MAKALAH HIPERLIPIDEMIA
Disusun Oleh :
KELOMPOK 8
Cepi Hadiansyah 3351161438
Lovesa Oktaviana B. 3351161433
Moh. Syarifudin 3351161541
Mory Kasandra 3351161503
Yulinda E. Warfandu 3351161601
APOTEKER D
Prevalensi Global
menyebabkan 2,6 juta kematian (4,5% dari total) dan 29.700.000 disability
adjusted life years (DALY), atau 2,0% dari total DALY. Tingginya angka
kolesterol total adalah penyebab utama beban penyakit, baik di negara maju dan
negara berkembang sebagai faktor risiko untuk penyakit jantung iskemik dan
stroke. Penurunan 10% kolesterol serum pada pria berusia 40 telah dilaporkan
penyakit jantung telah dikaitkan dengan penurunan 4,6% dari rata-rata populasi
total kolesterol. Di Finlandia, 50% dari penurunan angka kematian IHD telah
dewasa ( 5.0 mmol-l) adalah 39% (37% untuk pria dan 40% untuk perempuan).
Secara global, kolesterol total rata-rata berubah sedikit antara tahun 1980 dan
2008, turun kurang dari 0,1 mmol / L per dekade pada pria dan wanita.
Prevalensi total kolesterol tertinggi di WHO Wilayah Eropa (54% untuk
kedua jenis kelamin), diikuti oleh WHO Wilayah Amerika (48% untuk kedua
jenis kelamin). Wilayah Afrika WHO dan WHO kawasan Asia Tenggara
menunjukkan persentase terendah (22,6% untuk AFR dan 29,0% untuk SEAR).
berpenghasilan tinggi, lebih dari 50% orang dewasa telah mengalami penigkatan
kolesterol total; lebih dari dua kali lipat tingkat negara-negara berpenghasilan
rendah.
Prevalensi Di Indonesia
(212,52) lebih tinggi daripada daerah rural (204,71). Begitupun halnya jika dilihat
nampak bahwa rata-rata kadar kolesterol darah lebih tinggi pada daerah urban,
merupakan yang tertinggi pertama (219,61), diikuti oleh Sumatera (214,05), Jawa-
kadar kolesterol darah pada daerah urban lebih tinggi dibandingkan tingkat
pendidikan yang sama pada daerah rural, yaitu 213,26 dibandingkan 204,45. Pada
tingkat pendidikan > SMA juga terlihat hal yang sama. Jika daerah rural-urban
pada tingkat pendidikan yang berbeda dibandingkan, angka rata-rata daerah urban
pada tingkat pendidikan < SMA (213,26) lebih tinggi daripada angka rata-rata
daerah urban pada tingkat pendidikan > SMA (211,18). Namun, daerah rural pada
pendidikan < SMA (204,45) memiliki angka rata-rata lebih rendah sedikit
Definisi Hiperlipidemia
perifer.
Patofisiologi Kolesterol
Faktor resiko yang berkaitan dengan kadar kolesterol terbagi menjadi dua,
yaitu :
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Riwayat keluarga
d. Suku
a. Merokok
b. Konsumsi Alkohol
c. Aktifitas fisik
d. Obesitas
e. Pola makan
tertentu).
a. Umur
yang ada pada umur lebih dari 20 tahun. (Kusmana et al, 1976).
b. Jenis kelamin
Dalam keadaan normal, pria memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi.
c. Riwayat keluarga
yang terlalu tinggi, HDL yang terlalu rendah atau hipo-HDL, kombinasi lipid
d. Suku
a. Merokok
seperti adrenalin, zat ini merangsang denyut jantung dan tekanan darah.
efek chronotropik.
kemampuan lebih kuat daripada sel darah merah untuk mengikat oksigen,
sehingga menurunkan kapasitas sel darah merah untuk membawa oksigen
arteri.
yang masuk melalui aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh
tinggi.
b. Konsumsi alkohol
peningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume sel darah merah serta
c. Aktivitas fisik
rendah sampai sedang sebab telah terbukti pola latihan tersebut dapat
d. Obesitas
e. Pola makan
Manifestasi Klinik
Pada tahap lebih lanjut, beberapa symptom yang mungkin timbu anatara lain:
terjadinya penegndapan lemak pada otot dan kulit (xantoma). Pada kondisi
kadar trigliserida yang sangat tinggi (800 mg/dL atau lebih) dapat
sakit perut.
plasma dan perubahan penyimpanan turunan LDL pada tendon (xantoma) dan
trigliserida plasma atau pola lipoprotein tipe 1. Gejala yang muncul termasuk
penyakit ini.
Kelainan tipe I biasanya muncul sebelum pasien 10 tahun dengan gejala
Pada orang dewasa : nyeri yang mirip akut abdomen sering disertai demam,
Gejala klinis pada hiperlipidemia tipe II timbul sejak masa anak pada
individu homozigot, tetapi pada heterozigot gejala tidak muncul sebelum umur
setengah jumlah nilai normal dan homozigot lebih sedikit lagi. Blockade
kardiovaskular dan pembuluh darah tepi terjadi lebih cepat yaitu pada usia 40-
dewasa. Gejala klinis muncul pada usia pertengahan. Separuh dari pasien ini
yang familial tidak diketahui, tetapi tipe IV yang didapat biasanya bersifat
sekunder akibat penyakit lain. Kondisi sekunder bisa terjadi pada peminum
alkohol dan diperburuk dengan stress, progestin, kontrasepsi oral, thiazid, atau
bloker.
Iskemia jantung mungkin terjadi (lebih jarang dibanding dengan tipe II) pada
Xantoma umumnya tidak ada. Banyak dari pasien ini menunjukkan intoleransi
meningkat jika kadar trigliserida terlalu tinggi. Kelainan ini jarang ditemukan.
Secara genetic mungkin bersifat heterogen dan pasien dengan keadaan familial
biasanya tidak menunjukkan gejala sampai sesudah usia 20 tahun. Pasien ini
Terminologi Medik
plasma dalam keadaan puasa, yang terjadi karena kelainan defek pada
reseptor LDL.
lipase.
VLDL ke LDL
trigliserida.
trigliserida.
jelas.
dengan pengaturan makanan dan terapi dengan obat dimulai secara bersamaan.
Diet rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh akan mengurangi kadar LDL.
Olahraga bisa membantu mengurangi kadar kolesterol LDL dan menambah kadar
b. Berhenti merokok.
Jika kadar lemak darah sangat tinggi atau tidak memberikan respon terhadap
Terapi Farmakologi
ACC/AHA 2013 tidak secara spesifik menyebutkan angka target terapinya, tetapi
ditekankan kepada pemakaian statin dan persentase penurunan K-LDL
dari nilai awal. Hal tersebut merupakan hasil dari evaluasi beberapa
lipoprotein. Adapun klasifikasi tipe lipoprotein terdapat pada tabel 1 dan terapi
60 mg/dL Tinggi
I Kilomikron
Tipe
Pilihan Obat Terapi Kombinasi
Lipoprotein
I Tidak diindikasikan -
Niacin Ezetimib
IIb Statin BAR atau fibrat atau niacin
Ezetimib
Ezetimib
IV Fibrat Niacin
Niacin Fibrat
V Fibrat Niacin
fenofibrat. BAR tidak digunakan untuk terapi pertama jika trigliserida meningkat
pada nilai awalnya, karena hipertrigliserida dapat diperburuk oleh BAR tunggal.
Adapun efek terapi obat terhadap lipid dan protein dapat dilihat pada tabel 3
berikut :
kolesevelam Absorbsi
kolesterol
HDL
Klofibrat HDL
katkan fluvastatin,
: atorvastatin,
Menuru rosuvastatin
absorbsi
Oba kolesterol,
t- membatasi
Kolesterol
A. Golongan statin (penghambat enzim HMG CoA)
yang mengontrol produk dikolestrol selain itu pasien dengan kolestrol tinggi
statin juga bias digunakan untuk mencegah artherosklerosis pada individu yang
a. Farmakokinetik
Fekal
Pravastatin 34%* 50%* 1,5-2 jam
(renal)
Mekanisme :
kolesterol
reseptor LDL
Efek samping :
Kontraindikasi :
penyebabnya
hari adalah 15-30 mg akan tetapi untuk menurungkan kolestrol dan trigliserida
dibutuhkan dosis yang lebih tinggi lagi yaitu 1-3 gram perhari, asam nikotinat
paling efektif dalam menurungkan LDL dan trigliserida dimana jika digunakan
tunggaldapat menaikkan level HDL samapai 30% atau lebih, namun demikian
asam nikotinat tidak lebih efektif disbanding statin dalam hal menurungkan kadar
LDL,
a. Farmakokinetik
Ikatan
Absorbsi
Protein t1/2 Eliminasi
Oral
Plasma
Nikotinat
contoh obatnya :
1. Niacin (Niaspan)
Mekanisme kerja :
LDL berasal dari VLDL dalam plasma. Reduksi VLDL juga mengakibatkan
Efek samping :
Pasien akan mengalami vasodilatasi kuli atau kemerahan dan gatal setelah
Hiperglikemia
C. Derivat fibrat
menghambat produksi VLDL didalam hati (VLDL ini berperan dalam membawa
(kolestrol jahat).
a. Farmakokinetik
Asam Renal
100% 94% 1,5 jam
klofibrat (fekal)
Renal
Bezofibrat 100% 95% 2,1 jam
(fekal)
Biliar
Etofibrat 95% 5,5 jam
(renal)
Contoh obatnya :
3. Siprofibrate (modalim)
Mekanisme kerja :
VLDL.
Kontraindikasi :
Penyakit kandung empedu, disfungsi ginjal dan hati, sirosis, wanita hamil, ibu
menyusui.
Efek samping :
transaminase.
pembuangan asam empedu lewat feces, dimana pengurangan asam empedu lebih
banyak sehingga hati akan lebih banyak mengubah kolestrol menjadi asam
empedu yang akan memberikan hasil akhir penurunan kadar kolestrol dalam
darah,
a. Farmakokinetik
Absorbsi Eliminasi
Contoh obatnya :
1. Cholestyramin (questran)
2. Kolestipol (colestid)
Mekanisme kerja :
maka katabolik LDL juga meningkat -> LDL menurun selama pengobatan.
Efek samping :
Gangguan GI
Reduksi bioavailabilitas obat jenis warfarin, niasin, tiroksin, asetaminofen,
Kontraindikasi
Golongan ini relative baru sebagai obat penurun kolestrol, yang dimana pada
obat ini bekerja dengan cara mencegah atau menghambat absorbs diusus dan
efektif dalam menurungkan kadar LDL sehingga cukup efektif pula menurungkan
Renal dalam
bentuk
4-12
Ezitimib >90% metabolit
jam
Fekal dalam
bentuk utuh
Contoh obatnya :
1. Esetimibe (esetrol)
Dosis : 10 mg/ hari dengan atau tanpa makanan 1xsehari
Mekanisme :
tunggal -> menurunkan kolesterol LDL 18% atau dengan inhibitor HMG
Efek samping
Keluhan gastrointestinal
Kontraindikasi
2. Probukol (lorelco)
Dosis : 500 mg
Mekanisme kerja
Efek samping
Kontraindikasi
a. Mekanisme Kerja
kolesterol HDL.
b. Indikasi
ATP III (Adult Treartment Panel III) menganggap diabetes menjadi setara
risiko PJK dan target primer pada tipe ini adalah menurunkan kadar LDL
Ketika LDL antara 100 dan 129 mg / dL, mengintensifkan kontrol glikemik,
banyak orang sebagai obat pilihan karena target utama adalah penurunan
pada LDL.
Interaksi Obat
Obat
Interaksi Efek yang dihasilkan Pengatasan
Kolesterol
Menghindari
Penurunan adsorpsi -
-bloker
Kolestiramin, kombinasi
bloker dan penurunan
kolestipol kolestiramin dan
(Propranolol)
efek terapetik
-bloker
pemakaian
kolestiramin,
kolestipol
Meningkatkan efek
Klofibrat, Beri jeda waktu
Warfarin warfarin, sehingga
gemfibrozil pemakaian
terjadi pendarahan.
karena gangguan
absorpsi lemak
klorotiazid,
obat-obat ini harus
Dapat mengganggu
tiroksin,
diberikan 1 jam
absorpsi Kolestiramin,
Kolestiramin, digitalis,
sebelum atau 4
kolestipol
kolestipol besi,
jam sesudah
fenilbutason
kolestiramin.
dan warfarin
menunda tercapainya
Hindari pemakain
Klofibrat kolestiramin kadar puncak plasma
secara bersamaan
daro klofibrat.
simvastatin meningkat
pravastatin ini
hingga 20%.
menurunkan kadar
Antasida Beri jeda waktu
Pravastatin plasma atorvastatin
(Mg dan Al) pemakaian
hingga 35%
menurunkan efektivitas
Hindari pemakain
atorvastatin Simetidin penurunan trigliserida
secara bersamaan
hingga 26-34%
eritromisin
meningkatkan kadar
(suatu Hindari pemakain
atorvastatin plasma atorvastatin
inhibitor secara bersamaan
hingga 40%
sitokrom)
atau rhabdomyolysis
Peningkatan kadar
rhabdomyolysis
Sama-sama menurunkan
kadar kolesterol
Atorvastatin,
sehingga menyebabkan Hindari pemakain
lovastatin. Daun salam
hipolipidemik atau secara bersamaan
simvastatin
Myopathy atau
rhabdomyolysis
dapat menyebabkan
Hindari pemakain
Klofibrat Probukol Myopathy atau
secara bersamaan
rhabdomyolysis
Meningkatkan kadar
dari
Hindari pemakain
Atorvastatin Lercanidipin atrovastatinsehingga
secara bersamaan
efek samping juga
meningkat
Estrogen dan
progesterone berkurang
penghambatan rilis
gonadotropi
Eritromisin menghambat
Hindari pemakain
Lovastatin Eritromicin metabolism dari
secara bersamaan
Lovastatin
Probenesit menghambat
dari klofibrat
BAB III
STUDI KASUS
Studi Kasus
Tn. Syarif (46 th), memiliki riwayat maag datang ke klinik untuk tes kolesterol. Ia
melaporkan tidak pernah mengalami nyeri dada atau riwayat infark miokard,
stroke, atau penyakit arteri perifer. Ia tidak memiliki saudara kandung dan kedua
orang tua hidup tanpa ada riwayat jantung koroner (PJK) resep sebagai berikut :
dr. Supriyani
Hasil laboratorium :
Kolesterol Total= K LDL+K HDL+
5
235 mg/dl
256 mg/dl = K LDL + 27 mg/dl +
5
b. Analisa resep
hiperlipidemia. Menurut ATP III (alur I), kadar kolesterol LDL untuk pasien
tanpa PJK (Penyakit Jantung Koroner) atau Diabetes melitus diharapkan <190
mg/dl. Pada kondisi Tn. Syarif, yang memiliki 2 faktor resiko mayor yaitu
merokok dan pasien pria dengan usia lebih dari 45 tahun, maka target K-LDL
adalah <130 mg/dl.Untuk kondisi pasien tn. Syarif diterapi dengan perubahan
diajurkan, mengingat efek samping dari interaksi ke-2 obat akan meningkat,
yang diharapkan tidak sebanding, karena pada kondisi pasien Tn. Syarif cukup
intervensi dengan perubahan gaya hidup dan terapi simvastatin, dan bila
kolesterol LDL tetap tidak terkendali maka dosis simvastatin bisa dinaikan hingga
telah tercapai dosis maksimal. Menurut ACC/ AHA 2013 (alur II), terapi dimulai
koroner, stroke atau penyakit arteri perifer. Pada kondisi pasien Tn. Syarif,
pasien tidak mempunyai bukti klinis ASCVD, dan tidak ada riwayat Diabetes
182 mg/dl (70-189mg/dl), maka harus dilakukan perhitungan risiko ASCVD, bila
>7,5% diterapi dengan statin intensitas sedang dan bila <7,5% diterapi dengan
Tn. Syarif, dapat menyebabkan interaksi antara antasiada dan simvastatin, dimana
antasida mengganggu absorbsi dari simvastatin sehingga kadar simvastatin dapat
Melakukan aktifitas fisik atau olah raga ringan secara teratur sangat
dianjurkan
1. Kepada dokter
Konsultasikan kepada dokter tentang resep untuk pasien Tn. Syarif, untuk
2013).
2. Kepada pasien
menit-1 jam sebelum makan pagi, makan siang dan makan malam.
Direktorat PPTM, 2012, Buletin Data dan Informasi Kesehatan Penyakit Tidak
Menular, Kementrian Kesehatan RI
https://www.academia.edu/6487306/Hiperlipidemia
Soeharto, Iman. 2004. Serangan Jantung dan Setruk Hubungannya dengan Lemak
dan Kolesterol, Edisi kedua. Jakarta : gramedi Pustaka Utama.
Sukandar, Elin Yulinah., Retnosari Andrajati., Joseph I Sigit., I Ketut Adnyana.,
A. Adji Prayitno Setiadi., Kusnandar. 2013. ISO Farmakoterapi. Jakarta :
PT. ISFI Penerbitas. p : 106-111.
Waspadji, Sarwono. 2003. Asupan Zat Gizi dan Beberapa Zat Gizi pad Penderita
Hiperlipidemia dalam Pengkajian Status Gizi Studi epidemiologi. Jakarta :
FKUI.