Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

DIETETIK PENYAKIT INFEKSI DAN DEFISIENSI


“HIPERTENSI DAN DISLIPIDEMIA”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. Lia Regita Prastiwi (201702010)


2. Dea Septinia Rahmah (201702011)
3. Avriani Widiati (201702012)
4. Ika Pratiwi (201702013)
5. Cintianisa Andini (201702014)
6. Arina Amalia Soliha (201702015)
7. Krisna Heididiana S (201702016)
8. Yunita Adiska (201702017)

PRODI S1 ILMU GIZI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MITRA KELUARGA

BEKASI

2019
LAPORAN PRAKTIKUM

PENDAHULUAN

1.1 Hipertensi
a. Pengertian Hipertensi
Hipertensi lebih dikenal dengan istilah penyakit tekanan darah
tinggi. Batas tekanan darah yang dapat digunakan sebagai acuan
untuk menentukan normal atau tidaknya tekanan darah adalah
tekanan sistolik dan diastolik. Bedasarkan JNC (Joint National
Comitee) VII, seorang dikatakan mengalami hipertensi jika
tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan diastolik 90 mmHg atau
lebih (Chobaniam, 2003). Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan
tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps, 2005).
1.2 Etiologi Hipertensi
a. Hipertensi essensial
Hipertensi essensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan
dasar patologis yang jelas. Lebih dari 90% kasus merupakan
hipertensi essensial. Penyebab hipertensi meliputi faktor genetik
dan lingkungan. Faktor genetik mempengaruhi kepekaan terhadap
natrium, kepekaan terhadap stress, reaktivitas pembuluh darah
terhadap vasokontriktor, resistensi insulin dan lain-lain.
Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan antara lain diet,
kebiasaan merokok, stress emosi, obesitas dan lain-lain (Nafrialdi,
2009). Pada sebagian besar pasien, kenaikan berat badan yang
berlebihan dan gaya hidup tampaknya memiliki peran yang utama
dalam menyebabkan hipertensi. Kebanyakan pasien hipertensi
memiliki berat badan yang berlebih dan penelitian pada berbagai
populasi menunjukkan bahwa kenaikan berat badan yang berlebih
(obesitas) memberikan risiko 65-70 % untuk terkena hipertensi
primer (Guyton, 2008).

b. Hipertensi sekunder
Meliputi 5-10% kasus hipertensi merupakan hipertensi sekunder
dari penyakit komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat
meningkatkan tekanan darah. Pada kebanyakan kasus, disfungsi
renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular
adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu,
baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi
atau memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah
(Oparil, 2003). Hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,
sering berhubungan dengan beberapa penyakit misalnya ginjal,
jantung koroner, diabetes dan kelainan sistem saraf pusat (Sunardi,
2000).
1.3 Tanda dan Gejala Hipertensi
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan
darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina,
seperti perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh darah, dan pada
kasus berat dapat ditemukan edema pupil (edema pada diskus optikus).
Menurut Price, gejala hipertensi antara lain sakit kepala bagian belakang,
kaku kuduk, sulit tidur, gelisah, kepala pusing, dada berdebar-debar,
lemas, sesak nafas, berkeringat dan pusing (Price, 2005). Gejala-gejala
penyakit yang biasa terjadi baik pada penderita hipertensi maupun pada
seseorang dengan tekanan darah yang normal hipertensi yaitu sakit
kepala, gelisah, jantung berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur, sesak
nafas, cepat marah, telinga berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan
sering kencing di malam hari. Gejala akibat komplikasi hipertensi yang
pernah dijumpai meliputi gangguan penglihatan, saraf, jantung, fungsi
ginjal dan gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang dan
pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan dan
gangguan kesadaran hingga koma (Cahyono, 2008). Corwin menyebutkan
bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi
bertahun-tahun adalah nyeri kepala saat terjaga, kadang kadang disertai
mual dan muntah yang disebabkan peningkatan tekanan darah intrakranial
(Corwin, 2005).
1.4 Faktor- Faktor Risiko
a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah
Faktor risiko yang tidak dapat dirubah yang antara lain usia, jenis
kelamin dan genetik.
 Usia
 Jenis kelamin
 Keturunan (genetik)
b. Faktor risiko yang dapat diubah
Faktor risiko penyakit jantung koroner yang diakibatkan perilaku
tidak sehat dari penderita hipertensi antara lain merokok, diet
rendah serat, kurang aktifitas gerak, berat badan
berlebihan/kegemukan, komsumsi alkohol, hiperlipidemia atau
hiperkolestrolemia, stress dan komsumsi garam berlebih sangat
berhubungan erat dengan hipertensi (Depkes, 2006b).
 Kegemukan (obesitas)
 Psikososial dan stress
 Merokok
 Olahraga
 Konsumsi alkohol berlebih
 Komsumsi garam berlebihan
 Hiperlipidemia/Hiperkolestrolemia
 Konsumsi alkohol berlebih
 Hiperlipidemia/Hiperkolestrolemia
2.1 Dislipidemia
a. Pengertian Dislipidemia
Dislipidemia adalah keadaan kadar lipid yang abnormal pada
plasma dan mencakup spectrum yang luas. Kelainan fraksi lipid
yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, LDL, dan
trigliserida serta penurunan kadar HDL (Dipiro et al, 2015).
2.2 Etiologi Dislipidemia
Etiologi dislipidemia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
seperti:
 Faktor Jenis Kelamin
Resiko terjadinya dislipidemia pada wanita lebih besar daripada
pria. Sebagaimana penelitian Cooper pada 589 perempuan
didapatkan respon peningkatan kolesterol sedikit berbeda yaitu
kadar LDL kolesterol meningkat lebih cepat sedangkan kadar
HDL kolesterol juga meningkat sehingga rasio kadar kolesterol
total/HDL menjadi rendah (Djauzi, 2005).
 Faktor Usia
Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin
menurun, begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL,
sehingga bercak perlemakan dalam tubuh semakin meningkat dan
menyebabkan kadar kolesterol total lebih tinggi, sedangkan
kolesterol HDL relative tidak berubah. Pada usia 10 tahun bercak
perlemakan sudah dapat ditemukan di pembuluh darah. Prevalensi
hiperkolesterolemia pada kelompok usia 25-34 tahun adalah 9,3%
dan meningkat sesuai dengan pertambahan usia hingga 15,5%
pada kelompok usia 55-64 tahun (Djauzi, 2005).
 Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan salah satu faktor terjadinya
dislipidemia. Dalam ilmu genetika menyebutkan bahwa gen
diturunkan secara berpasangan memerlukan satu gen dari ibu dan
satu gen dari ayah, sehingga kadar hiperlipidemia tinggi dan
diakibatkan oleh faktor dislipidemia primer karena faktor genetik
(Djauzi, 2005).
 Faktor Kegemukan
Salah satu penyebab kolesterol naik adalah karena kelebihan berat
badan atau juga bisa disebut dengan penyakit obesitas. Kelebihan
berat badan ini juga bisa disebabkan oleh makanan yang terlalu
banyak yang mengandung lemak jahat tinggi di dalamnya.
Kelebihan berat badan dapat meningkatkan trigliserida dan dapat
menurunkan HDL (Anwar, 2004).
 Faktor Olahraga
Manfaat berolahraga secara teratur dapat membantu untuk
meningkatkan kadar kolesterol baik atau HDL dalam tubuh. Selain
itu berolahraga mampu meproduksi enzim yang berperan untuk
membantu proses memindahkan kolesterol LDL dalam darah
terutama pada pembuluh arteri kemudian dikembalikan menuju ke
hati untuk diubah menjadi asam empedu. Asam empedu ini
diperlukan melancarkan proses pencernaan kadar lemak dalam
darah. Semakin rutin berolahraga dengan teratur maka kadar
kolesterol LDL dalam tubuh akan semakin berkurang sampai
menuju ke titik normal (Arisman, 2008).
 Faktor Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol
LDL, trigliserida, dan menurunkan kolesterol HDL. Ketika
pengguna rokok menghisap rokok maka secara otomatis akan
memasukkan karbon monoksida ke dalam paru-paru dan akan
merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam
asap rokok akan merangsang hormone adrenalin, sehingga akan
mengubah metabolisme lemak yang dapat menurunkan kadar
kolesterol HDL dalam darah (Anwar, 2004).
 Faktor Makanan
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan
arterosklerosis. Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan
peningkatan kadar kolestertol total dan LDL sehingga mempunyai
resiko terjadinya dislipidemia (Anwar, 2004).
STUDI KASUS

NRM :-
Nama : Tn. R
Umur : 52 th
Jenis Kelamin : Laki - laki
Tanggal lahir : 11 Maret 1967
Diagnosis Medis : Hipertensi dan Dislipidemia

Assesment Gizi
1.1. Antropometri
BB : 70 kg
TB : 162 cm
70
IMT : (2,62) = 26,72 kg/cm 2 (Obesitas I)

BBI : (TB-100) – 10% (TB-100)


: (162-100) – 10% (162-100)
: 62 – 6,2
: 55,8 kg

ABW : {(BB-BBI) x 0,25 + BBI)}


: {(70-55,8) x 0,25 + 55,8)}
: 14,2 x 0,25 + 55,8
: 59,35 kg
70
BBR : 55,8 𝑥 100% = 125 %

1.2. Biokimia
Pemeriksaan Satuan Nilai Normal Hasil Keterangan
Trigliserida 40-155 mg/dL 250 mg/dL Tinggi

Kolesterol <200 mg/dL 350 mg/dL Tinggi

HDL 35-55 mg/dL 28 mg/dL Rendah


1.3. Klinis / fisik
a. Fisik
- Mual
- Muntah
- Sakit kepala terutama bagian tengkuk
- Kembung
- Compos Mentis

b. Klinis
Pemeriksaan Satuan Nilai Normal Hasil Keterangan
Tinggi (Hipertensi
Tekanan darah <130 / <85 mmHg 175/95 mmHg
Stage II)

Nadi 60-100x/menit 85x/menit Normal

Respirasi 14-20x/menit 20x/menit Normal

Suhu 36-37C 37C Normal

1.4. Riwayat Gizi


a. Kebiasaan Makan
- Os menyukai chinese food dan gemar mengkonsumsi seafood.
- Os memiliki kebiasaan makan 3-4x/minggu yaitu udang dan cumi.
- Os menyukai makanan yang digoreng dan dibakar sserta tidak menyukai
sayur serta buah.
- Os memiliki kebiasaan minum alcohol, merokok, dan jarang berolahraga.
- Os selalu membawa snack bar coklat pada saat selingan pagi dan sore
beserta coffee mix dengan tambahan gula.

b. Asupan Makan
 Makan pagi
Os mengonsumsi 1 mangkuk bubur ayam dengan 5 tusuk sate usus dan 3
tusuk sate ampela.
 Selingan 1
Os mengonsumsi Snack bar cokelat (2p) beserta coffee mix (1/2p)
 Makan Siang (Di restoran)
Os mengonsumsi nasi (2p), cumi saos asam manis (2p), dan fuyunghai
(1p) yang dipesannya melalui Gofood.
 Selingan 2
Os mengonsumsi Snack bar cokelat (2p) beserta coffee mix (1/2p)
 Makan Malam (Di rumah)
Os mengonsumsi nasi (2p), bakwan udang (udang 1p), cah jamur, bakso,
dan tahu (bakso 1p, tahu ½ p, jamur 1p), 1 gelas bir, dan 1 mangkuk onion
ring.

1.5. Perkiraan Kebutuhan Gizi


a. Kebutuhan Energi
Rumus Mifflin
AMB : (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x U) + 5
: (10 x 59,35) + (6,25 x 162) – (5 x 52) + 5
: 593,5 + 1012,5 – 260 + 5
: 1.351 kkal

Energi : BMR x FA x FS
: 1351 x 1,3 x 1
: 1756,3 kkal

b. Kebutuhan Protein
15 % x TEE
Protein =
4
15 % x 1756,3
=
4
= 66 gr

c. Kebutuhan Lemak
25 % x TEE
Lemak =
9
25% x 1.756,3
=
9
= 49 gram

d. Kebutuhan Karbohidrat

60 % x TEE
Karbohidrat =
4

60 % x 1.756,3
=
4

= 263 gram
e. Kebutuhan Cairan
Cairan = 1500 ml + (20 ml x (62-20))
= 1500 ml + (20 ml x 42)
= 2340 ml

f. Kebutuhan Serat
𝐵𝐵𝐴
Serat = 𝐵𝐵 𝐴𝐾𝐺 𝑥 𝐾𝑒𝑏. 𝑆𝑒𝑟𝑎𝑡
70
= 62 𝑥 33
= 37 gr

g. Kebutuhan Natrium
𝐵𝐵𝐴
Natrium = 𝐵𝐵 𝐴𝐾𝐺 𝑥 𝐾𝑒𝑏. 𝑁𝑎𝑡𝑟𝑖𝑢𝑚
70
= 62 𝑥 1300
= 1.468 mg
h. Kebutuhan lemak jenuh
10 % x 1756,3
Lemak jenuh =
9
= 19,15 gr
i. Kebutuhan lemak tak jenuh
15 % x 1756,3
Lemak tak jenuh = 9
= 29,27

Implementasi Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)


Asupan oral 1346 56,5 29,5 213
Kebutuhan 1.802 68 50 270
%Asupan/Kebutuhan 75 % 83% 60 % 79%

1.6. Riwayat Personal


Not Available

DIAGNOSIS GIZI

N.I 5.6.1 Asupan lemak tidak adekuat berkaitan dengan dyslipidemia


ditandai oleh hasil SMRS lemak yaitu 60%.
N.C 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan dyslipidemia
ditandai oleh hasil lab trigliserida 250 mg/dL, kadar total kolesterol
350 mg/dL, dan HDL 28 mg/dL.
N.B 2.1 Kurang aktifitas fisik berkaitan dengan jarang berolahraga ditandai
oleh dyslipidemia yang diderita
N.B 2.5 Kualitas hidup yang buruk berkaitan dengan Os memiliki kebiasaan
minum bir dan merokok setiap hari diwaktu malam ditandai oleh
kondisi hipertensi yang di derita.

INTERVENSI GIZI
3.1. Tujuan
1. Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi
pasien dengan memperhatikan keadaan pasien.
2. Menurunkan kadar kolesterol dan kadar triglidelida melalui makanan.
3. Mendorong untuk mampu merubah perilaku dan kebiasaan makan.

3.2. Syarat Diet


1. Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat badan dan aktifitas
fisik yaitu 1756,3 kkal.
2. Protein sedang yaitu 15% dari kebutuhan energi total sebesar 66 gr..
3. Lemak sedang yaitu 25% dari kebutuhan energi total sebesar 49 gr.
4. Lemak jenuh untuk dislipidemia tahap 1, 10% dari kebutuhan energy
total sebesar 19,51 gr.
5. Lemak tak jenuh untuk dyslipidemia yaitu 15% dari kebutuhan energy
total sebesar 29,27 gr.
6. Karbohidrat sedang, yaitu 60% dari kebutuhan energy total sebesar
263gr.
7. Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
8. Serat tinggi, yaitu 37 gr/hari.
9. Natrium cukup yaitu 600mg sesuai dengan kebutuhan.

3.3. Implementasi
1. Preskripsi Diet
Jenis Diet : Rendah Garam II, Dislipidemia I
Bentuk Makanan : Makanan Lunak konsitensi kasar
Cara Pemberian : Oral
Frekuensi Makan : 3x makanan utama, 2x selingan

2. Rekomendasi Diet
a. Standar Makanan Sehari
Jenis Porsi (URT) Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Kh (g)
KH 4 700 16 160

LH 4 225 28 11

LN 3 240 18 9 24

Sayur 3 75 3 15

Buah 3 150 30

Gula 3 120 30

Minyak 5 225 25

Jumlah 1.735 kkal 65 gr 45 gr 259 gr

Kebutuhan 1.756,3 kkal 66 gr 49 gr 263 gr

%Pemenuhan 99% 99% 92% 98%

Waktu Nama Bahan Banyaknya L. Kole


E P L KH Na Serat L. J
Makan Masakan Makanan Porsi Gram TJ s.

Nasi 1p 100 175 4 - 40 5 1 0,3 0,5 -

Ayam 1p 40 50 7 2 - 40 - 0,36 5,36 24

Tahu 1p 100 80 6 3 8 12 0,555 1 3,1 -

Bayam 1p 100 25 1 - 5 4 2,45 - - -

Makan 0,65
Minyak 1p 5 50 - 5 - 0,35 0,124 4,01 -
Pagi 5

Pisang 1p 50 50 - - 10 9 0,75 - - -

70,3 9,61
Total 430 18 10 63 4,879 5,67 24
5 5

27 20
Persentase 24% 24% 12% 13% 29% 33% 10%
% %

Selingan Roti 1p 70 175 4 - 40 2,1 0,49 0,21 0,49 -


Pagi 7,99 -
Margarin 1p 15 50 - 5 - 2,25 - 3,15
5

Sari Kedelai 1p 185 80 6 3 8 - - - - -

43,4 1,01 1,62 151,


Telur ½p 27,5 37,5 3,5 2,5 - -
5 75 3 25

Gula 1p 10 37 - - 9 0,03 - - - -

379, 13, 10, 47,8 4,37 6,09 151,


Total 57 0,49
5 5 5 3 8 1 25

20 21
Persentase 22% 22% 8% 1% 22% 21% 61%
% %

Kentang 1p 210 175 4 - 40 14,7 11,025 - - -

16,2 0,89 0,26 12,2


Daging sapi ½p 17,5 37,5 3,5 2,5 - -
75 25 3 5

Wortel 1p 100 25 1 - 5 70 3 - - -

Tahu 1p 100 80 6 3 8 12 0,555 1 3,1 -

0,65
Makan Minyak 1p 5 50 - 5 - 0,35 0,124 4,01 -
5
Siang
Jeruk 1p 100 50 - - 10 4 0,275 - - -

-
Gula 1p 100 37 - - 9 0,03 - - -

454, 14, 10, 117, 5,90 3,01 12,2


Total 72 14,979
5 5 5 335 25 8 5

26 22 21 27 20 30
Persentase 40% 10% 5%
% % % % % %

Susu 1p 200 50 7 2 - 100 - 3,6 2,2 22

Gula 1p 10 37 - - 9 0,03 - - - -
Selingan
-
Sore Alpukat 1p 60 50 - 5 - 1,2 10,44 - -

Total 137 7 7 9 101, 10,44 3,6 2,2 22


23

11 14 17 18 9%
Persentase 8% 3% 28% 8%
% % % %

Nasi 1p 100 175 4 - 40 5 1 0,3 0,5 -

Ikan tenggiri 1p 40 50 7 2 - 44 - 0,4 0,72 28

Labu siam 1p 100 25 1 - 5 - 3,15 - - -

0,65 -
Minyak 1p 5 50 - 5 - 0,35 0,124 4,01
5

Makan
Malam
Pepaya 1p 100 50 - - 10 4 4,75 - - -

53,3 1,87 28
Total 305 12 7 55 9,024 4,71
5 5

17 18 14 21 24
Persentase 9% 24 % 6% 11%
% % % % %

Keterangan Jumlah Asupan Kebutuhan % Pemenuhan

Energi (kcal) 1706 1756,3 97 %

Protein (gr) 65 66 98 %

Lemak (gr) 45 49 92 %

Karbohidrat (gr) 256 263 97 %

Natrium (mg) 390,115 600 65 %

Serat (gr) 39,812 37 108 %

Lemak jenuh (gr) 24,26 19,51 123 %

Lemak tak jenuh (gr) 22,798 29,27 78 %

Kolesterol (mg) 237,5 250 95 %


RENCANA KONSELING/KONSULTASI GIZI
Materi
Masalah Gizi Tujuan Keterangan
Konseling/Konsultasi

Memberikan pengetahuan
Pola makan Memperbaiki pola Dengan menggunakan
dan informasi tentang
yang kurang makan yang kurang metode konseling gizi
memilih makanan yang
baik baik dalam waktu 15 menit
sehat dan bergizi

Memberikan pengetahuan
dan informasi tentang Dengan menggunakan
Mengidealkan berat
Status gizi makanan sumber energy, metode konseling gizi
badan
protein, lemak, dan dalam waktu 15 menit
karbohidrat

Memberikan pengetahuan
Memperbaiki pola dan informasi mengenai Dengan menggunakan
Pola hidup hidup yang kurang pola hidup yang sehat metode konseling gizi
sehat seperti olahraga secara dalam waktu 15 menit
teratur

MONITORING DAN EVALUASI

5.1. Monitoring
Waktu Evaluasi/ target
Indikator Parameter
Pengukuran
Pada saat
Mendekati berat
Antropometri Berat badan pasien datang
badan normal
dan pulang
Kadar total
Sesuai jadwal Mendekati nilai lab
Biokimia kolesterol, HDL,
pemeriksaan normal
Trigliserida
Fisik sakit kepala
bagian tengkuk,
Fisik Kondisi fisik Setiap hari mual muntah,
kembung dan
compos mentis
Mendekati nilai
Klinis Tekanan darah Setiap hari
normal
Asupan makan
Setiap kali
Asupan Asupan SMRS memenuhi 80%
makan
kebutuhan
Merubah kebiasaan
Kebiasaan Perilaku terkait gizi Setiap hari terkait gizi menjadi
lebih baik

5.2. Monitoring Asupan


Pada monitoring asupan, perlu dilihat ketersediaan dan kebutuhan konsumsi
Os. Berikut ini merupakan rincian menu sehari Os berdasarkan perhitungan
DKBM:
Kandungan Gizi
Bahan Berat
Waktu Porsi Energi Protein Lemak KH Serat Na
makanan (gr)
(kkal) (g) (g) (g) (g) (g)
Nasi
1P 100 359 7,5 0,9 77,6 0,3 5
merah
Ayam
dengan 1P 40 70,06 4,2 5,8 - - 25,2
kulit
Wortel ¼P 25 9,24 0,2 0,06 2 0,23 9,4
Pagi
Brokoli ¼P 25 3,5 0,3 0,02 0,6 0,22 6,6
Minyak ½P 2,5 22,55 - 2,5 - - -
Strawberry ½ P 107,5 38,18 0,82 0,516 8,56 - 2
Gula ½P 5 9,1 - - 2,35 - 0,05
Total Konsumsi makan
511,63 13,02 9,796 96,51 0,75 48,25
pagi
Havermut 1P 45 175,5 6,39 3,33 30,69 1 3
Susu skim 1P 200 72 7 0,2 10,2 - 38
Kacang
½P 25 82,75 8,725 4,525 8,7 0,04 0,58
Selingan Almond
I Cokelat
1P 10 47,2 0,2 2,98 6,27 3,4 100
susu
Total Konsumsi makan 141,5
377,45 22,315 11,035 55,86 4,44
selingan I 8
Nasi
1P 100 359 7,5 0,9 77,6 0,3 5
merah
Ikan Tuna 1P 35 31,64 4,76 1,26 - - -
Tahu 1P 100 68 7,8 4,6 1,6 0,1 2
Tomat 1P 23,2 5 0,4 0,15 0,5 0,16 1,102
Siang
Minyak ½P 2,5 22,55 - 2,5 - - -
Wortel ¼P 25 9,24 0,06 2 0,23 9,4
Jeruk 1P 100 32,4 0,14 8,06 1 2,88
Gula ½P 5 9,1 - - 2,35 - 0,05
Total Konsumsi Makan 536,93 24,86 9,61 92,11 1,79 20,43
Siang
Bihun 1P 50 180 2,35 0,05 41,05 1,2 5
Telur
½P 55 100,44 7,9 7,,13 0,434 - 109,8
puyuh
Wortel ¼P 25 9,24 0,2 0,06 2 0,23 9,4
Selingan Brokoli ¼P 25 3,5 0,3 0,02 0,6 0,22 6,6
II Sari
½P 92,5 37,9 3,23 2,31 4,625 9,25 59,2
kedelai
Minyak ½P 2,5 22,55 - 2,5 - - -
Total Konsumsi Makan 50,81
363,4 14,84 12,16 10,9 190
Selingan II 6
47,17
Kentang 1P 210 205,01 4,94 0,247 0,89 12,4
7
Wortel ¼P 25 9,24 0,2 0,06 2 0,23 9,4
Labu siam ¼P 25 7,8 0,18 0,03 2,01 0,23 9,4
Malam Tahu 1P 100 68 7,8 4,6 1,6 0,1 2
Strawberry ½ P 107,5 38,18 0,82 0,516 8,56 - 2
Minyak 1P 5 45,1 - 5 - - -
Total Konsumsi Makan
378,74 14,14 10,521 62,6 3,32 26,4
Malam
357,8 426,6
Total Konsumsi Makan Sehari 2168,15 89,175 53,122 21,2
9 6

Kandungan zat gizi yang diberikan dibandingkan dengan kebutuhan asupan


Os, sehingga didapatkan presentase perbandingan ketersediaan dengan kebutuhan.

Perbandingan Kebutuhan dan Ketersediaan Lemak,


Natrium, dan Serat

1383

Kebutuhan
Ketersediaan

426.66

50 53.122 35 21.2

Lemak Natrium Serat


Perbandingan kebutuhan dan ketersediaan Energi (kkal)
2500

2000

1500

Energi
1000

500

0
Kebutuhan Ketersediaan
Berikut adalah grafik perbandigan antara ketersediaan dan kebutuhan makan Os.

Kecukupan Zat Gizi Berdasarkan Kebutuhan

Zat Gizi Ketersediaan Kebutuhan Persentase (%)


Energi (kkal) 2168,15 1802 120
Protein (gram) 89,175 68 131
Lemak (gram) 53,122 50 106
Karbohidrat (gram) 357,89 270 133
Serat (gram) 21,2 35 61
Natrium 426,66 1383 31

5.3. Evaluasi
- Evaluasi preskripsi diet
Pemberian bentuk makanan yang tidak sesuai dengan keadaan
pasien seharusnya bentuk makanan yang diberikan adalah lunak
karena perlu diperhatikan pada keluhan pasien yang mengalami
mual, muntah, serta kembung maka disarankan bentuk makanan
yang diberikan tidak memperberat fungsi saluran pencernaan.

- Evaluasi Perencanaan Menu Sehari


Untuk penyajian menu sarapan pagi tidak dianjurkan untuk
menyatukan bahan makanan dalam satu sajian seperti yang disajikan
yaitu bakso yang dimodifikasi di dalamnya terdapat sayuran seperti
wortel dan brokoli karena di rumah sakit memiliki standar menu
sendiri sehingga Ahli Gizi dianjurkan untuk menggunakan menu
yang terstandar yang terdapat di rumah sakit.
Dalam pemberian buah sebaiknya menyajikan dengan buah yang
utuh dan lazim digunakan menurut standar rumah sakit karena tidak
semua klien/pasien menyukai buah tersebut contohnya dalam menu
yang disajikan yaitu pemberian jus buah belimbing.

- Evaluasi Perhitungan Kebutuhan Lemak


Perhitungan kebutuhan lemak lebih dari yang seharusnya namun
untuk pemberian lemak dapat diturunkan secara bertahap karena
pasien akan merasakan seperti orang sakit sehingga akan
mengurangi nafsu makannya.

Evaluasi Kelompok Lain


 Kelompok 1 :
Pada penyajian menu yang sudah di buat, buah pada melon yang
disajikan hanya ½ porsi tidak sesuai dengan porsi kebutuhan
seorang pasien. Bentuk makanan yang di sajikan seharusnya lunak
karena perlu diperhatikan terhadap keluhan pasien. Pada penyajian
sayur lebih baik satu macam. Total lemak, kolesterol, lemak jenuh,
lemak tak jenuh harus kurang < 10% dari energi total yang
dilakukan secara bertahap. Untuk menu makanan utama disaran
tidak menggunakan daging sapi karena mengandung protein tinggi
sehingga perhitungan kebutuhan protein lebih seharusnya
menggunakan 20%.

 Kelompok 3 :
Pada penyajian menu untuk total natrium menu sehari lebih dari
batas normalnya karena diet rendah garam seharusnya kebutuhan
normal pada natrium yaitu 200-400 mg. Untuk menu selingan tidak
disarankan untuk memberikan jus saja dan gelas yang digunakan
dalam pemberian jus harus disesuaikan. Untuk menyajikan sayur
bayam, untuk makanan lunak hanya menggunakan daun bayamnya
saja. Dalam penyajian disarankan setiap menu harus disediakan air
putih.
RESUME

Pasien laki-laki (Tn.R) berusia 50 tahun dengan diagnosis medis hipertensi


dan dislipidemia. Dengan hasil assaesment gizi bagian antropometri yaitu BB :
66 kg (BBI : 59,4 kg), TB : 166 cm, IMT: 23,91 kg/m 2 (status gizi:
Overweight ), ABW: 61,05 kg.). Pada bagian biokimia, nilai HDL pasien 30
mg/dL, Trigliserida 200mg/dL dan kolesterol 350mg/dL. Pada bagian fisik klinis,
tekanan darah pasien yaitu 160/95 mmHg (hipertensi stage II), nadi
85x/menit(tinggi), RR 20x/menit, dan suhu 37℃ yang dapat dikatakan normal.
Fisik yang terlihat yaitu pasien compos mentis, mual muntah, kembung, dan sakit
kepala terutama bagain tengkuk. Pada bagian riwayat makan, diperoleh data
kualitatif bahwa klien memiliki kebisasaan minum bir, rokok dan jarang olahraga,
dan data secara kuantitatif yaitu klien terbiasa makan udang ndan cumi 3- 4
x/minggu, tidak menyukai makan sayuran dan buah senang makan yang digoreng
menyukai Chinese food dan gemar mengkonsumsi seafood. Juga hasil recall 24
jam energi sebesar 75%,protein sebesar 83%, lemak sebesar 60% dan karbohidrat
sebesar 79%.
Diagnosa gizi domain intake, yaitu asupan oral tidak adekuat berkaitan
dengan penurunan kemampuan untuk mengkonsumsi energy yang cukup di tandai
oleh hasil recall energi 75%, lemak 60% dan karbohidrat 79%.Domain klinis,
yaitu Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan dyslipidemia ditandai oleh
hasil lab trigliserida 200 mg/dL, total kolesterol 350 mg/dL, dan HDL 30 mg/dL.
Dan domain behaviour (kebiasaan), yaitu kurang aktifitas fisik berkaitan dengan
jarang pergi berolahraga ditandai oleh dyslipidemia yang diderita. Didapatkan
hasil dari perhitungan kebutuhan bahwa klien membutuhkan energi sebanyak
1802 kkal, protein sebanyak 68 gr, lemak sebanyak 50 gr, dan karbohidrat
sebanyak 270 gr dalam sehari. Diet yang diberikan pada klien merupakan diet
garam rendah II (DGR II) dan diet dyslipidemia I.

Hal yang harus di monitoring pada Os yaitu pada aspek antropometri yang
perlu dipantau ialah berat badan Os. Pengukuran dilakukan saat pasien datang dan
pulang,dan hasil yang diharapkan ialah berat badan Os mendekati normal. Pada
aspek klinis, yang perlu dipantau ialah tekanan darah, nadi, dan suhu . Waktu
pengkukuran setiap hari. Dengan hasil yang diharapkan ialah tekanan darah, nadi,
dan suhu tetap normal. Pada aspek asupan, parameter yang digunakan yaitu
dengan menggunakan Food Recall 24jam. Waktu pengukuran setiap hari, dengan
hasil yang diharapkan yaitu memenuhi mendekati 80% dari kebutuhan. Pada
aspek kebiasaan, hal yang perlu dipantau ialah kebiasaan terkait gizi. Waktu
pengukuran dilakukan setiap hari ,dengan menggunakan metode konseling dan
dengan harapan os memiliki kebiasaan yang lebih baik terkait gizi.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. PT Gramedia Pustaka Utama.


Jakarta

Anwar, Bahri. 2004. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Jantung Koroner.


Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Chobaniam AV et al., 2003. Seventh Report of the Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure. JAMA. 289:2560-2572.
Corwin E. 2005. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Depkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah
Sakit di Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
Djoerban Z, Djauzi S. Buku ajar ilmu penyakit dalam. In Setiati S, editor. HIV di
Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Interna Publishing; 2014: 889-933.
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta: EGC
Nafrialdi. 2009. Antihipertensi. Sulistia Gan Gunawan (ed). Farmakologi dan
Terapi Edisi 5. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Oparil S. 2003. Pathogenesis of Hypertension. Ann Intern Med. 139:761-76.
Price, S.A., dan Wilson, L. M., 2005, Patofisiologi: Konsep Klinis Prosesproses
Penyakit, Edisi 6, Vol. 2, diterjemahkan oleh Pendit, B. U., Hartanto,
H., Wulansari, p., Mahanani, D. A., Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Sheps, S. G. (2005). Mayo clinic hipertensi; mengatasi tekanan darah tinggi.
Jakarta:Intisari Mediatama.
Sunardi, Tuti. 2000. Hidangan Sehat untuk Penderita Hipertensi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

LAMPIRAN

Kelompok 1 Kelompok 2

Kelompok 3

Anda mungkin juga menyukai