Disusun Oleh :
Neng Hana Nur Fadillah C2114201087
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu kondisi di mana plak
menumpuk di arteri koroner. Hal ini menyebabkan arteri koroner
menyempit atau tersumbat. Arteri koroner adalah arteri yang memasok
darah ke otot jantung yang membawa oksigen dalam jumlah besar. Ada
beberapa faktor yang memprovokasi penyakit ini, yaitu: Gaya hidup,
faktor genetik, usia dan penyakit penyerta lainnya
Penyakit jantung koroner (PJK), yang termasuk faktor risiko yang
tidak dapat diubah seperti: tekanan darah tinggi, merokok, diabetes,
dislipidemia (metabolisme lipid abnormal), obesitas umum dan obesitas
sentral, aktivitas fisik, diet, minuman
“Penyakit kardiovaskuler adalah kelainan pada organ jantung yang
menyebabkan gangguan fungsional, anatomi dan hemodinamik “(Depkes
RI, 2007). Studi Rosjid (2014) “menyimpulkan bahwa wanita lebih rentan
terkena penyakit kardiovaskular dibandingkan pria.” Karena beban faktor
risiko CVD lebih besar pada wanita dibandingkan pria karena tingginya
low-density lipoprotein (LDL), trigliserida tinggi, dan kurangnya aktivitas
fisik, tiga faktor risiko CVD yang dominan pada wanita adalah usia. ,
tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi. Hormon estrogen pelindung
endogen mengurangi risiko penyakit jantung pada wanita. Namun
produksi hormon estrogen juga terus menurun seiring bertambahnya usia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Penyakit Jantung koroner ?
2. Apa saja faktor penyebab PJK ?
3. Bagaimana fatofisiologi penyakit jantung koroner ?
4. Apa saja manifestasi klinis dari penyebab penyakit jantung koroner
?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu penyakit jantung koroner
1
2. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab PJK
3. Untuk mengetahui bagaiamana fatifisiologi penyakit jantung
koroner
4. Untuk mengetahui apa saja manifestasi klinis dari penyebab
penyakit jantung koroner
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Patologi PJK
Penyakit Jantung Koroner adalah penyakit yg berada dalam organ
jantung, khususnya pada Arteri Koronaria ( Koroner ).Pembuluh darah
koroner adalah penyalur darah membawa oksigen & makanan yg
diperlukan miokard supaya bisa berfusi menggunakan baik.
Penyakit Jantung Koroner merupakan keliru satu dampak primer
arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah nadi) yg dikenal menjadi
atherosklerosis. Pada keadaan ini pembuluh darah nadi menyempit
lantaran terjadi endapan-endapan lemak (atheroma & plaques) dalam
didindingnya. Faktor-faktor resiko buat terjadinya keadaan ini merupakan
merokok, tekanan darah tinggi, peninggian nilai kolesterol didarah,
kegemukan stress, diabetes mellitus & riwayatkeluargai yang bertenaga
buat Penyakit Jantung Koroner . Dengan bertambahnya umur penyakit ini
akan lebih berkali kali ada. laki-laki memiliki resiko lebih tinggi
berdasarkan dalam wanita, namun disparitas ini menggunakan
meningkatnya umur akan makin usang makin kecil.
2.2 Patofisiologi
Aterosklerosis atau pengerasan arteri merupakan syarat dalam arteri
akbar & mini yg ditandai penimbunan endapan lemak, trombosit, neutrofil,
monosit & makrofag pada semua kedalaman tunika intima (lapisan sel
endotel), & akhirnya ke tunika media (lapisan otot polos). Arteri yg paling
tak jarang terkena merupakan arteri koroner, aorta & arteri- arteri
sereberal. Langkah pertama pada pembentukan aterosklerosis dimulai
menggunakan disfungsi lapisan endotel lumen arteri, syarat ini bisa terjadi
selesainya cedera dalam sel endotel atau menurut stimulus lain, cedera
dalam sel endotel menaikkan permeabelitas terhadap aneka macam
komponen plasma, termasuk asam lemak & triglesirida, sebagai akibatnya
3
zat ini bisa masuk kedalam arteri, oksidasi asam lemak membuat oksigen
radikal bebas yg selanjutnya bisa menghambat pembuluh darah.
Cedera dalam sel endotel bisa mencetuskan reaksi inflamasi & imun,
termasuk menarik sel darah putih, terutama neutrofil & monosit, dan
trombosit ke area cedera, sel darah putih melepaskan sitokin
proinflamatori poten yg lalu memperburuk situasi, menarik lebih poly sel
darah putih & trombosit ke area lesi, menstimulasi proses pembekuan,
mengaktifitas sel T & B, & melepaskan senyawa kimia yg berperan
menjadi chemoattractant (penarik kimia) yg mengaktifkan daur inflamasi,
pembekuan & fibrosis. Pada waktu ditarik ke area cedera, sal darah putih
akan melekat disana sang aktivasi faktor adhesif endotelial yg bekerja
misalnya velcro sebagai akibatnya endotel lengket terutama terhadap sel
darah putih, dalam waktu melekat pada lapisan endotelial, monosit &
neutrofil mulai berimigrasi pada antara sel-sel endotel keruang interstisial.
Di ruang interstisial, monosit yg matang sebagai makrofag & beserta
neutrofil permanen melepaskan sitokin, yg meneruskan daur inflamasi.
Sitokin proinflamatori jua merangsan ploriferasi sel otot polos yg
menyebabkan sel otot polos tumbuh pada tunika intima. Selain itu
kolesterol & lemak plasma menerima akses ke tunika intima lantaran
permeabilitas lapisan endotel meningkat, dalam termin tanda dini
kerusakan teradapat lapisan lemak diarteri.
Jika cedera & inflamasi terus berlanjut, agregasi trombosit semakin
tinggi dan terbentuklah bekuan darah atau tombus, sebagian dinding
pembuluh diganti menggunakan jaringan parut sebagai akibatnya
membarui struktur dinding pembuluh darah, output akhir merupakan
penimbunan kolesterol & lemak, pembentukan deposit jaringan parut,
pembentukan bekuan yg asal menurut trombosit & proliferasi sel otot
polos sebagai akibatnya pembuluh mengalami kekakuan & menyempit.
Jika kekakuan ini dialami sang arteri-arteri koroner dampak aterosklerosis
& nir bisa berdilatasi menjadi respon terhadap peningkatan kebutuhan
oksigen, & lalu terjadi iskemia (kekurangan suplai darah) miokardium &
4
sel-sel miokardium sebagai akibatnya memakai glikolisis anerob buat
memenuhi kebutuhan energinya.
Proses pembentukan tenaga ini sangat nir efisien & mengakibatkan
terbentuknya asam laktat sehinga menurunkan pH miokardium &
mengakibatkan nyeri yg berkaitan Universitas Sumatera Utara
menggunakan angina pectoris. Ketika kekurangan oksigen dalam jantung
& sel-sel otot jantung berkepanjangan & iskemia miokard yg nir tertasi
maka terjadilah kematian otot jantung yg pada kenal menjadi miokard
infark.
2.3 Data Penunjang
Menurut Sylvia A. Price, Latraine M. Wikson, (2001) dalam Nurhidayat
S.(2011) :
1. Dada terasa tidaknyaman (digambarkan sebagai rasa terbakar,berat,
mati rasa,dapat menjalar kepundak kiri, leher, lengan, punggung
ataurahang)
2. Denyut jantung lebih cepat
3. Pusing
4. Sesaknafas
5. Mual
6. Berdebar-debar
7. Kelemahan yang luarbiasa
5
Pada hasil pemeriksaan EKG untuk penyakit jantung koroner yaitu
terjadinya perubahan segmen ST yang diakibatkan oleh plak
aterosklerosis maka memicu terjadinya repolarisasi dini pada
daerah yang terkena infark atau iskemik. Hal tersebut
mengakibatkanoklusi
arterikoroneryangmengambarkanSTelevasipadajantungsehingga
disebut STEMI. Penurunan oksigen di jaringan jantung juga
menghasilkan perubahan EKG termasuk depresi segmen
ST.dimana gelombang T menggalami peningkatan,dan amplitudo
gelombang ST atau T yang menyamai atau melebihi amplitude
gelombang QRS (Sari, 2019).
3. Foto rontgendada
Foto rontgen dada dapat melihatada tidaknya pembesaran
(kardiomegali ), menilai ukuran jantung dan dapat meliat gambaran
paru. Yang tidak dapat dilihat adalah kelainan pada koroner. Dari
ukuran jantung yang terlihat pada foto rontgen dapat digunakan
untuk penilaian seorang apakah sudah mengalami PJK lanjut.
4. Echocardiography
Untuk mengambil gambar dari jantung memerlukan pemeriksaan
scanner menggunakan pancaran suara. Untuk melihat jantung
berkontraksi serta melihat bagian area mana saja yang berkontraksi
lemah akibat suplai darahnya berhenti (sumbatan arteri koroner).
5. Treadmill
Dengan menggunakan treadmill dapat diduga apakah seseorang
menderita PJK. Memang tingkat akurasinya hanya 84% pada laki-
laki dan 72% pada perempuan. Dapat diartikan dari 100 orang laki-
laki yang terbukti cuma 84 orang.
6. Katerisasi Jantung
Pemeriksaan katerisasi jantung dilakukan dengan memasukan
semacam selang seukuran lidi yang disebut kateter. Selang ini
langsung dimasukkan ke pembuluh nadi (arteri). Kemudian cairan
6
kontras disuntikan sehingga akan mengisi pembuluh koroner.
Kemudian dapat dilihat adanya penyempitan atau bahkan
penyumbatan. Hasil katerisasi ini akan dapat ditentukan untuk
penanganan lebih lanjut, yaitu cukup menggunakan obat saja atau
intervensi yang dikenal dengan balon.
7. Angiography
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang rutin dan
aman.Caralangsungmemeriksakeadaanjantungyaitudengansinar- X
terhadap arteri koroner yang dimasukan zat pewarna (dye) yang
bisa direkam dengan sinar-X. Karena jantung terus bergerak
(berdenyut) maka dilakukan pengambilan gambar dengan video.
Untuk pengambilan gambar ini melakukan tindakan katerisasi
jantung.
2.4 Kebutuhan Dasar Manusia yang Muncul Pada Pasien dengan
Penyakit Jantung Koroner
a) Kebutuhan dasar insan gangguan fisiologis ketidakefektifan
bersihan jalan nafas dalam pasien
b) Kebutuhan dasar insan gangguan cairan adanya kelebihan cairan
dalam pasien
c) Kebutuhan dasar insan gangguan nutrisi ketidakseimbangan nutrisi
kurang menurut kebutuhan tubuh
d) Kebutuhan dasar insan gangguan kondusif nyaman ditandai
menggunakan ansietas kegelisahan dampak oksigenasi yg nir
adekuat.
2.5 Manifestasi Klinis
Gejala primer penderita PJK dalam laki-laki yg acapkalikali dirasakan
biasanya sakit dada sebelah kiri, misalnya terasa ditusuk, diremas,
tertindih, & lainnya. Sedangkan dalam perempuan tanda-tanda primer
misalnya sesak nafas, mengeluh sakit didaerah punggung bawah atau
rahang & tenggorokan, terkadang terasa masuk angin, mual, & kecapaian.
7
Gejala-tanda-tanda lain dirasakan dalam penderita penyakit jantung
koroner menjadi berikut :
1) Nyeri dada Nyeri acapkalikali dirasakan dibagian dada & menyebar ke
leher, lengan & bahu. Nyeri disertai rasa sepeti diremas , yg ditimbulkan
jantung keekurangan darah & pasokan oksigen. Terkadang nyeri dalam
sebagian orang nir diraskan, akan tetapi hanya merasa nir lezat badan.
2) Sesak nafas Sesak nafas dirasakan waktu kesulitan bernafas yg disadari
& memerlukan tambahan bisnis buat mengatasi kekurangan udara. Jika
jantung nir bisa memompa sebagaimana mestinya, sebagai akibatnya
cairan cenderung berkumpul dijaringan & paru, mengakibatkan seorang
kesulitan bernafas waktu berbaring.
3) Berdebar-debar Keluhan lain yg biasa dirasakan misalnya jantung
berdebar yg nir misalnya biasanya. Debaran jantng lebih keras daripada
irama jantung yg nir teratur (aritmia). Terkadang rasa berdebar-debar
diikuti menggunakan keringat dingin, sakit dada, dan sesak nafas
(Notoatmodjo 2011).
2.6 Faktor yang Berhubungan dengan Penyakit Jantung Koroner
Menurut penelitian dari Karyatin (2019) “Penyakit Jantung Koroner (PJK)
diyakini penyakit jantung yang fokus utamanya disebabkan oleh
penyempitan arteria koronaria ataupun koroner akibat proses ateroskeloris
atau spasme atau kombinasi keduanya, PJK terus menjadi penyebab utama
kematian.”
Perubahan gaya hidup yang terjadi di masyarakat berdampak pada
berkembangnya penyakit, salah satunya penyakit jantung koroner.
Dampak utama dari penyakit arteri koroner adalah terganggunya
pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan miokard dengan penurunan
aliran darah koroner.
Kemungkinan terjadinya PJK ditentukan oleh beberapa factor yaitu
1) faktor yang tidak dapat dirubah dantaranya usia, jenis kelamin,
merokok, hipertensi, hiperkolesterol dan perilaku olah raga,
2) factor yang dapat dirubah yaitu perubahan gaya hidup.
8
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
9
gumpalan trombosit darah, dan proliferasi sel otot polos,
menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku dan menyempit.
10
DAFTAR PUSTAKA
11