Anda di halaman 1dari 49

RESUME DISMINORE

STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

Di SusunOleh :

Nama :Oktofina siu

NIM : 2008065

DPL : Ns. Priharyanti Wulandari, M.Kep.,Sp.Kep.Mat

PROGRAM STUDI NERS


UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
2020-2021
LAPORAN PENDAHULUA

DISMINORE

A. Konsep Dasar masalah kesehatan


1. Definisi
Disminore adalah menstruasi yang nyeri disebabkan oleh kejang otot
uterus sebelum atau selama menstruasi. Nyeri ini berlangsung satu
sampai beberapa hari selama menstruasi. disminore merupakan
maslaah ginekologi yang paling terjadi mempengaruhi lebih dari 50%
wanita dan menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas
harian selama 1 sampai 3 hari setiap bulannya pada sekitar 10% dari
wanita tersebut (Dunniho, 2012)

Disminore adalah menstruasi yang sangat nyeri dirasakan di punggung


bawah dan menjalar kebawah hingga kebagian atas panggul . Jadi
dapat di simpuljan disminore adalah suatu gejala menstruasi yang
sangat nyeri dirasakan pada wanita dari punggung hingga bagian atas
panggul dan belum dapat di pecahkan patogenesisnya. (William, 2001)

Diminore adalah rasa sakit yang timbul selama menstruasi yang


kadnag-kadang nyerinya begitu hebat sehingga seorang perempuan
tidak mampu melakukan apa-apa. Sebenarnya, intensitas nyeri yang
dialami oleh setiap wanita berbeda-beda. Sebagian wanita hanya
mengalami nyeri ringan berupa rasa tidak nyaman di bawah perut atau
kram pada betis; sedangkan wanita lain mengalami sakit perut hebat,
muntah bahkan pingsan pada saat menstruasi

Sebagian perempuan mengalami rasa sakit yang hebat, sedangkan


sebagian lainnya Cuma merasakan sakit yang tidak begitu ketara. Rasa
sakitnya karena disminore disebabkan kontraksi intens dari otot-otot
rahim. Secara umum disminore bisa bersifat primer atau sekunder,
tergantung factor penyebabnya (Bethsaida Janiwarty dan Herri Zan
Pieter, 2013)
2. Etiologi
Ada beberapa factor sebagai penyebab disminore, menurut
Prawirogarjo&Sarwono, 2009 antara lain:
a. Faktor Endokrin
Kejang pada disminore primer disebabkan oleh kontraksi yang
berlebihan. Hal ini disebabkan karena endometrium dalam fase
sekresi memproduksi prostaglandin F2 alfa yang menyebabkan
kontraksi otot polos. Jika jumlah prostaglandin F2 alfa berlebih
akan dilepaskan dalam peredaran darah, maka selain disminore
fijumpai efek umum seperti diare, nausea dan muntah.

b. Faktor kejiwaan
Wanita mempunyai emosional yang tidak stabil sehingga mudah
mengalami disminore primer. Factor kejiwaan bersamaan dengan
disminore akan menimbulkan gangguan tidur (insomnia)

c. Faktor konstitusi
Factor konstitusi berhubungan dengan factor kejiwaan yang dapat
menurunkan ketahanan terhadap nyeri. Factor konstitusi
antaralain: anemia, pentakit menahun dan sebagainya factor
obstruksi kanalis servikalis, akan tetapi sekarang sudah tidak lagi.
Mioma submukosum bertangkai pilop endometrium dapat
menyebabkan disminore karena otot-otot uterus berkontraksi kuat
untuk mengeluarkan kelainan tersebut.

d. Factor alergi
Teori ini dikemukakan setelah adanya asosiasi antara disminore
primer dengan urtikaria, migren atau asma bronchial
3. Tanda Gejala
Gejala-gejala umum dari dismenore adalah:
Menurut Proverawati (2009) ciri-ciri dismenore primer antara lain:

• Terjadi beberapa waktu atau 6-12 bulan sejak menstruasi


pertama (menarche).
• Rasa nyeri timbul sebelum menstruasi, atau diawal menstruasi.
Berlangsung beberapa jam, namun adakalanya beberapa
hari.

• Datangnya nyeri hilang timbul, menusuk-nusuk. Pada


umumnya diperut bagian bawah, kadang menyebar ke
sekitarnya.
• Ada kalanya disertai mual, muntah, sakit kepala dan diare
4. Patofisiologi

Fungsi Fisiologis Fungsi endokrin

Persepsi Produk prostagladin Fungsi abstruksi


nyeri komatis servik
meningk
at

Gastrointestinal Merangsang
Peningka pengeluaran
Penumpukan darah
tan produk neurotransmiter
haid dan
vasopresin prostagladin

Pening Mual, muntah Kontraktilitas Uterus


katan uterus/
kontraksi endometriu
uterus m

MK : nutrisi T
Hipoksia dan iskemia e
jaringan uterus r
j
a
d
i

h
i
p
e
r
s
e
n
s
i
t
i
v
i
t
a
s

s
y
a
r y u
a e t
f r e
i r
n u
s

Nyeri disminore MK : nyeri

Adaptasi tubuh yang tidak efektif

Kelabilan emosional

MK : Koping individu yang tidak


efektif
5. Klasifikasi

1) Dismenore Primer
Dismenore primer, (disebut juga Dismenore idiopatik, esensial,
intrinsik) adalah nyeri menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi
(tanpa kelainan ginekologik). Terjadi sejak menarche dan tidak
terdapat kelainan pada alat kandungan (Proverawati & Misaroh,
2009).

Dismenore primer timbul sejak haid pertama dan akan pulih


sendiri dengan berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya
hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan
melahirkan (Wijayanti, 2009).

Dismenore primer terjadi beberapa waktu setelah menarche


biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus-siklus haid
pada bulan-bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis
anovulatuar yang tidak disertai rasa nyeri. Rasa nyeri tidak timbul
lama sebelumnya atau bersama dengan permulaan haid dan
berlangsung untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus
dapat berlangsung beberapa hari (Prawirohardjo, 2006).

Dismenore primer biasanya dimulai 6 bulan hingga 1 tahun setelah


seorang gadis mendapatkan menstruasi pertamanya. Ini adalah
waktu ketika sel telur mulai matang setiap bulan dalam ovarium.
Pematangan sel telur disebut ovulasi. Dismenore tidak ada pada
siklus jika ovulasi belum terjadi. Dismenore primer jarang terjadi
setalah usia 20 tahun (Ramaiah, 2006).
Menurut Prawirohardjo (2006), ada beberapa faktor peranan
sebagai penyebab Dismenore primer, antara lain:
1. Faktor kejiwaan --- Pada gadis-gadis yang secara emosional
tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan
yang baik tentang proses haid, mudah timbul Dismenore.
2. Faktor kostitusi --- Faktor ini erat hubungannya dengan faktor
di atas karena dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa
nyeri, misalnya anemia, penyakit menahun, dan sebagainya
yang dapat mempengaruhi timbulnya Dismenore.
3. Faktor obstruksi kanalis servikalis --- Salah satu teori yang
paling tua untuk menerangkan terjadinya Dismenore primer
adalah stenosis canalis servikalis.
4. Faktor alergi --- Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan
adanya asosiasi antara Dismenore dengan urtikaria,
migrane atau asam bronkhiale, bahwa sebab alergi adalah toksi
haid.

2) Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder, (disebut juga sebagai Dismenore ekstrinsik,
acquired) adalah nyeri menstruasi yang terjadi karena kelainan
ginekologik, misalnya endometriosis (sebagian besar), fibroids,
adenomyosis. Terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak
mengalami Dismenore (Proverawati dkk, 2009).

Dismenore sekunder merupakan nyeri yang disebabkan oleh


kelainan ginekologi seperti salpingitis kronika, endometriosis,
adenomiosis uteri, stenosis uteri dan lain-lain (Prawirohardjo,
2006).

Dismenore sekunder biasanya didapati pada wanita berusia diatas


20 tahun meskipun dalam beberapa kasus bisa mulai tampak pada
usia kurang dari 20 tahun (Ramaiah, 2004).
5. Komplikasi
Komplikasi yang biasa muncul yaitu: Syok dan penurunan kesadaran
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Berdasarkan MIMS Indonesia (2008) penatalaksanaan
untuk Dismenorea, sebagai berikut :
1. Keperawatan

a. Kompres bagian bawah abdomen dengan botol berisi


air panas atau

bantal pemanas khusus untuk meredakan nyeri


b. Minum banyak air, hindari konsumsi garam dan minuman yang
berkafein untuk mencegah pembengkakan dan retensi air
c. Olahraga secara teratur bermanfaat untuk membantu mengurasi

dismenore karena akan memicu keluarnya hormon


endorfin yang

dinilai sebagai pembunuh alamiah untuk rasa nyeri


d. Makan makanan yang bergizi, kaya akan zat besi, kalsium, dan vitamin
B kompleks. Jangan mengurangi jadwal makan
e. Istirahat dan relaksasi dapat membantu meredakan nyeri

f. Lakukan aktivitas yang dapat meredakan stres,


misalnya pijat,yoga,

atau meditasi, untuk membantu meminimalkan rasa nyeri

g. Pada saat berbaring terlentang, tinggikan posisi


pinggul melebihi

posisi bahu untuk membantu meredakan gejala dismenore

2. Medis
1. Pemberian Analgesik (non opiat) ringan dan sederhana atau kombinasi
analgesik dan AINS
2. Pemberian Analgesik Antiinflamasi Non Steroid (AINS)

3. Pemberian Antipasmodik
4. Pemberian Estrogen dan Progesteron
5. Pemberian Suplemen
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada klien dengan
dismenore adalah:
1) Tes Laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap: normal
b) Urinalisis: normal

2) Tes Diagnostik Tambahan


a) Laparaskopi: penyikapan atas adanya endomeriosi ataukelainan
pelvis yang lain.

B. Asuhan keperawatan pada disminore

1. Pengkajian
a. Hal-hal yang perlu dikaji pada klien dengan disminore adalah
sebagai berikut :
1) Karakteristik nyeri
2) Gejala yang mengikutinya

b. Selain pemeriksaan tersebut dikaji juga :


1) Riwayat menstruasi
2) Riwayat kontrasepsi

2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri haid) b/d
b. Koping individu tidak efektif b/d
c. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
3. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan mencangkup tindakan mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis
dan kesimpulan lain.
perawat dan bukan atas petunjuk tenaga
kesehatan
Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan oleh hasil
keputusan bersama dokter ataupun petugas kesehatan lain.

4. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan hasil perkembangan klien dengan
berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapau. Evaluasi
yang hendaknya dicapai dari asuhan keperawatan disminore ini adalah:
a. Nyeri pasien hilang
b. Koping pasien afektif
c. Mempertahankan keseimbangan nutrisi
RESUME DISMINORE

A. PENGKAJIAN
TanggalPengkajian: 26-03-2021

I. Identitas
Nama pasien : Nn. A
Umur : 20 Thn
Jeniskelamin : Perempuan
Suku/ bangsa : togale/Indonesia
Agama : Islam
StatusPerkawinan : Belum menika
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan :-
Alamat : Tondano selatan

DiagnosaMedis : Disminore (nyeri haid)

Penanggungjawab:
Nama : Ny : M
Umur : 42 Thn
Hubungandg pasien : Ibu klien
Suku/bangsa : togale/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS
II. Riwayat Keperawatan
1.KeluhanUtama: klien mengatakan nyri di bagian perut bawa (nyeri haid)
• Pengobatan yang didapat : klien mengonsumsi obat mafenamic acid(asam
mafenamat) untuk mengatasi nyeri
• Riwayat penyakit keluarga :
Genogram

: Laki-laki yang sudah meninggal


: Perempuan yang sudah meninggal
: Perempuan
: Laki-laki
: Klien
: Tinggal dalam satu rumah
Nn.M mengatakan didalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit
yang sama dengan klien.
Riwayat Lingkungan :

• Kebersihan : rumah tampak bersih

• Bahaya : tidak ada benda berbahaya yang berserakan


a. Pola nutrisi
● Frekuensi makan 3x/hari
● Nafsu makan baik
● Jenis makanan : Nasi,sayur,lauk pauk
● Makanan yang tidak disukai/alergi:-

b. Pola eliminasi
BAK
● Frekwensi : 6x sehari
● Warna : Kuning
● Keluhan saat BAK:-
BAB
● Frekwensi :2x sehari
● Warna : coklat kekuning-kuningan
● Bau : normal
● Konsistensi : padat sedikit lunak
● Keluhan :-
c. Pola aktivitas dan latihan
● Kegiatan dalam pekerjaan : melakukan pekerjaan rumah
● Waktu bekerja : Pagi-sore
● Olahraga : tidak
● Keluhan dalam aktivitas : merasa tidak nyaman karena nyeri bagian perut
d. Pola tidur dan istirahat
● Lama tidur: 4 jam ketika malam hari
● Kebiasaan sebelum tidur : gosok gigi
● Keluhan: Nyeri di bagian bawa perut(nyeri haid)

e. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


● Merokok :-
● Minuman keras :-
● Ketergantungan obat :-
f. Pola personal hygiene
❖ Mandi
● Frekwensi : 2x/hari
● Sabun : ya
❖ Oral hygiene
● Frekwensi : 2x/hari
● Waktu : pagi dan sore
❖ Cuci rambut
● Frekwensi : 3x/minggu
● Sampo : ya
g. Pola nilai dan kepercayaan/agama
Klien beragama islam/muslim
8. Pemeriksaanfisik
Kesadaran : compos metis
TekananDarah : 110/70 mmhg
Nadi : 80x/mnt
Pernafasan :20/mnt
Suhu tubuh : 37°C
BB : 45 kg
TB : 155 cm
Kepala : Bentuk : simetris
Keluhan:-
Mata
● Kelopak mata : palpebra
● Gerakan mata : normal
● Konjungtiva : merah mudah
● Sklera : berwarna putih kemerahan
● Pupil : normal
● Akomodasi : normal
● Lainnya : ada lingkaran hitam dibawah mata, mata tampak
mengantuk
Hidung
● Reaksi alergi :-
● Sinus :-
● Lainya :-
Telinga : Bersih, pendengaran baik, tidak ada serumen, tidak ada infeksi
Mulut dan tenggorokokan
● Gigi geligi :
● Kesulitan menelan :
● Lainnya :
Dada dan axilla
● Mammae : membesar
● Areola mammae: kecoklatan
● Papila mammae : menonjol
● Colostrums :-
Jantung : I : ictus cordis tidak tampak
P : ictus cordis teraba di ICS 3 dan 4
P : Pekak
A: Bunyi jantung S1,S2 reguler, tidak ada bunyi tambahan
Paru-paru : I : Dada simetris, tidak ada luka, tidak ada oedema
P: pengembangan paru kanan dan kiri simetris
P : Sonor
A : Vesikuler
Perut
● Mengecil : normal
● Linea dan striae : tidak ada
● Luka bekas oprasi : -
● Tfu :-
● Kontraksi :-
● Lainnya : adanya nyeri dibagian bawah perut
Genitalia
● Perineum : normal
● Lokhea :-
● Vesika urinaria : kosong
● Lainnya : vulva terlihat ada darah kental
Ekstrimitas
● Turgor kulit : normal
● Warna kulit : sawo matang
● Kontraktur pada persendian ekstremitas :-
● Kesulitan dalam perggerakan :-
9. Data Penungjang
● Laboratorium :-
● USG :-
● Rontgen :-
● Teraphy :-

B. ANALISA DATA
N Data Fokus Etiologi Diagnosa
O

1. DS: klien mengatakan Disminore Gangguan


rasa
“setiap sebelum haid
Nyaman (nyeri
nyeri perutnya skala
haid) pada
nyerinya 7-
Nn.
8 dan berlangsung
A
selama
1 sampai 2 hari saat
haid”
“ jika klien sedang nyeri
haid klien sampai
tidak bisa beraktivitas
seperti sekolah dan pada
saat disekolah klien izin
pulang dan tidak bisa
membantu orang tua
dirumah”
“ bila sedang sakit haid
klien hanya beristirahat
dikamar dan tidur
tengkurap untuk
mengurangi rasa sakit”

DO: Keluarga
mengatakan “tidak
mengetahui penyebab,
akibat dan cara
mengatasi nyeri pada
haid”

TD :
110/70mmHg,
N : 80x/menit,
S : 36.8 derajat celcius

R: 20x/ menit
BB : 45 kg
TB : 155 cm

Nyeri tekan pada


abdomen

C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri haid) pada Nn. A
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan klien mengeluh
lelah dan klien tampak gelisah

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl/jam Dx. Kep. Tujuan & Kriteria Intervensi TTD
hasil
Jumat Gangguan rasa Setelah dilakukan - menjelaskan pada klien
tindakan akibat lanjut apabila
26-03- nyaman (nyeri
keperawatan
2021 haid) pada disminore tidak
Kompres hangat
Jam diharapkan diobati
Nn. A
15.00 Gangguan rasa - anjurkan Klien dapat
nyaman (nyeri
mendemonstrasikan
haid) tidak
terjadi cara mengompres
dengan air hangat :
- nyeri berkurang
- tuangkan air hangat
- klien dapat didalam botol
mengatsi rasa nyeri - lalu letakkan air
secara mandiri hangat di perut yang
sakit
- -ulangi beberapa kali
- beri kesempatan pada
keluarga untuk
mencoba melakukan
kompres air hangat
Jam D Tindakan Keperawatan Paraf
Hari/tanggal/ja x
m
Jumat 15. 1 • Melakukan
26-03-2021 30
pengkajian kepada Nn.
A
-
DS : klien
mengatakan
16.
00 “setiap sebelum haid nyeri
perutnya skala nyerinya 7-8
dan berlangsung selama 1
sampai 2 hari saat haid”
“ jika klien sedang nyeri haid
klien sampai tidak bisa
beraktivitas seperti sekolah
dan pada saat disekolah klien
izin pulang dan tidak bisa
membantu orang tua
dirumah”
“ bila sedang sakit haid klien
hanya beristirahat dikamar
dan tidur tengkurap untuk
mengurangi rasa sakit”

DO : Keluarga
mengatakan
“tidak mengetahui penyebab,
akibat dan cara mengatasi
nyeri pada haid”
D. IMPLEMENTASI
TD :
110/80mmHg,
N : 80x/menit,
S : 36.8 derajat celcius
R: 20x/ menit
BB : 45 kg
TB : 155 cm

Nyeri tekan pada abdomen


16. 1
Mengevaluasi tindakan yang
30
sebelumnya dilakukan
Cara latihan atau teknik
-
relaksasi progresif

17. DS : klien tampak ingat dan


00 melakukan teknik relaksasi
dengan benar
Cara mengompres air
hangat

DO : klien tampak ingat dan


melakukan kompres hangat
dengan benar yaitu:
- tuangkan air hangat

didalam botol
- lalu letakkan air hangat di
perut yang sakit
E. EVALUASI

N Hari/tanggal/jam D Evaluasi (SOAP) Paraf


o x
1 Jumat 1 S : Nn. A mengatakan sakit ketika
26-03-2021
haid berlangsung selama 1
sampai
2 hari dan tidak dapat
beraktivitas seperti sekolah dan
membantu orang tua”
18.
00 O : TD :
110/80mmHg,
• N : 80x/menit,

• S : 36.8 derajat
celcius

• R: 20x/ menit

• BB : 45 kg

• TB : 155 cm

A : masalah belum
teratasi
P : lanjutkan
intervensi :
- Anjurkan terapi
kompres hangat

2 Jumat, 26-03- 1 S :Nn. M mengatakan sudah tahu


2021
cara mengatasi apabila sakit
perut di bagian bawah saat haid”

18. O : Keadaan umum Nn.A baik


30
- Td : 110/80 mmhg,
- N : 88x/menitt,
- S : 36,6’c,
- RR : 20x/menit

A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
PEMBAHSAN

Pada bab ini penulis akan membahasbeberapa kesenjangan yang terjadi


antara hasil Asuhan keperawatan keluarga dan teori Asuhan keperawatan
keluarga dengan masalah kesehatan Disminore pada keluarga Tn. C
khususnya Nn. A di desa babang Pembahasan ini penulis menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnose
keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi

A. Pengkajian

Pengkajian menurut Suprajitno (2004) adalah suatu tahapan ketika


seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus-menerus
tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh pengkajian
yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawatan
diharapkan menggunakan bahasa yang lugas dan sederhana

Penulis melakukan pengkajian pada pasien dengan masalah


keperawatan disminore pada keluarga Tn. C khususnya pda Nn. A
berdasarkan 32 item data menurut Friedman. Dan diaplikasikan
selama proses pengkajian melalui proses wawancara dengan keluarga,
observasi dan pemeriksaaan fisik . pada kasus ini penulis melakukan
proses pengkajian dari wawancara dengan keluarga, observasi sampai
pemeriksaan fisik

Dari hasil pengkajian yang sudah didapatkan dari mulai wawancara


sampai pemeriksaan fisik yang perlu dikaji pada penderita disminore
(nyeri haid) adalah karakteristik dan gejala yang mengikutinya pada
Nn.A. karakteristik seperti merasakan perut terpelintir dan merasakan
kram pada perut bagian bawah, tidak ada gejala yang mengikuti seperti
mual dan muntah. Penulis juga mengkaji riwayat menstruasi Nn. A, pada
Nn. A pada saat menstruasi terkadang suka telat beberapa hari,
pada saat pengkajian riwayat kontrasepsi penulis tidak mengkaji karena klien
belum menikah.
Pengaruh Kompres Hangat terhadap Penurunan Derajat Nyeri Haid
pada Remaja Putri di SMA Karya Ibu Palembang

Eka Rahmadhayanti1, Rahmalia Afriyani2, Annisa Wulandari3


1,2,3
Program Studi D III Kebidanan STIK SitiKhadijah Palembang
Email: eka.rahmadhayanti9685@gmail.com

Abstract: The Effect of A Warm Compres to Decrease Menstrual Pain in Teenage Girls at Senior
High School Karya Ibu Palembang. Painful menstruation or dysmenorrhea was most problem and
also be a reason for the decreasing activity of women during menstruation, for example, absent
from school. Solving this problem by nonpharmacologic, it is needed to be developed, for example
with a warm compress. The aimed of the study was to know the effect of a warm compress to
decrease the degree of menstrual pain in teenage girls at senior high school Karya Ibu Palembang
2016. The type of this study was pre-experimental design One group pre and post-test. Samples
were obtained based on the inclusion criteria were 18 with accidental sampling technique. The
results showed that the average score of the degree of menstrual pain before warm compresses
was 2 with a minimum-maximum of 1-3 and after a warm compress was 1 with a minimum-
maximum of 1-2. Statistical test result p-value indicates that there was a significant correlation
between the degree of warm compresses to decrease menstrual pain (p=0.0001). Suggested
for schools can collaborate with health officers in providing counseling to cope with menstrual
pain.

Keywords: Warm compress, Menstrual pain

Abstrak: Pengaruh Kompres Hangat terhadap Penurunan Derajat Nyeri Haid pada Remaja Putri
di SMA Karya Ibu Palembang. Nyeri haid atau Dismenore selain merupakan masalah terbanyak
juga menjadi alasan terjadinya penurunan aktivitas wanita saat menstruasi, misalnya tidak masuk
sekolah. Penanganan masalah ini dengan cara nonfarmakologis perlu di kembangkan misalnya
dengan kompres hangat. Tujuan penelitian ini diketahuinya pengaruh kompres hangat terhadap
penurunan derajat nyeri haid pada remaja putri di SMA Karya Ibu Palembang Tahun
2016. Jenis penelitian yang digunakan yaitu pre-eksperimental dengan desain One group pre &
post test. Sampel didapatkan berdasarkan criteria inklusi yang berjumlah 18 orang dengan teknik
Accidental Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor derajat nyeri haid
sebelum kompres hangat adalah 2 dengan dengan nilai minimal-maksimal 1-3 dan sesudah
kompres hangat adalah 1 dengan nilai minimal-maksimal 1-2. Hasil uji wilcoxon nilai p
menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kompres hangat dengan penurunan
derajat nyeri haid (p=0,0001). Disarankan bagi sekolah dapat menjalin kerjasama dengan tenaga
kesehatan dalam memberikan penyuluhan untuk mengatasi nyeri haid.

Kata kunci: Kompres hangat, Nyeri haid

Disminore (Nyeri haid) merupakan salah 2013).


satu keluhan yang sering dialami wanita muda.
Disminore merupakan menstruasi yang disertai
rasa sakit yang hebat dan Kram (Kasdu, 2005).
Nyeri haid adalah nyeri yang berlangsung
selama satu sampai beberapa hari selama
menstruasi. Nyeri haid merupakan salah satu
masalah ginekologi yang paling sering terjadi,
mempengaruhi lebih dari 50% wanita dan
menyebabkan ketidakmampuan untuk
melakukan aktivitas harian selama 1 sampai 3
hari setiap bulannya pada sekitar 10% dari wanita
tersebut. Ketidakhadiran remaja di sekolah
akibat nyeri haid mencapai kurang lebih 25%
(Reeder dkk,
Faktor yang mempengaruhi nyeri haid dapat diberikan obat-obatan. Sedangkan secara
antara lain faktor kejiwaan, faktor konstitusi nonfarmakologi rasa nyeri haid bisa dikurangi
meliputi anemia, penyakit menahun, usia dengan istirahat yang cukup, olah raga yang
menache, dan faktor genetik, faktor obstruksi teratur (terutama berjalan), pemijatan, yoga, dan
kanalis servikalis, faktor endokrin, dan faktor pengompresan dengan air hangat di daerah
alergi (Kumalasari dan andhyantoro, 2012). perut (Manan, 2011). Penggunaan dari kompres
Penanganan nyeri haid dapat dilakukan dengan 2 hangat dapat membuat sirkulasi darah
cara yaitu secara farmakologi dan lancar,
nonfarmakologi. Secara farmakologi nyeri haid
369
370 Jurnal
Rahmadhayanti,
Kesehatan, Volume
Pengaruh
VIII, Nomor
Kompres
3, November
Hangat terhadap
2017, hlm
Penurunan
369-374Derajat Nyeri Haid …
370370

vaskularisasi lancar dan terjadi vasodilatasi yang METODE


membuat relaksasi pada otot karena otot
mendapat nutrisi yang dibawa oleh darah Penelitian ini merupakan penelitian pre
sehingga kontraksi otot menurun (Anugraheni, eksperimental dengan rancangan one group
2013). pretest-postest. Populasi dalam penelitian ini
Nyeri haid dibagi menjadi dua, yaitu nyeri adalah semua siswi kelas X di SMA Karya Ibu
haid primer dan nyeri haid sekunder (Reeder dkk, Palembang yang berjumlah 82 orang.
2013). Dismenore primer ini mencapai Didapatkan
puncaknya pada hari pertama dan kedua 18 orang sampel yang mengalami dismenorea
(Manuaba, 2010). Banyak wanita terpaksa harus selama penelitian dilakukan.
berbaring karena terlalu menderita saat nyeri haid Dalam penelitian ini data primer akan
sehingga terkadang tidak mampu mengerjakan didapatkan dari hasil observasi langsung pada
apapun. Beberapa wanita hanya mengalami siswi yang mengalami nyeri haid di SMA Karya
ketidaknyamanan ringan ketika mereka Ibu Palembang tahun 2016. Analisis dilakukan
menstruasi, namun wanita lainnya menderita untuk mengetahui pengaruh nyeri haid antara
parah (Pacey & Lorraine, 2009). variabel sebelum dan variabel sesudah
Nyeri haid primer terjadi pada usia 12-13 diberikan kompres hangat dalam menurunkan
tahun dan beberapa waktu setelah menarche derajat nyeri haid. Sebelum data dianalisis
biasanya setelah 12 bulan atau lebih (Sukarni dan dilakukan uji normalitas terlebih dahulu dengan
Wahyu, 2013). Berdasarkan hal tersebut maka menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan nilai
nyeri haid primer mungkin akan terjadi pada signifikansi yaitu
remaja berusia 15-17 tahun. Remaja pada usia 0,000 sehingga dapa tdisimpulkan data tidak
tersebut sedang berada di Sekolah Menengah berdistribusi normal. Maka uji bivariat yang
Atas (Anurogo dan Wulandari, 2011). digunakan adalah uji Wilcoxon dengan batasan
Insiden terjadinya dismenore merata 40- p-value ≤ α
80% dan 5-10% wanita mengalami dismenore 0,05.
berat sampai dismenore yang tidak tertahankan.
(Morgan dan Hamilton, 2009). Dismenore
menyebabkan gangguan aktivitas sehari-hari dan
HASIL
harus absen dari sekolah 1-7 hari setiap bulannya
pada 15% responden berusia 15-17 tahun.
Dismenore tidak hanya menyebabkan gangguan 1. Derajat Nyeri Haid Sebelum Kompres
aktivitas tetapi juga memberi dampak bagi fisik, Hangat

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Skor Derajat


Nyeri Haid Sebelum Kompres
Hangat
psikologis, sosial dan ekonomi Variabel Median SD 95% CI
terhadap wanita diseluruh (Min-
dunia misalnya: cepat letih, dan
sering
marah. Remaja dengan dismenore berat Max)
mendapat nilai Skor derajat nyeri 2 0,5 1,99-
sebelum (1-3) 75 2,56
yang rendah (6.5
kompres hangat
%), menurunnya
konsentrasi
(87.1%) dan
absen dari
sekolah
(80.6%) (Tangchai,
2004).
Sementara di Palembang berdasarkan data pada remaja putri, keluhan nyeri haid terbanyak
dari dinkes kota, kejadian nyeri haid sebesar antara usia 15-17 tahun dengan skala nyeri ringan
56,2%. Nyeri haid banyak terjadi dan ditemukan sebelum pemberian kompres panas sebanyak
66,7% dan skala nyeri berat sebanyak 33,3%
371 Jurnal
Rahmadhayanti,
Kesehatan, Volume
Pengaruh
VIII, Nomor
Kompres
3, November
Hangat terhadap
2017, hlm
Penurunan
369-374Derajat Nyeri Haid …
371371

kasus (Bonde, dkk, 2014). Distribusi frekuensi skor derajat nyeri haid
Berdasarkan hal di atas maka perlu sebelum kompres hangat pada remaja putri
dilakukan penelitian untuk Tujuan mengetahui di
pengaruh kompres hangat terhadap penurunan SMA Karya Ibu Palembang ditampilkan pada
derajat nyeri haid pada remaja putri di SMA Tabel 1, didapatkan nilai rata-rata adalah 2
Karya Ibu Palembang Tahun 2016. dengan nilai minimal-maksimal 1-3. Dari hasil
estimasi interval 95% diyakini bahwa rata-rata
skor derajat nyeri sebelum kompres hangat
adalah 1,99 sampai dengan 2,56.
372 Jurnal
Rahmadhayanti,
Kesehatan, Volume
Pengaruh
VIII, Nomor
Kompres
3, November
Hangat terhadap
2017, hlm
Penurunan
369-374Derajat Nyeri Haid …
372372

2. Derajat Nyeri Haid Sesudah Kompres Pengaruh Kompres Panas terhadap Penurunan
Hangat Derajat Nyeri Haid pada Siswi SMA dan SMK
Yadika Kopandakan II, didapatkan data bahwa
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Derajat rata-rata nyeri haid sebelum diberikan kompres
Nyeri Haid Sesudah Kompres hangat adalah 2,33, nilai terendah adalah 2, nilai
Hangat tertinggi adalah 3 dan nilai yang sering
muncul
Variabel Median SD 95% CI adalah 2 dari skala 0-4.
(Min- Perbedaan nyeri ini
dipengaruhi oleh
Max) beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin,
Skor derajat nyeri 1 0,502 1,14- kultur/ budaya,
sesudah kompres (1-2) 1,64
dukungan keluarga/
hangat
sosial, dan koping.
Kondisi tubuh
seseorang yang tidak
akan
sama satu dengan yang
lainnya yang disebabkan
Distribusi frekuensi skor derajat nyeri haid oleh perbedaan kadar endorphin. Endorphin
sesudah kompres hangat pada remaja putri berfungsi mengatur berbagai fungsi fisiologi
di transmisi nyeri, emosi, kontrol nafsu makan dan
SMA Karya Ibu Palembang ditampilkan pada sekresi hormon. Perbedaan kadar endorphin yang
Tabel 2, didapatkan nilai rata-rata adalah 1 tinggi akan sedikit merasakan nyeri dan kadar
dengan nilai minimal-maksimal 1-2. Dari hasil endorphin yang sedikit akan merasakan nyeri
estimasi interval 95% diyakini bahwa rata-rata yang berlebih (Harry, 2007).
skor derajat nyeri sebelum kompres Selain karena faktor hormone endorphin,
hangat adalah adalah 1,14 sampai dengan 1,64. nyeri haid dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
seperti faktor kejiwaan, faktor hormonal, faktor
3. Pengaruh Nyeri Haid Sebelum dan psikis, dan faktor resiko, (Proverawati dan
Sesudah Kompres Hangat Misaroh, 2009). Faktor psikis dan faktor
kejiwaan memegang peran besar dalam
Tabel 3. Pengaruh Nyeri Haid Sebelum dan timbulnya nyeri haid. Faktor psikis, seperti tidak
Sesudah Kompres Hangat
Variabel n Mean SD p-
stabilnya emosi atau perasaan
seorang wanita
Rank value
dapat memicu timbulnya
Sesudah kompres-
nyeri haid. Faktor
0.0001 kejiwaan, yaitu apabila seorang wanita tidak
sebelum kompres
mendapat pengetahuan menyeluruh tentang haid
Tingkat nyeri atau menstruasi dapat mengakibatkan adanya
16 8.50 136.00
menurun disminorea. Faktor hormonal, yaitu
Tingkat nyeri meningkatnya hormon progesteron. Serta faktor
0 .00 .00
meningkat
Tingkat nyeri tetap 2 resiko seperti stress dapat menyebabkan nyeri
Total 18 sedangkan yang mengalami peningkatan
sesudah diberikan kompres hangat tidak ada,
Pengaruh nyeri haid sebelum dan sesudah dan yang tidak mengalami perubahan sesudah
kompres hangat pada remaja putri di SMA Karya diberikan kompres hangat adalah 2 responden.
Ibu Palembang ditampilkan pada tabel 3, Dari hasil uji statistik menggunakan uji Wilcoxon
didapatkan dari 18 responden yang mengalami didapatkanp p-value adalah 0,0001.
penurunan skor nyeri sesudah diberikan
kompres hangat adalah 16 responden,
373 Jurnal
Rahmadhayanti,
Kesehatan, Volume
Pengaruh
VIII, Nomor
Kompres
3, November
Hangat terhadap
2017, hlm
Penurunan
369-374Derajat Nyeri Haid …
373373

haid. Secara tidak sadar stress dapat membuat


PEMBAHASAN penekanan pada pinggul dan otot-otot punggung
bagian bawah. Menurut Proverawati dan Misaroh
Derajat Nyeri Haid Sebelum Kompres Hangat (2009), orang yang mempunyai kelebihan berat
badan dapat mengakibatkan nyeri haid karena di
Pada penelitian ini diketahui, derajat nyeri dalam tubuh mereka terdapat jaringan lemak
haid sebelum kompres hangat adalah rata-rata yang banyak, yang mengakibatkan hiperplasi
2. Sejalan dengan Bonde, dkk (2014) kelenjar reproduksi wanita (terdesak oleh
tentang jaringan lemak) sehingga menstruasi terganggu
dan timbul nyeri.
Melihat dampak dari nyeri haid tersebut
dapat dikatakan bahwa nyeri haid merupakan
salah satu problema dalam kehidupan remaja,
yang memaksa mereka untuk menggunakan
berbagai cara untuk mencegah terjadinya nyeri
haid.

Derajat Nyeri Haid Sesudah Kompres Hangat

Pada penelitian ini diketahui, derajat nyeri


haid sesudah kompres hangat adalah rata-rata 1.
Artinya terjadi penurunan, dan tindakan kompres
374 Jurnal
Rahmadhayanti,
Kesehatan, Volume
Pengaruh
VIII, Nomor
Kompres
3, November
Hangat terhadap
2017, hlm
Penurunan
369-374Derajat Nyeri Haid …
374374

hangat memberikan pengaruh yang signifikan menstruasi sedang menurun dari 10 orang
terhadap penurunan derajat nyeri. sebelum diberikan kompres hangat menjadi 5
Sesuai dengan penelitian Bonde, dkk orang setelah diberikan kompres hangat. Yang
(2014) tentang pengaruh kompres panas berarti bahwa kompres hangat yang diberikan
terhadap penurunan derajat nyeri haid pada
siswi SMA dan SMK Yadika Kopandakan II
didapatkan data bahwa rata-rata nyeri haid
sesudah diberikan kompres hangat adalah
1,27, nilai terendah adalah skala nyeri 1
(ringan) dan tertinggi adalah skala nyeri 2
(sedang) dari skala 0-4.
Menurut Kozier dan Gleniora (2009),
penggunaan kompres hangat membuat sirkulasi
dan vaskularisasi darah lancer sehingga terjadi
relaksasi pada otot mengakibatkan kontraksi otot
menurun dan nyeri berkurang. Penurunan
intensitas nyeri dipengaruhi oleh kompres hangat
pada simphisis pubis yang dilakukan dengan
buli-buli panas yang memberikan efek pelebaran
pembuluh darah sehingga dengan efek tersebut
aliran darah menjadi lancar. Sehingga aktifitas
yang terganggu sebelumnya akibat nyeri haid
dapat kembali dilanjutkan.
Tujuan dari kompres hangat ini untuk
menurunkan intensitas nyeri dengan
manfaat
pemberian kompres hangat secara biologis yang
menyebabkan dilatasi pembuluh darah yang
mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah.
Pemberian kompres hangat memakai prinsip
pengantaran panas melalui cara konduksi dimana
panas ditempelkan pada daerah yang sakit untuk
melancarkan sirkulasi darah dan menurunkan
ketegangan otot sehingga akan menurunkan
nyeri pada wanita dengan dismenore primer,
karena pada wanita dengan dismenore ini
mengalami kontraksi uterus dan kontraksi otot
polos (Anugraheni dan Wahyuningsih, 2013).

Pengaruh Nyeri Haid Sebelum dan Sesudah


Kompres Hangat

Pada penelitian ini diketahui bahwa ada


pengaruh nyeri haid sebelum dan sesudah
kompres hangat pada remaja putri di SMA Karya
Ibu Palembang dengan uji Wilcoxon didapatkan
p-value adalah 0,0001.
Hal ini sejalan dengan penelitian
Rahayuningrum (2016), yaitu terjadi penurunan
skala dismenore pada remaja SMA N 3 Padang
pada kelompok yang mendapatkan kompres
hangat.
Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Arofiati & Kurniasih (2004), dimana
frekuensi responden yang mengalami nyeri
375 Jurnal
Rahmadhayanti,
Kesehatan, Volume
Pengaruh
VIII, Nomor
Kompres
3, November
Hangat terhadap
2017, hlm
Penurunan
369-374Derajat Nyeri Haid …
375375

dapat menurunkan tingkat nyeri dari nyeri Kompres hangat adalah suatu metode
sedang menjadi nyeri ringan. dalam penggunaan suhu hangat setempat yang
Penelitian yang dilakukan Bonde (2014) dapat menimbulkan efek fisiologis. Kompres
tentang Pengaruh kompres panas terhadap
penurunan derajat nyeri haid pada siswi SMA
dan SMK Yadika Kopandakan II dengan analisis uji
statistik uji Wilcoxon, hasil dari nilai p
menunjukkan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara kompres panas dengan
penurunan derajat nyeri haid (p=0,00).
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa kompres panas berpengaruh
terhadap penurunan derajat nyeri haid pada
siswi SMA dan SMK Yadika Kopandakan II.
Begitu pula menurut Nida (2016),
berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon Signed
Ranks Test pengaruh kompres hangat
terhadap
penurunan nyeri haid pada siswi kelas XI di
SMK Muhammadiyah Watukelir didapatkan nilai
signifikasi (p) 0,00 yang berarti bahwa nilai p
(0,00) kurang dari 0,05; sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian
kompres hangat terhadap penurunan nyeri
dismenore. Ada pengaruh kompres hangat
terhadap penurunan nyeri dismenore pada siswa
kelas XI di SMK Muhammadiyah Watukelir.
Hal ini dapat dijelaskan dengan teori yang
dikemukakan oleh Perry & Potter (2005)
pengompresan yang dilakukan dengan
mempergunakan buli-buli panas yang di bungkus
kain yaitu secara konduksi dimana terjadi
pemindahan panas dari buli-buli ke dalam tubuh
sehingga akan menyebabkan pelebaran
pembuluh darah dan akan terjadi penurunan
ketegangan otot sehingga nyeri haid yang
dirasakan akanberkurang atau hilang, panas
dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah
yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah.
Secara fisiologis respon tubuh terhadap panas
yaitu menyebabkan pembuluh darah,
menurunkan kekentalan darah, menurunkan
ketegangan otot, meningkatkan metabolisme
jaringan dan meningkatkan permeabilitas kapiler.
Respon dari panas inilah yang digunakan untuk
keperluan terapi pada berbagai kondisi dan
keadaan yang terjadi dalam tubuh. Panas
menyebabkan vasodilatasi maksimum dalam
waktu 20-30 menit, melakukan kompres lebih
dari 30 menit akan mengakibatkan kongesti
jaringan dan klien akan beresiko mengalami luka
bakar karena pembuluh darah yang berkontriksi
tidak mampu membuang panas secara adekuat
melalui sirkulasi darah (Kozier dan Gleniora,
2009).
376 Jurnal
Rahmadhayanti,
Kesehatan, Volume
Pengaruh
VIII, Nomor
Kompres
3, November
Hangat terhadap
2017, hlm
Penurunan
369-374Derajat Nyeri Haid …
376376

hangat dapat digunakan pada pengobatan nyeri derajat nyeri haid sesudah diberikan kompres
dan merelaksasikan otot–otot yang tegang. Skala hangat adalah 1 dengan nilai minimal-maksimal
nyeri juga dipengaruhi oleh beberapa faktor 1-2. Dapat disimpulkan ada pengaruh kompres
resiko yang dapat mengakibatkan nyeri hangat terhadap penurunan derajat nyeri haid
bertambah seperti kelelahan, kecemasan, stres, pada remaja putri di SMA Karya Ibu Palembang
aktifitas, kegemukan, dan riwayat nyeri dengan p-value=0,0001.
sebelumnya. Persepsi tiap orang terhadap nyeri
juga sangat bersifat subjektif sehingga dapat
mempengaruhi respon nyeri yang bervariasi.
SARAN

Diharapkan bagi sekolah dapat menjalin


SIMPULAN kerjasama dengan tenaga kesehatan dalam
memberikan penyuluhan kepada siswi-siswi
Rata-rata skor derajat nyeri haid sebelum untuk mengatasi rasa nyeri haid sehingga
diberikan kompres hangat adalah 2 dengan nilai mengurangi jumlah ketidakhadiran saat
minimal-maksimal 1-3, sedangkan rata-rata skor mengalami dismenore.

DAFTAR PUSTAKA
Anugraheni, V dan Wahyuningsih, A. 2013. Harry. 2006. Mekanisme Endhorphin dalam
Efektifitas Kompres Hangat dalam Tubuh. Yogyakarta: NuhaMedika.
Menurunkan Intensitas Nyeri
Dysmenorrhoea. Kediri. Jurnal STIKES
Baptis, Volume 6, No. 1, Juli 2013.
Arofiati F., Kurniasih, A. 2004. Pengaruh
Pemberian Kompres Hangat Kering
terhadap Tingkat Nyeri pada Saat
Menstruasi di Panti Asuhan Putri Aisyiyah
Yogyakarta. Jurnal Mutiara Medika
(Jurnal Kedokteran dan Kesehatan).
1(4):30-47.
Aden. 2010. Ketika Remaja dan Pubertas Tiba.
Yogyakarta: Hanggar Kreatif.
Anugraheni V dan Wahyuningsih A. 2013.
Efektifitas Kompres Hangat dalam
Menurunkan Intensitas Nyeri
Dyshmenorhea pada Mahasiswi STIKES
RS Baptis Kediri. Jurnal STIKES. Vol. 6, No.
1, Juli 2013.
Anurogo D dan Wulandari A. 2011. Cara Jitu
Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: CV.
Andi.
Bobak dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.
Bonde dkk, 2014. Pengaruh Kompres Panas
terhadap Penurunan Derajat Nyeri Haid
pada Siswi SMA dan SMK Yadika
Kopandakan II. Jurnal Fisika Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado.
Dinkes Kota Palembang. 2013. Laporan Bulanan
Dinas Kesehatan Kota Palembang.
Gabriel, J. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta:
EGC.
377 Jurnal
Rahmadhayanti,
Kesehatan, Volume
Pengaruh
VIII, Nomor
Kompres
3, November
Hangat terhadap
2017, hlm
Penurunan
369-374Derajat Nyeri Haid …
377377

Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan


dan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Kasdu, D. 2005. Solusi Kesehatan Wanita
Dewasa. Edisi 1. Jakarta: Puspa Swara.
Kumalasari I dan Adhyantoro I. 2012. Kesehatan
Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika.
Kozier B dan Gleniora E. 2009. Buku Ajar
Praktik Keperawatan Klinis. Jakarta: EGC.
Manan, L. 2011. Kamus Pintar Kesehatan
Wanita. Yogyakarta: Buku Biru.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Kandungan
dan KB. Jakarta: EGC.
Morgan, G & Hamilton, C. 2009. Obstetri &
Ginekologi Panduan Praktis (Edisi 2).
Jakarta: EGC.
Nida, R. M., & Sari, D. S. 2016. Pengaruh
Pemberian Kompres Hangat Terhadap
Penurunan Nyeri Dismenore Pada Siswi
Kelas Xi Smk Muhammadiyah Watukelir
Sukoharjo (The Influence Of Warm
Compress Decrease In Dismenorhea
Eleventh Grade Students Of Smk
Muhammadiyah Watukelir
Sukoharjo). Jurnal Kebidanan Dan
Kesehatan Tradisional, 1(2).
Pacey & Lorraine. 2009. Understanding Your
Menstrual Cycle. Jakarta.
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan
(terjemahan, edisi 4, vol 1-2). Jakarta:
EGC.
Proverawati, A dan Misaroh, S. 2009. Menarche
Menstruasi Pertama Penuh
Makna.Yogyakarta: Nuha Medika.
Rahayuningrum, D. C. 2016. Perbedaan
Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas dalam
378 Jurnal
Rahmadhayanti,
Kesehatan, Volume
Pengaruh
VIII, Nomor
Kompres
3, November
Hangat terhadap
2017, hlm
Penurunan
369-374Derajat Nyeri Haid …
378378
dan Kompres Hangat dalam Menurunkan
Dismenore pada Remaja SMA Negeri 3
Padang. Jurnal Kesehatan Medika
Saintika, 7(2).
Reeder dkk, 2013. Keperawatan Maternitas
Kesehatan Wanita, Bayi, dan Keluarga. Edisi 18. Jakarta: EGC.
Thangchai, K., Titavan, V., & Boriboonhirunsarn, D. 2004. Dysmenorrhea in Thai adolecents:
Prevalence, impact and knowledge of treatment. Journal of The Medical Association of
Thailand, 3(87), 69-73.
Perbedaan Tindakan Pengurangan Nyeri Haid Antara
Kompres Hangat dan Pijat Punggung

The Difference of Menstural Pain Reduction between


Warm Compress and Back Massage
Yayang Kharistik Almasith, Fresthy Astrika Yunita, Agus Eka Nurma
Yunita
Universitas Sebelas Maret
ycharistik@yahoo.com

Abstract
Menstrual pain can reduce activities. A preliminary study showed that 80% of the
students of STIKES Aisyiyah Surakarta experienced the menstrual pain. A non-
pharmacological intervention to reduce the menstrual pain can be done through the
execution of warm compress and back massage. The aim of this study was to
investigate the difference of pain reduction between warm compress and back
massage on menstrual pain among the students of STIKES Aisyiyah Surakarta. This
was a quasy experimental research with the non-randomized control group pretest
posttest design. Thirdty students STIKES Aisyiah became the research subject. The
result of Paired T Test showed that the mean of warm compress= 2.400, with the p-
value= 0.000 was greater than that of back massage= 1.267 with the p-value=
0.002.This indicated that there was a difference between the two methods as the warm
compress was more effective than back massage on reducing menstrual pain. In time
to come, midwifes should conduct counseling on menstrual pain with natural and safe
warm compress.
Keywords: menstrual pain, warm compress, back massage

Abstrak
Nyeri haid dapat mengakibatkan berkurangnya aktifitas. Studi pendahuluan
menunjukkan 80% mahasiswi mengalami nyeri haid. Tindakan non-farmakologi untuk
mengurangi nyeri haid dapat dilakukan melalui kompres hangat dan massage
punggung. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan tindakan pengurangan nyeri
kompres hangat dan massage punggung terhadap nyeri haid pada mahasiswi STIKES
Aisyiyah Surakarta. Metode penelitian Quasy Eksperiment dengan non randomized
control group pretest posttest design. Subjek penelitian adalah 30 mahasiswi STIKES
Aisyiyah Surakarta. Uji Paired T Test dihasilkan mean kompres hangat (2.400) p value
0.000 > massage punggung (1.267) p value 0.002. Berarti Ha diterima, Ho ditolak yaitu
ada perbedaan, kompres hangat lebih efektif daripada massage punggung dalam
pengurangan nyeri haid. Bidan hendaknya memberikan konseling pengurangan nyeri
haid dengan kompres hangat yang alami dan aman.
Kata Kunci: nyeri haid, kompres hangat, pijat punggung

Pendahuluan
Ciri yang menandai masa pubertas perempuan adalah keluarnya darah haid. Pada
umumnya haid akan berlangsung setiap 21-30 hari selama 2-7 hari, jumlah darah yang hilang
sekitar 10-80 cc, dan tidak terasa nyeri(1). Namun adakalanya terdapat gangguan yang ada
hubungannya dengan haid diantaranya amenorea, menoragia, menometroragia, perdarahan
disfungsional uterusdan dismenore(2). Dismenore yaitu nyeri haid yang memaksa wanita untuk
istirahat atau berakibat pada menurunnya kinerja dan berkurangnya aktifitas sehari -hari(3).
Pada keadaan ini perut akan terasa nyeri dan kembung, disertai dengan mual, pusing dan nyeri
sendi. Nyeri berlangsung dalam beberapa jam sampai satu hari. Kadang-kadang gejala tersebut
dapat lebih lama dari satu hari tetapi jarang melebihi 72 jam. Gejala-gejala sistemik yang
menyertai
berupa mual, diare, sakit kepala, dan perubahan emosional. Walaupun pada umumnya nyeri
haid tidak berbahaya, namun seringkali mengganggu bagi wanita yang mengalami (4).

Angka kejadian nyeri haid (dismenore) di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50%
perempuan di setiap negara mengalami nyeri haid. Sebuah studi longitudinal secara kohort pada
wanita Swedia ditemukan prevalensi nyeri haid adalah 90% pada wanita usia 19 tahun dan 67%
pada wanita usia 24 tahun. Sementara di Indonesia, kejadian nyeri haid dialami oleh 54,89%
wanita Indonesia pada usia produktif(5). Dua cara untuk mengatasi nyeri haid, dapat dilakukan
dengan terapi farmakologis dan non farmakologis. Manajemen nyeri non farmakologis kompres
hangat memberikan reaksi fisiologis antara lain mengurangi ketegangan otot(4). Massage
punggung memberikan efek penurunan kecemasan dan ketegangan otot. Rangsangan massage
ini dipercaya akan membuat rasa nyaman dan memperlancar aliran darah(2).

Studi pendahuluan yang dilakukan pada mahasiswi kebidanan STIKES Aisyiah


Surakarta, menunjukkan bahwa dari 10 mahasiswi 8 diantaranya (80%) mengalami nyeri haid,
dan upaya pengurangan nyeri yang dilakukan mahasiswi adalah istirahat (tidur) dan
mengkonsumsi obat analgesik. Penelitian serupa pernah dilakukan terkait nyeri haid di di SMPN
1 Gresik dengan hasil dari 47 responden, 35 (64,5%) diantaranya mengalami penurunan nyeri
haid setelah diberikan teknik effleurage(6). Berdasarkan tingginya angka kejadian nyeri haid
yang mengakibatkan gangguan aktivitas sehari-hari pada penderitanya, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian ini sehingga diharapkan mendapatkan informasi terkait perbedaan
tindakan pengurangan nyeri haid dengan cara kompres hangat dan pijat punggung pada
mahasiswi STIKES Aisyiah Surakarta.

Metode Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan non equivalent
control group atau non randomized control group pretest posttest design. Penelitian dilakukan di
Prodi Kebidanan STIKES Aisyiah Surakarta pada bulan November 2014 - Juni 2015. Populasi
adalah semua mahasiswi kebidanan STIKES Aisyiah Surakarta yang mempunyai riwayat
mengalami nyeri haid yang berjumlah 88 mahasiswi. Penelitian ini menggunakan 15 sampel
pada kelompok eksperimen dan 15 sampel pada kelompok kontrol. Teknik sampling yang
diambil adalah teknik non probability sampling dengan metode pengambilan sampel adalah
quota sampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi skala nyeri haid. Intervensi
kompres hangat menggunakan instrumen botol plastik dengan dibalut kain, suhu air 52ᴼC,
lokasi pengompresan pada punggung responden selama 20 menit. Pijat punggung hanya
diperlukan lotion sebagai pengurang gesekan, dilakukan di punggung dengan metode efflurage
dan petrissage selama total 20 menit.

Analisis data penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis
univariat pada penelitian ini meliputi distribusi frekuensi dan persentase sebelum dan sesudah
intervensi. Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui perbedaan kompres hangat danpijat
punggung terhadap nyeri haid. Uji normalitas dengan Saphiro Wilk, nilai kemaknaan (p) > 0,05.
Uji data statistik yang digunakan adalah Uji beda T Test Berpasangan, tingkat kepercayaan 95%
derajat kesalahan 5% atau α = 0,05. Selanjutnya untuk membedakan keefektifan antara 2
metode dilakukan dengan membandingkan perbedaan rerata yang bermakna antara dua
kelompok data .

Hasil Penelitian
Analisis univariat dalam penelitian menunjukkan tingkatan nyeri haid sebelum dan
sesudah intervensi. Pada tabel 1 terlihat distribusi frekuensi tingkatan nyeri pada kelompok yang
mendapat intervensi kompres hangat.
Tabel 1. Distribusi frekuensi tingkat nyeri sebelum dan sesudah dilakukan kompres hangat pada
kelompok intervensi

Tingkatan Nyeri Sebelum Persentase Sesudah Persentase


(f) (%) (f) (%)
- -
0 2 13
.3
1 2 1 1 20
3. .0
3
2 - - 5 33
.3
3 1 6 2 13
. .3
7
4 4 2 1 6
6. .
7 7
5 3 2 - -
0.
0
6 1 6 2 13
. .3
7
7 3 2 - -
0.
0
8 1 6 - -
.
7
9 - - - -
10 - - - -
To 15 1 15 1
tal 0 0
0 0

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa tingkat nyeri haid sebelum dilakukan kompres
hangat pada kelompok eksperimen pada skala nyeri yang dapat diabaikan (<5) yaitu terdapat 7
orang terdapat peningkatan jumlah responden sebanyak 11 orang setelah dilakukan intervensi
kompres hangat. Pada skala nyeri tidak dapat diabaikan (≥5) terdapat penurunan jumlah
responden sebelum dan sesudah intervensi kompres hangat dari 10 orang berubah menjadi 2
orang.
Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat nyeri sebelum dan setelah pada kelompok kontrol (pijat
punggung)
Tingkatan Persentase Setelah Persentase
Nyeri
Sebelum
(f) (%) (f) (%)

- 13.3
0 - 2
1 2 13.3 3 20.0
2 1 6.7 4 26.7
3 2 13.3 - -
4 5 33.3 3 20.0
5 - - - -
6 4 26.7 2 13.3
7 1 6.7 1 6.7
8 - - - -
9 - - - -
10 - - - -
Total 15 100 15 100

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa tingkat nyeri haid pada sebelum-kontrol
pada skala nyeri yang bisa diabaikan (<5) yaitu terdapat 10 orang dan terdapat peningkatan
jumlah responden sebanyak 12 orang setelah dilakukan massage punggung. Pada skala nyeri
tidak bisa diabaikan (≥5) terdapat penurunan jumlah responden sebelum dan sesudah pijat
punggung dari
6 orang menjadi 3 orang. Analisis bivariat dilakukan dengan uji komparatif menggunakan t test
berpasangan. Berdasarkan hasil uji komparatif t test berpasangan didapatkan nilai signifikasi (p
value) kompres hangat sebesar 0,000 dan pijat punggung sebesar 0.002. Dengan tingkat
kepercayaan 95%, nilai p<0,05 maka terdapat perbedaan antara skala nyeri haid sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi yaitu kompres hangat dan pijat punggung. Kemudian dilakukan
perbandingan untuk mengetahui intervensi manakah yang lebih berpengaruh untuk perubahan
rasa nyeri haid. Berdasarkan uji statistik menggunakan uji komparatif T test berpasangan
didapatkan nilai mean kompres hangat (2.400) > mean pijat punggung (1.267). Hal ini
menunjukkan terdapat perbedaan pengurangan nyeri antara kompres hangat dan pijat
punggung dengan hasil perbandingan penggunaan kompres hangat lebih efektif dari pada pijat
punggung dalam pengurangan skala nyeri haid pada mahasiswi kebidanan STIKES Aisyiyah
Surakarta.
Pembahasan
Hasil penelitian menyatakan penggunaan metode kompres hangat lebih efektif daripada
penggunaan pijat punggung dalam perubahan rasa nyeri haid pada mahasiswi kebidanan
STIKES Aisyiyah Surakarta. Sebelum dilakukan kompres hangat pada kelompok eksperimen
pada skala nyeri yang bisa diabaikan (<5) terdapat 7 orang dimana terjadi peningkatan jumlah
responden sebanyak 11 orang setelah dilakukan kompres hangat. Pada skala nyeri tidak bisa
diabaikan (≥5) terdapat penurunan jumlah responden sebelum dan sesudah intervensi
kompres
hangat yaitu dari 10 orang berubah menjadi 2 orang. Hal tersebut menunjukkan terjadinya
peningkatan jumlah responden pada nyeri yang lebih ringan dan terjadi penurunan jumlah
responden pada skala nyeri yang lebih berat.

Kompres hangat dapat menurunkan nyeri haid yaitu dengan mengaktifkan


(merangsang) serat non-nosiseptif yang berdiameter besar untuk “menutup gerbang” bagi serat-
serat berdiameter kecil yang berperan dalam menghantarkan nyeri, sehingga transmisi impuls
nyeri ke medulla spinalis dan otak dihambat(7). Hal ini sesuai dengan teori Gate Control dari
Melzack dan Wall, bahwa impuls nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh mekanisme
pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan pula bahwa impuls nyeri
dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan
tertutup(8).

Selain itu, prinsip kerja kompres hangat yaitu secara konduksi dimana terjadi
perpindahan panas dari buli-buli panas ke tubuh yang akan memberikan sinyal ke hipotalamus
melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas pada hipo talamus
dirangsang, sistem efektor mengeluarkan sinyal yang akan menyebabkan pelebaran/ dilatasi
pembuluh darah dan meningkatkan metabolisme jaringan. Selain itu, mengakibatkan
peningkatan sirkulasi darah, menurunkan kekentalan darah, meningkatkan permeabi litas kapiler
dan penurunan ketegangan otot sehingga nyeri haid akan berkurang(8). Sebagian besar
responden mengalami penurunan skala nyeri haid setelah diberikan kompres hangat. Hal ini
sesuai dengan teori Tamsuri (2007) yang menyatakan bahwa kompres hangat merupakan
pengurang nyeri yang baik(9).

Pada pijat punggung, skala nyeri dapat diabaikan (<5) sebelum intervensi terdapat 10
orang dan terjadi peningkatan jumlah responden sebanyak 12 orang setelah dilakukan pijat
punggung. Pada skala nyeri tidak dapat diabaikan (≥5) terdapat penurunan jumlah responden
sebelum dan sesudah pijat punggung dari 6 orang menjadi 3 orang. Hal ini menunjukkan
terjadinya peningkatan jumlah responden pada nyeri yang lebih ringan dan terjadi penurunan
jumlah responden pada skala nyeri yang lebih berat

Pijat sendiri merupakan manipulasi-manipulasi tertentu dan dilaksanakan dengan


tangan secara sistematis. Pijat menimbulkan efek memperlancar peredaran darah. Manipulasi
yang dikerjakan dengan gerakan menuju ke arah jantung, secara mekanis akan membantu
mendorong pengaliran darah dalam pembuluh vena menuju ke jantung(10). Ini berarti suplai
darah ke jaringan menjadi lancar, terutama pada jaringan iskemik dimana saat nyeri haid terjadi
kontraksi rahim yang dapat menyebabkan iskemi pada daerah kontraksi tersebut(11).

Berbeda dengan kompres hangat, pijat ini tidak secara spesifik menstimulasi reseptor
yang sama seperti reseptor nyeri tetapi hanya berdampak melalui sistem kontrol desenden
dengan menstimulasi serabut-serabut yang mentransmisikan sensasi tidak nyeri, memblok atau
menurunkan transmisi impuls nyeri. Oleh karena itu, klien lebih cepat merasakan nyeri kembali
setelah pijat dibandingkan dengan kompres hangat(9). Selain itu, kekuatan dan kecepatan
masing-masing gerakan kombinasi yang dilakukan saat pijat yang bersifat subjektif berpengaruh
pada efek fisiologis yang dihasilkannya. Hal ini berarti setiap klien yang dilakukan pijat
mempunyai ambang batas kekuatan tubuh masing-masing dalam menerima gerakan pijat ini.
Sehingga berdampak pada perbedaan kekuatan dan kecepatan gerakan saat pijat pada setiap
klien yang tentunya berpengaruh pada efek fisiologis yang dihasilkan.
Pada kelompok pijat punggung terdapat 5 responden yang mempunyai skala nyeri haid
yang tetap sebelum dan setelah intervensi. Hal ini dapat dimungkinkan karena faktor kejiwaan
dan konstitusi. Faktor kejiwaan secara fisiologis dapat menyebabkan kontraksi uterus menjadi
terasa semakin nyeri dan sakit. Pada faktor konstitusi yaitu kondisi anemia terkait dengan
adanya fungsi hemoglobin yaitu mengikat oksigen mengalami penurunan jumlah sehingga
mengakibatkan produksi prostaglandin lebih banyak dan memicu kontraksi uterus lebih kuat(12).

Teori fisiologis masing-masing intervensi pada tubuh seperti pada pembahasan diatas
menunjukkan bahwa kompres hangat merupakan tindakan pengurang nyeri yang lebih efektif
dibandingkan dengan pijat punggung. Hal ini sesuai dengan hasil uji statistik menggunakan uji
komparatif T test berpasangan yang didapatkan hasil nilai mean kompres hangat (2.400) >
mean pijat punggung (1.267). Hal ini berarti terdapat perbedaan pengurangan nyeri antara
kompres hangat dan pijat punggung dengan hasil perbandingan penggunaan kompres hangat
lebih efektif dari pada pijat punggung dalam pengurangan skala nyeri haid pada mahasiswi
kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan
pengaruh pengurangan nyeri haid pada pemberian kompres hangat dan pijat punggung dimana
kompres hangat lebih efektif (p value 0.000) daripada pijat punggung (p value 0.002).
Perbandingan nilai mean uji Paired T Test yaitu kompres hangat (2.400) > pijat punggung
(1.267).
Saran

Dapat disarankan bagi responden hendaknya


dapat mengaplikasikan kompres hangat
sebagai pengurang nyeri haid yang efektif, mudah dan aman. Bagi peneliti selanjutnya
diharapkan dapat mengamati faktor-faktor lain yang mempengaruhi nyeri haid seperti kadar Hb,
status gizi, aktivitas dan tingkat stress. Serta bagi tenaga kesehatan khususnya bidan
hendaknya dapat memberikan konseling pengurangan nyeri haid dengan kompres hangat yang
alami dan aman.

Daftar Pustaka
1. Nugroho, M dan Joseph., 2010. Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri (Obsgyn).
Yogyakarta, Nuha Medika, pp. 29.
2. Olivia, Femi., 2013. Mengatasi Gangguan Haid. Jakarta, PT Alex Media Komputindo, pp.
xvii, 68-69.
3. Manuaba dkk., 2010. Buku Ajar Penuntun Kuliah Ginekologi. Jakarta, Trans Info Media
4. Anurogo, Dito dan Ari Wulandari., 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta,
Penerbit Andi, pp. 32-33, 108.
5. Kundarti, FI, Lumastari AW dan Wuri WA., 2012. Perbedaan Tingkat Dismenorhoe Primer
pada Siswi yang Rutin Melakukan Olah Raga dan yang Jarang Melakukan Olah Raga di
SMA N 8 Kota Kediri. Volume III: pp. 183.
6. Fauziyah, Iin Zuliyati., 2013. Efektivitas Teknik Effleurage terhadap Penurunan Tingkat
Disminore pada Siswi SMA N 1 Gresik.
7. Ikawati, Zullies.,2011. Farmakoterapi Penyakit Sistem Syaraf Pusat. Yogyakarta, Bursa
Ilmu, pp. 35-36.
8. Potter, Patricia dan Anne Grifin Perry., 2007. Buku Ajar Fundamental Keperwatan: Konsep,
Proses, dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Jakarta, Buku Kedokteran EGC, pp. 1533.
9. Tamsuri, Anas., 2007. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta, Buku Kedokteran
EGC, pp. 52-55.
10. Wijanarko, Bambang., 2010. Sport Massage: Teori dan Praktek. Surakarta, Yuma Pustaka,
pp. 1, 41-43, 57, 84-88.
11. Lowe, Whitney W., 2009. Orthopedic Massage Theory and Technique Second Edition.
China, Elsevier pp. 44.
12. Judha, M, Sudarti dan Afroh Fauziah., 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri
Persalinan.
Yogyakarta, Nuha Medika, pp. 35-36, 45.
DAFTAR PUSTAKA

Sharon J, Reader dan Leonide L. Martin dan Deborah Koniak-Griffin (2003).


“Keperawatan maternitas : kesehatan wanita, bayi&keluarga.(et
al.) – Ed. 18. Jakarta : EGC 2011

Prawirahardjo Sarwono, (2010) “Ilmu kandungan”. Jakarta : Bina Pustaka

Friedman, M. Marilyn. (1998). Keperawatan keluarga: Teori dan Praktik


Jakarta : EGC

Mubarak, dkk (2009) “Ilmu keperawatan komunitas konsep dan aplikasi.


Jakarta : Salemba Medika

Kozier dan Erb’s (2009) “Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Edisi ke-5.
Jakarta : EGC

Sarwono Sarlito (2011) “Psikologi Remaja”. Jakarta : Rajawali Pers

Kemenkes RI. 2004. Keputusan RI Nomor 128/KEMENKES/SK/II2004


Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta

dr. Siska Sulistami…(et al.) “Psikologi & Kesehatan Reproduksi Remaja”.


Jakarta : Mustika Pustaka Negeri

Bobak. (2005). “Keperawatan Maternitas”. Jakarta : EGC

Oktaviana, A dan Imron, R. (2012). Menurunkan Nyeri Disminore dengan


kompres hangat. Jurnal Keperawatan
DEKOMENTASI 1
DEKOMENTASI 2

Anda mungkin juga menyukai