DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
MITRA KELUARGA
BEKASI
2019
LAPORAN PRAKTIKUM
PENDAHULUAN
1.1 Hipertensi
a. Pengertian Hipertensi
Hipertensi lebih dikenal dengan istilah penyakit tekanan darah
tinggi. Batas tekanan darah yang dapat digunakan sebagai acuan
untuk menentukan normal atau tidaknya tekanan darah adalah
tekanan sistolik dan diastolik. Bedasarkan JNC (Joint National
Comitee) VII, seorang dikatakan mengalami hipertensi jika
tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan diastolik 90 mmHg atau
lebih (Chobaniam, 2003). Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan
tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps, 2005).
1.2 Etiologi Hipertensi
a. Hipertensi essensial
Hipertensi essensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan
dasar patologis yang jelas. Lebih dari 90% kasus merupakan
hipertensi essensial. Penyebab hipertensi meliputi faktor genetik
dan lingkungan. Faktor genetik mempengaruhi kepekaan terhadap
natrium, kepekaan terhadap stress, reaktivitas pembuluh darah
terhadap vasokontriktor, resistensi insulin dan lain-lain.
Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan antara lain diet,
kebiasaan merokok, stress emosi, obesitas dan lain-lain (Nafrialdi,
2009). Pada sebagian besar pasien, kenaikan berat badan yang
berlebihan dan gaya hidup tampaknya memiliki peran yang utama
dalam menyebabkan hipertensi. Kebanyakan pasien hipertensi
memiliki berat badan yang berlebih dan penelitian pada berbagai
populasi menunjukkan bahwa kenaikan berat badan yang berlebih
(obesitas) memberikan risiko 65-70 % untuk terkena hipertensi
primer (Guyton, 2008).
b. Hipertensi sekunder
Meliputi 5-10% kasus hipertensi merupakan hipertensi sekunder
dari penyakit komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat
meningkatkan tekanan darah. Pada kebanyakan kasus, disfungsi
renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular
adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu,
baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi
atau memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah
(Oparil, 2003). Hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,
sering berhubungan dengan beberapa penyakit misalnya ginjal,
jantung koroner, diabetes dan kelainan sistem saraf pusat (Sunardi,
2000).
1.3 Tanda dan Gejala Hipertensi
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan
darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina,
seperti perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh darah, dan pada
kasus berat dapat ditemukan edema pupil (edema pada diskus optikus).
Menurut Price, gejala hipertensi antara lain sakit kepala bagian belakang,
kaku kuduk, sulit tidur, gelisah, kepala pusing, dada berdebar-debar,
lemas, sesak nafas, berkeringat dan pusing (Price, 2005). Gejala-gejala
penyakit yang biasa terjadi baik pada penderita hipertensi maupun pada
seseorang dengan tekanan darah yang normal hipertensi yaitu sakit
kepala, gelisah, jantung berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur, sesak
nafas, cepat marah, telinga berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan
sering kencing di malam hari. Gejala akibat komplikasi hipertensi yang
pernah dijumpai meliputi gangguan penglihatan, saraf, jantung, fungsi
ginjal dan gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang dan
pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan dan
gangguan kesadaran hingga koma (Cahyono, 2008). Corwin menyebutkan
bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi
bertahun-tahun adalah nyeri kepala saat terjaga, kadang kadang disertai
mual dan muntah yang disebabkan peningkatan tekanan darah intrakranial
(Corwin, 2005).
1.4 Faktor- Faktor Risiko
a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah
Faktor risiko yang tidak dapat dirubah yang antara lain usia, jenis
kelamin dan genetik.
Usia
Jenis kelamin
Keturunan (genetik)
b. Faktor risiko yang dapat diubah
Faktor risiko penyakit jantung koroner yang diakibatkan perilaku
tidak sehat dari penderita hipertensi antara lain merokok, diet
rendah serat, kurang aktifitas gerak, berat badan
berlebihan/kegemukan, komsumsi alkohol, hiperlipidemia atau
hiperkolestrolemia, stress dan komsumsi garam berlebih sangat
berhubungan erat dengan hipertensi (Depkes, 2006b).
Kegemukan (obesitas)
Psikososial dan stress
Merokok
Olahraga
Konsumsi alkohol berlebih
Komsumsi garam berlebihan
Hiperlipidemia/Hiperkolestrolemia
Konsumsi alkohol berlebih
Hiperlipidemia/Hiperkolestrolemia
2.1 Dislipidemia
a. Pengertian Dislipidemia
Dislipidemia adalah keadaan kadar lipid yang abnormal pada
plasma dan mencakup spectrum yang luas. Kelainan fraksi lipid
yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, LDL, dan
trigliserida serta penurunan kadar HDL (Dipiro et al, 2015).
2.2 Etiologi Dislipidemia
Etiologi dislipidemia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
seperti:
Faktor Jenis Kelamin
Resiko terjadinya dislipidemia pada wanita lebih besar daripada
pria. Sebagaimana penelitian Cooper pada 589 perempuan
didapatkan respon peningkatan kolesterol sedikit berbeda yaitu
kadar LDL kolesterol meningkat lebih cepat sedangkan kadar
HDL kolesterol juga meningkat sehingga rasio kadar kolesterol
total/HDL menjadi rendah (Djauzi, 2005).
Faktor Usia
Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin
menurun, begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL,
sehingga bercak perlemakan dalam tubuh semakin meningkat dan
menyebabkan kadar kolesterol total lebih tinggi, sedangkan
kolesterol HDL relative tidak berubah. Pada usia 10 tahun bercak
perlemakan sudah dapat ditemukan di pembuluh darah. Prevalensi
hiperkolesterolemia pada kelompok usia 25-34 tahun adalah 9,3%
dan meningkat sesuai dengan pertambahan usia hingga 15,5%
pada kelompok usia 55-64 tahun (Djauzi, 2005).
Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan salah satu faktor terjadinya
dislipidemia. Dalam ilmu genetika menyebutkan bahwa gen
diturunkan secara berpasangan memerlukan satu gen dari ibu dan
satu gen dari ayah, sehingga kadar hiperlipidemia tinggi dan
diakibatkan oleh faktor dislipidemia primer karena faktor genetik
(Djauzi, 2005).
Faktor Kegemukan
Salah satu penyebab kolesterol naik adalah karena kelebihan berat
badan atau juga bisa disebut dengan penyakit obesitas. Kelebihan
berat badan ini juga bisa disebabkan oleh makanan yang terlalu
banyak yang mengandung lemak jahat tinggi di dalamnya.
Kelebihan berat badan dapat meningkatkan trigliserida dan dapat
menurunkan HDL (Anwar, 2004).
Faktor Olahraga
Manfaat berolahraga secara teratur dapat membantu untuk
meningkatkan kadar kolesterol baik atau HDL dalam tubuh. Selain
itu berolahraga mampu meproduksi enzim yang berperan untuk
membantu proses memindahkan kolesterol LDL dalam darah
terutama pada pembuluh arteri kemudian dikembalikan menuju ke
hati untuk diubah menjadi asam empedu. Asam empedu ini
diperlukan melancarkan proses pencernaan kadar lemak dalam
darah. Semakin rutin berolahraga dengan teratur maka kadar
kolesterol LDL dalam tubuh akan semakin berkurang sampai
menuju ke titik normal (Arisman, 2008).
Faktor Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol
LDL, trigliserida, dan menurunkan kolesterol HDL. Ketika
pengguna rokok menghisap rokok maka secara otomatis akan
memasukkan karbon monoksida ke dalam paru-paru dan akan
merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam
asap rokok akan merangsang hormone adrenalin, sehingga akan
mengubah metabolisme lemak yang dapat menurunkan kadar
kolesterol HDL dalam darah (Anwar, 2004).
Faktor Makanan
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan
arterosklerosis. Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan
peningkatan kadar kolestertol total dan LDL sehingga mempunyai
resiko terjadinya dislipidemia (Anwar, 2004).
STUDI KASUS
NRM :-
Nama : Tn. R
Umur : 52 th
Jenis Kelamin : Laki - laki
Tanggal lahir : 11 Maret 1967
Diagnosis Medis : Hipertensi dan Dislipidemia
Assesment Gizi
1.1. Antropometri
BB : 70 kg
TB : 162 cm
70
IMT : (2,62) = 26,72 kg/cm 2 (Obesitas I)
1.2. Biokimia
Pemeriksaan Satuan Nilai Normal Hasil Keterangan
Trigliserida 40-155 mg/dL 250 mg/dL Tinggi
b. Klinis
Pemeriksaan Satuan Nilai Normal Hasil Keterangan
Tinggi (Hipertensi
Tekanan darah <130 / <85 mmHg 175/95 mmHg
Stage II)
b. Asupan Makan
Makan pagi
Os mengonsumsi 1 mangkuk bubur ayam dengan 5 tusuk sate usus dan 3
tusuk sate ampela.
Selingan 1
Os mengonsumsi Snack bar cokelat (2p) beserta coffee mix (1/2p)
Makan Siang (Di restoran)
Os mengonsumsi nasi (2p), cumi saos asam manis (2p), dan fuyunghai
(1p) yang dipesannya melalui Gofood.
Selingan 2
Os mengonsumsi Snack bar cokelat (2p) beserta coffee mix (1/2p)
Makan Malam (Di rumah)
Os mengonsumsi nasi (2p), bakwan udang (udang 1p), cah jamur, bakso,
dan tahu (bakso 1p, tahu ½ p, jamur 1p), 1 gelas bir, dan 1 mangkuk onion
ring.
Energi : BMR x FA x FS
: 1351 x 1,3 x 1
: 1756,3 kkal
b. Kebutuhan Protein
15 % x TEE
Protein =
4
15 % x 1756,3
=
4
= 66 gr
c. Kebutuhan Lemak
25 % x TEE
Lemak =
9
25% x 1.756,3
=
9
= 49 gram
d. Kebutuhan Karbohidrat
60 % x TEE
Karbohidrat =
4
60 % x 1.756,3
=
4
= 263 gram
e. Kebutuhan Cairan
Cairan = 1500 ml + (20 ml x (62-20))
= 1500 ml + (20 ml x 42)
= 2340 ml
f. Kebutuhan Serat
𝐵𝐵𝐴
Serat = 𝐵𝐵 𝐴𝐾𝐺 𝑥 𝐾𝑒𝑏. 𝑆𝑒𝑟𝑎𝑡
70
= 62 𝑥 33
= 37 gr
g. Kebutuhan Natrium
𝐵𝐵𝐴
Natrium = 𝐵𝐵 𝐴𝐾𝐺 𝑥 𝐾𝑒𝑏. 𝑁𝑎𝑡𝑟𝑖𝑢𝑚
70
= 62 𝑥 1300
= 1.468 mg
h. Kebutuhan lemak jenuh
10 % x 1756,3
Lemak jenuh =
9
= 19,15 gr
i. Kebutuhan lemak tak jenuh
15 % x 1756,3
Lemak tak jenuh = 9
= 29,27
DIAGNOSIS GIZI
INTERVENSI GIZI
3.1. Tujuan
1. Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi
pasien dengan memperhatikan keadaan pasien.
2. Menurunkan kadar kolesterol dan kadar triglidelida melalui makanan.
3. Mendorong untuk mampu merubah perilaku dan kebiasaan makan.
3.3. Implementasi
1. Preskripsi Diet
Jenis Diet : Rendah Garam II, Dislipidemia I
Bentuk Makanan : Makanan Lunak konsitensi kasar
Cara Pemberian : Oral
Frekuensi Makan : 3x makanan utama, 2x selingan
2. Rekomendasi Diet
a. Standar Makanan Sehari
Jenis Porsi (URT) Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Kh (g)
KH 4 700 16 160
LH 4 225 28 11
LN 3 240 18 9 24
Sayur 3 75 3 15
Buah 3 150 30
Gula 3 120 30
Minyak 5 225 25
Makan 0,65
Minyak 1p 5 50 - 5 - 0,35 0,124 4,01 -
Pagi 5
Pisang 1p 50 50 - - 10 9 0,75 - - -
70,3 9,61
Total 430 18 10 63 4,879 5,67 24
5 5
27 20
Persentase 24% 24% 12% 13% 29% 33% 10%
% %
Gula 1p 10 37 - - 9 0,03 - - - -
20 21
Persentase 22% 22% 8% 1% 22% 21% 61%
% %
Wortel 1p 100 25 1 - 5 70 3 - - -
0,65
Makan Minyak 1p 5 50 - 5 - 0,35 0,124 4,01 -
5
Siang
Jeruk 1p 100 50 - - 10 4 0,275 - - -
-
Gula 1p 100 37 - - 9 0,03 - - -
26 22 21 27 20 30
Persentase 40% 10% 5%
% % % % % %
Gula 1p 10 37 - - 9 0,03 - - - -
Selingan
-
Sore Alpukat 1p 60 50 - 5 - 1,2 10,44 - -
11 14 17 18 9%
Persentase 8% 3% 28% 8%
% % % %
0,65 -
Minyak 1p 5 50 - 5 - 0,35 0,124 4,01
5
Makan
Malam
Pepaya 1p 100 50 - - 10 4 4,75 - - -
53,3 1,87 28
Total 305 12 7 55 9,024 4,71
5 5
17 18 14 21 24
Persentase 9% 24 % 6% 11%
% % % % %
Protein (gr) 65 66 98 %
Lemak (gr) 45 49 92 %
Memberikan pengetahuan
Pola makan Memperbaiki pola Dengan menggunakan
dan informasi tentang
yang kurang makan yang kurang metode konseling gizi
memilih makanan yang
baik baik dalam waktu 15 menit
sehat dan bergizi
Memberikan pengetahuan
dan informasi tentang Dengan menggunakan
Mengidealkan berat
Status gizi makanan sumber energy, metode konseling gizi
badan
protein, lemak, dan dalam waktu 15 menit
karbohidrat
Memberikan pengetahuan
Memperbaiki pola dan informasi mengenai Dengan menggunakan
Pola hidup hidup yang kurang pola hidup yang sehat metode konseling gizi
sehat seperti olahraga secara dalam waktu 15 menit
teratur
5.1. Monitoring
Waktu Evaluasi/ target
Indikator Parameter
Pengukuran
Pada saat
Mendekati berat
Antropometri Berat badan pasien datang
badan normal
dan pulang
Kadar total
Sesuai jadwal Mendekati nilai lab
Biokimia kolesterol, HDL,
pemeriksaan normal
Trigliserida
Fisik sakit kepala
bagian tengkuk,
Fisik Kondisi fisik Setiap hari mual muntah,
kembung dan
compos mentis
Mendekati nilai
Klinis Tekanan darah Setiap hari
normal
Asupan makan
Setiap kali
Asupan Asupan SMRS memenuhi 80%
makan
kebutuhan
Merubah kebiasaan
Kebiasaan Perilaku terkait gizi Setiap hari terkait gizi menjadi
lebih baik
1383
Kebutuhan
Ketersediaan
426.66
50 53.122 35 21.2
2000
1500
Energi
1000
500
0
Kebutuhan Ketersediaan
Berikut adalah grafik perbandigan antara ketersediaan dan kebutuhan makan Os.
5.3. Evaluasi
- Evaluasi preskripsi diet
Pemberian bentuk makanan yang tidak sesuai dengan keadaan
pasien seharusnya bentuk makanan yang diberikan adalah lunak
karena perlu diperhatikan pada keluhan pasien yang mengalami
mual, muntah, serta kembung maka disarankan bentuk makanan
yang diberikan tidak memperberat fungsi saluran pencernaan.
Kelompok 3 :
Pada penyajian menu untuk total natrium menu sehari lebih dari
batas normalnya karena diet rendah garam seharusnya kebutuhan
normal pada natrium yaitu 200-400 mg. Untuk menu selingan tidak
disarankan untuk memberikan jus saja dan gelas yang digunakan
dalam pemberian jus harus disesuaikan. Untuk menyajikan sayur
bayam, untuk makanan lunak hanya menggunakan daun bayamnya
saja. Dalam penyajian disarankan setiap menu harus disediakan air
putih.
RESUME
Hal yang harus di monitoring pada Os yaitu pada aspek antropometri yang
perlu dipantau ialah berat badan Os. Pengukuran dilakukan saat pasien datang dan
pulang,dan hasil yang diharapkan ialah berat badan Os mendekati normal. Pada
aspek klinis, yang perlu dipantau ialah tekanan darah, nadi, dan suhu . Waktu
pengkukuran setiap hari. Dengan hasil yang diharapkan ialah tekanan darah, nadi,
dan suhu tetap normal. Pada aspek asupan, parameter yang digunakan yaitu
dengan menggunakan Food Recall 24jam. Waktu pengukuran setiap hari, dengan
hasil yang diharapkan yaitu memenuhi mendekati 80% dari kebutuhan. Pada
aspek kebiasaan, hal yang perlu dipantau ialah kebiasaan terkait gizi. Waktu
pengukuran dilakukan setiap hari ,dengan menggunakan metode konseling dan
dengan harapan os memiliki kebiasaan yang lebih baik terkait gizi.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Kelompok 1 Kelompok 2
Kelompok 3