Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pola konsumsi makanan pada masyarakat modern kini menjadi


sorotan salah satunya makanan cepat saji seperti french fries, burger, dan
fried chicken. Makanan tersebut mengandung lemak yang tinggi serta
rendah serat. Konsumsi lemak secara berlebih dapat mengakibatkan
kondisi kelebihan berat badan yang akan berkembang menjadi obesitas.
Penderita obesitas cenderung memiliki konsentrasi trigliserida, kolesterol
total, dan low density lipoprotein (LDL) lebih besar dari orang normal.
Ketidakseimbangan tersebut berkaitan dengan adanya peningkatan kadar
lipid didalam darah sehingga mengakibatkan penyakit hiperkolesterolemia.
Penyebabnya karena terdapat timbunan lemak pada penderita obesitas,
yang menghambat jaringan adiposa menyimpan trigliserida dengan baik
sehingga terjadi peningkatan trigliserida dan kadar LDL. Konsekuensi dari
penyakit hiperkolesterolemia yang utama adalah kenaikan kadar
kolesterol yang merupakan faktor predisposisi terjadinya aterosklerosis.
Aterosklerosis ini merupakan suatu kondisi dimana terjadi pengerasan
serta penebalan dinding pembuluh arteri akibat dari proses produksi
lemak, karbohidrat, darah, dan adanya kalsium serta jaringan ikat
(Enggarwati, 2023 ).

Kolesterol merupakan suatu zat lemak yang beredar di dalam


darah, berwarna kekuningan seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh
manusia, terutama di dalam lever (hati). Kolesterol yang ada dalam tubuh
terbentuk secara alami dan memiliki beberapa fungsi antara lain untuk
membuat hormon seks, hormon korteks adrenal, vitamin D dan
membentuk garam empedu yang membantu usus untuk menyerap lemak.
Asupan makanan dengan kandungan kolesterol yang tinggi dan
berlangsung secara terus menerus dapat mengakibatkan kenaikan kadar
kolesterol dalam darah. Pengobatan untuk menurunkan kadar kolesterol
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa golongan obat seperti
Statin, Bile Acid Sequestrants ( Resin ), Cholesterol Absorption Inhibitors (
Ezetimibe ), Nicotinic Acid atau Niacin (Asam Nikotinat), dan Fibrates
( Asam Fibrat ) (Noviani, 2021 ).

Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi metabolik yang ditandai


dengan tingginya kadar kolesterol plasma darah dan dapat menjadi faktor
pemicu berbagai penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu, terapi
farmakologi dengan pemanfaatan tumbuhan obat dapat menjadi alternatif
dalam mengatasi hiperkolesterolemia. Beberapa tumbuhan obat yang
dilaporkan berkhasiat sebagai antihiperkolesterolemia diantaranya kelor
(Moringa oleifera), kersen (Muntingia calabura), dan sirsak (Annona
muricata). Kandungan zat aktif pada kelor yang dipercaya dapat
menurunkan kadar kolesterol antara lain: flavonoid dan β- sitosterol.
Kandungan β- sitosterol pada daun M ( Syahruni, 2022).

hiperkolesterolemia dapat disebabkan karena konsumsi makanan-


makanan tidak sehat, seperti konsumsi makanan yang mengandung kadar
lemak tinggi, dan sedikit konsumsi buah dan sayur, kemudian aktivitas
fisik rendah, hipertensi, stres, merokok dan konsumsi alcohol. Selain itu,
penyebab hiperkolesterolemia yang lain bisadikarenakan obesitas,
gangguan ginjal, ganguan hati, kortikosteroid, dan penyakit tiroid. Obat
yang sering digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol adalah
simvastatin, obat ini bekerja dengan cara menghambat pembentukan
kolesterol dengan cara menghambat enzim HMG CoA reductase. Namun,
penggunaan simvastatin dalam jangka panjang dapat memberikan
beberapa efek samping, seperti hepatotoksik, malaise, rabdomiolisis,
miopati, dll ( Sari, 2020 ).

Statin adalah obat penurun lipid paling efektif untuk menurunkan


kolesterol LDL dan terbukti aman tanpa efek samping yang berarti.
Mekanisme kerja statin adalah dengan menghambat kerja HMG- CoA
reduktase. Efeknya dalam regulasi CETP (Cholesteryl ester transfer
protein) menyebabkan penurunan konsentrasi kolesterol LDL dan VLDL.
Di hepar, statin meningkatkan regulasi reseptor kolesterol LDL sehingga
meningkatkan pembersihan kolesterol LDL. Dengan demikian, statin
bekerja dengan menghambat enzim HMG-CoA reduktase, yang
bertanggung jawab dalam produksi kolesterol di hati. Dengan mengurangi
produksi kolesterol, statin membantu menurunkan kadar kolesterol LDL
dalam darah. Beberapa efek samping yang dapat terjadi akibat
penggunaan statin antara lain adalah nyeri otot, gangguan fungsi hati,
serta peningkatan risiko diabetes tipe 2 ( Arfania, 2023 ).

Terapi farmakologi untuk penderita hiperkolesterolemia dapat


diberikan obat -obat golongan statin. Obat golongan statin merupakan
obat lini pertama yang digunakan untuk penurunan kadar kolesterol serta
berfungsi dalam pengelolaan serta pengobatan hiperkolesterolemia.Obat
statin dikenal juga sebagai penghambat enzim hidroksimetilglutaril CoA
reduktase. Adapun obat golongan statin diantaranya: Simvastatin,
Atorvstatin, Pravastatin, Fluvastatin dan Rosuvastatin. Berdasarkan
berbagai penelitian mengenai efek statin dalam menurunkan kadar
kolesterol darah, ditemukan bahwa simvastatin lebih efektif dalam
meningkatkan kadar kolesterol HDL dibandingkan dengan atorvastatin.
Selain statin, obat tambahan seperti gemfibrozil dan fenofibrat, yang
termasuk dalam golongan asam fibrat, dapat digunakan untuk kondisi
seperti kadar trigliserida yang tinggi. Obat-obatan ini berfungsi
menurunkan kadar trigliserida dalam plasma dan mengurangi sintesis
trigliserida di hati ( Budi, 2023 ).
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada percobaan ini adalah :

1. Bagaimana cara mengetahui konverso dosis beberapa obat


antihiperkolestrolemia ?

2. Bagaimana cara pengujian obat antihiperkoletrolemia dengan metode


kombinasi makanan tinggi lemak dan PTU ?

3. Bagaimana cara melakukan induksi hiperkolestrolemia pada hewan uji?

4. Bagaimana cara mengukur kadar kolestrolemia hewan uji dengan


menggunakan glucometer ?

5. Bagaimana cara menganalisis perbedaan efek penurunan kadar


kolestrol dengan obat antihiperkolestrolemia terhadap hewan uji ?

C. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan pada pecobaan ini adalah :

1. Mahasiswa mampu mengetahui cara mengkonversi dosis beberapa


obat antihiperkolestrolemia dari manusia ke dosis pada hewan uji

2. Mahasiswa mampu mengetahui cara pengujian obat


antihiperkolestrolemia dengan metode kombinasi makanan tinggi lemak
dan PTU

3. Mahasiswa mampu melakukan induksi hiperkolestrolemia pada hewan


uji

4. Mahasiswa mampu mengukur kadar kolestrolemia hewan uji dengan


menggunakan glucometer

5. Mahasiswa mampu menganalisis perbeedaan efek penurunan kadar


kolestrolemia obat antihiperkolestrolemia tehadap hewan uji.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Ringkas

Salah satu penyakit yang ditemukan pada masyarakat terutama


pada usia >40 tahun adalah kolesterol tinggi. Jenis penyakit ini merupakan
penyakit kronis yang sangat berkaitan dengan pola makan dan gaya hidup
masyarakat. Kolesterol tinggi juga banyak ditemukan pada anak anak dan
remaja dengan berat badan yang berlebih. Kadar kolesterol yang
berlebihan dapat menimbulkan plak yang menyumbat arteri dan dapat
menimbulkan serangan jantung atau aterosklerosis yang akan memicu
penyakit stroke. Penangan penyakit ini diperlukan untuk menghindari
timbulnya penyakit berbahaya lainnya ( Muharni, 2022 ).

Kolesterol merupakan molekul lipida yang penting dalam


membrane sel dan lipoprotein. Kolesterol merupakan precursor untuk
hormon steroid, asam empedu dan vitamin. Kolesterol biasanya
diproduksi oleh tubuh dalam jumlah normal, namun perubahan pola
makan yang terbentuk dari makanan hewani dan lemak tinggi,
menyebabkan kadar kolesterol dalam darah meningkat. Peningkatan
kolesterol dalam plasma menyebabkan hiperkoles- terolemia.
Hiperkolesterolemia meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular.
Penurunan kolesterol selama ini dilakukan dengan menggunakan obat
golongan stantin. Berdasarkan hasil penelitian bahwa obat ini dapat
menyebabkan banyak efek samping termasuk kerusakan otot dan ginjal
sehingga perlu dilakukan pencarian obat antikolesterol yang aman. Salah
satu senyawa kimia yang dapat menurunkan kadar kolesterol adalah
asam sinamat ( Hanhadyanaputri, 2022 ).

Hiperkolesterolemia merupakan tingginya kadar total kolesterol


dalam darah ≥200 mg/dl. Hiperkolesterolemia dapat terjadi karena gaya
hidup yang tidak sehat, seperti mengkonsumsi makanan yang tidak
seimbang dan kurangnya aktivitas olahraga. Tingginya kadar kolesterol
dapat disebabkan oleh sintesis kolesterol dan penyerapan kolesterol yang
tinggi dan juga karena kebiasaan konsumsi makanan tinggi lemak serta
tinggi karbohidrat. Kolesterol berlebihan dalam darah dapat membentuk
plak pada dinding pembuluh darah yang dapat menyebabkan
penyempitan lumen yang dinamakan aterosklerosis. ( Mbulang, 2021 ).

Ada beberapa faktor resiko penyebab yang dapat terkait dengan


hiperkolesterol diantaranya kebiasaan merokok, hipertensi, diabetes.
Kolesterol yang tinggi dalam tubuh dapat diturunkan dengan
mengkonsumsi makanan yang berserat, seperti dengan melakukan diet
serat dengan cara mengkonsumsi kacang polong, termasuk kacang
merah, dapat menurunkan kadar kolesterol di dalam darah hingga 10%
pada seseorang yang mengalami hiperkolesterolemia ( Patala, 2023 ).

hiperkolesterolemia yaitu kadar kolesterol total dan LDL di dalam


darah melebihi kadar normal. Kadar kolesterol tinggi di dalam darah
merupakan salah satu penyebab utama aterosklerosis dan atau penyakit
berkaitan dengan aterosklerosis, seperti penyakit jantung koroner,
penyakit serebrovaskular iskemia, dan penyakit pembuluh darah perifer.
Faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol pada lansia antara lain jenis
kelamin, obesitas, asupan kolesterol makanan, kebiasaan merokok dan
kebiasaan olahraga ( Zara, 2023 ).

Kolesterol yang tinggi dalam darah (hiperkolesterolemia) memicu


terjadinya proses aterosklerosis yang dapat diawali pada masa kanak-
kanak dan manifestasi penyakit tersebut secara klinis pada usia
menengah dan lanjut. Ateroskelorosis ini merupakan akumulasi kolesterol
dalam lapisan intima arteri, proses akumulasi terjadi hingga menahun dan
diperburuk dengan pola hidup yang tidak sehat (pola makan berlebihan,
kurang aktivitas fisik), faktor genetik atau bawaan serta adanya kelainan
metabolisme dan dampaknya baru akan terlihat bila sudah dewasa.
Arteriosklerosis adalah penyakit yang ditandai dengan pengerasan dan
penebalan dinding arteri. LDL yang teroksidasi akan mengendap di
pembuluh darah jantung sehingga menyebabkan pembuluh darah menjadi
sempit dan aliran darah terganggu, semakin tinggi LDL yang teroksidasi
maka pembuluh darah akan semakin tebal sehingga dapat merusak
endotel ( Juwita, 2021 ).

Penggolongan hiperlipidemia primer dapat dibedakan menjadi dua


jenis, yaitu hiperkolesterolemia dengan peningkatan kadarLow density
lipoprotein (LDL) dan kolesterol total. Kolesterol tidak larut dalam air,
sehingga dalam darah diangkut sebagai lipoprotein. Gangguan terhadap
metabolisme kolesterol terutama kadar LDL dan kolesterol total dapat
meningkatkan resiko aterosklerosis dan akhirnya menyebabkan penyakit
jantung koroner. Pengobatan secara farmakologi yaitu menggunakan
obat-obat golongan antihiperkolesterolemia seperti penghambat 3-
hidroksi-3 metil-glutaril coenzim A reduktase (HMG CoA redukase), niasin,
fibrat, resin terikat asam empedu, dan penghambat absorbsi kolesterol.
Salah satu contoh obat yang digunakan dalam penelitian ini adalah obat
golongan inhibitor HMG-CoA reduktase yaitu simvastatin. Simvastatin
dapat menurunkan kadar LDL dalam waktu 2 - 4 minggu ( Benge, 2020 ).

Hiperlipidemia merupakan peningkatan satu atau lebih dari lipid


plasma, termasuk trigliserida, kolesterol, kolesterol ester dan fosfolipid
dan/atau lipoprotein plasma termasuk very low dencity lipoproteins (VLDL)
dan low dencity lipoproteins (LDL), serta menurunnya kadar high dencity
lipoproteins (HDL). Sebagai salah satu parameter pemeriksaan lipid, LDL-
C lebih sering diperiksa karena menjadi faktor risiko terjadinya penyakit
kardiovaskular dan berhubungan kuat dengan perburukan aterosklerosis.
Penyebab utama terjadinya hiperlipidemia berkaitan dengan pola asupan
makanan ( Prajawanti, 2023 ).
Salah satu pilihan obat untuk penderita hiperkolesterolemia adalah obat
golongan statin. Statin bekerja dengan cara menghambat enzim HMG-
CoA reduktase dan merupakan obat pilihan yang efektif untuk
menurunkan kolesterol LDL5. Obat golongan statin yang biasa digunakan
untuk pasien hiperkolesterolemia adalah simvastatin. Simvastatin
merupakan golongan obat keras yang harus tepat dalam penggunaannya
untuk menurunkan risiko efek samping dan meningkatkan efektivitas obat.
Pemicu peningkatan risiko efek samping apabila obat digunakan secara
tidak tepat.( Hariadini, 2020 ).

Terapi hiperkolesterolemia dapat dilakukan dengan terapi non


farmakologi yaitu dengan melakukan pola hidup sehat seperti diet,
aktivitas fisik yang cukup, penurunan berat badan, menghentikan
kebiasaan merokok dan diet suplemen. Selain itu dapat juga dilakukan
dengan terapi farmakologi yang terdiri dari penggunaan obat sintesis
(kimia) dan obat tradisional. Salah satu tanaman obat tradisional yang
telah dikenal dan digunakan oleh masyarakat adalah kemangi hutan
(Ocimum sanctum). Tanaman kemangi hutan (Ocimum sanctum)
mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, triterpenoid.
daun kemangi hutan (Ocimum sanctum) pada dosis 80 mg/kgBB/hari
dapat menurunkan kadar kolesterol, trigliserida dan LDL darah tikus putih
( Rame, 2021 ).

Asam fenofibrat adalah obat yang diindikasikan sebagai


antihiperlipidemia atau antikolesterol. Obat ini memiliki kelarutan dalam air
yang rendah dan memiliki permeabilitas yang tinggi. Kelarutan asam
fenofibrat dalam air yang buruk dapat mempengaruhi penyerapan obat
dari usus. Untuk mengatasi masalah ini asam fenofibrat memerlukan
teknik, Salah satu teknik yang dapat dilakukan adalah liquisolid. Teknik
liquisolid mengacu pada konversi obat cair (yaitu, larutan obat, suspensi,
atau obat cair berminyak) menjadi bubuk kering ( Suhery, 2023 ).
DAFTAR PUSTAKA

Arfania, Maya, dkk. 2023. Efektivitas Obat Golongan Statin Terhadap


pasien Dislipidemia. Karawang: Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan.

Benge, Ermelinda. M, dkk. 2020. Pengaruh Pemberian Ekstrak etanol


Daun Afrika ( Vernonia amygdalina. Del ) Terhadap Kadar LDL
Serum Tikus Hiperkolesterolemia. Kupang: CHMK Pharmaceutical
Scientific Journal. Volume 3 Nomor 1.

Budi, Andre, dkk. 2023. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Ketepatan


Penggunaan Obat Simvastatin Pada pasien Hiperkolestrolemia di
Rumah Sakit Advent Medan. Medan: Journal Of Pharmaceutical
And Sciences volume 6 No.2.

Enggarwati, Dwi Intan, dkk. 2023. Aktivitas Antihiperkolesterol Ekstrak


Daun Ceremai ( Phyllanthus acidus L. ) pada Mencit ( Mus
musculus ) yang Dinduksi high Fat Diet. Surabaya: Volume 12
Nomor 3.

Hanhadyanaputri, Susanti Eka, dkk. 2022. Variasi Konsentrasi asam Borat


pada Reaksi Amidasi Asam Sinamat dan Potensinya sebagai
Antikolesterol. Semarang: Jurnal Ilmiah sains.

Hariadini, L, Ayuk, dkk. 2020. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan


Ketepatan Penggunaan Obat Simvastatin pada Pasien
Hiperkolesterolemia di Apotek Kota Malang. Malang: Pharmaceutical
Journal Of Indonesia.

Juwita, dkk. 2021. Efektivitas Antioksidan dari Ekstrak bunga Kasumba


Turate ( Carhamus tinctorius L. ) dan Potensinya sebagai
Antihiperkolesterolemia. Manado: Jurnal Ilmiah Sains.
Mbulang, K. A. Yohana, dkk. 2021. Aktivitas Antihiperkolesterolemia
Ekstrak Akar Dan Batang Kemangi Hutan ( Ocinum sanctum ) pada Tikus
Putih. Kupang: Vol.4 No.1.

Muharni, dkk. 2022. Edukasi Penggunaan Tumbuhan Sungkai ( Paronema


canescens ) Untuk Menurunkan Kolesterol. Palembang: Jurnal PEPADU.
Vol.3 No.1.

Noviani, Miranda, dkk. 2021. Uji Aktivitas Antihiperkolesterol ekstrak


Etanol Daun Jambu Air ( Syygium aqueum ( Burm.f.) Alston ) Secara In
Vitro. Pekalongan: Seminar Nasional Kesehatan.

Patala, Recky, dkk. 2023. Komplikasi dan Pencegahan Kolesterol di Desa


Lampo, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Sulawesi
Tengah. Palu: Jurnal Malikussaleh Mengabdi. Volume 2 Nomor 1.

Prajawanti, N, Kadeq, dkk, 2023. Efek Multi Strain Probiotik Terhadap


Kadar LDL-C Ratus norvegicus Hiperlipidemia. Jurnal Media Analis
Kesehatan Vol.4 No.1.

Rame, T, M, Magi, dkk. 2021. Aktivitas Antihiperkolesterolemia Ekstrak


Batang Dan Akar Kemangi Hutan ( Ocinum sanctum ) Pada Tikus Putih.
Kupang: Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol.4 No.1.

Sari, Herviani, dkk. 2020. Uji Efektivitas Antihiperkolesterol Kombinasi


Ekstrak Etanol Daun Afrika ( Gymnanthenum amygdalina Del. ) Dengan
Ekstrak Etanol Daun Kelapa Sawit ( Elaeis guineensiis Jacq. ) pada Tikus
Hiperkolesterol. Jurnal Penelitian Farmasi Herbal Vol.2 No.2.

Suhery, N, Wira, dkk. 2023. Pengaruh teknik Liquisolid Menggunakan


Trascutol Hp Terhadap disolusi Asam Fenofibrat. Riau: Jurnal Penelitian
Farmasi Indonesia Vol.12 No.2, Hal 104-110.
Syahruni, Reny, dkk. 2022. Karakterisasi Tiga Tumbuhan Obat
Antihiperkolesterolemia dengan pendekatan Berbasis Anatomi, Hitokimia,
dan Fitokimia. Makassar: Jurnal Farmasi Indonesia Vol.19 No.2.

Zara, Noviana, dkk. 2023. Hiperkoleterolemia. Lhokseumawe: Jurnal Riset


Rumpun Ilmu Keokteran Vol.2 No.1.

Anda mungkin juga menyukai