebabkan perubahan-perubahan
dalam fungsi jantung. Orang dewasa mengalami perubahan pada fungsi jantung
akibat kalsifikasi jalur konduksi, penebalan dan gangguan katup jantung karena
akumulasi lipid dan fibrosis, serta penurunan jumlah sel pacemaker pada katup
SA (Poter dan Perry, 2010).
Penyakit kardiovaskular (CVD) adalah istilah bagi serangkaian gangguan
yang menyerang jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner
(CHD), penyakit serebrovaskular, hipertensi (tekanan darah tinggi), dan penyakit
vaskular perifer (PVD). Definisi CVD juga menyangkut penyakit lain seperti
rheumatic heart disease (kerusakan jantung akibat rematik) dan penyakit jantung
kongenital (kerusakan bentuk struktur jantung sejak lahir) (Singh, 2016).
2.2 Etiologi Kardiovaskuler
Menurut Syamsudin (2011), penyakit kardiovaskular disebabkan oleh
berbagai faktor resiko. Faktor resiko tersebut ada yang tidak dapat diubah dan
faktor resiko yang dapat diubah, yaitu:

3
1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah:
a. Usia berpengaruh pada resiko terkena penyakit kardiovaskular, karena usia
menyebabkan perubahan di dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan
darah meningkat sesuai usia, karena arteri secara perlahan-lahan
kehilangan keelastisannya.
b. Jenis kelamin
c. Riwayat keluarga dengan infark miokard
2. Faktor resiko yang dapat diubah:
a. Merokok, kebiasaan merokok tidak baik untuk seluruh sistem
kardiovaskular, karena memasukkan karbon monoksida ke dalam tubuh
dan menurunkan kadar HDL-kolesterol yang “baik”.
b. Berat badan berlebihan (obesitas), The American Heart Association
menerangkan bahwa obesitas (kegemukan) merupakan factor resiko utama
untuk penyakit kardiovaskular. Berat badan 20 % diatas berat badan yang
disarankan sesuai tinggi badan dianggap sebagai kelebihan berat badan
bukan kegemukan, dan dipertimbangkan sebagai kegemukan jika pria 25%
berat tubuhnya sebagai lemak dan wanita lebih dari 35%.
c. Kurang aktivitas fisik, aktivitas fisik yang kurang atau kurang dalam
berolahraga adalah kontribusi utama pada obesitas, diabetes, dan
hipertensi. Memulai olahraga rutin dapat meningkatkan HDL-kolesterol
atau “kolesterol baik”, terutama jika olahraga dikaitkan dengan penurunan
berat badan.
d. Kadar lemak tinggi, LDL-kolesterol harus dibawah 100 mg/dl dan
trigliserida harus kurang dari 200 mg/dl. Kadar HDL-kolesterol bagi pria
harus lebih besar daripada 35 mg/dl, sedangkan untuk wanita harus lebih
besar daripada 45 mg/dl.
e. Diabetes adalah faktor resiko utama untuk penyakit kardiovaskular. Tubuh
penderita diabetes tanpa insulin gula tidak dapat masuk ke aliran darah dan
ke dalam sel pekerja (sel pekerja kelaparan).
f. Hipertensi, Jika timbul banyak resistensi, baik oleh darah maupun dinding
arteri, bearti lebih banyak tekanan, karena darah mengalir melalui arteri.

4
Jika tekanan ini membutuhkan lebih banyak energi agar darah mengalir di
arteri, bearti jantung anda harus bekerja lebih keras pada setiap detaknya.
2.3 Patofisiologi Kardiovaskuler
Lapisan endotel pembuluh darah koroner yang normal akan mengalami
kerusakan oleh adanya faktor risiko antara lain: faktor hemodinamik seperti
hipertensi, zat-zat vasokonstriktor, mediator (sitokin) dari sel darah, asap rokok,
diet aterogenik, penigkatan kadar gula darah, dan oxidasi dari LDL-C. Di antara
faktor-faktor risiko PJK yaitu diabetes melitus, hipertensi, hiperkolesterolemia,
obesitas, merokok, dan kepribadian merupakan faktor-faktor penting yang harus
diketahui. Kerusakan ini menyebabkan sel endotel menghasilkan cell adhesion
molecule seperti sitokin (interleukin -1, (IL-1); tumor nekrosis faktor alfa, (TNF-
alpha)), kemokin (monocyte chemoattractant factor 1, (MCP-1; IL-8), dan growth
factor (platelet derived growth factor, (PDGF); basic fibroblast growth factor,
(bFGF). Sel inflamasi seperti monosit dan T-Limfosit masuk ke permukaan
endotel dan migrasi dari endotelium ke sub endotel (Lestari, 2014).
Monosit kemudian berdiferensiasi menjadi makrofag dan mengambil LDL
teroksidasi yang bersifat lebih atherogenik dibanding LDL. Makrofag ini
kemudian membentuk sel busa. LDL teroksidasi menyebabkan kematian sel
endotel dan menghasilkan respons inflamasi. Sebagai tambahan, terjadi respons
dari angiotensin II, yang menyebabkan gangguan vasodilatasi, dan mencetuskan
efek protrombik dengan melibatkan platelet dan faktor koagulasi. Akibat
kerusakan endotel terjadi respons protektif dan terbentuk lesi fibrofatty dan
fibrous, plak atherosklerosik, yang dipicu oleh inflamasi. Plak yang terjadi dapat
menjadi tidak stabil (vulnerable) dan mengalami ruptur sehingga terjadi Sindroma
Koroner Akut (SKA) (Lestari, 2014).
2.4 Gejala Penyakit Kardiovaskuler
Menurut Ghanie (2014), gejala pada penderita dengan gangguan jantung
tergantung pada sifat kerusakan jantung dan akibat fisiologi gangguan sirkulasi.
Kerja jantung sangat berhubungan dengan aktivitas fisik dan perlu diketahui
secara spesifik.

5
1. Dyspnea didefinisikan sebagai pernafasan sadar yang abnormal dan tidak
nyaman, maka dispnu merupakan gejala umum dari penyakit jantung dan
penyakit pernapasan dan paling terlihat menonjol pada aktivitas fisik.
Semakin parah kelainan jantung yang mendasari, dispnu akan muncul
pada aktivitas yang lebih ringan dan akhirnya pada waktu istirahat.
2. Nyeri dada atau rasa tercekik yang disebabkan oleh iskemia (angina),
secara khas mempunyai karakteristik tertentu yaitu rasa tidak nyaman di
daerah retrosternal yang berat, rasa seperti diikat atau kadang-kadang
seperti dibakar, terjadi teruma pada aktivitas fisik dan sembuh dalam
beberapa menit dengan istirahat atau pemberian nitrat sublingual. Rasa
tidak nyaman ini bisa menjalar kesalah satu lengan (paling sering sebelah
kiri), ke leher, dan rahang, atau melewati punggung atau perut. Serangan
biasanya berlangsung cepat, sampai 20 menit. Angina kadang-kadang
atipikal, menyebabkan rasa tidak nyaman pada leher, tenggorokan, rahang,
punggung atau perut tanpa gejala pada dada.
3. Sinkop, karena jantung biasanya terjadi cepat dan biasanya tidak berkaitan
dengan konvulsi atau inkontinensia. Kesembuhan secara khas berlangsung
cepat (tidak seperti penyembuhan yang lambat pada penyebab neurologis
yang dapat menyebabkan kebingungan pasca sinkop), dan mungkin
berkaitan dengan vasodilatasi hebat karena pasokan darah kembali ke
arteri yang sudah mengalami dilatasi akibat akumulasi metabolic lokal.
Penurunan kesadaran bertahap lebih mengarah pada sinkop vasodepressor
atau hipotensi postural.
4. Palpitasi, gejala ini sering ditemukan dan didefinisikan sebagai detak
jantung yang disadari dan tidak menyenangkan. Sensasi yang dijelaskan
penderita biasanya seperti kesadaran akan adanya detak jantung yang lebih
kuat dari biasa, lebih cepat, lebih lambat, tidak teratur, atau gabungan
semua hal tersebut.
5. Edema, peningkatan tekanan jantung kanan akan menambah tekanan vena
sistemik di vena kava inferior dan superior, dan keadaan ini paling berat

6
pada bagian-bagian tubuh yang menggantung, paling sering di kaki dan
pergelangan kaki. Dapat juga di daerah sakral, bagi mereka yang terbaring
di tempat tidur. Edema terjadi bila tekanan onkotik plasma dilampaui oleh
tekanan intravascular, yang diperberat oleh hipoalbuminemia.
6. Letih, gejala ini nonspesifik tetapi sering terjadi pada penyakit jantung. Ini
dapat terjadi pada curah jantung yang rendah atau ketidakmampuan
meningkatkan curah jantung pada waktu aktivitas fisik. Terapi obat dapat
menyebabkan keletihan, baik langsung seperti penyekat β, atau tidak
langsung seperti akibat hipokalemia pada terapi diuretik.
7. Sianosis merupakan tanda yang harus dicari pada pemeriksaan, tetapi
biasanya penderita dapat mengeluhkan adanya perubahan warna kulit dan
membrane mukosa menjadi kebiruan, sehingga sianosis sebagai tampilan
gejala. Perubahan warna kebiruan ini terjadi karena meningkatnya
hemoglobin terdeoksigenasi dalam darah yang masuk jaringan.
8. Klaudikasio merupakan nyeri pada kaki, biasanya otot betis, terjadi setelah
beberapa gerakan otot dan disebabkan iskemia otot skelet akibat penyakit
vascular perifer. Karena hampir selalu besifat ateromatosa, adanya
klaudikasio harus mengingatkan kita tentang kemungkinan penderita ini
juga mempunyai dasar penyakit arteri koroner.
2.5 Tanaman Yang Dapat Mengobati Kardiovaskular
1. Tanaman Manggis (Garcinia Mangostana)
a. Klasifikasi
Menurut Permata & Andri (2015), klasifikasi tanaman manggis yaitu:
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Guttiferales
Family : Guttiferae Garcinia
Genus : Garcinia Mangostana
Species : Garcinia Mangostana

7
b. Morfologi
Manggis adalah tanaman dari keluarga Garcinia dimana tinggi tanaman
mencapai 8-12 meter dengan umur sekitar 25 tahun. Pohon manggis berbentuk
gilig dan permukaan batang kasar. Daunnya memiliki sususan daun berhadapan
silang, berwarna hijau tua. Buah manggis termasuk dalam jenis buah buni karena
buah dihasilkan dari satu bunga dengan ovary yang berkembang menjadi kulit
buah dan menjadi daging buah (Nidyasari et al., 2019).
c. Kandungan Senyawa
kandungan senyawa fenolik, bersifat sitotoksik dan berpotensi sebagai
antioksidan. Kulit buah manggis mengandung senyawa metabolit sekunder
flavonoid, saponin, tanin, dan steroid, alkaloid , terpenoid dan fenolik (Puspitasari
et al., 2013)
d. Kegunaan
Kulit buah manggis bersifat antioksidan, antidiabetik, antikanker,
antiimflammatory, hepatoprotective, immunomodulation, aromatase inhibitor,
antibakteri, juga bersifat fungsional lainnya, Kulit buah manggis (Garcinia
mangostana.L) bermanfaat bagi kesehatan karena mengandung banyak senyawa
bioaktif (Wiwin S, 2010).
e. Mekanisme Senyawa
Maka kebutuhan antioksidan bagi penderita hiperkolesterol dan diabetes
melitus sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya dampak buruk oksidasi
LDL karena LDL yang teroksidasi jauh lebih berbahaya daripada kolesterol darah
yang tinggi. LDL yang teroksidasi dapat dapat membentuk kolesterol darah yang
menggumpal di dalam pembuluh darahsehingga membentuk plak yang sangat
berbahaya karena dapat memicu timbulnya berbagai macam penyakit yang ada
hubungannya dengan pembuluh darah dan jantung. Antioksidan yang dimiliki
ekstrak kulit manggis mampu mencegah oksidasi kolesterol sehingga dapat
menurunkan kolesterol dalam darah (Winarsi Hery 2016).
f. Uji Klinik
Penelitian ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak kulit manggis 3 kali
sehari masing-masing 2 kapsul tiap satu kali konsumsi dengan dosis tiap kapsul

8
400 mg selama 3 minggu dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa secara
bermakna pada penderita diabetes mellitus tipe 2 (Shintia, 2018).
g. Uji Praklinik
Menurut Penelitian Dharmayanti (2018), bahwa ekstrak etanol kulit buah
manggis pada dosis 25 mg/kg BB, 50 mg/kg BB dan 100 mg/kg BB mempunyai
efek terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit jantan dan dapat
menurunkan kadar LDL pada tikus tipe NIDDM.
2. Tanaman Tomat (Licopersicum esculentum Mill.)
a. Klasifikasi tanaman tomat
Menurut Juliana et al (2017), klasifikasi tanaman tomat yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Monocotyledonae
Ordo : Solanales/Tubiflorae
Family : Solanaceae Licopersicum
Genus : Lycopersicum esculentum Mill
Species : Lycopersicum esculentum Mill
b. Morfologi
Tanaman tomat merupakan tanaman herba semusim dari keluarga
Solanaceae. Batang tanaman tomat bervariasi ada yang tegak atau menjalar, padat
dan merambat, berwarna hijau, berbentuk silinder dan ditumbuhi rambut-rambut
halus terutama dibagian yang berwarna hijau. Daunnya berbentuk oval dan
bergerigi dan termasuk daun majemuk. Daun tanaman tomat biasanya berukuran
panjang sekitar 20 – 30 cm serta lebarnya 16 – 20 cm. Daun tanaman tomat
memiliki jarak yang dekat dengan ujung dahan sementara tangkai daunnya
berbentuk bulat berukuran 7 – 10 cm. Bunga tomat berwarna kuning cerah,
termasuk hermaprodit dan dapat menyerbuk sendiri (Setiawan, 2015).
c. Kandungan Senyawa
Tomat mengandung alkaloid solanin, saponin, asam folat, bioflavonoid,
tomaton, mineral (Ca, Mg, S), vitamin (B1, C, E), gula (Dalimartha, 2003),

9
protein, lemak, beta karoten 0,3 – 0,52 mg/g, lutein rata-rata 100 g buah tomat
mengandung 3-5 mg likopen (Asroruddin, 2004).
d. Kegunaan
Buah tomat berkhasiat sebagai antiseptik, laksatif, mengatasi gangguan
pencernaan, radang saluran nafas, dan usus buntu. Tomatin dapat berkhasiat
antiradang dan menurunkan permeabilitas pembuluh darah. Likopen dapat
mencegah timbulnya tumor dan mengurangi resiko terkena penyakit jantung
(Dalimartha, 2003).
e. Mekanisme senyawa
Radikal bebas adalah senyawa, atom, atau ion dengan struktur kimia yang
terdiri dari elektron tak berpasangan atau ganjil. Elektron yang tidak memiliki
pasangan ini bersifat sangat reaktif, karena selalu berusaha untuk mencari
pasangan elektron lainnya agar menjadi bentuk yang stabil (Fessenden and
Fessenden, 1997). Pencarian pasangan elektron ganjil lainnya oleh radikal bebas
dalam tubuh, dapat terjadi dengan cara menarik elektron yang berasal dari struktur
sel-sel tubuh. Akibatnya dapat menyebabkan kerusakan sel, kerusakan ini dapat
menjadi degenerasi atau bahkan mutasi (Anonim, 2004)
f. Uji klinik
Pengukuran aktivitas antioksidan secara spektrofotometri dengan metode
DPPH. Metode DPPH adalah salah satu uji kuantitatif untuk mengetahui seberapa
besar aktivitas ekstrak frakasi etil asetat buah tomat sebagai antioksidan. Metode
pengujian menggunakan DPPH merupakan metode yang konvensional dan telah
lama digunakan untuk penetapan aktivitas senyawa antioksidan. Untuk
mengetahui tingkat peredaman warna sebagai akibat adanya senyawa antioksidan
yang mampu mengurangi intensitas warna ungu dari DPPH, maka pengukuran
reaksi warna dilakukan pada konsentrasi ekstrak yang berbeda-beda. Semakin
tinggi konsentrasi ekstrak akan semakin besar pula peredamannya yang ditandai
dengan terbentuknya warna kuning. Dikarenakan pada konsentrasi tinggi senyawa
yang terkandung akan semakin banyak dan menyebabkan semakin besar pula
aktivitas antioksidannya (Almawati S, dan Fatimah N. 2012).

10
g. Uji Praklinik
Di dalam plasma, kolesterol bebas dan kolesterol ester diangkut oleh
lipoprotein. Empat kelompok utama lipoprotein yaitu kilomikron, Very Low
Density Lipoprotein (VLDL), Low Density Lipoprotein (LDL), High Density
Lipoprotein (HDL). Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda dan
dieliminasi oleh tubuh melalui mekanisme yang berbeda. Adanya peningkatan
kadar lipid non HDL seperti Low Density Lipoprotein dapat menyebabkan
penyempitan lumen pembuluh darah dan berperan dalam proses aterogenesis
(Waani OT et al., 2016).
3. Tanaman Apel (Malus sylvestris Mill)
a. Klasifikasi tanaman apel
Menurut Warintek (2011), klasifikasi tanaman Apel adalah :
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Malus
Spesies : Malus sylvestris Mill
b. Morfologi
Tanaman apel memiliki akar tunggang yaitu akar bawah tegak luru ke
dalam tanah berfungsi untuk menyokong tanaman, meyerap unsur hara tanah.
Tanaman apel memiliki batang berkayu keras dan kuat. Tanaman ini memiliki
kulit yang tebal, berwarna mudah, kecoklatan hingga kuning dan keabu-abuan.
Daun tanaman apel memiliki bentuk loong dan oval, memiliki ujung yang
runcing. Dan memiliki daun tumpul dan tepi daunnya bergerigi. Tanaman apel
memiliki bunga bertangkai pendek, menghadap ketas, berdandan dan pada tiap
tandan bunga memiliki 6-7 bunga. Bunga pada tanaman ini tumbuh di ketiak
daun, mahkota bunga berwarna putih dan kemarahan. Tanaman apel memiliki
buah yang sangat bervariasi yaitu hijau, merah, dan juga kemerahan dengan
bentuk oval atau bulat. Buah pada apel memiliki kulit tipis dan kasar serta

11
memiliki pori-pori yang besar. Namun, setelah matang sempurna akan menjadi
mengkilat dan juga halus permukaan buah (Baskara, 2010)
c. Kandungan senyawa
Boyer and Liu (2004), menyatakan kandungan Quercetin glikosida, 13,2
mg / 100 g buah; vitamin C, 12,8 mg / 100 g buah; procyanidin B, 9,35 mg / 100 g
buah; asam chlorogenic, 9,02 mg / 100 g buah; epicatechin, 8.65 mg / 100 g buah;
dan glikosida Phloretin, 5,59 mg / 100 g buah. Hadisaputra (2011) menyatakan
satu porsi apel terdapat kalium, pectin, selulosa, flavonoid dan asam D-glucaric.
d. Kegunaan
Saraswati (2013) menyatakan jantung mampu menurunkan risiko
kematian pada penderita penyakit jantung koroner dan gangguan kardiovaskular.
Kandungan apel yang berkaitan dengan pencegahan penyakit jantung adalah
kandungan flavonoid yang disebut Quacetin. Quacetin ini memiliki kemampuan
sebagai antioksidan yang akan menurunkan kolesterol LDL dalam pembuluh
darah. Selain itu juga mengandung pectin merupakan serat larut yang menurunkan
kolesterol (Lusita, 2011). Hadisaputra (2011) menyatakan apel mengandung
antioksidan yang menurunkan kadar kolesterol LDL dan menaikan HDL,
sehingga memiliki daya pencegahan penyakit jantung.
e. Mekanisme senyawa
Boyer and Liu (2004), juga menyatakan beberapa penelitian membuktikan
efek konsumsi apel terhadap penurunan risiko kejadian penyakit kardiovaskular.
Pada wanita, 13-22 % penurunan risiko penyakit kardiovaskular. Hal ini karena
apel mengandung berbagai phytochemical, termasuk quercetin, catechin,
phloridzin dan asam chlorogenic, yang semuanya merupakan antioksidan kuat.
Konsentrasi antioksidan di kulit lebih tinggi daripada di daging apel. Kulit apel
mengandung 2-6 kali senyawa fenolik daripada dalam daging, dan 2-3 kali lebih
zat flavonoid dalam kulit dibandingkan dengan daging. Adanya penurunan
peroksidasi lipid lebih tinggi ketika memakan kulit apel daripada daging apel. Zat
procyanidins, epicatechin dan catechin, memiliki aktivitas antioksidan yang kuat
dan menghambat oksidasi low density lipoprotein (LDL).Quercetindalam apel

12
merupakan antioksidan yang kuat, memiliki efek protektif potensi terhadap
penyakit jantung.
f. Uji klinik
Tajoda et al (2013) menemukan bahwa konsumsi apel dengan lemon akan
meningkatkan kemampuan untuk menurunkan kolesterol LDL dan menaikkan
HDL.Dan Nouri and Rezapour (2011), konsumsi apel menghambat peroksidasi
lipid dan menurunkan kolesterol LDL dan trigliserida serta meningkatkan HDL.
g. Uji praklinik
Pemberian sediaan jahe merah, bawang putih, apel, lemon dan madu
dengan dosis jahe merah 0,162 g/kg BB, bawang putih 0,09 g/kg BB, apel 1,8
g/kg BB, lemon 0,9 mL/kg BB, dan madu 1,8 g/kg BB dapat mempengaruhi
gambaran histopatologis pembuluh darah aorta yaitu luas lumen pembuluh darah
aorta dan skor kerusakan sel endotel secara signifikan (Ifora et al, 2016)
4. Tanaman Mengkudu (Morinda Citrifolia)
a. Klasifikasi
Menurut conqruist (1981) klasifikasi dari tanaman mengkudu adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyt
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Family : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda Citrofolia, L.
b. Morfologi
Tanaman mengkudu mengkudu (Morinda citrifolia L.) memiliki ciri umum
yaitu pohon dengan tinggi 4-6 meter. Batang berkelok-kelok, dahan kaku, kulit
berwarna coklat keabu-abuan dan tidak berbulu.Daun tebal berwarna hijau,
berbentuk jorong lanset dengan ukuran 15-50 x 5-17 cm, tepi daun rata, serat daun
menyirip dan tidak berbulu (Bangun A.P., 2004).

13
c. Kandungan Senyawa
Mengkudu (Morinda citrifolia L.)mengandung beberapa zat aktif utama.
Bahan aktif diantaranya adalah scopoletin, octoanoic acid, kalium, vitamin C,
alkaloid, antrakuinon, b-sitosterol, karoten, vitamin A, glikosida flavon, linoleat
acid, alizarin, amino acid, acubin, L-asperuloside, kaproat acid, kaprilat acid,
ursolat acid, rutin, pro-xeroninedanterpenoid (wang et al, 2002)
d. Kegunaan
Tanaman mengkudu terutama buahnya memiliki banyak kegunaan antara
lain: untuk obat tekanan darah tinggi, beri-beri, melancarkan kencing, radang
ginjal, radang empedu, radang usus, disentri, sembelit, nyeri limpa, limpa
bengkak, sakit lever, liur berdarah, kencing manis (diabetes melitus), cacingan,
cacar air, kegemukan (obesitas), sakit pinggang (lumbago), sakit perut (kolik), dan
perut mulas karena masuk angin, kulit kaki terasa kasar (pelembut kulit),
menghilangkan ketombe, antiseptik, peluruh haid (emenagog), dan pembersih
darah. Air perasan buah masak yang diparut digunakan untuk kumur-kumur
(gargle) pada difteri atau radang amandel. Godogan buah, kulit batang atau akar
digunakan untuk mencuci luka dan ekzema (Wijayakusuma dkk., 1996).
e. Mekanisme Senyawa
Kandungan bahan aktif scopeletin dalam mengkudu memiliki fungsi untuk
menormalkan tekanan darah dengan adanya efek spasmolitik. Efek spasmolitik
ditandai dengan terjadi pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) akibat relaksasi
otot polos,efek tersebut serupa dengancara kerja obat antihipertensi (Sjabana,
Dripa, 2002).
f. Uji Klinik
Pada penderita hipertensi yang mendapatkan terapi jus mengkudu 2 kali
sehari yaitu pada 20-30 menit sebelum sarapandan 20-30 menit sebelum makan
malam didapatkan penurunan tekanan darah.Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Suidah (2011) mengenai pengaruh mengkudu terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi di Sidoarjo didapatkan penurunanMAP
(Mean Arterial Pressure).MAPsebelum diberikan terapi minum mengkudu sebesar
116.2672 mmHg dan MAPsetelah diberikan terapi minum mengkudu sebesar

14
110.3332 mmHg. Penurunan MAP responden dalam penelitian ini sebesar 5.934
mmHg.
g. Uji Praklinik
Pada jurnal penelitian Shenoy J.P (2011) didapatkan hasil bahwa
pemberian jus buah mengkudu pada tikus secara oral dengan dosis 5ml/kgBB dan
10ml/kgBB yang dievaluasi selama 24 jam dapat meningkatkan volume urin
dibandingkan dengan volume urin pada tikus kontrol. Volume urin pada tikus
kontrol adalah 3.33 ± 0.31/100grBB/24 jam. Volume urin pada tikus
denganperlakuan jus mengkudu dosis 5ml/kgBB(6.82±1.18ml/100grBB/24
jam)danyang diberikan dosis 10 ml/kgBB (7.87±1.15ml/100grBB/24 jam).
5. Buah Delima ( Punica Granatum)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Family : Lythraceae
Genus : Punica
Spesies : Punica granatum
b. Morfologi
Delima merupakan tanaman dikotil dari familia Punicaceae yang berasal
dari Timur Tengah yang telah dipercaya memiliki efek sebagai obat sejak 1550
SM (Andriani, 2016). Delima salah satu tanaman mistis yang telah banyak
digunakan pada zaman kuno. Pada zaman kuno delima dijuluki sebagai tanaman
suci yang dapat memberikan kesuburan, kekuatan dan kesehatan yang baik pada
masyarakat kuno. Di Indonesia Kulit buah delima putih digunakan sebagai obat
diabetes. Selain itu kulit buah delima putih aktivitas antioksidan lebih kuat
dibandingkan dengan anggur merah dan teh hijau (Sharrif and Hamed, 2012).
c. Kandungan Senyawa
Buah delima memiliki kandungan ; polifenol, flavonoid, tannin, kalium,
sodium, vitamin B1, Vitamin B2, vitamin B3 dan vitamin C.

15
d. Kegunaan
Buah delima memiliki kemampuan mengurangi lesi ateroskelerotik,
menurunkan peroksidasi lipid pada penderita diabetes tipe 2, dan kardioprotektif.
Asgary et al (2014) hasil penelitian menemukan delima mengandung zat
antioksidan dan bioaktif polifenol bioaktif . Berkaitan dengan kesehatan jantung,
delima dapat menurunkan kadar lipid dan tekanan darah tinggi serta mencegah
inflamasi pada sel endotel. Ropacki (2013), Ekstrak buah delima 2 g selama 6
minggu, dapat meningkatkan kondisi syaraf pasien setelah operasi jantung
iskemik. Kobylecki et al (2015), ekstrak kulit buah delima memiliki kemampuan
menurunkan efek cardiodepressent dimana menurunkan tekanan pada jantung
dikarenakan adanya ventrikel kiri yang berkembang. Latifipour (2013), pemberian
ekstrak kulit delima dapat meningkatkan kemampuan mitokondria dan
meningkatkan enzim yang mendukung metabolisme jantung.
e. Mekanisme Senyawa
Kerja zat aktif di delima meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan
kolesterol, menurunkan tekanan darah, melawan radikal bebas yang dapat
merusak sel-sel, sehingga delima mampu melindungi jantung.Saraswati (2013)
menyatakan setiap 100 gram biji delima mengandung kalium 259 mg/gr. Dan
pemberian 8 ons jus buah delima selama 3 bulan pada 45 pasien jantung iskemia,
menunjukkan kondisi yang lebih baik.
f. Uji Klinik
Menurut Susanto (2013), kerja zat aktif di delima meningkatkan daya
tahan tubuh, menurunkan kolesterol, menurunkan tekanan darah, melawan radikal
bebas yang dapat merusak sel-sel, sehingga delima mampu melindungi jantung.
Saraswati (2013), menyatakan setiap 100 gram biji delima mengandung kalium
259 mg/gr. Dan pemberian 8 ons jus buah delima selama 3 bulan pada 45 pasien
jantung iskemia, menunjukkan kondisi yang lebih baik. Jus Delima disarankan seb
agai jus buah "jantung sehat", dan itu memang terbukti menurunkan resiko
penyakit kardiovaskuler. Pengukuran kekakuan arteri dari arteri karotid pada 73 
pasien dengan setidaknya satu faktor risiko kardiovaskular yang mengkonsumsi J
us Delima ( Berbagai varietas, 240 mL/hari selama 1 tahun ), menunjukkan kecen

16
derungan elastisitas arteri meningkat pada kelompokJus Delima dibandingkan kelo
mpok plasebo ( yang menerima minuman dengan isi kalori, rasa , dan warna yang 
sama (Diano, 2014).
g. Uji Praklinik
Studi In vivo dilakukan untuk mengevaluasi apakah komponen antioksidan
aktif jus Delima diserap. Penelitian terbaru meneliti bioavaibilitas dan
metabolisme pada tikus sebagai hewan model menghasilkan pada pemberian
selama 37 hari dapat membantu mengobati kardiovaskular.
2.6 Hasil Diskusi
1. Apakah tanaman-tanaman obat yang dijelaskan dapat mengobati penyakit
jantung karena atherosklerosis, kolesterol atau jantung iskemik? (Safira
Mahadewi Mamu)
Jawaban :
Tanaman-tanaman yang dijelaskan terbukti dapat mengobati berbagai
penyakit kardiovaskular seperti atherosklerosis, kolesterol atau jantung iskemik
karena telah melewati pengujian praklinik dan klinik terhadap senyawa yang
terkandung pada masing-masing tanaman.
2. Bagaimana mekanisme quercetin dalam menurunkan LDL? (Derina
Gubali)
Jawaban:
Menurut Ratih (2015) mekanisme kerja quercetin, yaitu dapat menurunkan
kadar kolesterol total dan kadar kolesterol LDL dengan cara menghambat sekresi
Apo-B 100 pada sel CaCO2 serta dapat menurunkan aktivitas MTP yang berperan
pada pembentukan lipoprotein dengan mengkatalisa perpindahan lipid ke molekul
Apo-B. Quercetin juga dapat menghambat aktivitas enzim HMGKoA reduktase,
yaitu enzim yang berperan dalam pembentukan kolesterol. Sifat quercetin sebagai
antioksidan dapat mencegah oksidasi LDL dengan mengikat radikal bebas dan
transisi ion logam dalam menghambat peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid adalah
prosesperubahan asam lemak tidak jenuh menjadi radikal bebas melalui abstraksi
hidrogen. Peroksidasi lipid dapat menimbulkan kerusakan seperti penyakit
jantung.

17
3. Apakah ada faktor lain yang menyebabkan penyakit jantung selain
atherosclerosis? (Meri Isriani Pakaya)
Jawaban:
Menurut Aritonang (2012), faktor- faktor yang menimbulkan penyakit
jantung ada dua faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti
riwayat keluarga, umur, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor resiko yang dapat
dimodifikasi adalah hipertensi, merokok, diabetes militus, dyslipidemia, obesitas,
kurang aktifitas fisik, pola makan, konsumsi alkohol dan stress.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Penyakit kardiovaskular (CVD) adalah istilah bagi serangkaian gangguan
yang menyerang jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung
koroner (CHD), penyakit serebrovaskular, hipertensi (tekanan darah
tinggi), dan penyakit vaskular perifer (PVD).
2. Faktor- faktor yang menimbulkan penyakit jantung ada dua faktor yaitu
faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti riwayat keluarga,
umur, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor resiko yang dapat
dimodifikasi adalah hipertensi, merokok, diabetes militus, dyslipidemia,
obesitas, kurang aktifitas fisik, pola makan, konsumsi alkohol dan stress.
3. Tanaman yang berfungsi memelihara fungsi jantung diantaranya adalah
delima, apel, tomat, manggis, dan mengkudu. Semua sayuran dan buah-
buahan baik untuk kesehatan jantung.
3.2 Saran
Makalah ini dapat digunakan sebagai masukan untuk mengetahui apa
yang dimaksud dengan penyakit kardiovaskular, etiologi, patofisiologi dan apa
saja tanaman, kandungan senyawa, da mekanismenya sehingga digunakan untuk
pemeliharaan pada penderita penyakit kardiovaskular.

19
DAFTAR PUSTAKA

Aha (American Heart Association). (2017). Hypertension: The Silent Killer:


Updated Jnc-8 Guideline Recommendations. Alabama Pharmacy
Association. Https://Doi.Org/0178-0000-15-104-H01-P

Dharmayanti L, Oetari Su, Edy Prayitno. 2018. Efek Ekstrak Etanol Kulit Buah
Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Kadar Ldl Pada Tikus Tipe
Niddm. Prosiding Seminar Nasional. Universitas Setia Budi Surakarta.

Dolder Ma, Oliver Mf. 2013. Myocardial Infarction In Young Men. Study Of Risk
Factors In Nine Countries. Br Heart J; 37:493-503.

Ghanie, A., 2018. Gagal Jantung Kronik. In: Sudoyo Aw, Setiyohadi B, Alwi I,

Marcellus Sk, Setiati S [Edt]. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi
Vi, Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fkui, P.
1148.

Lestari Es, Lintang Ds, Henry Ss. 2014. Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler
(Studi Pada Mahasiswa Perokok Fakultas Teknik Jurusan Mesin
Universitas Diponegoro Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Universitas Diponegoro

Nidyasari, R. R. S., Akmal, H., & Ariyanti, N. S. R. I. (2019). Karakterisasi


Morfologi Dan Anatomi Tanaman Manggis Dan Kerabatnya (Garcinia
Spp.) Di Taman Buah Mekarsari. Jurnal Sumberdaya Hayati, 4(1).

Permata, E., & Andri, S. (2015). Klasifikasi Kualitas Buah Garcinia Mangostana
L Menggunakan Metode Learning Vector Quantization 1). 2015(Sentika).

Potter, Patricia A & Perry, A. G. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan


(4th Ed.). Jakarta: Egc.

Puspitasari, L., Swastini, D. A., & Arisanti, C. I. . (2013). Skrining Fitokimia


Ekstrak Etanol 95% Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.). Garuda
Portal, 961, 5.

Shintia Eka Wulandari, Adang M.Gugun. 2018. Pengaruh Pemberian Ekstrak


Kulit Manggis (Xanthone) Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Pada
Penderita Diabetes Mellitus Tipe. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Singh, A., Laribi, S., Teerlink, J.R., Mebazaa, A., 2016. Agents With Vasodilator
Properties In Acute Heart Failure. Eur J Heart Fail, P. 1-12.
Syamsudin, 2011. Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskular Dan Renal. Jakarta:
Salemba Medika.
Winarsi Hery (2016). Antioksidan Alami & Radikal Bebas Potensi Dan
Aplikasinya Dalam Kesehatan. Ebook.

Wiwin S, Endang D W, Lia K,2010. “Uji Aktivitas Antioksidan Dan Penentuan


Kandungan Antosianin Total Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana
L.)” Dalam Majalah Obat Tradisional, Vol 15(2) (Hal.64–70).

Anda mungkin juga menyukai