Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH JANTUNG KORONER

Makalah Ini Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Epidemiologi Penyakit


Tidak Menular

Dosen Pengampu :
Fatma Nuraisyah S.K.M., M.P.H

DISUSUN OLEH :
Dian Anugrah Cahyani (2000029171)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Jantung Koroner ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
ibu Fatma Nuraisyah S.K.M., M.P.H. Pada mata kuliah Epideiologi Penyakit
Tidak Menular. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang jantung coroner bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Fatma Nuraisyah S.K.M.,
M.P.H selaku dosen pada mata kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak Menulat yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Dikarenakan makalah ini adalah makalah pertama yang kami buat di
mata kuliah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 26 Oktober 2022

Penyusun
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

BAB II PENYAKIT JANTUNG KORONER ..................................................... 3

A. Pengertian ................................................................................................ 3

B. Etiologi .................................................................................................... 4

C. Patofisiologi ............................................................................................. 9

D. Diagnosa Keperawatan ........................................................................... 16

BAB III KESIMPULAN ................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit jantung koroner (PJK) dapat disebut juga penyakit arteri koroner
yang merupakan salah satu penyebab yang paling utama pada kematian di dunia
sekarang ini. Maka dari itu sangatlah penting untuk mengetahui sejak dini tentang
gejala dan penyebab penyakit jantung koroner ini untuk mencegah komplikasi
lebih lanjut.
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan problema kesehatan utama di
negara maju. Di Indonesia telah terjadi pergeseran kejadian Penyakit Jantung dan
pembuluh darah dari urutan ke-l0 tahun 1980 menjadi urutan ke-8 tahun
1986.Sedangkan penyebab kematian tetap menduduki peringkat ke-3. Banyak
faktor yang mempengaruhi terjadinya Penyakit Jantung Koroner sehingga usaha
pencegahan harus bentuk multifaktorial juga.
Pencegahan harus diusahakan sedapat mungkin dengan cara pengendalian
faktor faktor resiko PJK dan merupakan hal yang cukup penting dalam usaha
pencegahan PJK, baik primer maupun sekunder.Pencegahan primer lebih
ditujukan pada mereka yang sehat tetapi mempunyai resiko tinggi, sedangkan
sekunder merupakan upaya memburuknya penyakit yang secara klinis telah
diderita.
Berbagai Penelitian telah dilakukan selama 50 tahun lebih dimana
didapatlah variasi insidens PJK yang berbeda pada geografis dan keadaan sosial
tertentu yang makin meningkat sejak tahun 1930 dan mulai tahun 1960
merupakan Penyebab Kematian utama di negara Industri.
Penelitian epidemiologis mendapatkan hubungan yang jelas antara
kematian dengan pengaruh keadaan sosial, kebiasaan merokok, pola diet, aktivitas
fisik, dsb yang dapat dibuktikan.

1
2

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :


1. Apakah Pengertian dari Penyakit Jantung Koroner
2. Bagaimana Etiologi dari Penyakit Jantung koroner
3. Bagaimana Fatofisiologi dari Penyakit Jantung Koroner
4. Apakah dignosa keperawatan yang muncul pada penyakit Jantung Koroner

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui apa pengertian penyakit jantung koroner
2. Untuk mengetahui penyebab, gejala dan faktor resiko dari penyakit jantung
koroner
3. Untuk mengetahui perubahan fungsi dari organ tubuh yang diakibatkan oleh
penyakit jantung koroner
4. Untuk mengetahuiapakah dignosa keperawatan pada pasien penyakit jantung
koroner
BAB II
PENYAKIT JANTUNG KORONER

A. Pengertian

Penyakit jantung koroner adalah penyakit pada pembuluh darah arteri


koroner yang terdapat di jantung, yaitu terjadinya penyempitan dan penyumbatan
pada pembuluh darah tersebut. Hal itu terjadi karena adanya atheroma atau
atherosclerosis (pengerasan pembuluh darah), sehingga suplai darah ke otot
jantung menjadi berkurang (Maulana,2008).
Penyakit jantung koroner adalah kelainan di arteri koroner sehingga tidak
cukup suplai darah yang berarti juga kurangnya suplai oksigen dan nutrisi untuk
menggerakkan jantung secara normal (Soeharto,2004).
Penyakit jantung koroner adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh
penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot
jantung (Soeharto, 2001).
Penyakit jantung koroner adalah kondisi patologis arterikoroner
(aterosklerosis koroner)yangmengakibatkanperubahanstrukturdanfungsiarteridan
penurunan aliran darah ke jantung (Smeltzer & Bare, 2002. p. 776).
Aterosklerosiskoronermenyebabkan penyempitan lumen (lubang) arteri dan
penyumbatanalirandarah kejantung,sehingga suplai darah tidak adekuat
(iskemia).
Manifestasiutamaiskemiamiokardiumadalahnyeridada(angina),daniskemi
a yanglebihberatakanmenyebabkankerusakanseljantung,yangdisebut infark
miokardium. Sel-sel jantung yang mengalamikerusakan ireversibel akan
mengalami degenerasi dan kemudian diganti dengan jaringan parut. Apabila
kerusakan jantung sangat luas, jantung akan mengalamikegagalan, artinya
jantung tidak mampu memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh
(gagal jantung).

3
4

B. Etiologi

Penyakit Jantung Koroner disebabkan oleh penumpukan lemak pada


dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama
kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat,
perkapuran, pembekuan darah yang semuanya akan mempersempit atau
menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di
daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan
berbagai akibat yang cukup serius dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark
Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat
menyebabkan kematian mendadak.
Pembuluh arteri ini akan menyempit dan bila parah terjadi penghentian
darah. Setelah itu terjadi proses penggumpalan dari berbagai substansi dalam
darah sehingga menghalangi aliran darah dan terjadi atherosklerosis. Manifestasi
klinik dari penyakit jantung koroner adalah: Tanpa gejala, Angina pectoris, Infark
miokard akut, Aritmia, Payah jantung, Kematian mendadak (Soeharto, 2004).
Dengan demikian penyakit jantung koroner dapat terjadi melalui 2 (dua)
proses yaitu proses atherosclerosis dan proses trombosis.
1. Proses atherosclerosis
Terbentuknya plak di dalam arteri pembuluh darah jantung. Plak terdiri
atas kolesterol yang berlebihan, kalsium dan bahan lain di dalam pembuluh
darah yang lama kelamaan menumpuk di dalam dinding pembuluh darah
jantung (arteri koronaria).
2. Proses trombosis
Timbunan lemak dalam pembuluh darah bukan hanya berisi lemak, namun
juga jaringan bekas luka akibat adanya kolesterol. Ini akan membentuk fibrous
cap (tutup fibrosa) diatas timbunan yang lebih keras daripada dinding
pembuluh darah itu sendiri. Bila ada tekanan dapat mengakibatkan kerusakan
pada pembuluh darah. Akibatnya, timbul bekuan darah yang lebih besar yang
bisa menyumbat pembuluh darah sehingga darah tidak bisa mencapai otot
jantung dan mengakibatkan kematian pada sebagian otot jantung
(Maulana,2008).
5

Penyakit jantung koroner terbentuk secara perlahan-lahan dan dalam


waktu yang lama, kebanyakan orang tidak tahu bahwa mereka sudah memiliki
penyakit yang parah ini. Biasanya gejala yang paling awal adalah nyeri dada atau
angina serta sesak napas.
Tidak semua nyeri dada disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Angina
atau nyeri dada karena penyakit jantung koroner timbul setelah melakukan
aktifitas dan hilang ketika beristirahat. Rasa nyeri timbul karena otot jantung tidak
mendapat oksigen cukup. Angina biasanya berlangsung selama 2-3 menit dan
tidak lebih dari 10 menit.
Tiga cara mengenali nyeri dada karena penyakit jantung koroner adalah:
a. Rasa nyeri yang tidak bertambah parah saat menarik napas
b. Biasanya terasa di tengah dada, bisa menyebar kesisi kiri, kedua lengan, atau
ke leher dan rahang
c. Dada terasa seperti sesak, terbakar, tertusuk-tusuk, atau tertekan
(Maulana,2008).
Faktor Risiko Jantung Koroner
Faktor resiko adalah keadaan-keadaan yang berkaitan dengan
meningkatnya kemungkinan terkena penyakit (Laker, 2006). Adapun Faktor
Resiko yang berpengaruh pada Penyakit Jantung Koroner adalah :
a. Keturunan
Latar belakang keluarga yang mempunyai penyakit jantung dan tekanan darah
tinggi dapat meningkatkan terjadinya risiko penyakit jantung koroner
(Soeharto, 2004).
b. Jenis Kelamin dan Usia
Penyakit jantung koroner banyak dijumpai pada laki-laki daripada perempuan.
Proses atherosclerosis terjadi dalam waktu yang lama sejak usia umur 15 tahun.
Pada laki-laki pertengahan tahun manula yaitu usia 40 tahun ke atas kenaikan
kadar kolesterol dalam darah mempunyai risiko yang tinggi khususnya LDL
untuk pembentukan penyakit jantung koroner. Perempuan mempunyai
pelindungan alami dari penyakit jantung koroner, yakni hormon estrogen yang
6

bisa sangat membantu dalam mengendalikan kolesterol. Namun jika


perempuan sudah mencapai usia menopouse, pelindung alami tersebut sudah
tidak berproduksi kembali, dan itu yang kemudian akan menjadikan perempuan
juga rentan terkena penyakit jantung koroner apabila tidak berpola hidup yang
sehat (Maulana, 2008).
c. Gaya hidup
Gaya hidup yang berpengaruh terhadap kejadian PJK antara lain aktifitas fisik,
merokok, konsumsi alkohol merupakan faktor resiko yang dapat dikendalikan.
1) Aktifitas fisik
Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik mendorong kebugaran tubuh
dan mengurangi terjadinya penyakit Jantung Koroner. Tingkat aktivitas
fisik mempengaruhi kesehatan , kualitas dan daya tahan hidup
(Soeharto,2004).
2) Merokok
Resiko penyakit jantung dari faktor resiko merokok ini setara dengan 100
pon kelebihan berat badan. Zat –zat kimia dalam rokok dapat terserap ke
dalam aliran darah dari paru-paru lalu beredar ke seluruh tubuh, dan
mempengaruhi setiap sel tubuh. Zat-zat kimia ini sering menyebabkan
pembuluh darah menyempit dan membuat sel-sel darah yang disebut
trombosit menjadi lebih lengket sehingga mudah membentuk gumpalan
kemudian terjadi atherosklerosis . Semakin banyak seseorang merokok
maka semakin tinggi resiko terkena serangan jantung (Soeharto,2004).
3) Alkohol
Dalam tubuh manusia konsumsi alkohol mempunyai efek ganda dalam
penyakit jantung koroner yang menguntungkan dan merugikan. Apabila
minum sedikit alkohol akan mengurangi kejadian penyakit jantung dengan
jalan meningkatkan kadar HDL (High Density Lipoprotein) dalam darah.
Tetapi bila minum banyak alkohol maka akan menambah penyakit
jantung. Anjuran yang bisa diberikan adalah untuk pria tidak boleh lebih
dari 21 satuan alkohol dalam seminggu sedangkan wanita jangan lebih dari
7

14 satuan . Satu satuan alkohol artinya satu gelas anggur, satu sloki
minuman keras dan seperempat bir (Mike Laker,2006).
8

d. Resiko akibat menderita penyakit lain


1) Diabetes Mellitus
Penyakit ini disebabkan karena kekurangan hormon insulin yang berfungsi
mengontrol penyebaran gula (glukosa) ke sel-sel di seluruh tubuh melalui
aliran darah. Kadar gula dalam darah meningkat karena kurangya insulin
yang bertindak sebagai kunci pembuka masuknya gula ke dalam sel-sel
tubuh yang membutuhkan. Kelebihan kadar gula dalam darah ini dapat
meningkatkan resiko gangguan di dalam peredaran darah termasuk
serangan jantung. Selain itu, diabetes juga meningkatkan kadar lemak
dalam darah termasuk kolesterol tinggi yang menjadi faktor resiko
terjadinya serangan jantung (Maulana,2008).
2) Hipertensi
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko PJK. Jika dibiarkan tanpa
perawatan yang tepat maka dapat menimbulkan komplikasi yang
berbahaya. Keadaan hipertensi sering ditemukan terjadi bersamaan dengan
dislipidemia. Tekanan darah yang tinggi secara terus menerus menambah
beban pembuluh arteri secara perlahan-lahan. Arteri mengalami proses
pengerasan menjadi tebal dan kaku sehingga mengurangi elastisitasnya.
Hipertensi juga mendorong proses terbentuknya plak pada arteri koroner
(Soeharto,2004).
3) Kegemukan
Kegemukan merupakan salah satu faktor resiko PJK. Kegemukan diartikan
kurangnya tenaga yang dikeluarkan dibanding masukan sehingga zat
makanan yang dimakan akan tersimpan dan tertumpuk dalam tubuh
sebagai lemak (Soeharto, 2004).
4) Dislipidemia
Kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun
penurunan fraksi lipid dalam plasma yang dapat meningkatkan kadar
kolesterol total, kolesterol LDL, kenaikan kadar trigliserida dan dapat
menurunkan kadar kolesterol HDL sehingga membentuk proses terjadinya
aterosklerosis (Ganong, 2000).
9

Secara umum faktor risiko dapat dikategorikan sebagai faktor risiko yang dapat
diubah dan yang tidak dapat diubah.

Faktor risiko yang dapat diubah Faktor risiko yang tidak dapat diubah
- Merokok - Usia
- Hipertensi - Jenis kelamin
- Dislipedemia - Riwayat keluarga
- Diabetes
- Obesitas
- Kurangnya aktivitas fisik

C. Patofisiologi

Lapisan endotel pembuluh darah koroner yang normal akan mengalami


kerusakan oleh adanya faktor resiko antara lain : faktor hemodinamik seperti
hipertensi, zat-zat vasokonstriktor, mediator (sitokin) dari sel darah, asap rokok,
diet aterogenik, peningkatan kadar gula, dan oxidasi dari LDL-C.
Penyakit jantung koroner dimulai dengan adanya ruptur plak arteri
koroner, aktivasi kaskade pembekuan dan platelet, pembentukan trombus, serta
aliran darah koroner yang yang mendadakberkurang. Hal ini terjadi pada plak
koroner yang kaya lipid dengan fibrous cap yang tipis (vulnerable plaque). Hal ini
disebut fase disrupsi plak. Setelah plak mengalami ruptur maka faktor jaringan
dikeluarkan dan bersama faktor VIIa kompleks mengaktifkan faktor X menjadi
faktor Xa sebagai penyebab terjadinya produksi trombin yang banyak. Adanya
adesi platelet, aktivasi, dan agregasi menyebabkan pembentukan trombus arteri
koroner, ini disebut fase trombosis akut.
Pada fase trombosis akut terjadi proses inflamasi yang melibatkan aktivasi
makrofag dan limfosit sei T, proteinase, dan sitokin, menyokong terjadinya ruptur
plak serta trombosis tersebut. Sel inflamasi tersebut berperan terhadap
destabilisasi plak melalui perubahan dalam antiadesif dan antikoagulan menjadi
prokoagulan sel endotelial, yang menghasilkan faktor jaringan dalam monosit
10

sehingga menyebabkan ruptur plak. Oleh sebab itu, adanya leukositosis dan
peningkatan kadar CRP merupakan pertanda inflamasi pada kejadian koroner akut
(IMA) dan mempunyai nilai prognostik, pada 15% pasien IMA didapatkan
kenaikan CRP. Endotelium mempunyai peranan homeostasis vaskular yang
memproduksi berbagai zat vasokonstriktor maupun vasodilator lokal. Jika
mengalami aterosklerosis maka segera terjadi disfungsi endotel yang dapat
disebabkan meningkatnya inaktivasi nitrit oksid (NO) oleh beberapa spesies
oksigen reaktif yakni xantihine oxidase, NADH/NADPH, dan endothelial cell
nitric oxide synthase (eNOS). Oksigen reaktif ini dianggap dapat terjadi pada
hiperkolesterolemia, diabetes, aterosklerosis, perokok, hipertensi dan gagal
jantung. Diduga masih ada beberapa enzim yang terlibat dalam produk radikal
pada dinding pembuluh darah, misalnya lipooksigenase dan dan P450
monooksigenases. Angiotensin II juga merupakan aktivator NADPH oksidase
yang poten. Ia dapat meningkatkan inflamasi dinding pembuluh darah melalui
pengerahan makrofag yang menghasilkan monocyte chemoattractan protein-1 dari
dinding pembuluh darah sebagai aterogenesis yang esensial.
Fase selanjutnya adalah terjadinya vasokonstriksi arteri koroner akibat
disfungsi endotel ringan dekat lesi atau respons terhadap lesi itu. Pada keadaan
disfungsi endotel faktor konstriktor lebih dominan daripada faktor relaksator
(yakni nitrit oksid dan prostasiklin). Nitrit oksid secara langsung menghambat
proliferasi sel otot polos dan migrasi adesi leukosit ke endotel, serta agregasi
platelet dan sebagai proatherogenic.Melalui efek melawan TXA2 juga
menghambat agregasi platelet dan menurunkan kontraktilitas miokard, dilatasi
koroner, menekan fibrilasi ventrikel dan luasnya infark.
11

Alur Klinis

Aterosklerosis

Ruptur plak

Aktivasi faktor pembekuan dan platelet

Pengeluaran faktor jaringan

Faktor VIIa Faktor VIIa kompleks

Faktor X Faktor Xa

Produksi trombin meningkat

Terjadi adesi dan agregasi

Pembentukan trombus

Proses inflamasi

Aktivasi makrofag, proteinase,


limfosit sel T, sitokin

Disabilitas plak

Penurunan aliran darah

Sindrom koroner akut


12

Sindrom koroner akut

ST Tidak ada ST Mekanisme


Kebutuhan O2
CKMB  CKMB normal kompensasi, curah
Suplai O2
Troponin  Troponin normal jantung 

STEMI NSTEMI
Metabolisme Suplai O2 ke paru
anaerob menurun

Produksi asam Kebutuhan O2


laktak meningkat meningkat

Kompensasi
Merangsang
frekwensi nafas
nosiseptor
(RR)

Ambang nyeri
Takipna, dispnea
menurun

angina

Nyeri
13

Alur Klinis

Faktor resiko

Proses kimiawi

Terbentuk lipoprotein di tunika intima

Interaksi fibrin dan platelet

Cedera endotel pembuluh darah koroner

Invasi dan akumulasi lipid

Plak fibrosa

Trombus

Aliran darah tersumbat

Aliran darah koroner menurun

Suplai oksigen ke miokard menurun

iskemia Nyeri

infark

Gangguan kontraksi dan keluarnya enzim intrasel

Gangguan fungsi ventrikel

Penurunan stroke volume, peningkatan volume akhir


sistolik, penurunan volume akhir diastolik
14

Penurunan stroke volume, peningkatan volume akhir sistolik,


peningkatan volume akhir diastolik

Kegagalan jantung memompa darah

Penurunan curah jantung Akumulasi cairan

Suplai oksigen sistemik


Edema paru
menurun

Diagnosa keperawatan : Sesak nafas


penurunan curah jantung

Diagnosa keperawatan : Diagnosa keperawatan :


Intoleransi aktivitas Gangguan pertukaran gas
15

Contoh gambar arteri koroner yang mengalami penyempitan


16

D. Diagnosa Keperawatan

Adapun diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada klien dengan


penyakit jantung koroner (aplikasi NIC & NOC, 2014) :
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard akibat sumbatan arteri
koroner
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan suplai oksigen
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan aliran darah koroner
4. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
5. Cemas berhubungan dengan situasi yang tidak dikenal yang tidak dapat
diperkirakan, takut akan kematian
BAB III
KESIMPULAN

Penyakit jantung koroner disebabkan oleh menyempit/tersumbatnya


pembuluh darah yang melalui jantung sehingga otot jantung kekurangan aliran
darah.penyempitan pembuluh darah terjadi karena proses pembentukan plak pada
pembuluh darah atau adanya timbunan keras bekas luka akibat adanya kolesterol.
Penyakit Jantung koroner dapat terjadi karena adanya faktor risiko.
Adapun faktor risiko terdiri dari faktor yang dapat diubah, yaitu :merokok,
hipertensi, dislipidemi, obesitas, stres dan inaktivitas fisik. Dan faktor yang tidak
dapat diubah, yaitu : usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga.
Sebagai seorang perawat sangat penting untuk mengetahui patofisiologi
terjadinya penyakit jantung koroner sehingga dapat mengantisipasi masalah-
masalah keperawatan yang mungkin timbul pada pasien dengan penyakit jantung
koroner.
Ada beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada pasien
dengan penyakit jantung koroner, dalam melaksanakan asuhan keperawatan
terhadap penyakit jantung koroner diperlukan proses keperawatan yang
komprehensif.

17
DAFTAR PUSTAKA

J.U, Wajan. Keperawatan Kardiovaskular,Salemba Medika, Jakarta.2011

Majid, Abdul.Penyakit Jantung Koroner:Patofisiologi, Pencegahan dan pengobatan


Terkini, 2007. USU e-Repository @2008

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, 2001, Proses Keperawatan Pada Pasien


Dengan Gangguan Sistem Krdiovaskuler, Jakarta: departemen
Kesehatan.

Susan Martin Tucker, Standar perawatan Pasien: proses keperawatan, diagnosis,


dan evaluasi. Ed5. Jakarta EGC. 1998.

Yuli Aspiani, Reni. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan


Kardiovaskular, Aplikasi NIC & NOC. Jakarta EGC. 2014

http://www.jurnalasia.com/2014/06/17/waspada-penyakit-jantung-koroner
/#sthash.fl4G5mxF.dpuf

18
19

Anda mungkin juga menyukai