Anda di halaman 1dari 19

Tugas Rangkuman Individu

Kasus Hand Over

Disusun Oleh : Ikhsan Haditomo


NIM : 1935024
Kelas : II A

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan RSPAD Gatot Soebroto PRODI


KEPERAWATAN D-III
TINJAUAN KASUS
A. Kajian Data
Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (Operan)
Di rumah sakit tanggal 10-11 Juli 2020
Observasi Ket
No Variabel Yang Dinilai Ya Tidak
1. Perawat pemberi operan menyiapkan tempat untuk operan  Operan langsung
dilakukan di
ruangan
2. Perawat pemberi operan menyiapkan rekam medis yang  Yang
telah diisi dengan rekam keperawatan yang lengkap sesuai dipersiapkan
shift jaga adalah buku
operan
3. Kepala ruang/PN/AN memimpin operan diawali doa 
bersama
4. Perawat mengoperkan status kesehatan pasien dengan cara 
membacakan rekam keperawatan
5. Perawat mengoperkan nama pasien, diagnose medis dan
masalah keperawatan 

6. Perawat mengoperkan tindakan keperawatan mandiri dan 


kolaborasi yang telah dilakukan beserta hasil dan waktu
pelaksanaan
7. Perawat menyebutkan perkembangan/kondisi fisik pasien 
yang terjadi selama shift
8. Perawat menyebutkan rencana tindakan keperawatan
mandiri dan kolaborasi yang akan dilakukan dan waktu 
pelaksanaan
9. Perawat penerima operan melakukan pengecekan

kelengkapan dokuman asuhan keperawatan
10. Perawat penerima operan mencatat hal-hal yang dioperkan 
untuk setiap pasien dalam buku peran tugas
11. Perawat pemberi dan penerima operan melakukan 
kunjungan pasien dalam rangka klarifikasi kan konfirmasi
12. Perawat yang mengoperkan menginformasikan kepada 
pasien/keluarga nama perawat shift berikutnya
13. Perawat penerima operan memberi salam kepada
pasien/keluarga serta mengenalkan diri dengan komunikasi 
yang baik
14. Perawat pemberi dan penerima operan menandatangani
buku operan tugas 
15. Pemberi dan penerima operan saling memberikan
Reinforcement 

16. Ka Ruang/PN/AN/ menutup operan dengan baik 


Jumlah 14 2
Skor 14 0
Persentase 87 ,5%
Sumber: Data Primer Hasil observasi tanggal tanggal 10-11 Juli 2020

Analisa Data

Berdasarkan hasil observasi operan pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan operan jaga tergolong dalam kategori baik (87,5%). Tata cara operan telah
dilakukan dengan benar sesuai prosedur yang ada. Operan jaga dilakukan langsung di
ruangan maupun di depan kamar pasien dan dioperkan pada perawat shift berikutnya yang
sudah datang. Hasil operan ditulis di dalam buku operan. Selama operan di ruangan perawat
membawa rekam medis sedangkan saat operan di depan kamar pasien hanya membawa buku
operan yang sudah diisi oleh perawat yang bertugas.
Pelaksanaan Pre Conference
Di rumah sakit tanggal 10-11 Juli 2020 (n=1)
Observasi Ket
No Variabel Yang Dinilai
Ya tidak
1. PN Menyiapkan ruangan/tempat 
2. PN Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung
Jawabnya 

3. PN Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference 


4. PN memandu pelaksanaan pre conference 
5. PN Menjelaskan masalah keperawatan pasien, keperawatan dan 
rencana keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
6. PN membagi tugas kepada AN sesuai kemampuan yang dimiliki  Tugas AN
dengan memperhatikan keseimbangan kerja dibagi oleh
KaRu
7. PN Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan 
pasien/tindakan
8. PN memotivasi untuk memberikan tanggapan dan penyelesaian 
masalah yang sedang didiskusikan
9. PN mengklarifikasi kesiapan AN untuk melaksanakan asuhan 
keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya
10. PN Memberikan reinforcement positif pada AN 
11. PN Menyimpulkan hasil pre conference 
Jumlah 9 2
Skor
Persentase 81 ,8%
Sumber: Data primer Hasil observasi tanggal 10-11 Juli 2020

Analisa Data

Dari hasil observasi, pre conference dilakukan setiap hari yang diikuti semua staff
ruangan yang bertugas jaga pada saat itu. Pelaksanaan pre conference termasuk dalam
kategori baik (81,8%). Pre conference dilakukan bersamaan dengan meeting morning. Saat
pre conference, pembagian tugas AN dilakukan oleh KaRu
Pelaksanaan Post Conference
Di rumah sakit tanggal 10-11 Juli 2020
No Variabel yang dinilai Observasi Ket
Ya Tidak
1. Menyiapkan ruang/tempat 
2. Menyiapkan rekam medik pasien yang 
menjadi tanggungjawabnya
3. Menerima penjelasan dari PA tentang hasil tindakan /hasil asuhan 
keperawatan yang telah dilakukan PA
4. Mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam memberikan 
askep pasien dan mencari upaya penyelesaian masalahnya
5. Memberikan reinforcement pada PA 
6. Menyimpulkan hasil post conference 
7. Mengklarifikasi pasien sebelum melakukan operan tugas jaga 
berikutnya (melakukan ronde keperawatan)
Jumlah 6 1
Skor
Persentase 85 ,7%
Sumber: Data primer Hasil observasi tanggal 10-11 Juli 2020

Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi di Di rumah sakit yang dilakukan, pelaksanaan post
conference di ruangan tergolong dalam kategori baik (85,7%). Namun dalam
pelaksanaannya belum dilakukan penyimpulan hasil post conference oleh PN.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
No. Data Fokus Masalah
1. Observasi : Belum optimalnya manajemen hand over ruangan
• Perawat tidak menyebutkan rencana tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi sesuai dengan prosedur
yang akan dilakukan dan waktu pelaksanaan
• Pemberi dan penerima operan tidak menerapkan dalam memberikan reinforcement

2. Observasi : Belum optimalnya penerapan preconference dan


• PN (Primery Nurse) tidak menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference post conference, sesuai dengan prosedur

• PN ataupun kepala ruangan tidak ada yang menyimpulkan hasil post conference
C. PRIORITAS MASALAH
No Masalah Kategori C A R L Skor Rangking
1.Belum optimalnya Cukup 4 3 3 3 108 I
penerapan
preconference dan
post conference, sesuai
dengan prosedur
2. Belum optimalnya Cukup 4 3 2 3 72 II
manajemen hand over
ruangan sesuai dengan
prosedur
Keterangan :
C : Capability (ketersediaan sumber daya )
A : Accesbility (kemudahan masalah yang diatasi atau tidak diatasi )
R : Readmess (kesiapan dari tenaga kesehatan maupun kesiapan sasaran seperti keahlian/kemampuan dan motivasi )
L : Leverange (seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan yang dibahas )
Rentang nilai yang digunakan
5 : sangat mampu/ paling tidak menjadi masalah
4 : mampu/ tidak menjadi masalah
3 : cukup/ cukup menjadi masalah
2 : kurang mampu/ menjadi masalah
1 : tidak mampu/ paling menjadi msalah
D. PLANNING OF ACTION
Masalah : Belum optimalnya manajemen hand over ruangan sesuai dengan prosedur
Tujuan : Manajemen Hand Over ruangan dapat optimal
No Indikator Kegiatan Uraian Sasaran Penanggung Waktu Indikator Evaluasi
jawab Pelaksanaan
1. Terkoordinasinya Koordinasi awal - Koordinasi untuk Kepala Bidang Mahasiswa 12 Juli 2020 Tersosialisaikan
kegiatan dengan kepala review SOP hand komitmen
Keperawatan,
optimisasi ruangan, KSP dan over pelaksanaan
KSP Rawat
manajemen hand Kepala bidang - Koordinasi manajemen hand
penyempurnaan Inap, Kepala
over ruangan Keperawatan untuk over ruangan
SOP Hand Over ruangan
antara Kepala pelaksanaan secara lebih
bidang kegiatan - Koordinasi optimal.
keperawatan, penyusunan draft
KSP terkait dan Panduan Hand
kepala ruangan over

2. 1. Review dan Review dan usulan - Mengidentifikasi KSP rawat Inap, Mahasiswa 12 Juli 2020 Tersusunnya draft
rekomendasi rekomendasi SOP dan panduan SOP dan panduan
Kepala ruangan
penyempurna berdasarkan jurnal hand over ruangan hand over
a n terhadap dan evidence base
- Mengajukan Tersusun draft
SOP dan practice terkait
panduan Hand usulan logbook hand over
manajemen hand penyempurnaan
Over over SOP dan panduan
2. hand over
berdasarkan
Penyusunan review dan
evidence base
draft logbook
practice
hand over
perawat - Menyusun draft
logbook hand over

3. Brainstorming Brainstorming - Penentuan jadwal Kepala ruangan, Mahasiswa 12 Juli 2020 - Laporan kegiatan
tentang mengenai kegiatan katim dan - Peningkatan
pelaksanaan pentingnya brainstorming perawat pemahaman
bersama kepala
manajemen hand manajemen hand pelaksana
ruangan dan katim perawat terhadap
over ruangan over yang efektif pentingnya
untuk asuhan - Brainstorming
manajemen hand
keperawatan yang mengenai SOP,
over
panduan hand over
lebih optimal - Draft
ruangan
- Role play hand penyempurnaan
over SOP Hand Over
ruangan

3. Terciptanya Menetapkan - Menempatkan Kepala Mahasiswa 12 Juli 2020 Terlaksananya


pelaksanaan hand strategi kepala ruangan dan Ruangan, Katim hand over yang
over yang lebih pelaksanaan hand katim sebagai dan perawat lebih optimal di
optimal bagi over sesuai SOP pemimpin dalam pelaksana ruang rawat.
asuhan hand over yang
keperawatan memiliki
pasien tanggungjawab
untuk mentoring
dan evaluasi
efektivitas
pelaksanaan hand
over melalui
logbook hand over
perawat

4. Perawat lebih Pembuatan video - Menentukan Kepala ruangan, Mahasiswa 12 Juli 2020 Terdokumentasinya
memahami pelaksanaan kegiatan hand over
setting ruangan dan katim dan
manajemen manajemen hand perawat ruangan dalam
tokoh pemeran
pelaksanaan hand over ruang rawat pelaksana DVD
- Menentukan waktu
over di ruang pembuatan video
rawat
- Pelaksanaan
shooting video

Masalah : Belum optimalnya penerapan preconference dan post conference, sesuai dengan prosedur
Tujuan : Manajemen preconference dan post conference dapat optimal
No Indikator Kegiatan Uraian Sasaran Penanggung Waktu Indikator Evaluasi
jawab Pelaksanaan
1. Belum Roleplay kegiatan a. Koordinasi KaRu, PN dan Mahasiswa 12 Juli 2020 Semua perawat
optimalnya preconferernce dan dengan KaRu
AN memahami tentang
penerapan postconference b. Menyiapkan Bagaimana
preconference dan materi tentang, pelaksanaan pre dan
post conference, preconference post conference yang
kurang sesuai dan sebenarnya atau yang
dengan prosedur postconference sesuai dengan teori,
c. Konsultasi sehingga perawat
dengan KaRu dan bisa melakukan pre
PN tentang teknis dan post conference
pelaksanaan
dengan baik
d. Berasama
perawat lainnya
mendemonstrasik
an kegiatan
preconference
dan post
conference
2. Belum Desiminasi ilmu a Menjelaskan Karu dan Mahasiswa 12 Juli 2020 Semua perawat
optimalnya tentang pre dan . tentang konsep semua perawat yang mengetahui
pelaksanaan pre post conference pre dan post diruangan dan
dan post conference memahami tentang
conference konsep pre dan post
conference sehingga
bisa
mengaplikasikannya
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Data Dari Hasil Observasi


Setelah dilakukan observasi selama 2 hari dari tanggal 11-12 Juli 2020 didapatkan
hasil bahwa pelaksanaan operan jaga/ handover tergolong dalam kategori baik (87,5%),
pre conference termasuk dalam kategori baik (81,8%) dan pelaksanaan post conference
di ruangan tergolong dalam kategori baik (85,7%). Hal ini berarti bahwa pelaksaan
manajemen pelayanan dirumah sakit sudah cukup baik terutama dalam hal pelayanan
kesehatan. Namun dalam beberapa aspek terutama dalam manajemen keperawatan
ditemukan kurang optimalnya dalam penerapan handover, pre dan post conference yang
diterapkan dirumah sakit.

Seperti dalam penerapan handover masih ditemukan perawat yang tidak


menyebutkan rencana tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi yang akan dilakukan
dan waktu pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan. Dan dalam penerapan pre dan
post conference juga perawat terkadang juga lupa menjelaskan tujuan dilakukannya pre
conference. Hal ini menjadi hal yang perlu mendapat perhatian dari manajemen rumah
sakit maupun tiap kepala ruangan. Dimana peran kepala ruangan adalah menjalan kan
proses manajemen keperawatan agar memperoleh hasil yang optimal.

Dan selama penulis melaksanakan dinas di beberapa rumah sakit juga masih banyak
ditemukan pada saat penerapan handover maupun pre dan post conference masih ada
perawat yang tidak mengikuti pelaksanaan handover maupun pre dan post confernece
dikarenan ada urusan mendesak, dan juga masih ditemukan kepala ruangan setip
pelaksanaan handover mapun pre dan post conference jarang menerapkan sesuai standar
operasional prosedur, hal ini dikarenan situasi dan kondisi saat akan melakakukan
handover maupun pre dan post conference keadaan atau situasi tidak memungkinkan.

Hal ini didukung dengan penelitan Fitrianola Rezkiki yang berjudul “Pengaruh
Pelaksanaan Pre Dan Post Conference Terhadap Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan” dapat diketahui bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan setelah
dilakukan pre dan post conference mengalami peningkatan nilai. Dimana pada sebelum
dilakukan pre dan post conference ditemukan bahwa dari 10 status yang diteliti memilki
rata-rata nilai kelengkapan 75,2%. Sedang kan pada setelah dilakukan pre dan post
conference ditemukan rata-rata nilai kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
adalah 95,2%. Disini Terlihat perbedaan dalam kelengkapan dokumentasi asuhan
keperawatan sebelum dan sesudah dilakukan pre dan post conference, dan terdapat
peningkatan dalam kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan setelah dilaksanakan
pre dan post conference.

Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Wiwit Febrina yang berjudul
“Pengetahuan Perawat Terhadap Pelaksanaan Timbang Terima Pasien Sesuai SOP”
diketahui bahwa terdapat 14 responden yang memiliki pengetahuan yang rendah ada 12
responden (85,7%) yang pelaksanaan timbang terima pasien sesuai SOP yang kurang
baik, sedangkan 16 responden yang memiliki pengetahuan yang tinggi ada 3 responden
(18,8 %) yang pelaksanaan timbang terima pasien sesuai SOP kurang baik. Maka dapat
disimpulkan ada hubungan yang bermakna secara statistik antara pengetahuan perawat
dengan pelaksanaan timbang terima pasien.
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi
sumbersumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai
tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan. Marquis dan
Huston (2015) , menyatakan bahwa manajemen keperawatan dapat didefenisikan sebagai
suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk
mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu perencanaan,
pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian.

Beberapa elemen utama dalam fungsi manajemen keperawatan diantaranya yaitu


planning, organizing, actuating (coordinating & directing), staffing, dan controlling.
Setiap fungsi manajemen saling berkaitan satu sama lain dan dapat diterapkan oleh
manajer atas, menengah, dan bawah, mulai dari Kepala Seksi Keperawatan hingga
Kepala Ruang (Dewi, Afiyanti, dan Rahayuningsih, 2017). Pelaksanaan fungsi
manajemen keperawatan didukung oleh pengorganisasian asuhan keperawatan dengan
metoda pemberian asuhan keperawatan yang hendaknya disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan pasien (Marquis & Huston, 2015)

Dalam melaksanakan tugasnya perawat memberi asuhan keperawatan yang terbaik


sesuai kemampuannya, dalam keperawatan ada beberapa metode pemberian asuhan
keperawatan dan metode tim. Optimalisi proses keperawatan bertujuan agar pelayanan
yang diberikan melalui asuhan keperawatan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
pelayanan kesehatan dan pengguna pelayanan kesehatan. Perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan harus mampu berkomunikasi secara efektif. Kemampuan
berkomunikasi dapat dilihat dari kualitas post conference dan operan setiap pergantian
shif. (Amalia, 2015)

B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
a) Diharapkan dapat melaksanakan Pre Dan Post Conference, Handover, secara
efektif sesuai dengan Standar Operasional Prosedur
b) Diharapkan dapat mengevaluasi bentuk kinerja perawat khususnya dalam
pelaksanaan Pre Dan Post Conference, Handover, perawat diruangan saat
memberikan pelayanan keperawatan

2. Bagi Institusi Pendidikan


a) Diharapkan dapat selalu memberikan pembelajaran bagi mahasiswa dengan
metode simulasi atau roleplay tentang bagaimana saat melakukan Pre Dan Post
Conference, Handover, perawat agar terbiasa saat memasuki dunia kerja.

b) Diharapkan dapat selalu memberikan pembelajaran bagi mahasiswa dengan


metode simulasi atau roleplay tentang bagaimana saat melakukan Pre Dan Post
Conference, Handover perawat agar terbiasa saat memasuki dunia kerja.

3. Bagi Peneliti
a) Diharapkan setelah melakukan analisis ini dapat meningkatkan pengetahuan dan
wawasan peneliti bertambah mengenai pentingnya melakukan Pre Dan Post

Conference, Handover sesuai dengan Standar Operasional Prosedur


DAFTAR PUSTAKA

--------------. 2015. Konsep Timbang Terima.


http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/145/jtptunimus-gdl-anitanuurl-7231-3-babii.pdf

A.A. Gde Muninjaya, Manajemen Buku Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 2016.

Aditya Wardhana, et al. (2014). Analysis Positioning Brand Restoran bertema lokal Berdasarkan
Persepsi Pelanggan di Kota Bandumg. Prodi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Telkom.

Bakhri,Maria. 2017. “Manajemen Keperawatan Konsep Dan Aplikasi Dalam Praktik


Keperawatan Professional”. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Bakhri,Maria. 2017. “Manajemen Keperawatan Konsep Dan Aplikasi Dalam Praktik


Keperawatan Professional”. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil kesehatan Indonesia 2007. Jakarta : Depkes RI Jakarta .

Dewi, R., Afiyanti, Y., dan Rahayuningsih, A. (2017). A Primary Nurse Experiences in
Applying Primary Method: A Phenomenology Study. Nursing Care Open Access Journal,
4 , 376 – 380

Doengoes, Moorhouse & Murr, 2016. Doengoes EM, Moorhouse MF, & Murr AC. (2016).
Nursing Diagnosis Manual: Planning, Indvidualizing and Documenting Client Care.
Edition Two. FA Davis Company. Philladelphia

Joint Commission Internasional (JCI). 2017. “Standar Akreditasi Rumah Sakit: Enam Sasaran
Keselamatan Pasien”. Edisi ke-6: Jakarta

Julianto, Mito. 2013. Peran dan Fungsi Manajemen Keperawatan dalam Manajemen Konflik.
Fatmawati Hospital Jurnal, http://202.137.25.13/.
Kaasean M, Jagoo ZB. (2015). Managing change in the nursing handover from traditional to
bedside handover- a case study from Mauritius. BMC Nursing 4 ( 1 ) : 1

Komisi Akreditasi Rumah Sakit, 2018, Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit edisi 1
(SNARS ed.1), Kerjasama Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Dengan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), Jakarta.

Marquis, B. L. & Huston, C. J. (2015). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan : teori dan
aplikasi, (Ed. 4). Jakarta : EGC

Mugianti, Sri. (2016). Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktik Keperawatan. Jakarta;
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Pusdik SDM Kesehatan

Mugiarti, Sri. 2016. “ Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan”. Jakarta.

Nursalam, 2016). Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan


Praktis. Ed. 4. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam, 2016; The Royal Marsden Hospital, 2014; Potter & Perry, 2005; Discharge Planning
http://eprints.umm.ac.id/39903/3/BAB%20II.pdf .

Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional


Edisi 4, 348–349. Retrieved from http://ners.unair.ac.id/materikuliah/0 BUKU
MANAJEMEN-MAK 165 197.pdf

Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Dan
Praktik.Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk. Jakarta : EGC.2005

Rabiatul, Adawiah. 2017.”Pola Asuh Orangtua Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Anak”.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. Vol. 07, No. 01 (Mei 2017: 33-48)
Saksono. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Salemba Empat.
Suarli, S. & Yayan, B. (2017). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta :
Erlangga Medical Series.

Sukardjo. 2010. “Manajemen Keperawatan Dalam Praktif Keperawatan Professional”. Jakarta:


Salemba Medika.

The Royal Marsden Hospital (2014), http://eprints.umm.ac.id/39903/3/BAB%20II.pdf


Triwibowo. 2016. “Handover Sebagai Upaya Peningkatan Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Di Rumah Sakit “ diakses dari http://jks.fikes.unsoed.ac.id/index.php/jks/article/view/646
pada tanggal 17 Juni 2020.

Wiwit Febrina, Yenni & Stevani Ramadhani . 2018. “Pengetahuan Perawat Terhadap
Pelaksanaan Timbang Terima Pasien Sesuai SOP “. Padang. Diakses dari
https://ojs.fdk.ac.id/index.php/Nursing/article/view/265/98 pada tanggal 04 Juli 2020.

Anda mungkin juga menyukai