Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


KIE sendiri bagi seorang farmasi adalah suatu proses penyampaian informasi
antara apoteker dengan pasien atau keluarga pasien yang di lakukan secara sistematis
untuk memberikan kesempatan kepada pasien atau keluarga pasien dan membantu
meningkatkan pengetahuan, pemahaman sehingga pasien atau keluarga pasien
memperoleh keyakinan akan kemampuan dalam penggunaan obat yang benar. Tujuan
dari KIE adalah agar farmasi dapat meanjelaskan dan maenguraikan (explain and
describe) penggunaan obat dan benar bagi pasien sehingga tujuan terapi pengobatan
dapat tercapai dan pasien merasa aman dengan obat yang di konsumsi. (Parian, 2013)
Hipertensi di definisikan dengan meningkatnya tekanan derah arteri yang
persisten. Penderita dengan tekanan darah diastolik kurang dari 90 mm Hg dan
tekanan darah sistolik lebih besar sama dengan 140 mm Hg mengalami hipertensi
sistolik terisolasi. Kerisis hipertensi (tekanan darah di atas 180/1120 mm Hg) sapat
dikategorikan sebagai hipertensi darurat (meningkatnya tekanan darah akut atau di
sertai kerusakan organ) atau hiprtensi gawat. (prof. DR. Elin Yulinah Sukandar, Apt,
dkk)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengeeretian Hipertensi?
2. Bagaimana klasifikasi Hipertensi?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengeeretian Hipertensi
2. Mengetahui klasifikasi Hipertensi

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengeeretian Hipertensi

Hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi berbagai


faktor resiko yang dimiliki seseorang. Faktor pemicu hipertensi dibedakan menjadi
yang tidak dapat dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan umur. Faktor
yang dapat dikontrol seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, perilaku merokok,
pola konsumsi makanan yang mengandung natrium dan lemak jenuh.

Hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi seperti stroke, kelemahan


jantung, penyakit jantung koroner (PJK), gangguan ginjal dan lain-lain yang
berakibat pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti otak, ginjal dan jantung yang
dapat berakibat kecacatan bahkan kematian. Hipertensi atau yang disebut the silent
killer yang merupakan salah satu faktor resiko paling berpengaruh penyebab penyakit
jantung (cardiovascular).

2.2 klasifikasi Hipertensi

Hipertensi dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu hipertensi sistolik,


hipertensi diastolik, dan hipertensi campuran. Hipertensi sistolik (isolated systolic
hypertension) merupakan peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan
tekanan diastolik dan umumnya ditemukan pada usia lanjut. Tekanan sistolik
berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri apabila jantung berkontraksi (denyut
jantung). Tekanan sistolik merupakan tekanan maksimum dalam arteri dan tercermin
pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar

Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan


diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya ditemukan pada
anakanak dan dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil

2
menyempit secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan terhadap aliran darah
yang melaluinya dan meningkatkan tekanan diastoliknya. Tekanan darah diastolik
berkaitan dengan tekanan arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di antara
dua denyutan. Hipertensi campuran merupakan peningkatan pada tekanan sistolik dan
diastolik.

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya,


disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus. Banyak faktor
yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf
simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan
Ca intraselular, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko, seperti obesitas,
alkohol, merokok, serta polisitemia.
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab
spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi
vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom Cushing,
feokromositoma, koartasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan, dan lain-lain.

Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,


Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII), klasifikasi
hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi kelompok normal, prehipertensi,
hipertensi derajat I dan derajat II.

No Klasifikasi Sistolik (mm Hg) Diastolik (mm Hg)


1 Normal <120 <80
2 Prehipertensi 120-139 80-89
3 Tahap 1 hipertensi 140-159 90-99
4 Tahap 2 hipertensi >160 >100

3
2.3 Diagnosis Hipertensi

Diagnosis hipertensi dengan pemeriksaan fisik paling akurat menggunakan


sphygmomanometer air raksa. Sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali pengukuran
dalam posisi duduk dengan siku lengan menekuk di atas meja dengan posisi telapak
tangan menghadap ke atas dan posisi lengan sebaiknya setinggi jantung. Pengukuran
dilakukan dalam keadaan tenang. Pasien diharapkan tidak mengonsumsi makanan
dan minuman yang dapat mempengaruhi tekanan darah misalnya kopi, soda,
makanan tinggi kolesterol, alkohol dan sebagainya.42 Pasien yang terdiagnosa
hipertensi dapat dilakukan tindakan lebih lanjut yakni :

1) Menentukan sejauh mana penyakit hipertansi yang diderita Tujuan pertama


program diagnosis adalah menentukan dengan tepat sejauh mana penyakit ini telah
berkembang, apakah hipertensinya ganas atau tidak, apakah arteri dan organ-organ
internal terpengaruh, dan lain- lain.

2) Mengisolasi penyebabnya

Tujuan kedua dari program diagnosis adalah mengisolasi penyebab spesifiknya.

3) Pencarian faktor risiko tambahan

Aspek lain yang penting dalam pemeriksaan, yaitu pencarian faktor-faktor risiko
tambahan yang tidak boleh diabaikan.

4) Pemeriksaan dasar

Setelah terdiagnosis hipertensi maka akan dilakukan pemeriksaan dasar, seperti


kardiologis, radiologis, tes laboratorium, EKG (electrocardiography) dan rontgen.

2.4 patofisiologi

Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara
akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha untuk mempertahankan

4
kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang reflek kardiovaskular melalui sistem
saraf termasuk sistem kontrol yang bereaksi segera. Kestabilan tekanan darah jangka
panjang dipertahankan oleh sistem yang mengatur jumlah cairan tubuh yang
melibatkan berbagai organ terutama ginjal.

1. Perubahan anatomi dan fisiologi pembuluh darah


Aterosklerosis adalah kelainan pada pembuluh darah yang ditandai dengan
penebalan dan hilangnya elastisitas arteri. Aterosklerosis merupakan proses
multifaktorial. Terjadi inflamasi pada dinding pembuluh darah dan terbentuk deposit
substansi lemak, kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan berbagai substansi
lainnya dalam lapisan pembuluh darah. Pertumbuhan ini disebut plak. Pertumbuhan
plak di bawah lapisan tunika intima akan memperkecil lumen pembuluh darah,
obstruksi luminal, kelainan aliran darah, pengurangan suplai oksigen pada organ atau
bagian tubuh tertentu
Sel endotel pembuluh darah juga memiliki peran penting dalam pengontrolan
pembuluh darah jantung dengan cara memproduksi sejumlah vasoaktif lokal yaitu
molekul oksida nitrit dan peptida endotelium. Disfungsi endotelium banyak terjadi
pada kasus hipertensi primer
2. Sistem renin-angiotensin
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). Angiotensin II inilah
yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi
utama.
a. Meningkatkan sekresi Anti-Diuretic Hormone (ADH) dan rasa haus. Dengan
meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh
(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara
menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat,
yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.

5
b. Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Untuk mengatur
volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam)
dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl
akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler
yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah

KASUS

Ny E. umur 65 tahun datang ke apotek membawa resep dengan keluhan menderita


sakit gigi dan pusing dan cepat emosi 2 hari yang lalu sampe sekarang. Ny E juga
mengidap maag sejak 2 tahun terakhir, hasil pemeriksaan fisik TD nya adalah
150/95 mmHg. Ny E minum antasida jika maag nya kambuh saja.

Pemeriksaan fisik: Tekanan darah 150/95 mmHg

Pemeriksaan Laboratorium : -

PHARMACEUTICAL CARE

1. Identitas Pasien
- Pasien : Ny. E
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Umur : 65 tahun
- BB :-
- TB :-
2. Subyektif
2.1. Keluhan utama
Sakit gigi. Pusing, cepet emosi.
2.2. Riwayat penyakit sekarang
Hipertensi,
2.3. Riwayat penyakit dahulu
Maag,

6
2.4. Riwayat Pengobatan Ketika di RS
-
2.5. Riwayat Pribadi
Maag,
3. Objektif
Pemeriksaan fisik :
Pemeriksa TD: 150/95 mmHg
Pemeriksaan Laboratorium :
-
4. Assesment
4.1. Terapi Pasien:
-
4.2. DRP

Problem S/O Terapi DRP Rekomendasi / monitoring


medic
Hipertensi Pusing Amlodipine - Rekomendasi:
, dan dan -
cepet captopril Monitoring:
emosi Monitor TD pasien dengan target 120/80 mmHg
Sakit gigi Cepet Kataplan - Rekomendasi:
emosi -
Monitoring:
Monitor ke pasien dengan menganjurkan rajin sikat gigi
Maag - Lansoprazol - Rekomendasai:
-
Monitoring:
Makan tepat waktu, jika kambuh minum obat setengah
jam sebelummakan

7
5. Pembahasan
SOAP 1
HIPERTENSI
Subyektif / Obyektif
Pusing, dan cepet emosi
Terapi
Amlodipine dan captropil
DRP
-
Rekomendasi
Amlodipine (CCB)
Amlodipine menyebabkan relaksasi jatung dan otot polos dengan menghambat
saluran kalsium yang sensitive terhadap tegangan, sehingga mengurangi
masuknya kalsium ekstra selular kedalam sel. Relaksasi otot polos vascular
menyebabkan pasodilatasi dan berhubungan dengan reduksi tekanan darah.
Captopril (ACE)
Captopril membantu mempproduksi angiotensin II (berpersn pentingdalam
regulasi tekanan darah arteri). ACE di distribusikan pada beberapa jaringan da
nada pada beberapa tipe sel yang berbeda tetapi pada perinsipnya merupakan sel
endothelial. Kemudian, tempat utama produksi angiotensin II adalah pembuluh
darah bukan ginjal. Inhibitor ACE mencegah perubahan angiotensin I menjadi
angiotensin II (pasokonstruktor potensial dan stimulus sekresi
aldosteron).inhibitor ACE ini juga mencegah degradasi bradikinin dan
menstimulasi sintesis senyawa vasodilata lainya termasuk prostaglandin dan
prostasiklin. Pada kenyataanya, inhibitor ACE menurunkan tekanan darah pada
penderita dengan aktifitas renin plasma normal, bradikinin, dan produksi jaringan
ACE yang penting dalam hipertensi.
(Iso Farmakoterapi Buku 1)

8
Monitoring
Monitor TD pasien dengan target 120/80 mmHg

SOAP 2
SAKIT GIGI
Subyektif / Obyektif
Cepet emosi, sakit gigi
Terapi
Cataplan
DRP
-
Rekomendasi
Catafla
Cataflam mengandung kalium diklopena, suatu obat antiinflamasi non steroid
(OAINS). Cataflam mempunyai efek mengurangi nyeri (analgesik), menekan
peradagangan (antiinflamasi) dan menurunkan demam (antipiretik). Cataflam
bekerja menghambat sintesis prostaglandin yang terlibat dalam mekanisme
timubulnya nyeri peradagangan (inflamasi) dan demam, sakit gigi . (Iso
Farmakoterapi )
Monitoring
Monitor ke pasien dengan menganjurkan rajin sikat gigi

SOAP 3
MAAG
Subyektif / Obyektif
-
Terapi
Lansoprazol
DRP

9
-
Rekomendasi
Lansoprazol
Lansoprazol menghambat seksresi asam lambung.misoprazol secara spesifik
menghambat (H+/K+) ATPase (proton pump) pada sel pariental sel mukosa
lambunmg. Lansoprazol diabsorbsi dengan cepat, mencapai kadar serum puncak
dalam 90 menit. Lansoprazol menunjukan bioapaibilitas (80-90%) pada
pemberian dosis pertama,sehingga efek penghambatan sekresi asam segera
tercapai.pada pemberian dosis tunggal 35 mg dapat menghambat stimulasi sekresi
asam kira-kira 80%. (Iso Farmakoterapi)
Monitoring
Makan tepat waktu, jika kambuh minum obat setengah jam sebelummakan

ATURAN PAKAI
1. Amlodipine 1x sehari, diminum pada malam hari sebelum tidur setelah
makan.
2. Captopril 2x sehari, diminum setelah makan.
3. Cataflam 2x sehari, diminum setelah makan.
4. Lansoprazol 1x sehari 1 tablet, diminum setengah jam sebelum makan
(jika kambuh)

PLAN
1. Anjurkan pasien untuk mengecek kadar tekanan darah dua kali seminggu
2. Anjurkan pasien makan tepat waktu, bila kambuh maag segera minum
obat lansoprazol setengah jam sebelum makan

10
Percakapan antara pasien dengan apoteker

Ny E: selamat siang pak


Apoteker : iya selamat siang bu, saya selaku apoteker di apotek ini, ada yang
bias saya bantu ibu???
Ny E: saya mau menebus obat pak
Apoteker: ohh iya ibu, biaa saya liat resepnya bu?
Ny E: ini pak
(sang ibu memberikan resep ke apoteker)
Apoteker: boleh di seritakan riwayat penyakitnya?
Ny E: saya mengidap sakit gigi dan pusing dan cepat emosi 2 hari yang lalu sampe
sekarang. Kemarin saya di cek fisik TD saya 150/95 mmHg
Apoteker: apakah ibu sudah di jelaskan tentang obat dan cara pemakaian nya sama
dokter?
Ny E: belum pak
Apoteker: oww,,, setelah saya membaca resep dan mengetahui keluhan ibu, ibu
mengidap hipertensi satge 1 dan ini obat nya Amlodipin diminum 1x sehari
pada malam hari sesudah makan sebelum tidur, dan captopril diminum 2x
sehari setelah makan pagi dan malam.
Dan ini obat cataflam untuk giginya yang bengkak, diminum 2x sehari sesudah
makan sebelum tidur, jika rasa sakitnya sudah hilang, ibu bias berhenti
mengkonsumsi obat ini.
Dan lansoprazol ini untuk obat maag nya, diminum jika maag nya kambuh saja
30 menit sebelum makan.
Ny E: apa efek samping dari obat tersebut pak?
Apoteker: untuk amlodipine efek sampingnya pusing dan sakit kepala
Untuk captopril efek sampingnya mual dan muntah
Dan untuk cataflam efek sampinya sakit perut dan mual

11
Untuk lansoprazol efek sampingnya pusing
Ny E: terimakasih atas informasinya pak
Apoteker : oh iya sama-sama bu,, jangan lupa jaga kesehatan dan istirahat yang cukup
dan jangan lupa makan tepat waktu semoga ibu lekas sembuh dan selalu di
berikan kesehatan sama allah swt
Ny E: iya pak.,,,

12

Anda mungkin juga menyukai