CASE REPORT
Oleh:
Pembimbing:
Dr. dr. Jazil Karimi, Sp.PD. KEMD. FINASIM
Abstrak
Hipertensi merupakan “silent killer” (pembunuh diam-diam) yang secara luas
dikenal sebagai penyakit kardiovaskular yang sangat umum.1 Hipertensi
merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi berbagai faktor resiko
yang dimiliki seseorang. Faktor pemicu hipertensi dibedakan menjadi yang tidak
dapat dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan umur. Faktor yang
dapat dikontrol seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, perilaku merokok, pola
konsumsi makanan yang mengandung natrium dan lemak jenuh.2 Sampai saat ini
hipertensi tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain meningkatnya
prevalensi hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah
diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit
penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortilitas3
Laporan kasus : Ny.M, dengan usia 59 tahun, datang ke Poli RSUD AA Pekanbaru
dengan nyeri saat BAK sejak 7 hari SMRS. Hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan
rutin mengkonsumsi amlodipin 5mg. Pasien juga didiagnosis fatty liver 7 tahun
yang lalu karena berat badan pasien berlebih, namun pasien tidak memiliki
keluhan. 7 bulan SMRS pasien didiagnosis DM tipe 2 saat pasien dating ke klinik
dengan keluhan lemas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Coomposmentis
Kooperatif, BB : 71 kg, TB : 148 dengan IMT 32 (obesitas)
Kata kunci : Hipertensi, Diabetes mellitus, ISK, Fatty Liver
CASE REPORT
PENDAHULUAN (InaSH).5
Hipertensi atau tekanan darah tinggi TINJAUAN PUSTAKA
diderita oleh hampir semua golongan Hipertensi
masyarakat di seluruh dunia. Jumlah Defenisi
mereka yang menderita hipertensi terus Hipertensi adalah meningkatnya
bertambah; terdapat sekitar 50 juta (21,7%) tekanan darah sistolik lebih besar dari 140
orang dewasa Amerika yang menderita mmHg dan atau diastolik lebih besar dari
hipertensi, Thailand 17%, Vietnam 34,6%, 90 mmHg pada dua kali pengukuran
Singapura 24,9%, Malaysia 29,9%. Di dengan selang waktu 5 menit dalam
Indonesia, prevalensi hipertensi berkisar 6- keadaan cukup istirahat (tenang).6
15%.4 Hipertensi dapat mengakibatkan
Menurut perkiraan, sekitar 30% penduduk komplikasi seperti stroke, kelemahan
dunia tidak terdiagnosa adanya hipertensi jantung, penyakit jantung koroner (PJK),
(underdiagnosed condition). Hal ini gangguan ginjal dan lain-lain yang
disebabkan tidak adanya gejala atau berakibat pada kelemahan fungsi dari
dengan gejala ringan bagi mereka yang organ vital seperti otak, ginjal dan jantung
menderita hipertensi. Sedangkan, yang dapat berakibat kecacatan bahkan
hipertensi ini sudah dipastikan dapat kematian. Hipertensi atau yang disebut the
merusak organ tubuh, seperti organ tubuh, silent killer yang merupakan salah satu
seperti jantung (70% penderita hipertens faktor resiko paling berpengaruh penyebab
(70% penderita hipertensi akan merusak penyakit jantung (cardiovascular).7,8
jantung), akan merusak jantung), ginjal, Klasifikasi
otak, mata otak, mata serta organ serta
Hipertensi dapat dibedakan menjadi tiga
organ tubuh lainnya. Sehingga, hiperten ya.
golongan yaitu hipertensi sistolik,
Sehingga, hipertensi disebut
4
hipertensi diastolik, dan hipertensi
sebagai silent killer .
campuran. Hipertensi sistolik (isolated
Batasan hipertensi ditetapkan dan dikenal systolic hypertension) merupakan
dengan ketetapan JNC VIII (The Seventh peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti
Report of The Joint National Committee on peningkatan tekanan diastolik dan
Prevention, Detection, Evaluation and umumnya ditemukan pada usia lanjut.
Treatment of Hight Blood Pressure). Tekanan sistolik berkaitan dengan
Ketetapan ini juga telah disepakati Badan tingginya tekanan pada arteri apabila
Kesehatan Dunia (WHO), organisas jantung berkontraksi (denyut jantung).
(WHO), organisasi hipertensi International Tekanan sistolik merupakan tekanan
(ISH), maupun (ISH), maupun organisasi maksimum dalam arteri dan tercermin pada
hipertensi regional, termasuk Indonesia
3
CASE REPORT
4
1. Obesitas (kegemukan) Terdapat korelasi dengan peningkatan frekuensi DM tipe 2.
bermakna antara obesitas dengan kadar Walaupun kebanyakan peningkatan ini
glukosa darah, pada derajat kegemukan dihubungkan dengan peningkatan obesitas
dengan IMT > 23 dapat menyebabkan dan pengurangan ketidak aktifan fisik,
peningkatan kadar glukosa darah menjadi faktor-faktor lain yang berhubungan
200mg%.14 dengan perubahan dari lingkungan
2. Hipertensi Peningkatan tekanan darah tradisional kelingkungan kebarat- baratan
pada hipertensi berhubungan erat dengan yang meliputi perubahan-perubahan dalam
tidak tepatnya penyimpanan garam dan air, konsumsi alkohol dan rokok, juga berperan
atau meningkatnya tekanan dari dalam dalam peningkatan DM tipe 2. Alkohol
tubuh pada sirkulasi pembuluh darah akan menganggu metabolisme gula darah
perifer.15 terutama pada penderita DM, sehingga
akan mempersulit regulasi gula darah dan
3. Riwayat Keluarga Diabetes Mellitus meningkatkan tekanan darah. Seseorang
Seorang yang menderita Diabetes Mellitus akan meningkat tekanan darah apabila
diduga mempunyai gen diabetes. Diduga mengkonsumsi etil alkohol lebih dari
bahwa bakat diabetes merupakan gen 60ml/hari yang setara dengan 100 ml proof
resesif. Hanya orang yang bersifat wiski, 240 ml wine atau 720 ml. 15
homozigot dengan gen resesif tersebut yang
menderita Diabetes Mellitus.15 Faktor resiko penyakit tidak menular,
termasuk DM Tipe 2, dibedakan menjadi
4. Dislipedimia Adalah keadaan yang dua. Yang pertama adalah faktor risiko
ditandai dengan kenaikan kadar lemak yang tidak dapat berubah misalnya umur,
darah (Trigliserida > 250 mg/dl). faktor genetik, pola makan yang tidak
Terdapat hubungan antara kenaikan seimbang jenis kelamin, status perkawinan,
plasma insulin dengan rendahnya HDL (< tingkat pendidikan, pekerjaan, aktivitas
35 mg/dl) sering didapat pada pasien fisik, kebiasaan merokok, konsumsi
Diabetes. 15 alkohol, Indeks Masa Tubuh.16
5. Umur Berdasarkan penelitian, usia yang Klasifikasi
terbanyak terkena Diabetes Mellitus adalah
> 45 tahun. 15 1. Diabetes Melitus Tipe 1
3. Diabetes Melitus Tipe lain Selain itu, kondisi diabetes juga dapat
Hingga saat itu pasien rutin setiap BAK, nyeri sepanjang BAK,
melihat keadaan hati pasien. Setelah perut kanan atas yang muncul
DAFTAR MASALAH
1. Hipertensi tidak terkontrol, Adanya infeksi pada tubuh akan
Kesimpulan
Hipertensi pada diabetes melitus
merupakan salah satu komplikasi yang
dapat timbul sebagai akibat progresifitas
penyakit yang terus memberat. Tatalaksana
hipertensi pada diabetes melitus tidak jauh
berbeda dari yang lainnya yang
menitikberatkan pada penggunaan obat
ACE-I ataupun ARB yang dapat
dikombinasikan dengan obat lainnya.
Target terapi yang ditentukan adalah
<140/90 mmHg.
DAFTAR PUSTAKA (WHO/International Society of
Hypertension
1. Kusmana D. 2009. Hipertensi:
definisi, prevalensi, farmakoterapi 8. British Hypertension Society
dan Latihan fisik. Departemen Guidelines for management of
Kardiologi dan Kedokteran hypertension: Report of the Fourth
Vaskular FKUI. Working Party for the British
Hypertension Society. 1 Hum
2. Kak No10b6. Hipertensi Essensial. Hypertension 200418139-85 6
Dalam: Sudoyo WA, et al. Buku Evidence-Based Recommendation
Ajar ilmu Penyakit dalam Jilid 1. Task Force of the Canadian
Edisi ke-4. Pusat penerbitan Hypertension Education Program
Departemen Ilmu Penyakit Dalam 2011. Canadian Hypertension
FKUI. Jakarta. Education Program
Recommendation January 2011.
3. Cheung BWY. 2010. Dalam
Cheung BMY. 2012. Nice new 9. Rosendort C. Black HR, Cannon CP
hypertension guidelines. World e al Treatment of hypertension in
Journal of Hypertension 2 (5): 45-9. the prevention and management of
ischemic heart disease Ascientific
4. Dosh SA, 2001. The diagnosis of statement from the American Heart
essential and secondary Association Council for High Blood
hypertension in adults. J.Fam Pract Pressure Rearch and the Councils
50:707-712. Dalam: Muchid A et al. on Clinical Cardiology and
2006. Epidemiology and Prevention
Circulation 2007,115213271-27
5. Dipiro, Josep T., et all. 2008.
Pharmacotherapy, A 10. Mocker. N Engl J Med. 20054 50
Pathophysiologic Approach 7" Whelton PK. He 1. Appel LJ et al
edition. The Mc Graw Hill Primary Prevention of
Companies. Hypertension: Clinical and Public
Health Advisory From the National
6. Mancia G, Laurent S, et al.2009. High Blood Pressure Education
Reappraisal of European guidelines Program.
on hypertension management: a
European Society of Hypertension 11. American Diabetes Association.
Task Force document Giuseppe.
Journal of Hypertension 2009 Diagnosis and classification of
diabetes mellitus. Diabetes Care.
7. Kaplan NM. Frimary hypertensions
pathogenesis Kaplan's dnical 2010;33(SUPPL. 1):63-69.
hypertension 10 edition.
Philadelphia Lippincot Williams &
Wilkin 2010 p. 44-108 2 Withworth 12. Govindarajan G, R. Sowers J, S.
JA. World Health Organization Stump C. Hypertension and
International Society of
Hypertension Writing Group, 2005 Diabetes Mellitus. Eur Cardiovasc
World Health Organization Dis. 2006;1(1):1-7.
Tocci G. Understanding and
13. International Diabetes Federation. treating hypertension in diabetic
IDF diabetes atlas - seventh edition. populations. Cardiovasc Diagn
Int Diabetes Fed. 2015:12-15. Ther. 2015;5(5):353-363.
doi:10.3978/j.issn.2223-
14. Campbell NRC, Leiter LA, 3652.2015.06.02.
Larochelle P, et al. Hypertension in
diabetes : A call to action. 17. Haris S, Tambunan T. Hipertensi
2009;25(5):299-302. pada Sindrom Metabolik. Sari
Pediatr. 2009;11(4):257-263.
15. Tsimihodimos V, Gonzalez-
villalpando C, Meigs JB, Ferrannini 18. American Diabetes Association.
E. Hypertension and Diabetes Standards of Medical Care in
Mellitus Coprediction and Time Diabetes 2017. J Clin Appl Res
Trajectories. Hypertension. Educ. 2017;40(1).
2018;1(1):1-7.
19. PB PERKENI. Konsensus
doi:10.1161/HYPERTENSIONAH
pengelolaan dan pencegahan
A.117.10546. diabetes melitus tipe 2 di Indonesia.
Jakarta; 2011.
16. Volpe M, Battistoni A, Savoia C,