Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

“ HIPERKOLESTEROL” (Kolesterol Tinggi)

Oleh:

Novia Puji Lestari

5.19.063

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES TELOGOREJO

SEMARANG

2019
HIPERKOLESTEROL

1. DEFINISI
Kolesterol adalah sterol terbanyak di dalam tubuh, bentuknya dapat sebagai
kolesterol bebas ataupun terikat pada asam lemak sebagai kolesterilester.Umumnya
kolesterol dalam darah dan limfe terlihat sebagai kolesterilester Sedangkan yang dalam
sel-sel darah otot, hepar, dan jaringan lain dalam bentuk bebas (Irawan dan Poestika,
1997 dalam Yudhasari, 2008).
Struktur kimia dasar kolesterol berupa steroid. Terdapat dalam jaringan dan
lipoprotein plasma dalam bentuk kolesterol bebas atau gabungan dari asam lemak rantai
panjang sebagai ester kolesteril. Senyawa kolesterol ini disintesis dalam banyak jaringan
dari asetil-Ko A dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh melalui empedu sebagai garam
kolesterol atau empedu. Kolesterol adalah produk khas hasil metabolisme hewan
sehingga terdapat dalam semua bahan makanan yang berasal dari hewan, misalnya
kuning telur, otak, daging dan hati (Sulistyowati, 2006).
Menurut Rahayu (2005), kolesterol merupakan unsur penting dalam tubuh yang
diperlukan untuk mengatur proses kimiawi di dalam tubuh, tetapi kolesterol dalam
jumlah tinggi bisa menyebabkan terjadinya aterosklerosis (penyempitan dan pengerasan
pembuluh darah). Jika aterosklerosis ini terjadi di pembuluh darah jantung, maka akan
menyebabkan penyakit jantung koroner. Penggumpalan darah yang bercampur dengan
lemak yang menempel di pembuluh darah akan menyebabkan serangan jantung. Rahayu
(2005) juga menyatakan, terdapat korelasi yang jelas antara penyakit aterosklerosis
arteria koroner dengan kadar kolesterol total dalam darah, yang terutama mencerminkan
kandungan kolesterol pada LDL (Kolesterol LDL).
Hiperkolesterolemia merupakan hasil dari meningkatnya produksi dan atau
meningkatnya penggunaan LDL (Low Density Lipoprotein). Hiperkolesterolemia dapat
merupakan hiperkolesterol familial atau dapat disebabkan karena konsumsi kolesterol
tinggi. Menurut Prawitasari dkk. (2011), hiperkolesterolemia familial (HF) merupakan
kelainan genetik tersering penyebab terjadinya penyakit jantung koroner/aterosklerosis.
Hiperkolesterol terutama fraksi LDL, adalah faktor terpenting terbentuknya
aterosklerosis (Murwani dkk., 2006).
Proses aterosklerosis yang terjadi di pembuluh darah jantung dapat menyebabkan
terjadinya jantung koroner, apabila terjadi di pembuluh darah otak dapat menyebabkan
terjadinya stroke. HDL (High Density Lipoprotein) disebut juga kolesterol baik karena
mempunyai efek antiaterogenik yaitu mengangkut kolesterol bebas dari pembuluh darah
dan jaringan lain menuju hati, selanjutnya mengeluarkannya lewat empedu. Kadar LDL
yang tinggi cenderung disertai dengan kadar trigliserida yang tinggi pula, sedangkan
apabila kadar HDL tinggi maka kadar trigliserida cenderung rendah (Yudhasari, 2008).

2. ETIOLOGI
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Bisa disebabkan
oleh faktor genetik seperti pada hiperkolesterolemia familial dan hiperkoleterolemia
poligenik, juga bisa disebabkan faktor sekunder akibat dari penyakit lain seperti diabetes
mellitus, sindroma nefrotik serta faktor kebiasaan diet lemak jenuh (saturated fat),
kegemukan dan kurang olahraga.
Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan seseorang beresiko tinggi
menderita hiperkolesterolemia. beberapa faktor dapat dikurangi atau dihilangkan dengan
pengubahan gaya hidup, beberapa faktor sulit untuk diubah. tapi setidaknya pengurangan
faktor resiko harus dilakukan semaksimal mungkin. faktor resiko utama penyebab
tingginya kolesterol darah antara lain obesitas atau kegemukan, makanan tinggi asam
lemak dan lemak jenuh, biasanya makanan yg digoreng, makanan rendah serat, kurang
beraktifitas fisik, stress, merokok, tinggal di area dengan tingkat polusi tinggi (industri,
kota yg padat kendaraan bermotor), diabetes, underactive thyroid, dan polycystic ovary
syndrome.
1. Hiperkolesterolemia Poligenik
Tipe ini merupakan hiperkolesterolemia yang paling sering ditemukan, merupakan
interaksi antara kelainan genetik yang multipel, nutrisi dan faktor-faktor lingkungan
lainnya serta memiliki lebih dari satu dasar metabolik. Penyakit ini biasanya tidak
disertai dengan xantoma.
2. Hiperkolesterolemia Familial
Penyakit yang diturunkan ini terjadi akibatkan oleh adanya defek gen pada reseptor
LDL permukaan membran sel tubuh. Ketidakadaan reseptor ini menyebabkan hati
tidak bisa mengabsorpsi LDL. Karena mengganggap LDL tidak ada, hati kemudian
memproduksi VLDL yang banyak ke dalam plasma. Pada pasien dengan
Hiperkolesterolemia familial ditemukan kadar kolesterol total mencapai 600 sampai
1000 mg/dl atau 4 sampai 6 kali dari orang normal. Banyak pasien ini meninggal
sebelum berumur 20 tahun akibat infark miokard.
3. Kebiasaan Diet lemak Jenuh, Kurang olahraga dan Kegemukan
Pada tubuh manusia, reseptor LDL menangkap LDL yang tidak teroksidasi dan
disimpan di dalam sel tubuh. Jika sudah berlebih, LDL tidak masuk ke dalam sel
kemudian dimetabolime di hepar untuk menjadi asam empedu dan diekskresikan
keluar. Pada proses patologi, oksidan LDL ditangkap oleh makrofag dan kemudian
menjadi sel busa dan menumpuk di dalam tubuh, tidak diekskresi dan apabila
menumpuk didalam pembuluh darah menimbulkan plak aterome dan lama-kelamaan
menjadi aterosklerosis.
Penelitian pada binatang yang ditingkatkan kadar serumnya menunjukkan
LDL memicu atrogenesis. Ada bentuk kelainan gen pada manusia yang menyebabkan
peningkatan LDL secara berat yang menimbulkan penyakit kardiovaskuler pada usia
muda. LDL menimbulkan penumpukan kolesterol pada dinding arteri. LDL juga
menyebabkan rangsangan inflamasi dani inflamasi pada lesi aterogenik. Peningkatan
LDL berhubungan dengan semua tingkatan aterogenik yaitu disfungsi endotel,
pembentukan dan pertumbuhan plak, ketidakstabilan plak dan
thrombosis.Peningkatan LDL plasma menyebabkan retensi partikel LDL pada dinding
arteri meningkat, oksidasi LDL dan pengeluaran zat-zat mediator inflamasi . Terapi
terhadap peningkatan LDL menunjukkan fungsi endotel koroner menjadi normal.

Akibat Penyakit Lain


Berikut ini dislipidemia yang disebabkan oleh penyakit lain:
Tabel 3
Penyebab Hiperkolesterolemia yang disebabkan oleh penyakit
No. Penyakit penyebab Kelainan lipid
1. Diabetes mellitus (DM) TG dan HDL
2. Gagal ginjal kronis TG
3. Sindrom nefrotik Kolesterol total
4. Hipotiroidisme Koleterol total
5. Penyalahgunaan alcohol TG
6. Kholestasis Kolesterol total
7. Kehamilan TG
8. Obat-obatan (kontrasepsi oral, diuretic, beta bloker, kortikosteroid) TG dan
atau Kolesterol total , HDL
Keterangan:
 TG = Trigliserida
 HDL = High Density Lipoprotein
 Meningkat
 Menurun

Peningkatan prevalensi Diabetes seiring dengan peningkatan faktor risiko


yaitu obesitas (kegemukan), kurang aktivitas fisik, kurang konsumsi serat, tinggi
lemak, merokok, hiperkolesterol, hiperglikemia dan lain-lain. Prevalensi faktor risiko
DM dari 2001-2004 yaitu : obesitas dari 12,7% menjadi 18,3%. Hiperglikemia dari
7,9% menjadi 11,3% dan hiperkolesterol dari 6,5% menjadi 12,9%. Diabetes
berpotensi menyebabkan hiperkolesterolemia dengan meningkatkan kadar kolesterol
LDL.
Sindrom nefrotik adalah sindroma klinis yang ditandai dengan adanya
proteinuria, hipoalbunemia, edema, dan hiperkolesterolemia. Patogenesis terjadinya
hiperkolesterolemia adalah kebocoran pada membrane basalis glomerulus
menyebabkan proteinuria sehingga terjadi hipoalbiminemia. Hipoalbuminemia
dikompensasi oleh hepar dengan memprodusksi kolesterol sehingga terjadi
hiperkolesterolemia. Terjadi hipoalbuminemia yang selanjutnya merangsang hepar
untuk memprodusksi kolesterol sehingga terjadi hiperkolesterolemi.

3. FAKTOR RESIKO

Faktor Resiko yang Dapat dimodifikasi


 Tekanan darah tinggi
 Merokok
 Diabetes Mellitus
 Penyakit jantung lain
 Obesitas
 Intake alkohol yang tinggi
 Penggunaan obat-obatan ilegal
 Usia
4. Patofisiologi Penyakit Hiperkolesterolemia

Kolesterol adalah komponen lemak yang terdapat pada pembuluh darah semua
binatang dan juga manusia. Kolesterol sebenarnya berguna sebagai sumber energi,
membentuk dinding sel-sel dalam tubuh, dan sebagai bahan dasar pembentukan hormon-
hormon steroid. Kolesterol memang dibutuhkan tubuh, namun dapat membentuk endapan
pada dinding pembuluh darah. Sebagai kolesterol baik, HDL bertugas mengambil
kolesterol jahat serta fosfolipida dari darah dan menyerahkan pada lipoprotein lain, untuk
diangkut kembali ke hati. Kemudian lemak akan diedarkan kembali atau dikeluarkan dari
tubuh. Inilah mengapa, kadar HDL tinggi justru dianggap baik.

Gambar 4. arteri dalam tubuh manusia yang terdapat kolesterol


(Heslet, 1991)

Di hati, reseptor LDL mengatur kolesterol darah. Jika LDL meningkat, sel-sel perusak
menumpuk di dinding pembuluh darah dan membentuk plak, yang memperkecil diameter
pembuluh darah. Plak yang bercampur dengan protein akan ditutupi oleh sel-sel otot dan
kalsium dan dalam jangka waktu bertahun-tahun bisa terjadi atherosclerosis (pengerasan
dan penyempitan pembuluh darah). Akibatnya, suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh
terhambat. Jika dibiarkan, dapat mengakibatkan gangguan jantung, stroke, dan gangguan
lain.
Kolesterol dalam darah manusia terbagi menjadi 2 jenis yakni kolesterol LDL
(kolesterol jahat) dan HDL ( kolesterol baik). LDL apabila terlalu tinggi dan tidak
seimbang dengan kolesterol baik HDL dapat menyebabkan penempelan di dinding
pembuluh darah.
Kolesterol yang berlebihan bisa menempel di dinding pembuluh darah sehingga
pembuluh darah menyempit dan aliran darah tidak lancar. Inilah mengapa, kolesterol
menjadi salah satu faktor resiko penyakit jantung.
Kadar kolesterol yang tinggi akan menyebabkan penebalan plak di lumen pembuluh
darah, tapi juga mudah memicu kerusakan dinding pembuluh darah. Plak yang menempel
pada dinding pembuluh darah itu berisi lemak dan komponen peradangan. Plak yang
semakin menebal pada dinding pembuluh darah akan semakin mempersempit lumen
pembuluh darah. Plak yang berisi kolesterol ini bisa muncul di pembuluh darah mana saja.
Namun yang paling berbahaya ialah jika plak tersebut berada di pembuluh darah jantung
koroner dan pembuluh darah di otak. Sewaktu-waktu, plak ini bisa menutupi seluruh
lumen pembuluh darah. Atau bisa juga plak tersebut pecah (ruptur) dan pecahnya terbawa
oleh aliran darah ke organ lain, misalnya di jantung. Jika ia terbawa hingga ke pembuluh
darah jantung, maka dapat dibayangkan apa yang terjadi pada jantung tersebut. Pecahan
plak akan langsung menyumbat aliran darah dan akibatnya jantung tidak dapat menerima
darah. Kemudian tidak lama otot jantung akan mati. Keadaan inilah yang disebut sebagai
heart attack.

5. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala pada masa awalnya adalah kolesterol tinggi muncul tanpa gejala
apa pun. Karena ini screening awal melalui pemeriksaan lab secara rutin lebih baik
jika dilakukan. untuk tingkat lanjut, hiperkolesterolemia bisa menimbulkan gejala
penumpukan lemak pada tendon dan kulit (xanthoma), pembesaran hati dan limpa,
sakit pada perut akibat pankreatitis jika trigliserida tertumpuk pada pankreas
(umumnya saat level trigliserida di atas 800 mg/dL), sakit pada dada dan mungkin
serangan jantung akibat penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah yang
mengalirkan darah untuk jantung.
Tabel 1
o Klasifikasi dislipidemia menurut WHO
 Fredrickson Klasifikasi dislipidemia Peningkatan lipoprotein
 I Kilomikron
 Iia Hiperkolesterolemia LDL
 Iib Dislipidemia kombinasi LDL + VLDL
 III Dislipidemia remnant VLDL remnant + kilomikron
 IV Dislipidemia endogen VLDL
 V Dislipidemia campuranVLDL + kilomikron

Keterangan:
 LDL = Low Density Lipoprotein
 VLDL = Very Low Density Lipoprotein(Trigliserida)

Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol melebihi batas


normal (>240 mg/dl). Semakin lanjutnya usia risiko menderita hiperkolesterolemia
semakin besar. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kejadian
hiperkolesterolemia, diantaranya jenis kelamin, pola makan, obesitas, kebiasaan olah
raga dan kebiasaan merokok terhadap hiperkolesterolemia pada lansia.

Tabel 2
Klasifikasi kadar lipid plasma (mg/dl)
No. Kadar Lipid Plasma
 Kolesterol total < 200
Yang diinginkan 200-239
Batas tinggi ≥ 240 Tinggi
 2 LDL < 100
Optimal 100 – 129
Mendekati optimal 130 – 159
Batas tinggi 160 – 189
Tinggi ≥ 190Sangat tinggi
 3 HDL < 40
Rendah ≥ 60 Tinggi 4
Trigliserida < 150
Normal 150 – 199
Batas tinggi 200-499
Tinggi ≥500 Sangat tinggi.

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG CVA


a) Terapi
Hiperkolesterolemia dapat dicegah dengan pengendalian berat badan,
meningkatkan aktivitas fisik (disarankan untuk secara teratur berolahraga
ringan selama 30 menit setiap harinya), dan pengaturan diet. Diutamakan
untuk banyak mengonsumsi makanan kaya serat.
1. Terapi non farmakologi
2. Terapi nutrisi medis
Diet tinggi lemak merupakan salah satu penyebab hiperkolesterolemia.
Makan makanan yang banyak mengandung trans fat dan saturated fat seperti
margarine/mentega, es krim, minyak kelapa dan lemak hewan dapat
meningkatkan kadar LDL dan menurunkan koleterol HDL. Maka harus
dikurangi sebanyak 7% perhari. Saturated fat dapat digantikan dengan
unsaturated fat yang relatif kurang meningkatkan kadar LDL. Unsaturated
dibagi dua antara lain Multi Unsaturated Fatty Acid (MUFA) contohnya
minyak zaitun, alpokat dan Poli Unsaturated Fatty Acid (PUFA) contoh ikan.
Dengan perubahan pola makan, mampu menurunkan kadar kolesterol dalam
darah sebesar 10-15% . Makan ikan yang banyak mengandung omega 3
dapat menurunkan kadar LDL. Begitu juga dengan mengkonsumsi protein
kedelai. Diet tinggi serat yang larut dalam air seperti oat dan buah/sayuran
20-30 gram sehari dapat menurunkan 5-15% kadar kolesterol total dan LDL.

Tabel 4
Komposisi makanan untuk hiperkolesterolemia menurut Perkeni 2004

No. Makanan Asupan yang dianjurkan

1 Total lemak 20-25% dari kalori total

2 Lemak jenuh < 7 % dari kalori total


3 Lemak PUFA Sampai 10% dari kalori total

4 Lemak MUFA Sampai 10 % dari kalori total

5 Karbohidrat 60% dari kalori total (terutama


karbohidrat kompleks)

6 Serat 30 gr perhari

7 Protein Sekitar 15% dari kalori total

8 Kolesterol < 200 mg/hari

Tabel 5
Untuk di Rumah Sakit Dr.Soetomo menggunakan Diet B (Tjokroprawiro) dengan
komposisi:

No. Makanan Asupan yang dianjurkan

1 Karbohidrat 68%

2 lemak kolesterol < 300 mg/hari

3 lemak jenuh dan trans 5%

4 PUFA 5%

5 MUFA 10%

6 protein 12%

7 serat 25-35 gr/hari.

b) Aktivitas fisik
Olahraga yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan berat badan.
Olahraga disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan penderita. Penurunan
10 % berat badan berarti menurunkan 30% lingkar perut yang mana terdapat
lemak sentral di sana. AHA merekomendasikan olahraga selama 30 menit
dengan aktivitas sedang 3-4 kali dalam seminggu
c) Menghindari rokok
Merokok berhubungan dengan proses metabolis yang berefek pada
lipoprotein termasuk didalamnya meningkatkan asam lemak bebas, glukosa
dan VLDL serta menurunkan HDL. Berhenti merokok berhubungan dengan
peningkatan rata-rata HDL 6-8 mg/dl.
d) Terapi farmakologis
Berikut ini obat- obatan yang mampu menurunkan kadar kolesterol darah,
terdapat beberapa golongan obat, antara lain statin, resin, niasin, ezetimibe
dan asam lemak omega-3.
Tabel 6
Obat-obatan hipolipidemik

No. Obat Kolesterol Koleterol Trigliserida


LDL HDL

1 Statin 20-55% 5-15% 10-20%

2 Resin 15-30% 3-5%

3 Fibrat 10-15% 10-20% 35-50%

4 Niasin 10-25% 10-35% 25-50%

5 Ezetimibe 15-25% 3-5% 5-10%

6 Asam 5-10% 1-3% 20-30%


lemak
Omega -3

Tabel 7
Efek Obat hipolipidemik terhadap kadar lipid serum

No. Dislipidemia Obat pilihan

1 hiperkolesterolemia Statin/resin/kombinasi

2 Dislipidemia campuran Statin/resin/kombinasi

3 Hipertrigliseridemia fibrat

4 Isolated low HDL fibrat

7. PENCEGAHAN
 Menghentikan merokok
 Mengurangi konsumsi kolesterol
 Mempertahankan kadar gula normal
 Latihan fisik (senam) secara teratu
 Periksa tekanan darah
 Lakukan latihan olahraga.
 Konsumsi makanan yang bergizi
  Kurangi makanan berlemak.
 Jauhi alkohol.

8. Penatalaksanaan Penyakit Hiperkolesterolemia

Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengetahui kadar kolesterol dalam darah.
Di banyak apotek maupun klinik, sekarang sudah tersedia alat pemeriksaan kolesterol
yang sederhana, cepat dan mudah. Pemeriksaan kolesterol ini menggunakan metode
dipstick yang mengambil sample darahnya dari pembuluh darah kapiler yang terletak di
ujung jari tangan. Hanya dengan meletakkan beberapa tetes darah saja, kita bisa segera
tahu berapa kadar kolesterol dalam darah.
Setelah melakukan pemeriksaan awal, ada baiknya Anda juga melakukan
pemeriksaan kolesterol yang diambil dari darah vena. Cara ini tentu saja jauh lebih akurat
karena selain kadar kolesterol total, kita juga bisa tahu berapa kadar HDL (kolesterol
baik) dan LDL (kolesterol jahat). Kadar kolesterol total yang diharapkan adalah tidak
lebih dari 200 mg/dL, dengan komposisi LDL < 150 mg dan HDL > 50 mg/dL.
Berikut ini uraian kadar koleseterol dalam darah manusia, yakni :

1. Kurang dari 200mg/dl = tingkat kolesterol yang sangat baik. Apabila kadar LDL, HDL,
dan trigliserida kurang dari 200 mg/dl, maka kita tidak beresiko untuk terkena penyakit
jantung.
2. 200-239 mg/dl = tingkat kolesterol yang cukup. Jika total kolesterol adalah sekitar 200-
239 mg/dl, maka biasanya dokter akan memeriksa kadar LDL, HDL, dan triglyceride.
3. Lebih dari 240 mg/dl = tingkat kolesterol yang beresiko tinggi. Orang yang mempunyai
total kolesterol diatas 240 mg/dl beresiko 2 kali lebih besar terkena serangan jantung.
4. Kadar HDL. Makin tinggi kadar HDL, semakin kecil resiko terkena penyakit jantung.
Kadar HDL yang normal untuk pria berkisar antara 40-50 gr/dL, wanita antara 20-60
mg/dL.
5. Kadar LDL. Sebaliknya, semakin sedikit kadar DL dalam darah, maka semakin kecil
resiko terkena penyakit jantung. Pada umumnya, kadar LDL dalam kategori
sebagai berikut :
kadar keterangan

< 100 mg/dL sangat baik

100-129 mg/dL diatas rata-rata

130-159 mg/dL cukup

160-189 mg/dL buruk (resiko tinggi)

> 190 mg/dL sangat buruk (resiko sangat tinggi).

1. Kadar Trigliserida. Ini adalah sejenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai
organ tubuh. Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah juga dapat meningkatkan
kadar kolesterol. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah,
misalnya kegemukan, konsumsi alkohol, gula dan makanan berlemak.

kadar keterangan

< 150 mg/dL baik


150-199 mg/dL cukup
200-499 mg/dL tinggi
500 mg/dL sangat tinggi

9. Cara Pencegahan Penyakit Hiperkolesterolemia

Jika ternyata kadar kolesterol Anda melebihi normal, maka segera konsultasikan ke
dokter. Hal penting yang bisa Anda lakukan adalah mengubah pola makan Anda sehari-
hari. Berikut ini ada beberapa tips menarik untuk mencegah peningkatan kadar
kolesterol dalam tubuh, diantaranya adalah :
1. Pilih makanan mengandung lemak yang sehat. Jangan mengkonsumsi lebih dari 10%
dari kadar lemak harian dari lemak yang mengalami saturasi. Hindari jenis lemak trans.
Jenis lemak yang sehat didapat dari minyak zaitun, kacang, dan minyak kanola. Almon
dan walnut juga merupakan sumber lemak sehat.
2. Batasi kadar kolesterol. Maksimal asupan kolesterol adalah 300 mg sehari. Pada
penderita jantung, jumlahnya tidak lebih dari 200 mg. Sumber kolesterol adalah daging,
kuning telur, dan produk susu. Hindari makan otak, hati, usus, ginjal dan babat. Hindari
juga makan kue-kue yang dibuat dari susu, kuning telur, dan mentega.
3. Pilih makanan yang mengandung serat misalnya buah dan sayuran. Serat dapat
membantu menurunkan kadar kolesterol.
4. Konsumsi ikan. Beberapa jenis ikan baik untuk kesehatan. Ikan tuna, ikan kod atau
halibut merupakan pilihan yang sehat untuk menghindari kolesterol. Jenis ikan salmon,
makarel, dan herring memiliki kadar asam lemak omega 3 yang dapat membantu
mempertahankan kesehatan jantung.
5. Hindari alkohol dan rokok. Alkohol dapat meningkatkan kadar kolesterol, sedangkan
merokok dapat mengakibatkan aterosklerosis yang berujung pada serangan jantung dan
stroke.
6. Lakukan olahraga atau kegiatan untuk tubuh karena dapat memperbaiki kadar
kolesterol. Lakukan setidaknya 30 menit atau jika memungkinkan 1 jam dalam sehari,
misalnya menggunakan sepeda statis, berjalan cepat, atau gerakan lainnya.

10. Pengobatan Penyakit Hiperkolesterolemia


Apabila pengaturan gaya hidup tidak mampu menurunkan kadar kolesterol dalam
darah, maka pasien harus mengkonsumsi obat. Obat yang dapat digunakan yaitu :

a.    Golongan asam fibrat : Gemfibrozil, Fenofibrate dan Ciprofibrate.


Fibrate menurunkan produksi LDL dan meningkatkan kadar HDL. LDL ditumpuk di
arteri sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung, sedangkan HDL memproteksi
arteri atas penumpukkan itu.
b.      Golongan resin : Kolestiramin (Chlolestyramine)
Obat antihiperlidemik ini bekerja dengan cara mengikat asam empedu di usus dan
meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah.
c.     Golongan Penghambat HMGCoa reduktase : Pravastatin, Simvastatin, Rosavastatin,
Fluvastatin, Atorvastatin. Menghambat pembentukan kolesterol dengan cara
menghambat kerja enzim yang ada di jaringan hati yang memproduksi mevalonate,
suatu molekul kecil yang digunakan untuk mensintesa kolesterol dan derivat
mevalonate. Selain itu meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah.
d.     Golongan Asam nikotinat: niasin. Dengan dosis besar asam nikotinat diindikasikan
untuk meningkatkan HDL atau kolesterol baik dalam darah
e.     Golongan Ezetimibe. Menurunkan total kolesterol dan LDL juga meningkatkan HDL
dengan cara mengurangi penyerapan kolesterol di usus.

Contoh mekanisme obat anti kolesterol:


Simvastatin merupakan senyawa yang diisolasi dari jamur Penicillium citrinum,
senyawa ini memiliki struktur yang mirip dengan HMG-CoA reduktase. Simvastatin
bekerja dengan cara menghambat HMG-CoA reduktase secara kompetitif pada proses
sintesis kolesterol di hati. Simvastatin akan menghambat HMG-CoA reduktase mengubah
asetil-CoA menjadi asam mevalonat). Simvastatin jelas menginduksi suatu peningkatan
reseptor LDL dengan afinitas tinggi. Efek tersebut meningkatkan kecepatan ekstraksi LDL
oleh hati, sehingga mengurangi simpanan LDL plasma.
Simvastatin merupakan prodrug dalam bentuk lakton yang harus dihidrolisis terlebih
dulu menjadi bentuk aktifnya yaitu asam β-hidroksi di hati, lebih dari 95% hasil
hidrolisisnya akan berikatan dengan protein plasma. Konsentrasi obat bebas di dalam
sirkulasi sistemik sangat rendah yaitu kurang dari 5%, dan memiliki waktu paruh 2 jam.
Sebagian besar obat akan dieksresi melalui hati.
Dosis awal pemberian obat adalah sebesar 5-10 mg/hari, dengan dosis maksimal 40
mg/hari. Pemberian obat dilakukan pada malam hari.

Daftar Pustaka
1. Arza. 2009. Kenalan Dengan Hiperkolesterolemia. 21 Januari 2009. Diakses dari
www.wordpress.com 20 Oktober 2009, 19:46:49.
2. Halim, Herman. 2006. Mutasi reseptor LDL penyebab hiperkolesterolemia Familier.
Bagian biologi kedokteran fakultas kedokteran unika atrna jaya. Majalah Kedokteran
Damianus. Vo1.5. No. 3. September 2006.
3. Hiperkolesterolemia (Kelebihan Kolesterol). 16 Juli 2020 Diakses dari
http://copeebreak.blogspot.com/search/label/healthly.
4. Hubungan merokok dengan risiko terjadinya hiperkolesterolemia pada pasien
kardiovaskuler. 2014. RS Panti Wilasa Citarum Semarang. Diakses dari
http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=2730.

5. Efrison. 2004. Pengaruh Pengukusan terhadap Kadar Kolesterol pada Berbagai Organ
Ayam Broiler. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Yogyakarta.
6. Heslet, Lars. 1991. Cholesterol. Jakarta: Penerbit Kesaint Blanc
7. Otto, M. W. K. 1982. Human Biochemistry. London : Morty Company London.
8. Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
9. Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Yogyakarta : UGM Press.
10. Soeharto,I. 2001. Kolesterol dan lemak Jahat, kolesterol dan lemak Baik, dan Proses
Terjadinya Serangan Jantung dan Stroke. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
11. Sudoyo, A.W. et al, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1 Cetakan Kedua.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
12. Williams. 2008. PT. Vigorous Exercise, Fitness and Incident Hypertension, High
Cholesterol and Diabetes.

Anda mungkin juga menyukai