ARAS LARASATI
517 011 043
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manffat tanman dalam bidang pengbatan, tanaman menjadi sumber alam yang
Salah satunya iyalah daun miana (Coleus scutellarioides [L] Benth.). Tanaman
minyak atsiri dan tanin. Adanya kandungan senyawa tanin dalam daun miana dapat
dan tanin dari literature dapat diketahiu golongan senyawa tanin telah terbukti
dibandingkan dengan quinine HCl. Hasil observasi klinis didaerah Sulawesi utara
terhadap pemberian ramuan daun miana menunjukan hasil dapat menurunkan suhu
dimanfaatkan sebagai obat tradisional yang berasal dari asia tenggara. Corak, bentuk
dan warna miana beraneka ragam, tetapi yang berhasiat obat adalah daun miana
berwarna merah kecoklatan. Daun miana mengandung minyak atsiri antara lain
antibakteri. Selain itu senyawa lain yang diduga memiliki aktiitas antibakteri adalh
senyawa karvakrol yang terdapat dalam minyak atsiri pada pada daun miana.
(fati,2020).
Salap antibotik dijupai penggunaanya untuk terapi pada penyakiyt kulit, yang
Penggunaan dasar salap prioritas arahnya menurut stadium penyakit (akut atau
kronis) dan jenis kulit (kulit seboroik atau sebostatik). Sesuai dengan itu bisa
digunakan salep emusi dari jenis A/M maupun juga dari jenis M/A. Jika perlu untuk
diperhatkan adalah stabilitas kimia yang terbatas dari bahan aktif, di Mana untuk
(voigt,1994)
menghasilkan sifat emoliensa dan pelican sediaan salap. Salap, biasanya mengandung
bahan berhasiat, tetapi tidak selalu. Sifat-sifat salap dapat sangt bervariasi antara satu
seperti buah anggur, fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, dan tidak bergerak.
Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37 ºC dengan waktu pembelahan 0,47 jam,
tetapi membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar (20-25 ºC). Koloni pada
halus, menonjol, dan berkilau. Lebih dari 90% isolat klinik menghasilkan S. aureus
yang mempunyai kapsul polisakarida atau selaput tipis yang berperan dalam virulensi
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah apakah variasi konsentrasi pada salep ekstrak Daun miana
aureus
C. Tujuan Penelitian
aureus
D. Kegunaan Penelitian
masyarakat mengenai Daun miana (Coleus scutellarioides [L] Benth.) sebagai obat-
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah efektifitas dari ekstrak Daun miana
METODE PENELITIAN
bunzen, botol semprot, cawan petri, erlenmeyer (Pyrex), gelas ukur (Pyrex),
gelas kimia (Pyrex), inkubator (Memmert), labu ukur (Pyrex), ose bulat, sendok
etanol 70%, Daun miana (Coleus scutellarioides [L] Benth.) , kapas, kertas
1. Populasi
2. Sampel
Selatan. Daun yang diambil yaitu daun yang masih muda atau berwarna ungu
muda maupun yang sudah berwarna ungu tua yang bebas dari hama penyakit
2. Pengolahan Sampel
a. Pengolahan Awal
b. Ekstraksi Sampel
dalam bejana maserasi lalu ditambahkan etanol 96% sebanyak sebanyak 3750
ml. Tutup dan biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil sesekali
kedalam bejana maserasi dan dilakukan perlakuan yang sama sebanyak 2 kali
rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental. Setelah itu ekstrak kental
3. Sterilisasi Alat
Sterilisasi alat berupa gelas disterilkan dalam oven pada suhu 180°C
selama 2 jam sedangkan yang tidak tahan panas kering disterilkan pada autoklaf
pada suhu 121°C, tekanan 1 atm selama 15 menit. Sementara ose bulat dan pinset
disterilkan dengan pemijaran langsung pada nyala api bunsen sampai merah
pijar.
E. Pembuatan Medium
Komposisi :
Pepton 5 gram
Agar 15 gram
Cara pembuatan :
kemudian disterilkan pada autoklaf pada suhu 121°C, tekanan 1 atm selama
15 menit.
Konsentrasi
No Bahan % (b/v)
FI F2 F3 K(-)
Ekstrak daun
1 20 40 80 -
miana
2 Propilen glikol 2 2 2 -
3 Adeps lanae 1 1 1 -
4 Vaselin album 100 100 100 -
5
yang akan digunakan adalah Vaseline album. Seblum dibuat babsis salep,
dipanaskan lumping dan alu dalam oven dengan suhu 500C hingga panas.
Setelah panas masukan vaselin album dan adeps lanae aduk dengan kecepatan
konstan hingga homogen dengan membentuk babsis salep. Basis yan telah
dibuat , ditambahkan dengan ekstra kental daun miana dan diaduk hingga