02 06
Epidemiologi Diagnosis
03 07
Etiologi Tata Laksana Terapi
a. Tujuan
04 b. Terapi Obat (klasifikasi obat, indikasi,
dosis, efek samping, interaksi obat, aturan
Patofisiologi pakai).
c. Terapi non obat
01
Pendahuluan
Pendahuluan
Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit terbesar hampir sepertiga dari seluruh kematian di dunia, dan hipertensi
merupakan faktor resiko yang paling besar terhadap prevalensi penyakit kardiovaskuler. Hipertensi adalah kenaikan
tekanan darah arterial diatas nilai normal tekanan darah, dimana tekanan darah normal 120/80 mmHg, sedangkan
hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas.
Ada beberapa cara pendekatan yang sering dilakukan kepada penderita penyakit hipertensi yaitu dengan cara
memodifikasi gaya hidup dan dengan cara menggunakan obat antihipertensi. Pemilihan obat antihipertensi perlu
memperhatikan umur, riwayat penyakit kardiovaskuler, adanya penyakit ginjal, penyakit gagal jantung iskemik,
stroke, dan diabetes. Tujuan utama dalam pendekatan terapi obat antihipertensi adalah untuk mendapatkan efek
terapeutik seperti menurunkan curah jantung menurunkan volume darah, dan menurunkan resistensi perifer.
Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di
dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu
keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi
di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap
stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan
kerusakan ginjal.
Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam
hari. Definisi hipertensi menurut WHO :
Sampai saat ini, penyebab kasus-kasus iprtensi banyak yang belum dketaui, tetapi secara umum
penyebab hipertensi
hipertensi dibedakan menjadi dua.
Umur
Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis. Pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi
perifer dan aktivitas simpatik. Pengaturan tekanan darah yaitu refleks baroreseptor pada usia lanjut berkurang
sensitivitasnya, peran ginjal juga berkurang dimana aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun sehingga
ginjal akan menahan garam dan air dalam tubuh.
(Anggraini, 2009) ·
Jenis Kelamin Laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi pada usia muda. Laki-laki juga
mempunyai resiko lebih besar terhadap morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler. Sedangkan di atas umur 50 tahun
hipertensi lebih banyak terjadi pada wanita. (Wade, 2002) ·
Ras
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada yang berkulit putih. Sampai saatini, belum
diketahui secara pasti penyebabnya. (Anggraini, 2009) ·
Obesitas
Menurut Hall (1994) perubahan fisiologis dapat menjelaskan hubungan antara kelebihan berat badan
dengan tekanan darah, yaitu terjadinya resistensi insulin dan hiperinsulinemia, aktivasi saraf simpatis dan sistem
renin-angiotensin, dan perubahan fisik pada ginjal. Peningkatan konsumsi energi juga meningkatkan insulin
plasma, dimana natriuretik potensial menyebabkan terjadinya reabsorpsi natrium dan peningkatan tekanan darah
secara terus-menerus. (Anggraini, 2009) ·
Nutrisi Garam
merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan
pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. (Susalit, 2001) ·
Kebiasaan Merokok
Perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis
arteri renal yang mengalami ateriosklerosis. (Anggraini, 2009)
04
Patofisiologi
Patofisiologi
Patofisiologi hipertensi masih banyak terdapat ketidakpastian.
Sebagian kecil pasien (2%-5%) menderita penyakit ginjal atau
adrenal sebagai penyebab meningkatnya tekanan darah. Pada
sisanya tidak dijumpai penyebabnya dan keadaan ini disebut
hipertensi esensial. Beberapa mekanisme fisiologis terlibat
dalam mempertahankan tekanan darah yang normal, dan
gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya
hipertensi esensial. Hipertensi merupakan penyimpangan
heterogen yang dihasilkan baik dari penyebab yang spesifik
(hipertensi sekunder) atau dari mekanisme patofisiologi sebuah
etiologi yang belum diketahui (hipertensi primer/esensial).
Beberapa faktor yang berkontribusi dalam peningkatan hipertensi
primer termasuk
1. Kelainan humoral melibatkan sistem renin- 2. Gangguan patologis dalam SSP, serabut saraf
angiotensin aldosteron, hormon natriuretik, otonom, reseptoradrenergik, atau baroreseptor.
atau hiperinsulinemia. Sistem renin- Stimulasi sistem saraf otonom dapat menyebabkan
angiotensin merupakan sistem endokrin yang konstriksi arteriola dan dilatasi arteriola.
paling penting dalam mengontrol tekanan
darah.
2. Umur penderita
Hipertensi primer biasanya muncul pada mereka yang berumur antara 25 sampai 45 tahun, hanya sekitar 20% saja yang
mengalami hipertensi pada usia dibawah 25 tahun atau diatas 45 tahun.
4. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain tidak selalu dilakukan, kecuali jika anda mencurigai
keberadaan hipertensi sekunder. Pemeriksaan tersebut meliputi :
a. Pemeriksaan Urin
b. Pemeriksaan Dara
Diagnosis
5. Pemeriksaan Lain
Pemeriksaan foto dada dan rekam jantung (EKG) dilakukan untuk mengetahui lamanya menderita hipertensi dan
komplikasinya terhadap jantung (sehingga dapat menilai adanya kelainan jantung juga). Pemeriksaan Ultrasonografi
(USG) dilakukan untuk menilai apakah ada kelainan ginjal, anuerisma (pelebaran arteri) pada bagian perut, tumor di
kelenjar adrenal.Magnetic Resonance Angiography (MRA) dilakukan untuk melihat kelancaran aliran darah.
6. Pemeriksan Komplikasi
Setelah diagnosis ditegakkan, dilakukan pemeriksaan terhadap organ utama, terutama pembuluh darah, jantung, otak, dan
ginjal, karena komplikasi sering terjadi pada organ-organ tersebut. Untuk mengetaui ada tidaknya komolikasi maka
sebaiknya dilakukan berbagai pemeriksan seperti
a. Pemeriksaan Mata
b. Pemeriksaan Jantung
c. Pemeriksaan Ginjal
d. Pemeriksaan Rutin
e. Pemeriksaan Otak
07
Tata laksana
Terapi
Tata laksana Terapi
1. Tujuan
Tujuan tatalaksana terapi hipertensi adalah menurunkan mortalitas dan mordibitas melalui pendekatan terapi
farmakologi dan non farmakologi.