Anda di halaman 1dari 30

KUMPULAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

OLEH:

Nama : Gusti Ayu Della Clarisa

NIM : 17C10184

Kelas : C Tingkat IV

SARJANA KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

TAHUN AJARAN 2020


Diagnose keperawatan keluarga menurut SDKI

1. Ketidakmampuan koping keluarga.


Definisi
Perilaku orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang
membatasi kemampuan dirinya dank lien untuk beradaptasi dengan
masalaha kesehatan yang dihadapi.
Penyebab
a. Hubungan keluarga ambivalen.
b. Pola koping yang berbeda diantara klien dan orang terdekat.
c. Resistensi keluarga terhadap perawatan dan pengobatan yang
kompleks.
d. Ketidakmampuan orang terdekat mengungkapkan perasaan.
Gejala dan tanda mayor.
1. Subjektif
a. Merasa diabaikan.
2. Objektif
a. Tidak memenuhi kebutuhan anggota keluarga.
b. Tidak toleran.
c. Mengabaikan anggota keluarga.

Gejala dan tanda minor.

1. Subjektif
a. Terlalu khawatir dengan anggota keluarga.
b. Merasa tertekan (depresi).
2. Objektif
a. Perilaku menyerang (agresi).
b. Perilaku menghasut (agitasi).
c. Tidak berkomitmen.
d. Menunjukkan gejala psikosomatis.
e. Perilaku menolak.
f. Perawatan yang mengabaikan kebutuhan dasar klien.
g. Mengabikan perawatan atau pengobatan anggota keluarga.
h. Perilaku bermusuhan.
i. Perilaku individualistik
j. Upaya membangun hidup bermakna terganggu.
k. Perilaku sehat terganggu.
l. Ketergantungan anggota keluarga meningkat.
m. Realitas kesehatan anggota keluarga terganggu.

Kondisi klinis

a. Penyakit Alzheimer.
b. AIDS
c. Kelainanan yang menyebabkan paralis permanen.
d. Kanker.
e. Penyakit kronis (kanker, arthritis rheumatoid).
f. Penyalahgunaan zat.
g. Krisis keluarga,
h. Konflik keluarga yang belum terselesaikan.
2. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif.
Definisi
Pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan
untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga.
Penyebab
a. Kompleksitas sistem pelayanan kesehatan.
b. Kompleksitas program perawatan atau pengobatan.
c. Komflik pengambil keputusan.
d. Kesulitan ekonomi.
e. Banyak tuntutan.
f. Konflik keluarga.
Gejala dan Tanda Mayor.
1. Subjektif.
a. Mengungkapkan tidak memahami masalah kesehatan yang
diderita.
b. Mengungkapkan kesulitan menjalankan perawatan yang
ditetapkan.
2. Objekif.
a. Gejala penyakit anggota keluarga semakin memberat.
b. Aktivitas keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan tidak tepat.

Gejala dan Tanda Minor

1. Subjetif (-)
2. Objektif.
a. Gagal melakukan tindakan untuk mengurangi faktor risiko.

Kondisi Klinis Terkait

a. PPOK.
b. Sklerosis multiple.
c. Arthritis rheumatoid.
d. Nyeri kronis.
e. Penyalahgunaan zat.
f. Gagal ginjal atau hati tahap terminal.
3. Risiko proses pengasuhan tidak efektif.
Definisi
Berisiko mengalami proses kehamilan, persalinan dan setelah melahirkan
termasuk perawatan bayi baru lahir yang tidak sesuai dengan konteks
norma dan harapan.
Faktor risiko
a. Kekerasan dalam rumah tangga.
b. Kehamilan tidak diinginkan atau direncanakan.
c. Kurang terpapar informasi tentang proses perslainan atau
pengasuhan.
d. Ketidakberdayaan maternal.
e. Distress psikologis.
f. Penyalahgunaan obat.
g. Ketidakadekuatan manajemen ketidaknyamanan selama persalinan.
h. Akses pelayanan kesehatan sulit dijangkau.
i. Kurangnya minat atau proaktif dalam proses persalinan.
j. Ketidaksesuaian kondisi bayi dengan harapan.
k. Ketidakmampuan lingkungan untuk bayi.
Kondisi klinis terkait.
a. Gangguan pertumbuhan janin.
b. Gangguan kesehatan fisik dan psikologis ibu.

4. Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua


Definisi
Pola pemberian lingkungan bagi anak atau anggota keluarga yang cukup
untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan serta dapat
ditingkatkan.
Gejala dan Tanda Mayor
1. Subjektif :
a. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan peran menjadi
orang tua.
2. Objektif :
a. Tampak adanya dukungan emosi dan pengertian pada anak atau
anggota keluarga.

Gejala dan Tanda Minor

1. Subjektif :
a. Anak atau anggota keluarga lainnya mengekspresikan kepuasan
dengan lingkungan rumah.
b. Anak atau anggota keluarga mengungkapkan harapan yang
realistis.
2. Objektif :
a. Kebutuhan fisik dan emosi anak atau anggota keluarga terpenuhi.

Kondisi Klinis Terkait

1. Perilaku upaya peningkatan kesehatan.

5. Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga


Definisi
Pola fungsi keluarga yang cukup untuk mendukung kesejahteraan anggota
keluarga dan dapat ditingkatkan.
Gejala dan Tanda Mayor
1. Subjektif :
a. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan dinamika
keluarga.
2. Objektif :
a. Menunjukkan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan fisik,
social, dan psikologis anggota keluarga.
b. Menunjukkan aktivitas untuk mendukung keselamatan dan
pertumbuhan anggota keluarga.
c. Peran keluarga fleksibel dan tepat dengan tahap perkembangan.
d. Terlihat adanya respek dengan anggota keluarga.

Gejala dan Tanda Minor

1. Subjektif : -
2. Objektif :
a. Keluarga menunjukkan minat melakukan aktivitas hidup sehari-
hari yang positif.
b. Terlihat adanya kemampuan keluarga untuk pulih dari kondisi
sulit.
c. Tampak keseimbangan antara otonomi dan kebersamaan.
d. Batasan-batasan anggota keluarga dipertahankan.
e. Hubungan dengan masyarakat terjalin positif.
f. Keluarga beradaptasi dengan perubahan.

Kondisi Klinis Terkait

1. Kondisi kesehatan kronis (misalnya : asma, diabetes mellitus, lupus


sistemik, sclerosis multiple, AIDS).
2. Gangguan jiewa (misalnya : gangguan afektif, gangguan perhatian,
sindrom down).
6. Pencapaian Peran Menjadi Orang Tua
Definisi
Terjadinya proses interaktif antar anggota keluarga (suami-istri, anggota
keluarga dan bayi) yang ditujukkan dengan perkembangan bayi yang
optimal.
Gejala dan Tanda Mayor
1. Subjektif : -
2. Objektif :
a. Bounding attachment optimal.
b. Perilaku positif menjadi orang tua.
c. Saling berinteraksi dalam merawat bayi.

Gejala dan Tanda Minor

1. Subjektif :
a. Mengungkapkan kepuasan dengan bayi.
2. Objektif :
a. Melakukan stimulasi visual, taktil atau pendengaran terhadap bayi.

Kondisi Klinis Terkait

1. Status kesehatan ibu.


2. Status kesehatan bayi.

7. Risiko Gangguan Perlekatan


Definisi
Berisiko mengalami gangguan interaksi antara orang tua atau orang
terdekat dengan bayi atau anak yang dapat mempengaruhi proses asah,
asih, dan asuh.
Faktor Risiko
1. Kekhawatiran menjalankan peran sebagai orang tua.
2. Perpisahan antara ibu dan bayi atau anak akibat hospitalisasi.
3. Penghalang fisik (misalnya : incubator, baby warmer).
4. Ketidakmampuan orang tua memenuhi kebutuhan bayi atau anak.
5. Perawatan dalam ruang isolasi.
6. Prematuritas.
7. Penyalahgunaan zat.
8. Konflik hubungan antara orang tua dan anak.
9. Perilaku bayi tidak terkoordinasi.

Kondisi Klinis Terkait

1. Hospitalisasi.
2. Prematuritas.
3. Penyakit kronis pada orang tua atau anak.
4. Retardasi mental.
5. Komplikasi maternal.
6. Sakit selama periode hamil dan melahirkan.
7. Post partum blues.

8. Manajemen kesehatan tidak efektif


Definisi

Pola pengaturan pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam


kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status
kesehatan yang diharapkan

Penyebab:

1. Kompleksitas system pelayanan kesehatan


2. Kompleksitas program perawatan atau pengobatan
3. Konflik pengambilan keputusan
4. Kurang terpapar informasi
5. Kesulitan ekonomi
6. Tuntunan berlebih (misalnya: individu, keluarga)
7. Konflik keluarga
8. Ketidakefektifan pola perawatan kesehatan keluarga
9. Ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak
10. Kekurangan dukungan sosial.

Gejala dan Tanda Mayor


1. Subyektif
Mengungkapkan kesulitan dalam menjalani program perawatan atau
pengobatan

2. Obyektif
a. Gagal melakukan tindakan untuk mengurangi fakor risiko
b. Gagal menerapkan programperawatan atau pengobatan
c. Aktivitas hidup sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi tujuan
kesehatan

Gejala dan Tanda Minor

1. Subyektif
Tidak tersedia

2. Obyektif
Tidak tersedia

Kondisi klinis terkait

1. Kondisi kronis (mis. kanker, penyakit paru obstruktif kronis, sclerosis


multiple,arthritis,gagal ginjal, hati atau jantung kronis)
2. Diagnosis baru yang mengharuskan perubahan gaya hidup

9. Gangguan interaksi sosial

Definisi

Kuantitas dan kualitas hubungan sosial yang kurang atau berlebih

Penyebab:

1. Defisiensi bicara
2. Hambatan perkembangan atau maturasi
3. Ketiadaan orang terdekat
4. Perubahan neurologis (misalnya: kelahiran premature, distress fetal,
persalian cepat atau persalinan lama)
5. Disfungsi sistem keluarga
6. Ketidakteraturan atau kekacauan lingkungan
7. Penganiayaan atau pengabaian anak
8. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
9. Model peran negatif
10. Impulsif
11. Prilaku menentang
12. Prilaku agresif
13. Keenganan berpisah dengan orang terdekat
Gejala dan Tanda Mayor

1. Subyektif
a. Merasa tidak nyaman dengan situasi sosial
b. Merasa sulit menerima atau mengkomunikasikan perasaan
2. Obyektif
a. Kurang responsif atau tertarik pada orang lain
b. Tidak berminat melakukan kontak emosi dan fisik
Gejala dan Tanda Minor

1. Subyektif
a.Sulit mengungkapkan kasih sayang
2. Objektif.
a. Gejala cemas berat
b. Kontak mata kurang
c. Ekspresi wajah tidak responsive
d. Tidak kooperatif dalam bermain dan berteman sebaya
e. Prilaku tidak sesuai usia
Kondisi klinis terkait

1. Retardasi mental
2. Gangguan autistic
3. Attention deficit atau hyperactivity disorder (ADHD
4. Gangguan perilaku
5. Oppositional defiant disorder
6. Gangguan Tourette
7. Gangguan kecemasan perpisahan
8. Sindrom down

Diagnosa keperawatan keluarga menurut diagnose keperawatan NANDA


1. Risiko gangguan perlekatan
Pengertian : Rentan terhadap gangguan proses interaktif antara orang tua /
orang terdekat dan anak / bayi yang mendukung perkembangan hubungan
saling melindungi dan saling asuh.
Faktor risiko :
Ansietas, kendala fisik, ketidakmampuan orang tua untuk memenuhi
kebutuhan personal, konflik orang tua yang timbul akibat perubahan
prilaku anak yang tidak teratur, kurang privasi, penyakit anak mencegak
inisiasi efektif kontak dengan orang tua, penyalahgunaan zat, prilaku bayi
tidak teratur, pemisahan orang tua anak, prematuritas.
2. Gangguan proses keluarga
Pengertian : perubahan dalam hubungan dan fungsi keluarga
Batasan karakteristik :
a. Penurunan dukungan mutual
b. Penurunan ketersediaan dukungan emosi
c. Perubahan dalam ekspresi isolasi dari sumber komunitas
d. Perubahan dalam keintiman
e. Perubahan dalam keluhan somatic
f. Perubahan dalam kepuasan keluarga
g. Perubahan partisipan dalam pembuatan keputusan
h. Perubahan dalam partisipan di dalam penyelesaian masalah
i. Perubahan prilaku dalam meredakan stress
j. Perubahan dalam persatuan kekuatan
k. Perubahan dalam pola hubungan
l. Perubahan dalam pola komunikasi
m. Perubahan dalam resolusi konflik dalam keluarga
n. Perubahan dalam ritual
o. Perubahan dalam tugas yang telah ditetapkan
p. Perubahan ketersediaan untuk menunjukan respon kasih saying
q. Tidak efektif dalam menyelesaikan tugas

Faktor yang berhubungan

a. Ganguan finansial keluarga


b. Krisis perkembangan
c. Krisis situasi
d. Pergeseran kekuatan anggota keluarga
e. Pergeseran pada status kesehatan anggota keluarga
f. Pergeseran peran keluarga
g. Perubahan interaksi dengan komunitas
h. Perubahan status social keluarga
i. Situasi transisi
j. Transisi perkembangan
3. Kesiapan meningkatkan proses keluarga
Pengertian : suatu pola fungsi keluarga untuk mendukung kesejahteraan
anggota keluarga dan dapat ditingkatkan
Batasan karakteristik :
a. Mengekspresikan keinginan meningkatkan adaptasi
b. Mengekspresikan keinginan meningkatkan dinamika keluarga
c. Mengekspresikan keinginan meningkatkan keselamatan anggota
keluarga
d. Mengekspresikan keinginan meningkatkan level energi keluarga untuk
mendukung aktivitas sehari-hari.
e. Mengekspresikan keinginan meningkatkan pertumbuhan anggota
keluarga.
f. Mengekspresikan keinginan miningkatkan pola komunikasi.
g. Mengekspresikan keinginan meningkatkan respek pada anggota
keluarga.
h. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatan keseimbangan antara
otonomi dan persatuan.
i. Mengekspresikan keinginan meningkatkan batasan antara anggota
keluaraga.

4. Ketidakefektipan hubungan
Pengertian : suatu pola kemitraan mutase yang tidak mencukupi untuk
saling menyelenggar
Batasan karakteristik ;
a. Keterlambatan dalam memenuhi tujuan perkembangan yang tepat
untuk tahap siklus hidup keluarga.
b. Ketidakpuasan dengan berbagi ide diantara pasangan.
c. Ketidakpuasan dengan pemenuhan kebutuhan fisik diantara pasangan
d. Ketidakpuasan dengan pemenuhan kebutuhan emosi antara pasangan
e. Ketidakseimbangan dalam autonomi di antara pasangan
f. Ketidakseimbangan dalam kolaborasi di atara pasangan
g. Komunikasi tidak memuaskan dengan pasangan
h. Kurang respek terhadap pasangan
i. Kurang saling mendukung diantara pasangan dalam aktivitas harian.
j. Pasangan tidak dianggap sebagai individu pendukung
k. Pemahaman tentang fungdi pada pasangan tidak adekuat (fisik,
psikologis, social).

Faktor yang berhubungan :

a. Gangguan fungsi kognitif


b. Harapan realistic
c. Keterampilan komunikasi tidak efektif
d. Krisis perkembangan
e. Pengurungan salah satu pasangan
f. Penyalahgunaan zat
g. Riwayat kekerasan dalam rumah tangga
h. Stressor
5. Konflik peran orang tua
Pengertian : pengalaman kebingungan peran orang tua dan konflik dalam
berespons terhadap krisis.
Batasan karakteristik :
a. Ansietas
b. Enggan berpartisipasi di dalam aktivitas pengasuhan yang biasa
dilakukan.
c. Frustasi
d. Gangguan rutinitas pengasuhan
e. Ketakutan
f. Merasa kehilangan control terhadapa keputusan yang berkaitan dengan
anak.
g. Merasa tidak adekuat memenuhi kebutuhan anak.
h. Prihatin tentang keluarga
i. Prihatin tentang perubahan pada peran orangtua
j. Rasa bersalah

Faktor yang berhubungan:

a. Gangguan kehidupan keluarga akibat regimen perawatan di rumah


b. Perawatan dengan kebutuhan khusus di rumah.
c. Perpisahan dari anak karena penyakit kronik
d. Perubahan pada status perkawinan
e. Tertekan karena modalitas restiktif
f. Tinggal dalam lingkungan non-tradisional
6. Ketidakmampuan menjadi orang tua
Pengertian : ketidakmampuan pengasuh primer untuk
menciptakan,mempertahankan, atau memperbaiki lingkungan yang
meningkatkan pertumbuhan dan perekembangan optimum anak
Batasan Karakteristik :
Bayi dan anak-anak
a. Gangguan fungsi social
b. Gangguan prilaku
c. Kegagalan tumbuh kembang
d. Keterlambatan perkembangan kognitif
e. Kurang perlekatan
f. Melarikan diri
g. Penurunan ansietas akibat perpisahan
h. Performa akademik rendah
i. Riwayat penganiayaan fisik, psikologis, seksual
j. Sering kecelakaan
k. Sering sakit
Orang tua
a. Asuhan tidak konsisten
b. Bermusuhan
c. Bicara negative tentang anak
d. Frustasi dengan anak
e. Kaku dalam memenuhi kebutuhan anak
f. Keterampilan asuhan tidak tepat
g. Kurang interaksi orang tua dan anak
h. Lingkungan rumah tidak aman
i. Manajemen prilaku tidak konsisten
j. Menghukum
k. Menolak anak
l. Merasa peran tidak cocok
m. Merasa tidak mampu memenuhi kebutuhan anak
n. Pemeliharaan kesehatan anak yang tidak adekuat
o. Penelantaran
p. Pengabaian kebutuhan anak
q. Pengaturan asuhan anak tidak tepat
r. Penurunan dalam menimbang
s. Penurunan kemampuan menangani anak
t. Riwayat penganiayaan masa kecil fisik,psikologis, seksual
u. Stimulasi tidak tepat
Faktor yang berhubungan
Bayi atau anak-anak
a. Gangguan perilaku (mis, deficit perhatian, penyimpangan oposisi)
b. Jenis kelamin tidak sesuai harapan
c. Kelahiran kembar
d. Kelahiran premature
e. Keterlambatan perkembangan
f. Kondisi cacat
g. Konflik temperamental dengan harapan orang tua
h. Penyakit kronis
i. Perpisahan prang tua anak
j. Perubahan kemampuan persepsi
k. Tempramen sulit
Pengetahuan
a. Defisiensi pengetahuan tentang keterampilan menjadi orang tua
b. Defisiensi pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan anak
c. Defisiensi pengetahuan tentang perkembangan anak
d. Harapan yang tidak realistis
e. Kecendrungan terhadap hukuman fisik
f. Kesiapan kognitif tidak memadai untuk menjadi orang tua
g. Keterampilan komunikasi tidak efektif
h. Ketidakmampuan berespons terhadap isyarat bayi
i. Perubahan fungsi kognitif
j. Tingkat Pendidikan kurang
Fisiologis
a. Penyakit fisik
Psikologis
a. Depresi
b. Depresi tidur
c. Gangguan pola tidur
d. Jarak kehamilan terlalu dekat
e. Jumlah kehamilan banyak
f. Ketunadayaan
g. Kurang asuhan prenatal
h. Proses kelahiran sulit
i. Riwayat penyakit jiwa
j. Riwayat penyalahgunaan zat
k. Usia orang tua terlalu muda

Sosial
a. Harga diri rendah
b. Isolasi social
c. Kehamilan tidak terencana
d. Kehamilan yang tidak diinginkan
e. Kesulitan bekerja
f. Kesulitan ekonomi
g. Kesulitan hukum
h. Ketidakadekuatan pengasuhan anak
i. Ketidakmampuan mengutamakan kebutuhan anak diatas kebutuhan
pribadi.
j. Konflik dengan pasangan/ perkawinan
k. Kurang jaringan dukungan social
l. Kurang keterampilan penyelesaian masalah
m. Kurang model peran orang tua
n. Kurang penerapan nilai menjadi orang tua
o. Kurang persatuan keluarga
p. Kurang sumber daya (finansial, social, pengetahuan).
q. Kurang transportasi
r. Masalah pekerjaan
s. Menganggur
t. Orang tua tunggal
u. Perubahan dalam unit keluarga
v. Relokasi
w. Riwayat dianiaya
x. Riwayat penganiayaan (fisik, psikologis, seksual).
y. Strategis koping maladaptive
z. Stressor
7. Kesiapan meningkatkan menjadi orang tua
Pengertian : suatu pola penyediaan lingkungan untuk anak atau kerabat
yang bergantung untuk pertumbuhan dan perkembangan yang dapat
ditingkatkan.
Batasan karakteristik :
a. Anak mengungkapkan kepuasan dengan lingkungan rumah
b. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan peran menjadi orang
tua.
c. Orang tua mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan dukungan
emosi terhadap anak.
d. Orang tua mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan dukungan
emosional terhadap individu yang bergantung.
8. Disfungsi proses keluarga
Disorganisasi kronik fungsi psikososial, spiritual, dan fisiologis unit
keluarga yang menimbulkan konflik, penyangkalan masalah, keengganan
untuk berubah, ketidakefektifan pemecahan masalah, dan serangkaian
krisis yang tidak berujung.
Batasan karateristik :
Perilaku :
a. Agitasi, manipulasi
b. Berbohong, memungkinkan mempertahankan pola minun alkohol
c. Berduka tidak tuntas, mencanri penguatan, mencari persetujuan
d. Defisiensi pengetahuan tentang penyalahgunaan zat, menghakimi diri
sendiri secara keras,menghindari konflik
e. Ekspresi marah tidak tepat, mengkritik, menyalahkan, menyalahkan
diri sendiri
f. Gangguan konsentrasi, menyangkal masalah
g. Gangguan performa akademik pada anak, orientasi terhadap perbedaan
ketegangan, bukan pencapaian tujuan
h. Imaturitas, penganiyaan verbal pada anak
i. Isolasi social, penganiayaan verbal pada orang tua, penganiayaan
verbal pada pasangan
j. Kegagalan menyelesaikan tugas perkembangan, pengingkaran janji
k. Kekacauan, peningkatan konflik, penolakan untuk mencari bnatuan
l. Kesulitan berhubungan dekat, penurunan kontak fisik, penyalahgunaan
zat, perebutan kekuasaan, perilaku tidak percaya
m. Kesulitan bersenang-senang, peristiwa khusus dipusatkan pada
penyalahgunaan zat
n. Kesulitan dengan transisi siklus hidup, pola komunikasi kontradiksi
o. Ketagihan nikotin, rasionalisasi
p. Keterampilan komunikasi tidak efektif, stress terkait penyakit fisik
q. Ketergantungan
r. Ketidakefektifan keterampilan pemecahan masalah
s. Ketidakmampuan beradaptasi dengan perubahan
t. Ketidakmampuan berespons secara konstruktif terhadap peristiwa
traumatik
u. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan emosi anggota keluarga
v. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga
w. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan spiritual anggota keluarga,
komunikasi paradoks
x. Ketidakmampuan menerima bantuan, komunikasi mengendalikan
y. Ketidakmampuan menerima perasaan dengan rentang luas
z. Ketidakmampuan mengekspresikan perasaan dengan rentang luas,
Ketidakmampuan untuk menerima bantuan dengan tepat
Perasaan
a. Ansietas
b. Bermusuhan
c. Bingung antara cinta dan kasihan
d. Depresi, distress, frustasi, harga diri rendah, isolasi social
e. Kegagalan, kehilanga identitas, kendali emosi oleh orang lain
f. Keputus asaan, kerentanan, kesepian, ketakutan, ketegangan
g. Ketidakberdayaan, ketidakpuasan, konfusi, marah, menekan emosi
h. Menyimpan dendam
i. Merasa berbeda dari orang lain, merasa malu
j. Merasa tidak berharga, merasa tidak dicintai, mood selalu berubah
k. Penelantaran, penolakan, perasaan tidak dicintai
l. Perasaan tidak dimengerti, rasa bersalah, rasa malu
m. Rasa tidak Bahagia, sakit hati, tanggung jawab terhadap prilaku
alkoholik.
n. Tidak aman, tidak percaya
Peran dan hubungan
a. Disfungsi keintiman
b. Gangguan dinamika keluarga
c. Gangguan peran keluarga
d. Gangguan ritual keluarga, hubungan keluarga yang tiangulasi
e. Keluarga tidak menunjukan penghargaan terhadap otonomi anggota
keluarga.
f. Keluarga tidak menunjukan respek terhadap individualitas
keluarganya.
g. Ketidakefektifan komunikasi dengan pasangan.
h. Ketidak konsistenan menjadi orang tua
i. Konflik antar pasangan
j. Kurang keteraampilan dalam berhubungan.
k. Kurang persatuan keluarga
l. Masalah ekonomi
m. Masalah keluarga kronik
n. Mengabaikan kewajiban terhadap anggota keluarga
o. Pemburukan hubungan keluarga
p. Penolakan keluarga
q. Penurunan kemampuan anggota keluarga untuk saling berhubungan
dalam pertumbuhan dan kematangan bersama.
r. Persepsi buruk tentang dukungan orang tua
s. Perubahan dalam fungsi peran, pola penolakan system komunikasi
tertututp.
Faktor berhubungan
Faktor biokimia
a. Kepribadian adiktif, ketidakadekuatan kemampuan koping
b. Kurang keterampilan pemecahan masalah.
c. Penyalahgunaan zat
d. Predesposisi genetic untuk penyalahgunaan zat.
e. Riwayat penyalahgunaan zat dalam keluarga.
f. Riwayat resistansi terhadap terapi pada keluarga.
9. Ketegangan Peran Pemberi Asuhan
Pengertian : Ketegangan peran pemberan asuhan yaitu kesulitan dalam
melakukan peran pemberian asuhan keluarga atau orang terdekat
Batasan Karakteristik:
Aktivitas Memberi Asuhan
a. Kesulitan melakukan tugas yang diperlukan
b. Kesulitan menyelesaikan tugas yang diperlukan
c. Ketakutan tentang kemampuan memberi asuhan dimasa depan
d. Ketakutan tentang kemungkinan rawat inap bagi penerima asuhan
e. Ketakutan tentang kesehatan pemberian asuhan di masa depan
f. Ketakutan tentang kesejahteraan penerima asuhan bila tidak mampu
memberi asuhan
g. Terlalu fokus padarutinitas asuhan

Status Kesehatan Pemberian Asuhan: Fisiologis

a. Diabetes melitus
b. Gangguan gastrointestinal
c. Hipertensi
d. Keletihan
e. Penyakit kardiovaskuler
f. Penurunan berat badan
g. Ruam
h. Sakit kepala

Status Kesehatan Pemberian Asuhan: Emosi

a. Depresi
b. Frustasi
c. Gangguan tidur
d. Gugup
e. Kurang waktu untuk memenuhi kebuthan personal
f. Marah
g. Peningkatan kelabilan emosi
h. Somatisasi
i. Strategi koping tidak efektif
j. Stresor
k. Tidak sabar

Status Kesehatan Pemberian Asuhan: Sosioekonomi

a. Isolasi sosial
b. Menolak pengembangan karier
c. Perubahan dalam aktivitas waktu senggang
d. Produktivitas kerja rendah

Hubungan Pmberian Asuhan-Penerimaan Asuhan

a. Berduka terkait perubahan hubungan dengan penerima asuhan


b. Kesulitan mnegamati pemberian asuhan mengalami proses penyakit
c. Ketidakpastian terkait perubahan hubungan dengan penerima asuhan

Proses Keluarga

a. Khawatiran tentang anggota keluarga


b. Konflik keluarga

Faktor yang Berhubungan:

Status Keshatan Penerima Asuhan

a. Gangguan fungsi kognitif


b. Keparahan penyakit
c. Ketergantungan
d. Ketidakstabilan kondisi kesehatan
e. Ko-dependensi
f. Masalah perilaku
g. Masalah psikiatrik
h. Peningkatan kebutuhan asuhan
i. Penyakit kronik
j. Penyalahgunaan zat
k. Proses penyakit yang tidak dapat diduga

Status Kesehatan Pemberiaan Asuhan

a. Gangguan fungi kognitif


b. Harapan tidak realistis terhadap diri sendiri
c. Ketidakmampuan memenuhi harapan individu
d. Ketidakmampuan memenuhi harapan orang lain
e. Ko-dependensi
f. Masalah fisik
g. Penyalahgunaan zat
h. Strategi kopi tidak efektif

Hubungan Pemberian Asuhan-Penerima Asuhan

a. Harapan penerimaa asuhan tidak realistik


b. Hubungan dengan kekerasan
c. Hubungan dengan penganiayaan
d. Kondisi penerima asuhan menghambat komunikasi
e. Pola hubungan tidak efektif

10. Risiko Ketegangan Peran Pemberi Asuhan


Pengertian: Risiko ketegangan peran pemberian asuhan yaitu rentan
terhadap kesulitan melakukan peran pemberi asuhan keluarga atau orang
terdekat, yang dapat mengganggu kesehatan
Faktor Risiko:
Adanya penganiayaan ( misalnya, fisik, psikologis,seksual), Adaptasi
keluarga tak-efektif, Aktivitas pemberi asuhan berlebihan, Beratnya
penyakit penerima asuhan, Gangguan fungsi kognitif pada pemberi
asuhan, Gangguan kesehatan pemberi asuhan, Gangguan kongenital,
Gangguan psikologis pada pemberi asuhan, Gangguan psikologis pada
penerima asuhan, Isolasi keluarga, Isolasi pemberi asuhan, Keterlambatan
perkembangan pemberian asuhan, Keterlambatan perkembangan,
Ketidakstabilan keehatan penerima asuhan, Ko-dependensi, Kompetensi
peran dan komitmen pemberi asuhan, Kompleksitas tugas pemberi asuhan,
Kurang rekreasi pemberi asuhan, Kurang waktu luang untuk pemberi
asuhan, Pajanan pada kekerasan, Pasangan sebagai pemberi asuhan,
Pajanan pada kekerasan, Pasangan sebagai pemberi asuhan, Pemberi
asuhan tidak siap secara perkembangan untuk peran pemberi asuhan,
Pemberi asuhan wanita, Penerima asuhan menunjukan perilaku kacau,
Penerima asuhan menunjukan perilaku menyimpang, Penerima asuhan
pulang ke rumah dengan kebutuhan signifikan, Penyalahgunaan zat,
Perkembangan penyakit yang tidak terduga, Perpanjang durasi perlunya
pemberian asuhan, Pola disfungsi keluarga sebelum situasi pemberian
asuhan, Pola hubungan tidak efektif antara pemberian asuhan dan
penerima asuhan, Pola koping pemberia asuhan tidak efektif, Prematuritas,
Stresor, Tidak pengalaman dengan pemberian asuhan.

11. Ketidakefektifan Performa Peran


Pengertian: Ketidakefektifan performa peran merupakan suatu pola
perilaku dan ekspresi diri yang tidak sesuai dengan harapan, norma dan
konteks lingkungan.
Batasan Karakteristik:
Ambivalensi peran, Ansietas, Bingung peran, Depresi, Diskriminasi,
Kekerasan dalam rumah tangga, Ketegangan peran, Ketidakadekuatan
adaptasi terhadap perubahan, Ketidakpastian, Ketidakpuasan peran,
Ketidaksesuaian harapan perkembangan, Konflik peran, Konflik sistem,
Kurang dukungan eksternal untuk melaksanakan peran, Kurang
kepercayaan diri, Kurang kesempatan untuk meningkatkan peran, Kurang
keterampilan, Kurang manajemen diri, Kurang motivasi, Kurang
pengetahuan tentang tuntutan peran, Menyangkal peran, Pencabulan,
Performa peran tidak efektif , Perubahan kapasitas melaksanakan peran,
Perubahan pada persepsi orang lain tentang peran, Perubahan pada pola
tangguang jawab yang biasa, Perubahan persepsi peran, Pesimis, Strategi
koping tidak efektif, Tidak berdaya
Faktor yang Berhubungan:

Pengetahuan

a. Harapan peran tidak realistis


b. Ketidakadekuatan model peran
c. Keidakadekuatan persiapan peran (misalnya, transisi peran,
pengulangan keterampilan, validasi)
d. Kurang edukasi

Fisiologis

a. Defek neurologis
b. Depresi
c. Hargadiri rendah
d. Keletihan
e. Masalah kesehatan jiwa (misalnya, depresi, psikosis, gangguan
kepribadian, penyalahgunaan zat)
f. Nyeri
g. Penyakit fisik
h. Penyalahgunaan zat
i. Perubahan citra tubuh

Sosial

a. Kekerasan dalam rumah tangga


b. Kerugian ekonomi
c. Ketidaktepatan hubungan dengan sistem layanan kesehatan
d. Konflik
e. Kurang penghargaan
f. Kurang sistem pendukung
g. Kurang sosialisasi peran
h. Kurang sumberdaya (misanya, finansial, sosial, pengetahuan)
i. Stresor
j. Tingkat perkembangan tidak sesuai dengan harapan peran
k. Tuntutan tinggi jadwal pekerjaan
l. Usia muda

12. Konflik peran orang tua


Pengertian: Pengalaman kebingungan peran orang tua dan konflik dalam
berespon terhadap krisis.
Batasan Karakteristik
a. Ansietas
b. Enggan berpatisipasi di dalam aktivitas pengasuhan yang biasa
dilakukkan
c. Frustrasi
d. Gangguan rutinitas pengasuhan
e. Ketakutan
f. Merasa kehilangan control terhadap keputusan yang berkaitan dengan
anak
g. Merasa tidak adekuat memenuhi kebutuhan anak (mis, fisik, emosi)
h. Prihatin tentang perubahan pada peran orang tua
i. Rasa bersalah

Faktor yang Berhubungan

a. Gangguan kehidupan keluarga akibat regimen perawatan di rumah (mis,


terapi, pemberi asuhan, kurang sehat)
b. Perawatan anak dengan kebutuhan khusus di rumah
c. Perpisahan dari anak karena penyakit kronik
d. Perubahan pada status perkawinan
e. Tertekan karena modalitas invasif (mis, intubasi)
f. Tertekan kareba modalitas restriktif (mis, isolasi)
g. Tinggal dalam lingkungan non-tradisional (mis, panti asuhan kelompok
atau panti)
13. Ketidakefektifan performa peran
Pengertian: Suatu pola perilaku dan ekspresi diri yang tidak sesuai
dengan harapan, norma, dan konteks lingkungan.
Batasan Karakteristik
a. Ambivalensi
b. Ansietas
c. Bingung peran
d. Depresi
e. Diskriminasi
f. Kekerasan dalam rumah tangga
g. Ketegangan peran
h. Ketidakadekuatan adaptasi terhadap perubahan
i. Ketidakpastian
j. Ketidakpuasan peran
k. Ketidaksesuaian harapan perkembangan
l. Konflik peran
m. Konflik sistem
n. Kurang dukungan eksternal untuk melaksanakan peran
o. Kurang kepercayaan diri
p. Kurang kesempatan untuk meningkatan peran
q. Kurang ketrampilan
r. Kurang manajemen diri
s. Kurang motivasi
t. Kurang pengetahuan tentang tuntutan peran
u. Menyangkal peran
v. Percabulan
w. Performa peran tidak efektif
x. Perubahan kapasitas melaksanakan peran
y. Perubahan pada persepsi diri tentang peran
z. Perubahan pada persepsi orang lain tentang peren, perubahan pada
pola tanggung jawab yang biasa, perubahan persepsi peran,
pesimis,strategi koping tidak efektif, tidak berdaya.

Faktor yang Berhubungan


Pengetahuan

a. Harapan peran tidak realistis


b. Ketidakadekuatan model peran
c. Ketidakadekuatan persiapan peran (mis, transisi peran, pengulangan
ketrampilan, validasi)
d. Kurang edukasi

Fisiologis

a. Defek neurologis
b. Depresi
c. Harga diri rendah
d. Keletihan
e. Masalah kesehatan jiwa (mis, depresi, psikosis, gangguan kepribadian,
penyalahgunaan zat)
f. Nyeri
g. Prnyalahgunaan zat
h. Perubahan citra tubuh

Sosial

a. Kekerasan dalam rumah tangga


b. Kerugian ekonomi
c. Ketidaktepatan hubungan dengan sistem layanan kesehatan
d. Konflik
e. Kurang penghargaan
f. Kurang sistem pendukung
g. Kurang sosialisasi peran
h. Kurang sumber daya (mis, finansial, social, pengetahuan)
i. Stresor
j. Tingkat perkembangan tidak sesuai dengan harapan peran
k. Tuntutan tinggi jadwal pekerjaan
l. Usia muda
14. Hambatan interaksi soaial
Pengertian : Kurang atau kelebihan kuantitas, atau tidak efektif kualitas
pertukaran sosialnya.

Batasan karakteristik

a. Disfungsi interaksi dengan orang lain


b. Gangguan fungsi social
c. Keluarga melaporkan perubahan dalam berinteraksi (mis, gaya, pola)
d. Ketidaknyamanan dalam situasi social
e. Ketidakpuasaan dengan hubungan social (mis, rasa memiliki,
memperhatikan minat, berbagi cerita)

Faktor yang berhubungan

a. Gangguan konsep diri


b. Gangguan proses piker
c. Hambatan mobilitas fisik
d. Isolasi terapeutik
e. Kendala komunikasi
f. Kendala lingkungan
g. Ketidakaan orang terdekat
h. Ketidaksesuaian sosiokultural
i. Kurang ketrampilan untuk meningkatkan mutualitas
j. Kurang pengetahuan tentang bagaimana meningkat
Daftar Pustaka

Budi, Heni, Subu. 2015. Diagnose keperawatan definisi dan klasifikasi edisi 10
tahun 2015-2017. Jakarta : ECG

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai