TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyakit Jantung
dan darah tersebut dapat disebabkan karena otot jantung yang melemah, adanya
celah antara serambi kiri dan serambi kanan yang mengakibatkan darah bersih dan
Penyakit jantung biasanya terjadi karena kerusakan sel otot-otot jantung dalam
memompa aliran darah keseluruh tubuh, yang disebabkan kekurangan oksigen yang
dibawa darah ke pembuluh darah di jantung atau juga karena terjadi kejang pada
otot jantung yang menyebabkan kegagalan organ jantung dalam memompa darah,
dengan baik (Wahyudi dan Hartati, 2017). Penyakit jantung dapat terjadi pada siapa
saja di segala usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan gaya hidup, selain itu penyakit
Menurut WHO (2016) dalam ada beberapa jenis penyakit jantung antara lain
adalah :
6
a. Penyakit Jantung Koroner adalah kelainan pada pembuluh darah yang
menyuplai otot jantung yang menjadikan jantung tidak dapat memompa darah
oleh timbunan lemak pada dinding arteri yang berasal dari kolesterol atau zat
buangan lain.
d. Penyakit Jantung Rematik adalah kerusakan pada otot jantung dan katup jantung
e. Penyakit Jantung Bawaan adalah kelainan struktur jantung yang dialami sejak
bayi dilahirkan.
f. Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah sehingga
tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh pada tekanan yang tepat.
pembuluh darah pada awalnya disebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL (low-
density lipoprotein) darah berlebihan dan menumpuk pada dinding arteri sehingga
aliran darah terganggu dan juga dapat merusak pembuluh darah. Penyakit jantung
memiliki tanda dan gejala yang khas diantaranya adalah penderita sering mengeluh
lemah dan kelelahan. Penderita mengalami nyeri dada dan sesak nafas, dada seperti
tertekan benda berat, bahkan terasa panas dan seperti diremas (Nadianto, 2018).
Selain tes darah dan rontgen dada, tes untuk mendiagnosis penyakit jantung
ada dua faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti riwayat
keluarga, umur, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor resiko yang dapat
1) Riwayat keluarga
Adanya riwayat keluarga terkena penyakit jantung meningkatkan resiko dua kali
lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat keluarga resiko
jantung.
2) Umur
Resiko penyakit jantung meningkat pada usia 55 tahun untuk laki-laki, dan 65
3) Jenis kelamin
1) Hipertensi
2) Merokok
Resiko penyakit jantung pada perokok dua sampai empat kali lebih besar
3) Diabetes Militus
Satu dari dua orang penderita DM akan mengalami kerusakan pembuluh darah
4) Dislipidemia
Untuk menurunkan resiko penyakit jantung maka nilai kolestrol total harus <190
5) Obesitas
Aktivitas fisik akan memperbaiki sistem kerja jantung dan pembuluh darah
7) Pola makan
Pola makan yang tidak sehat akan memicu berkembangnya penyakit degeneratif
8) Konsumsi alkohol
mengurangi dampak. Resiko stress bertambah apabila ada kelainan fisik atau
Menurut dr. Tjin Willy (2018), obat yang digunakan untuk mengobati penyakit
jantung tergantung kepada jenis penyakit jantung itu sendiri. Beberapa golongan
obat yang umumnya digunakan dalam pengobatan penyakit jantung, antara lain:
8) Obat digitalis – bekerja dengan meningkatkan kadar kalsium pada sel jantung,
penderita penyakit jantung untuk penyembuhan. Adapun diet pada penyakit jantung
1) Tujuan Diet
2) Syarat Diet :
a) Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan (BB) atau
b) Protein 0,8 g/kg BB/hari atau 10-15% dari kebutuhan energy total.
c) Lemak diberikan cukup 25-30% dari total kalori, lemak jenuh 10%, lemak tak
jenuh 10-15%.
d) Kolesterol rendah terutama bila disertai dyslipidemia.
g) Rendah garam 2-3 gram perhari (½ sedok teh), jika disertai hipertensi dan edema
kecil
a) Diet Jantung I
Diberikan pada pasien penyakit jantung akut. Diet diberikan berupa1-1,5 liter
b) Diet Jantung II
Diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak setelah fase akut dapat
diatasi.
Diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa untuk pasien jantung dengan
d) Diet Jantung IV
Diberikan dalam bentuk makanan biasa untuk pasien jantung dengan keadaan
ringan.
4) Bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita penyakit jantung antara lain :
a) Sumber karbohidrat, berupa beras ditim atau disaring, roti, kentang, makaroni,
mie, bihun, biskuit, tepung beras, terigu, sagu, kentang, gula pasir, gula merah,
madu, sirup.
b) Sumber protein hewani, berupa daging tanpa lemak 1 kali perminggu, ayam
dibuang kulitnya 3 kali perminggu, bebek, sarden (makanan kaleng) dan kuning
d) Sayuran, berupa sayuran segar yang tidak mengandung gas, seperti bayam,
f) Lemak, berupa minyak jagung, minyak kedelai, margarin, mentega dalam jumlah
terbatas, dan tidak untuk menggoreng, tetapi untuk menumis, dan santan encer.
5) Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita penyakit jantung yaitu:
a) Sumber karbohidrat, berupa makanan yang mengandung gas atau alkohol seperti
b) Sumber protein hewani, berupa daging yang berlemak, sosis, ham, hati, limpa,
lemak, cukup tinggi seperti kacang tanah, kacang mete, dan kacang bogor.
d) Sayuran, berupa sayuran yang mengandung gas, seperti kol, kembang kol, lobak,
seperti durian, nanas, cempedak, nangka matang, dan buah yang diawetkan.
f) Lemak, berupa minyak kelapa dan minyak kelapa sawit, santan kental.
g) Bumbu-bumbu, berupa cabai besar, cabai rawit dan bumbu-bumbu yang tajam
(pedas, asin, dan asam), cuka, lada, kecap asin, dan saus tomat.
h) Minuman, berupa teh, kopi kental, minuman yang mengandung soda dan
h) Mengelola stress
B. CAD (Coronary Artery Disease)
1. Pengertian CAD
Coronary Artery Disease (CAD) atau lebih dikenal Penyakit
Jantung Koroner (PJK) merupakan suatu gangguan fungsi jantung yang
disebabkan karena adanya penyempitan dan tersumbatnya pembuluh darah
jantung. Kondisi ini dapat mengakibatkan perubahan pada berbagai aspek,
baik fisik, psikologis, maupun sosial yang berakibat pada penurunan
kapasitas fungsional jantung dan kenyamanan (Mutarobin dkk, 2019).
Menurut Glassman & Shapiro (2014) penyakit arteri koroner atau
Coronary Artery Disease (CAD) adalah penyempitan atau penyumbatan
arteri koroner, arteri yang menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran
darah melambat, jantung tak mendapat cukup oksigen dan zat nutrisi. Hal
ini biasanya mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina. Bila satu atau
lebih dari arteri coroner tersumbat sama sekali, akibatnya adalah serangan
jantung dan kerusakan pada otot jantung.
CAD juga merupakan kondisi patologis arteri koroner yang
ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan
jaringan fibrosa di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan
perubahan struktur dan fungsi arteri dan penurunan aliran darah ke jantung
(Setyaji dkk, 2018).
2. Etiologi
3. Gejala
Menurut Pangkalan (2010) Gejala yang umum terjadi pada
seseorang yang terkena CAD atau penyakit jantung koroner, yaitu :
• Nyeri dada (Angina)
Seseorang penderita CAD akan merasa tekanan atau sesak di dada.
Rasa sakit tersebut disebut sebagai angina, biasanya dipicu oleh tekanan
fisik atau emosional. Hal ini hilang dalam beberapa menit setelah
menghentikan aktivitas yang menyebabkan tekanan. Pada beberapa
orang, terutama perempuan, nyeri ini mungkin sekilas atau tajam dan
terasa di perut, punggung atau lengan.
• Sesak Napas
Jika jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi
kebutuhan tubuh, maka seseorang akan mengalami sesak napas atau
kelelahan ekstrem tanpa tenaga.
• Serangan Jantung
Jika arteri koroner benar-benar diblokir, seseorang akan mengalami
serangan jantung.
4. Patofisiologi
CAD atau penyakit jantung koroner berawal dari penimbunan
lemak pada pembuluh darah arteri yang mensuplai darah ke jantung.
Akibat dari proses ini pembuluh darah arteri menyempit dan mengeras,
sehingga jantung kekurangan pasokan darah yang kaya oksigen. Akibatnya
fungsi jantung terganggu dan harus bekerja sangat keras. Penyakit ini
sering juga disebut dengan istilah atherosklerosis (Suiraoka, 2012).
Aterosklerosis merupakan komponen penting yang berperan dalam
proses pengapuran atau penimbunan elemen-elemen kolesterol. Salah satu
hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa kolesterol dalam batas normal juga
sangat penting bagi tubuh. Masalahnya akan berbeda ketika asupan
kolesterol berlebihan. Asupan lemak yang adekuat yang berhubungan
dengan keadaan patologi yaitu Penyakit Jantung Koroner erat
hubungannya dengan peningkatan kadar profil lipid (Suiraoka, 2012).
Kebutuhan oksigen yang melebihi kapasitas suplai oksigen oleh
pembuluh darah yang mengalami gangguan menyebabkan terjadinya
iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat sementara akan
menyebabkan perubahan reversible pada tingkat sel dan jaringan, dan
menekankan fungsi miokardium. Apabila iskemia ini berlangsung lebih
dari 30-45 menit akan menyebabkan kerusakan sel yang sifatnya
irreversible serta nekrosis atau kematian otot jantung. Bagian yang
mengalami infark atau nekrosis akan berhenti berkontraksi secara
permanen. Otot yang mengalami infark mula-mula akan tampak memar
dan sianotik akibat berkurangnya aliran darah regional. Dalam waktu 24
jam akan timbul edema pada sel-sel, respons peradangan disertai infiltrasi
leukosit. Enzim-enzim jantung akan dilepaskan oleh sel-sel yang
mengalami kematian (Fathoni, 2011).
Penyumbatan pada pembuluh darah juga dapat disebabkan oleh
penumpukan lemak disertai klot trombosit yang diakibatkan kerusakan
dalam pembuluh darah. Kerusakan pada awalnya berupa plak fibrosa
pembuluh darah, namun selanjutnya dapat menyebabkan pendarahan
dibagian dalam pembuluh darah yang menyebabkan penumpukan klot
darah. Pada akhirnya dampak akut sekaligus fatal dari penyakit jantung
koroner berupa serangan jantung (Fajar, 2015).
5. Faktor Risiko
Menurut Hemingway & Marmot (2015) ada beberapa faktor risiko
yang mengakibatkan terjadinya CAD yaitu :
a. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
Faktor risiko biologis yang tidak dapat diubah, yang meliputi:
1. Usia
Kerentanan terhadap aterosklerosis meningkat dengan bertambahnya
usia. Pada laki-laki biasanya risiko meningkat setelah umur 45 tahun
sedangkan pada wanita umur 55 tahun.
2. Jenis Kelamin
Aterosklerosis 3 kali lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita.
Wanita agaknya relatif lebih kebal terhadap penyakit ini karena
dilindungi oleh hormon estrogen, namun setelah menopause sama
rentannya dengan pria.
3. Ras
Orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap aterosklerosis
dibanding orang kulit putih.
4. Riwayat Keluarga CAD
Riwayat keluarga yang ada menderita CAD, meningkatkan
kemungkinan timbulnya aterosklerosis prematur.
b. Faktor yang dapat dimodifikasi
Yaitu faktor risiko yang dapat dikontrol dengan mengubah gaya
hidup atau kebiasaan pribadi, yang meliputi:
1. Hiperlipimedia
6. Manifestasi klinis
7. Pemeriksaan diagnostik
a. Tes laboratorium seperti enzim jantung dan kimia darah
b. Elektrokardiogram (EKG), yaitu dengan merekam aktivitas listrik
jantung.
c. Echokardiogram yaitu dengan menggunakan gelombang suara untuk
menghasilkan gambaran jantung.
d. Katerisasi pembuluh koroner. Cairan disuntikkan ke dalam arteri
jantung melalui saluran panja ng, tipis, dan fleksbel (kateter) yang
dimasukkan melalui arteri, biasanya di kaki, ke arteri jantung. Prosedur
ini dinamakan kateterisasi jantung. Dengan foto sinar x bisa terlihat
adanya penyempitan dan penyumbatan pada arteri koroner.jika terdapat
sumbatan yang membutuhkan penanganan, maka bisa dimasukkan
balon pada kateter dan dikembangkan untuk membuka sumbatan,
sehingga aliran darah jantung meningkat. Sebuah stent bisa dipasang
untuk menjaga agar arteri tetap terbuka.
e. CT angiogram koroner, bisa digunakan untuk melihat arteri koroner
dengan menggunakan zat kontras yang disuntikkan secara intravena
saat melkukan pemeriksaan CT scan.
f. Magnetic Resonance Angiogram (MRA). Prosedur ini menggunakan
teknologi MRI dengan pemberian zat kontras untuk memeriksa daerah
penyimpitan atau penyumbatan pada arteri koroner.
8. Komplikasi
Komplikasi penyaakit arteri koroner sangat bergantung pada ukuran
dan lokasi iskemia serta infark yang mengenai miokardium. Menurut price
dan wilson (1995), komplikasi tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Gagal jantung kongestif
b. Syok kardiogenik
c. Edema paru akut
d. Disfungsi otot papilaris
e. Defek septum ventrikel
f. Ruptur jantung
g. Aneurisma ventrikel
h. Tromboembolisme
i. Perikarditis
j. Aritmia
9. Pengobatan
Pada dasarnya pengobatan penyakit jantung koroner adalah sebagai
berikut.
a. Menghentikan, atau mengurangi atau regresi dari proses aterosklorosis dengan
cara mengendalikan faktor-faktor resiko:
- Tidak merokok
- Latihan fisik sesuai dengan kemampuan jantung penderita
- Diet untuk mencapai profil lemak yang baik dan berat badan yang
ideal.
- Mengendalikan tekanan darah tinggi, DM, dan stress mental.
b. Pengobatan farmakologi untuk berbagai bentuk kekurangan oksigen
miokard
c. Penyekat beta : cara kerja penyakit beta untuk mengurangi kekurangan
oksigen miokard
d. Antagonis calcium : cara kerja natagonis calcium untuk mengurangi
iskemnia miokard
e. Angina tidak stabil
f. Angina fariant
g. Infark miokard akut
h. Pengobatan non farmakologi :
A. Intervensi
Nyeri yang berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen
dengan kebutuhan miokardium sekunder dari penurunan suplai darah ke
miokardium.
Tujuan : Dalam waktu 1 x 24 jam terdapat penurunan respons nyeri dada
Kriteria hasil : Secara subjektif klien menyatakan penurunan rasa nyeri dada,
secara objektif didapatkan TTV dalam batas normal, wajah rileks, tidak terjadi
penurunan perfusi perifer.
Intervensi Rasional
Catat karakteristik nyeri, lokasi, Variasi penampilan dan perilaku
intensitas, lama, dan penyebarannya. klien karena nyeri terjadi sebagai
temuan pengkajian
Berikan oksigen tambahan dengan Meningkatkan jumlah oksigen yang
kanul nasal atau masker sesuai ada untuk pemakaian miokardium
indikasi dan mengurangi ketidaknyamanan
karena iskemia
Atur posisi semi fowler / fowler Dengan posisi semi fowler ekspansi
paru maksimal sehingga
memudahkan pernapasan.
Kolaborasi pemberian terapi farmakologis Nitrat berguna untuk control nyeri
antiangina (nitrogliserin) dengan efek vasodilatasi koroner
Kolaborasi untuk tindakan terapi Transplantasi pintas arteri coroner
nonfarmakologis (CABG). bertujuan untuk meningkatkan
asupan suplai darah ke miokardium
dengan mengganti alur pintas
B. Evaluasi
1. Bebas nyeri
2. Menunjukkan peningkatan curah jantung
3. Terhindar dari risiko penurunan perfusi perifer
DAFTAR PUSTAKA
http://medicastore.com/penyakit/11/Penyakit_Jantung_Koroner.html
Kasron. 2012. Kelainan dan Penyakit Jantung Pencegahan Serta Pengobatannya.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Mutaqqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular dan Hematologi. Jakart