Anda di halaman 1dari 8

KIMIA ANALISIS

“SAMPLE PRE-TREATMENT”

DISUSUN OLEH :

NAMA : NURMAWATI.R
NIM : 517 011 239
DEFINISI PRA PERLAKUAN SAMPEL
(SAMPLE PRETREATMENT)

Sampel yang dibawah ke laboratorium analisis


untuk dilakukan analisis dapat berasal dari
berbagai macam ukuran, bentuk dan
mengandung analit dari yang berkadar tinggi
sampai dengan berkadar sangat rendah. Pra
perlakuan sampel sering digunakan untuk
mengkondisikan sampel sehingga siap untuk
dilakukan analisis dengan metode tertentu.
CONTOH PRA-PERLAKUAN SAMPEL

 MEMANASKAN SAMPEL YANG MENGANDUNG


ANALIT YANG TAHAN PANAS PADA SUHU 100-
120°C.
 Menimbang sampel sebelum dan sesudah pemanasa
sehingga kandungan air dapat diketahui
 Menghilangkan komponen matriks sampel yang
dapat mengganggu analisis komponen yang dituju.
 dll
Tekhnik pra-perlakuan sampel yang
sering digunakan dalam analisis
ANALISIS LANGSUNG Bentuk sediaan cair seringkali dapat dilakukan pengukuran
secara langsung atau diencerkan atau dipekatkan lebih dahulu
sebelum dilakukan pengukuran .
Untuk kromatografi pengenceran dilakukan dengan
menggunakan fase gerak

EKSTRAKSI PADAT-CAIR Prosedur ini merupkan yang sederhana karena melibatkan


pemilihan pelarut atau gabungan pelarut yang yang secara ideal
akan melarutkan secara sempurna senyawa yang akan di analisis
dan hanya sedikit melarutkan senyawa lain yang akan
mengganggu analisis lebih lanjut .

EKSTRAKSI CAIR-CAIR Ekstraksi cair-cair digunakan sebagai cara untuk praperlakuan


sampel atau clean-up sampel untuk memisahkan analit-analit
dari komponen-komponen matriks yang mungkin mengganggu
pada saat kuantifikasi atau deteksi analit.

EKSTRAKSI FASE PADAT merupakan tekhnik yang elatif varu akan tetapi SPE cepat
berkembang sebagai alat yang utama untuk pra-perlakuan
sampel atau untuk clean-upsampel-sampel yang kotor, misal
sampel-sampel yang mempunyai kandungan matriks yang tinggi.
EFISIENSI EKSTRAKSI DAN SELEKTIFITAS

 Efisiensi proses ekstraksi tergantung pada nilai distribusiya


(D-nya) dan juga tergantung pada volume relatif kedua
fase. Dengan mengguanakn ekstraksi, banyaknya analit
yang terekstrasi dapat dihitung dengan rumus berikut.
 E=100D/[D+Vaq/Vorg]=…………………(4-3)
Vorg dan Vaq masing-masing yang merupakan banyaknya
volume fase organik dan fase air yang digunakan. D
merupakan rasio distribusi.
Masalah-masalah dalam ekstraksi
pelarut :

Beberapa masalah sering dijumpai ketika melakukan ekstraksi pelarut


yaitu :
 Terbentuknya emulsi
 Analit terikat kuat pada partikulat
 Analit terserap oleh partikulat yang mungkin ada
 Analit terikat pada kuat pada senyawa yang mempunyai berat
molekul tinggi dan
 Adanya kelarutan analit secara bersma-sama dalam kedua fase.
Emulsi dapat pecah dengan cara
 Penambahan garam kedalam fase air
 Pemanasan atau pendinginan corong pisah
yang digunakan
 Penyaringan melalui glass-wool
 Penyaringan dengan menggunakan kertas
saring
 Penambahan sedikit pelarut organik yang
berbeda
 sentrifugasi
THANKS
FOR
ATENTION

Anda mungkin juga menyukai