B) Koulometri
Koulometrik adalah nama yang diberikan kepada sekelompok teknik penentuan
analit dengan mengukur jumlah listrik yang dikonsumsi dalam reaksi redoks. Ada dua
kategori yang disebut sebagai koulometri potensiometri dan koulometri amperostatik.
1) Koulometri Potensiostatik dan Koulometri Amperometrik
Koulometri potensiostatik melibatkan pemegangan potensi listrik (tegangan)
dari konstanta elektroda yang bekerja selama reaksi. Hal ini menghindari reaksi
parasitik. Arus akan berkurang secepat analit menghilang dari cairannya.
Galvanostat (atau amperostat) digunakan untuk menghitung jumlah arus yang
digunakan.
2) Titrasi Koulometri atau Koulometri Amperometrik
Adalah metode di mana arus dijaga konstan selama pengukuran dengan
amperostat hingga sinyal yang menandai akhir reaksi dengan analit muncul.
Metode ini adalah bentuk yang paling sederhana dari pengukuran koulometrik.
3) Reaksi Titrasi Koulometrik Air oleh Karl Fischer
Banyak produk manufaktur, serta pelarut dan bahan mentah dianalisis kadar
airnya (persen kelembaban). Dari semua metode yang tersedia, Titrasi Karl
Fischer merupakan yang paling banyak digunakan, terhitung lebih dari 500.000
analisis dilakukan setiap hari di seluruh dunia. Metode titrasi ini dapat dibagi
menjadi dua teknik utama yaitu titrasi volumetrik memanfaatkan titrator
(potensiometer) dengan deteksi titik akhir, dan titrasi kometometrik
menggunakan koulometer, yang lebih sensitif untuk pengukuran tingkat air
sangat rendah (konsentrasi dalam urutan atau di bawah 1 mg/L).
B) Ekstraksi Immunoaffinity
Dengan perbaikan melalui ikatan kovalen antibodi pada zat padat yang diadaptasi,
maka akan menghasilkan sorben yang akan memperbaiki antigen yang sesuai, sebagai
polimer yang dicetak secara molekul. Teknik immunoaffinity sekarang digunakan secara
luas dalam aplikasi farmasi dan bioteknologi, dapat disesuaikan dengan ekstrak molekul
organik kecil dari sampel lingkungan. Ada kartrid ekstraksi yang mengandung antibodi
herbisida atau hidrokarbon aromatik polisiklik (HPA) yang diadaptasi untuk ekstraksi
senyawa ini dengan cepat.
C) Prosedur Mikroekstraksi
1) Mikroekstraksi Fase Padat (SPME)
SPME mengintegrasikan pengambilan sampel, ekstraksi, konsentrasi dan
pengenalan sampel ke dalam satu langkah bebas pelarut. Teknik ini
menggunakan segmen berpori sepanjang 1 hingga 2 cm dengan serat silika
leburan dilapisi bahan adsorben yang sesuai. Serat ini dipegang dalam perangkat
seperti jarum suntik, dan dilindungi oleh jarum baja. Analit sampel diekstraksi
dan dikonsentrasikan secara langsung pada serat ekstraksi. Kemudian serat
dimasukkan ke dalam injektor khusus di sebuah GC, di mana melalui efek suhu,
senyawa-senyawa yang diinginkan diserap dan kemudian dipisahkan. Teknik
SPME juga dapat digunakan secara rutin dalam kombinasi dengan HPLC,
HPCE dan MS. Sensitivitas biasanya rendah, tetapi prosedur ini agak mahal
meskipun serat yang sama dapat digunakan sekitar 50 kali.
2) Mikroekstraksi Fase Cair (LPME)
Teknik ini juga disebut ekstraksi mikro single-drop, beroperasi dalam dua fase
mode. Analisis diekstraksi dari 1 hingga 4 mL sampel berair menjadi 25-50L
dari pelarut organik yang sangat murni, seperti heksana. Cara ini menggunakan
mikrodrop pelarut di ujung microsyringe konvensional, bukan serat silika rapuh
seperti di fase padat. LPME menggabungkan ekstraksi dan konsentrasi dalam
satu langkah. Analisis selanjutnya dilakukan oleh GC. Metode ini telah
diterapkan pada analisis pelarut kimia dalam makanan dan obat-obatan,
komponen tanaman alami, kontaminan yang mudah menguap dan semi-volatil
dalam air.
3) Ekstraksi Gas pada Kartrid atau Disk
Untuk mengukur konsentrasi rendah senyawa molekuler yang ada dalam sampel
gas, misalnya atmosfer yang tercemar, metode terbaik terdiri dari pemasukan
sampel dengan melewatkan volume sampel yang diketahui pada tabung pendek
yang terbuat dari bahan penyerap atau melalui kartrid SPE sekali pakai.
Senyawa yang diserap diperoleh kembali melalui ekstraksi dengan
menggunakan pelarut (biasanya menggunakan karbon disulfida), atau dengan
desorpsi termal dalam gas pembawa. Teknik ini dapat dilakukan dengan
kromatografi fase gas.
4) Headspace
Headspace adalah perangkat pengambilan sampel yang digunakan bersama-
sama dengan instalasi GC. Headspace ini dicadangkan untuk analisis senyawa
volatile pada matriks, yang tidak dapat dengan sendirinya dianalisis secara
langsung dengan kromatografi. Hal ini umumnya terjadi karena sebagian besar
sampel terdiri dari berbagai macam senyawa yang berbeda dalam berat molekul,
polaritas, dan kevolatilan. Prinsip dasar headspace diilustrasikan oleh dua
variasi yaitu mode statik dan mode dinamik.
5) Ekstraksi Fase Superkritikal (SPE)
Ekstraksi menggunakan cairan dalam keadaan superkritis adalah prosedur yang
terkenal dalam industri makanan. Ekstraktor analitik beroperasi dengan prinsip
yang sama. Mereka memasukkan wadah berbentuk tabung di mana ditempatkan
sampel (dalam bentuk padat atau semi-padat) dengan fluida (CO2, N2O atau
CHCIF2 - Freon22) dalam keadaan superkritis. Terdapat dua metode yaitu
offline dan online.
6) Digester Microwave
Digester microwave terdiri dari 'bom' Teflon dengan volume beberapa mL
sampel mentah ditempatkan bersama dengan larutan mineralisasi (diperlukan
untuk karbonisasi atau oksidasi). Pemanasan, yang disebabkan oleh gelombang
mikro, terjadi melalui agitasi molekuler karena dipol molekul air.
7) On-line Analysers
Semua metode instrumental laboratorium telah disesuaikan secara praktis untuk
prosedur analitik di tempat, dari pengukuran pH hingga analisis NMR.
Instrumen umumnya kurang fleksibel daripada rekan-rekan laboratorium
mereka. Digunakan untuk pengukuran tertentu dan cocok untuk lingkungan
yang keras atau berbahaya.