Disusun Oleh:
Kelompok 5
A. Latar Belakang
Kolesterol merupakan salah satu dari golongan lipid. Kolesterol bersifat
aterogenik atau sangat mudah menempel yang kemudian membentuk plak
pada dinding pembuluh darah. Kadar kolesterol yang terlalu tinggi dan
berlebihan di dalam darah akan sangat berbahaya bagi kesehatan jantung dan
pembuluh darah. Adanya penumpukan jumlah deposit lemak pada dinding
pembuluh darah dapat menyebabkan suatu sumbatan pada pembuluh darah
atau yang dikenal dengan aterosklerosis (Taqwin, 2014).
Kolesterol total dalam darah meningkat sejalan dengan proses penuaan.
Peningkatan kolesterol tersebut mengalami puncak pada usia kurang lebih 60
tahun pada pria, serta 70 tahun pada wanita. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk kependudukan abad ke-21. Proporsi penduduk lanjut usia
dari total penduduk dunia akan naik dari 10% pada tahun 1998 menjadi 15%
pada tahun 2025, dan meningkat hampir mencapai 25% pada tahun 2050.
Populasi penduduk lanjut usia memperbaiki pola hidup adalah dengan
melakukan latihan fisik secara teratur (Hartini, 2009).
Umur merupakan faktor risiko yang sangat signifikan terhadap
peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Meningkatkan kolesterol dalam
darah dapat menyebabkan resiko stroke iskemik yang paling kuat. Dengan
meningkatnya umur, maka meningkat pula insidens iskemik serebral tanpa
memandang etnis dan jenis kelamin. Setelah usia 55 tahun, insidensi akan
meningkat dua kali tiap dekade. Faktor pendidikan juga sebagai faktor sosial
ekonomi memang tidak berkaitan langsung dengan peningkatan kolesterol
dalam darah. Akan tetapi, tingkat pendidikan seseorang menentukan sikap
orang tersebut terhadap perilaku sehat. Oleh karena itu, seseorang dengan
tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan mampu memahami informasi
kesehatan dan serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
sehingga lebih memungkinkan untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal (Patricia, 2013).
Hal yang sama juga dikemukakan bahwa, kelompok masyarakat
pendidikan rendah mempunyai risiko tingginya kolesterol yang berakibat
terhadap penyakit jantung koroner (PJK) yang lebih tinggi. Tingkat
pendidikan bukan satu-satunya faktor yang menentukan kemampuan
seseorang dalam menyusun dan menyiapkan hidangan yang bergizi namun
faktor pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan menyerap pengetahuan
gizi yang diperoleh. Begitu juga dengan jenis pekerjaan, yang umumnya
merupakan sebagai pegawai tetap. Jenis pekerjaan bukan merupakan faktor
risiko terjadinya PJK, melainkan merupakan faktor pendukung. Di negara
berkembang hubungan yang erat selalu ditemukan antara tingkat sosial
ekonomi yang tinggi yang ditandai dengan jenis pekerjaannya dengan
kejadian PJK. Tingkat sosial ekonomi masyarakat yang tinggal didaerah
perkotaan cenderung lebih baik seperti pendapatan dan pekerjaan, kelompok
tersebut cenderung mempunyai masalah obesitas, hipertensi dan tingginya
kadar kolesterol darah yang merupakan sebagai dasar berbagai faktor risiko
terjadinya penyakit kardiovaskuler (Al-Rahmad, 2016).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar masyarakat mengerti dan memahami tentang kolesterol yang
dialami lansia.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi masalah Kolesterol yang terjadi pada lansia
b. Untuk menganalisis masalah Kolesterol yang terjadi pada lansia
c. Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kolesterol
d. Mengetahui Teori Kolesterol
e. Mengetahui Aspek-Aspek Kolesterol
f. Mengetahui Jenis-Jenis Kolesterol
g. Mengetahui Ciri-Ciri Kolesterol
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Mahasiswa mengetahui dan paham serta dapat melaksanakan
pengkajian dan memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang
mengalami Kolesterol
2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Berguna untuk mengembangkan ilmu keperawatan komunitas dan
mengembangkan pengetahuan terkait masalah Fisik Kolesterol pada
lansia
3. Bagi Instansi Layanan Kesehatan
Untuk tenaga kesehatan dapat dijadikan referensi untuk menambah
informasi dan memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
masalah yang ada dimasyarakat
4. Bagi Masyarakat
Menambah Pengetahuan masyarakat tentang Kolesterol pada lansia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kolesterol
Kolesterol merupakan salah satu dari golongan lipid. Kolesterol bersifat
aterogenik atau sangat mudah menempel yang kemudian membentuk plak
pada dinding pembuluh darah. Kadar kolesterol yang terlalu tinggi dan
berlebihan di dalam darah akan sangat berbahaya bagi kesehatan jantung dan
pembuluh darah. Adanya penumpukan jumlah deposit lemak pada dinding
pembuluh darah dapat menyebabkan suatu sumbatan pada pembuluh darah
atau yang dikenal dengan aterosklerosis (Taqwin, 2014).
B. Klasifikasi
Klasifikasi Kolesterol dibagi menjadi 2 yaitu jenis kolesterol dan kadar
kolesterol.
a. Jenis Kolesterol
1) Low Density Lipoprotein (LDL)
LDL atau sering juga disebut sebagai kolesterol jahat, LDL
lipoprotein deposito kolesterol bersama didalam dinding arteri, yang
menyebabkan terjadinya pembentukan zat yang keras, tebal, atau
sering disebut juga sebagai plakat kolesterol, dan denganseiring
berjalannya waktu dapat menempel didalam dinding arteri dan
terjadinya penyempitan arteri (Yovina, 2012).
2) High Density Lipoprotein (HDL)
HDL adalah kolesterol yang bermanfaat bagi tubuh manusia,
fungsi dari HDL yaitu mengangkut LDL didalam jaringan perifer ke
hepar akan membersihkan lemak-lemak yang menempel di pembuluh
darah yang kemudian akan dikeluarkan melalui saluran empedu dalam
bentuk lemak empedu (Sutanto, 2010).
b. Kadar Kolesterol
Pengelompokan Kadar Kolesterol
Kadar Kolesterol Kategori Kolesterol
Total Total
Kurang dari 200 mg/dl Bagus
200-239 mg/dl Ambang Batas Atas
240 mg/dl dan lebih Tinggi
E. Manifestasi Klinis
Kadar kolesterol yang tinggi biasanya tidak memunculkan gejala apapun.
Akan tetapi kadang-kadang jika kadar kolesterol sudah sangat tinggi maka
endapan lemak akan membentuk suatu pertumbuhan yang sering disebut juga
sebagai xantoma di dalam tendon (urat daging) dan di dalam kulit. Kadar
trigliserida yang cukup tinggi (sampai dengan 800 mg/dl atau lebih) dapat
menyebabkan pembesaran pada hati dan limpa serta timbulnya gejala-gejala
dari pakreatitis (misalnya nyeri perut yang hebat) (Dewanti, 2010). Untuk
memantau tanda dan gejala yang muncul, maka diperlukan pengukuran kadar
kolesterol agar dapat mengontrol kadar kolesterol dalam tubuh.