ASUHAN - KEPERAWATAN - KELUARGA - HIPERKOLESTROLEMIA - Kelompok 1
ASUHAN - KEPERAWATAN - KELUARGA - HIPERKOLESTROLEMIA - Kelompok 1
Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga
Disusun Oleh :
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-
Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Hiperkolestrolemia ” atas selesainya makalah ini, kami mengucapkan
terima kasih kepada dosen pengampu Mata Kuliah Keperawatan Keluarga.
Kami dari pihak penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami bersedia menerima kritik
dan saran yang bersifat membangun. Kami juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami dan pembaca makalah ini.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORITIS...............................................................................................................................3
A. Konsep Penyakit........................................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................................................16
KASUS..................................................................................................................................................16
ANALISA JURNAL.................................................................................................................................36
A. Kesimpulan..........................................................................................................................43
B. Saran....................................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................44
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hiperkolesterolemia merupakan salah satu kelainan kadar lemak dalam darah
berupa peningkatan kadar kolesterol total di dalam darah. Kelainan kadar lemak
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan faktor risiko bagi penyakit lainnya,
terutama penyakit jantung dan pembuluh darah. Selain itu, hiperkolesterolemia juga
bertanggung jawab langsung atas terjadinya aterosklerosis. Hiperkolesterolemia
merupakan faktor risiko dari penyakit jantung dan pembuluh darah yang ditandai oleh
peningkatan kadar kolesterol total puasa dalam darah (Rusilanti, 2014).
Penatalaksanaan pada hiperkolesterolemia salah satunya dengan mematuhi diet
rendah kolesterol dan rendah lemak. Pasien dengan hiperkolesterolemia dalam
mematuhi diet dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu faktor tersebut adalah
dukungan keluarga (Niven, 2008). Dukungan keluarga sebagai bagian dari dukungan
sosial dalam memberikan dukungan ataupun pertolongan dan bantuan pada anggota
keluarga yang menderita hiperkolesterol. Dukungan keluarga terhadap pasien adalah
sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit yang ditunjukkan melalui
interaksi dan reaksi keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit (Friedman, 1998).
Data dari American Heart Association tahun 2014 pada populasi di Amerika Serikat
yang berusia lebih dari 20 tahun dengan kadar kolesterol lebih dari 240mg/dl
diperkirakan 31,9 juta orang. Kolesterol tinggi diperkirakan penyebab 18% penyebab
serebrovaskular global (kebanyakan kejadian fatal) dan 56% dari penyakit global
iskemik. Secara keseluruhan jumlah ini sekitar 4,4 juta kematian (7,9% dari total
kasus kematian dunia) dan 40,4 juta Disability Adjused Life Year (DALY). Dalam
Amerika dan Eropa, 5-12% dari DALY yang disebabkan kadar kolesterol suboptimal.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, penduduk > 15 tahun yang memiliki kadar
kolesterol total di atas nilai normal yaitu sebanyak 35,9%. Berdasarkan jenis kelamin
dan tempat tinggal didapatkan bahwa proporsi penduduk dengan kadar kolesterol di
atas normal pada perempuan (39,6%) lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki
(30,0%) dan di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan
(Paruntu, 2014). Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di
Puskesmas Kedung Kandang Malang pada tanggal 14 November 2017 didapatkan
data sebanyak 105 orang memiliki kadar kolesterol tinggi. Dari hasil wawancara yang
iv
dilakukan peneliti pada 5 orang yang ditemui peneliti, 4 dari 5 orang tersebut
mengetahui apa itu kolesterol dan mengetahui diit seperti apa saja pada penderita
kolesterol tetapi juga menyatakan tidak melakukan perubahan pola makan yang tinggi
lemak, seperti goreng-gorengan, sayuran bersantan, telur dan daging karena tidak
adanya dukungan dari keluarga untuk mematuhi diit sehingga kadar kolesterol tidak
terkontrol. Sedangkan 1 dari 5 orang tersebut menyatakan patuh pada diit rendah
kolesterol karena mendapatkan dukungan dari keluarga.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu Hiperkolestrolemia
2. Untuk mengetahui etiologi dari Hiperkolestrolemia
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari Hiperkolestrolemia
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Hiperkolestrolemia
5. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang dari Hiperkolestrolemia
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Hiperkolestrolemia
7. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Keluarga dengan
Hiperkolestrolemia
1.3 Manfaat Penulisan
Menambah wawasan bagi penulis sebagai sarana untuk menerapkan ilmu dalam
bidang keperawatan tentang asuhan keperawatan pada keluarga dengan
Hiperkolestrolemia.
v
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
2. Etiologi
vi
Berikut ini penjelasan mengenai faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol
dalam darah:
a. Faktor Genetik
kelainan ini dapat diturunkan dari kedua orang tuanya. Umumnya, seseorang yang memiliki
riwayat keluarga dengan kadar kolesterol yang tinggi, cenderung memiliki resiko 6 kali lebih
besar untuk mengidap hal yang sama dan memiliki gangguan kesehatan lebih besar dari pada
kedua orang tuanya. Kelainan ini dikenal dengan hiperlipidemia familial yang terdiri dari
hiperkolesterolemia familial dan hipertrigliserida familial. Untuk hiperkolesterolemia terbagi
menjadi 2 bagian yaitu:
1) Hiperkolesterolemia poligenik
Hiperkolesterolemia poligenik merupak tipe yang paling sering ditemui. Jenis ini muncul dari
interaksi beberapa kelainan genetik, nutrisi, dan faktor lingkungan lainnya dan memiliki lebih
dari satu dasar metabolisme. Jenis hiperkolesterolemia ini biasanya tidak menyertai xantoma.
2) Hiperkolesterolemia familial
a) Hiperkolesterolemia
familial terjadi akibat mutasi pada gen reseptor LDL pada permukaan membran sel tubuh,
dan tanpa reseptor ini menyebabkan hati tidak dapat menyerap LDL karena dianggap tidak
ada LDL, maka hati akan memproduksi VLD (Very Low Densiti Lipoprotein) yang banyak
kedalam plasma. Kadar kolesterol total penderita hiperkolesterolemia familial adalah 600 –
1000 mg/Dl, 4 – 6 kali lebih tinggi dari orang normal. Hiperkolesterolemia yang disebabkan
oleh faktor genetik tidak bisa disembuhkan namun, dapat dikendalikan dengan pengaturan
pola makan sehari-hari. Makanan Asupan tinggi lemak jenuh dan kolesterol dalam diet harian
dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Namun, kondisi ini dapat diminimalkan apabila
diimbangi dengan konsumsi makanan yang dapat membantu menurunkan kolesterol.
Contohnya makanan mengandung Serat dapat menghambat penyerapan kolesterol dan
membantu pengeluaran kolesterol dari tubuh. Adapula makanan yang mengandung lemak
jenuh yang menyebabkan peningkatan kolesterol dalam darah diantaranya, minyak kelapa
sawit serta mentega (Yovina, 2012).
b) Berat Badan
vii
Kelebihan berat badan seperti obesitas dapat menaikan kadar kolesterol dan meningkatkan
risiko penyakit jantung. Oleh sebab itu, menjaga berat badan merupakan cara terbaik untuk
menghindari berbagai penyakit penyerta akibat dari kelebihan berat badan.
Pada umumnya gaya hidup era zaman kemajuan teknologi dan pengetahuan sekarang sudah
mengarah pada kurangnya aktivitas fisik, seperti naik kendaraan bermotor, naik turun lift
dikantor, malas bejalan kaki dan malas melakukan olah raga. Kurangnya aktivitas fisik dapat
meningkatkan kadar LDL dan menurunkan kadar HDL, Kurangnya aktivitas fisik juga
merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan trigliserida.
Dalam agama pun kita dilarang mengonsumsi alkohol karena mendatangkan efek buruk bagi
kesehatan. Alkohol dapat memperberat kerja hati dalam melakukan metabolisme.
Selain dapat meningkatkan tekanan darah dalam tubuh, mengonsumsi kopi secara berlebihan
dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan LDL darah.
f) Merokok
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat meningkatkan kolesterol LDL dan
menekan kolesterol HDL. Kadara nikotin yang tinggi dalam darah juga dapat mengakibatkan
terjadinya kelainan dipembuluh darah yang berdanpak pada gangguan kesehatan.
g) Stress
Kondisi stress akan meningkatkan kadar kolesterol darah. Karena itu, diperlukan kemampuan
untuk mengandalikan stress. Pengendalian stress dapat dilakukan dengan mengerjakan
ibadah, banyak bersyukur dan ikhlas dalam menerima ujian hidup seperti saat menghadapi
kegagalan. Selalu berpikiran positif dan menyikapi setiap kegagalan sebagai kesuksesan yang
tertunda, hal tersebut akan membuat kehidupan kita lebih sehat dan Bahagia
Setelah mencapai usia 20 tahun, kadar kolesterol cenderung dapat naik. Semakin
bertambahnya usia seseorang memiliki tingkat resiko kadar kolesterol tinggi akan meningkat.
Kolesterol yang ada dipembuluh darah semakin lama semakin menebal, karena semakin
viii
bertambahnya usia maka penebalan yang akan terjadi akan semakin banyak. Menurut
penelitian pada umumnya kadar kolesterol pada pria akan meningkat setelah berusia lebih
dari 45 tahun.
i) Kurang Pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi terhadap kadar kolesterol karena dari tingkat
pengetahuan tersebut dapat menjadi salah satu standar atau faktor yang dapat dilakukan
sebagaimana seseorang itu mengetahui tindakan bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan kadar kolesterol dalam darah (Kristi, 2019).
3. Patofisiologis
Lemak dalam darah terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas.
Kolesterol yang terdapat dalam darah 20% bersumber dari makanan yang dikonsumsi, dan
80% sisanya diproduksi oleh organ hati. Hiperkolesterolemia yaitu keadaan lemak dalam
darah mengalami peningkatan, terdiri dari peningkatan kadar kolesterol total, peningkatan
kadar LDL kolesterol dan penurunan kadar HDL kolesterol. Kolesterol dimetabolisme dihati,
jika kadar kolesterol diproduksi mengalami kelebihan sehingga dapat mengganggu proses
metabolisme dan kolesterol tersebut mengalami penumpukkan dihati. Kolesterol yang masuk
kedalam hati tidak dapat diangkut seluruhnya oleh lipoprotein menuju ke hati dari aliran
darah diseluruh tubuh. Apabila keadaan ini dibiarkan dalam kurun waktu yang cukup lama,
maka kolesterol berlebih tersebut akan menempel di dinding pembuluh darah dan
menimbulkan plak kolesterol. Akibatnya, dinding pembuluh darah yang semula elastis
(mudah berkerut dan mudah melebar) menjadi tidak elastis kembali (Puspitasari Emy, 2018).
4. Manifestasi Klinis
Tingginya kadar kolesterol dalam darah seringkali dapat menyebabkan gejala, pada
sebagian pengidap hiperkolesterolemia, terjadinya penumpukan kadar lemak total yang
disebut “xanthoma” berada didalam 1112 rtf 23 tendo (urat daging) dan didalam kulit
(Indasah, 2021). Kadar kolesterol yang tinggi dapat terjadi penyumbatan pada jantung serta
otak, hingga menciptakan nyeri dada, dapat menimbulkan gangguan sirkulasi darah ke otak.
Akibat dari kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan kekakuan pada pembuluh darah
yang beresiko tinggi terjadi gejala hipertensi, seperti pusing, tengkuk terasa berat. Tingginya
kadar trigliserida karena adanya kelainan profil lemak lain dapat pula menimbulkan
pembesaran organ liver (hati) dan lien (limfa), serta terjadi radang pancreas (pankreatitis)
(Sunita Almmatsier, 2011).
ix
5. Pemeriksaan penunjang
Kadar kolesterol LDL = Kolesterol total - kolesterol HDL - 1/5 trigliserida (mg/dl). Kadar
Kolesterol normal dalam darah:
6. Penatalaksanaan
b. Statin adalah obat penurun lipid paling efektif untuk menurunkan kolesterol
LDL, Selain berfungsi untuk menurunkan kolesterol LDL, statin juga
mempunyai efek meningkatkan kolesterol HDL dan menurunkan TG.
Berbagai jenis statin dapat menurunkan kolesterol LDL 18-55%,
meningkatkan kolesterol HDL 5-15%, dan menurunkan TG 7-30%. Pada
pasien dengan risiko tinggi dan sangat tinggi, sebaiknya terapi statin
dilanjutkan walau target terapi sudah tercapai selama tidak ada indikasi kontra
ataupun efek samping yang berat (PDSKI, 2013).
1. Pengkajian Keperawatan
x
Pengkajian keperawatan merupakan langkah pertama dan penting dalam proses
keperawatan. Dari tahap ini akan terkumpul data – data pasien yang dikumpulkan secara
sistematis untuk menentukan diagnosis, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan
keperawatan untuk mengatasi masalah klien (Kholifah, dkk 2016). Pengkajian didapatkan
dengan metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, melalui data sekunder yang
terdapat dipuskesmas, desa, bidan, hasil pemeriksaan laboratorium dan sebagainya. Adapun
data yang perlu dikaji dalam keluarga yaitu:
Pengkajian data umum keluarga meliputi nama kepala keluarga (KK), tempat dan tangga
lahir, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, jumlah anggota keluarga, susunan
keluarga, tipe keluarga, genogram, suku bangsa, agama, status sosial ekonomi (penghasilan
keluarga, pemanfaatan dana keluarga, sosial keluarga) serta aktivitas rekreasi.
Pada data ditahap ini menginformasikan tentang tugas dalam perkembangan keluarga
saat ini yang belum terpenuhi. Contoh : keluarga Tn. A berada pada tahap perkembangan
keluarga baru dan tugas yang belum terpenuhi pada tahp ini adalah membina hubungan
dengan keluarga lain serta menyesuaikan diri menuju persiapan kehamilan dan
mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua.
Pada tahap ini data yang diperoleh menjelaskan tentang penyakit keturunan, riwayat
kesehatan anggota keluarga masing – masing, status imunisasi, serta pengalaman
menggunakan pelayanan kesehatan.
xi
Pada tahap ini, data menggambarkan catatan kesehatan suami dan istri.
1) Karakteristik Rumah
Data ini menggambarkan denah rumah klien dan menjelaskan mengenai luas rumah,
tipe, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, penggunaan jenis wc kesumber
air serta penempatan perabotan rumah tangga.
Data ini menjelaskan tentang lingkungan fisik sekitar rumah, kebiasaan dari tetangga
sekitar rumah dan komunitas RW, serta budaya yang berpengaruh dilingkungan tersebut yang
mempengaruhi kesehatan.
Data ini mencerminkan kebiasaan keluarga saat mereka berpindah dari satu tempat ke
tempat lain.
Data ini memaparkan tentang kebiasaan keluarga berkumpul, sejauh mana peran
keluarga dalam pertemuan dengan masyarakat sekitar rumah.
Data ini memaparkan mengenai jumlah anggota keluarga dalam keadaan sehat,
fasilitas keluarga, dukungan keluarga serta masyarakat sekitar terkait dengan kesehatan serta
penggunaan fasilitas kesehatan terdekat untuk anggota keluarga yang berada dalam kondisi
sakit.
d. Struktur Keluarga
Pada data ini memaparkan mengenai cara komunikasi keluarga serta intensitas
komunikasi dalam menyelasaikan suatu masalah yang ada dalam keluarga.
Data ini memaparkan mengenai peran keluarga dalam merubah prilaku antara anggota
keluarga.
3) Struktur Peran
xii
Data ini memaparkan tentang peran anggota keluarga terhadap keluarga serta
masyarakat secara formal maupun informal.
4) Nilai/Norma Keluarga
Data ini menggambarkan nilai atau norma yang dianut oleh keluarga dalam kaitannya
dengan kesehatan.
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Biologis
Fungsi biologis keluarga tidak hanya ditujukan untuk melanjutkan keturunan, tetapi
juga mendata keaadaan kesehatan anggota keluarga, kebersihan perseorangan, penyakit yang
sering dialami oleh pasien, adanya penyakit keturunan atau tidak, serta memiliki penyakit
kronis, kecacatan didalam anggota keluarga, pola makan dan minum, dan pola aktivitas dan
istirahat didalam keluarga.
2) Fungsi Psikologis
3) Fungsi Sosial
Fungsi sosial digunakan untuk membina hubungan sosial antar anggota keluarga dan
masyarakat, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, dan menjelaskan bagaimana
peran aktif anggota keluarga didalam organisasi dan sosial yang ada dilingkungan
masyarakat.
4) Fungsi Spiritual
Fungsi spiritual digunakan untuk membina norma/ajaran agama sebagai dasar serta
tujuan hidup setiap anggota keluarga, serta membina rasa, sikap, dan praktik kehidupan
dalam beragama.
5) Fungsi Kultural
Fungsi kulturan digunakan membina peran keluarga untuk digunakan sebagai penerus
norma budaya yang berlaku dimasyarakat serta bangsa yang ingin dipertahankan, Juga
xiii
menyaring budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya umum masyarakat.
6) Fungsi Reproduksi
7) Fungsi Perawatan
Data ini didapatkan untuk mengkaji keluarga dalam stressor dan koping yang digunakan
ketika berada didalam suatu permasalahan, kemampuan berespon terhadap stress.
Stresor jangka pendek merupakan stressor yang dirasakan oleh pihak keluarga dan
memerlukan penyelesaian dalam kurun waktu tidak lebih dari 6 bulan. Di sisi lain, stresor
jangka panjang adalah stres yang dihadapi keluarga yang membutuhkan waktu lebih dari 6
bulan untuk menyelesaikannya.
Pada tahap ini yang dikaji merupakan respon keluarga menghadapi situasi atau
stressor yang terjadi pada saat ini.
3) Strategi Koping
Digunakan Pada tahap ini dilakukan pengkajian penggunaan strategi koping atau jenis
penyelesaian masalah yang digunakan oleh keluarga untuk menghadapi stressor yang terjadi
pada saat ini.
xiv
Data ini memaparkan tentang koping disfungsional yang digunakan oleh keluarga ketika
menghadapi masalah. Sebagian besar kasus yang terjadi strategi ini dilakukan secara tidak
sadar, hal ini dipilih oleh keluarga dengan tujuan mengurangi stress dan ketegangan keluarga.
Contoh : marah – marah, merusak peralatan rumah tangga, melakukan aktivitas yang negatif
atau tidak baik, kekerasan dalam keluarga dan lain sebagainya.
g. Pemeriksaan Fisik
Pada tahap ini seluruh anggota keluarga diperiksa dengan lengkap seperti prosedur
pemeriksaan fisik yang berlaku di tempat pelayanan kesehatan. Pada pemeriksaan fisik ini
bisa dimulai dari mengukur tekanan darah, suhu, respirasi, nadi serta dapat dilakukan
inspeksi palpasi, perkusi, hingga auskultasi dari ujung kepala hingga ujung kaki (head to toe).
h. Analisa Data
xv
2. Diagnosis keperawatan
a. Defisit Pengetahuan
b. Nyeri akut
d. Intoleransi aktivitas
2. Kemungkinan 1
Modifikasi
Kondisi atau
masalah 2
1
a. Dengan Mudah
0
xvi
b. Hanya Sebagian
c. Tidak dapat
3. Potensi 1
Pencegahan 3
2
a. Tinggi
1
b. Cukup
c. Rendah
4. Menonjolnya 1
Masalah 2
a. Masalah Berat
1
Harus Ditangani
b. Ada Masalah
Tetapi tidak perlu 0
segera ditangani
c. Masalah tidak
dirasakan
3. Perencanaan Keperawatan
4. Pelaksanaan (Implementasi)
Implementasi atau tindakan merupakan pengelolaan atau perbuatan nyata dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan sesuai dengan kebutuhan klien.
Berikut ini merupakan prinsip yang mendasari implementasi keperawatan keluarga antara
lain: a. Implementasi mengacu pada rencana keperawatan yang telah dibuat. b. Implementasi
xvii
dilaksanakan tetap dengan memperhatikan prioritas masalah. c. Dukungan keluarga dalam
bentuk finansial, motivasi dan sumber dukungan lainnya tidak diabaikan. d. Jangan
melewatkan untuk melakukan pendokumentasian implementasi pada keluarga yang
disertakan dengan tanda tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan tanggung jawab
profesi.
5. Evaluasi
xviii
BAB III
KASUS
PENGKAJIAN
IDENTITAS PUSKESMAS
No Register :-
Jarak puskesmas/pustu dengan rumah Cara keluarga mencapai pelayanan kesehatan terdekat
xix
Data Umum
Telpon :-
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Komposisi :
No Nama Hub dg JK Umur Pendidikan Pekerjaan Agama Keadaan Imunisasi KB Bahasa KET
anggota KK kesehatan Indonesia
keluarga
Ny.
2 Istri P 45 SMA IRT/Wirausaha Islam Kolesterol - - Ya -
Nurhayati
An. Bia
3 Anak P 23 S1 Guru Islam - - - Ya -
An. Andre
4 Anak L 18 SMA Sekolah Islam - - - Ya -
An. Faqih
5 Anak L 15 SMP Sekolah Islam - - - Ya -
Ny. N merupakan tipe Keluarga Tradisional Nuclear Family yaitu satu rumah tangga yang
terdiri dari ibu dengan 3 anak.
Saat ini keluarga Ny. N memasuki tahap perkembangan keluarga nuclear / keluarga inti
dengan usia lanjut.
Keluarga Ny. N sudah dapat memenuhi tahap perkembangan sesuai dengan perkembangan
saat ini.
BIOLOGIS KELUARGA
1. Hubungan dengan orang lain : Ny.N mengatakan jika sudah malam sedang
berkumpul di warung atau di ruang tamu anak-anak dan Ny.N berkonsumsi dengan
baik setiap harinya.
SPIRITUAL KELUARGA
19
3. Nilai dan norma : Nilai norma yang dianut keluarga Ny.N adalah
ajaran dari agama dan nilai norma sosial
4. Adat yang mempengaruhi kesehatan: Tidak ada adat yang melenceng dengan
Kesehatan.
LINGKUNGAN RUMAH
6. Sumber air minum : Air dimasak sendiri karena sumber air masih bagus
FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
2. Fungsi sosialisasi
- Interaksi dan hubungan dalam keluarga; Ny.N sangat baik dengan anak-anaknya
- Kegiatan keluarga waktu senggang; keluarga Ny.N selalu berkumpul Bersama saat
waktu mereka senggang
20
3. Fungsi ekonomi
4. Fungsi Reproduksi
- Akseptor KB; Ny.N sudah tidak menggunakan KB semnejak suami sudah meninggal
- Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit: Ny.N biasanya yang
merawat anak-anaknya jika sedang sakit dibantu dengan anak yang lain.
HARAPAN KELUARGA :
- Terhadap petugas Kesehatan: keluarga Ny.N berharap jika perawat dapat membantu
permasalahn yang ada di keluarga terutama dalam bidang kesehatan.
21
PEMERIKSAAN INDIVIDU/ PEMERIKSAAN FISIK (@anggota klg)
Keadaan Umum : Ny. N sering mengeluh pusing dan nyeri dibelakang tengkuk leher
dan pegal-pegal dan terkadang di persendian.
RR: 24*/m
Nadi: 95*/m
Suhu: 37,1 C
BB: 80kg
TB: 155 cm
LL: -
LK: -
Pemeriksaan Penunjang
22
ANALISA DATA
MASALAH
NO DATA MASALAH KEPERAWATAN
KESEHATAN
RR : 24*/m
Nadi : 95*/m
Suhu : 37,1 C
Data Subjektif:
23
Data subjektif:
DX Keperawatan Keluarga:
- Nyeri akut b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
1. Nyeri akut b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit.
Tidak/kurang sehat: 3 1
Ancaman Kesehatan: 2
Keadaan Sejahtera: 1
Skala:
Mudah: 2
24
Sebagian: 1
Tidak dapat: 0
Cukup: 2
Rendah: 1
JUMLAH 4
Ancaman Kesehatan: 2
Keadaan Sejahtera: 1
25
dapat diubah mengatasi masalah
Skala :
Mudah: 2
Sebagian: 1
Tidak dapat: 0
Cukup: 2
Rendah: 1
JUMLAH 5
Skoring :
Skor X bobot
26
Angka tertinggi
PERENCANAAN
5 fungsi KRITERIA
STANDA
perawatan
RT
kes klg
27
berkurang 4. Klien faktor yang
setelah nyeri bisa memperberat dan
menghilang melakuk memperingan
an nyeri
masase Identifikasi
sendiri/d pengetahuan dan
ibantu keyakinan
anak tentang nyeri
5. Klien Identifikasi
mengert pengaruh budaya
i pola terhadap respon
hidup nyeri
sehat
Identifikasi
pengaruh nyeri
pada kualitas
hidup
Monitor
keberhasilan
terapi
komplementer
yang sudah
diberikan
Monitor efek
samping
penggunaan
analgetik
Terapeutik
Berikan Teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi
28
nyeri (mis:
TENS, hypnosis,
akupresur, terapi
music,
biofeedback,
terapi pijat,
aromaterapi,
Teknik imajinasi
terbimbing,
kompres
hangat/dingin,
terapi bermain)
Kontrol
lingkungan yang
memperberat
rasa nyeri (mis:
suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
Fasilitasi
istirahat dan tidur
Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan
strategi
meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan
penyebab,
periode, dan
29
pemicu nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
Anjurkan
menggunakan
analgesik secara
tepat
Ajarkan Teknik
farmakologis
untuk
mengurangi
nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
30
ampuan meng rtian 3.Ny.n dapat mana faktor-faktor
keluarga erti kolest menyebutkan tingkat yang dapat
dalam tenta rol tanda dan gejala kolesterol meningkatkan
mengena ng kolestrol tinggi dalam dan menurunkan
2. Penye
l peny dan bahayanya. darah motivasi perilaku
bab
masalah akit lebih hidup bersih dan
kolest
kesehata koles tinggi dari sehat
rol
n yang trol. yang Terapeutik
3. Tanda
dialami seharusny
dan Sediakan materi
a.
gejala dan media
Kolesterol
Pendidikan
4. Bahay adalah zat
Kesehatan
a berlemak
kolest yang Jadwalkan
rol penting Pendidikan
tinggi untuk Kesehatan sesuai
pembentu kesepakatan
kan sel-sel Berikan
baru, kesempatan
produksi untuk bertanya
hormon
Edukasi
tertentu,
dan fungsi Jelaskan faktor
dalam mempengaruhi
tubuh. Kesehatan
31
kelebihann perilaku hidup
ya dapat bersih dan sehat
menyebab
kan
masalah
kesehatan
serius.
2.
Penyebab
kolesterol
tinggi
dalam
darah
dapat
bervariasi,
dan
seringkali
melibatka
n
kombinasi
faktor
genetik
dan gaya
hidup.
3.Tanda
dan gejala
pundak
terasa
pegal,serin
g pusing
dan nyeri
dibagian
belakang
32
kepala.
NO
TANGGAL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TT
DX
33
Mengontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
EVALUASI KEPERAWATAN
TGL JAM CATAT PERKEMBANGAN PARAF
A: Hiperkolestrol
P: Intervensi dilanjutkan
34
P: Lanjutkan implementasi
ANALISA JURNAL
URAIAN
35
Judul Jurnal PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP KADAR
KOLESTEROL DI RUMAH SEHAT IBNU SINA
PALEMBANG TAHUN 2021
penulis : Lily Marleni, Apriani, Tafdhila Andilau
P : untuk Patient, Kadar kolesterol tinggi merupakan faktor risiko terbesar
Population, penyakit jantung dan kardiovaskuler yang menjadi penyakit
Problem dengan angka kematian tertinggi Nasional maupun Global.
Semakin banyaknya orang yang menderita kadar kolesterol
tinggi membuat pengobatan kolesterol dipandang sangat
perlu untuk dilakukan, mulai dari pengobatan farmakologi
o Kata-kata ini hingga pengobatan non farmakologi atau komplementer,
mewakili salah satunya yaitu terapi bekam atau hijamah.
pasien, Menurut data rikesdas pada tahun 2018, prevalensi kadar
populasi dan kolesterol total di indonesia pada penduduk umur > 15
masalah yang tahun menurut karakteristik sebesar 7,6% dengan jumlah
diangkat 34,820 penduduk (kemenkes, RI. 2019)
dalam karya Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien dengan
kadar kolesterol tinggi yang ada di Rumah Sehat Ibnu Sina
ilmiah yang
Palembang yang melakukan terapi bekam.
ditulis
I : untuk Hiperkolesterolemia mempunyai perhatian penting untuk
Intervention, diatasi dengan berbagai terapi komplementer, salah satu
Prognostic Factor, terapi yang bisa dilakukan adalah terapi bekam.
atau Exposure Penelitian ini menggunakan alat berupa kit set pemeriksaan
kolesterol merk Easy Touch beserta Cholesterol Test Strips
o Kata-kata ini dan Lancet untuk melakukan pengukuran kadar kolesterol
mewakili terhadap responden dengan tujuan untuk melihat perbedaan
intervensi, kadar kolesterol sebelum dan setelah melakukan terapi
faktor bekam dan alat ukur menggunakan lembar observasi untuk
prognostik mengukur variabel kadar kolesterol sebelum dan setelah
atau paparan melakukan terapi bekam dengan menggunakan SOP terapi
yang akan bekam. Dan menggunakan Alat bekam seperti cupping set,
lancet pen, bak instrumen, dll.
diangkat
dalam karya
ilmiah
C : untuk tidak ada jurnnal pembanding dalam jurnal ini
Comparison atau
Intervention
O : untuk Outcome Hasil penelitian menunjukan bahwa rerata kadar kolesterol
yang ingin diukur sebelum dilakukan terapi bekam sebesar 229,19 dan
atau dicapai standar deviasi 21,557. Skor kadar kolesterol sebelum
dilakukan terapi bekam terendah adalah 202 dan skor
tertinggi adalah 267. Dari hasil estimasi interval dapat
disimpulkan 95% di yakini bahwa rerata kadar kolesterol
sebelum dilakukan terapi bekam diantara 219,44 sampai
dengan 239,37.
T tanggal 17-26 Juni 2021.
36
URAIAN
Judul Jurnal Pengaruh Terapi Bekam terhadap Kadar Kolesterol
Pasien Hiperkolesterolemia di Thibbun Nabawi Centre
RSIA Zainab Pekanbaru Tahun 2019
penulis : Isnaniar, Wiwik Norlita, Dikki Irma Wiradinata
P : untu Patient, Data yang dihimpun oleh WHO dalam Global status report
Population, on non-communicable diseases tahun 2008 memperlihatkan
Problem bahwa faktor resiko hiperkolesterolemia pada wanita di
Indonesia lebih tinggi yaitu 37,2% dibandingkan dengan
o Kata-kata ini pria yang hanya 32,8%. Hasil survey menyebutkan 68,7 %
mewakili pasien hiperkolesterolemia di Indonesia yang menjalani
pasien, terapi pengobatan untuk menurunkan kadar kolesterol gagal
populasi dan mencapai target, ini disebabkan karena pasien lupa
masalah yang mengkonsumsi satu dosis obat penurun kadar kolesterol
diangkat dalam jangka waktu satu minggu atau lebih bahkan pasien
dalam karya beranggapan hal tersebut tidak mempengaruhi kadar
kolesterol mereka (Luis &Anna, 2010).
ilmiah yang
Prevalensi peningkatan total kolesterol tertinggi adalah
ditulis
wilayah Eropa yaitu 54% untuk kedua jenis kelamin, diikuti
oleh wilayah Amerika yaitu 48 % baik laki laki maupun
perempuan (WHO, 2008). Di Indonesia, angka kejadian
hiperkolesterolemia menurut penelitian MONICA I
( Multinational Monitoring Of Trends Determinants in
Cardiovascular Disease ) sebesar 13,4% pada wanita dan
11,4% pada pria. Pada MONICA II didapatkan meningkat
menjadi 16,2 % pada wanita dan 14% pada pria (Ayuandira,
2012).
37
arteri maupun vena, sehingga menjadikannya lebih kuat dan
elastis serta mengurangi tekanan darah (Razak, 2012)
C : untuk tidak ada jurnnal pembanding dalam jurnal ini
Comparison atau
Intervention
O : untuk Outcome Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik
yang ingin diukur responden yang paling banyak usia dewasa awal dan
atau dicapai dewasa akhir yaitu masing-masing kelompok umur
memiliki persentase (28,3%), dengan jenis kelamin Laki-
laki (75,5%). Pemberian terapi bekam pada pasien
Kata ini mewakili hiperkolesterolemia dapat menurunkan kadar kolesterol
target apa yang ingin dalam darah, sebelum terapi bekam didapatkan rata-rata
dicapai dari suatu 234,86 dengan standar deviasi 15,583. Setelah dilakukan
penelitian misalnya terapi bekam didapatkan rata-rata 223,05 dengan standar
pengaruh atau deviasi 31,991. Berdasarkan uji statistic wilcoxon pada
perbaikan dari suatu kadar kolesterol dalam darah menunjukan hasil yang
kondisi atau signifikan dengan nilai p value bahwa terapi bekam
penyakit tertentu. berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol dalam
darah pada pasien hiperkolesterolemia di Thibbun Nabawi
Center.
T 27 febuary 2020
URAIAN
Judul Jurnal Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Kadar Kolesterol
Total Pada Pasien Hiperkolesterolemia Di Klinik
Hamdalah Makassar
penulis: Rizka Nur Alfitha u1 , Dahliah2 , Edward Pandu
Wiriansya3 , Rahmawati4 , Rezky Putri Indarwati5
P : untu Patient, Hiperkolesterolemia merupakan suatu kondisi yang dapat
Population, meningkatkan terjadinya risiko penyakit jantung koroner,
Problem stroke, tekanan darah tinggi, kegemukan dan masalah
kesehatan lainnya. Mahalnya obat dan tingginya efek
samping pengobatan farmakologis sehingga membutuhkan
pengobatan alternatif penurunan kadar kolesterol total
o Kata-kata ini secara non farmakologis yaitu terapi bekam yang
mewakili dianjurkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
pasien, wassalam serta seiring berjalannya waktu terapi bekam
populasi dan telah dimodernkan dan mengikuti kaidah ilmiah.
masalah yang Penelitian ini menggunakan teknik total sampling
diangkat berdasarkan data pasien bekam dengan riwayat
dalam karya hiperkolesterolemia bulan desember tahun 2022 dengan
jumlah sampel sebesar 36 pasien.
ilmiah yang
ditulis
I : untuk Terapi bekam adalah suatu pengobataan dengan cara
Intervention, mengeluarkan substansi yang dapat menganggu
Prognostic Factor, homeostasis fisiologi tubuh yang dikeluarkan melalui
38
atau Exposure penyayatan atau penusukkan pada permukaan kulit
menggunakan alat yang praktis dan efektif serta telah
o Kata-kata ini mengikuti kaidah-kaidah ilmiah. Bekam juga merupakan
mewakili pengobataan yang dibawah oleh Nabi Muhammad
intervensi, shallallahu ‘alaihi wassallam dalam sebuah hadist shahih
faktor oleh bukhari : “kesembuhan bisa diperoleh dengan tiga cara
prognostik yaitu dengan meminum madu, dengan pembekaman dan
atau paparan dengan besi panas, dan aku melarang umatku menggunakan
yang akan pengobatan dengan besi panas “
Adanya terapi bekam merupakan pengobatan non
diangkat
farmakologi yang telah digunakan berabadabad untuk
dalam karya
mengobati berbagai jenis gangguan kesehatan dengan cara
ilmiah melukai dan menghisap di titiktitik meridian yang telah
ditentukan sesuai teori bekam pada permukaan kulit,
membuang zat berbahaya seperti kolesterol yang tidak
tereskresikan oleh tubuh melalui permukaan kulit.
Mekanisme spesifik bekam basah memberikan efek
terapeutik dengan metode bekam basah yang menyaring
bahan hidrofobik dan hidrofilik melalui tekanan tinggi dari
filtrasi. Tekanan tersebut menyebabkan volume darah yang
mengalami peningkatan, laju filtrasi kapiler yang
meningkat, dan cairan interstitial di area tersebut terjadi
pengeluaran. Prostaglandin dan mediator inflamasi adalah
beberapa zat yang ditemukan dalam cairan yang tersaring
dan terkumpul pada kop bekam, zat-zat ini terkait dengan
penyebab munculnya beberapa penyakit
C : untuk tidak ada jurnnal pembanding dalam jurnal ini
Comparison atau
Intervention
URAIAN
Judul Jurnal Pengaruh Bekam Basah Terhadap Kadar Kolesterol
39
Pada Penderita Hiperkolesterolemia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Mendawai Kecamatan Arut Selatan
Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan
Tengah
penulis : Jemy Iskandar1 , Ade Sucipto2 , Rukmini
Syahleman
O : untuk Outcome Berdasarkan hasil penelitian dan teori terkait maka peneliti
yang ingin diukur berpendapat bahwa, mengkonsumsi obat penurun
atau dicapai kolesterol pada penderita hiperkolesterolemia ditambah
40
efek yang dihasilkan terapi komplementer, berupa bekam
basah sebagai salah satu alternatif dalam penunjang
Kata ini mewakili pengobatan medis, karena bekam basah ini membantu
target apa yang ingin individu untuk dapat mengeluarkan darah yang
dicapai dari suatu mengandung racun atau toksin dari tubuh, melalui
penelitian misalnya perlukaan di permukaan kulit sehingga bisa menurunkan
pengaruh atau kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterolemia
perbaikan dari suatu menjadi normal.
kondisi atau
penyakit tertentu.
T 2023
URAIAN
Judul Jurnal PENGARUH TERAPI KOMPLEMENTER: BEKAM
TERHADAP PERUBAHAN KADAR KOLESTEROL
PADA PASIEN HIPERKOLESTEROLEMIA DI
RUMAH BEKAM CIREBON TAHUN 2022
penulis : Niken Nurjannah, Aria Pranatha, Nera Djanuar
P : untu Patient, Perubahan gaya hidup dan rendahnya perilaku hidup sehat
Population, dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan terlebih
Problem pola makan yang tidak teratur dan tidak memenuhi gizi
seimbang. Keadaan ini berakibat pada penyesuaian pola
makan masyarakat yang kelebihan kalori, kelebihan lemak
dan kolesterol terutama pada makanan siap saji (junk food)
o Kata-kata ini yang berdampak pada peningkatan kadar lemak jahat atau
mewakili kolesterol dalam tubuh. Kolesterol merupakan senyawa
pasien, lemak yang kompleks yang dihasilkan oleh tubuh untuk
populasi dan bermacam-macam fungsi seperti misalnya membuat
masalah yang hormone seks, adrenal, membentuk dinding sel dan lain-
diangkat lain.
dalam karya
ilmiah yang
ditulis
I : untuk Terapi farmakologis salah satu nya dengan mengkonsumsi
Intervention, obat-obatan golongan obat- obatan golongan statin
Prognostic Factor, (inhibitor HMG Ko-A Reduktase), fibrat, resin, sedangkan
atau Exposure untuk terapi non farmakologis salah satunya dengan terapi
komplementer dengan bekam.
o Kata-kata ini Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh
mewakili peneliti di Rumah Bekam Cirebon, pada tanggal 16
intervensi, Desember 2021 didapatkan bahwa kolesterol adalah salah
faktor satu keluhan dengan pasien sebanyak 37% atau setara
prognostik dengan 123 pasien dari 335 keseluruhan pasien di Rumah
atau paparan Bekam Cirebon pada bulan Desember 2021, akan tetapi
yang akan jumlah keseluruhan pasien tiap bulan nya akan berbeda
sesuai kedatangan pasien tersebut.
41
diangkat
dalam karya
ilmiah
C : untuk tidak ada jurnnal pembanding dalam jurnal ini
Comparison atau
Intervention
T 2022
42
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
"Hiperkolestrol" adalah istilah yang merujuk pada kondisi tingginya kadar
kolesterol dalam darah. Kolesterol adalah zat lilin yang ditemukan di seluruh tubuh
dan sangat penting untuk fungsi sel, membentuk hormon, dan memproduksi vitamin
D serta empedu yang membantu mencerna lemak. Namun, kadar kolesterol yang
terlalu tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko hiperkolesterol termasuk genetika, pola
makan yang kaya lemak jenuh dan lemak trans, kelebihan berat badan atau obesitas,
kurangnya aktivitas fisik, merokok, usia, dan kondisi kesehatan tertentu seperti
diabetes.
Pengelolaan dan pengobatan hiperkolesterol biasanya meliputi perubahan gaya
hidup seperti diet sehat jantung, peningkatan aktivitas fisik, dan pengurangan berat
badan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin juga meresepkan obat-obatan yang
dapat menurunkan kadar kolesterol, seperti statin. Jika Anda memiliki pertanyaan
lebih lanjut tentang hiperkolesterol atau kesehatan secara umum, disarankan untuk
berkonsultasi dengan profesional kesehatan
B. Saran
Pada saat pembuatan makalah, penulis menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis harapkan kritik dan
sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
43
DAFTAR PUSTAKA
Adeliani, A. (2023). Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Klien Dengan Hiperkolesterolemia
Di Panti Jompo Bhakti Abadi. Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Samarinda. Diaskes 28 April 2024
Asriyani, S. https://eprints.untirta.ac.id/15115/3/bab2.pdf. Diaskes 28 April 2024
Alfitha U, R. N., Dahliah, Wiriansya, E. P., Rahmawati, & Indarwati, R. P. (2023). Pengaruh
Terapi Bekam Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada Pasien Hiperkolesterolemia Di Klinik
Hamdalam Makassar. Jurnal Mahasiswa Kedokteran, 3(8), 563–572.
FILE 4 NIKEN NURJANNAH_CKR0180215 - niken nurjannah. (n.d.).
Iskandar, J., Sucipto, A., & Syahleman, R. (2023). Pengaruh Bekam Basah Terhadap Kadar
Kolestrol Pada Penderita Hiperkosterolemia Di Wilayah Kerja Puskesmas Mendawai
Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kota waringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah.
7(1).
Isnaniar, Norlita, W., & Wiradinata, D. I. (2020). Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Kadar
Kolesterol Pasien Hiperkolesterolemia Di Thibbun Nabawi Centre RSIA Zainab
Pekanbaru Tahun 2019. Photon: Jurnal Sain Dan Kesehatan, 10(2), 1–12.
https://doi.org/10.37859/jp.v10i2.1869
Marleni, L., Apriani, A., Tafdhila, T., & Andilau, A. (2021). Pengaruh Terapi Bekam
Terhadap Kadar Kolesterol Di Rumah Sehat Ibnu Sina Palembang Tahun 2021. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 17(2), 121. https://doi.org/10.26753/jikk.v17i2.616
44