OLEH:
NIM : 17C10184
Kelas : C Tingkat IV
SARJANA KEPERAWATAN
1. Subjektif
a. Terlalu khawatir dengan anggota keluarga.
b. Merasa tertekan (depresi).
2. Objektif
a. Perilaku menyerang (agresi).
b. Perilaku menghasut (agitasi).
c. Tidak berkomitmen.
d. Menunjukkan gejala psikosomatis.
e. Perilaku menolak.
f. Perawatan yang mengabaikan kebutuhan dasar klien.
g. Mengabikan perawatan atau pengobatan anggota keluarga.
h. Perilaku bermusuhan.
i. Perilaku individualistik
j. Upaya membangun hidup bermakna terganggu.
k. Perilaku sehat terganggu.
l. Ketergantungan anggota keluarga meningkat.
m. Realitas kesehatan anggota keluarga terganggu.
Kondisi klinis
a. Penyakit Alzheimer.
b. AIDS
c. Kelainanan yang menyebabkan paralis permanen.
d. Kanker.
e. Penyakit kronis (kanker, arthritis rheumatoid).
f. Penyalahgunaan zat.
g. Krisis keluarga,
h. Konflik keluarga yang belum terselesaikan.
2. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif.
Definisi
Pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan
untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga.
Penyebab
a. Kompleksitas sistem pelayanan kesehatan.
b. Kompleksitas program perawatan atau pengobatan.
c. Komflik pengambil keputusan.
d. Kesulitan ekonomi.
e. Banyak tuntutan.
f. Konflik keluarga.
Gejala dan Tanda Mayor.
1. Subjektif.
a. Mengungkapkan tidak memahami masalah kesehatan yang
diderita.
b. Mengungkapkan kesulitan menjalankan perawatan yang
ditetapkan.
2. Objekif.
a. Gejala penyakit anggota keluarga semakin memberat.
b. Aktivitas keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan tidak tepat.
1. Subjetif (-)
2. Objektif.
a. Gagal melakukan tindakan untuk mengurangi faktor risiko.
a. PPOK.
b. Sklerosis multiple.
c. Arthritis rheumatoid.
d. Nyeri kronis.
e. Penyalahgunaan zat.
f. Gagal ginjal atau hati tahap terminal.
3. Risiko proses pengasuhan tidak efektif.
Definisi
Berisiko mengalami proses kehamilan, persalinan dan setelah melahirkan
termasuk perawatan bayi baru lahir yang tidak sesuai dengan konteks
norma dan harapan.
Faktor risiko
a. Kekerasan dalam rumah tangga.
b. Kehamilan tidak diinginkan atau direncanakan.
c. Kurang terpapar informasi tentang proses perslainan atau
pengasuhan.
d. Ketidakberdayaan maternal.
e. Distress psikologis.
f. Penyalahgunaan obat.
g. Ketidakadekuatan manajemen ketidaknyamanan selama persalinan.
h. Akses pelayanan kesehatan sulit dijangkau.
i. Kurangnya minat atau proaktif dalam proses persalinan.
j. Ketidaksesuaian kondisi bayi dengan harapan.
k. Ketidakmampuan lingkungan untuk bayi.
Kondisi klinis terkait.
a. Gangguan pertumbuhan janin.
b. Gangguan kesehatan fisik dan psikologis ibu.
1. Subjektif :
a. Anak atau anggota keluarga lainnya mengekspresikan kepuasan
dengan lingkungan rumah.
b. Anak atau anggota keluarga mengungkapkan harapan yang
realistis.
2. Objektif :
a. Kebutuhan fisik dan emosi anak atau anggota keluarga terpenuhi.
1. Subjektif : -
2. Objektif :
a. Keluarga menunjukkan minat melakukan aktivitas hidup sehari-
hari yang positif.
b. Terlihat adanya kemampuan keluarga untuk pulih dari kondisi
sulit.
c. Tampak keseimbangan antara otonomi dan kebersamaan.
d. Batasan-batasan anggota keluarga dipertahankan.
e. Hubungan dengan masyarakat terjalin positif.
f. Keluarga beradaptasi dengan perubahan.
1. Subjektif :
a. Mengungkapkan kepuasan dengan bayi.
2. Objektif :
a. Melakukan stimulasi visual, taktil atau pendengaran terhadap bayi.
1. Hospitalisasi.
2. Prematuritas.
3. Penyakit kronis pada orang tua atau anak.
4. Retardasi mental.
5. Komplikasi maternal.
6. Sakit selama periode hamil dan melahirkan.
7. Post partum blues.
Penyebab:
2. Obyektif
a. Gagal melakukan tindakan untuk mengurangi fakor risiko
b. Gagal menerapkan programperawatan atau pengobatan
c. Aktivitas hidup sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi tujuan
kesehatan
1. Subyektif
Tidak tersedia
2. Obyektif
Tidak tersedia
Definisi
Penyebab:
1. Defisiensi bicara
2. Hambatan perkembangan atau maturasi
3. Ketiadaan orang terdekat
4. Perubahan neurologis (misalnya: kelahiran premature, distress fetal,
persalian cepat atau persalinan lama)
5. Disfungsi sistem keluarga
6. Ketidakteraturan atau kekacauan lingkungan
7. Penganiayaan atau pengabaian anak
8. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
9. Model peran negatif
10. Impulsif
11. Prilaku menentang
12. Prilaku agresif
13. Keenganan berpisah dengan orang terdekat
Gejala dan Tanda Mayor
1. Subyektif
a. Merasa tidak nyaman dengan situasi sosial
b. Merasa sulit menerima atau mengkomunikasikan perasaan
2. Obyektif
a. Kurang responsif atau tertarik pada orang lain
b. Tidak berminat melakukan kontak emosi dan fisik
Gejala dan Tanda Minor
1. Subyektif
a.Sulit mengungkapkan kasih sayang
2. Objektif.
a. Gejala cemas berat
b. Kontak mata kurang
c. Ekspresi wajah tidak responsive
d. Tidak kooperatif dalam bermain dan berteman sebaya
e. Prilaku tidak sesuai usia
Kondisi klinis terkait
1. Retardasi mental
2. Gangguan autistic
3. Attention deficit atau hyperactivity disorder (ADHD
4. Gangguan perilaku
5. Oppositional defiant disorder
6. Gangguan Tourette
7. Gangguan kecemasan perpisahan
8. Sindrom down
4. Ketidakefektipan hubungan
Pengertian : suatu pola kemitraan mutase yang tidak mencukupi untuk
saling menyelenggar
Batasan karakteristik ;
a. Keterlambatan dalam memenuhi tujuan perkembangan yang tepat
untuk tahap siklus hidup keluarga.
b. Ketidakpuasan dengan berbagi ide diantara pasangan.
c. Ketidakpuasan dengan pemenuhan kebutuhan fisik diantara pasangan
d. Ketidakpuasan dengan pemenuhan kebutuhan emosi antara pasangan
e. Ketidakseimbangan dalam autonomi di antara pasangan
f. Ketidakseimbangan dalam kolaborasi di atara pasangan
g. Komunikasi tidak memuaskan dengan pasangan
h. Kurang respek terhadap pasangan
i. Kurang saling mendukung diantara pasangan dalam aktivitas harian.
j. Pasangan tidak dianggap sebagai individu pendukung
k. Pemahaman tentang fungdi pada pasangan tidak adekuat (fisik,
psikologis, social).
Sosial
a. Harga diri rendah
b. Isolasi social
c. Kehamilan tidak terencana
d. Kehamilan yang tidak diinginkan
e. Kesulitan bekerja
f. Kesulitan ekonomi
g. Kesulitan hukum
h. Ketidakadekuatan pengasuhan anak
i. Ketidakmampuan mengutamakan kebutuhan anak diatas kebutuhan
pribadi.
j. Konflik dengan pasangan/ perkawinan
k. Kurang jaringan dukungan social
l. Kurang keterampilan penyelesaian masalah
m. Kurang model peran orang tua
n. Kurang penerapan nilai menjadi orang tua
o. Kurang persatuan keluarga
p. Kurang sumber daya (finansial, social, pengetahuan).
q. Kurang transportasi
r. Masalah pekerjaan
s. Menganggur
t. Orang tua tunggal
u. Perubahan dalam unit keluarga
v. Relokasi
w. Riwayat dianiaya
x. Riwayat penganiayaan (fisik, psikologis, seksual).
y. Strategis koping maladaptive
z. Stressor
7. Kesiapan meningkatkan menjadi orang tua
Pengertian : suatu pola penyediaan lingkungan untuk anak atau kerabat
yang bergantung untuk pertumbuhan dan perkembangan yang dapat
ditingkatkan.
Batasan karakteristik :
a. Anak mengungkapkan kepuasan dengan lingkungan rumah
b. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan peran menjadi orang
tua.
c. Orang tua mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan dukungan
emosi terhadap anak.
d. Orang tua mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan dukungan
emosional terhadap individu yang bergantung.
8. Disfungsi proses keluarga
Disorganisasi kronik fungsi psikososial, spiritual, dan fisiologis unit
keluarga yang menimbulkan konflik, penyangkalan masalah, keengganan
untuk berubah, ketidakefektifan pemecahan masalah, dan serangkaian
krisis yang tidak berujung.
Batasan karateristik :
Perilaku :
a. Agitasi, manipulasi
b. Berbohong, memungkinkan mempertahankan pola minun alkohol
c. Berduka tidak tuntas, mencanri penguatan, mencari persetujuan
d. Defisiensi pengetahuan tentang penyalahgunaan zat, menghakimi diri
sendiri secara keras,menghindari konflik
e. Ekspresi marah tidak tepat, mengkritik, menyalahkan, menyalahkan
diri sendiri
f. Gangguan konsentrasi, menyangkal masalah
g. Gangguan performa akademik pada anak, orientasi terhadap perbedaan
ketegangan, bukan pencapaian tujuan
h. Imaturitas, penganiyaan verbal pada anak
i. Isolasi social, penganiayaan verbal pada orang tua, penganiayaan
verbal pada pasangan
j. Kegagalan menyelesaikan tugas perkembangan, pengingkaran janji
k. Kekacauan, peningkatan konflik, penolakan untuk mencari bnatuan
l. Kesulitan berhubungan dekat, penurunan kontak fisik, penyalahgunaan
zat, perebutan kekuasaan, perilaku tidak percaya
m. Kesulitan bersenang-senang, peristiwa khusus dipusatkan pada
penyalahgunaan zat
n. Kesulitan dengan transisi siklus hidup, pola komunikasi kontradiksi
o. Ketagihan nikotin, rasionalisasi
p. Keterampilan komunikasi tidak efektif, stress terkait penyakit fisik
q. Ketergantungan
r. Ketidakefektifan keterampilan pemecahan masalah
s. Ketidakmampuan beradaptasi dengan perubahan
t. Ketidakmampuan berespons secara konstruktif terhadap peristiwa
traumatik
u. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan emosi anggota keluarga
v. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga
w. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan spiritual anggota keluarga,
komunikasi paradoks
x. Ketidakmampuan menerima bantuan, komunikasi mengendalikan
y. Ketidakmampuan menerima perasaan dengan rentang luas
z. Ketidakmampuan mengekspresikan perasaan dengan rentang luas,
Ketidakmampuan untuk menerima bantuan dengan tepat
Perasaan
a. Ansietas
b. Bermusuhan
c. Bingung antara cinta dan kasihan
d. Depresi, distress, frustasi, harga diri rendah, isolasi social
e. Kegagalan, kehilanga identitas, kendali emosi oleh orang lain
f. Keputus asaan, kerentanan, kesepian, ketakutan, ketegangan
g. Ketidakberdayaan, ketidakpuasan, konfusi, marah, menekan emosi
h. Menyimpan dendam
i. Merasa berbeda dari orang lain, merasa malu
j. Merasa tidak berharga, merasa tidak dicintai, mood selalu berubah
k. Penelantaran, penolakan, perasaan tidak dicintai
l. Perasaan tidak dimengerti, rasa bersalah, rasa malu
m. Rasa tidak Bahagia, sakit hati, tanggung jawab terhadap prilaku
alkoholik.
n. Tidak aman, tidak percaya
Peran dan hubungan
a. Disfungsi keintiman
b. Gangguan dinamika keluarga
c. Gangguan peran keluarga
d. Gangguan ritual keluarga, hubungan keluarga yang tiangulasi
e. Keluarga tidak menunjukan penghargaan terhadap otonomi anggota
keluarga.
f. Keluarga tidak menunjukan respek terhadap individualitas
keluarganya.
g. Ketidakefektifan komunikasi dengan pasangan.
h. Ketidak konsistenan menjadi orang tua
i. Konflik antar pasangan
j. Kurang keteraampilan dalam berhubungan.
k. Kurang persatuan keluarga
l. Masalah ekonomi
m. Masalah keluarga kronik
n. Mengabaikan kewajiban terhadap anggota keluarga
o. Pemburukan hubungan keluarga
p. Penolakan keluarga
q. Penurunan kemampuan anggota keluarga untuk saling berhubungan
dalam pertumbuhan dan kematangan bersama.
r. Persepsi buruk tentang dukungan orang tua
s. Perubahan dalam fungsi peran, pola penolakan system komunikasi
tertututp.
Faktor berhubungan
Faktor biokimia
a. Kepribadian adiktif, ketidakadekuatan kemampuan koping
b. Kurang keterampilan pemecahan masalah.
c. Penyalahgunaan zat
d. Predesposisi genetic untuk penyalahgunaan zat.
e. Riwayat penyalahgunaan zat dalam keluarga.
f. Riwayat resistansi terhadap terapi pada keluarga.
9. Ketegangan Peran Pemberi Asuhan
Pengertian : Ketegangan peran pemberan asuhan yaitu kesulitan dalam
melakukan peran pemberian asuhan keluarga atau orang terdekat
Batasan Karakteristik:
Aktivitas Memberi Asuhan
a. Kesulitan melakukan tugas yang diperlukan
b. Kesulitan menyelesaikan tugas yang diperlukan
c. Ketakutan tentang kemampuan memberi asuhan dimasa depan
d. Ketakutan tentang kemungkinan rawat inap bagi penerima asuhan
e. Ketakutan tentang kesehatan pemberian asuhan di masa depan
f. Ketakutan tentang kesejahteraan penerima asuhan bila tidak mampu
memberi asuhan
g. Terlalu fokus padarutinitas asuhan
a. Diabetes melitus
b. Gangguan gastrointestinal
c. Hipertensi
d. Keletihan
e. Penyakit kardiovaskuler
f. Penurunan berat badan
g. Ruam
h. Sakit kepala
a. Depresi
b. Frustasi
c. Gangguan tidur
d. Gugup
e. Kurang waktu untuk memenuhi kebuthan personal
f. Marah
g. Peningkatan kelabilan emosi
h. Somatisasi
i. Strategi koping tidak efektif
j. Stresor
k. Tidak sabar
a. Isolasi sosial
b. Menolak pengembangan karier
c. Perubahan dalam aktivitas waktu senggang
d. Produktivitas kerja rendah
Proses Keluarga
Pengetahuan
Fisiologis
a. Defek neurologis
b. Depresi
c. Hargadiri rendah
d. Keletihan
e. Masalah kesehatan jiwa (misalnya, depresi, psikosis, gangguan
kepribadian, penyalahgunaan zat)
f. Nyeri
g. Penyakit fisik
h. Penyalahgunaan zat
i. Perubahan citra tubuh
Sosial
Fisiologis
a. Defek neurologis
b. Depresi
c. Harga diri rendah
d. Keletihan
e. Masalah kesehatan jiwa (mis, depresi, psikosis, gangguan kepribadian,
penyalahgunaan zat)
f. Nyeri
g. Prnyalahgunaan zat
h. Perubahan citra tubuh
Sosial
Batasan karakteristik
Budi, Heni, Subu. 2015. Diagnose keperawatan definisi dan klasifikasi edisi 10
tahun 2015-2017. Jakarta : ECG
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.