Anda di halaman 1dari 61

TUGAS KELOMPOK 3

“ASKEP KELUARGA”
Dengan HIPERTENSI pada Tn.R
Dosen : Nikodemus S.Beda,Ns.,M.Kep

DISUSUN OLEH:

1. NIRWANA WIDIASTUTI (C1814201247)


2. NILAWATY USMAN (C1814201246)
3. NOVIANTY THILZYA (C1814201248)
4. NUR AULIA MANAF (C1814201249)
5. NUR’ENI (C1814201250)

STIK STELLA MARIS

MAKASSAR

2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT karena limpahan
rahmat serta anugerah darinya sehingga kami mampu untuk
merampungkan makalah dengan judul “ ASKEP KELUARGA DENGAN
HIPERTENSI PADA TN.R “. Adapun penulisan makalah ini adalah
sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga
Kami sampaikan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada
setiap pihak yang sudah mendukung kami selama berlangsungnya
pembuatan makalah ini. Penulis sekaligus juga berharap semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi setiap pembaca.

Disertai keseluruhan rasa rendah hati, kritik dan saran yang


membangun amat kami nantikan dari kalangan pembaca agar nantinya
meningkatkan dan merevisi kembali pembuatan makalah ditugas lainnya
dan diwaktu berikutnya.

Makassar, Mei 2019

Penyusun

2
VISI DAN MISI STIK STELLA MARIS

VISI : PADA TAHUN 2020 MENJADI SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN YANG UNGGUL DALAM

KEPERAWATAN NEUROREHABILITAS PADA

PASIEN STROKE DENGAN BERLANDASKAN

PELAYANAN CINTA KASIH

MISI :

1. MENYELENGGARAKAN PENGAJARAN YANG


UNGGUL DALAM KEPERAWATAN
NEUROREHABILITASI BERLANDASKAN
PELAYANAN CINTA KASIH

2. MELAKUKAN PENELITIAN YANG


BERORIENTASIPUBLIKASI NASIONAL DAN
INTERNASIONAL YANG MEMILIKI KEUNGGULAN
DALAM KEPERAWATAN NEUROREHABILITASI
DENGAN BERLANDASKAN PELAYANAN CINTA
KASIH.

3. MELAKUKAN PENGABDIAN MASYARAKAT YANG


MEMILIKI KEUNGGULAN DALAM KEPERAWATAN
NEUROREHABILITASI DENGAN BERLANDASKAN
PELAYANAN CINTA KASIH
.
4. MELAKUKAN KERJASAMA SECARAREGIONAL
NASIONAL DAN INTERNASIONAL UBTUK MENUJU
KEUNGGULAN DALAM KEPERAWATAN.

II

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... 1

KATA PENGANTAR............................................................................ 2

VISI DAN MISI..................................................................................... 3

DAFTAR ISI......................................................................................... 4

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 5

A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 6
C. Tujuan....................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga.................................................................... 7
B. Fungsi Keluarga...................................................................... 8
C. Dimensi Dasar Struktur Keluarga........................................... 10
D. Tipe Keluarga.......................................................................... 10
E. Peran Perawat Keluarga......................................................... 11
F. Tingkat Perkembangan dan Pertumbuhan Keluarga ............ 12
G. Tahap Perkembangan Keluarga ............................................ 14
H. Konsep Dasar Hipertensi ....................................................... 16

BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................. 17

BAB IV PENUTUP
Kesimpulan .............................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 41

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk
dunia termasuk Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah
penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai faktor
yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern.
Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak
sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah
beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap
hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup
modern serta dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non
infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari penyakit
infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab
kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui
penyakit ini, maka kami akan membahas tentang hipertensi.
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar
atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah
diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg (Anindya,2009).
            Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap
stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan
ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa
terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya.
Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target
seperti otak, jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.
Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di
segala bidang perlu memperhatikan pendidikan kesehatan
masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit seperti hipertensi,
kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi
bangsa dapat lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan.
Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan tindakan atau program

5
pencegahan yang terarah. Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan
pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan
pada waktu check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter.

B. Rumusan Masalah
1.      Apakah definisi hipertensi ?
2.      Apakah etiologi/ faktor pencetus hipertensi ?
3.      Apakah manifestasi klinis hipertensi ?
4.      Apakah pemeriksaan penunjang pada hipertensi ?
5.      Apakah penatalaksanaan klien dengan hipertensi ?
6.      Apa sajakah komplikasi dari hipertensi ?
7.      Apakah asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi ?

C. Tujuan
Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan hipertensi.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
2. Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
3. Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
4. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada
hipertensi.
5. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan
hipertensi.
6. Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
7. Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.

6
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi keluarga
a) Friedman (1998)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional serta
individual memepunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga.
b) Sayekti (1994)
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas
dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis
yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang
perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak,
baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalamsebuah
rumah tangga.
c) Sumardjan (1993)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang para warganya ter
ikat dengan jalur keturunan.
d) Burgess dan Locke (1992)
Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang
diikat oleh perkawinan (suami-istri), darah atau adopsi (orang
tua-anak), dan dalam kasus keluarga luas terlihat adanya
nenek atau kakek dengan cucu.
e)Reisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang
atau lebih yang masing masing mempunyai hubungan
kekerabatan yang terdiri dari bapak,ibu,adik,kakak,kakek, dan
nenek.

7
f) Sperdley dan Allender (1996)
Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal
barsama,sehingga mempunyai ikatan emosional dan
mengembangkan dalam intelerasi social,peran dan tugas.

B. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi keluarga menurut Fridmman (1986)
1) Fungsi afektif
Fugsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal
keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi
aktif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Anggota keluarga mengembangkan gambaran dirinnya yang
positif, peranan yang dmiliki dengan baik dan penuh rasa
kasih sayang
2) Fungsi social
Fungsi social yaitu proses perkembangan dan perubahan
yang dilalui individu dan menghasilkan interaksi social dan
melaksanakan perannya dalam lingkungan social. Keluarga
merupakan tempat individu melakukan sosialisasi dimana
anggota keluarga belajar disiplin norma keluarga, perilaku
melalui interaksi dalam keluarga. Selanjutnya individu
maupun keluarga berperan didalam masyarakat.
3) Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia.
4) Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi
kebutuhan makanan, pakaian, dan tempat tinggal dan lain-
lain.
5) Fungsi perawatan kesehatan

8
Yaitu memenuhi kebutuhan keluarga untuk melaksanakan
praktek asuhan kesehatan ,yaitu untuk mencegah terjadinya
gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga
yang sakit. Keluarga juga berperanan menyediakan
makanan, pakaian, perlindungan dan asuhan
kesehatan/keperawatan atau pemeliharaan kesehatan yang
mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga.
(Zaidin Ali, 1999).
b. Fungsi keluarga nenurut Allender(1998)
1) Affection
a) Menciptakan suasana persaudaraan atau menjaga
perasaan
b) Mengembangkan kehidupan sexual dan kebutuhan
sexual.
2) Security and acceptance
a) Mempertahankan kebutuhan fisik
b) Menerima individu sebagai anggota keluarga
3) Identity and satisfaction
a) Mempertahankan motivasi
b) Mengembangkan peran dan self image
c) Mengidentifikasi tingkat social dan kepuasan aktifitas
4) Affiliation and companionship
a) Mengembangkan pola komunikasi
b) Mempertahankan hubungan yang harmonis
5) Socialization
a) Mengenal kultur (nilai dan prilaku)
b) Aturan atau pedoman hubungan internal dan eksternal
c) Melepas anggota
6) Controls
a) Mempertahankan control social
b) Adanya pembagian kerja

9
c) Penempatan dan menggunakan sumber daya yang
ada
C. DIMENSI DASAR STRUKTUR KELUARGA
Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas:
1) Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi:
a) Bersifat terbuka dan jujur
b) Selalu menyelesaikan konflik keluarga
c) Berpikiran positif
d) Tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri
2) Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi social yang diberikan.
3) Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk
merubah perilaku orang lain kearah positif.
4) Nilai – nilai keluarga
Nilai merupakan suatu system, sikap dan kepercayaan yang
secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga
dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat
berdasarkan system nilai dalam keluarga.
Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat
dipelajari, dibagi, dan ditularkan dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah.

D. ADA DELAPAN TIPE KELUARGA MENURUT FRIEDMAN (1986)


1) Nuclear Family

10
Keluarga yang terdiri dari dari orang tua dan anak yang
masih menjadi tanggungan dan tinggal dalam satu rumah
terpisah dari sanak keluarga lainnya.
2) Extended Famly
Keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang
tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama
lainnya.
3) Single Parent family
Keluarga yang dikepalai oleh satu kepla keluarga dan hidup
bersama dengan anak-anak yang masih bergantung
padanya.
4) Nuclear dyatd
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak,
tinggal dalam satu keluarga yang sama.
5) Recontinuened atau Blended family
Keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan dan
masing-masing membawa anak dari hasil perkawinan
terdahulu.
6) Tree Generation family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek,
bapak, ibu tinggal dalam satu rumah.
7) Single Adult Living Alone
Kelaurga terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam
rumahnya
8) Middle Age atau Ederly Coople
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia
pertengahan.

E. PERAN PERAWAT KELUARGA


a) Perawat sebagai pendidik
b) Perawat sebagai koordinator
c) Perawat sebagai pelaksana

11
d) Perawat sebagai pengawas kesehatan
e) Perawat sebagai konsultan
f) Perawat sebagai kolaborasi
g) Perawat sebagai fasilitator
h) Perawat sebagai penemu kasus
i) Perawat sebagai modifikasi lingkungan

F. TINGKAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara
anak yang satu dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu
sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Menurut
Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang, yaitu:
a. Genetika
1) Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
2) Keluarga,
Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk
atau perawakan pendek
3) Umur
Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan
tahap yang mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan
dengan masa lainnya.
4) Jenis kelamin
Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu
dibandingkan laki-laki.
5) Kelainan kromosom
Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya
sindrom down.
b. Pengaruh hormone
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu
saat janin berumur empat bulan. Pada saat itu terjadi

12
pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh
terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang
dikeluarkan oleh kelenjar pituitari.
Selain itu kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin
yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang,
gigi, dan otak.
c. Faktor lingkungan
Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.
d. Faktor prenatal
1) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan
janin, terutama selama trimester akhir kehamilan
2) Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan
dapat menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club
foot
3) Toksin, zat kimia, radiasi
4) Kelainan endokrin
5) Infeksi TORCH atau penyakit menular seks
6) Kelainan imunologi,
7) Psikologis ibu
e. Faktor kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat
menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko
terjadinya kerusakan jaringan otak.
f. Faktor pascanatal
Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang
berpengaruh terhadap TUMBANG anak adalah gizi, penyakit
kronis/ kelainan konginetal, lingkungan fisik dan kimia,
psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan,
stimulasi, dan obat-obatan

13
G. TERDAPAT DELAPAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
MENURUT FRIEDMAN, (1998)
a) Tahap I
Merupakan kelaurga pemula (juga termasuk pasangan menikah
atau tahap pernikhan). Tugas keluarga tahap ini adalah:
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan
2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
3) Keluarga berencana / KB (keputusan tetntang kedudukan
sebagai orang tua )
b) Tahap II
Merupakan keluarga yang sedang mengasuh anak (anak tertua
adalah bayi sampai umur 30 bulan). Tugas keluarga tahap
adalah:
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang
mantap (mengintegrasikan ).
2) Rekontruksi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan
dan kebutuhan anggota keluarga.
3) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambah peran orang tua, kakek dan nenek.
c) Tahap III
Merupakan keluarga dengan anak usia prasekolah (anak
tertua berumur 2-6 tahun ). Tugas keluarga tahap ini adalah:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah
2) Mensosialisasikan anak
3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap
memenuhi kebutuhan anak-anak lain.
4) Mempertahan hubungan hubungan yang sehat dalam
keluarga ( hubungan perkawinan dan hubungan orang tua
dan anak) dan diluar keluarga (keluarga besar dan
komunitas).
d) Tahap IV

14
Keluarga dengan anak usia sekolah ( anak tertua berumur 6
hingga 13 tahun ). Tugas keluarga tahap ini adalah :
1) Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan
prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan
teman sebaya yang sehat.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e) Tahap V
Keluarga dengan anak remaja ( anak tertua berumur 13 hingga
20 tahun ). Tugas keluarga ini adalah :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggungjawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
3) Berkormunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak –
anak.
f) Tahap VI
Merupakan keluarga yang siap melepas anak usia dewasa
muda (mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang
meninggalkan rumah). Tugas keluarga tahap ini adalah:
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota
keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak –
anak.
2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan
kembali hubungan perkawinan.
3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami
maupun istri.
g) Tahap VII
Merupakan tahapan keluarga denga orang tuan usia
pertengahan (tanpa jabatan, penisiunan). Tugas keluarga ini
adalah:
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.

15
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh
arti dengan para orang tua lansia dan anak-anak.
3) Memperkokoh hubungan perkawinan
h) Tahap VIII
Keluarga dalam masa pensiunan dan lansia ( juga menunjuk
kepada keluarga yang berusia lanjut atau pension hingga
pasangan meninggal dunia ). Tugas keluarga tahap ini adalah :
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2) Menyesuaikan terhadap terhadap pendapatan yang
menurun
3) Mempertahankan hubungan perkawinan
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
6) Meneruskan untuk memahami eksisitensi mereka
(penelaahan dan integrasi hidup).

H. KONSEP DASAR HIPERTENSI


1. Definisi Hipertensi          
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal
atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan kelainan
yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk
mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita
secara teratur.
        Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di
mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka
waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga
bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat
diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.        
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka.
Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi
(sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung

16
berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg
didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya
terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya
terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di
kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.

2. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi
2 yaitu :

1. Hipertensi esensial atau primer

Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih


belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut
berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti
bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan).
Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer
sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat


diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan
kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal
(hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar
dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka
penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita
hipertensi esensial.

Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan


darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:

1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih


banyak cairan pada setiap detiknya

17
2. Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia
lanjut. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku,
sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung
memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada
setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang
sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan
meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat
kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam
tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.

Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang,


arteri mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi.
Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.

Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak


dapat dikontrol seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-
80% kasus Hipertensi primer, didapatkan riwayat hipertensi di dalam
keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua,
maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak
dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah
satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor
genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.

Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas,


stress, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam.
Faktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi
esensial. Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga melalui
aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada
saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja
pada saat kita tidak beraktivitas.

Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan


tekanan darah secara intermitten (tidak menentu). Apabila stress

18
berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.
Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di
masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan.
Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami
kelompok masyarakat yang tinggal di kota.

Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas


dari populasi Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai
kaitan yang erat dengan terjadinya Hipertensi dikemudian hari.
Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan
hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan
hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai
berat badan normal.

3. Manifestasi Klinis Hipertensi

Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi


antara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari
hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain.
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan
ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya
pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.

4. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi


1) Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel
terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan
faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi
ginjal.
3) Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus
hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar
katekolamin (meningkatkan hipertensi).

19
4) Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya
aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi
diuretik.
5) Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat
meningkatkan hipertensi.
6) Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak
ateromatosa (efek kardiofaskuler)
7) Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan
vasikonstriksi dan hipertensi.
8) Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji
aldosteronisme primer (penyebab).
9) Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi
ginjal dan atau adanya diabetes.
10)VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat
mengindikasikan adanya feokomositoma (penyebab); VMA urin
24 jam dapat digunakan untuk pengkajian feokromositoma bila
hipertensi hilang timbul.
11)Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor
resiko terjadinya hipertensi.
12)Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan
hiperadrenalisme, feokromositoma atau disfungsi ptuitari,
sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat.
13)IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti
penyakit parenkim ginjal, batu ginjal dan ureter.
14)Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area
katub; deposit pada dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran
jantung.
15)CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau
feokromositoma.

20
16)EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan,
gangguan konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

5. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1) Diet, Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam.
Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi
dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar aldosteron dalam plasma.
2) Aktivitas, Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan
dan disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan
kemampuan seperti berjalan ,jogging, bersepeda atau
berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau
minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan
hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker,
golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi
rennin angitensin.

6. Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain
mata berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan

21
sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh
darah otak

22
BAB III
TINJAUAN KASUS
Contoh Kasus
            Ny.N (40th) istri dari Tn.R (41th) mempunyai tiga orang anak Nn.
M (18th) lulus SMA, An.N (14 th) sekolah SMP dan  seorang laki-laki
An.A (8 th) bersekolah di SD. Dalam keluarga Tn.R salah satu anggota
keluarga, yaitu dia sendiri menderita penyakit Hipertensi. Pasien nampak
lemas dan mengeluh pusing.penyakit hipetensi telah 5 tahun dideritanya.
1 tahun yang lalu pasien pernah MRS karena pingsan dan di diagnosa
penyakit yang sama dan ibu Tn.R juga memiliki riwayat penyakit yang
sama. Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn.R hanya
membiarkan saja di rumah karena menurutnya masih bisa di tangani
dirumah, dengan mengkonsumsi jus timun.kecuali bila sakit tidak
berkurang barulah ia ke Rumah sakit dengan menggunakan fasilitas
BPJS. Keluarga merawat Tn.R sendiri dengan berbekal pengetahuan
seadanya, keluarga hanya membantu dalam memenuhi aktifitas sehari-
hari .Keluarga Tn.A termasuk keluarga yang kurang memperhatikan
kesehatan, meskipun mereka mengaku pernah ke dokter tapi jika hanya
ada keadaan yang sangat berbahaya dan Tn.R juga jarang
memeriksakan tekanan darah meskipun pernah ada riwayat MRS karena 
Hipertensi sebelumnya.

23
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.R
DENGAN MASALAH HIPERTENSI

Nama Mahasiswa Yang Mengkaji: Nirwana Widiastuti


NIM :C1814201247

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA


A. Identitas Kepala Keluarga
Nama (initial) : Tn.R
Umur : 41 Tahun
Jenis Kelamim : Laki-laki
Agama : Islam
Suku :Makassar
Pendidikan : Strata I (SI)
Pekerjaan : Kepolisian RI
Alamat Rumah : Pallantikang
No. Telepon : 085341654206

B. Komposisi Keluarga
Nama Umur IMUNISASI BALITA
N (initial L P Agam Pen Pekerja Hu Ke HEP B DPT POLIO C
o ) a d an b t C A
G M
1 Ny.N 41 Islam D3 IRT Istri 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4
2 Nn.M 18 Islam SM Mahasi An Lengkap
A swa ak
3 An.A 14 Islam SM Pelajar An Lengkap
P ak
4 An.A 8 Islam SD Murid An Lengkap
ak

C. Genogram

24
Keterangan :
GI :Kedua orang tua Tn.R dan Ny.N masih hidup
G II :Tn.R anak bungsu dari 3 bersaudara sedangkan Ny.N
adalah anak kedua dari 4 bersaudara
G III :Tn.R mempunya 3 orang anak

D. Tipe Keluarga
1. Tipe Keluarga : Tipe keluarga Tn.R adalah
keluarga inti (nuclear family)yang terdiri dari suami, istri,
dan 3 orang anak
2. Masalah yang terjadi dalam keluarga terkait tipe tersebut :
KK mengatakan sampai saat ini tidak ada masalah terkait
dengan tipe keluarga

E. Suku Bangsa
1. Asal suku bangsa: KK mengatakan mereka berasal dari
suku Makassar begitupun dengan IK
2. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan :
KK mengatakan tidak ada pengaruh antara budaya
dengan keadaan kesehatan sekarang

F. Agama dan Kepercayaan

25
1. Agama Keluarga :
KK mengatakan mengannut ajaran agama Islam
2. Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :
KK mengatakan masalah kesehatan yang dialami
keluarga bukan karena kebudayaan tetapi karena
kebiasaan dan pola hidup yang kurang dijaga dengan
baik.

G. Status Sosial Ekonomi Keluarga


1. Anggota keluarga yang mencari nafkah
KK mengatakan dalam keluarga yang mencari nafkah
adalah dirinya dan suami. KK mengatakan bekerja
sebagai Polri dan IK bekerja sebagai Perawat.
2. Penghasilan
KK mengatakan penghasilan tetapnya dalam sebulan +
5.000.000,- dan penghasilan tetap KK dalam sebulan +
7.000.000,-
3. Upaya lain
KK mengatakan upaya lain yang dilakukan untuk
menambah penghasilan keluarga adalah dengan
membuka kios jualan kebutuhan sehari-hari.
4. Harga benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)
Keluarga memiliki kendaraan roda empat, roda dua, TV,
Kulkas dan lain-lain.
5. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
KK mengatakan kebutuhan tiap bulan adalah untuk
konsumsi sehari-hari, biaya sekolah, membayar listrik,
membayar air, membayar cicilan kredit/pinjaman.

H. Anggota Aktivitas Rekreasi Keluarga

26
KK mengatakan saat waktu liburan atau luang, keluarganya
menghabiskan waktu di rumah bersama atau sesekali
mengunjungi tempat rekreasi .

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


A. Tahap Perkembangan Keluarga Saai ini
Keluarga Tn.R dalam tahap perkembangan yaitu pada tahap V
yaitu keluarga dengan anak remaja. Tahap ini dimulai ketika
anak pertama melewati umur 13 tahun. Pada fase ini umumnya
keluarga melonggarkan ikatan yang memungkinkan tanggung
jawab dan kebebasan yang lebih optimal bagi remaja untuk
menjadi dewasa muda.
Tugas perkembangan keluarga sebagai berikut :
 Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab
ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
 Memfokuskan hubungan perkawinan
 Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-
anak
B. Tahap Perkembangan Keluaraga yang Belum Terpenuhi
dan Kendalanya
Dari semua tugas perkembangan diatas belum ada yang
terpenuhi.
C. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
1. Riwayat kesehatan keluarga saat ini
KK mengatakan saat ini ia menderita penyakit Hipertensi
yang dialami sejak 5 tahun yang lalu. KK mengatakan saat
ini sering merasakan sakit kepala, jantung berdebar, serta
daerah leher terasa tegang. KK mengatakan suka
mengkonsumsi daging dan makanan berlemak lainnya
serta tidak teratur mengkonsumsi obat hipertensi. IK
mengatakan ia menderita penyakit maag diderita selama 2
hari dan segera diperiksakan ke rumah sakit, IK

27
mengatakan AK3 pernah menderita thypoid, dan demam
selama 3 hari, karena belum ada perbaikan maka IK
memutuskan untuk memeriksakannya ke rumah sakit
2. Riwayat penyakit keturunan
KK mengatakan dalam keluarga mereka, ibu dari KK
menderita Hipertensi.
3. Riwayat kesehatan masing-masing keluarga

Nama Gejala atau penyakit yang Lamanya Tindakan yang Keterangan


No
(initial) diderita sakit telah dilakukan
1 Tn.R Sakit kepala, jantung 5 tahun Berobat ke Belum
berdebar, leher terasa Rumah sakit sembuh, KK
tegang masih
mengeluh
leher tegang
2 Ny.N Nyeri ulu ati 2 hari Berobat ke Sembuh
rumah sakit
2 AK.3 Demam 3 hari Berobat ke Sembuh
rumah sakit

4. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


kK mengatakan apanbila ada keluarga yang sakit
biasanya langsung dibawa ke lauyanan kesehatan
(Rumah Sakit)
5. Riwayat kesehatan keluarga sebalumnya
KK mengatakan AK3 pernah terkena gejala Thypoid + 3
hari demam kemudian KK dan IK memutuskan untuk
membawa AK3 ke rumah sakit untuk memeriksakan
kesehatannya begitupun dengan KK yang menderita
Hipertensi selalu memeriksakan kesehatannya ke layanan
kesehatan akan tetapi belakangan ini KK tidak pernah lagi
mengecek tekanan darahnya.

28
III. DATA LINGKUNGAN
A. Karakteristik Rumah
1. Luas rumah
KK mengatakan luas rumah 10 x 15 m2
2. Tipe rumah
Rumah Permanen
3. Kepemilikan
KK mengatakan rumah yang ditinggali adalah milik sendiri
4. Jumlah dan ratio kamar/ruangan
KK mengatakan ada 4 ruangan dan 3 kamar tidur
5. Ventilasi/jendela
KK mengatakan semua kamar memiliki jendela
6. Pemanfaatan ruangan
KK mengatakan 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang
dapur, 1 ruang garasi, dan 3 kamar tidur.
7. Septic-tank (letak/jarak)
KK mengatakan jarak septic tank dengan sumur < 10
meter
8. Sumber air minum
KK mengatakan sumber air minum berasal dari air ledeng
PDAM
9. Kamar mandi/WC
KK mengatakan mereka mempunyai WC pribadi
10. Sampah dan limbah rumah tangga
KK mengatakan membuang sampah di TPS rumah
kemudian diangkut oleh mobil kebersihan.
11. Kebersihan lingkungan
Tampak lingkungan pekarangan bersih

B. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW

29
1. Kebiasaan
KK mengatakan bila ada kegiatan di area kompleks, maka
ia akan ikut mempersiapkan acara bersama tetangga
dengan saling gotong royong.
2. Aturan/kesepakatan
KK mengatakan apabila ada peraturan yang ada
dilingkungannya, biasanya berdasarkan kesepakatan yang
telah dibicarakan bersama warga
3. Budaya
IK mengatakan lingkungan tempat tinggal mereka
mayoritas suku Makassar dan selalu bergotong royong
bersama bila ada kegiatan.
C. Mobilitas Geografis Keluarga
KK mengatakan ia adalah penduduk asli daerah tempat
tinggal /menetap di tempat tinggalnya saat ini
D. Sistem Pendukung Keluarga
IK mengatakan memiliki suami yang mempunyai pekerjaan
tetap sehingga dapat menafkahi keluarga

IV. STRUKTUR KELUARGA


A. Pola/Cara Komunikasi Keluarga
Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan bahasa
jawa, dan mendapat informasi kesehatan dari petugas
kesehatan dan informasi lainnya didapat dari televisi.
B. Stuktur Kekuatan Keluarga
IK mengatakan dalam keluarga mereka saling menguatkan
dan memberikan motivasi satu sama lain. IK mengatakan
yang berperan dalam pengambilan keputusan dalam setiap
masalah adalah Tn.R dan Ny.N.
C. Stuktur Peran (Peran masing-masing anggota keluarga)
IK mengatakan bahwa suaminya berperan sebagai kepala
keluarga dan merupakan tulang punggung keluarga.

30
D. Nilai dan Norma Keluarga
IK mengatakan dalam keluarga mereka selalu saling
menghargai satu sama lain, apabila ada pertengkaran dan
perbedaan pendapat.mereka akan saling menguatkan

V. FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi Afektif
IK mengatakan ia dan suami serta anak-anaknya saling
menyayangi satu sama lain dan saling menghargai , apabila
ada persoalan mereka akan saling menguatkan

B. Fungsi Sosialisasi
1. Kerukunan hidup dalam keluarga
IK mengatakan ia dan suami beserta anak-anaknya selalu
hidup rukun dan damai. Apabila ada masalah dalam
keluarga akan dibicarakan bersama dan selalu mencari
solusi bersama
2. Interaksi dan hubungan dalam keluarga
KK mengatakan selalu melakukan interaksi dengan baik
dan berkomunikasi satu sama lain agar terjadi hubungan
yang baik.
3. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan
keputusan
IK mengatakan yang dominan mengambil keputusan
dalam keluarga adalah suaminya, akan tetapi sebelum
memutuskan sesuatu di musyawarahkan terlebih dahulu.

4. Kegiatan keluarga waktu senggang


KK mengatakan kegiatan yang dilakukan diwaktu
senggang adalah menonton televisi dan duduk santai
diteras rumah untuk bertukan fikiran dan saling bercerita
satu sama lain.

31
5. Partisipasi dalam kegiatan sosial
KK mengatakan rutin mengikuti kegiatan kerja bakti
bersama di lingkungan rumahnya

C. Fungsi Perawatan Kesehatan


1. Mengenal Masalah kesehatan
KK mengatakan sudah dari 5 tahun yang lalu menderita
hipertensi dan saat memeriksakan tekanan darahnya
beberapa minggu lalu hasilnya yaitu 150/90 mmHg,
belakangan ini sering mengeluh tegang leher , jantung
berdebar dan sakit kepala. KK mengatakan bahwa
keluhan yang diderita semakin sering terjadi diperberat bila
terlalu sibuk dengan pekerjaan dikantor. Karena keluhan
yang dirasakan KK mengkonsumsi jus mentimun dan obat
hipertensi.IK mengatakan bahwa ia karena terlalu sibuk
mengurus pekerjaan ada rumah tangga kadang terlambat
makan.
2. Mengambil Keputusan untuk Mengatasi Masalah
Kesehatan
KK mengatakan saat keluhan penyakitnya muncul, bila
masih bisa ditahan ia hanya mengkonsumsi jus ketimun
tetapi bila setelah minum dan sakit tidak hilang dan malah
semakin memberat maka ia akan segera ke rumah sakit
untuk mendapatkan pengobatan.
3. Merawat Anggota Keluarga yang Sakit atau mengalami
Masalah
KK mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit,
ia memberikan pengobatan awal sesuai keluhannya tetapi
bila tidak ada perubahan anggota keluarga yang sakit akan
dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan poengobatan.
4. Memodifikasi Lingkungan

32
KK mengatakan memanfaatkan pekarangan rumah untuk
menanam tanaman obat , sayuran, buah-buahan dan
umbi-umbian. Setiap hari IK membukan jendela sebagai
untuk pertukaran udara agar ruangan lebih segar.
5. Memanfaatkan Fasilitas kesehatan
KK mengatakan memeriksakan kesehatan dirinya dan
keluarga di puskesmas atau rumah sakit. Bila ada anggota
keluarga yang sedang sakit biasanya hanya di rawat
sendiri tetapi bila sudah beberapa hari tidak ada perbaikan
maka akan segera dibawa ke rumah sakit.KK mengatakan
jarak antara rumah dan rumah sakit kurang lebih 5 km dan
semua anghota keluarga memeliki jaminan kesehatan
BPJS
D. Fungsi Reproduksi
1. Perencanaan jumlah anak
IK mengatakan belum ingin menambah anak lagi . IK
mengatakan sudah memiliki 3 orang anak dan dirasa
sudah cukup.

2. Akseptor ( jika Ya, jenis dan lamanya) (jika Belum,


alasannya)
IK mengatakan masih menstruasi dan menrupakan
akseptor KB spiral yang efektif digunakan selama 10 tahun

E. Fungsi Ekonomi
1. Upaya pemenuhan sandang - pangan
IK mengatakan kebutuhan keluarga diatur oleh dirinya
dimana penghasilan yang diperoleh dari suami dan
penghasilan IK sendiri. IK mengatakan keluarga dapat
memenuhi kebutuhan makan 3 kali sehari beserta sandang
dan pangan lainnya.

33
2. Pemanfaatan sumber di masyarakat
IK mengatakan memanfaatkan fasilitas yang ada
dimasyarakat seperti pasar dan swalayan untuk membeli
kebutuhan anggota keluarga setiap hari. IK juga
mengatakan memanfaatkan layanan kesehatan untuk
memeriksakan kesehatan keluarga.

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


A. Stressor Jangka Pendek
IK mengatakan sering stress apabila ada anggota keluarga
yang sakit apalabi bila penyakit suaminya kambuh.
B. Stressor Jangka Panjang
KK mengatakan tidak pernah memikirkan masalah dalam
waktu yang lama dikarenakan ia tidak ingin banyak fikiran
yang mampu memperberat keadaan penyakitnya.
C. Respon Keluarga Terhadap Stressor
KK mengatakan apabila ada masalah dalam keluarga makan
akan di cari solusinya bersama dengan musyawarah
D. Strategi Koping Keluarga
KK mengatakan apabila ada masalah dalam keluarga
biasanya mencari jalan keluar bersama
E. Strategi Adaptasi Disfungsional
KK mengatakan apabila ada masalah dalam keluarga, tidak
pernah dilampiaskan kepada benda atau perabot rumah
tangga. KK juga mengatakan bila sedang marah tidak
pernah berkata kasar

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA


A. Pemenuhan Gizi
KK mengatakan mereka makan 3 kali sehari dengan menu
nasi, ikan, sayur. KKadang sesekali makan daging atau
ayam . IK mengatakan anaknya rajin minum susu setiap hari.

34
B. Upaya lain
IK mengatakan keluarga rajin mengkonsumsi buah-buahan
misalnya pisang dan papaya.

VIII. HARAPAN KELUARGA


A. Terhadap Masalah Kesehatannya
KK mengatakan masalah hipertensinya bisa sembuh atau
dengan kata lain tekanan terjkontrol dalam batas normal
disamping itu KK juga berharap tidak ada anggota keluarga
yang jatuh sakit.
B. Terhadap Petugas Kesehatan Yang Ada
KK berharap petugas kesehatan rajin berkunjung ke rumhah-
rumah penduduk. Sehingga anggota masyarakat yang sakit
baik akut ataupun kronis dapat segera di deteksi dan
diberikan pengobatan. Selain itu KK berharap agar petugas
kesehatan melayani dengan sabar, ikhlas, dan setulus hati.

35
36
IX. Pemeriksaan Fisik Seluruh Anggota Keluarga

N ASPEK YANG NAMA ANGGOTA KELUARGA


O DIPERIKSA Tn. R Ny.N An.M An.N An.A

1 Penampilan Baik Baik Baik Baik Baik

2 Kesadaran Compos Mentis Compos Mentis Compos Mentis Compos Mentis Compos Mentis

Tanda Tanda
Vital 110/70 mmHg 100/70 mmHg 100/70 mmHg
150/90 mmHg 110/70 mmHg
a. Tekanan 64 x/mnt 62 x/mnt 64 x/mnt
3 Darah 78 x/mnt 68 x/mnt
36,50C 360C 360C
b. Nadi 0
37 C 0
36 C
c. Suhu 20 x/mnt 18 x/mnt 24 x/mnt
d. Respirasi 22 x/mnt 20 x/mnt

4 Keadaan
Umum :

17
BB 90kg 50 kg 45 kg 40 kg 32 kg

TB 175 cm 155 cm 160 cm 155 cm 135 cm

2 Kepala :

Rambut -    Ikal, hitam, -    Lurus, hitam, -     Lurus, hitam, -Lurus, hitam -Lurus,hitam
dan bersih halus dan halus dan halus dan bersih halus dan
bersih bersih bersih

-    Konjungtiva -  Konjungtiva an


Mata
ananemis, -    Konjungtiva -     Konjungtiva anemis, sclera -    Konjungtiva
sclera an ikterik, an anemis, an anemis, an ikterik, an anemis,
penglihatan sclera an ikterik, sclera an penglihatan sclera an
baik penglihatan ikterik, baik ikterik,
baik penglihatan penglihatan
baik baik
Hidung

-    sinusitis -    sinusitis -sinusitis (-), -sinusitis (-),


(-),polip (-), (+),polip (-), -     sinusitis (-), polip (-), polip (-),
penciuman baik

18
Mulut penciuman baik penciuman baik

mulut bersih
-    mulut bersih, mulut bersih
mukosa -    mulut bersih,
lembab, lidah mukosa -     mulut bersih
bersih, gigi lembab, lidah
Telinga cukup. bersih, gigi
cukup.

-   Pendengaran
-      -   Pendengaran baik, serumen
Pendengaran baik, serumen (+)
-   Pendengaran
baik, serumen -   Pendengaran (-)
baik, serumen
(-) baik, serumen
(-)
(-)

3 Leher

JVP Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran

19
Kelenjar Tiroid vena jugularis vena jugularis vena jugularis vena jugularis vena jugularis

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan

4 Dada

Mamae

      Inspeksi -      Tidak ada -      Tidak ada -    Tidak ada -    Tidak ada
pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan
,simetris antara ,simetris antara ,simetris antara ,simetris antara
kiri dan kanan kiri dan kanan kiri dan kanan kiri dan kanan

   

Palpasi
-      Tidak ada -      Tidak ada -    Tidak ada -    Tidak ada
pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan
Paru -   Saat
-      Saat -      Saat -    Saat bernafas bernafas tidak

20
      Inspeksi bernafas tidak bernafas tidak tidak -    Saat bernafas menggunakan
menggunakan menggunakan menggunakan tidak otot bantuan
otot bantuan otot bantuan otot bantuan menggunakan pernafasan.
pernafasan. pernafasan. pernafasan. otot bantuan
pernafasan.
      Palpasi
-    Tidak ada
-      Tidak ada -      Tidak ada -    Tidak ada -    Tidak ada bengkak,lesi
bengkak, lesi bengkak, lesi bengkak,lesi (-) bengkak,lesi (-) (-)
(-) (-)
      Perkusi
-    Tidak ada
-      Tidak ada -      Tidak ada -    Tidak ada -    Tidak ada penimbunan
penimbunan penimbunan penimbunan penimbunan cairan
cairan cairan cairan cairan

      Auskultasi

-      Bunyi nafas -      Bunyi nafas -    Bunyi nafas -    Bunyi nafas
     
vesikuler, RR vesikuler, RR vesikuler, RR -    Bunyi nafas vesikuler, RR
normal normal normal vesikuler, RR normal

21
normal

5 Abdomen

      Inspeksi -      Simetris, -      Simetris, -     Simetris, -    Simetris, -     Simetris,
warna warna warna normal, warna normal, warna
normal,asites normal,asites asites (-) asites (-) normal, asites
(-) (-) (-)

      Palpasi
-          Tidak ada -          Tidak ada -          Tidak
-      Tidak ada -      Tidak ada nyeri tekan, nyeri tekan, ada nyeri
nyeri tekan, nyeri tekan, tidak ada tidak ada tekan, tidak
tidak ada tidak ada benjolan benjolan ada
benjolan benjolan benjolan

Auskultasi

-          Bising -          Bising


usus (+) usus (+) -          Bising
usus (+)
-      Bising usus -      Bising usus
      Perkusi -          Organ
(+)

22
(+) pada -          Organ
abdomen pada abdomen
-          Organ normal normal
-      Organ pada pada
abdomen abdomen
-      Organ pada
normal normal
abdomen
normal

6 Genetalia - - - - -

7 Eksremitas atas
dan bawah

      Inspeksi
-      Berfungsi -      Berfungsi -        Berfungsi -        Berfungsi -        Berfungsi
dengan baik dengan baik dengan baik dengan baik dengan baik

-        Reflek
      Perkusi -      Reflek -      Reflek -        Reflek -        Reflek
patella (+)
patella (+) patella (+) patella (+) patella (+)

23
24
A. ANALISA DATA
N DATA PROBLEM
O

1.      Data subyektif : Nyeri Akut (00132)


 
 KK mengatakan selalu sakit
kepala dan tegang leher
 KK mengatakan sudah
sekitar 5 tahun mengalami
hipertensi
 KK mengatakan tekanan
darah saat pemeriksaan
terakhir adalah 150/90
mmHg

Data objektif :

 Data pemeriksaan fisik


Tn.R
TD : 150/90 mmHg

N :78 x/mnt

S : 370C

2 R : 22 x/mnt

 Nyeri (+) pada tengkuk dan


kepala, skala 4 (nyeri
sedang)

Data subyektif :

25
 KK mengatakan bahwa
sering makan daging Defisiensi pengetahuan
 IK mengatakan tidak tahu (00126)
secara rinci tentang
penyakitnya dan ia tidak
tahu pasti tentang
penyebab tanda dan gejala

Data obyektif :

 Data pemeriksaan fisik


Tn.R

TD : 150/90 mmHg

N :78 x/mnt

S : 370C

R : 22 x/mnt

 Nyeri (+) pada tengkuk dan


kepala, skala 4 (nyeri
3.      sedang)
 

Data Subyektif :

 KKmengatakan bahwa
dirinya tidak mengontrol
kesehatannya secara
teratur ke dokter Ketidakefektifan manajemen

26
 KK mengatakan tidak tahu kesehatan keluarga (00080)
tentang komplikasi
penyakitnya

Data obyektif :

 Data pemeriksaan fisik


Tn.R

TD : 150/90 mmHg

N :78 x/mnt

S : 370C

R : 22 x/mnt

 Nyeri (+) pada tengkuk dan


kepala, skala 4 (nyeri
sedang)

B. SKORING
1. Nyeri akut
KRITERIA SKOR Hasil BOBOT Pembenaran
Skoring

SIFAT MASALAH  KK mengatakan


1 sering sakit kepala
1. Tidak sehat 3/3 x 1 = 1
3  Skala nyeri kepala
2. Ancaman
2 skala 4
kesehatan
1  KK mengalami
3. Krisis atau

27
keadaan hipertensi sudah 5
sejahtera Tahun
 TTV
TD : 150/90 mmHg

KEMUNGKINAN
MASALAH DAPAT
 KK mengatakan
DIUBAH
penghasilan dalam
2
1. Dengan Mudah 1 bulan + 7 juta
2
2. Hanya Sebagian 2/2 x 2 = 2  KK mengalami
1
3. Tidak dapat hipertensi sudah 5
0
Tahun
 KK mengatakan
memiliki BPJS
 KK mengatakan
bila leher terasa
tegang ia akan
mengkonsumsi jus
timun

POTENSIAL  KK mengatakan
MASALAH DAPAT penghasilan dalam
DICEGAH 1 bulan + 7 juta
3 1  KK mengalami
1. Tinggi
2 hipertensi sudah 5
2. Cukup

28
3. Rendah 1 3/3 x 1 = 1 Tahun
 KK mengatakan
memiliki BPJS
 KK mengatakan
bila leher terasa
tegang ia akan
mengkonsumsi jus

MENONJOLNYA  KK mengalami
MASALAH hipertensi sudah 5
Tahun
1. Masalah berat,
2 1  KK mengeluh sakit
harus segera
kepala
ditangani 2/2x 1 = 1
1  TTV
2. Ada masalah, tapi
TD : 150/90 mmHg
tidak perlu segera
0
ditangani
3. Masalah tidak
dirasakan

29
2. Defisiensi pengetahuan
KRITERIA SKOR Hasil BOBOT Pembenaran
Skoring

SIFAT MASALAH Ancaman kesehatan


3 1 yang memerlukan
1. Tidak sehat 2/3 x 1 = 2/3
2 tindakan yang cepat
2. Ancaman
1 dan tepat untuk
kesehatan
menghindari bahaya
3. Krisis atau
leih lanjut
keadaan
sejahtera
KEMUNGKINAN Dengan mudah
MASALAH DAPAT sumber dan tindakan
DIUBAH untuk memecahkan
2 2 masalah dapat
1. Dengan Mudah
1 dijangkau oleh
2. Hanya Sebagian 2/2 x 2 = 2
0 keluarga, kesadaran
3. Tidak dapat
dan motivasi dari
keluargansudah
cukup kuat

POTENSIAL Karena Tn.A dan Ny.J


MASALAH DAPAT sering mengunjungi
DICEGAH orang tua dan
3 1 keluarga yang sudah
1. Tinggi
2 berpengalaman
2. Cukup 2/3 x 1 = 2/3
1 memiliki anak
3. Rendah
sehingga keluarga
dapat bertanya apa
yang seharusnya

30
dilakukan. Dan
merekapun sudah
memiliki tiga orang
anak.

MENONJOLNYA
MASALAH

1. Masalah berat,
2 2/2 x 1 = 1 1 Masalah memang
harus segera
perlu ditangani. tapi
ditangani
1 sifat masalah ini tidak
2. Ada masalah, tapi
gawat, dan bisa
tidak perlu segera
0 diselesaikan secara
ditangani
bertahap.
3. Masalah tidak
dirasakan

4 1/3

3.Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga

KRITERIA SKOR Hasil BOBOT Pembenaran


Skoring

31
SIFAT MASALAH Ancaman kesehatan
3 1 yang memerlukan
1. Tidak sehat 3/3 x 1 = 1
2 tindakan yang cepat
2. Ancaman
1 dan tepat untuk
kesehatan
menghindari bahaya
3. Krisis atau
leih lanjut
keadaan
sejahtera
KEMUNGKINAN Hanya sebagian
MASALAH DAPAT sumber dan tindakan
DIUBAH untuk memecahkan
2 2 masalah dapat
1. Dengan Mudah
1 dijangkau oleh
2. Hanya Sebagian 1/2 x 2 = 1
0 keluarga, tetapi
3. Tidak dapat
memerlukan
kesadaran yang kuat
dalam waktu yang
cukup lama

POTENSIAL Cuku, masalah sudah


MASALAH DAPAT berlangsung cukup
DICEGAH lama yaitu 5 tahun,
3 1 anggota keluarga
1. Tinggi
2 peduli dan
2. Cukup 2/3 x 1 = 2/3
1 mendukung apabila
3. Rendah
ada anggota keluarga
yang sakit

MENONJOLNYA
MASALAH

32
1. Masalah berat, 2/2 x 1 = 1 Masalh berat harus
harus segera 2 1 ditangani.
ditangani Keluarganya
2. Ada masalah, tapi 1 menyadari dan perlu
tidak perlu segera segera mengatasi
ditangani 0 masalah tersebut
3. Masalah tidak
dirasakan

3 2/3

C. Rumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga


1. Nyeri akut
2. Defisiensi pengetahuan
3. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITAS


Diagnosa 1: Nyeri Akut
RENCANA TINDAKAN

No Diagnosa Intervensi Keperawatan

Tujuan dan kriteria Tindakan keperawatan


hasil

1 Nyeri Akut Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian

33
tindakan nyeri secara
Domain 4 : pengetahuan keperawatan 3 x 24 komprehensif
tentang kesehatan dan jam diharapkan : 2. Ajarklan prinsip-
perilaku Outcomes: Kontrol prinsip manajemen
Kelas : perilaku sehat Nyeri nyeri
Data subyektif : Kriteri hasil : 3. Ajarkan penggunaan
tehnik non
 KK mengatakan selalu  Menggunakan
farmakologi
sakit kepala dan tindakan
4. Berikan informasi
tegang leher pengurangan nyeri
nyeri, penyebab
 KK mengatakan sudah tanpa analgesic
nyeri, dan antisipasi
sekitar 5 tahun  Melaporkan nyeri
nyeri
mengalami hipertensi terkontrol
5. Evaluasi kefektifan
 KK mengatakan  Mengenali apa
dari tindakan
tekanan darah saat yang terkait gejala
pengontrol nyeri
pemeriksaan terakhir nyeri
adalah 150/90 mmHg

Data objektif :

 Data pemeriksaan fisik


Tn.R
TD : 150/90 mmHg

N :78 x/mnt

S : 370C

R : 22 x/mnt

 Nyeri (+) pada tengkuk


dan kepala, skala 4

34
(nyeri sedang)

Diagnosa 2: Defisiensi Pengetahuan


RENCANA TINDAKAN

No Diagnosa Intervensi keperawatan

Tujuan dan kriteria Tindakan


hasil keperawatan

2 Defisiensi pengetahuan Setelah dilakukan 1. Kaji pengetahuna


tindakan keperawatan klien tentang
Domain 5: persepsi kognitif
1 x 24 jam diharapkan proses prnyakit
Kelas 4 : kognitif memiliki: hipertensi
Knowledge : Disease 2. Jelaskan proses
Data subyektif :
proses penyakit hipertensi
 KK mengatakan bahwa Knowledge : Healthy 3. Review
sering makan daging behavior pengetahuan klien
 IK mengatakan tidak Kriteria Hasil : mengenai
tahu secara rinci kondisinya
 Pasien dan
tentang penyakitnya 4. Jelaskan tanda
keluarga
dan ia tidak tahu pasti dan gejala umum
menyatakan
tentang penyebab dari penyakit
pemahaman
tanda dan gejala hipertensi
tentang penyakit,
5. Jelaskan
Data obyektif : kondisi, prognosis,
kemungkinan
dan program

35
 Data pemeriksaan fisik pengobatan penyebab
Tn.R hipertensi hipertensi
 Pasien dan 6. Berikan informasi
TD : 150/90 mmHg keluarga mamp[u kepada keluarga
melaksanakan klien mengenai
N :78 x/mnt
prosedur yang perkembangan
S : 370C dijelaskan secara klien
benar 7. Edukasi pasien
R : 22 x/mnt
 Pasien dan mengenai tanda
 Nyeri (+) pada tengkuk keluarga mampu dan gejala yang
dan kepala, skala 4 menjelaskan harus dilaporkan
(nyeri sedang) kembali apa yang kepada petugas
dijelaskan perawat. kesehatan.

Diagnosa 3: Ketidakefektifan management kesehatan keluarga


RENCANA TINDAKAN

No Diagnosa Intervensi keperawatan

Tujuan dan kriteria hasil Tindakan


keperawatan

3 Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Bantu keluarga


management kesehatan tindakan keperawatan dalam mengenal
keluarga 1 x 24 jam diharapkan masalahnya
memiliki: 2. Bantu memotivasi
Domain 1: Promosi
keluarga untuk
kesehatan  Therapeautic
berubah
regiment
Kelas 2 : Manajemen 3. Dukung keluarga
 Management
Kesehatan dalam

36
Data Subyektif : ineffective meningkatkan
nilai, minat, dan
 KKmengatakan bahwa Kriteria Hasil :
tujuan keluarga
dirinya tidak
 Kualitas hidup 4. Bantu anggota
mengontrol
meningkat keluarga dalam
kesehatannya secara
 Mampu mengatasi mengkalrifikasi
teratur ke dokter
masalah kesehatan apa yang mereka
 KK mengatakan tidak
keluarga harapkan dan
tahu tentang komplikasi
 Mampu butuhkan satu
penyakitnya
meningkatkan dengan lainnya
Data obyektif : komunikasi 5. Berikan informasi
antaranggota penting, advokasi
 Data pemeriksaan fisik
keluaga dalam dan dukungan
Tn.R
masalah kesehatan yang dibutuhkan
 Normalisasi untuk
TD : 150/90 mmHg
keluarga. meningkatkan
N :78 x/mnt kesehatan
keluarga.
S : 370C

R : 22 x/mnt

 Nyeri (+) pada tengkuk


dan kepala, skala 4
(nyeri sedang)

37
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam melakukan pengkajian pada pasien dengan kasus hipertensi
terhadap TN.R, Diperoleh data :
Data subyektif :

38
 KK mengatakan selalu sakit kepala dan tegang leher
 KK mengatakan sudah sekitar 5 tahun mengalami hipertensi
 KK mengatakan tekanan darah saat pemeriksaan terakhir adalah
150/90 mmHg
 KK mengatakan bahwa sering makan daging
 IK mengatakan tidak tahu secara rinci tentang penyakitnya dan ia tidak
tahu pasti tentang penyebab tanda dan gejala
 KKmengatakan bahwa dirinya tidak mengontrol kesehatannya secara
teratur ke dokter
 KK mengatakan tidak tahu tentang komplikasi penyakitnya

Data objektif :

 Data pemeriksaan fisik Tn.R


TD : 150/90 mmHg

N :78 x/mnt

S : 370C

R : 22 x/mnt

 Nyeri (+) pada tengkuk dan kepala, skala 4 (nyeri sedang)


Dari data diatas muncul 3 diagnosa prioritas yaitu :
1. Nyeri akut
2. Defisiensi pengetahuan
3. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga

B. SARAN
1. Mahasiswa adalah seorang calon perawat yang salah satu
kliennya adalah keluarga, maka diharapkan mahasiswa dalam

39
memberikan asuhan keperawatan tidak melangkahi
profisionalisme bekerja dan selalu menghormati privasi yang
dimiliki keluarga atau kliennya.
2. Dalam melakukan pengkajian, perawat harus terlebih dahulu
membina trust untuk memperlancar dalam melakukan rencana
asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi.2014.Tehnik Prosedural Keperawatan: konsep dan aplikasi


kebutuhan dasar klien.Jakarta: Salemba

40
Christina, Paula J. 2009. Proses Keperawatan Keluarga: aplikasi model
Konseptual edisi 4 (alih bahasa: Yuyun Yuningsih, Yasmin Asih).
Jakarta: EGC

Effendi, Ferry Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunikasi : teori


dan Praktik dalam Keperawatan Kesehatan Komunitas: Jakarta:
Salemba Medika

Suprajito. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik.


Jakarta: EGC

Internet, http://www.admin.blogspot.com, asuhan-keperawatan-keluarga,


tanggal 09 maret 2016 jam 20.00 WIT

Riskesdas.2015.Riset Kesehatan Dasar.Jakarta: Balitbang Kemenkes RI

Sukiswati.2018.Asuhan Keperawatan Keluarga Mengalami Hipertensi

Supartini yupi. 2004. Konsep dasar keperawatan anak : buku kedokteran,


EGC, jakarta

41

Anda mungkin juga menyukai