Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR


ATHEROSKLEROSIS

Oleh :

Syarifa Ayuni
2011212021

KELAS A2

Dosen Pengampu :

Dr. Masrizal Dt. Mangguang, S.K.M., M. Biomed.

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang ”Atherosklerosis” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini
khususnya kepada dosen mata kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Universitas Andalas yaitu Bapak Dr. Masrizal Dt. Mangguang, S.K.M., M.
Biomed. yang bersedia mengampu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Atherosklerosis”.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis
buat di masa yang akan datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan berguna bagi
siapapun yang membacanya. Sebelumnya penulis memohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Atas perhatian Bapak
penulis ucapkan terima kasih.

Padang, 20 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
1.3. Tujuann Penulisan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Definisi Atherosklerosis..............................................................................................3
2.2 Epidemiologi Penyakit Atherosklerosis......................................................................3
2.3 Etiologi Penyakit Atherosklerosis...............................................................................3
2.4 Faktor Risiko Penyakit Atherosklerosis......................................................................4
2.5 Upaya Pencegahan Penyakit Atherosklerosis.............................................................6
2.6 Bentuk Pengobatan dan Perawatan Penyakit Atherosklerosis....................................7
2.7 Program Pemerintah dalam Menangani Penyakit Atherosklerosis.............................8
BAB III PENUTUP................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan................................................................................................................10
3.2 Saran..........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Arteri menjadi salah satu organ tubuh yang berperan penting untuk melakukan
transportasi zat-zat bersama darah yang ada di dalam tubuh. Banyaknya zat yang
melewati arteri berisiko meningkatkan berbagai penyakit di arteri, salah satunya adalah
atherosclerosis. Penyakit ini terjadi akibat penumpukan plak kolesterol di dinding
arteri dan akan menghambat aliran darah ke organ tubuh lainnya serta menghilangkan
keelastisitasan arteri. Biasanya penyakit ini menyerang arteri yang terdapat di otak,
jantung, ginjal, dan organ vital lainnya.
Penyakit ini di bebearapa negara barat dan juga Amerika menjadi salah satu
jenis penyakit penyebab kematian tertinggi. Penyakit ini banyak terjadi juga berkaitan
dengan pola makan dan olahraga yang kurang. Atherosclerosis biasa terjadi di
kalangan usia 40-an. Akan tetapi, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa penyakit
ini akan terjadi di kalangan anak-anak dan remaja. Penyakit ini memiliki gejala awal
yang tidak begitu serius dan baru akan terdeteksi jika gejala sudah mulai parah.
Timbulnya bercak-bercak kolesterol di dinding arteri pada masa sekarang dinilai
menjadi fenomena yang alamiah bahkan sejak usia dini dan tidak selalu akan menjadi
penyakit atherosclerosis. Ada banyak hal yang menjadi faktor penyebab terjadinya
atherosclerosis dan hal ini bisa dicegah sejak dini. Oleh karena itu, pada kesempatan
kali ini kelompok kami akan membahas mengenai atherosclerosis dalam makalah ini.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Atherosclerosis ?
2. Bagaimana epidemiologi Atherosclerosis?
3. Bagaimana etiologi penyakit Atherosclerosis?
4. Apa saja faktor risiko penyakit Atherosclerosis?
5. Bagaimana upaya pencegahan penyakit Atherosclerosis?
6. Bagaimana bentuk bpengobatan dan perawatan penyakit Atherosclerosis?
7. Apa saja program pemerintah dalam menangani penyakit Athersclerosis?

1.3. Tujuann Penulisan


1. Untuk mengetahui dan memahami definisi Atherosclerosis.
2. Untuk mengetahui dan memahami epidemiologi Atherosclerosis.
3. Untuk mengetahui dan memahami etiologi penyakit Atherosclerosis.
4. Untuk mengetahui dan memahami faktor risiko penyakit Atherosclerosis.
5. Untuk mengetahui dan memahami upaya pencegahan penyakit
6. Atherosclerosis.
7. Untuk mengetahui dan memahami bentuk bpengobatan dan perawatan penyakit
Atherosclerosis.
8. Untuk mengetahui dan memahami program pemerintah dalam menangani penyakit
Athersclerosis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Atherosklerosis
Aterosklerosis merupakan proses patologis kompleks yang terjadi di pembuluh
darah. Penyakit ini dapat dipicu oleh retensi, oksidasi, dan modifikasi lipid, yang
memicu peradangan kronis, yang akhirnya menyebabkan trombosis atau stenosis.
Dalam pengertian lain, aterosklerosis merupakan suatu kelainan yang terdiri atas
pembentukan fibrolipid lokal di dalam bentuk plak-plak yang menonjol atau penebalan
yang disebut ateroma yang terdapat di dalam tunika intima dan pada bagian dalam
tunika media, ateroma kemudian berkembang, dan dapat mengalami berbagai
komplikasi termasuk kalsifikasi, perdarahan, ulserasi dan trombosis.
2.2 Epidemiologi Penyakit Atherosklerosis
Aterosklerosis adalah penyakit yang menjadi masalah kesehatan paling besar,
terutama untuk negara-negara yang sudah maju dan negara-negara yang sedang menuju
ke arah negara industri. Pada tahun 2030, aterosklerosis diramalkan sebagai penyebab
utama morbiditas dan mortalitas di masyarakat yang sedang berkembang dikarenakan
adanya suatu perubahan pola hidup yang tidak sehat. Hampir seluruh kematian yang ada
di Amerika Serikat dan Eropa disebabkan oleh trombosis pada daerah lain seperti otak,
hati, ginjal, saluran pencernaan, anggota gerak dan lain.
Di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir di 8 rumah sakit umum pusat di
Indonesia didapatkan data bahwa prevalensi Aterosklerosis telah menggeser penyakit
jantung reumatik sebagai penyakit jantung yang paling banyak ditemukan. Hal tersebut
juga terlihat di negara-negara Asia Tenggara serta Afrika, Di Singapura dan Malaysia,
kematian Aterosklerosis meningkat dari yang tadinya tidak bermakna menjadi
sekurangnya 10% dari semua kematian.
Prevalensi penyakit aterosklerosis berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia
sebesar 1,5% dengan peringkat prevalensi tertingginya di Provinsi Kalimantan Utara
(2,2 %), Yogyakarta (2%), Gorontalo (2%), selain ketiga provinsi ini, terdapat provinsi
lainnya dengan prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional yaitu
provinsi Sumatera Barat dengan prevalensi 1,6% (Riskesdas, 2018).
2.3 Etiologi Penyakit Atherosklerosis
Aterosklerosis dikarenakan adanya penimbunan lipid di lumen arteri koronaria
sehingga secara progresif mempersempit lumen arteri tersebut dan bila hal ini terus
berlanjut, maka dapat menurunkan kemampuan pembuluh darah untuk berdilatasi.
Maka dengan demikian, keseimbangan penyedia dan kebutuhan oksigen menjadi tidak
stabil. Sehingga membahayakan miokardium yang terletak sebelah distal daerah lesi
(Daniels, 2008)
2.4 Faktor Risiko Penyakit Atherosklerosis
Tingkat kejadian aterosklerosis dan IHD (Ischemic Heart Disease) pada masing-
masing individu maupun grup tergantung pada beberapa faktor yang ada. Beberapa
faktor tersebut dapat diubah ataupun tidak dapat diubah sebagai langkah pencegahan
aterosklerosis maupun IHD. Faktor resiko yang tidak dapat di rubah antara lain adalah
usia, jenis kelamin (pada umumnya pria), riwayat keluarga, dan kelainan genetik dan
faktor resiko yang dapat dimodifikasi atau di rubah antara lain adalah hiperlipidemia,
hipertensi, merokok, diabetes dan C reactive protein (Price &Wilson, 2006).
Selain itu pada dasarnya, penyebab aterosklerosis yang pasti belum diketahui
namun ada sejumlah faktor resiko yang memungkinkan terjadinya aterosklerosis.
A Faktor Risiko Major
1. Hiperkolestrolemia
Hiperlipidemia adalah tingginya kadar lemak (kolesterol, trigliserida maupun
keduanya) dalam darah. Kadar lemak yang abnormal dalam sirkulasi darah
(terutama kolesterol) bisa menyebabkan masalah jangka panjang. Resiko terjadinya
aterosklerosis dan penyakit arteri koroner atau penyakit arteri karotis meningkat
pada seseorang yang memiliki kadar kolesterol total yang tinggi. Tidak semua
kolesterol meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung. Kolesterol yang dibawa
oleh LDL (disebut juga kolesterol jahat) menyebabkan meningkatnya resiko;
kolesterol yang dibawa oleh HDL (disebut juga kolesterol baik) menyebabkan
menurunnya resiko dan menguntungkan. Idealnya, kadar kolesterol LDL tidak boleh
lebih dari 130 mg/dL dan kadar kolesterol HDL tidak boleh kurang dari 40 mg/dL.
Kadar HDL harus meliputi lebih dari 25 % dari kadar kolesterol total (LIPI, 2009).
Adapun beberapa penyebab hiperlipidemia menjadi faktor resiko pertama pada
kejadian aterosklerosis :
a. Pada pembuluh darah, terdapat bercak yang mengandung kolesterol dan ester
kolesterol. Hal ini terbukti berasal dari kolesterol darah.
b. Diet yang mengandung banyak kolesterol seperti lemak hewan, kuning telur,
dan butter meningkatkan kolesterol plasma.
c. Resiko terkena penyakit jantung koroner makin meningkat pada keadaan dimana
kolesterol plasma makin tinggi (Lumongga, 2007).
2. Hipertensi
Pada penelitian membuktikan bahwa peningkatan tekanan sistole maupun diatole
merangsang pembentukan aterosklerosis. Hal ini akan meningkatkan resiko
aterosklerosis seiring dengan peningkatan derajad dari hipertensi. Pada individu
yang lebih tua, resiko ini akan bertambah parah dikarenakan kekakuan dari
ppembuluh darah pada individu diatas usia 45 tahun (Lumongga, 2007).
3. Merokok
Mengisap rokok dengan kadar nikotin rendah tidak menurunkan risiko ini, namun
risiko ini secara bermakna akan berkurang apabila berhenti merokok samasekali.
Penyebab yang mungkin adalah nikotin yang menyebabkan terangsangnya sistem
saraf simpatis, oksigen yang digantikan dalam molekul Hb dengan karbon
monoksida, peningkatan daya lekat trombosit dan peningkatan permeabilitas endotel
yang dirangsang oleh unsur pokok yang ada dalam rokok (Sibernagl, 2011).
4. Diabetes Melitus
Diabetes militus dapan menjadi penyebab terjadinya atherosklerosis. Hal ini akibat
dari peningkatan kadar lemak sehingga meningkatkan faktor resiko terjadinya
aterosklerosis (Lumongga, 2007).
5. Inflamasi
Inflamasi berkaitan erat dengan aterogenesis melalui aktivasi dan proliferasi
makrofag, sel endotel, dan sel otot polos pembuluh darah. Pada individu yang sehat,
makrofag tersebar di semua jaringan. Inflamasi umumnya berawal dari cedera
endotel yang diakibatkan oleh suatu mekanisme Vaskular Cell Adhesi Molekul 1
(VCAM-1) sehingga terdapat banyak di dinding endotel yang cedera atau rusak.
Dengan adanya VCAM-1, maka monosit akan menempel di VCAM-1 kemudian
masuk ke sela endotel yang rusak. Saat itu monosit mengaktifkan sitokin dan
berubah menjadi makrofag (Peter, 2002).
Makrofag berfungsi sebagai pertahanan di wilayah yang rusak dengan berpindah
melalui jaringan. Setelah berpindah, makrofag akan menelan dan membunuh
patogen. Makrofag dirancang untuk menangkap patogen karena permukaan mereka
yang tidak teratur dengan reseptor yang secara khusus mendeteksi, mengikat, dan
menginternalisasi target tersebut. Makrofag dilapisi dengan reseptor untuk
menangkap dan mencerna sel-sel mati dan berbagai macam puing-puing seluler
yang mereka temukan di sekitar mereka. Relevan dengan aterosklerosis, makrofag
memiliki reseptor khusus untuk mengidentifikasi dan dimodifikasi (teroksidasi,
asetat) partikel lipoprotein. (Cho, 2007).

B Faktor Risiko Minor


1. Obesitas
Obesitas memicu terjadinya inflamasi tingkat rendah. Stress oksidative juga ikut
berperan penting dalam obesitas terkait dengan terjadinya efek metabolik yang
merugikan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya disregulasi adiponektin dan
inflamasi sehingga terjadinya disfungsi endotel yang berpengaruh dalam fase awal
aterosklerosis. Pembentukan aterosklerosis berhubungan dengan profil lipid dalam
darah dimana keadaan lemak darah yang dapat ditinjau dari kandungan total
kolesterol dan LDL dalam darah yang tinggi. Hal tersebut akan memicu awal
terbentuknya aterosklerosis (Imam, 2005).
2. Stress Emosional
Stress berhubungan dengan aliran darah lokal yaitu aliran darah relatif lambat
tetapi mengalami oksilasi cepat yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan dan
berlanjut pada disfungsi endotel yang merupakan cikal bakal aterosklerosis. Mudah
rupturnya plak dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti : plak yang eksentrik non
kalsifikasi, tipisnya fibrous cap, luasnya plak, jumlah sel radang yang berinfiltrasi,
neovaskularisasi, dan hemodinamik lokal (Fukumoto et al, 2008).
3. Kurangnya Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik terutama aerobik atau gerak badan isotonic (berlari, jalan kaki,
senam aerobik low impact dll), akan meningkatkan aliran darah yang bersifat
gelombang yang mendorong peningkatan produksi nitrit oksida (NO) serta
merangsang pembentukan dan pelepasan endothelial derive. Selain itu olahraga
juga dapat merangsang pelebaran pembulu darah sehingga aliran darah menjadi
lebih lancar. Hal tersebut akan berbanding terbalik jika olahraga yang dilakukan
kurang (Ekawati, 2010).
2.5 Upaya Pencegahan Penyakit Atherosklerosis
Ada beberapa tindakan penting yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
aterosklerosis. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya aterosklerosis :
1) Menjaga berat badan ideal dan beraktivitas fisik secara aktif
Aktivitas fisik terutama aerobik atau gerak badan isotonic (berlari, jalan kai, senam
aerobik low impact dll), akan meningkatkan aliran darah yang bersifat gelombang
yang mendorong peningkatan produksi nitrit oksida (NO) serta merangsang
pembentukan dan pelepasan endhotelial derive. Selain itu olahraga juga dapat
merangsang pelebaran pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lebih lancar.
2) Mengontrol hipertesi
Peningkatan tekanan sistole maupun diastole merangsang pembentukan
aterosklerosis. Hal ini akan meningkatkan risiko aterosklerosis seiring dengan
peningkatan derajat dari hipertensi. Untuk menghindari hal tersebut, maka
dianjurkan untuk melakukan diet yang sehat serta aktivitas fisik yang rutin bila
perlu ditambah dengan obat-obatan anti hipertensi.
3) Mengelola stress
Stres berhubungan dengan aliran darah lokal yaitu aliran darah relatif lambat, tetapi
mengalami oksilasi cepat yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan dan
berlanjut pada disfungsi endotel yang merupakan cikal bakal aterosklerosis. Oleh
karena itu, penting bagi kita untuk mengelola stress untuk mencegah terjadinya
athereosklerosis.
4) Mengelola kadar kolestrol dalam tubuh
Risiko terjadinya aterosklerosis meningkat pada seseorang yang memiliki kadar
kolesterol total yang tinggi. Oleh karena itu, konsumsi bahan makanan yang
mengandung lemak tak jenuh dan sedikit kolesterol serta mengonsumsi makanan
dan melakukan diet sehat dapat mencegah terjadinya aterosklerosis.
5) Mengontrol kadar gula darah
6) Menghindari rokok
2.6 Bentuk Pengobatan dan Perawatan Penyakit Atherosklerosis
Merubah gaya hidup seperti mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga,
dan melakukan diet sehat menjadi hal utama yang dilakukan dalam pengobatan dan
perawatan atherosklerosis. Selain itu, dalam proses pengobatan dan perawatan
atherosklerosis juga dapat dilakukan dengan menurunkan kadar kolesterol LDL dan
memberikan obat-obatan anti inflamasi. Berikut beberapa obat yang diberikan untuk
mengambat terbentuknya kolesterol LDL dan obat anti inflamasi :
1) Statin
Merupakan obat pilihan utama untuk menurunkan kadar kolesterol LDL. Statin
dapat menurunkan kadar LDL lebih dari 55% dan trigliserida (TG) lebih dari 30%,
dengan demikian diharapkan menaikkan kadar HDL lebih dari 15%. Target terapi
harus sudah tercapai dalam 6 minggu.
2) Fibrat
Merupakan obat kombinasi yang paling efektif untuk menurunkan kadar TG yang
terlampau tinggi. Obat ini bisa sebagai obat tambahan jika setelah penggunaan statin
TG masih tetap tinggi. Efek samping yang sering muncul yaitu pada
gastroinstestinal serta batu empedu.
3) Bile Acid Squestrant
Bekerja di intestinum meningkatkan asam empedu dan tidak di absorbsi. Obat ini
aman untuk anak-anak, wanita hamil dan menyusui. Obat ini tidak dianjurkan untuk
pasien yang memiliki kadar 34 TG yang tinggi dikarenakan obat ini menurunkan
kadar LDL namun dapat meningkatkan kadar TG. Obat yang biasa digunakan yaitu
Ezetemibi dapat digunakan untuk pasien yang tidak bisa menggunakan statin. Obat
ini sangat baik untuk menurunkan kadar LDL bila dikombinasikan dengan statin.
Selain itu obat ini memiliki efek samping yang minimal.
4) Obat tekanan darah
Obat untuk mengontrol tekanan darah, seperti beta blockers, Angiotensin
Converting Enzyme Inhibitor (ACE), dan Angiotensin Receptor Bloker (ARB).
obat-obat tersebut Memiliki mekanisme kerja anti-oksidan, antiinflamasi dan anti-
proliferatif yang bekerja secara langsung sehingga dapat membantu memperlambat
perkembangan dari atherosklerosis.
2.7 Program Pemerintah dalam Menangani Penyakit Atherosklerosis
Dalam pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular termasuk
aterosklerosis, pemerintah fokus pada upaya promotif dan preventif dengan tidak
meninggalkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Diantaranya dengan :
a. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) sesuai dengan Instruksi Presiden
Nomor 1 Tahun 2017, yang tahun ini difokuskan pada kegiatan deteksi dini,
peningkatan aktivitas fisik serta konsumsi buah dan sayur.
b. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, sejalan dengan agenda ke-5
Nawacita yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang dimulai dari
keluarga, diantaranya penderita hipertensi berobat teratur dan tidak ada anggota
keluarga yang merokok.
c. Meningkatkan gaya hidup sehat dengan perilaku “CERDIK”, yaitu Cek kesehatan
secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dan seimbang,
Istirahat cukup, Kelola stress.
d. Melakukan pola hidup “PATUH” bagi penyandang PTM khususnya PJK, yaitu
Periksa kesehatan secara rutin, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat, Tetap
aktivitas fisik dengan aman, Upayakan diet sehat dan gizi seimbang, Hindari asap
rokok, minuman beralkohol dan zat karsinogenik lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aterosklerosis didefinisikan oleh Ross (1999) sebagai pengerasan dan
penyempitan arteri secara progresif akibat timbunan lemak dengan disertai
peradangan. Aterosklerosis adalah penyakit yang menjadi masalah kesehatan paling
besar, terutama untuk negara-negara yang sudah maju dan negara-negara yang sedang
menuju ke arah negara industri. Di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir di 8 rumah
sakit umum pusat di Indonesia didapatkan data bahwa prevalensi penyakit jantung
koroner telah menggeser penyakit jantung reumatik sebagai penyakit jantung yang
paling banyak ditemukan.

Banyak faktor yang menempatkan seseorang pada risiko aterosklerosis.


Beberapa faktor risiko dapat dimodifikasi atau dicegah, sementara itu yang lain tidak.
Faktor risikonya, antara lain: Riwayat Keluarga, Kurang Olahraga, Hipertensi,
Merokok, dan Hipertensi. Sebagian besar gejala aterosklerosis tidak muncul sampai
terjadi penyumbatan. Namun, ada beberapa gejala umum saat itu terjadi, yakni:
Nyeri dada atau angina, Rasa sakit di kaki, lengan, dan tempat lain yang memiliki
arteri tersumbat, Kram di pantat saat berjalan, Sesak napas, dan Kelelahan.

Ada beberapa tindakan penting yang dapat dilakukan untuk mencegah


terjadinya aterosklerosis. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya aterosklerosis : Menjaga berat badan ideal dan beraktivitas fisik
secara aktif, Mengontrol hipertesi, Mengelola stress, Mengelola kadar kolestrol dalam
tubuh, Mengontrol kadar gula darah, Menghindari rokok. Dalam pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular termasuk aterosklerosis, pemerintah fokus pada
upaya promotif dan preventif dengan tidak meninggalkan upaya kuratif dan
rehabilitatif.
3.2 Saran
Demikian materi mengenai “Atherosklerosis” yang penulis paparkan. Penulis
menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan karena terbatasnya pengetahuan dan referensi. Penulis akan
memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik
yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Afrians, Keky. (2019). “Potensi Ekstrak Kelopak Rosella (Hibiscus sabdariffa lin) Dalam Mencegah
Atherosklerosis”. Diakses melalui http://eprints.umm.ac.id/48378/3/BAB%20II.pdf
Bergheanu S, Bodde M, Jukema J. (2017). “Pathophysiology and Treatment of Atherosclerosis”.
Diakses melalui https://www.researchgate.net/publication/313681248_Pathophysiology_and_t
reatment_of_atherosclerosis_Current_view_and_future_perspective_on_lipop
rotein_modification_treatment
Duri, Iin Desmiany, dkk. (2019). “Efektivitas Pemberian Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia)
Terhadap Perkembangan Lesi Atherosklerosis”. Diakses melalui
http://eprints.undip.ac.id/81909/3/BAB_2.pdf
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). “Hari Jantung Sedunia (HJS) Tahun 2019 :
Jantung Sehat, SDM Unaggul”. Diakses melalui
http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/hari-jantung-sedunia-hjs-tah un-2019-
jantung-sehat-sdm-unggul
Rahayuningsih, S. E. (2011). Prevention of Atherosclerosis Should Start Since Childhood (genetic
risk). 15th Indonesia Congress of Pediatrics KONIKA, 1–18.
Sastrawa, I Gede Gita. (2017). “CAPSAICIN LOADED NANOLIPOSOME AGONIS TRPV1 :
POTENSI TERAPI DALAM PENATALAKSANAAN ATEROSKLEROSIS”. Diakses melalui
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2060/1/09E01458.pdf

Anda mungkin juga menyukai