Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MATA KULIAH PATOLOGI MANUSIA

“Penyakit jantung dan Pembuluh Darah Kaitannya Dengan Masalah Gizi”.

(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Patologi Manusia)

Dosen Pengampu: Dr. Erwin Didi Purnama, MMRS.

Disusun Oleh :

1. Adinda Amalia Rizky (P20631222002)


2. Ajeng Ayu Lestari (P20631222003)
3. Nurluthfi Azzahra (P20631222029)

TINGKAT 1A
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PRODI D-III GIZI (KAMPUS CIREBON)
Jalan Ks. Tubun No.58 Kejaksan, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas berkat dan rahmat yang dilimpahkan
oleh Allah Yang Maha Esa sehingga kami diberi kesehatan dan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah yang berjudul “Penyakit Jantung dan Pembuluh darah
Kaitan nya dengan Masalah Gizi” ini dapat diselesaikan tepat waktu dan tanpa
halangan apapun. Kami sadar bahwa makalah ini tentunya masih jauh dari kata
sempurna dan banyak terdapat kekurangan. Namun, mengesampingkan hal
tersebut kami berharap dengan menyusun makalah ini dapat memberikan manfaat
dan menambah pengetahuan bagi semua. Terselesaikan nya penyusunan makalah
ini tidak terlepas dari banyak bantuan dan dukungan dari berbagai macam pihak
baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu per
satu. Kami ucapkan terima kasih dan dengan kerendahan hati mengharapkan kritik
serta masukan untuk kesempurnaa makalah ini.

Cirebon, 05 Februari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB 1................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................6
2.1. Pengertian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah..........................................6
2.2. Etiologi Penyakit Jantung.....................................................................................7
2.3. Patogenesa Penyakit Jantung...............................................................................9
2.4. Gejala dan Tanda Penyakit Jantung..................................................................11
2.5. Metode Pemeriksaan Penyakit Jantung............................................................13
2.6. Penataklasanaan Penyakit Jantung...................................................................15
2.7. Hubungan Antara Faktor Perilaku dan Lingkungan dengan Penyakit
Jantung.......................................................................................................................17
2.8. Interaksi Obat......................................................................................................18
2.9. Diet Penyakit Jantung.........................................................................................20
BAB III...........................................................................................................................22
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................22
3.2. Saran....................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................23

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak dapat


melaksanakan fungsinya dengan baik, sehingga kerja jantung sebagai pemompa
darah dan oksigen ke seluruh tubuh terganggu. Terganggunya peredaran oksigen
dan darah tersebut dapat disebabkan karena otot jantung yang melemah, adanya
celah antara serambi kiri dan serambi kanan yang mengakibatkan darah bersih dan
darah kotor tercampur (Anies, 2017). Penyakit jantung biasanya terjadi karena
kerusakan sel otot-otot jantung dalam memompa aliran darah keseluruh tubuh,
yang disebabkan kekurangan oksigen yang dibawa darah ke pembuluh darah di
jantung atau juga karena terjadi kejang pada otot jantung yang menyebabkan
kegagalan organ jantung dalam memompa darah, sehingga menyebabkan kondisi
jantung tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik (Wahyudi dan Hartati,
2017). Penyakit jantung dapat terjadi pada siapa saja di segala usia, jenis kelamin,
pekerjaan, dan gaya hidup, selain itu penyakit jantung tidak bisa disembuhkan
(Hadi, 2015).
Menurut WHO (2016) dalam ada beberapa jenis penyakit jantung antara lain
sebagai berikut :

 Penyakit Jantung Koroner adalah kelainan pada pembuluh darah yang


menyuplai otot jantung yang menjadikan jantung tidak dapat memompa
darah dengan baik karena timbunan plak.
 Penyakit Serebrovaskular (CVD) adalah kelainan pada pembuluh darah
yang menyuplai otak yang berupa penyumbatan, terutama arteri otak.
 Penyakit Arteri Perifer adalah sebuah kondisi penyempitan pembuluh
darah arteri yang menyebabkan aliran darah tersumbat. Penyempitan ini
disebabkan oleh timbunan lemak pada dinding arteri yang berasal dari
kolesterol atau zat buangan lain.

4
 Penyakit Jantung Rematik adalah kerusakan pada otot jantung dan katup
jantung dari demam rematik, yang disebabkan oleh bakteri streptokokus.
 Penyakit Jantung Bawaan adalah kelainan struktur jantung yang dialami
sejak bayi dilahirkan.
 Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah
sehingga tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh pada tekanan
yang tepat.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.2. Apa pengertian penyakit jantung dan pembuluh darah ?

1.2.3. Apa saja etiologi penyakit jantung?

1.2.4. Bagaimana patogenesa penyakit jantung?

1.2.5. Bagaimana gejala dan tanda seseorang terserang penyakit jantung?

1.2.6. Bagaimana metode pemeriksaan penyakit jantung?

1.2.7. Apa saja penalataklasanaan penyakit jantung?

1.2.8. Jelaskan hubungan antara faktor perilaku dan lingkungan dengan penyakit
jantung !

1.2.9. Jelaskan interaksi obat apa saja yang bisa digunakan dalam mengobati
penyakit jantung !

1.2.10. Bagaimana diet untuk seseorang yang mengidap penyakit jantung?

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah


Penyakit jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak dapat melaksanakan
fungsinya dengan baik, sehingga kerja jantung sebagai pemompa darah dan
oksigen ke seluruh tubuh terganggu. Terganggunya peredaran oksigen dan darah
tersebut dapat disebabkan karena otot jantung yang melemah, adanya celah antara
serambi kiri dan serambi kanan yang mengakibatkan darah bersih dan darah kotor
tercampur (Anies, 2017).
Penyakit jantung biasanya terjadi karena kerusakan sel otot-otot jantung dalam
memompa aliran darah keseluruh tubuh, yang disebabkan kekurangan oksigen
yang dibawa darah ke pembuluh darah di jantung atau juga karena terjadi kejang
pada otot jantung yang menyebabkan kegagalan organ jantung dalam memompa
darah, sehingga menyebabkan kondisi jantung tidak dapat melaksanakan
fungsinya dengan baik (Wahyudi dan Hartati, 2017).
Penyakit jantung dapat terjadi pada siapa saja di segala usia, jenis kelamin,
pekerjaan, dan gaya hidup, selain itu penyakit jantung tidak bisa disembuhkan
(Hadi, 2015).
Pengertian penyakit jantung dan pembuluh darah atau penyakit kardiovaskular
adalah berbagai kondisi di mana terjadi penyempitan atau penyumbatan pembuluh
darah yang dapat menyebabkan serangan jantung, nyeri dada (angina), atau stroke.
Penyakit kardiovaskuler termasuk kondisi kritis yang butuh penanganan segera.
Pasalnya, jantung adalah organ vital yang berfungsi untuk memompa darah ke
seluruh tubuh. Jika jantung bermasalah, peredaran darah dalam tubuh bisa
terganggu. Tanpa pertolongan medis yang sesuai, penyakit kardiovaskuler bisa
mengancam jiwa dan menyebabkan kematian.

6
2.2. Etiologi Penyakit Jantung.

Menurut Aritonang (2012), faktor- faktor yang menimbulkan penyakit jantung ada
dua faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti riwayat
keluarga, umur, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor resiko yang dapat
dimodifikasi adalah hipertensi, merokok, diabetes militus, dyslipidemia, obesitas,
kurang aktifitas fisik, pola makan, konsumsi alkohol dan stress.
a. Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi yaitu :
1) Riwayat keluarga
Adanya riwayat keluarga terkena penyakit jantung meningkatkan resiko
dua kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat
keluarga resiko jantung.
2) Umur
Resiko penyakit jantung meningkat pada usia 55 tahun untuk laki-laki, dan
65 tahun untuk perempuan.
3) Jenis kelamin
Laki-laki memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan perempuan.

b. Faktor-faktor yang dapat dimodifikasi yaitu :


1) Hipertensi
Hipertensi merupakan penyebab tersering timbulnya penyakit jantung.
2) Merokok
Resiko penyakit jantung pada perokok dua sampai empat kali lebih besar
daripada yang bukan perokok.
3) Diabetes Militus
Satu dari dua orang penderita DM akan mengalami kerusakan pembuluh
darah dan peningkatan resiko serangan jantung.
4) Dislipidemia
Untuk menurunkan resiko penyakit jantung maka nilai kolestrol total harus
<190 mg/dl dan nilai LDL <115 mg/dl.
5) Obesitas
Distribusi lemak tubuh berperan penting dalam peningkatan faktor resiko
penyakit jantung dan pembuluh darah.
6) Kurang aktivitas fisik
Aktivitas fisik akan memperbaiki sistem kerja jantung dan pembuluh
darah dengan meningkatkan efisiensi kerja jantung.
7) Pola makan
Pola makan yang tidak sehat akan memicu berkembangnya penyakit
degeneratif seperti penyakit jantung dan pembuluh darah.
8) Konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol dapat meningkatkan resiko penyakit jantung.

7
9) Stres
Merupakan reaksi tubuh berupa serangkaian respon yang bertujuan untuk
mengurangi dampak. Resiko stress bertambah apabila ada kelainan fisik
atau faktor organik lain misalnya usia lanjut.

8
2.3. Patogenesa Penyakit Jantung.

Proses terjadinya aterosklerosis terjadi dalam lima fase yang meliputi enam tipe
lesi yaitu:

1. Fase 1 terjadi pada orang berusia < 30 tahun dan secara klinis ditandai dengan
lesi tipe I sampai III yang tidak terdeteksi secara klinis. Fase ini mempertebal
dinding pembuluh darah atau mempersempit lumen arteri.

Lesi tipe I merupakan adaptasi mikroskopik pada otot polos dan terjadi terutama
didekat percabangan arteri. Lesi I berkembang dan matur menjadi lesi tipe II. Lei
tipe III dikenal dengan lesi intermediet, terjadi selama usia 20-an. Lesi ini
mengelilingi otot polos, lesi ini juga disebut sebagai lesi pra-ateroma karena
menjembatani lesi awal dan lesi lanjut.

2. Fase 2 ditandai dengan lesi tipe IV dan V, mencerminkan perkembangan plak


yang rentan. Lesi IV juga disebut sebagai ateroma ditandai dengan perubahan
lanjut pada struktur intima akibat akumulasi sejumlah besar lipid ekstraseluler dan
jaringan fibrosa yang terlokalisasi membentuk inti lipid. Inti lipid menebalkan
dinding arteri tetapi sering tidak menyebabkan penyempitan. lumen arteri. Lesi
tipe IV rentan mengalami ruptur yang dapat menyebabkan

perkembangan cepat ke lesi yang lebih buruk.

3. Fase 3 ditandai dengan gangguan akut lesi tipe IV dan V yang menyebabkan

pembentukan trombus dan perkembangan lesi tipe VI (komplikata). Jika


pembentukkan trombus selama fase 3 tidak membatasi aliran darah di dalam
arteri, peristiwa ini biasanya tidak menimbulkan gejala. Hasil dari fase 3 adalah
peningkatan cepat pada ukuran plak yang dapat menyebabkan angina stabil .

9
4. Fase 4, jika trombus mengurangi atau menyumbat aliran darah dalam arteri,
maka sindrom koroner akut seperti angina tidak stabil, infark miokardium atau
kematian jantung mendadak sering terjadi. lesi tipe VI ditandai dengan inti yang
mengandung lipid ekstraselular, faktor jaringan, kolagen, trombosit, trombin, dan
fibrin. Lesi ini dapat menyebabkan gangguan permukaan plak, hematoma, atau
perdarahan dalam plak, serta trombosis.

5. Fase 5, mengikuti fase 3 atau 4 dan terjadi saat trombus pada plak yang
mengalami gangguan mulai mengalami klasifikasi (lesi tipe Vb) atau yang
mengalami fibrosis (lesi tipe Vc), hingga membentuk lesi stenotik kronis. Seiring
dengan perkembangan lesi fase 5, lesi ini akan menyebabkan oklusi yang lebih
besar pada lumen arteri dan sering menyebabkan oklusi total. Lesi fase 5 berkaitan
dengan angina tidak stabil kronis dan sering disertai perkembangan sirkulas
kolateral (Black & Hawks, 2014).

10
2.4. Gejala dan Tanda Penyakit Jantung.

1. Nyeri dada

Kondisi saat dada terasa tidak nyaman karena terasa nyeri, sakit, sesak bahkan
seperti ada tekanan di dada, jadi gejala paling umum bahaya penyakit jantung.
Kondisi ini bisa menjadi tanda kalau arteri tersumbat dan Anda bisa terkena
serangan jantung. Namun ada juga serangan jantung yang tidak diikuti gejala
nyeri dada dan biasanya terjadi pada perempuan.

2. Gangguan pencernaan, mual, mulas dan sakit perut

Gejala seperti di atas biasanya sering dialami perempuan yang menderita serangan
jantung. Meski kondisi seperti itu bisa juga sebagai gejala penyakit lain. Anda
perlu memeriksakannya ke dokter.

3. Nyeri menjalar menyebar ke lengan

Rasa nyeri tidak hanya dirasakan di dada namun juga mulai menjalar ke sisi kiri
tubuh terutama bagian lengan.

4. Pusing dan pening

Sebenarnya banyak penyebab Anda bisa merasakan pusing dan pening. Namun
saat kondisi ini dibarengi dengan sesak napas dan nyeri di dada bisa jadi itu tanda
serangan jantung.

5. Sakit area leher, tenggorokan dan rahang

Jika Anda mengalami rasa sakit atau tekanan di bagian tengah dada yang
menyebar ke area lehertenggorokan dan rahang, ini bisa jadi tanda serangan
jantung.

6. Mudah lelah

Anda mudah merasakan lelah bahkan saat melakukan kegiatan yang biasa. Rasa
lelah itu terus terjadi sampai membuat lemah dan tidak dapat dijelaskan
penyebabnya dan berlangsung selama berhari-hari. Ini bisa jadi gejala serangan
jantung pada perempuan.

11
7. Mendengkur

Mendengkur yang menjadi ciri-ciri adanya penyakit jantung adalah mendengkur


keras yang terdengar seperti terengah-engah atau tersedak. Itu adalah gejala sleep
apnea.

8. Berkeringat

Berkeringat dingin tanpa alasan jelas bisa menjadi tanda serangan jantung dan
disertai dengan gejala lainnya.

9. Batuk berkepanjangan

Batuk berkepanjangan yang disertai dengan lendir berwarna putih atau merah
muda ini bisa menjadi ciri gagal jantung. Ini karena jantung yang tidak berfungsi
dengan baik menyebabkan darah bocor ke paru-paru.

10. Pergelangan kaki bengkak

Kedua pPergelangan kaki bengkak tanpa adanya riwayat trauma atau nyeri sangat
besar bisa menjadi tanda gagal jantung.

11. Detak jantung tidak teratur

Detak jantung tidak teratur ini bisa menandakan gejala aritmiafibrilasi atrium,
jenis gangguan irama jantung saat detak jantung lebih cepat ataupun lebih lambat.
Kondisi ini harus ditangani dokter saat jantung berdetak sangat cepat dan
melompat-lompat tidak menentu

12
2.5. Metode Pemeriksaan Penyakit Jantung.

Setelah ditemukan serangkaian gejalanya, dokter akan terlebih dulu menanyakan


pada pengidap tentang riwayat penyakitnya dan keluarganya, yang disusul dengan
memeriksa detak jantung dan tekanan darah pengidap. Pengambilan sampel darah
juga diperlukan guna mengukur kadar kolesterol dan protein C-reaktif. Untuk
memperkuat diagnosis penyakit jantung, berikut sejumlah metode pemeriksaan
yang dilakukan:
1.Ekokardiografi
Ekokardiografi merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan menggunakan
gelombang suara (USG) pada jantung guna mengevaluasi kondisi otot dan katup
jantung pasien. Pemeriksaan ini akan dilakukan dengan menggerakkan transduser
pada dada pasien, untuk diterjemahkan menjadi gambar di monitor.

2.Kateterisasi jantung
Kateterisasi jantung merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan memasukkan
selang kecil (kateter) melalui pembuluh darah di paha atau lengan. Dokter akan
mengarahkan kateter tersebut hingga ke jantung dengan bantuan foto Rontgen
yang berguna untuk mengetahui adanya sumbatan atau penyempitan di arteri.

3.Elektrokardiografi (EKG)
EKG merupakan pemeriksaan yang bertujuan untuk merekam sinyal kelistrikan
pada organ jantung guna mendeteksi adanya kelainan pada irama dan struktur
jantung. Prosedur ini dilakukan dalam keadaan pasien beristirahat dengan
menempelkan 12-15 elektroda ke tubuhnya, yang masing-masing terhubung
dengan elektroda untuk merekam sinyal listrik jantung.

4.Tilt Table Test


Jika gejala sampai membuat pengidap pingsan, tilt table test akan dilakukan.
Prosedur ini dilakukan dengan membaringkan pasien dimeja, kemudian
digerakkan dari posisi horizontal ke vertikal. Dokter akan memonitor detak
jantung, tekanan darah, dan kadar oksigen dalam tubuh pasien saat meja bergerak.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah pasien pingsan akibat penyakit
jantung atau kondisi kesehatan lain.

13
5.MRI Jantung
Prosedur ini akan dilakukan dengan memasukkan pasien ke dalam mesin MRI.
Selama pemeriksaan berlangsung, medan magnet dalam mesin MRI akan
menampilkan citra bagian dalam tubuh pasien, yang akan dianalisis oleh dokter
guna mendiagnosis jenis penyakit jantung yang dialami.

6.Uji Tekanan
Uji tekanan merupakan prosedur yang dilakukan guna memeriksa kondisi jantung
saat detak jantung pasien meningkat. Untuk meningkatkan detak jantung pasien,
pasien akan diminta untuk berlari di treadmill atau mengayuh sepeda statis.

7.CT Scan Jantung


Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan sinar X untuk menampilkan
gambar jantung pasien dan pembuluh darah koroner, yang dilakukan untuk
mendeteksi penumpukan kalsium di arteri koroner.

8.Holter Monitoring
Pemeriksaan ini akan dilakukan dengan memakai suatu perangkat di dada yang
disebut monitor Holter. Alat ini akan merekam aktivitas listrik jantung selama 1-3
hari.

14
2.6. Penataklasanaan Penyakit Jantung.

a. Penatalaksanaan Umum
1. Penjelasan mengenai penyakitya, pasien biasanya tertekan, khawatir
terutama untuk melakukan aktivitas.
2. Pasien harus menyesuaikan aktivitas fisik dan psikis dengan keadaan
sekarang.
3. Pengendalian factor risiko
4. Pencegahan sekunder
Karena umumnya sudah terjadi arteriosklerosis di pembuluh darah lain,
yang akan berlangsung terus, obat pencegahan diberikan untuk
menghambat proses yang ada. Yang sering dipakai adalah aspirin dengan
dosis 375 mg, 160 mg, 80 mg.
5. Penunjang yang dimaksud adalah untuk mengatasi isekimia akut, agar tak
terjadi isekimia yang lebih berat sampai infark miokardium. Misalya O2.

b. Penatalaksanaan Medis/ Terapi Medis


1) ACE inhibitor – berfungsi menghambat tubuh menghasilkan
angiotensin sehingga menurunkan tekanan darah. Contohnya captropil
dan ramipril.
2) Angiotensin II receptor blokers – bekerja dengan menghambat efek
angiotensin sehingga menurunkan tekanan darah. Contohnya losartan.
3) Antikoagulan – berfungsi mencegah pengumpalan darah dengan
menghambat kerja factor pembekuan darah. Contohnya, heparin dan
warfarin.
4) Antiplatelet – sama halnya dengan antikoagulan antiplatelet berfungsi
mencegah terbentuknya gumpalan darah dengan cara yang berbeda.
Contohnya, aspirin dan celopidrogel.
5) Antagonis kalsium – bekerja dengan mengatur kadar kalsium yang
masuk ke otot jantung dan pembuluh darah, sehingga melebarkan
pembuluh darah. Contohnya amlodipine dan nifedipine.

15
6) Penghambat beta – bekerja dengan menekan efek adrenalin yang
meningkatkan detak jantung, sehingga jantung tidak bekerja terlalu
keras. Contohnya metoprolol dan bisoprolol.
7) Penurun kolesterol – berfungsi meningkatkan kadar kolesterol baik
(HDL) dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Contohnya
atorvastatin.
8) Obat digitalis – bekerja dengan meningkatkan kadar kalsium pada sel
jantung, sehingga meningkatkan pompa jantung. Contohnya, digoxin.
9) Nitrat - berfungsi melebarkan pembuluh darah. Contohnya,
nitrogliserin dan isosorbide dinitrate.

16
2.7. Hubungan Antara Faktor Perilaku dan Lingkungan dengan Penyakit
Jantung.
Hubungan antara faktor-faktor perilaku dan lingkungan dengan penyakit jantung

• Faktor Perilaku

Faktor perilaku juga memiliki kontribusi besar terjadinya Penyakit Jantung.


Menurut hasil

penelitian menyatakan bahwa ada hubungan antara merokok yang mempunyai


risiko pada usia >45 tahun sebesar 2,4 kali dibandingkan dengan yang tidak
memiliki kebiasaan merokok. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara jenis rokok, jumlah rokok yang dihisap, lama merokok, dan
kebiasaan olahraga berhubungan dengan Penyakit Jantung

•Faktor Lingkungan

Secara teori terjadinya penyakit jantung yang dipengaruhi oleh lingkungan


merupakan akibat dari stres, dimana stres muncul karena lingkungan yang buruk

sehingga dapat menimbulkan gangguan suasana buruk yang kemudian


berpengaruh pada kesehatan seseorang baik fisik maupun jiwa seseorang. Stres
yang berat dapat mempengaruhi tekanan darah yang selanjutnya

mempengaruhi kerja jantung

17
2.8. Interaksi Obat.
1. Nama Obat : Warfarin

 Kelas dan aksi : Antikoagulan / Pengencer Darah


 Zat gizi/makanan : Vitamin K membantu proses pembekuan darah. Terdapat
pada brokoli, daun selada, kol, hati sapi, bayam, kangkung, alpukat.
 Interaksi : Vitamin K bertolak belakang dengan obat ini, sehingga efek obat yang
dikonsumsi kurang efektif.
 Zat gizi/makanan : Vitamin E bertindak sebagai antikoagulan. Terdapat pada
minyak nabati yang dikonsumsi tanpa pemasakan.
 Interaksi : Vitamin E bila dikombinasikan dengan obat ini akan menyebabkan
darah terlalu encer dan menyebabkan pendarahan.
 Zat gizi/makanan : Bawang putih, jahe, dan gingko
 Interaksi : Dapat meningkatkan efek antioagulan warfarin (hiper reaksi)

2. Nama Obat : Simvastatin

 Kelas dan aksi : Menurunkan kolesterol


 Zat gizi/makanan : Jus grapefruit dalam jumlah banyak
 Interaksi : Jus grapefruit dapat meningkatkan absorpsi statin
 Zat gizi/makanan : Makanan berlemak dan berkolesterol. Terdapat pada Jerohan
baik sapi, kambing maupun ayam, kuning telur, kerang, udang, kepiting, cumi,
mentega.
 Interaksi : Untuk mengoptimalkan fungsi obat ini sebaiknya melakukan diet
rendah lemak dan kolesterol, dan merubah cara pengolahan makanan dengan
cara ditumis, pepes, panggang, soup atau semur.

3. Nama Obat : Captopril

 Kelas dan aksi : Obat Hipertensi


 Zat gizi/makanan : Kalium, berfungsi mengatur aktivitas elektrik jantung,
menjaga volume cairan tubuh bersama Natrium. Terdapat pada pisang, ketimun,
slada, anggur, belimbing, jambu biji merah, jeruk, papaya, apel.
 Interaksi : Konsumsi obat ini berisiko Hiperkalemia, yang berpengaruh pada
aktivitas listrik jantung, takikardi atau aritmia. Makanan sumber kalium masih
diperbolehkan tapi tidak berlebihan.
 Zat gizi/makanan : Natrium, menjaga keseimbangan cairan bersama kalium dan
berperan pada pengaturan tekanan darah. Sumber Natrium teri kering,
margarin, roti coklat, roti putih, garam, dan makanan instan atau yang
diawetkan.
 Interaksi : Umumnya konsumsi natrium yang berlebih air akan masuk kedalam
sel, akibatnya sel akan bengkak atau tampak fisik oedema dan tekanan darah
meningkat. Sebaiknya lakukan prinsip diet rendah natrium untuk
mengoptimalkan efek obat ini.

18
4. Nama Obat : Clopidogrel

 Kelas dan aksi : Anti-platelet


 Zat gizi/makanan : Buah grapefruit atau jus grapefruit
 Interaksi : buah grapefruit dapat mengurangi efektivitas obat ini dan
meningkatkan efek samping seperti pendarahan. Sebaiknya makan porsi kecil
tapi sering untuk mencegah gangguan pencernaan/ Gastrointestinal Bleeding.

5. Nama Obat : Furosemide

 Kelas dan aksi : Obat diuretic


 Zat gizi/makanan : Kalium (lihat kalium pada obat hipertensi)
 Interaksi : Konsumsi obat ini memiliki risiko hipokalemia menyebabkan gangguan
irama jantung atau aritmia. Sebaiknya cukupi asupan kalium untuk batas normal.
 Zat gizi/makanan : Purin adalah hasil metabolisme protein yang dapat
membentuk kristal asam urat dan dapat menumpuk pada sendi, ginjal/saluran
kencing. Sumber hati, ginjal, jantung, limpa, otak, ham, sosis, babat, usus,
sarden, kaldu kental, bebek, remis, kacang-kacangan, asparagus, bayam, buncis,
daun singkong dan melinjo, kacang polong, jamur, kembang kol.
 Interaksi : Obat ini menyebabkan pembuangan asam urat berkurang dalam
tubuh, sehingga berisiko hiperusiemia yang ditandai dengan nyeri pada sendi.

Sebaiknya hindari makanan sumber purin hewani, sedangkan makanan kacang-kacangan


dan sayuran mengandung purin dibatasi.

19
2.9. Diet Penyakit Jantung.

Diet Penyakit Jantung

• Tujuan diet:

1. Mengurangi beban kerja jantung,


2. Menormalkan Berat Badan,
3. Memenuhi kebutuhan gizi pasein,
4. Mencegah dan mengurangi cairan tubuh dan,
5. Mengurangi resiko penyumbatan pembuluh darah.

•Syarat diet:

1. Energi cukup untuk mempertahankan BB normal,


2. Protein 0,8 gr / Kg BB Ideal / hari,
3. Lemak 25-30 % ,
4. Vitamin dan mineral cukup,

20
5. Hindari penggunaan suplemen Kalium , Kalsium dan Magnesium jika
tidak dibutuhkan,
6. Garam Rendah 3-5 gr / hari ,jika disertai Hipertensi,
7. Makanan mudah dicerna dan tidak menimbulkan gas dan,
8. Serat cukup untuk menghindari Konstipasi

21
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan.

3.2. Saran.

22
DAFTAR PUSTAKA

Puji, Aprinda. (2022). Penyakit Jantung Koroner (Penyakit


Kardiovaskuler). Diakses dari
https://hellosehat.com/jantung/penyakit-jantung/pengertian-penyakit-jantung/?
amp=1
NARYADI, NIWJ. (2019). Penyakit Jantung.. Diakses dari
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/3142/3/BAB%20II.pdf
Majid, Abdul. (2007). Penyakit Jantung Koroner : Patofisiologi,
Pencegahan dan Pengobatan Terkini. Diakses dari
https://dupakdosen.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/705/08E00124.pdf?
sequence=2
Santoso M., Setiawan T. (2005). Artikel Penyakit Jantung Koroner.
Diakses dari
https://www.itokindo.org/download/kesehatan/stroke,_jantung,_hypertensi,_khole
sterol/Penyakit%20Jantung%20Koroner%20-%20CDK%20Kalbe.pdf
Pusat Jantung Nasional. (2021). Konsumsi Obat Jantung, Adakah
Interaksi Obat Jantung Terhadap Makanan?. Diakses dari
https://pjnhk.go.id/artikel/konsumsi-obat-jantung-adakah-interaksi-obat-jantung-
terhadap-makanan
Kurniadi, Didi. (2022). Memiliki Gejala Penyakit Jantung Koroner?
Pastikan Dengan Metode Pemeriksaan ini!. Diakses dari
https://www.emc.id/id/care-plus/memiliki-gejala-penyakit-jantung-koroner-
pastikan-dengan-metode-pemeriksaan-ini
Eka Hospital. 11 Ciri-ciri Penyakit Jantung Yang Harus Anda Waspadai.
Diakses dari https://www.ekahospital.com/better-healths/jantung/11-ciriciri-
penyakit-jantung-yang-harus-anda-waspadai
RSUP persahabatan. (2018). Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Jantung.
Diakses pada 5 Februari 2023,
https://rsuppersahabatan.co.id/.berita/read/penatalaksanaan-diet-pada-penyakit-
jantung#:~:text=Tujuan%20diet%3A%20Mengurangi%20beban%20kerja,Mengurangi
%resiko%20penyumbatan%20pembuluh%20darah.

Fitri Rusydiana. (2013). Hubungan Antara Faktor Lingkungan Dengan Kejadian


Penyakit Jantung. Diakses pada 5 Febuari 2023, dari
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph/.article/view/3026

23

Anda mungkin juga menyukai