Anda di halaman 1dari 2

FAKTOR RESIKO

1. Jenis kelamin dan Umur


Pada saat seseorang mengalami pertambahan usia, maka fisiologi tubuh orang tersebut juga
akan mengalami penurunan. Termasuk produksi hormon yang menurun. Wanita mempunyai
hormon yang mampu mengatur kadar kolesterol dalam darah, yaitu hormon estrogen. Namun
seiring bertambahnya usia, hormon estrogen ini cenderung mengalami penurunan dan
puncaknya pada saat wanita mencapai masa menopouse. Pada saat wanita mencapai masa
menopouse, hormon estrogen yang diproduksi tubuh semakin lama produksinya semakin
menurun. Sehingga karena terjadi penurunan produksi, maka pada wanita tersebut cenderung
akan mengalami peningkatan kolesterol, hal ini dikarenakan telah berkurangnya produksi
hormon yang dapat mengatur kadar kolesterol dalam darah (Saputri & Aulia, 2021).
2. Kebiasaan buruk
Kebiasaan buruk merokok merupakan salah satu faktor resiko terjadinya peningkatan kolesterol
didalam darah. Rokok mengandung bahan dasar yang terdiri dari zat-zat yang berbahaya bagi
kesehatan seperti nikotin dan tar. Zat kimia yang terkandung tersebut menyebabkan
peningkatan kolesterol LDL dan penurunan kadar koleserol HDL. Selain itu, zat-zat tersebut juga
mampu mempercepat proses penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan
dan penyempitan ini bisa terjadi pada pembuluh darah koroner, yang bertugas membawa
oksigen ke jantung. Peningkatan LDL dan penurunan HDL menyebabkan ketidak seimbangan
kadar kolesterol darah dimana HDL yang rendah menyebabkan lipoprotein yang bertugas
membawa lemak kehati akan menjadi terganggu. Dan apabila peningkatan LDL yang disertai
penurunan HDL terjadi terus menerus maka hal tersebut akan menyebabkan penumpukan LDL
yang ujungnya akan berakibat pembentukan plak ateroma. Keadaan tersebut yang akan menjadi
penyebab penyempitan pada pembuluh darah koroner sehingga dapat menimbulkan penyakit
jantung coroner (Nisa et al, 2018).
3. Riwayat keturunan
Memiliki riwayat keturunan penderita kolesterol juga menjadi faktor resiko. Secara alami,
kolesterol diproduksi dalam darah oleh tubuh sebanyak 80%. Adanya faktor keturunan
menyebabkan seseorang memproduksi lebih banyak kolesterol dibandingkan orang lain
walaupun hanya sedikit mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol atau lemak
jenuh. Adanya unsur homocystine dalam darah uga merupakan bagian dari faktor genetik
yang dapat memicu peningkatan kolesterol. Homocystine dapat meningkatkan aktivitas
sel platelet hypercoagulation, gangguan fungsi lapisan dalam pembuluh darah
(endothelium) dan oksidasi kolesterol LDL. Orang yang memiliki riwayat keturunan
hiperkolesterolemia (familial hypercholesterolemia) juga menyebabkan kadar kolesterol
tinggi yang turun temurun pada keluarga tersebut. Selain itu, hal tersebut juga dapat
menyebabkan seseorang tersebut memiliki risiko tinggi terkena serangan jantung lebih awal
(Mulyati et al, 2018).
4. Nilai IMT
Dari kasus tersebut T.A memiliki berat badan sebesar 56,69 kg dengan tinggi badan 160,02 cm.
Berdasarkan berat badan serta tinggi badan dari T.A didapatkan indeks massa tubuhnya sebesar
22,14 kg/m2. Nilai IMT dari T.A masih tergolong normal.
Kolesterol yang tinggi tidak selalu dipengaruhi oleh nilai IMT yang tinggi. Ada faktor lain yang
dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kolesterol secara signifikan. Namun, perlu diketahui
bahwa nilai IMT ini akan menggambarkan keadaan seseorang yang obesitas. Seseorang yang
mengalami obesitas mengindikasikan bahwa didalam tubuhnya terdapat cukup banyak lemak.
Berat badan berlebih meningkatkan resiko kolesterol tinggi, penyakit jantung, diabetes dan
penyakit serius lainnya (Yusuf & Ibrahim, 2019) .

DAFTAR PUSTAKA
Mulyati, Nunung Sri., Agus Hendra Al Rahmadi., & Raudatul Jannah. 2018. Faktor Resiko
Kadar Kolesterol Darah Pada Pasien Rawat Jalan Penderita Jantung Koroner di
RSUD Meuraca. Jurnal Action: Aceh Nutrition Journal. (3)2: 132-140.
Nisa, Hainun., Dita Ellyana Artha., & Risma. 2018. Pengaruh Rokok Terhadap Kadar
Kolesterol 2 Jam Setelah Merokok Pada Perokok Aktif. Jurnal Media Laboran.
8(1): 33-38.
Saputri, Dwijowati Asih. 2021. Hubungan Usia Dengan Kadar Kolesterol Masyarakat di
Kota Bandar Lampung. BIOEDUKASI: Jurnal Pendidikan Biologi. 12(2): 238-243.
Yusuf, Rahmi Novita & Ibrahim. 2019. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan
Kadar Kolesterol Pada Remaja. Jurnal Kesehatan Saintika Meditory. 1(2): 50-
56.

Anda mungkin juga menyukai