PENGERTIAN
Induksi Persalinan adalah dimulainya kontraksi persalinan sebelum
awitan spontannya untuk tujuan mempercepat kelahiran.
Induksi dapat diindikasikan untuk berbagai alasan medis dan
kebidanan, termasuk hipertensi aibat kehamilan, diabetes melitus dan masalah
medis maternal lain, kehamilan pascapartum, bahaya janin yang dicurigai
(misalnya : pertumbuhan janin terhambat), faktor-faktor logistik, jarak dari
rumah sakit, dan kematian janin). Dalam kondisi-kondisi tersebut, kelahiran
anak tidak terlalu berisiko untuk bayi baru lahir atau janin daripada jika
kehamilan dilanjutkan (Dunn, 1990).
Baik metode kimia maupun mekanis digunakan untuk menginduksi
persalinan. Oksitosin intravena dan amniotomi ialah me tode yang paling
umum digunakan. di Amerika Serikat. Metode lain yang jarang digunakan
antara lain stimulasi puting susu, minum castor oil, enema dengan air sabun,
stripping membran dan akupuntur (Tal, dkk., 1988: ACOG, 1991).
Angka keberhasilan lebih tinggi bila serviks dapat diinduksi. Sistem
penilaian seperti Nilai Bishop, dapat digunakan untuk mengevaluasi
kemampuan untuk diinduksi. Misalnya, nilai sembilan atau lebih pada skala
nilai 13 menandakan serviks lunak, anterior mendatar 50% dan berdilatasi 2
cm atau lebih; bagian presentasi telah masuk. Induksi persalinan akan lebih
berhasi jika nilai Bishop adalah lima atau lebih untuk multipara dan sembilan
atau lebih untuk nulipara.
B. ETIOLOGI
Induksi persalinan dilakukan disebabkan Kehamilannya sudah
memasuki tanggal perkiraan lahir bahkan lebih dari sembilan bulan
(kehamilan lewat waktu). Dimana kehamilan yang melebihi waktu 42
minggu, belum juga terjadi persalinan. Permasalahan kehamilan lewat waktu
adalah plasenta tidak mampu memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2
sehingga janin mempunyai resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim.
C. PATOFISIOLOGI
D. INDIKASI
1. Indikasi Janin
a. Kehamilan Lewat Waktu
(penelitian dilakukan oleh peneliti kehamilan lewat waktu di Kanada
pada ibu yang mengalami kehamilan lewat dari 41 minggu yang
diinduksi dengan yang tidak diinduksi, hasilnya menunjukkan angka
seksio sesaria pada kelompok yang diinduksi lebih rendah
dibandingkan dengan kelompok yang tidak diinduksi). Permasalahan
kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak mampu memberikan
nutrisi dan pertukaran CO2/O2 sehingga janin mempunyai risiko
asfiksia sampai kematian dalam rahim. Makin menurunya sirkulasi
darah menuju sirkulasi plasenta dapat mengakibatkan :
- Pertumbuhan janin makin melambat
- Terjadi perubahan metabolisme janin
- Air ketuban berkurang dan makin kental
- Saat persalinan janin lebih mudah mengalami asfiksia
Risiko kematian perinatal kehamilan lewat waktu bisa menjadi tiga
kali dibandingkan dengan kehamilan aterm. Ada komplikasi yang
2. Indikasi Ibu
Berdasarkan penyakit yang diderita :
a. Kehamilan dengan hipertensi
b. Kehamilan dengan diabetes mellitus
c. Penyakit jantung
d. Penyakit ginjal
e. Keganasan mammae dan portio
3. Indikasi Kontra
a. Malposisi dan malpresentasi janin
b. Insufisiensi plasenta
c. Disproposi sefalopevik
d. Cacat rahim, misalnya pernah mengalami sectio caesaria, enukleasi
miom.
e. Grade multipara.
f. Gemelli
g. Distensi rahim yang berlebihan misalnya pada hidroamnion.
h. Plasenta previa
E. KONTRA INDIKASI
Maksud kontraindikasi pada induksi persalinan per vagina yaitu,
apabila tindakan induksi yang dilakukan lebih merugikan dibandingkan
tindakan seksio langsung.
Kontaindikasi tersebut adalah:
1. Terdapat Distosia Persalinan
- Panggul sempit atau disprorosi sefalopelvik
- Kelainan posisi kepala janin
- Terdapat kelainan letak janin dalam rahim
- Kesempitan panggul absolut (CD<5,5 cm)
- Perkiraan bahwa berat janin > 4000 gr.
2. Terdapat Kedudukan Ganda
- Tangan bersama kepala
- Kaki bersama kepala
- Tali pusat menumbung terkemuka
3. Terdapat ‘Overdistensi’ Rahim
- Kehamilan ganda
- Kehamilan dengan hidramnion
H. KLASIFIKASI
1. Secara Medis
a. Metode Steinsche
Metode steinsche merupakan metode lama, tetapi masih perlu diketahui,
yaitu:
- Penderita diharapkan tenang pada malam
harinya.
- Pada pagi harinya diberikan enema dengan
caster oil atau sabun panas.
- Diberikan pil kinine sebesar 0,002 gr, setiap jam
sampai mencapai dosis 1,200 gr.
b. Oksitosin
Oksitosin adalah obat yang merangsang kontraksi uterus, banyak
obat memperlihatkan efek Oksitosin, tetapi hanya beberapa saja yang
kerjanya cukup selektif dan dapat berguna dalam praktek kebidanan.
(Sulistia -1995)
Bersama dengan faktor-faktor lainnya, Oksitosin memainkan
peranan penting dalam persalinan dan ejeksi ASI
Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosik untuk menyebabkan :
1) Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja
langsung pada otot polos maupun lewat peningkatan produksi
prostaglandin
2) Kontraksi pembuluh darah umbilicus
3) Konstriksi sel-sel mioepitel (reflek ejeksi ASI)
Oksitosin bekerja pada reseptor hormon antidiuretik (ADH) untuk
menyebabkan :
1) Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah
(khususnya diastolik) karena terjadinya fasodilatasi
2) Retensi air
3) Persalinan
Komplikasi
Komplikasi yang penting diperhatikan pada induksi persalinan
dengan oksitosin adalah:
- ketuban dapat pecah pada pembukaan kecil,
yang disertai:
- pecahnya vasa, previa dengan tanda pendarahan
dan diikuti fetal distress, darah merah segar.
Prosedur
Teknik infus oksitosin berencana
1) Semalam sebelum infus oksitosin, hendaknya klien sudah tidur
dengan nyenyak
2) Pagi harinya klien diberi pencahar
3) Infus oksitosin hendaknya dikerjakan pada pagi hari dengan
observasi yang baik.
4) Disiapkan cairan Dextrose 5% 500 ml yang diisi dengan 5 unit
oksitosin.
5) Cairan yang sudah mengandung 5 U oksitosin ini dialirkan secara
intravena melalui saluran infus dengan jarum no. 20 G.
6) Jarum suntik intravena dipasang pada vena di bagian volar lengan
bawah.
c. Prostaglandin
2. Secara Manipulatif
a. Amniotomi
1) Amniotomi artifasialis dilakukan denga cara memecahkan ketuban
baik dibagian bawah depan (fore water) maupun dibagian belakang
(hind water) dengan suatu alat khusus (Drewsmith cateter -
macdonald klem). Sampai sekarang belum diketahui dengan pasti
bagaimana pengaruh amniotomi dalam merangsang timbulnya
kontraksi rahim.
2) Beberapa teori mengemukakan bahwa :
- Amniotomi dapat mengurangi beban rahum sebesar 40%
sehingga tenaga kontraksi rahim dapat lebih kuat untuk membuka
serviks.
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul adalah:
- meningkatkan bahaya infeksi (pada persalinan
yang berlangsung lebih dari 6 jam).
- Pendarahan (karena pecahnya sinus marginalis
atau vasa previa).
- Terjadi kontraksi dan retraksi yang sangat besar,
sehingga dapat menimbulkan fetal distress:
Gangguan sirkulasi retroplasenter.
Solusio plasenta
- Pada kesempitan panggul dapat terjadi:
Edema serviks, kaput sukedanum.
Proses pembukaan dan penurunan kepala
janin tidak mengalami kemajuan.
- Prolapsus bagian kecil janin (karena derasnya
air ketuban yang keluar).
Dengan demikian tindakan pemecahan ketuban memerlukan
pertimbangan, sehingga dapat mengurangi kemungkinan komplikasi.
Teknik Amniotomi
Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan dimasukkan ke dalam
jalan lahir sampai sedalam kanalis servikalis. Setelah kedua jari berada
dalam kanalis servikalis, mala posisi jari diubah sedemikian rupa, sehingga
telapak tangan menghadap ke arah atas. Tangan kiri kemudian
I. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi yang terjadi pada induksi persalinan adalah kontraksi akibat
induksi mungkin terasa lebih sakit karena mulainya sangat mendadak
sehingga mengakibatkan nyeri. Adanya kontraksi rahim yang berlebihan, itu
sebabnya induksi harus dilakukan dalam pengawasan ketat dari dokter yang
menangani. Jika ibu merasa tidak tahan dengan rasa sakit yang ditimbulkan,
biasanya dokter akan menghentikan proses induksi kemudian dilakukan
operasi caesar.
J. KOMPLIKASI
Induksi persalinan dengan pemberian oksitosin dalam infuse intravena
jika perlu memecahkan ketuban, cukup aman bagi ibu apabila syarat – syarat
di penuhi. Kematian perinatal agak lebih tinggi daripada persalinan spontan,
akan tetapi hal ini mungkin dipengaruhi pula oleh keadaan yang menjadi
indikasi untuk melakukan induksi persalinan. Kemungkinan bahwa induksi
persalinan gagal dan perlu dilakukan seksio sesarea, harus selalu
diperhitungkan.
A. PENGKAJIAN
1. Sirkulasi
Peningkatan tekanan darah (TD), yang dapat menandakan ansietas
atau hipertensi karena kehamilan (HKK); penurunan TD dapat
menandakan hipotensi telentang atau dehidrasi.
2. Makanan/cairan
Penurunan berat badan ibu 2,5-3 1b dapat dihubungkan dengan
pascamaturitas atau penurunan berat badan janin.
3. Neurosensori
Refleks tendon dalam mungkin cepat 3+ pada HKK; adanya klonus
menandakan eksitabilitas berat.
4. Nyeri/ketidaknyamanan
Palpasi uterus dapat menunjukkan pola kontraksi.
5. Keamanan
Dapat mengalami pecah ketuban spontan tanpa kontraksi (pada atau
mendekati term). Peningkatan suhu (infeksi pada adanya pecah ketuban
lama). Denyut jantung janin (DJJ) mungkin lebih dari 160 dpm bila
praterm, hipoksik, atau septic. Ukuran janin dapat menandakan penurunan
berat badan; kematian janin. Cairan amnion kehijauan menandakan distres
janin pada presentasi verteks. Fundus dapat lebih rendah dari yang
diantisipasi untuk term, pada retardasi pertumbuhan intrauterus berkenaan
dengan keterlibatan vaskular maternal. Riwayat adanya imunisasi Rh,
korioamnionitis, diabetes HKK tidak terkontrol dengan terapi medis,
hipertensi kronis, pascamaturitas, penyakit jantung maternal sianotik, atau
penyakit ginjal.
6. Seksualitas
Persalinan yang tergesa-gesa (atau cepat) pada kehamilan
sebelumnya; klien tinggal jauh dari rumah sakit. Serviks mungkin matang
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit Pengetahuan (proses persalinan) berhubungan dengan kurangnya
pemahaman terhadap sumber-sumber informasi.
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman status kesehatan.
3. Ketidakefektifan koping individu berhubungan dengan khawatir tentang
keamanan janin.
4. Risiko cedera (maternal atau janin) berhubungan dengan metode mekanis
atau famakologis.
5. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus.
6. Ketidakberdayaan berhubungan dengan komplikasi yang mengancam
kehamilan, persepsi bahwa terdapat keterbatasan/tidak ada pilihan.
7. Gangguan harga diri berhubungan dengan harapan untuk melahirkan anak
yang tidak dapat dipenuhi.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Defisit Pengetahuan (proses persalinan) berhubungan dengan
kurangnya pemahaman terhadap sumber-sumber informasi.
Tujuan : Pengetahuan klien tentang persalinan induksi
meningkat.
Kriteria Hasil (NOC) :
- Klien dapat mengidentifikasi keperluan untuk penambahan informasi
menurut penanganan yang dianjurkan (induksi persalinan).
- Klien dapat menunjukan kemampuan pemahaman tentang induksi
persalinan.
- Aktifitas Kolaboratif
a. Memberikan informasi dari sumber-sumber komunitas yang dapat
menolong klien dalam mempertahankan program penanganannya.
b. Merencanakan penyesuaian dalam penanganan bersama klien dan
dokter untuk memfasilitasi kemampuan klien mengikuti
penanganan yang dianjurkan.
- Aktivitas lain
a. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
- Aktivitas lain
a. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
b. Bantu klien dalam mengidentifikasikan kekuatan personal.
c. Bantu klien dalam mengembangkan rencana untuk menerima atau
mengubah situasi.
d. Nilai dan diskusika respon alternatif terhadap situasi
- Aktivitas kolaboratif
a. Tetap informasikan pada dokter tentang perubahan yang terjadi
pada irama jantung janin, intervensi untuk pola yang tidak dapat
diandalkan, respon janin selanjutnya, kemajuan persalinan, respon
ibu terhadap persalinan.
b. Bantu dalam prosedur untuk menginduksi persalinan.
- Aktivitas lain
a. Kalibrasi peralatan untuk pemantauan internal dengan elektroda
spiral dan/ atau kateter tekanan intra uterus.
- Aktivitas lain
a. Bantu klien untuk mengidentifikasi tindakan memenuhi
kebutuhan rasa nyaman yang telah berhasil dilakukannya .
b. Bantu klien untuk lebih berfokus pada aktivitas daripada nyeri.
c. Libatkan klien dalam modalitas pengurangan nyeri, jika mungkin.
d. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon
klien terhadap ketidaknyamanan,
- Aktivitas lain
a. Bantu klien untuk mengidentifiskasi faktor-faktor yang dapat
berpengaruh pada ketidakberdayaan.
b. Libatkan klien dalam pembuatan keputusan tentang rutinitas
perawatan.
c. Jelaskan alasan setiap perubahan perencanaan perawatan kepada
klien.
d. Sampaikan kepercayaan diri terhadap kemampuan klien untuk
menangani keadaan.
e. Dorong pengungkapan perasaan, persepsi, dan ketakutan tentang
tanggung jawab.
D. EVALUASI
Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka hasil yang diharapkan adalah :
1. Pengetahuan klien tentang persalinan induksi meningkat.
2. Klien mampu untuk menghilangkan atau mengurangi perasaan khawatir
dan tegang.
3. Klien menunjukkan koping yang efektif.
4. Risiko cedera pada janin akan menurun.
5. Klien dapat menghilangkan atau mengontrol nyeri.
6. Klien mampu untuk mengendalikan dan berpartisipasi dalam memilih dan
mengevaluasi pilihan-pilihan perawatan kesehatan.
7. Klien mampu memberikan penilaian diri terhadap penghargaan diri.
A. KESIMPULAN
- Induksi persalinan adalah salah satu upaya stimulasi mulainya proses
kelahiran (dari tidak ada tanda-tanda persalinan, kemudian distimulasi
menjadi ada). Cara ini dilakukan sebagai upaya medis untuk
mempermudah keluarnya bayi dari rahim secara normal.
- Induksi persalinan dilakukan disebabkan Kehamilannya sudah memasuki
tanggal perkiraan lahir bahkan lebih dari sembilan bulan (kehamilan lewat
waktu). Dimana kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu, belum juga
terjadi persalinan.
- Indikasi persalinan induksi dapat ditinjau dari indikasi dari ibu
berdasarkan penyakit yang diderita, komplikasi kehamilan, berdasarkan
kondisi fisik. Sedangkan indikasi dari janin yaitu kehamilan lewat waktu,
plasenta previa, solusio plasenta, kematian intrauteri, kematian berulang
dalam rahim, kelaianan kongenital, dan ketuban pecah dini.
- Kontaindikasi persalinan induksi terdapat distosia persalinan, terdapat
kedudukan ganda, terdapat ‘overdistensi’ rahim, terdapat anamnesa:
pendarahan antepartum, terdapat bekas oprasi pada otot rahim, pada
grandmultipara atau kehamilan > 5 kali, dan terdapat tanda-tanda atau
gejala intrauterine fetal distress.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan yaitu,
kedudukan bagian terendah, penempatan, kondisi serviks, paritas, umur
penderita dan umur anak terkecil, dan umur kehamilan.
- Induksi persalinan terbagi menjadi dua bentuk yaitu secara medis dan
secara mekanis.
- Induksi persalinan terjadi akibat adanya kehamilan lewat waktu, adanya
penyakit penyerta yang menyertai ibu misalnya hipertensi dan diabetes,
kematian janin, ketuban pecah dini
B. SARAN
- Mahasiswa diharapkan memiliki kesadaran yang tinggi untuk menambah
pengetahuannya mengenai konsep klinis tentang persalinan induksi dan
konsep asuhan keperawatan bagi pasien yang mengalami persalinan
induksi.
- Mahasiswa diharapkan meningkatkan mutu kualitas perawatan khusus
pada pasien yang mengalami persalinan induksi guna meningkatkan taraf
kesehatan masyarakat agar tidak mudah mengalami persalinan induksi.
- Makalah ini tidak luput dari kesalahan oleh kerena itu diharapkan kritik
dan saran guna perbaikan makalah selanjutnya.