Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA DENGAN


HIPERKOLESTEROLEMIA

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga

Dosen Pengampu : Nina Pamela Sari, S.Kep.Ns. M.Kep

Disusun Oleh :

Nafil Ikhsan Hibatullah C2114201059

Noni Uswa Kuswaya C2114201063

Rhendy Edytia C2114201017

Putri Salsa N C2114201104

Nuzul Hidayatullah C2114201089

Sita Daniyah C2114201006

Nenti Sugiartini C2114201082

PROGRAM STUDI SARANA ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-
Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Hiperkolestrolemia ” atas selesainya makalah ini, kami mengucapkan
terima kasih kepada dosen pengampu Mata Kuliah Keperawatan Keluarga.

Kami dari pihak penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami bersedia menerima kritik
dan saran yang bersifat membangun. Kami juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami dan pembaca makalah ini.

Tasikmalaya, 28 April 2024

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii

BAB I......................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1

BAB II.....................................................................................................................................................3

TINJAUAN TEORITIS...............................................................................................................................3

A. Konsep Penyakit........................................................................................................................3

B. Konsep Asuhan Keperawatan....................................................................................................7

BAB III..................................................................................................................................................16

KASUS..................................................................................................................................................16

ANALISA JURNAL.................................................................................................................................36

A. Kesimpulan..........................................................................................................................43

B. Saran....................................................................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................44

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hiperkolesterolemia merupakan salah satu kelainan kadar lemak dalam darah
berupa peningkatan kadar kolesterol total di dalam darah. Kelainan kadar lemak
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan faktor risiko bagi penyakit lainnya,
terutama penyakit jantung dan pembuluh darah. Selain itu, hiperkolesterolemia juga
bertanggung jawab langsung atas terjadinya aterosklerosis. Hiperkolesterolemia
merupakan faktor risiko dari penyakit jantung dan pembuluh darah yang ditandai oleh
peningkatan kadar kolesterol total puasa dalam darah (Rusilanti, 2014).
Penatalaksanaan pada hiperkolesterolemia salah satunya dengan mematuhi diet
rendah kolesterol dan rendah lemak. Pasien dengan hiperkolesterolemia dalam
mematuhi diet dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu faktor tersebut adalah
dukungan keluarga (Niven, 2008). Dukungan keluarga sebagai bagian dari dukungan
sosial dalam memberikan dukungan ataupun pertolongan dan bantuan pada anggota
keluarga yang menderita hiperkolesterol. Dukungan keluarga terhadap pasien adalah
sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit yang ditunjukkan melalui
interaksi dan reaksi keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit (Friedman, 1998).
Data dari American Heart Association tahun 2014 pada populasi di Amerika Serikat
yang berusia lebih dari 20 tahun dengan kadar kolesterol lebih dari 240mg/dl
diperkirakan 31,9 juta orang. Kolesterol tinggi diperkirakan penyebab 18% penyebab
serebrovaskular global (kebanyakan kejadian fatal) dan 56% dari penyakit global
iskemik. Secara keseluruhan jumlah ini sekitar 4,4 juta kematian (7,9% dari total
kasus kematian dunia) dan 40,4 juta Disability Adjused Life Year (DALY). Dalam
Amerika dan Eropa, 5-12% dari DALY yang disebabkan kadar kolesterol suboptimal.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, penduduk > 15 tahun yang memiliki kadar
kolesterol total di atas nilai normal yaitu sebanyak 35,9%. Berdasarkan jenis kelamin
dan tempat tinggal didapatkan bahwa proporsi penduduk dengan kadar kolesterol di
atas normal pada perempuan (39,6%) lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki
(30,0%) dan di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan
(Paruntu, 2014). Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di
Puskesmas Kedung Kandang Malang pada tanggal 14 November 2017 didapatkan
data sebanyak 105 orang memiliki kadar kolesterol tinggi. Dari hasil wawancara yang

iv
dilakukan peneliti pada 5 orang yang ditemui peneliti, 4 dari 5 orang tersebut
mengetahui apa itu kolesterol dan mengetahui diit seperti apa saja pada penderita
kolesterol tetapi juga menyatakan tidak melakukan perubahan pola makan yang tinggi
lemak, seperti goreng-gorengan, sayuran bersantan, telur dan daging karena tidak
adanya dukungan dari keluarga untuk mematuhi diit sehingga kadar kolesterol tidak
terkontrol. Sedangkan 1 dari 5 orang tersebut menyatakan patuh pada diit rendah
kolesterol karena mendapatkan dukungan dari keluarga.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu Hiperkolestrolemia
2. Untuk mengetahui etiologi dari Hiperkolestrolemia
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari Hiperkolestrolemia
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Hiperkolestrolemia
5. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang dari Hiperkolestrolemia
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Hiperkolestrolemia
7. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Keluarga dengan
Hiperkolestrolemia
1.3 Manfaat Penulisan
Menambah wawasan bagi penulis sebagai sarana untuk menerapkan ilmu dalam
bidang keperawatan tentang asuhan keperawatan pada keluarga dengan
Hiperkolestrolemia.

v
BAB II

TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Penyakit

1. Pengertian

Hiperkolesterolemia (hiper: tinggi, emia: darah), merupakan kelainan kadar lemak


dalam darah (dislipidemia) berupa kadar kolesterol total didalam darah mengalami
peningkatan lebih dari rentang normal. Hiperkolesterolemia bukan merupakan suatu penyakit
tetapi merupakan faktor pencetus bagi penyakit lain, seperti penyakit jantung koroner dan
pembuluh darah atau penyakit kardiovaskuler (Ruslianti, 2014).

Sedangkan menurut Diva Tanisa (2017), hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar


kolesterol dalam tubuh, terutama low-density lipoprotein (LDL) dengan hasil di atas kisaran
normal. Kolesterol dapat di artikan sebagai zat lilin berwarna kuning yang ditemukan pada
lemak (lipid) didalam darah, yang diproduksi oleh tubuh didalam organ hati sebesar 80% dan
20% sisanya berasal dari luar tubuh yaitu zat makanan yang dikonsumsi seseorang (Indasah,
2021). Kolesterol sendiri adalah senyawa yang tidak dapat larut didalam darah, sehingga
diangkut dalam bentuk lain yaitu lipoprotein.

Adapun jenis – jenis hiperkolesterolemia berdasarkan tingkat rentang nilai normalnya


menurut Ahmad Bebi Waluyo (2019) yaitu:

 Hiperkolesterolemia ringan, ditandai dengan nilai kolesterol LDL (low-density


lipoprotein) antara 140-159 mg/dl

 Hiperkolesterolemia sedang, bila kadar kolesterol total berkisar 240-300 mg/dl


atau lebih rincinya jika kadar kolesterol LDL (low-density lipoprotein) berkisar
antara 160-189 mg/dl.

 Hiperkolesterolemia berat, jika kadar kolesterol LDL (lowdensity


lipoprotein)>190 mg/dl.

2. Etiologi

Menurut Ruslianti (2014) menjelaskan bahwa banyak faktor yang menyebabkan


hiperkolesterolemia dapat terjadi, diantaranya faktor genetik yang tidak dapat diubah hingga
kebiasaan makan yaitu faktor yang dapat diubah, kegemukan atau obesitas dan aktivitas fisik.
Namun, hiperkolesterolemia dapat terjadi oleh faktor sekunder dari penyakit lain.

vi
Berikut ini penjelasan mengenai faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol
dalam darah:

a. Faktor Genetik

kelainan ini dapat diturunkan dari kedua orang tuanya. Umumnya, seseorang yang memiliki
riwayat keluarga dengan kadar kolesterol yang tinggi, cenderung memiliki resiko 6 kali lebih
besar untuk mengidap hal yang sama dan memiliki gangguan kesehatan lebih besar dari pada
kedua orang tuanya. Kelainan ini dikenal dengan hiperlipidemia familial yang terdiri dari
hiperkolesterolemia familial dan hipertrigliserida familial. Untuk hiperkolesterolemia terbagi
menjadi 2 bagian yaitu:

1) Hiperkolesterolemia poligenik

Hiperkolesterolemia poligenik merupak tipe yang paling sering ditemui. Jenis ini muncul dari
interaksi beberapa kelainan genetik, nutrisi, dan faktor lingkungan lainnya dan memiliki lebih
dari satu dasar metabolisme. Jenis hiperkolesterolemia ini biasanya tidak menyertai xantoma.

2) Hiperkolesterolemia familial

a) Hiperkolesterolemia

familial terjadi akibat mutasi pada gen reseptor LDL pada permukaan membran sel tubuh,
dan tanpa reseptor ini menyebabkan hati tidak dapat menyerap LDL karena dianggap tidak
ada LDL, maka hati akan memproduksi VLD (Very Low Densiti Lipoprotein) yang banyak
kedalam plasma. Kadar kolesterol total penderita hiperkolesterolemia familial adalah 600 –
1000 mg/Dl, 4 – 6 kali lebih tinggi dari orang normal. Hiperkolesterolemia yang disebabkan
oleh faktor genetik tidak bisa disembuhkan namun, dapat dikendalikan dengan pengaturan
pola makan sehari-hari. Makanan Asupan tinggi lemak jenuh dan kolesterol dalam diet harian
dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Namun, kondisi ini dapat diminimalkan apabila
diimbangi dengan konsumsi makanan yang dapat membantu menurunkan kolesterol.
Contohnya makanan mengandung Serat dapat menghambat penyerapan kolesterol dan
membantu pengeluaran kolesterol dari tubuh. Adapula makanan yang mengandung lemak
jenuh yang menyebabkan peningkatan kolesterol dalam darah diantaranya, minyak kelapa
sawit serta mentega (Yovina, 2012).

b) Berat Badan

vii
Kelebihan berat badan seperti obesitas dapat menaikan kadar kolesterol dan meningkatkan
risiko penyakit jantung. Oleh sebab itu, menjaga berat badan merupakan cara terbaik untuk
menghindari berbagai penyakit penyerta akibat dari kelebihan berat badan.

c) Aktfitas Fisik atau Olahraga

Pada umumnya gaya hidup era zaman kemajuan teknologi dan pengetahuan sekarang sudah
mengarah pada kurangnya aktivitas fisik, seperti naik kendaraan bermotor, naik turun lift
dikantor, malas bejalan kaki dan malas melakukan olah raga. Kurangnya aktivitas fisik dapat
meningkatkan kadar LDL dan menurunkan kadar HDL, Kurangnya aktivitas fisik juga
merupakan faktor risiko penyakit jantung.

d) Minum – Minuman Beralkohol yang Berlebihan

Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan trigliserida.
Dalam agama pun kita dilarang mengonsumsi alkohol karena mendatangkan efek buruk bagi
kesehatan. Alkohol dapat memperberat kerja hati dalam melakukan metabolisme.

e) Kebiasaan Minum Kopi Berlebihan

Selain dapat meningkatkan tekanan darah dalam tubuh, mengonsumsi kopi secara berlebihan
dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan LDL darah.

f) Merokok

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat meningkatkan kolesterol LDL dan
menekan kolesterol HDL. Kadara nikotin yang tinggi dalam darah juga dapat mengakibatkan
terjadinya kelainan dipembuluh darah yang berdanpak pada gangguan kesehatan.

g) Stress

Kondisi stress akan meningkatkan kadar kolesterol darah. Karena itu, diperlukan kemampuan
untuk mengandalikan stress. Pengendalian stress dapat dilakukan dengan mengerjakan
ibadah, banyak bersyukur dan ikhlas dalam menerima ujian hidup seperti saat menghadapi
kegagalan. Selalu berpikiran positif dan menyikapi setiap kegagalan sebagai kesuksesan yang
tertunda, hal tersebut akan membuat kehidupan kita lebih sehat dan Bahagia

h) Usia dan Jenis Kelamin

Setelah mencapai usia 20 tahun, kadar kolesterol cenderung dapat naik. Semakin
bertambahnya usia seseorang memiliki tingkat resiko kadar kolesterol tinggi akan meningkat.
Kolesterol yang ada dipembuluh darah semakin lama semakin menebal, karena semakin

viii
bertambahnya usia maka penebalan yang akan terjadi akan semakin banyak. Menurut
penelitian pada umumnya kadar kolesterol pada pria akan meningkat setelah berusia lebih
dari 45 tahun.

i) Kurang Pengetahuan

Tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi terhadap kadar kolesterol karena dari tingkat
pengetahuan tersebut dapat menjadi salah satu standar atau faktor yang dapat dilakukan
sebagaimana seseorang itu mengetahui tindakan bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan kadar kolesterol dalam darah (Kristi, 2019).

3. Patofisiologis

Lemak dalam darah terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas.
Kolesterol yang terdapat dalam darah 20% bersumber dari makanan yang dikonsumsi, dan
80% sisanya diproduksi oleh organ hati. Hiperkolesterolemia yaitu keadaan lemak dalam
darah mengalami peningkatan, terdiri dari peningkatan kadar kolesterol total, peningkatan
kadar LDL kolesterol dan penurunan kadar HDL kolesterol. Kolesterol dimetabolisme dihati,
jika kadar kolesterol diproduksi mengalami kelebihan sehingga dapat mengganggu proses
metabolisme dan kolesterol tersebut mengalami penumpukkan dihati. Kolesterol yang masuk
kedalam hati tidak dapat diangkut seluruhnya oleh lipoprotein menuju ke hati dari aliran
darah diseluruh tubuh. Apabila keadaan ini dibiarkan dalam kurun waktu yang cukup lama,
maka kolesterol berlebih tersebut akan menempel di dinding pembuluh darah dan
menimbulkan plak kolesterol. Akibatnya, dinding pembuluh darah yang semula elastis
(mudah berkerut dan mudah melebar) menjadi tidak elastis kembali (Puspitasari Emy, 2018).

4. Manifestasi Klinis

Tingginya kadar kolesterol dalam darah seringkali dapat menyebabkan gejala, pada
sebagian pengidap hiperkolesterolemia, terjadinya penumpukan kadar lemak total yang
disebut “xanthoma” berada didalam 1112 rtf 23 tendo (urat daging) dan didalam kulit
(Indasah, 2021). Kadar kolesterol yang tinggi dapat terjadi penyumbatan pada jantung serta
otak, hingga menciptakan nyeri dada, dapat menimbulkan gangguan sirkulasi darah ke otak.
Akibat dari kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan kekakuan pada pembuluh darah
yang beresiko tinggi terjadi gejala hipertensi, seperti pusing, tengkuk terasa berat. Tingginya
kadar trigliserida karena adanya kelainan profil lemak lain dapat pula menimbulkan
pembesaran organ liver (hati) dan lien (limfa), serta terjadi radang pancreas (pankreatitis)
(Sunita Almmatsier, 2011).

ix
5. Pemeriksaan penunjang

Menurut (Silvia Fatima, 2021) pemeriksaan penunjang pada hiperkolesterolemia yaitu:

1. Pemeriksaan lewat laboratorium

Lakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Diasarankan sebelum melakukan pemeriksaan


yaitu puasa sekitar 12sampai 16 jam dan untuk mengehentikan komsumsi obat-obatan. Untuk
mengetahui beberapa kandungan kolesterol dalam tubuh, gunakan rumus berikut.

Kadar kolesterol LDL = Kolesterol total - kolesterol HDL - 1/5 trigliserida (mg/dl). Kadar
Kolesterol normal dalam darah:

a. Total kolesterol < 200 mg/dl

b. LDL <100 mg/dl

c. HDL > 40 mg/dl

6. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan dislipidemia terdiri atas penatalaksanaan non farmakologis


dan penggunaan obat penurun lipid. Penatalaksanaan non farmakologi yaitu
perubahan gaya hidup meliputi pengaturan diet, aktivitas fisik, serta beberapa
upaya lain seperti menghentikan rokok, dan mengurangi asupan alkohol.

b. Statin adalah obat penurun lipid paling efektif untuk menurunkan kolesterol
LDL, Selain berfungsi untuk menurunkan kolesterol LDL, statin juga
mempunyai efek meningkatkan kolesterol HDL dan menurunkan TG.
Berbagai jenis statin dapat menurunkan kolesterol LDL 18-55%,
meningkatkan kolesterol HDL 5-15%, dan menurunkan TG 7-30%. Pada
pasien dengan risiko tinggi dan sangat tinggi, sebaiknya terapi statin
dilanjutkan walau target terapi sudah tercapai selama tidak ada indikasi kontra
ataupun efek samping yang berat (PDSKI, 2013).

c. Terapi kombinasi dapat dipertimbangkan bagi pasien yang target kolesterol


LDL-nya tidak tercapai dengan terapi statin dosis tinggi atau bagi pasien yang
tidak toleran terhadap statin. Kombinasi statin dan bile acid sequestrant dapat
memperkuat penurunan kolesterol LDL sebesar 10-20%.

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

x
Pengkajian keperawatan merupakan langkah pertama dan penting dalam proses
keperawatan. Dari tahap ini akan terkumpul data – data pasien yang dikumpulkan secara
sistematis untuk menentukan diagnosis, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan
keperawatan untuk mengatasi masalah klien (Kholifah, dkk 2016). Pengkajian didapatkan
dengan metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, melalui data sekunder yang
terdapat dipuskesmas, desa, bidan, hasil pemeriksaan laboratorium dan sebagainya. Adapun
data yang perlu dikaji dalam keluarga yaitu:

a. Data Umum Keluarga

Pengkajian data umum keluarga meliputi nama kepala keluarga (KK), tempat dan tangga
lahir, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, jumlah anggota keluarga, susunan
keluarga, tipe keluarga, genogram, suku bangsa, agama, status sosial ekonomi (penghasilan
keluarga, pemanfaatan dana keluarga, sosial keluarga) serta aktivitas rekreasi.

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Tahap ini merupakan tahap perkembangan keluarga yang berkembang seiring


bertambahnya usia perkawinan atau bertambahnya anggota keluarga baru Contoh: Keluarga
Tn A bersama dengan istrinya baru saja melangsungkan pernikahan beberapa waktu yang lalu
dan belum memiliki anak, maka tahap perkembangan keluarga Tn A berada ditahap pertama
keluarga baru (beginning family).

2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi

Pada data ditahap ini menginformasikan tentang tugas dalam perkembangan keluarga
saat ini yang belum terpenuhi. Contoh : keluarga Tn. A berada pada tahap perkembangan
keluarga baru dan tugas yang belum terpenuhi pada tahp ini adalah membina hubungan
dengan keluarga lain serta menyesuaikan diri menuju persiapan kehamilan dan
mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua.

3) Riwayat Keluarga Inti

Pada tahap ini data yang diperoleh menjelaskan tentang penyakit keturunan, riwayat
kesehatan anggota keluarga masing – masing, status imunisasi, serta pengalaman
menggunakan pelayanan kesehatan.

4) Riwayat Keluarga Sebelumnya

xi
Pada tahap ini, data menggambarkan catatan kesehatan suami dan istri.

c. Pengkajian Lingkungan dan Masyarakat

1) Karakteristik Rumah

Data ini menggambarkan denah rumah klien dan menjelaskan mengenai luas rumah,
tipe, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, penggunaan jenis wc kesumber
air serta penempatan perabotan rumah tangga.

2) Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW

Data ini menjelaskan tentang lingkungan fisik sekitar rumah, kebiasaan dari tetangga
sekitar rumah dan komunitas RW, serta budaya yang berpengaruh dilingkungan tersebut yang
mempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas Geografis Keluarga

Data ini mencerminkan kebiasaan keluarga saat mereka berpindah dari satu tempat ke
tempat lain.

4) Perkumpulan dengan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Data ini memaparkan tentang kebiasaan keluarga berkumpul, sejauh mana peran
keluarga dalam pertemuan dengan masyarakat sekitar rumah.

5) Sistem Pendukung Keluarga atau Fasilitas Kesehatan

Data ini memaparkan mengenai jumlah anggota keluarga dalam keadaan sehat,
fasilitas keluarga, dukungan keluarga serta masyarakat sekitar terkait dengan kesehatan serta
penggunaan fasilitas kesehatan terdekat untuk anggota keluarga yang berada dalam kondisi
sakit.

d. Struktur Keluarga

1) Pola Komunikasi Keluarga

Pada data ini memaparkan mengenai cara komunikasi keluarga serta intensitas
komunikasi dalam menyelasaikan suatu masalah yang ada dalam keluarga.

2) Struktur Kekuatan Keluarga

Data ini memaparkan mengenai peran keluarga dalam merubah prilaku antara anggota
keluarga.

3) Struktur Peran

xii
Data ini memaparkan tentang peran anggota keluarga terhadap keluarga serta
masyarakat secara formal maupun informal.

4) Nilai/Norma Keluarga

Data ini menggambarkan nilai atau norma yang dianut oleh keluarga dalam kaitannya
dengan kesehatan.

e. Fungsi Keluarga

1) Fungsi Biologis

Fungsi biologis keluarga tidak hanya ditujukan untuk melanjutkan keturunan, tetapi
juga mendata keaadaan kesehatan anggota keluarga, kebersihan perseorangan, penyakit yang
sering dialami oleh pasien, adanya penyakit keturunan atau tidak, serta memiliki penyakit
kronis, kecacatan didalam anggota keluarga, pola makan dan minum, dan pola aktivitas dan
istirahat didalam keluarga.

2) Fungsi Psikologis

Didalam keluarga yang menggunakan fungsi psikologis bertujuan untuk memberikan


kasih sayang dan perhatian antara anggota keluarga, membina hubungan yang baik dan
pendewasaan antar anggota keluarga. Dalam 1112 rtf 10 tahap ini data yang diambil meliputi
keadaan emosi, kebiasaan yang merugikan kesehatan, pengambilan keputusan didalam
keluarga, ada tidaknya ketergantungan obat, mencari pelayanan kesehatan.

3) Fungsi Sosial

Fungsi sosial digunakan untuk membina hubungan sosial antar anggota keluarga dan
masyarakat, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, dan menjelaskan bagaimana
peran aktif anggota keluarga didalam organisasi dan sosial yang ada dilingkungan
masyarakat.

4) Fungsi Spiritual

Fungsi spiritual digunakan untuk membina norma/ajaran agama sebagai dasar serta
tujuan hidup setiap anggota keluarga, serta membina rasa, sikap, dan praktik kehidupan
dalam beragama.

5) Fungsi Kultural

Fungsi kulturan digunakan membina peran keluarga untuk digunakan sebagai penerus
norma budaya yang berlaku dimasyarakat serta bangsa yang ingin dipertahankan, Juga

xiii
menyaring budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya umum masyarakat.

6) Fungsi Reproduksi

Data ini dikaji untuk melanjutkan keberlangsungan keturunan, membina anggota


keluarga sebagai media edukasi pendidikan tentang reproduksi yang harus dijaga oleh
anggota keluarga, serta dapat mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal
menuju keluarga kecil sehat, bahagia, dan sejahtera.

7) Fungsi Perawatan

Kesehatan Menyediakan fasilitas kebutuhan kesehatan fisik- makanan, pakaian, tempat


tinggal, mengenali masalah kesehatan yang dialami, mengambil keputusan yang tepat untuk
tindakan kesehatan, dengan menciptakan lingkungan rumah yang bersih dan sehat, serta
memanfaatkan dengan baik fasilitas kesehatan terdekat apabila ada anggota keluarga yang
sedang sakit.

f. Stressor dan Koping

Data ini didapatkan untuk mengkaji keluarga dalam stressor dan koping yang digunakan
ketika berada didalam suatu permasalahan, kemampuan berespon terhadap stress.

1) Stress Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Stresor jangka pendek merupakan stressor yang dirasakan oleh pihak keluarga dan
memerlukan penyelesaian dalam kurun waktu tidak lebih dari 6 bulan. Di sisi lain, stresor
jangka panjang adalah stres yang dihadapi keluarga yang membutuhkan waktu lebih dari 6
bulan untuk menyelesaikannya.

2) Kemampuan Keluarga Merespon Stresor

Pada tahap ini yang dikaji merupakan respon keluarga menghadapi situasi atau
stressor yang terjadi pada saat ini.

3) Strategi Koping

Digunakan Pada tahap ini dilakukan pengkajian penggunaan strategi koping atau jenis
penyelesaian masalah yang digunakan oleh keluarga untuk menghadapi stressor yang terjadi
pada saat ini.

4) Strategi Koping Disfungsional

xiv
Data ini memaparkan tentang koping disfungsional yang digunakan oleh keluarga ketika
menghadapi masalah. Sebagian besar kasus yang terjadi strategi ini dilakukan secara tidak
sadar, hal ini dipilih oleh keluarga dengan tujuan mengurangi stress dan ketegangan keluarga.
Contoh : marah – marah, merusak peralatan rumah tangga, melakukan aktivitas yang negatif
atau tidak baik, kekerasan dalam keluarga dan lain sebagainya.

g. Pemeriksaan Fisik

Pada tahap ini seluruh anggota keluarga diperiksa dengan lengkap seperti prosedur
pemeriksaan fisik yang berlaku di tempat pelayanan kesehatan. Pada pemeriksaan fisik ini
bisa dimulai dari mengukur tekanan darah, suhu, respirasi, nadi serta dapat dilakukan
inspeksi palpasi, perkusi, hingga auskultasi dari ujung kepala hingga ujung kaki (head to toe).

h. Analisa Data

Data Etiologi Masalah


DS : Klien Ketidakmampuan Defisit Pengetahuan
mengatakan tidak keluarga dalam
mengetahui mengenai mengenal masalah
penyakit kolesterol kesehatan mengenai
DO : Menunjukkan penyakit kolesterol
prilaku tidak sesuai
anjuran dan persepsi
yang tidak baik
terhadap masalah
DS : Klien Ketidakmampuan Nyeri Akut
mengatakan nyeri keluarga dalam
pada kepala dan area merawat anggota
punggung, tangan, keluarga yang sakit
dan kaki.
DO: Tampak
meringis dan
menahan nyeri
DS : klien mengeluh Ketidakmampuan Gangguan Rasa
tidak nyaman keluarga dalam Nyaman
DO : Tampak gelisah merawat anggota
keluarga yang sakit
DS :Klien Ketidakmampuan Intoleransi Aktivitas
mengatakan badannya keluarga dalam melatih
merasa lemas dan mobilisasi fisik
lelah
DO: Hasil TTV dan
tampak lemah dan
lemas

xv
2. Diagnosis keperawatan

Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon klien terhadap


masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialami baik secara actual ataupun potensial.
Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengetahui respon individu, keluarga, dan
masyarakat terhadap situasi yang erat kaitannya dengan kesehatan. Penelitian ini
menggunakan Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI). Ada dua jenis diagnosis
keperawatan: positif dan negatif, Diagnosis positif adalah diagnosis yang menunjukkan
bahwa klien dalam keadaan baik dan dapat mencapai kondisi yang lebih optimal, sedangkan
diagnosis negatif adalah klien sakit dan berisiko menjadi sakit serta memerlukan petunjuk
diagnosis. Pemberian intervensi keperawatan yang tepat untuk tujuan penyembuhan,
pemulihan, dan pencegahan (SDKI DPP PPNI, 2017).

Adapun diagnosis keperawatan pada klien pengidap kolesterol atau hiperkolesterolemia


berdasarkan SDKI PPNI (2017) meliputi:

a. Defisit Pengetahuan

b. Nyeri akut

c. Gangguan rasa nyaman

d. Intoleransi aktivitas

Kriteria Skor Bobot


1. Sifat Masalah a 1
Tidak / Kurang
3
a. Sehat
2
b. Ancaman
Kesehatan 1
c. Krisis

2. Kemungkinan 1
Modifikasi
Kondisi atau
masalah 2
1
a. Dengan Mudah
0

xvi
b. Hanya Sebagian

c. Tidak dapat

3. Potensi 1
Pencegahan 3
2
a. Tinggi
1
b. Cukup

c. Rendah

4. Menonjolnya 1
Masalah 2

a. Masalah Berat
1
Harus Ditangani

b. Ada Masalah
Tetapi tidak perlu 0
segera ditangani

c. Masalah tidak
dirasakan

3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan merupakan tahap setelah dilakukan diagnosa keperawatan,


pada tahap ini memaparkan tentang langkah – langkah kegiatan yang telah ditetapkan untuk
menyelesaikan masalah yang terjadi beserta prioritasnya, perumusan tujuan, rencana tindakan
serta penilaian asuhan keperawatan pada klien berdasarkan analisis data dan diagnosa
keperawatan. Pada tahap ini rencana tindakan pada keperawatan keluarga memiliki tujuan
untuk meningkatkan pengetahuan keluarga, mengubah sikap, dan tindakan. Hingga pada
akhirnya, keluarga mampu untuk memenuhi kebutuhan kesehatan setiap anggota keluarga
dengan minimal bantuan oleh seorang perawat.

4. Pelaksanaan (Implementasi)

Implementasi atau tindakan merupakan pengelolaan atau perbuatan nyata dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan sesuai dengan kebutuhan klien.
Berikut ini merupakan prinsip yang mendasari implementasi keperawatan keluarga antara
lain: a. Implementasi mengacu pada rencana keperawatan yang telah dibuat. b. Implementasi

xvii
dilaksanakan tetap dengan memperhatikan prioritas masalah. c. Dukungan keluarga dalam
bentuk finansial, motivasi dan sumber dukungan lainnya tidak diabaikan. d. Jangan
melewatkan untuk melakukan pendokumentasian implementasi pada keluarga yang
disertakan dengan tanda tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan tanggung jawab
profesi.

5. Evaluasi

Evaluasi dalam keperawatan merupakan tahap kegiatan untuk menilai tindakan


keperawatan yang telah dilakukan, dengan tujuan mengetahui pemenuhan kebutuhan klien
secara optimal serta mengukur hasil dari proses tindakan keperawatan tersebut tercapai sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Metode evaluasi keperawatan, diantaranya:

a. Evaluasi Formatif Merupakan evaluasi yang dapat dilaksanakan selama


proses asuhan keperawatan dengan tujuan untuk menilai hasil dari
implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan,
sistem penulisan pada evaluasi formatif ini biasanya menggunakan sistem
SOAP atau penulisannya dicatat dalam catatan kemajuan. b. Evaluasi
Sumatif Evaluasi ini merupakan evaluasi akhir yang memiliki tujuan
sebagai penilaian secara keseluruhan, sistem penulisan pada evaluasi
sumatif ini dalam bentuk catatan naratif atau sering disebut dengan laporan
ringkasan. Evaluasi terdiri dari SOAP.

xviii
BAB III

KASUS
PENGKAJIAN
IDENTITAS PUSKESMAS

Nama Puskesmas : Rawa Buntu

No Register :-

Tanggal pengkajian : 16 Mei 2021

Jarak untuk mencapai pelayanan kesehatan terdekat:

Jarak puskesmas/pustu dengan rumah Cara keluarga mencapai pelayanan kesehatan terdekat

Menggunakan satuan km Menggunakan mobil

xix
Data Umum

Nama Kepala Keluarga : Ny. Y

Alamat : Kp. Rawabuntu Rt 005/002 Kel. Rawabuntu kec Serpong,


Tangerang Selatan Tahun 2021

Telpon :-

Pekerjaan : IRT

Pendidikan : SMA

Komposisi :
No Nama Hub dg JK Umur Pendidikan Pekerjaan Agama Keadaan Imunisasi KB Bahasa KET
anggota KK kesehatan Indonesia
keluarga

1 Alm Bp H. Suami L 50 SMA Tidak ada Islam - - - - -


Subur

Ny.
2 Istri P 45 SMA IRT/Wirausaha Islam Kolesterol - - Ya -
Nurhayati

An. Bia
3 Anak P 23 S1 Guru Islam - - - Ya -

An. Andre
4 Anak L 18 SMA Sekolah Islam - - - Ya -

An. Faqih
5 Anak L 15 SMP Sekolah Islam - - - Ya -

Genogram : (minimal 3 generasi)


Tipe Keluarga :

Ny. N merupakan tipe Keluarga Tradisional Nuclear Family yaitu satu rumah tangga yang
terdiri dari ibu dengan 3 anak.

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Saat ini keluarga Ny. N memasuki tahap perkembangan keluarga nuclear / keluarga inti
dengan usia lanjut.

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Keluarga Ny. N sudah dapat memenuhi tahap perkembangan sesuai dengan perkembangan
saat ini.

BIOLOGIS KELUARGA

1. Keadaan kesehatan : Ny. N sering mengeluh pusing dan nyeri


dibelakang tekuk leher.

2. Kebersihan keluarga : Ny. N cukup menjaga kebersihan

3. Penyakit yang diderita : Ny. N memiliki Riwayat penyakit kolesterol


tinggi karena keturunan.

4. Penyakit kronik/menular : Ny. N tidak memiliki penyakit menular

5. Kecacatan anggota keluarga : Ny. N tidak memiliki keluarga yang cacat

6. Pola makan : Ny.N sangat baik

7. Pola istirahat : Ny.N cukup baik

8. Reproduksi/Akseptor KB : Ny.N sudah tidak menggunakan KB semnejak


suami sudah meninggal
PSIKOLOGIS KELUARGA

1. Keadaan emosi/mental : Tidak terkaji

2. Koping keluarga : Jika ada masalah keluarga Ny. N


menyelesaikan masalah secara Bersama dengan anak-anaknya.

3. Kebiasaa buruk : Suka makan makanan yang berlemak seperti


jeroan

4. Rekreasi : Waktu luang yang dimiliki oleh keluarga Ny.


N biasanya dipakai untuk berkumpul dengan keluarga besar mengadakan makan-
makan, ngerujak, atau berbincang-bincang.

5. Pola komunikasi keluarga : Ny. N mengatakan jika sudah malam sedang


berkumpul di warung atau di ruang tamu anak-anak dan Ny.N berkomunikasi dengan
baik setiap harinya.

6. Pengambl kepurusan : Keluarga mengatakan bahwa mereka tidak


mengetahui akibat bila masalah tidak ditangani, dan tidak tau apa komplikasi dari
penyakit tersebut.

7. Peran informal : Ny. N berperan sebagai ibu sekaligus ayah bagi


anak-anaknya, anak pertama sudah bekerja, dan dua anak Ny. N masih sekolah.

SOSIAL EKONOMI KELUARGA

1. Hubungan dengan orang lain : Ny.N mengatakan jika sudah malam sedang
berkumpul di warung atau di ruang tamu anak-anak dan Ny.N berkonsumsi dengan
baik setiap harinya.

2. Kegiatan organisasi social : Ny. N tidak mengikuti organisasi di


masyarakat

3. Keadaan ekonomi : Tidak terkaji

SPIRITUAL KELUARGA

1. Keadaan beribadah : Ny. N dengan keluarga menganut kepercayaan


agama islam, Ny. N dan anak-anaknya menjalani sholat 5 waktu setiap harinya.

2. Keyakinan tentang kesehatan : Ny.N sangat sabar menghadapi penyakitnya

19
3. Nilai dan norma : Nilai norma yang dianut keluarga Ny.N adalah
ajaran dari agama dan nilai norma sosial

4. Adat yang mempengaruhi kesehatan: Tidak ada adat yang melenceng dengan
Kesehatan.

LINGKUNGAN RUMAH

1. Denah Rumah : Luas rumah ny. N 130 meter

2. Kebersihan dan kerapihan : Rumah Ny.N cukup bersih dan rapih

3. Penerangan : Penerang saat di malam hari sangat cukup di setiap


ruangan ada lampu yang masih berfungsi

4. Ventilasi : Ventilasi rumah Ny.N cukup dengan jendela terbuka

5. Jamban : Tersedia di dalam rumah di ruang belakang

6. Sumber air minum : Air dimasak sendiri karena sumber air masih bagus

7. Pemanfaatan halaman : Halaman terlihat bersih dan tidak ada sampah

8. Pembuangan sampah : Ditampung lalu diangkut

FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi afektif

- Ny.N dengan anak-anaknya saling support


dan menyayangi satu sama lain.

2. Fungsi sosialisasi

- Interaksi dan hubungan dalam keluarga; Ny.N sangat baik dengan anak-anaknya

- Kegiatan keluarga waktu senggang; keluarga Ny.N selalu berkumpul Bersama saat
waktu mereka senggang

- Partisipasi dalam kegiatan social; Ny.N dengan anak-anaknya sering berkomunikasi


dengan tetangganya setiap harinya

- Kerukunan hidup dalam keluarga; Ny.N hidup secara rukun

20
3. Fungsi ekonomi

- Keluarga Ny.N mencukupi kemauan yang lain

4. Fungsi Reproduksi

- Perencanaan jumlah anak; dikeluarganya Ny.N tidak ada perencanaan mempunyai


anak berapa, mereka berserah sedikasihnya berapa oleh allah swt

- Akseptor KB; Ny.N sudah tidak menggunakan KB semnejak suami sudah meninggal

- Keterangan lain; tidak ada

5. Fungsi perawatan kesehatan keluarga (5 fungsi)

- Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakitnya / masalah kesehatan keluarga;


keluarga Ny.N terkadang tidak mampu mengenali masalah anggota keluarganya yang
sakit, langsung saja dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat oleh klien.

- Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat: keluarga


mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui akibat bila maslah tidak ditangani, dan
tidak tau apa komplikasi dari penyakit tersebut.

- Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit: Ny.N biasanya yang
merawat anak-anaknya jika sedang sakit dibantu dengan anak yang lain.

- Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat: Ny.N meminta anak-


anaknya dalam membersihkan rumah.

- Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat: menggunakan


bpjs untuk ke puskesmas terdekat jika ada anggota keluarga yang sakit.

HARAPAN KELUARGA :

- Terhadap masalah Kesehatan: harapan keluarga Ny.N dengan mengidap Riwayat


kolesterol tinggi tidak terjadi komplikasi berat.

- Terhadap petugas Kesehatan: keluarga Ny.N berharap jika perawat dapat membantu
permasalahn yang ada di keluarga terutama dalam bidang kesehatan.

21
PEMERIKSAAN INDIVIDU/ PEMERIKSAAN FISIK (@anggota klg)

Keadaan Umum : Ny. N sering mengeluh pusing dan nyeri dibelakang tengkuk leher
dan pegal-pegal dan terkadang di persendian.

Tanda – tanda Vital

Tensi: 120/90 mmHg

RR: 24*/m

Nadi: 95*/m

Suhu: 37,1 C

BB: 80kg

TB: 155 cm

LL: -

LK: -

Pemeriksaan “Head to toe” sesuai kebutuhan

1. Inspeksi: rambut bersih, mukosa lembab, konjungtiva tidak anmeis

2. Plapasi: tidak ada benjolan di seluruh tubuh

3. Perkusi: tidak terkaji

4. Auskultasi: tidak terkaji

Pemeriksaan Penunjang

22
ANALISA DATA
MASALAH
NO DATA MASALAH KEPERAWATAN
KESEHATAN

1 Data objektif: Nyeri akut Ketidakmampuan keluarga dalam


merawat anggota keluarga yang sakit.
Tensi : 120/90 mmHg

RR : 24*/m

Nadi : 95*/m

Suhu : 37,1 C

-Cek kolesterol setahun


terakhir 230 g/dl

-Tampak memijat kepala dan


punduknya saat pengkajian

Data Subjektif:

-Ny.N mengatakan nyeri


pada bagian kepala
merasakan pusing, serta
sering pegal pada bagian
punduk

-Skala nyeri 3, nyeri terasa


seperti ditusuk-tusuk, nyeri
hilang timbul.

Kurangnya pengetahuan keluarga


2 Data Objektif: Ketidaktahuan
keluarga tentang mengenai kolesterol b.d ketidakmampuan
-Ny.N tampak memijat keluarga dalam mengenal masalah
penyakit
kepala dan pundaknya kesehatan yang dialami.
kolesterol

23
Data subjektif:

-Ny.N mengatakan ia masih


banyak mengonsumsi tinggi
lemak seperti jeroan.

DX Keperawatan Keluarga:

- Nyeri akut b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

- Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai kolesterol b.d ketidakmampuan keluarga


dalam mengenal masalah kesehatan yang dialami.

SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS:

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

(BAILON DAN MAGLAYA, 1978)

1. Nyeri akut b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit.

NO KRITERIA Skor BOBOT PEMBENARAN

1. Sifat Masalah 3/3 x 1 Masalah benar-benar ada dan


=1 cukup dirasakan oleh keluarga
Skala :

Tidak/kurang sehat: 3 1

Ancaman Kesehatan: 2

Keadaan Sejahtera: 1

2. Kemungkinan masalah 2/2 x 0 0 Ada keinginan keluarga untuk


dapat diubah mengatasi masalah

Skala:

Mudah: 2

24
Sebagian: 1

Tidak dapat: 0

3. Potensial masalah untuk 3/3 x 2 Masalah sudah lama terjadi


dicegah dan keluarga ingin mengatasi
masalah tersebut.
Skala :
2
Tinggi: 3

Cukup: 2

Rendah: 1

4. Penonjolnya masalah 2/2 x 1 Keluarga merasa keadaan


tersebut telah berlangsung
Skala :
cukup lama dan tidak pernah
Masalah berat, harus segera
ada kejadian yang
ditangani: 2 1
mengakibatkan kondisi yang
Ada masalah tetapi tidak lebih parah
perlu ditangani: 1

Masalah tidak dirasakan:0

JUMLAH 4

2. Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai kolesterol b.d ketidakmampuan keluarga


dalam mengenal masalah kesehatan yang dialami.

NO KRITERIA Skor BOBOT PEMBENARAN

1. Sifat Masalah 3/3 x 1 Masalah benar-benar ada dan


cukup dirasakan oleh
Skala :
keluarga
Tidak/kurang sehat: 3 1

Ancaman Kesehatan: 2

Keadaan Sejahtera: 1

2. Kemungkinan masalah 2/2 x 1 1 Ada keinginan keluarga untuk

25
dapat diubah mengatasi masalah

Skala :

Mudah: 2

Sebagian: 1

Tidak dapat: 0

3. Potensial masalah untuk 3/3 x 1 Masalah sudah lama terjadi


dicegah dan keluarga ingin mengatasi
masalah tersebut.
Skala :
2
Tinggi: 3

Cukup: 2

Rendah: 1

4. Penonjolnya masalah 2/2 x 1 Keluarga merasa keadaan


tersebut telah berlangsung
Skala :
cukup lama dan tidak pernah
Masalah berat, harus segera
ada kejadian yang
ditangani: 2 1
mengakibatkan kondisi yang
Ada masalah tetapi tidak lebih parah
perlu ditangani: 1

Masalah tidak dirasakan:0

JUMLAH 5

Skoring :

Tentukan skor untuk setiap kriteria

Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah

Skor X bobot

26
Angka tertinggi

Jumlahkan skor untuk semua kriteria

PERENCANAAN

IDENTITAS KELUARGA : Ny. N

TANGGAL : 16 Mei 2021

TUJUA STANDAR EVALUASI


N TUJUAN
NO DX KEP INTERVENSI TT
UMU KHUSUS
M

5 fungsi KRITERIA
STANDA
perawatan
RT
kes klg

1. Nyeri Setel 1.Mampu 1. Mengeta 1.Klien Manajemen Nyeri


akut b.d ah 2x mengontrol hui atau (I.08238)
ketidakm 2 nyeri lokasi keluarga Observasi
ampuan 4am nyeri dapat
2.melaporkan  Identifikasi
keluarga Ny.N menangani
bahwa nyeri 2. Komuni lokasi,
dalam rasa nyeri jika
berkurang kasi karakteristik,
merawat Nyeri dengan terapeuti timbul. durasi, frekuensi,
anggota terata menggunaka k kualitas,
keluarga si. n manajemen berjalan intensitas nyeri
yang nyeri baik
sakit.  Identifikasi skala
3.mampu 3. Penanga nyeri
mengenali nan non
 Idenfitikasi
skala nyeri farmako
respon nyeri non
logi
4.menyatakan verbal
berjalan
rasa nyaman
baik  Identifikasi

27
berkurang 4. Klien faktor yang
setelah nyeri bisa memperberat dan
menghilang melakuk memperingan
an nyeri
masase  Identifikasi
sendiri/d pengetahuan dan
ibantu keyakinan
anak tentang nyeri
5. Klien  Identifikasi
mengert pengaruh budaya
i pola terhadap respon
hidup nyeri
sehat
 Identifikasi
pengaruh nyeri
pada kualitas
hidup

 Monitor
keberhasilan
terapi
komplementer
yang sudah
diberikan

 Monitor efek
samping
penggunaan
analgetik

Terapeutik

 Berikan Teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi

28
nyeri (mis:
TENS, hypnosis,
akupresur, terapi
music,
biofeedback,
terapi pijat,
aromaterapi,
Teknik imajinasi
terbimbing,
kompres
hangat/dingin,
terapi bermain)

 Kontrol
lingkungan yang
memperberat
rasa nyeri (mis:
suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)

 Fasilitasi
istirahat dan tidur

 Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan
strategi
meredakan nyeri

Edukasi

 Jelaskan
penyebab,
periode, dan

29
pemicu nyeri

 Jelaskan strategi
meredakan nyeri

 Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri

 Anjurkan
menggunakan
analgesik secara
tepat

 Ajarkan Teknik
farmakologis
untuk
mengurangi
nyeri

Kolaborasi

 Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu

2. Kurangn Setel Setelah 1.dapat 1.pengerti Edukasi Kesehatan


ya ah dilakukan menjelaskan an (I.12383)
pengetah 2x24 penyuluhan apa itu kolestrol Kolesterol Observasi
uan jam selama 30 tinggi tinggi,
 Identifikasi
keluarga perte menit atau
2.keluarga kesiapan dan
mengena muan keluarga hiperkoles
dapat kemampuan
i ny.N dapat terolemia,
mengetahui menerima
kolestero dan menyebutkan adalah
penyebab informasi
l b.d kelua : kondisi
kolestrol tinggi
ketidakm rga medis di  Identifikasi
1. Penge

30
ampuan meng rtian 3.Ny.n dapat mana faktor-faktor
keluarga erti kolest menyebutkan tingkat yang dapat
dalam tenta rol tanda dan gejala kolesterol meningkatkan
mengena ng kolestrol tinggi dalam dan menurunkan
2. Penye
l peny dan bahayanya. darah motivasi perilaku
bab
masalah akit lebih hidup bersih dan
kolest
kesehata koles tinggi dari sehat
rol
n yang trol. yang Terapeutik
3. Tanda
dialami seharusny
dan  Sediakan materi
a.
gejala dan media
Kolesterol
Pendidikan
4. Bahay adalah zat
Kesehatan
a berlemak
kolest yang  Jadwalkan
rol penting Pendidikan
tinggi untuk Kesehatan sesuai
pembentu kesepakatan
kan sel-sel  Berikan
baru, kesempatan
produksi untuk bertanya
hormon
Edukasi
tertentu,
dan fungsi  Jelaskan faktor

lainnya risiko yang dapat

dalam mempengaruhi

tubuh. Kesehatan

Meskipun  Ajarkan perilaku


kolesterol hidup bersih dan
penting sehat
bagi
 Ajarkan strategi
banyak
yang dapat
proses
digunakan untuk
biologis,
meningkatkan

31
kelebihann perilaku hidup
ya dapat bersih dan sehat
menyebab
kan
masalah
kesehatan
serius.

2.
Penyebab
kolesterol
tinggi
dalam
darah
dapat
bervariasi,
dan
seringkali
melibatka
n
kombinasi
faktor
genetik
dan gaya
hidup.

3.Tanda
dan gejala
pundak
terasa
pegal,serin
g pusing
dan nyeri
dibagian
belakang

32
kepala.

IMPLEMENTASI / CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny.N

No. Register : 16 Mei 2021

NO
TANGGAL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TT
DX

16 Mei 2021 14.00 1.Nyeri  Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,


akut frekuensi, kualitas, intensitas nyeri

 Mengidentifikasi skala nyeri

 Mengidenfitikasi respon nyeri non verbal

 Mengidentifikasi faktor yang memperberat


dan memperingan nyeri

 Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan


tentang nyeri

 Mengidentifikasi pengaruh budaya terhadap


respon nyeri

 Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada kualitas


hidup

 Memonitor keberhasilan terapi komplementer


yang sudah diberikan

 Memonitor efek samping penggunaan


analgetik

 Memberikan Teknik nonfarmakologis untuk


mengurangi nyeri

33
 Mengontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri

16Mei 2021 14.00 2.Kurang  Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan


nya menerima informasi
Pengetah  Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
uan meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat

 Menyediakan materi dan media Pendidikan


Kesehatan

 Menjadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai


kesepakatan

 meberikan kesempatan untuk bertanya

EVALUASI KEPERAWATAN
TGL JAM CATAT PERKEMBANGAN PARAF

16 mei 2021 20.00 S : Ny.N mengatakan badannya sudah


merasa lebih enak dan lebih ringan

O: hasil cek kolestrol hari ini Ny.N


211g/dl

A: Hiperkolestrol

P: Intervensi dilanjutkan

16 mei 2021 20.00 S: Ny.N dan keluarga mengatakan sudah


mulai mengerti tentang Kolestrol,tanda
dan gejala serta bahaya kolestrol

O: Ny.N dan keluarga tampak antusias


dalam penyuluhan mengenai kolestrol

A: Defisit pengetahuan Hiperkolestrol

34
P: Lanjutkan implementasi

ANALISA JURNAL
URAIAN

35
Judul Jurnal PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP KADAR
KOLESTEROL DI RUMAH SEHAT IBNU SINA
PALEMBANG TAHUN 2021
penulis : Lily Marleni, Apriani, Tafdhila Andilau
P : untuk Patient, Kadar kolesterol tinggi merupakan faktor risiko terbesar
Population, penyakit jantung dan kardiovaskuler yang menjadi penyakit
Problem dengan angka kematian tertinggi Nasional maupun Global.
Semakin banyaknya orang yang menderita kadar kolesterol
tinggi membuat pengobatan kolesterol dipandang sangat
perlu untuk dilakukan, mulai dari pengobatan farmakologi
o Kata-kata ini hingga pengobatan non farmakologi atau komplementer,
mewakili salah satunya yaitu terapi bekam atau hijamah.
pasien, Menurut data rikesdas pada tahun 2018, prevalensi kadar
populasi dan kolesterol total di indonesia pada penduduk umur > 15
masalah yang tahun menurut karakteristik sebesar 7,6% dengan jumlah
diangkat 34,820 penduduk (kemenkes, RI. 2019)
dalam karya Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien dengan
kadar kolesterol tinggi yang ada di Rumah Sehat Ibnu Sina
ilmiah yang
Palembang yang melakukan terapi bekam.
ditulis
I : untuk Hiperkolesterolemia mempunyai perhatian penting untuk
Intervention, diatasi dengan berbagai terapi komplementer, salah satu
Prognostic Factor, terapi yang bisa dilakukan adalah terapi bekam.
atau Exposure Penelitian ini menggunakan alat berupa kit set pemeriksaan
kolesterol merk Easy Touch beserta Cholesterol Test Strips
o Kata-kata ini dan Lancet untuk melakukan pengukuran kadar kolesterol
mewakili terhadap responden dengan tujuan untuk melihat perbedaan
intervensi, kadar kolesterol sebelum dan setelah melakukan terapi
faktor bekam dan alat ukur menggunakan lembar observasi untuk
prognostik mengukur variabel kadar kolesterol sebelum dan setelah
atau paparan melakukan terapi bekam dengan menggunakan SOP terapi
yang akan bekam. Dan menggunakan Alat bekam seperti cupping set,
lancet pen, bak instrumen, dll.
diangkat
dalam karya
ilmiah
C : untuk tidak ada jurnnal pembanding dalam jurnal ini
Comparison atau
Intervention
O : untuk Outcome Hasil penelitian menunjukan bahwa rerata kadar kolesterol
yang ingin diukur sebelum dilakukan terapi bekam sebesar 229,19 dan
atau dicapai standar deviasi 21,557. Skor kadar kolesterol sebelum
dilakukan terapi bekam terendah adalah 202 dan skor
tertinggi adalah 267. Dari hasil estimasi interval dapat
disimpulkan 95% di yakini bahwa rerata kadar kolesterol
sebelum dilakukan terapi bekam diantara 219,44 sampai
dengan 239,37.
T tanggal 17-26 Juni 2021.

36
URAIAN
Judul Jurnal Pengaruh Terapi Bekam terhadap Kadar Kolesterol
Pasien Hiperkolesterolemia di Thibbun Nabawi Centre
RSIA Zainab Pekanbaru Tahun 2019
penulis : Isnaniar, Wiwik Norlita, Dikki Irma Wiradinata
P : untu Patient, Data yang dihimpun oleh WHO dalam Global status report
Population, on non-communicable diseases tahun 2008 memperlihatkan
Problem bahwa faktor resiko hiperkolesterolemia pada wanita di
Indonesia lebih tinggi yaitu 37,2% dibandingkan dengan
o Kata-kata ini pria yang hanya 32,8%. Hasil survey menyebutkan 68,7 %
mewakili pasien hiperkolesterolemia di Indonesia yang menjalani
pasien, terapi pengobatan untuk menurunkan kadar kolesterol gagal
populasi dan mencapai target, ini disebabkan karena pasien lupa
masalah yang mengkonsumsi satu dosis obat penurun kadar kolesterol
diangkat dalam jangka waktu satu minggu atau lebih bahkan pasien
dalam karya beranggapan hal tersebut tidak mempengaruhi kadar
kolesterol mereka (Luis &Anna, 2010).
ilmiah yang
Prevalensi peningkatan total kolesterol tertinggi adalah
ditulis
wilayah Eropa yaitu 54% untuk kedua jenis kelamin, diikuti
oleh wilayah Amerika yaitu 48 % baik laki laki maupun
perempuan (WHO, 2008). Di Indonesia, angka kejadian
hiperkolesterolemia menurut penelitian MONICA I
( Multinational Monitoring Of Trends Determinants in
Cardiovascular Disease ) sebesar 13,4% pada wanita dan
11,4% pada pria. Pada MONICA II didapatkan meningkat
menjadi 16,2 % pada wanita dan 14% pada pria (Ayuandira,
2012).

I : untuk Bekam (al hijamah) atau cupping adalah suatu proses


Intervention, mengeluarkan darah melalui permukaan kulit. Teknik
Prognostic Factor, pengobatan ini disunnahkan oleh Rasulullah madu, pisau
atau Exposure Terapi bekam di Indonesia sudah banyak dikenal oleh
masyarakat yang di tandai dengan banyaknya bermunculan
o Kata-kata ini rumah atau klinik kesehatan yang menyediakan jasa terapi
mewakili bekam (Nilawati, 2008).
intervensi, Bekam berperan mengurangi kadar lemak dan kolesterol
faktor berbahaya dan juga meningkatkan suplai darah kelapisan
prognostik dalam endothelium yang berperan memproduksi zat
atau paparan nitritoksida (endothelium-derived relaxing factor) yang
yang akan membantu peregangan dan pelebaran dinding pembuluh
darah.
diangkat
Fungsi lain bekam dapat menstimulasi sirkulasi darah di
dalam karya
tubuh secara umum melalui zat nitrit oksida (NO) yang
ilmiah berperan memperluas pembuluh darah sehingga
menyebabkan turunnya tekanan darah. Nitrit Oksida juga
berperan meningkatkan suplai nutrisi dan darah yang
dibutuhkan oleh sel-sel dan lapisan-lapisan pembuluh darah

37
arteri maupun vena, sehingga menjadikannya lebih kuat dan
elastis serta mengurangi tekanan darah (Razak, 2012)
C : untuk tidak ada jurnnal pembanding dalam jurnal ini
Comparison atau
Intervention
O : untuk Outcome Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik
yang ingin diukur responden yang paling banyak usia dewasa awal dan
atau dicapai dewasa akhir yaitu masing-masing kelompok umur
memiliki persentase (28,3%), dengan jenis kelamin Laki-
laki (75,5%). Pemberian terapi bekam pada pasien
Kata ini mewakili hiperkolesterolemia dapat menurunkan kadar kolesterol
target apa yang ingin dalam darah, sebelum terapi bekam didapatkan rata-rata
dicapai dari suatu 234,86 dengan standar deviasi 15,583. Setelah dilakukan
penelitian misalnya terapi bekam didapatkan rata-rata 223,05 dengan standar
pengaruh atau deviasi 31,991. Berdasarkan uji statistic wilcoxon pada
perbaikan dari suatu kadar kolesterol dalam darah menunjukan hasil yang
kondisi atau signifikan dengan nilai p value bahwa terapi bekam
penyakit tertentu. berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol dalam
darah pada pasien hiperkolesterolemia di Thibbun Nabawi
Center.
T 27 febuary 2020

URAIAN
Judul Jurnal Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Kadar Kolesterol
Total Pada Pasien Hiperkolesterolemia Di Klinik
Hamdalah Makassar
penulis: Rizka Nur Alfitha u1 , Dahliah2 , Edward Pandu
Wiriansya3 , Rahmawati4 , Rezky Putri Indarwati5
P : untu Patient, Hiperkolesterolemia merupakan suatu kondisi yang dapat
Population, meningkatkan terjadinya risiko penyakit jantung koroner,
Problem stroke, tekanan darah tinggi, kegemukan dan masalah
kesehatan lainnya. Mahalnya obat dan tingginya efek
samping pengobatan farmakologis sehingga membutuhkan
pengobatan alternatif penurunan kadar kolesterol total
o Kata-kata ini secara non farmakologis yaitu terapi bekam yang
mewakili dianjurkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
pasien, wassalam serta seiring berjalannya waktu terapi bekam
populasi dan telah dimodernkan dan mengikuti kaidah ilmiah.
masalah yang Penelitian ini menggunakan teknik total sampling
diangkat berdasarkan data pasien bekam dengan riwayat
dalam karya hiperkolesterolemia bulan desember tahun 2022 dengan
jumlah sampel sebesar 36 pasien.
ilmiah yang
ditulis
I : untuk Terapi bekam adalah suatu pengobataan dengan cara
Intervention, mengeluarkan substansi yang dapat menganggu
Prognostic Factor, homeostasis fisiologi tubuh yang dikeluarkan melalui

38
atau Exposure penyayatan atau penusukkan pada permukaan kulit
menggunakan alat yang praktis dan efektif serta telah
o Kata-kata ini mengikuti kaidah-kaidah ilmiah. Bekam juga merupakan
mewakili pengobataan yang dibawah oleh Nabi Muhammad
intervensi, shallallahu ‘alaihi wassallam dalam sebuah hadist shahih
faktor oleh bukhari : “kesembuhan bisa diperoleh dengan tiga cara
prognostik yaitu dengan meminum madu, dengan pembekaman dan
atau paparan dengan besi panas, dan aku melarang umatku menggunakan
yang akan pengobatan dengan besi panas “
Adanya terapi bekam merupakan pengobatan non
diangkat
farmakologi yang telah digunakan berabadabad untuk
dalam karya
mengobati berbagai jenis gangguan kesehatan dengan cara
ilmiah melukai dan menghisap di titiktitik meridian yang telah
ditentukan sesuai teori bekam pada permukaan kulit,
membuang zat berbahaya seperti kolesterol yang tidak
tereskresikan oleh tubuh melalui permukaan kulit.
Mekanisme spesifik bekam basah memberikan efek
terapeutik dengan metode bekam basah yang menyaring
bahan hidrofobik dan hidrofilik melalui tekanan tinggi dari
filtrasi. Tekanan tersebut menyebabkan volume darah yang
mengalami peningkatan, laju filtrasi kapiler yang
meningkat, dan cairan interstitial di area tersebut terjadi
pengeluaran. Prostaglandin dan mediator inflamasi adalah
beberapa zat yang ditemukan dalam cairan yang tersaring
dan terkumpul pada kop bekam, zat-zat ini terkait dengan
penyebab munculnya beberapa penyakit
C : untuk tidak ada jurnnal pembanding dalam jurnal ini
Comparison atau
Intervention

O : untuk Outcome Dari hasil dan pembahasan penelitian dapat ditarik


yang ingin diukur kesimpulan bahwa Didapatkan kadar kolesterol total
atau dicapai sebelum terapi bekam pada responden dengan nilai rerata
233,83 mg/dl dan didapatkan Kadar kolesterol total
sesudah terapi bekam pada responden dengan nilai rerata
Kata ini mewakili 214,86 mg/dl.
target apa yang ingin
dicapai dari suatu
penelitian misalnya
pengaruh atau
perbaikan dari suatu
kondisi atau
penyakit tertentu.

T 5 januari sampai 5 februari tahun 2023.

URAIAN
Judul Jurnal Pengaruh Bekam Basah Terhadap Kadar Kolesterol
39
Pada Penderita Hiperkolesterolemia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Mendawai Kecamatan Arut Selatan
Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan
Tengah
penulis : Jemy Iskandar1 , Ade Sucipto2 , Rukmini
Syahleman

P : untu Patient, populasi 32 orang, sampel 32 responden, 16 kelompok


Population, Eksperimen dan 16 kelompok kontrol dengan teknik total
Problem sampling.
Pada kasus hiperkolesterolemia dapat mengakibatkan
komplikasi bagi tubuh seperti hipertensi, diabetes mellitus,
jantung koroner, stroke, katarak dan gagal ginjal. Penderita
o Kata-kata ini hiperkolesterolemia tidak menunjukan gejala yang spesifik
mewakili atau khas, namun gejala yang sering dirasakan oleh
pasien, penderitanya yaitu pusing dibagian kepala belakang, rasa
populasi dan tidak nyaman di tengkuk dan bahu serta seringnya
masalah yang mengalami kesemutan. Hiperklesterolemia biasanya
diangkat diketahui pada mereka setelah melakukan pemeriksaan
dalam karya medis
ilmiah yang
ditulis
I : untuk Terapi bekam adalah salah satu pengobatan dengan
Intervention, melepaskan zat beracun yang diekskresikan dari permukaan
Prognostic Factor, kulit melalui tabung atau gelas pengisap pada permukaan
atau Exposure kulit dan membangun bendungan bersifat lokal.
Mengeluarkan darah yang mengandung racun atau toksin
o Kata-kata ini dari tubuh melalui permukaan kulit (Detoksifikasi).
mewakili Manfaat bekam sendiri dapat melancarkan peredaran darah
intervensi, dan mengganti darah yang kotor dengan darah yang baru,
faktor merangsang sistem kekebalan tubuh (imunitas) pada bagian
prognostik tubuh yang dilukai, melancarkan qi dan menghilangkan
atau paparan nyeri serta dapat menghilangkan sumbatan/stagnasi.
yang akan Terapi bekam merupakan pengobatan alternatif yang
dipercaya dapat mengeluarkan racun dan zat berbahaya dari
diangkat
dalam tubuh. Terapi bekam basah diketahui dapat
dalam karya
membersihkan tubuh dari toksik dengan cara penyanyatan
ilmiah atau tusukan-tusukan kecil dipermukaan kulit kemudian
dilakukan pengeluaran darah menggunakan vakumisasi
sehingga memungkinkan terjadinya eksresi melalui kulit
C : untuk tidak ada jurnnal pembanding dalam jurnal ini
Comparison atau
Intervention

O : untuk Outcome Berdasarkan hasil penelitian dan teori terkait maka peneliti
yang ingin diukur berpendapat bahwa, mengkonsumsi obat penurun
atau dicapai kolesterol pada penderita hiperkolesterolemia ditambah

40
efek yang dihasilkan terapi komplementer, berupa bekam
basah sebagai salah satu alternatif dalam penunjang
Kata ini mewakili pengobatan medis, karena bekam basah ini membantu
target apa yang ingin individu untuk dapat mengeluarkan darah yang
dicapai dari suatu mengandung racun atau toksin dari tubuh, melalui
penelitian misalnya perlukaan di permukaan kulit sehingga bisa menurunkan
pengaruh atau kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterolemia
perbaikan dari suatu menjadi normal.
kondisi atau
penyakit tertentu.

T 2023

URAIAN
Judul Jurnal PENGARUH TERAPI KOMPLEMENTER: BEKAM
TERHADAP PERUBAHAN KADAR KOLESTEROL
PADA PASIEN HIPERKOLESTEROLEMIA DI
RUMAH BEKAM CIREBON TAHUN 2022
penulis : Niken Nurjannah, Aria Pranatha, Nera Djanuar

P : untu Patient, Perubahan gaya hidup dan rendahnya perilaku hidup sehat
Population, dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan terlebih
Problem pola makan yang tidak teratur dan tidak memenuhi gizi
seimbang. Keadaan ini berakibat pada penyesuaian pola
makan masyarakat yang kelebihan kalori, kelebihan lemak
dan kolesterol terutama pada makanan siap saji (junk food)
o Kata-kata ini yang berdampak pada peningkatan kadar lemak jahat atau
mewakili kolesterol dalam tubuh. Kolesterol merupakan senyawa
pasien, lemak yang kompleks yang dihasilkan oleh tubuh untuk
populasi dan bermacam-macam fungsi seperti misalnya membuat
masalah yang hormone seks, adrenal, membentuk dinding sel dan lain-
diangkat lain.
dalam karya
ilmiah yang
ditulis
I : untuk Terapi farmakologis salah satu nya dengan mengkonsumsi
Intervention, obat-obatan golongan obat- obatan golongan statin
Prognostic Factor, (inhibitor HMG Ko-A Reduktase), fibrat, resin, sedangkan
atau Exposure untuk terapi non farmakologis salah satunya dengan terapi
komplementer dengan bekam.
o Kata-kata ini Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh
mewakili peneliti di Rumah Bekam Cirebon, pada tanggal 16
intervensi, Desember 2021 didapatkan bahwa kolesterol adalah salah
faktor satu keluhan dengan pasien sebanyak 37% atau setara
prognostik dengan 123 pasien dari 335 keseluruhan pasien di Rumah
atau paparan Bekam Cirebon pada bulan Desember 2021, akan tetapi
yang akan jumlah keseluruhan pasien tiap bulan nya akan berbeda
sesuai kedatangan pasien tersebut.

41
diangkat
dalam karya
ilmiah
C : untuk tidak ada jurnnal pembanding dalam jurnal ini
Comparison atau
Intervention

O : untuk Outcome 1. Nilai rata-rata kadar kolesterol pada pasien sebelum


yang ingin diukur diberikan intervensi terapi bekam sebesar 291,09
atau dicapai mg/dl.
2. Nilai rata-rata kadar kolesterol pada asien sesudah
diberikan intervensi terapi bekam sebesar 199,74 mg/dl
Kata ini mewakili dengan penurunan kadar kolesterol sebanyak 68%.
target apa yang ingin 3. Terdapat pengaruh terapi komplementer bekam
dicapai dari suatu terhadap perubahan kadar kolesterol pada penderita
penelitian misalnya
hiperkolesterolemia di rumah bekam Cirebon
pengaruh atau
perbaikan dari suatu
kondisi atau
penyakit tertentu.

T 2022

42
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
"Hiperkolestrol" adalah istilah yang merujuk pada kondisi tingginya kadar
kolesterol dalam darah. Kolesterol adalah zat lilin yang ditemukan di seluruh tubuh
dan sangat penting untuk fungsi sel, membentuk hormon, dan memproduksi vitamin
D serta empedu yang membantu mencerna lemak. Namun, kadar kolesterol yang
terlalu tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko hiperkolesterol termasuk genetika, pola
makan yang kaya lemak jenuh dan lemak trans, kelebihan berat badan atau obesitas,
kurangnya aktivitas fisik, merokok, usia, dan kondisi kesehatan tertentu seperti
diabetes.
Pengelolaan dan pengobatan hiperkolesterol biasanya meliputi perubahan gaya
hidup seperti diet sehat jantung, peningkatan aktivitas fisik, dan pengurangan berat
badan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin juga meresepkan obat-obatan yang
dapat menurunkan kadar kolesterol, seperti statin. Jika Anda memiliki pertanyaan
lebih lanjut tentang hiperkolesterol atau kesehatan secara umum, disarankan untuk
berkonsultasi dengan profesional kesehatan

B. Saran
Pada saat pembuatan makalah, penulis menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis harapkan kritik dan
sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

43
DAFTAR PUSTAKA
Adeliani, A. (2023). Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Klien Dengan Hiperkolesterolemia
Di Panti Jompo Bhakti Abadi. Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Samarinda. Diaskes 28 April 2024
Asriyani, S. https://eprints.untirta.ac.id/15115/3/bab2.pdf. Diaskes 28 April 2024

Alfitha U, R. N., Dahliah, Wiriansya, E. P., Rahmawati, & Indarwati, R. P. (2023). Pengaruh
Terapi Bekam Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada Pasien Hiperkolesterolemia Di Klinik
Hamdalam Makassar. Jurnal Mahasiswa Kedokteran, 3(8), 563–572.
FILE 4 NIKEN NURJANNAH_CKR0180215 - niken nurjannah. (n.d.).
Iskandar, J., Sucipto, A., & Syahleman, R. (2023). Pengaruh Bekam Basah Terhadap Kadar
Kolestrol Pada Penderita Hiperkosterolemia Di Wilayah Kerja Puskesmas Mendawai
Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kota waringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah.
7(1).
Isnaniar, Norlita, W., & Wiradinata, D. I. (2020). Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Kadar
Kolesterol Pasien Hiperkolesterolemia Di Thibbun Nabawi Centre RSIA Zainab
Pekanbaru Tahun 2019. Photon: Jurnal Sain Dan Kesehatan, 10(2), 1–12.
https://doi.org/10.37859/jp.v10i2.1869
Marleni, L., Apriani, A., Tafdhila, T., & Andilau, A. (2021). Pengaruh Terapi Bekam
Terhadap Kadar Kolesterol Di Rumah Sehat Ibnu Sina Palembang Tahun 2021. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 17(2), 121. https://doi.org/10.26753/jikk.v17i2.616

44

Anda mungkin juga menyukai