Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM 4

KIMIA DASAR 2
Ekstraksi Pelarut

Oleh
Vikri Helmi
(17671)

Dosen Pembimbing: Edi Nasra, S.Si., M.Si


Asisten: Syafianti

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Ekstraksi Pelarut

1. Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan:
- Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja ekstraksi pelarut
- Mahasiswa dapat menentukan konsentrasi logam Co dalam suatu sampel
menggunakan metoda ekstraksi pelarut spektrofotometri UV-Vis

2. Landasan Teori
Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan
yang paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah pemisahan ini dapat dilakukan
baik dalam tingkat makro ataupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada
distribusi zat pelarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak
saling bercampur , seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasan nya
adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbada dalam kedua fase
pelarut.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran
berdasarkan proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling
bercampur. Ekstraksi pelarut umumnya digunakan untuk memisahkan sejmlah gugus
yang diinginkan dan mungkin merupakan gugs pengganggu dalam analisis secara
keseluruhan. Kadang-kadang gugus-gugs pengganggu ini diekstraksi secara selektif.
Teknik pengerjaan meliputi penambahan pelarut organik pada larutan air yang
mengandung gugus yang bersangkutan. Dalam pemilihan pelarut organik agar kedua
jenis pelarut (dalam hal ini pelarut organik dan air) tidak saling tercamupr satu sama
lain. Selanjutnya proses pemisahan dilakukan dalam corong pisah dengan jalan
pengocokan beberapa kali.
Untuk memilih jenis pelarut yang sesai harus diperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut:

1. Harga konstanta distribusi tinggi untuk gugus yang bersangkutan dan konstanta
distribusi rendah untuk gugus pengotor lainnya.
2. Kelarutan pelarut organik rendah dalam air
3. Viskositas kecil dan tidak membentuk emulsi dengan air
4. Tidak mudah terbakar dan tidak bersifat racun
5. Mudah melepas kembali gugs yang terlarut didalamnya ntk keperluan analisa lebih
lanjut
Ekstraksi dapat dilakukan secara kontinue atau bertahap, ekstraksi bertahap
cukup dilakukan dengan corong pisah. Campuran dua pelarut dimasukkan dengan
corong pemisah, lapisan dengan berat jenis yang lebih ringan berada pada lapisan
atas.
Dengan jalan pengocokan proses ekstraksi berlangsung, mengingat bahwa
proses ekstraksi merupakan proses kesetimbangan maka pemisahan salah satu lapisan
pelarut dapat dilakukan setelah kedua jenis pelarut dalam keadaan diam. Lapisan yang
ada dibagian bawah dikeluarkan dari corong dengan jalan membuka kran corong dan
dijaga agar jangan sampai lapisan atas ikut mengalir keluar. Untuk tujuan kuantitatif,
sebaiknya ekstraksi dilakukan lebih dari satu kali.
Analisis lebih lanjut setelah proses ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai
metode seperti volumetri, spektrofotometri dan sebagainya. Jika sebagai metode
analisis digunakan metode spekttrofotometri, tidak perlu dilakukan pelepasan karena
konsentrasi gugus yang bersangkutan dapat ditentukan langsung dalam lapisan
organik. Metode spektrofotometri dapat digunakan untuk pelarut air maupun organik.
Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari
padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik
karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa
mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan
yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan

diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga
digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah:

Tipe persiapan sampel

Waktu ekstraksi

Kuantitas pelarut

Suhu pelarut

Tipe pelarut
Ekstraksi lebih efisien bila dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut
yang lebih kecil daripada jumlah pelarutnya banyak tetapi ekstraksinya hanya sekali.
Partisi suatu komponen antara dua cairan yang tidak saling campur dapat
memberikan berbagai kemingkinan yang atraktif pada suatu teknik pemisahan
analitik. Walaupun demikian, metoda ekstaksi ini umumnya tidak ditunjukkan sebagai
suatu teknik analisis, namun sering kali merupakan salah satu tahapan yang penting
dalam suatu prosedur analisis. Jika suatu zat terlarut terdistribusi antara dua cairan
yang saling tak bercampur, maka pada keadaan yang berkesetimbang terdapat
hubungan definit antara konsentrasi solute pada kedua cairan bersangkutan.
Hubungan kuantitatif inilah yang dikenal sebagai hukum distribusi, dan dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut ini:
Kd = [analit]organic/[analit]air
dimana Kd= koefisien distribusi. Ini hanya berlaku jika analit tidak mengalami
ionisasi, disosiasi, asosiasi, dan dimerisasi. Jika analit mengalami itu, maka
perbandingan analit dalam 2 pelarut dinyatakan oleh angka Banding Distribusi (D).
D= [analit]total organic/[analit]total air
A. Klasifikasi Ekstraksi

Beberapa cara dapat mengklasifikasikan sistem ekstraksi. Cara kalsik adalah


mengklasifikasikan berdasarkan sifat zat yang diekstraksi., sebagai khelat atau sistem
ion berasosiasi. Sekarang klasifikasi didasarkan atas proses ekstraksi. Bila ekstraksi
ion logam berlangsung , maka proses ekstraksi berlangsung dengan mekanisme
tertentu .
Golongan ekstraksi berikutnya dikenali sebagai ekstraksi melalui solvasi
sebab spesies ekstraksi disolvasi ke fase organik. Golongan ekstraksi ketiga adalah
proses yang melibatkan pembentukan pasangan ion. Ekstraksi berlangsung melalui
pembentukan spesies netral yang tidak bermuatan diekstrksi ke fase organik.
Sedangakan kategori terakhir merupakan ekstraksi sinergis . Nama yang digunakan
menyatakan adanya efek saling memperkuat yang berakibat pada penambahan
ekstraksi dengan memanfaatkan pelarut pengekstraksi.
Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi bertahap, ekstraksi
kontinyu, dan ekstraksi counter current. Ekstraksi bertahap merupakan cara yang
paling sederhana. Caranya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang
tidak bercampur dengan pelarut semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga
terjadi kesetimbangan konsentrasi yang akan diekstraksi pada kedua lapisan, setelah
ini tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan (Khopkar, 1990).
Kesempurnaan ekstraksi tergantung pada pada banyaknya ekstraksi yang
dilakukan. Hasil yang baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan berulang
kali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit.

3. Prosedur Kerja
3.1 Alat
- Corong pisah
- Gelas ukur 25 mL
- Labu ukur 10 mL
- Spektofotometer sinar tampak
3.2 Bahan
- Larutan 10 ppm kobal (II)
- Larutan ditizon dalam kloroform 0,01%
- Larutan penyangga pH 7

3.3 Langkah Kerja


1.
2.
3.
4.

10 ml sampel cobalt diambil dan dimasukkan ke dalam corong pisah


Ditambahkan 15 ml larutan penyangga denan pH 7
Ditambahkan 10 ml larutan ditizon dalam kloroform
Dilakukan pengocokan dengan cukup kuat lalu didiamkan hingga

terbentuk dua lapisan


5. Lapisan kloroform dipisahkan dan diukur absorbansinya dengan
spectrometer pada panjang gelombang 540 nm, dengan kloroform sebagai
blanko.

3.4 Skema kerja

10 ml sampel Co dalam corong


pisah

Ditambahkan 15 ml buffer pH 7

Ditambahkan 10 ml larutan ditizon

Dilakukan pengocokan

Lapisan kloroform dipisahkan dan diukur


absorbansinya dengan spectrometer

4. Data Percobaan

%T

[ppm]
2

26,21%

32,24 %

38,27 %

44,30 %

10

50,33 %

-Hasil Pengukuran %T sampel: 39,8 %


Jadi, absorban (A) = -log %T
= -log 0,398
= 0,4001
5. Pembahasan
Berdasarkan data percobaan didapat:
X
[ppm]

%T

Y
(A = -Log %T)

26,21%

0,581

32,24 %

0,491

38,27 %

0,417

44,30 %

0,353

10

50,33 %

0,298

X= 30

Y= 2,14

Xrata-rata= 6

Yrata-rata= 0,428

XY

X2

1,162
4
1.964
16
2.502
36
2.824
64
2.98
100

XY=
11.432

X2 = 220

Y=+X
B=

n XY X Y
n X2 (X)2

B= 5 x 11,423 (30 x 2,14)


5 x 220 (30)2
B= - 0,0354

Jadi A = - B Xrata2
A= 0,428 (-0,0354) 6
A= 0,428 + 0,2124 = 0,6404

. . . Y= 0,6404 0,0354X

Jika %T sampel : 39,8%, maka A= 0,4001


Y= 0,6404 0,0354X
0,4001= 0,6404 0,0354X
-0,2403= -0,0354X
X = 6,78813 ppm

Jadi konsentrasi Co dalam sampel adalah 6,78813 ppm

(Grafik terlampir)

6. Kesimpulan dan Saran


6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, dapat dsimpulkan:
- Ekstraksi pelarut merupakan pemisahan suatu analit dari campurannya
-

pada 2 pelarut yang saling tidak melarutkan


%T berbanding terbalik dengan Absorben.
. Proses ekstraksi pelarut berlangsung tiga tahap , yaitu :
Pembentukan Kompleks tidak bermuatan yang merupakan golongan
ekstraksi.
Distribusi
dari
kompleks
yang
terektraksi
Interaksinya yang mngkin dalam fase organik.

6.2 Saran
- Perikasalah terlebih dahulu corong pisah sebelum digunakan
- Saat mengguncang larutan didalam labu pisah, sebaiknya jauhkan dari
-

muka rekan kita


Saat mengguncang larutan dalam labu pisah, jangan lupa membuka atau
melonggarkan tutupnya sejenak agar gas yang dihasilkan dapat keluar

DAFTAR PUSTAKA

Iryani dan Edi Nasra . 2011 . Penuntun Pratikum Kimia Dasar 2 . Padang. UNP
http://alipart.blogspot.com/2010/09/ekstraksi-pelarut.html .(diakses tanggal 10 Juni
2011, pukul 20.00)
http://forum.um.ac.id/index.php?topic=23797.0 (diakses tanggal 10 juni 2011 pukul
13.00)
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-dasar/elstraksi-pelarut/(diakses
tanggal 10 juni 2011 pukul 12.55)
http://id.wikipedia.org/wiki/ekstraksi_pelarut . (diakses tanggal 10 juni 2011 pukul
10.00)

Anda mungkin juga menyukai