PERSALINAN INDUKSI
Disusun oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt atas rahmat dan hidayat Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul induksi Persalinan dengan tepat waktu.
Asuhan keperawatan ini merupakan tugas yang diberikan oleh ibu Dr.Lumastri Ajeng
Wijayanti, S.Kp., M.Kes., Sp.Mat selaku dosen pada mata kuliah Keperawatan Matemitas yang
berisi tentang pembahasan asuhan keperawatan pada induksi persalinan.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan di dalam penulisan tugas ini, oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan demi perbaikan penulisan asuhan
keperawatan selanjutnya.
BAB 1
PENDAHULUAN
Konsep asuhan keperawatan pasien dengan induksi ketuban pecah dini proses
keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan terdiri
atas lima tahap yang berurutan dan saling berhubungan, yaitu pengkajian, diagnosis,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Tahap- tahap tersebut berintegrasi terhadap fungsi
intelektual problem-solving dalam mendefinisikan suatu asuhan keperawatan (Nur Salam,
2013). Asuhan keperawatan pada pengkajian ini memakai model keperawatan Dorothea E
Orem menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini berarti
menghilangkan self care deficit. Pengkajian Dorothea E Orem difokuskan pada : Universal Self
Care Requisite, Developmental Self Care Requisite, Health Deviation Self Care, Nursing
System dan Nursing Agency, Diagnosa Keperawatan, Intervensi Keperawatan, Implementasi
dan Evaluasi.
3.1 Pengkajian
1. Sirkulasi
Peningkatan tekanan darah (TD), yang dapat menandakan ansietas atau hipertensi
karena kehamilan (HKK); penurunan TD dapat menandakan hipotensi telentang atau
dehidrasi.
2. Makanan/cairan
Penurunan berat badan ibu 2,5-3 1b dapat dihubungkan dengan pascamaturitas atau
penurunan berat badan janin. Keadaan yang berkaitan dengan kebutuhan cairan :
(1) Kemampuan / ketidak mampuan
(2) Kegagalan mengkomunikasikan kebutuhannya
(3) Kondisi pemasukan / input asupan nutrisi
3. Aktivitas dan istirahat
a. Tingkat aktivitas sehari-hari
1) Pola aktivitas sehari-hari
2) jenis,frekuensi dan lamanya latihan fisik
b. Tingkat kelelahan
1) Aktivitas yang membuat lelah
2) Riwayat sesak nafas
c. Gangguan pergerakan
1) Penyabab ngangguan pergerakan
2) Tanda dan gejala
3) Efek dan gangguan pergerakan
d. Pemeriksaan fisik
1) Tingkat kesadaran
2) Postur atau bentuk tubuh.
3) Ekstremitas
4. Neurosensori
Refleks tendon dalam mungkin cepat 3+ pada HKK; adanya klonus menandakan
eksitabilitas berat.
5. Nyeri/ketidaknyamanan
Palpasi uterus dapat menunjukkan pola kontraksi.
6. Keamanan
Dapat mengalami pecah ketuban spontan tanpa kontraksi (pada atau mendekati term).
Peningkatan suhu (infeksi pada adanya pecah ketuban lama). Denyut jantung janin
(DJJ) mungkin lebih dari 160 dpm bila praterm, hipoksik, atau septic. Ukuran janin
dapat menandakan penurunan berat badan; kematian janin. Cairan amnion kehijauan
menandakan distres janin pada presentasi verteks. Fundus dapat lebih rendah dari yang
diantisipasi untuk term, pada retardasi pertumbuhan intrauterus berkenaan dengan
keterlibatan vaskular maternal. Riwayat adanya imunisasi Rh, korioamnionitis,
diabetes HKK tidak terkontrol dengan terapi medis, hipertensi kronis, pascamaturitas,
penyakit jantung maternal sianotik, atau penyakit ginjal.
7. Seksualitas
Persalinan yang tergesa-gesa (atau cepat) pada kehamilan sebelumnya; klien tinggal
jauh dari rumah sakit. Serviks mungkin matang (kira-kira 50% penonjolan dan dilatasi
2-3) inersia uterus dapat terjadi. Tampilan berdarah mungkin ada pada dilatasi.
Peningkatan perdarahan vagina mungkin menandakan plasenta previa atau abrupsio
plasenta. Mungkin gestasi lebih dari 42 minggu.
3.2 Diagnosa Keperawatan
Setelah menggunakan pengkajian Teori dorothea orem penegakan diagnosa mengacu
pada diagnosa keperawatan yang aktual, resiko tinggi dan kemungkinan. Teori Orem masih
lebih berfokus pada masalah fisiologis, namun diagnosa dapat dikembangkan ke masalah
lain sesuai kebutuhan dasar. Diagnosa Ibu :
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis dd mengeluh nyeri, tampak meringis
(D.0077).
b. Ansietas b.d krisis situasional dibuktikan dengan meras khawatir, tampak gelisah
(D.0080).
c. Kesiapan persalinan b.d status kesehatan ibu dan janin sehat dd (D.0070).
d. Gangguan rasa nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan dd (D.0074).
e. Risiko infeksi d.d Ketuban pecah sebelum waktunya (D.0142).
f. Defisit pengetahuan b.d ketidaktahuan menemukan sumber informasi (D.0111).
Diagnosa Bayi
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d hipersekresi jalan nafas (D.0001).
b. Pola nafas tidak efektif b.d sindrom ventilasi (D.0005).
c. Hipotermia b.d terpapar suhu lingkungan rendah (D.0131).
d. Risiko defisit nutrisi d.d ketidakmampuan mencerna makanan (D.0032).
3.3 Intervensi
Intervensi Keperawatan Diberikan jika kemampuan merawat diri pada klien berkurang
dari yang dibutuhkan untuk memenuhi self care yang sebenarnya sudah diketahui. Berikut
intervensi yang dapat dilakukan sesuai standar intervensi keperawatan Indonesia (Tim
Pokja Siki DPP PPNI, 2018).
Intervensi ibu
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … jam diharapkan tingkat
nyeri dapat menurun (L.08066).
Kriteria Hasil :
a. Keluhan nyeri menurun
b. Meringis menurun
c. Gelisah menurun
d. Kesulitan tidur menurun
Rencana tindakan (I.03121) :
1. Identifikasi lokasi, karateristik, durasi, frekuensi,kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
4. Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Observasi
Terapeutik
Kolaborasi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Observasi
Terapeutik
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
Edukasi
Kolaborasi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Intervensi bayi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
4.1 Pengkajian
A. Identitas Pasien (data subyektif)
1. Nama : Ny. T
2. Umur : 19 Tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMP
5. Pekerjaan : IRT
6. Alamat : Mojokerto
7. Tgl MRS : 03-06-2022
B. Keluhan utama
Nyeri diakibatkan induksi persalinan
C. Riwayat kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan usia kehamilan sudah memasuki 45 minggu, sehingga
dilakukan tindakan penyuntikan oksitosin atau tindakan induksi persalinan
yang mengakibatkan ibu merasa nyeri dan cemas.
2. Riwayat penyakit dahulu
Ibu mengatakan pernah mengalami penyakit diabetes melitus gestasional
3. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dari pihak keluarga maupun suaminya tidak ada riwayat
penyakit menurun (Asma, Hipertensi) maupun penyakit menular (TBC,
Hepatitis, HIV/AIDS)
D. Riwayat perkawinan
1) Status Perkawinan : Sah
2) Suami ke :1
3) Kawin Usia : Umur 18 tahun, dengan suami umur 19 tahun.
E. Riwayat Menstruasi
1. Menarche : Pertama kali haid umur 13 tahun
2. Siklus : Siklus haidnya 28 hari
3. Lama : Lama haidnya 7 hari
4. Teratur/tidak teratur : haidnya teratur tiap bulan
F. Riwayat kontrasepsi
Ibu menggunkan metode KB kondom
G. Riwayat obstetrik
Ibu mengatakan sering mual muntah diusia kehamilan 2 minggu.
H. Riwayat kehamilan
Pasien belum pernah melahirkan
a. HPHT : 6 Agustus 2021
b. HPL : 13 Mei 2022
I. Pola eliminasi
• BAB 1 kali/hari konsistensi lembek, berwarna kuning kecoklatan.
• BAK 6 kali/hari warna kuning jerih, bau khas urine.
J. Pola istirahat
a. Sebelum induksi : tidur siang kurang lebih 2 jam dan tidur malam kurang lebih
8 sampai 9 jam.
b. Saat induksi : ibu mengeluh kesulitan tidur karena nyeri, tidur malam 5 jam
K. Sosial budaya
a. Perasaan menghadapi persalinan ini : Ibu mengatakan merasa cemas karena
perasaannya sudah melebihi hari perkiraan lahirnya.
b. Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : Ibu mengatakan seluruh keluarga
sangat mendukung dengan kehamilannya.
L. Pemeriksaan (data objektif)
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Keadaan Emosional : Stabil
d. Berat Badan Sekarang : 60 kg
e. Berat Badan Sebelum Hamil: 51 kg
f. Kenaikan Berat Badan : 9 kg
g. Tanda-tanda Vital
- Tekanan Darah: 110 / 70 mmHg
- Nadi: 85 × per menit
- Pernapasan: 22 × per menit
- Suhu: 36,0 ° C
h. Karakteristik nyeri
P : Nyeri semakin terasa saat dibuat bergerak
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk. Nyeri hilang timbul
R : Nyeri perut bagian bawah menyebar ke daerah punggung dan paha
S : Skala nyeri 9
T : Waktu 45 menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : Pandangan mata tidak kabur, sclera putih, konjungtiva
pucat.
b. Payudara : Simetris, areola dan puting susu menghitam, ada
pengeluaran, kolostrum, puting susu payudara kiri menonjol namun
puting susu payudara kanan tenggelam.
c. Ekstremitas: Simetris, ada oedema pada ekstremitas atas dan bawah.
3. Pemeriksaan Khusus
➢ Obstetri
a. Abdomen
1. Inspeksi: Perut membesar, tampak linea nigra, stiare
albican,tidak ada bekas luka.
2. Palpasi
• Leopold I: Teraba bulat, lunak, tidak melenting di fundus
uteri, TFU : 3 jari di bawah prosesus xipoideus.
• Leopold II: Teraba keras dan memanjang seperti papan
disebelah kiri serta teraba bagian-bagian kecil janin
disebelah kanan.
• Leopold III: Teraba bulat, keras, bagian terendah janin
tidak dapat digoyangkan.
• Leopold IV: Divergen (3/5).
TFU: 29 cm.
Taksiran Berat Janin: 2790 gram.
Nyeri di daerah uterus
3. Auskultasi : 132 ×/menit (Teratur)
4.2 Analisa data
S : Skala nyeri 9
T : Waktu 45 menit
- Klien terlihat
mengernyitkan dahi
- Klien terlihat meringis
menahan nyeri
- Nyeri di daerah uterus
- Klien terlihat berkeringat
banyak
- Klien terlihat gelisah
- Adanya perubahan
psikologi dari klien
- Peningkatan kontraksi
yang berlebihan di uterus
4.5 Implementasi
4.6 Evaluasi
O (Objektif)
A (Assesment)
P (Planning)
- Intervensi dilanjutkan 1, 2, 3, 5, 6, 7, 9
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
o Induksi persalinan adalah salah satu upaya stimulasi mulainya proses kelahiran
(dari tidak ada tanda-tanda persalinan, kemudian distimulasi menjadi ada). Cara ini
dilakukan sebagai upaya medis untuk mempermudah keluarnya bayi dari rahim
secara normal.
o Induksi persalinan dilakukan disebabkan Kehamilannya sudah memasuki tanggal
perkiraan lahir bahkan lebih dari sembilan bulan (kehamilan lewat waktu). Dimana
kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu, belum juga terjadi persalinan.
o Indikasi persalinan induksi dapat ditinjau dari indikasi dari ibu berdasarkan
penyakit yang diderita, komplikasi kehamilan, berdasarkan kondisi fisik.
Sedangkan indikasi dari janin yaitu kehamilan lewat waktu, plasenta previa, solusio
plasenta, kematian intrauteri, kematian berulang dalam rahim, kelaianan
kongenital, dan ketuban pecah dini.
o Kontaindikasi persalinan induksi terdapat distosia persalinan, terdapat kedudukan
ganda, terdapat ‘overdistensi’ rahim, terdapat anamnesa: pendarahan antepartum,
terdapat bekas oprasi pada otot rahim, pada grandmultipara atau kehamilan > 5 kali,
dan terdapat tanda-tanda atau gejala intrauterine fetal distress.
o Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan induksi persalinan yaitu,
kedudukan bagian terendah, penempatan, kondisi serviks, paritas, umur penderita
dan umur anak terkecil, dan umur kehamilan.
o Induksi persalinan terbagi menjadi dua bentuk yaitu secara medis dan secara
mekanis.
o Induksi persalinan terjadi akibat adanya kehamilan lewat waktu, adanya penyakit
penyerta yang menyertai ibu misalnya hipertensi dan diabetes, kematian janin,
ketuban pecah dini
o Dalam induksi persalinan dapat diangkat beberapa diagnosa yang umum biasanya
terjadi pada seorang pasien antara lain :
DAFTAR PUSTAKA
Abarca, R. M. (2021). Tinjauan Pustaka Konsep Dasar Nyeri Melahirkan. Nuevos Sistemas de
Comunicación e Información, 2013–2015.