Di SusunOleh :
NIM : 2008065
DISMINORE
b. Faktor kejiwaan
Wanita mempunyai emosional yang tidak stabil sehingga mudah
mengalami disminore primer. Factor kejiwaan bersamaan dengan
disminore akan menimbulkan gangguan tidur (insomnia)
c. Faktor konstitusi
Factor konstitusi berhubungan dengan factor kejiwaan yang dapat
menurunkan ketahanan terhadap nyeri. Factor konstitusi
antaralain: anemia, pentakit menahun dan sebagainya factor
obstruksi kanalis servikalis, akan tetapi sekarang sudah tidak lagi.
Mioma submukosum bertangkai pilop endometrium dapat
menyebabkan disminore karena otot-otot uterus berkontraksi kuat
untuk mengeluarkan kelainan tersebut.
d. Factor alergi
Teori ini dikemukakan setelah adanya asosiasi antara disminore
primer dengan urtikaria, migren atau asma bronchial
3. Tanda Gejala
Gejala-gejala umum dari dismenore adalah:
Menurut Proverawati (2009) ciri-ciri dismenore primer antara lain:
Gastrointestinal Merangsang
Peningka pengeluaran
Penumpukan darah
tan produk neurotransmiter
haid dan
vasopresin prostagladin
MK : nutrisi T
Hipoksia dan iskemia e
jaringan uterus r
j
a
d
i
h
i
p
e
r
s
e
n
s
i
t
i
v
i
t
a
s
s
y
a
r y u
a e t
f r e
i r
n u
s
Kelabilan emosional
1) Dismenore Primer
Dismenore primer, (disebut juga Dismenore idiopatik, esensial,
intrinsik) adalah nyeri menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi
(tanpa kelainan ginekologik). Terjadi sejak menarche dan tidak
terdapat kelainan pada alat kandungan (Proverawati & Misaroh,
2009).
2) Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder, (disebut juga sebagai Dismenore ekstrinsik,
acquired) adalah nyeri menstruasi yang terjadi karena kelainan
ginekologik, misalnya endometriosis (sebagian besar), fibroids,
adenomyosis. Terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak
mengalami Dismenore (Proverawati dkk, 2009).
2. Medis
1. Pemberian Analgesik (non opiat) ringan dan sederhana atau kombinasi
analgesik dan AINS
2. Pemberian Analgesik Antiinflamasi Non Steroid (AINS)
3. Pemberian Antipasmodik
4. Pemberian Estrogen dan Progesteron
5. Pemberian Suplemen
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada klien dengan
dismenore adalah:
1) Tes Laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap: normal
b) Urinalisis: normal
1. Pengkajian
a. Hal-hal yang perlu dikaji pada klien dengan disminore adalah
sebagai berikut :
1) Karakteristik nyeri
2) Gejala yang mengikutinya
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri haid) b/d
b. Koping individu tidak efektif b/d
c. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
3. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan mencangkup tindakan mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis
dan kesimpulan lain.
perawat dan bukan atas petunjuk tenaga
kesehatan
Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan oleh hasil
keputusan bersama dokter ataupun petugas kesehatan lain.
4. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan hasil perkembangan klien dengan
berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapau. Evaluasi
yang hendaknya dicapai dari asuhan keperawatan disminore ini adalah:
a. Nyeri pasien hilang
b. Koping pasien afektif
c. Mempertahankan keseimbangan nutrisi
RESUME DISMINORE
A. PENGKAJIAN
TanggalPengkajian: 26-03-2021
I. Identitas
Nama pasien : Nn. A
Umur : 20 Thn
Jeniskelamin : Perempuan
Suku/ bangsa : togale/Indonesia
Agama : Islam
StatusPerkawinan : Belum menika
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan :-
Alamat : Tondano selatan
Penanggungjawab:
Nama : Ny : M
Umur : 42 Thn
Hubungandg pasien : Ibu klien
Suku/bangsa : togale/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS
II. Riwayat Keperawatan
1.KeluhanUtama: klien mengatakan nyri di bagian perut bawa (nyeri haid)
• Pengobatan yang didapat : klien mengonsumsi obat mafenamic acid(asam
mafenamat) untuk mengatasi nyeri
• Riwayat penyakit keluarga :
Genogram
b. Pola eliminasi
BAK
● Frekwensi : 6x sehari
● Warna : Kuning
● Keluhan saat BAK:-
BAB
● Frekwensi :2x sehari
● Warna : coklat kekuning-kuningan
● Bau : normal
● Konsistensi : padat sedikit lunak
● Keluhan :-
c. Pola aktivitas dan latihan
● Kegiatan dalam pekerjaan : melakukan pekerjaan rumah
● Waktu bekerja : Pagi-sore
● Olahraga : tidak
● Keluhan dalam aktivitas : merasa tidak nyaman karena nyeri bagian perut
d. Pola tidur dan istirahat
● Lama tidur: 4 jam ketika malam hari
● Kebiasaan sebelum tidur : gosok gigi
● Keluhan: Nyeri di bagian bawa perut(nyeri haid)
B. ANALISA DATA
N Data Fokus Etiologi Diagnosa
O
DO: Keluarga
mengatakan “tidak
mengetahui penyebab,
akibat dan cara
mengatasi nyeri pada
haid”
TD :
110/70mmHg,
N : 80x/menit,
S : 36.8 derajat celcius
R: 20x/ menit
BB : 45 kg
TB : 155 cm
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri haid) pada Nn. A
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan klien mengeluh
lelah dan klien tampak gelisah
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl/jam Dx. Kep. Tujuan & Kriteria Intervensi TTD
hasil
Jumat Gangguan rasa Setelah dilakukan - menjelaskan pada klien
tindakan akibat lanjut apabila
26-03- nyaman (nyeri
keperawatan
2021 haid) pada disminore tidak
Kompres hangat
Jam diharapkan diobati
Nn. A
15.00 Gangguan rasa - anjurkan Klien dapat
nyaman (nyeri
mendemonstrasikan
haid) tidak
terjadi cara mengompres
dengan air hangat :
- nyeri berkurang
- tuangkan air hangat
- klien dapat didalam botol
mengatsi rasa nyeri - lalu letakkan air
secara mandiri hangat di perut yang
sakit
- -ulangi beberapa kali
- beri kesempatan pada
keluarga untuk
mencoba melakukan
kompres air hangat
Jam D Tindakan Keperawatan Paraf
Hari/tanggal/ja x
m
Jumat 15. 1 • Melakukan
26-03-2021 30
pengkajian kepada Nn.
A
-
DS : klien
mengatakan
16.
00 “setiap sebelum haid nyeri
perutnya skala nyerinya 7-8
dan berlangsung selama 1
sampai 2 hari saat haid”
“ jika klien sedang nyeri haid
klien sampai tidak bisa
beraktivitas seperti sekolah
dan pada saat disekolah klien
izin pulang dan tidak bisa
membantu orang tua
dirumah”
“ bila sedang sakit haid klien
hanya beristirahat dikamar
dan tidur tengkurap untuk
mengurangi rasa sakit”
DO : Keluarga
mengatakan
“tidak mengetahui penyebab,
akibat dan cara mengatasi
nyeri pada haid”
D. IMPLEMENTASI
TD :
110/80mmHg,
N : 80x/menit,
S : 36.8 derajat celcius
R: 20x/ menit
BB : 45 kg
TB : 155 cm
didalam botol
- lalu letakkan air hangat di
perut yang sakit
E. EVALUASI
• S : 36.8 derajat
celcius
• R: 20x/ menit
• BB : 45 kg
• TB : 155 cm
A : masalah belum
teratasi
P : lanjutkan
intervensi :
- Anjurkan terapi
kompres hangat
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
PEMBAHSAN
A. Pengkajian
Abstract: The Effect of A Warm Compres to Decrease Menstrual Pain in Teenage Girls at Senior
High School Karya Ibu Palembang. Painful menstruation or dysmenorrhea was most problem and
also be a reason for the decreasing activity of women during menstruation, for example, absent
from school. Solving this problem by nonpharmacologic, it is needed to be developed, for example
with a warm compress. The aimed of the study was to know the effect of a warm compress to
decrease the degree of menstrual pain in teenage girls at senior high school Karya Ibu Palembang
2016. The type of this study was pre-experimental design One group pre and post-test. Samples
were obtained based on the inclusion criteria were 18 with accidental sampling technique. The
results showed that the average score of the degree of menstrual pain before warm compresses
was 2 with a minimum-maximum of 1-3 and after a warm compress was 1 with a minimum-
maximum of 1-2. Statistical test result p-value indicates that there was a significant correlation
between the degree of warm compresses to decrease menstrual pain (p=0.0001). Suggested
for schools can collaborate with health officers in providing counseling to cope with menstrual
pain.
Abstrak: Pengaruh Kompres Hangat terhadap Penurunan Derajat Nyeri Haid pada Remaja Putri
di SMA Karya Ibu Palembang. Nyeri haid atau Dismenore selain merupakan masalah terbanyak
juga menjadi alasan terjadinya penurunan aktivitas wanita saat menstruasi, misalnya tidak masuk
sekolah. Penanganan masalah ini dengan cara nonfarmakologis perlu di kembangkan misalnya
dengan kompres hangat. Tujuan penelitian ini diketahuinya pengaruh kompres hangat terhadap
penurunan derajat nyeri haid pada remaja putri di SMA Karya Ibu Palembang Tahun
2016. Jenis penelitian yang digunakan yaitu pre-eksperimental dengan desain One group pre &
post test. Sampel didapatkan berdasarkan criteria inklusi yang berjumlah 18 orang dengan teknik
Accidental Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor derajat nyeri haid
sebelum kompres hangat adalah 2 dengan dengan nilai minimal-maksimal 1-3 dan sesudah
kompres hangat adalah 1 dengan nilai minimal-maksimal 1-2. Hasil uji wilcoxon nilai p
menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kompres hangat dengan penurunan
derajat nyeri haid (p=0,0001). Disarankan bagi sekolah dapat menjalin kerjasama dengan tenaga
kesehatan dalam memberikan penyuluhan untuk mengatasi nyeri haid.
kasus (Bonde, dkk, 2014). Distribusi frekuensi skor derajat nyeri haid
Berdasarkan hal di atas maka perlu sebelum kompres hangat pada remaja putri
dilakukan penelitian untuk Tujuan mengetahui di
pengaruh kompres hangat terhadap penurunan SMA Karya Ibu Palembang ditampilkan pada
derajat nyeri haid pada remaja putri di SMA Tabel 1, didapatkan nilai rata-rata adalah 2
Karya Ibu Palembang Tahun 2016. dengan nilai minimal-maksimal 1-3. Dari hasil
estimasi interval 95% diyakini bahwa rata-rata
skor derajat nyeri sebelum kompres hangat
adalah 1,99 sampai dengan 2,56.
372 Jurnal
Rahmadhayanti,
Kesehatan, Volume
Pengaruh
VIII, Nomor
Kompres
3, November
Hangat terhadap
2017, hlm
Penurunan
369-374Derajat Nyeri Haid …
372372
2. Derajat Nyeri Haid Sesudah Kompres Pengaruh Kompres Panas terhadap Penurunan
Hangat Derajat Nyeri Haid pada Siswi SMA dan SMK
Yadika Kopandakan II, didapatkan data bahwa
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Derajat rata-rata nyeri haid sebelum diberikan kompres
Nyeri Haid Sesudah Kompres hangat adalah 2,33, nilai terendah adalah 2, nilai
Hangat tertinggi adalah 3 dan nilai yang sering
muncul
Variabel Median SD 95% CI adalah 2 dari skala 0-4.
(Min- Perbedaan nyeri ini
dipengaruhi oleh
Max) beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin,
Skor derajat nyeri 1 0,502 1,14- kultur/ budaya,
sesudah kompres (1-2) 1,64
dukungan keluarga/
hangat
sosial, dan koping.
Kondisi tubuh
seseorang yang tidak
akan
sama satu dengan yang
lainnya yang disebabkan
Distribusi frekuensi skor derajat nyeri haid oleh perbedaan kadar endorphin. Endorphin
sesudah kompres hangat pada remaja putri berfungsi mengatur berbagai fungsi fisiologi
di transmisi nyeri, emosi, kontrol nafsu makan dan
SMA Karya Ibu Palembang ditampilkan pada sekresi hormon. Perbedaan kadar endorphin yang
Tabel 2, didapatkan nilai rata-rata adalah 1 tinggi akan sedikit merasakan nyeri dan kadar
dengan nilai minimal-maksimal 1-2. Dari hasil endorphin yang sedikit akan merasakan nyeri
estimasi interval 95% diyakini bahwa rata-rata yang berlebih (Harry, 2007).
skor derajat nyeri sebelum kompres Selain karena faktor hormone endorphin,
hangat adalah adalah 1,14 sampai dengan 1,64. nyeri haid dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
seperti faktor kejiwaan, faktor hormonal, faktor
3. Pengaruh Nyeri Haid Sebelum dan psikis, dan faktor resiko, (Proverawati dan
Sesudah Kompres Hangat Misaroh, 2009). Faktor psikis dan faktor
kejiwaan memegang peran besar dalam
Tabel 3. Pengaruh Nyeri Haid Sebelum dan timbulnya nyeri haid. Faktor psikis, seperti tidak
Sesudah Kompres Hangat
Variabel n Mean SD p-
stabilnya emosi atau perasaan
seorang wanita
Rank value
dapat memicu timbulnya
Sesudah kompres-
nyeri haid. Faktor
0.0001 kejiwaan, yaitu apabila seorang wanita tidak
sebelum kompres
mendapat pengetahuan menyeluruh tentang haid
Tingkat nyeri atau menstruasi dapat mengakibatkan adanya
16 8.50 136.00
menurun disminorea. Faktor hormonal, yaitu
Tingkat nyeri meningkatnya hormon progesteron. Serta faktor
0 .00 .00
meningkat
Tingkat nyeri tetap 2 resiko seperti stress dapat menyebabkan nyeri
Total 18 sedangkan yang mengalami peningkatan
sesudah diberikan kompres hangat tidak ada,
Pengaruh nyeri haid sebelum dan sesudah dan yang tidak mengalami perubahan sesudah
kompres hangat pada remaja putri di SMA Karya diberikan kompres hangat adalah 2 responden.
Ibu Palembang ditampilkan pada tabel 3, Dari hasil uji statistik menggunakan uji Wilcoxon
didapatkan dari 18 responden yang mengalami didapatkanp p-value adalah 0,0001.
penurunan skor nyeri sesudah diberikan
kompres hangat adalah 16 responden,
373 Jurnal
Rahmadhayanti,
Kesehatan, Volume
Pengaruh
VIII, Nomor
Kompres
3, November
Hangat terhadap
2017, hlm
Penurunan
369-374Derajat Nyeri Haid …
373373
hangat memberikan pengaruh yang signifikan menstruasi sedang menurun dari 10 orang
terhadap penurunan derajat nyeri. sebelum diberikan kompres hangat menjadi 5
Sesuai dengan penelitian Bonde, dkk orang setelah diberikan kompres hangat. Yang
(2014) tentang pengaruh kompres panas berarti bahwa kompres hangat yang diberikan
terhadap penurunan derajat nyeri haid pada
siswi SMA dan SMK Yadika Kopandakan II
didapatkan data bahwa rata-rata nyeri haid
sesudah diberikan kompres hangat adalah
1,27, nilai terendah adalah skala nyeri 1
(ringan) dan tertinggi adalah skala nyeri 2
(sedang) dari skala 0-4.
Menurut Kozier dan Gleniora (2009),
penggunaan kompres hangat membuat sirkulasi
dan vaskularisasi darah lancer sehingga terjadi
relaksasi pada otot mengakibatkan kontraksi otot
menurun dan nyeri berkurang. Penurunan
intensitas nyeri dipengaruhi oleh kompres hangat
pada simphisis pubis yang dilakukan dengan
buli-buli panas yang memberikan efek pelebaran
pembuluh darah sehingga dengan efek tersebut
aliran darah menjadi lancar. Sehingga aktifitas
yang terganggu sebelumnya akibat nyeri haid
dapat kembali dilanjutkan.
Tujuan dari kompres hangat ini untuk
menurunkan intensitas nyeri dengan
manfaat
pemberian kompres hangat secara biologis yang
menyebabkan dilatasi pembuluh darah yang
mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah.
Pemberian kompres hangat memakai prinsip
pengantaran panas melalui cara konduksi dimana
panas ditempelkan pada daerah yang sakit untuk
melancarkan sirkulasi darah dan menurunkan
ketegangan otot sehingga akan menurunkan
nyeri pada wanita dengan dismenore primer,
karena pada wanita dengan dismenore ini
mengalami kontraksi uterus dan kontraksi otot
polos (Anugraheni dan Wahyuningsih, 2013).
dapat menurunkan tingkat nyeri dari nyeri Kompres hangat adalah suatu metode
sedang menjadi nyeri ringan. dalam penggunaan suhu hangat setempat yang
Penelitian yang dilakukan Bonde (2014) dapat menimbulkan efek fisiologis. Kompres
tentang Pengaruh kompres panas terhadap
penurunan derajat nyeri haid pada siswi SMA
dan SMK Yadika Kopandakan II dengan analisis uji
statistik uji Wilcoxon, hasil dari nilai p
menunjukkan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara kompres panas dengan
penurunan derajat nyeri haid (p=0,00).
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa kompres panas berpengaruh
terhadap penurunan derajat nyeri haid pada
siswi SMA dan SMK Yadika Kopandakan II.
Begitu pula menurut Nida (2016),
berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon Signed
Ranks Test pengaruh kompres hangat
terhadap
penurunan nyeri haid pada siswi kelas XI di
SMK Muhammadiyah Watukelir didapatkan nilai
signifikasi (p) 0,00 yang berarti bahwa nilai p
(0,00) kurang dari 0,05; sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian
kompres hangat terhadap penurunan nyeri
dismenore. Ada pengaruh kompres hangat
terhadap penurunan nyeri dismenore pada siswa
kelas XI di SMK Muhammadiyah Watukelir.
Hal ini dapat dijelaskan dengan teori yang
dikemukakan oleh Perry & Potter (2005)
pengompresan yang dilakukan dengan
mempergunakan buli-buli panas yang di bungkus
kain yaitu secara konduksi dimana terjadi
pemindahan panas dari buli-buli ke dalam tubuh
sehingga akan menyebabkan pelebaran
pembuluh darah dan akan terjadi penurunan
ketegangan otot sehingga nyeri haid yang
dirasakan akanberkurang atau hilang, panas
dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah
yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah.
Secara fisiologis respon tubuh terhadap panas
yaitu menyebabkan pembuluh darah,
menurunkan kekentalan darah, menurunkan
ketegangan otot, meningkatkan metabolisme
jaringan dan meningkatkan permeabilitas kapiler.
Respon dari panas inilah yang digunakan untuk
keperluan terapi pada berbagai kondisi dan
keadaan yang terjadi dalam tubuh. Panas
menyebabkan vasodilatasi maksimum dalam
waktu 20-30 menit, melakukan kompres lebih
dari 30 menit akan mengakibatkan kongesti
jaringan dan klien akan beresiko mengalami luka
bakar karena pembuluh darah yang berkontriksi
tidak mampu membuang panas secara adekuat
melalui sirkulasi darah (Kozier dan Gleniora,
2009).
376 Jurnal
Rahmadhayanti,
Kesehatan, Volume
Pengaruh
VIII, Nomor
Kompres
3, November
Hangat terhadap
2017, hlm
Penurunan
369-374Derajat Nyeri Haid …
376376
hangat dapat digunakan pada pengobatan nyeri derajat nyeri haid sesudah diberikan kompres
dan merelaksasikan otot–otot yang tegang. Skala hangat adalah 1 dengan nilai minimal-maksimal
nyeri juga dipengaruhi oleh beberapa faktor 1-2. Dapat disimpulkan ada pengaruh kompres
resiko yang dapat mengakibatkan nyeri hangat terhadap penurunan derajat nyeri haid
bertambah seperti kelelahan, kecemasan, stres, pada remaja putri di SMA Karya Ibu Palembang
aktifitas, kegemukan, dan riwayat nyeri dengan p-value=0,0001.
sebelumnya. Persepsi tiap orang terhadap nyeri
juga sangat bersifat subjektif sehingga dapat
mempengaruhi respon nyeri yang bervariasi.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Anugraheni, V dan Wahyuningsih, A. 2013. Harry. 2006. Mekanisme Endhorphin dalam
Efektifitas Kompres Hangat dalam Tubuh. Yogyakarta: NuhaMedika.
Menurunkan Intensitas Nyeri
Dysmenorrhoea. Kediri. Jurnal STIKES
Baptis, Volume 6, No. 1, Juli 2013.
Arofiati F., Kurniasih, A. 2004. Pengaruh
Pemberian Kompres Hangat Kering
terhadap Tingkat Nyeri pada Saat
Menstruasi di Panti Asuhan Putri Aisyiyah
Yogyakarta. Jurnal Mutiara Medika
(Jurnal Kedokteran dan Kesehatan).
1(4):30-47.
Aden. 2010. Ketika Remaja dan Pubertas Tiba.
Yogyakarta: Hanggar Kreatif.
Anugraheni V dan Wahyuningsih A. 2013.
Efektifitas Kompres Hangat dalam
Menurunkan Intensitas Nyeri
Dyshmenorhea pada Mahasiswi STIKES
RS Baptis Kediri. Jurnal STIKES. Vol. 6, No.
1, Juli 2013.
Anurogo D dan Wulandari A. 2011. Cara Jitu
Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: CV.
Andi.
Bobak dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.
Bonde dkk, 2014. Pengaruh Kompres Panas
terhadap Penurunan Derajat Nyeri Haid
pada Siswi SMA dan SMK Yadika
Kopandakan II. Jurnal Fisika Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado.
Dinkes Kota Palembang. 2013. Laporan Bulanan
Dinas Kesehatan Kota Palembang.
Gabriel, J. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta:
EGC.
377 Jurnal
Rahmadhayanti,
Kesehatan, Volume
Pengaruh
VIII, Nomor
Kompres
3, November
Hangat terhadap
2017, hlm
Penurunan
369-374Derajat Nyeri Haid …
377377
Abstract
Menstrual pain can reduce activities. A preliminary study showed that 80% of the
students of STIKES Aisyiyah Surakarta experienced the menstrual pain. A non-
pharmacological intervention to reduce the menstrual pain can be done through the
execution of warm compress and back massage. The aim of this study was to
investigate the difference of pain reduction between warm compress and back
massage on menstrual pain among the students of STIKES Aisyiyah Surakarta. This
was a quasy experimental research with the non-randomized control group pretest
posttest design. Thirdty students STIKES Aisyiah became the research subject. The
result of Paired T Test showed that the mean of warm compress= 2.400, with the p-
value= 0.000 was greater than that of back massage= 1.267 with the p-value=
0.002.This indicated that there was a difference between the two methods as the warm
compress was more effective than back massage on reducing menstrual pain. In time
to come, midwifes should conduct counseling on menstrual pain with natural and safe
warm compress.
Keywords: menstrual pain, warm compress, back massage
Abstrak
Nyeri haid dapat mengakibatkan berkurangnya aktifitas. Studi pendahuluan
menunjukkan 80% mahasiswi mengalami nyeri haid. Tindakan non-farmakologi untuk
mengurangi nyeri haid dapat dilakukan melalui kompres hangat dan massage
punggung. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan tindakan pengurangan nyeri
kompres hangat dan massage punggung terhadap nyeri haid pada mahasiswi STIKES
Aisyiyah Surakarta. Metode penelitian Quasy Eksperiment dengan non randomized
control group pretest posttest design. Subjek penelitian adalah 30 mahasiswi STIKES
Aisyiyah Surakarta. Uji Paired T Test dihasilkan mean kompres hangat (2.400) p value
0.000 > massage punggung (1.267) p value 0.002. Berarti Ha diterima, Ho ditolak yaitu
ada perbedaan, kompres hangat lebih efektif daripada massage punggung dalam
pengurangan nyeri haid. Bidan hendaknya memberikan konseling pengurangan nyeri
haid dengan kompres hangat yang alami dan aman.
Kata Kunci: nyeri haid, kompres hangat, pijat punggung
Pendahuluan
Ciri yang menandai masa pubertas perempuan adalah keluarnya darah haid. Pada
umumnya haid akan berlangsung setiap 21-30 hari selama 2-7 hari, jumlah darah yang hilang
sekitar 10-80 cc, dan tidak terasa nyeri(1). Namun adakalanya terdapat gangguan yang ada
hubungannya dengan haid diantaranya amenorea, menoragia, menometroragia, perdarahan
disfungsional uterusdan dismenore(2). Dismenore yaitu nyeri haid yang memaksa wanita untuk
istirahat atau berakibat pada menurunnya kinerja dan berkurangnya aktifitas sehari -hari(3).
Pada keadaan ini perut akan terasa nyeri dan kembung, disertai dengan mual, pusing dan nyeri
sendi. Nyeri berlangsung dalam beberapa jam sampai satu hari. Kadang-kadang gejala tersebut
dapat lebih lama dari satu hari tetapi jarang melebihi 72 jam. Gejala-gejala sistemik yang
menyertai
berupa mual, diare, sakit kepala, dan perubahan emosional. Walaupun pada umumnya nyeri
haid tidak berbahaya, namun seringkali mengganggu bagi wanita yang mengalami (4).
Angka kejadian nyeri haid (dismenore) di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50%
perempuan di setiap negara mengalami nyeri haid. Sebuah studi longitudinal secara kohort pada
wanita Swedia ditemukan prevalensi nyeri haid adalah 90% pada wanita usia 19 tahun dan 67%
pada wanita usia 24 tahun. Sementara di Indonesia, kejadian nyeri haid dialami oleh 54,89%
wanita Indonesia pada usia produktif(5). Dua cara untuk mengatasi nyeri haid, dapat dilakukan
dengan terapi farmakologis dan non farmakologis. Manajemen nyeri non farmakologis kompres
hangat memberikan reaksi fisiologis antara lain mengurangi ketegangan otot(4). Massage
punggung memberikan efek penurunan kecemasan dan ketegangan otot. Rangsangan massage
ini dipercaya akan membuat rasa nyaman dan memperlancar aliran darah(2).
Metode Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan non equivalent
control group atau non randomized control group pretest posttest design. Penelitian dilakukan di
Prodi Kebidanan STIKES Aisyiah Surakarta pada bulan November 2014 - Juni 2015. Populasi
adalah semua mahasiswi kebidanan STIKES Aisyiah Surakarta yang mempunyai riwayat
mengalami nyeri haid yang berjumlah 88 mahasiswi. Penelitian ini menggunakan 15 sampel
pada kelompok eksperimen dan 15 sampel pada kelompok kontrol. Teknik sampling yang
diambil adalah teknik non probability sampling dengan metode pengambilan sampel adalah
quota sampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi skala nyeri haid. Intervensi
kompres hangat menggunakan instrumen botol plastik dengan dibalut kain, suhu air 52ᴼC,
lokasi pengompresan pada punggung responden selama 20 menit. Pijat punggung hanya
diperlukan lotion sebagai pengurang gesekan, dilakukan di punggung dengan metode efflurage
dan petrissage selama total 20 menit.
Analisis data penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis
univariat pada penelitian ini meliputi distribusi frekuensi dan persentase sebelum dan sesudah
intervensi. Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui perbedaan kompres hangat danpijat
punggung terhadap nyeri haid. Uji normalitas dengan Saphiro Wilk, nilai kemaknaan (p) > 0,05.
Uji data statistik yang digunakan adalah Uji beda T Test Berpasangan, tingkat kepercayaan 95%
derajat kesalahan 5% atau α = 0,05. Selanjutnya untuk membedakan keefektifan antara 2
metode dilakukan dengan membandingkan perbedaan rerata yang bermakna antara dua
kelompok data .
Hasil Penelitian
Analisis univariat dalam penelitian menunjukkan tingkatan nyeri haid sebelum dan
sesudah intervensi. Pada tabel 1 terlihat distribusi frekuensi tingkatan nyeri pada kelompok yang
mendapat intervensi kompres hangat.
Tabel 1. Distribusi frekuensi tingkat nyeri sebelum dan sesudah dilakukan kompres hangat pada
kelompok intervensi
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa tingkat nyeri haid sebelum dilakukan kompres
hangat pada kelompok eksperimen pada skala nyeri yang dapat diabaikan (<5) yaitu terdapat 7
orang terdapat peningkatan jumlah responden sebanyak 11 orang setelah dilakukan intervensi
kompres hangat. Pada skala nyeri tidak dapat diabaikan (≥5) terdapat penurunan jumlah
responden sebelum dan sesudah intervensi kompres hangat dari 10 orang berubah menjadi 2
orang.
Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat nyeri sebelum dan setelah pada kelompok kontrol (pijat
punggung)
Tingkatan Persentase Setelah Persentase
Nyeri
Sebelum
(f) (%) (f) (%)
- 13.3
0 - 2
1 2 13.3 3 20.0
2 1 6.7 4 26.7
3 2 13.3 - -
4 5 33.3 3 20.0
5 - - - -
6 4 26.7 2 13.3
7 1 6.7 1 6.7
8 - - - -
9 - - - -
10 - - - -
Total 15 100 15 100
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa tingkat nyeri haid pada sebelum-kontrol
pada skala nyeri yang bisa diabaikan (<5) yaitu terdapat 10 orang dan terdapat peningkatan
jumlah responden sebanyak 12 orang setelah dilakukan massage punggung. Pada skala nyeri
tidak bisa diabaikan (≥5) terdapat penurunan jumlah responden sebelum dan sesudah pijat
punggung dari
6 orang menjadi 3 orang. Analisis bivariat dilakukan dengan uji komparatif menggunakan t test
berpasangan. Berdasarkan hasil uji komparatif t test berpasangan didapatkan nilai signifikasi (p
value) kompres hangat sebesar 0,000 dan pijat punggung sebesar 0.002. Dengan tingkat
kepercayaan 95%, nilai p<0,05 maka terdapat perbedaan antara skala nyeri haid sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi yaitu kompres hangat dan pijat punggung. Kemudian dilakukan
perbandingan untuk mengetahui intervensi manakah yang lebih berpengaruh untuk perubahan
rasa nyeri haid. Berdasarkan uji statistik menggunakan uji komparatif T test berpasangan
didapatkan nilai mean kompres hangat (2.400) > mean pijat punggung (1.267). Hal ini
menunjukkan terdapat perbedaan pengurangan nyeri antara kompres hangat dan pijat
punggung dengan hasil perbandingan penggunaan kompres hangat lebih efektif dari pada pijat
punggung dalam pengurangan skala nyeri haid pada mahasiswi kebidanan STIKES Aisyiyah
Surakarta.
Pembahasan
Hasil penelitian menyatakan penggunaan metode kompres hangat lebih efektif daripada
penggunaan pijat punggung dalam perubahan rasa nyeri haid pada mahasiswi kebidanan
STIKES Aisyiyah Surakarta. Sebelum dilakukan kompres hangat pada kelompok eksperimen
pada skala nyeri yang bisa diabaikan (<5) terdapat 7 orang dimana terjadi peningkatan jumlah
responden sebanyak 11 orang setelah dilakukan kompres hangat. Pada skala nyeri tidak bisa
diabaikan (≥5) terdapat penurunan jumlah responden sebelum dan sesudah intervensi
kompres
hangat yaitu dari 10 orang berubah menjadi 2 orang. Hal tersebut menunjukkan terjadinya
peningkatan jumlah responden pada nyeri yang lebih ringan dan terjadi penurunan jumlah
responden pada skala nyeri yang lebih berat.
Selain itu, prinsip kerja kompres hangat yaitu secara konduksi dimana terjadi
perpindahan panas dari buli-buli panas ke tubuh yang akan memberikan sinyal ke hipotalamus
melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas pada hipo talamus
dirangsang, sistem efektor mengeluarkan sinyal yang akan menyebabkan pelebaran/ dilatasi
pembuluh darah dan meningkatkan metabolisme jaringan. Selain itu, mengakibatkan
peningkatan sirkulasi darah, menurunkan kekentalan darah, meningkatkan permeabi litas kapiler
dan penurunan ketegangan otot sehingga nyeri haid akan berkurang(8). Sebagian besar
responden mengalami penurunan skala nyeri haid setelah diberikan kompres hangat. Hal ini
sesuai dengan teori Tamsuri (2007) yang menyatakan bahwa kompres hangat merupakan
pengurang nyeri yang baik(9).
Pada pijat punggung, skala nyeri dapat diabaikan (<5) sebelum intervensi terdapat 10
orang dan terjadi peningkatan jumlah responden sebanyak 12 orang setelah dilakukan pijat
punggung. Pada skala nyeri tidak dapat diabaikan (≥5) terdapat penurunan jumlah responden
sebelum dan sesudah pijat punggung dari 6 orang menjadi 3 orang. Hal ini menunjukkan
terjadinya peningkatan jumlah responden pada nyeri yang lebih ringan dan terjadi penurunan
jumlah responden pada skala nyeri yang lebih berat
Berbeda dengan kompres hangat, pijat ini tidak secara spesifik menstimulasi reseptor
yang sama seperti reseptor nyeri tetapi hanya berdampak melalui sistem kontrol desenden
dengan menstimulasi serabut-serabut yang mentransmisikan sensasi tidak nyeri, memblok atau
menurunkan transmisi impuls nyeri. Oleh karena itu, klien lebih cepat merasakan nyeri kembali
setelah pijat dibandingkan dengan kompres hangat(9). Selain itu, kekuatan dan kecepatan
masing-masing gerakan kombinasi yang dilakukan saat pijat yang bersifat subjektif berpengaruh
pada efek fisiologis yang dihasilkannya. Hal ini berarti setiap klien yang dilakukan pijat
mempunyai ambang batas kekuatan tubuh masing-masing dalam menerima gerakan pijat ini.
Sehingga berdampak pada perbedaan kekuatan dan kecepatan gerakan saat pijat pada setiap
klien yang tentunya berpengaruh pada efek fisiologis yang dihasilkan.
Pada kelompok pijat punggung terdapat 5 responden yang mempunyai skala nyeri haid
yang tetap sebelum dan setelah intervensi. Hal ini dapat dimungkinkan karena faktor kejiwaan
dan konstitusi. Faktor kejiwaan secara fisiologis dapat menyebabkan kontraksi uterus menjadi
terasa semakin nyeri dan sakit. Pada faktor konstitusi yaitu kondisi anemia terkait dengan
adanya fungsi hemoglobin yaitu mengikat oksigen mengalami penurunan jumlah sehingga
mengakibatkan produksi prostaglandin lebih banyak dan memicu kontraksi uterus lebih kuat(12).
Teori fisiologis masing-masing intervensi pada tubuh seperti pada pembahasan diatas
menunjukkan bahwa kompres hangat merupakan tindakan pengurang nyeri yang lebih efektif
dibandingkan dengan pijat punggung. Hal ini sesuai dengan hasil uji statistik menggunakan uji
komparatif T test berpasangan yang didapatkan hasil nilai mean kompres hangat (2.400) >
mean pijat punggung (1.267). Hal ini berarti terdapat perbedaan pengurangan nyeri antara
kompres hangat dan pijat punggung dengan hasil perbandingan penggunaan kompres hangat
lebih efektif dari pada pijat punggung dalam pengurangan skala nyeri haid pada mahasiswi
kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan
pengaruh pengurangan nyeri haid pada pemberian kompres hangat dan pijat punggung dimana
kompres hangat lebih efektif (p value 0.000) daripada pijat punggung (p value 0.002).
Perbandingan nilai mean uji Paired T Test yaitu kompres hangat (2.400) > pijat punggung
(1.267).
Saran
Daftar Pustaka
1. Nugroho, M dan Joseph., 2010. Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri (Obsgyn).
Yogyakarta, Nuha Medika, pp. 29.
2. Olivia, Femi., 2013. Mengatasi Gangguan Haid. Jakarta, PT Alex Media Komputindo, pp.
xvii, 68-69.
3. Manuaba dkk., 2010. Buku Ajar Penuntun Kuliah Ginekologi. Jakarta, Trans Info Media
4. Anurogo, Dito dan Ari Wulandari., 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta,
Penerbit Andi, pp. 32-33, 108.
5. Kundarti, FI, Lumastari AW dan Wuri WA., 2012. Perbedaan Tingkat Dismenorhoe Primer
pada Siswi yang Rutin Melakukan Olah Raga dan yang Jarang Melakukan Olah Raga di
SMA N 8 Kota Kediri. Volume III: pp. 183.
6. Fauziyah, Iin Zuliyati., 2013. Efektivitas Teknik Effleurage terhadap Penurunan Tingkat
Disminore pada Siswi SMA N 1 Gresik.
7. Ikawati, Zullies.,2011. Farmakoterapi Penyakit Sistem Syaraf Pusat. Yogyakarta, Bursa
Ilmu, pp. 35-36.
8. Potter, Patricia dan Anne Grifin Perry., 2007. Buku Ajar Fundamental Keperwatan: Konsep,
Proses, dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Jakarta, Buku Kedokteran EGC, pp. 1533.
9. Tamsuri, Anas., 2007. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta, Buku Kedokteran
EGC, pp. 52-55.
10. Wijanarko, Bambang., 2010. Sport Massage: Teori dan Praktek. Surakarta, Yuma Pustaka,
pp. 1, 41-43, 57, 84-88.
11. Lowe, Whitney W., 2009. Orthopedic Massage Theory and Technique Second Edition.
China, Elsevier pp. 44.
12. Judha, M, Sudarti dan Afroh Fauziah., 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri
Persalinan.
Yogyakarta, Nuha Medika, pp. 35-36, 45.
DAFTAR PUSTAKA
Kozier dan Erb’s (2009) “Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Edisi ke-5.
Jakarta : EGC