Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Definisi Kolesterol
Menurut Stoppard (2010) kolesterol adalah suatu zat lemak yang dibuat didalam hati dan
lemak jenuh dalam makanan.
Sumber kolesterol berasal dari semua bahan makanan asal hewani,
daging,telur, susu, dan hasil perikanan, jaringan otak,,jaringan saraf, dan kuning
telur (Graha KC, 2010).
Hiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau lebih kolesterol,
kolesterol ester, fosfolipid atau trigliserid. Hiperlipidemia merupakan penyakit
yang dapat bersifat primer atau sekunder, tergantung penyebabnya.
Hiperlipidemia primer berasal dari kelainan gen tunggal yang diwarisi atau lebih
sering, disebabkan kombinasi faktor genetik lingkungan. Hiperlipidemia sekunder
merupakan penyakit metabolik yang lebih umum seperti diabetes mellitus, asupan
alkohol yang berlebihan, hipotiroidisme, atau sirosis biliar primer (Mycek, 2001).
Secara tradisional, hiperlipidemia didefinisikan sebagai kadar kolsterol atau
trigliserida plasma pada 5 % bagian atas populasi masyarakat, setelah disesuaikan
dengan umur dan jenis kelamin. Karena data menujukkan bahwa penurunan kadar
kolesterol darah membantu mencegah CAD, suatu panel konsensus NIH telah
menganjurkan kriteria baru  untuk diagnosis (Tjay, 2002).
Hiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau lebih kolesterol,
kolesterol ester, fosfolipid atau trigliserid. Hiperlipidemia merupakan penyakit
yang dapat bersifat primer atau sekunder, tergantung penyebabnya.
Hiperlipidemia primer berasal dari kelainan gen tunggal yang diwarisi atau lebih
sering, disebabkan kombinasi faktor genetik lingkungan. Hiperlipidemia sekunder
merupakan penyakit metabolik yang lebih umum seperti diabetes mellitus, asupan
alkohol yang berlebihan, hipotiroidisme, atau sirosis biliar primer (Mycek, 2001).
2.1.2 Macam-macam Kolesterol
Kolesterol terdiri atas beberapa macam, yaitu :

1
1. Kolestrol total
Kilomikron adalah lipoprotein dengan kandungan lemak yang lebih banyak,
tetapi dengan proteinnya sedikit. Maka ini merupakan pengangkutan lemak paling
penting dalam darah (Heslet, 2002).
2. VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
VLDL adalah lipoprotein nomor dua terbesar dengan protein yang lebih
kecil namun terkonsentrasi dengan kandungan lemak terbesar.Berfungsi
mengangkut trigliserida yang dibentuk oleh hati (Heslet, 2002).
3. LDL (Low Density Lipoprotein)
LDL adalah lipoprotein terkecil tetapi hanya satu kandungan lipoprotein
terbesar dan satu lemak yang paling kecil berfungsi mengangkut kolesterol
(Heslet, 2009).
4. HDL (High Density Lipoprotein)
HDL adalah lipoprotein paling kecil dengan kandungan protein paling
banyak dan konsentrasi lemak paling kecil.Berfungsi mengangkut kolesterol dan
fosfolipid (Heslet, 2002).
5. Kilomikron
Kilomikron adalah lipoprotein dengan kandungan lemak yang lebih banyak,
tetapi dengan proteinnya sedikit. Maka ini merupakan pengangkutan lemak paling
penting dalam darah (Heslet, 2002).
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol
Kadar Kolesterol merupakan salah satu indikasi bagi kesehatan
tubuh.Kelebihan kolesterol dapat menyebabkan menyempitnya pembuluh darah
dan meningkatkan resiko serangan jantung.Beberapa faktor yang mempengaruhi
kadar kolesterol.
1. Faktor Genetik
Faktor genetik cukup mempengaruhi tingginya kadar kolesterol dalam darah
dimana tubuh memproduksi kolesterol mencapai 80. Seseorang yang
memproduksi kolesterol dalam jumlah banyak akan mengalami hiperkolesterol
(Shabela, 2012).
2. Faktor Gaya Hidup dan Pola Makan

2
Gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat seperti minum alkohol
berlebihan, minum kopi berlebihan,banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung lemak jenuh,sedikit mengkonsumsi makanan kaya serat dari sayuran
dan buah-buahan,dan kacang kedelai dan merokok. Merokok bisa meningkatkan
kadar LDL, tetapi bisa menekan kolesterol HDL (Shabela, 2012).
3. Usia dan Jenis Kelamin
Usia yang semakin meningkat juga salah satu faktor penyebab kolesterol
tinggi yang diakibatkan menurunnya daya kinerja organ tubuh.Berdasarkan jenis
kelamin,pria sampai usia sekitar 50 tahun memiliki resiko 2-3 kali lebih besar
dibandingkan dengan wanita untuk mengalami atherosklerosis oleh kolesterol.
Dibawah usia 50 tahun pada wanita atau pasca menopause memiliki resiko yang
sama dengan pria.Masa premenopause wanita dilindungi oleh hormon estrogen
sehingga dapat mencegah timbulnya aterosklerosis.Hormon ini bekerja dengan
cara meningkatkan HDL dan menurunkan LDL pada darah. Setelah
menopause,kadar hormon estrogen pada wanita akan menurun sehingga resiko
hiperkolesterol dan aterosklerosis akan menjadi setara dengan laki-laki (Shabela,
2012).
4. Tingkat Aktivitas
Banyak orang yang mengetahui bahwa kurangnya aktivitas dapat
menyebabkan dampak serius terhadap kesehatan. Kurangnya aktivitas fisik dapat
meningkatkan kadar LDL dan menurunkan kadar HDL (Shabela, 2012).
5. Metode Pemeriksaan
Metode yang digunakan sangat berpengaruh dengan hasil akhir yang
diperoleh, ada berbagai metode dalam pemeriksaan kadar kolesterol. Penulis
melakukan pemeriksaan kadar kolesterol darah dengan alat POCT meter dengan
metode amperometric detection, dan alat Fotometer dengan metode CHOP-PAP
(Cholesterol Oksidase Diaminase Peroksidase Aminoantypyrin).
2.1.4 Terapi Farmakologi Kolesterol
Menurut Aman, Andi Makbul, dkk. (2019), prinsip dasar dalam terapi
farmakologi untuk dislipidemia baik pada ATP III maupun ESC/EAS 2016,

3
AACE/ACE 2017 serta ACC/AHA 2018 adalah untuk menurunkan risiko terkena
penyakit kardiovaskular. Adapun golongan obat yang digunakan, yaitu :
1. Statin
Mekanisme kerja Statin adalahmengurangi pembentukan kolesterol di hati
dengan menghambat secara kompetitif kerja dari enzim HMG-CoA reduktase.
Pengurangan konsentrasi kolesterol intraseluler meningkatkan ekspresi reseptor
LDL pada permukaan hepatosit yang berakibat meningkatnya pengeluaran K-LDL
dari darah dan penurunan konsentrasi dari K-LDL dan lipoprotein apo-B lainnya
termasuk trigliserid.
Golongan statin pada umumnya diminum sekali sehari pada waktu malam
hari. Sediaan statin yang saat ini tersedia dipasaran adalah: simvastatin 5-80 mg,
atorvastatin 10-80 mg, rosuvastatin 5-40 mg, pravastatin 10-80 mg, fluvastatin 20-
40 mg (80 mg extended release), lovastatin 10-40 mg (10-60 mg extended release)
dan pitavastatin 1-4 mg.
2. Bile Acid Sequestrants
Asam empedu disintesa oleh hati dari kolesterol. Asam empedu selanjutnya
disekresikan kedalam lumen usus, namun sebagian besar akan dikembalikan ke
hati melalui absorbsi secara aktif pada daerah ileum terminalis. Mekanisme kerja
obat ini adalah menurunkan kolesterol melalui hambatan tarhadap abrosbsi asam
empedu pada sirkulasi enterohepatik dengan akibat sintesis asam empedu oleh
hati sebagian besar akan berasal dari cadangan kolesterol hati sendiri. Proses
katabolisme kolesterol oleh hati tersebut akan dikompensasi dengan peningkatan
aktivitas reseptor LDL yang pada akhirnya akan menurunkan K-LDL dalam
sirkulasi darah.
Terdapat tiga jenis obat bile acid sequestrants yaitu cholestyramine,
colestipol dengan dosis 2 takar 2-3 kali sehari dan golongan terbaru adalah
colsevelam 625 mg 2 kali 3 tablet sehari (3,8 gram/hari). Obat-obatan tersebut
juga terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah pada pasien hiperglikemik,
namun mekanisme kerja sebagai obat anti hiperglikemik dari obat ini belum
diketahui dengan pasti.
3. Asam Fibrat

4
Terdapat empat jenis yaitu gemfibrozil, bezafibrat, ciprofibrat, dan
fenofibrat. Obat ini menurunkan trigliserid plasma, selain menurunkan sintesis
trigliserid di hati. Obat ini bekerja mengaktifkan enzim lipoprotein lipase yang
kerjanya memecahkan trigliserid. Selain menurunkan kadar trigliserid, obat ini
juga meningkatkan kadar kolesterol- HDL yang diduga melalui peningkatan
apoprotein A-I, dan A-I. Pada saat ini yang banyak dipasarkan di Indonesia adalah
gemfibrozil 600 mg 2 kali sehari dan fenofibrat dengan dosis 45-300 mg
(tergantung pabrikan) dosis sekali sehari.
4. Asam Nikotinik (niacin)
Obat ini diduga bekerja menghambat enzim hormone sensitive lipase di
jaringan adiposa, dengan demikian akan mengurangi jumlah asam lemak bebas.
Diketahui bahwa asam lemak bebas ada dalam darah sebagian akan ditangkap
oleh hati dan akan menjadi sumber pembentukkan VLD. Dengan menurunnya
sintesis VLDL di hati, akan mengakibatkan penurunan kadar trigliserid, dan juga
kolesterol-LDL di plasma. Pemberian asam nikotinik ternyata juga meningkatkan
kadar kolesterol- HDL. Efek samping yang paling sering terjadi adalah flushing
yaitu perasaan panas dan kemerahan pada daerah wajah bahkan di badan. Dosis
niacin bervariasi antara 500-750 mg hingga 1-2 gram yang diberikan pada malam
hari dalam bentuk extended realise.
5. Ezetimibe
Obat golongan ezetimibe ini bekerja dengan menghambat absorbsi
kolesterol oleh usus halus. Kemampuannya moderate didalam menurunkan
kolesterol LDL (15-25%). Pertimbangan penggunaan ezetimibe adalah untuk
menurunkan kadar LDL, terutama pada pasien yang tidak tahan terhadap
pemberian statin. Pertimbangan lainnya adalah penggunaannya sebagai kombinasi
dengan statin untuk mencapai penurunan kadar LDL yang lebih banyak.
6. Inhibitor PCSK9
Obat ini adalah golongan obat baru yang disetujui penggunaannya oleh FDA
pada tahun 2015 dengan target utama menurunkan K-LDL.Merupakan antibodi
monoklonal yang berfungsi untuk menginaktivasi Proprotein Convertase
Subtilsin-kexin Type 9 (PCSK9). PCSK9 sendiri berperan dalam proses degradasi

5
dari reseptor LDL (LDLR), sehingga bila dihambat maka akan meningkatkan
ekspresi dari LDLR pada hepatosit yang pada akhirnya menurunkan kadar KLDL.
Obat golongan ini diberikan melalui suntikan secara subkutan. Terdapat dua
jenis obat inhibitor PCSK9 yang sudah dipasarkan yaitu alirocumab dengan dosis
75 mg setiap dua minggu sekali atau 300 mg setiap 4 minggu sekali dan
evolocumab dengan dosis 140 mg setiap 2 minggu sekali atau 420 mg sekali
sebulan.
7. Asam lemak Omega-3 (minyak ikan)
Golongan obat ini mempunyai efek utama menurunkan kadar trigliserid,
namun tidak mempunyai efek yang signifikan terhadap K-LDL dan K-HDL.
Laporan dari penelitian-penelitian terbaru mendapatkan bahwa asam lemak
omega-3 tidak menyebakan penurunan risiko kardiovaskular pada pasien
sindroma metabolik maupun pada pasien diabetes melitus.
8. Golongan obat terbaru
Beberapa jenis obat baru saat ini sudah mulai diperkenalkan sebagai salah
satu modalitas terapi dislipidemia, diantaranya masih ada yang sementara dalam
tahap penelitian. Golongan obat tersebut diantaranya: inhibitor microsomal
transfer protein (MTP), thyroid hormone mimetic, apo B antisense oligonucleotide
(mipomersen) dan LDL apheresis.
2.2 Uraian Bahan
2.2.1 Alkohol (Dirjen POM, 1979; Rowe et al, 2009)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol, Alkohol, Ethyl alkohol
Rumus Molekul : C2H6O
Berat Molekul : 46,07g/mol

Rumus strukrur :

Pemerian : Cairan tidak berwarna,mudah menguap, bau khas.

6
Kelarutan : Bercampur dengan air, praktis bercampur dengan pelarut
organik.
Kegunaan : Sebagai desinfektan
Khasiat : Aebagai antiseptik dan desinfektan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat jauh dari nyala api
2.2.2 Aquades (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : AQUA DESTILATA
Nama Lain : Air suling
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18,02 g/mol
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau dan tidak


mempunyai rasa
Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan
Kegunaan : Sebagai pelarut
Khasiat : Sebagai sumber air bagi mikroorganisme
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2.2.3 Na-CMC (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : NATRIUM CARBOKSIMETILSELULOSA
Nama Lain : Natrium karboksil metil selulosa
Rumus Molekul : C23H46N2O6.H2SO4.H2O
Berat Molekul : 694,85 g/mol
Rumus struktur :

Pemerian : Serbuk atau butiran putih atau kering gading, tidak


berbau atau hampir tidak berbau, hidrofobik
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk seperti koloidal,
tidak larut dalam etanol, 95% p dalam eter p dan dalam
organik lain.

7
Kegunaan : Sebagai kontrol
Khasiat : Sebagai agen pensuspensi, zat penstabil, disintegran.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
2.2.4 Fenofibrat (Dirjen POM, 2014)
Nama Resmi : FENOFIBRAT
Rumus Molekul : C20H21ClO4
Berat Molekul : 360, 83 g/mol
Rumus Struktur :

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; sangat mudah larut dalam
metilen klorida; sukar larut dalam etanol.
Pemerian : Serbuk hablur; putih hingga praktis putih.
Kegunaan : Sebagai kontrol positif
Khasiat : Dapat menurunkan kadar trigliserida dalam
tubuh
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya pada suhu ruang.
2.2.5 Gemfibrozil (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : GEMFIBROZILUM
Rumus Molekul : C15H22O3
Berat Molekul : 250,34 g/mol
Rumus Struktur :

Kelarutan : Tidak tidak larut dalam air, larut dalam etanol, dalam
metanol dan kloroform
Pemerian : Hablur padat serupa lili, putih
Kegunaan : Sebagai kontrol positif
Khasiat : Dapat menurunkan kadar trigliserida dalam tubuh
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

8
2.2.6 Simvastatin (Dirjen POM, 1995)
Nama Resmi : SIMVASTATIN
Rumus Molekul : C25H38O5
Berat Molekul : 418.57 g/mol
Rumus Struktur :

Kelarutan : Tidak larut dalam air, n-heksana, dan asam klorida


Pemerian : Serbuk krital putih hingga hampir putih
Kegunaan : Sebagai kontrol positif
Khasiat : Dapat menurunkan kadar kolestrol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
2.3 Uraian Hewan
2.3.1 Klasifikasi Mencit (Mus musculus)
Adapun klasifikasi mencit menurut (Riza, 2016), adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus Mencit
(Mus Muscullus)
Spesies : Mus musculus
2.3.2 Karakteristik Mencit (Mus musculus)
Adapun karakteristik mencit menurut (Riza, 2016), adalah sebagai berikut :
Lama hidup : 1-2 tahun
Lama produksi ekonomis : 1,5 tahun
Lama bunting : 19-21 hari
Kawin sesudah beranak : 1-24 jam
Umur disapih : 21 hari
Umur dewasa : 35-60 hari

9
Umur dikawinkan : 8 minggu
Siklus kelamin : Estrus
Perkawinan : Pada waktu estrus
Berat dewasa : 20-40 gram (jantan) dan 18-35 gram (betina)
2.3.3 Sifat Mencit (Mus musculus)
Mencit (Mus musculus) adalah salah satu anggota kelompok kerajaan hewan
animalia. Hewan ini ditandai dengan ciri sebagai berikut : jinak, takut cahaya,
aktif pada malam hari, mudah berkembangbiak, siklus hidup yang pendek, dan
tergolong poliesterus (Hasanah, dkk. 2015).
2.3.4 Anatomi dan Fisiologi Mencit (Mus musculus)
Menurut Riza (2016), mencit adalah hewan yang termasuk ke dalam kelas
Mamalia. Mencit merupakan salah satu golongan hewan mamalia pengerat yang
bersifat omivorus dan nokturnal. Ciri umum dari mencit yaitu memiliki warna
kulit rambut tubuh putih atau keabu-abuan dengan perut sedikit pucat, mata
berwarna merah atau hitam.
Menurut Riza (2016), mencit (Mus musculus L.) merupakan hewan
pengerat yang memiliki rambut berwarna keabu-abuan atau putih, mata berwarna
merah atau hitam, kulit berpigmen dan perut sedikit pucat. Mencit dewasa pada
umur 35 hari dan memiliki waktu kehamilan 19-21 hari. Mencit dapat melahirkan
6-15 ekor. Mencit jantan dan betina siap melakukan kopulasi pada umur 8
minggu. Siklus estrus atau masa birahi 4-5 hari dengan lama estrus 12-14 jam.
Menurut Riza (2016), Mencit (Mus musculus) dewasa meiliki berat badan
sekitar 20-40 g pada hewan jantan, sedangkan 18-35 g pada hewan betina.
Kedewasaan dicapai pada saat usia 35 hari.

10
DAFTAR PUSTAKA
Stoppard. (2010). Panduan Kesehatan Keluarga. Jakarta: Erlangga. 
Graha, K.C. 2010. Kolesterol. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Mycek, M. J, Harvey, R.A. Dan Champe, P.C., 2001, Farmakologi Ulasan.


Bergambar 2nd Ed.
Tjay Dan Rahardja, 2002, Obat-Obat Penting, Khasiat, Pengunaaan Dan Efek
Sampingnya, Edisi V, PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia,
Jakarta
Heslet, L. 2002. Kolesterol. Dialihbahasakan Oleh Anton Adiwiyoto. Kesaint.
Blanc. Jakarta.
Shabela, Rifdah. 2012. Pahami Waspadai Cegah & Musnahkan Kolesterol. Cable
Book,. Klaten.
Aman, Andi Makbul. (2019). Pedoman Pengelolaan Dislipidemia Di. Indonesia.
Jakarta: Perkeni.
Riza Marjoni,S.So,M.Farm,Apt.2016.Dasar-Dasar Fitokimiauntuk. Diploma III
Farmasi. Trans Info Media.Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai