Semester V 2019/2020
LAPORAN PRAKTIKUM
EKSTRAKSI CAIR-CAIR
Ekstraksi cair cair terjadi berdasarkan pindah massa akibat kontak antara
larutan yang dialirkan secara kontinyu (fasa kontinyu) dengan pelarut yang
dialirkan secara terdispersi (fasa terdispersi). Fasa kontinyu dialirkan dari
bagian atas kolom isian yang kemudian mengalir turun.Selama mengalir di
sepanjang kolom, cairan mengisi celah-celah kosong dan membentuk lapisan
tipis pada permukaan bahan isian. Fasa terdispersi dialirkan dari bagian
bawah kolom isian yang selama mengalir di sepanjang kolom dimungkinkan
mengalami proses proses berikut :
Pemilihan Pelarut
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan
komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek,terutama pada
ekstraksi bahan-bahan alami, sering juga bahan lain (misalnya lemak, resin)
ikut dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yang diinginkan. Dalam hal itu
larutan ekstrak tercemar yang diperoleh harus dibersihkan, yaitu misalnya
diekstraksi lagi dengan menggunakan pelarut kedua.
Pertimbangan – pertimbangan dalam dalam pemilihan pelarut yang
digunakan adalah :
1. Selektifitas (faktor pemisahan = β).
β = fraksi massa solute dalam ekstrak/fraksi massa diluent dalam ekstraksi.
Fraksi massa solute dalam rafinat/fraksi massa diluent dalam rafinat pada
keadaan setimbang. Agar proses ekstraksi dapat berlangsung, harga β
harus lebih besar dari satu. Jika nilai β = 1 artinya kedua komponen tidak
dapat dipisahkan.
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan
komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek,terutama
pada ekstraksi bahan-bahan alami, sering juga bahan lain (misalnya lemak,
resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yang diinginkan.
Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar yang diperoleh harus dibersihkan,
yaitu misalnya diekstraksi lagi dengan menggunakan pelarut kedua.
2. Koefisien distribusi (K)
Koefisien distribusi adalah rasio konsentrasi solute dalam fase ekstrak
dengan konsentrasi solute dalam fase rafinat
𝐤𝐨𝐧𝐬𝐞𝐧𝐭𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐬𝐨𝐥𝐮𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐟𝐚𝐬𝐚 𝐞𝐤𝐬𝐭𝐫𝐚𝐤, 𝐘
𝑲=
𝐤𝐨𝐧𝐬𝐞𝐧𝐭𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐬𝐨𝐥𝐮𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐟𝐚𝐬𝐚 𝐫𝐚𝐟𝐢𝐧𝐚𝐭, 𝐗
Sebaiknya dipilih harga koefisien distribusi yang besar, sehingga jumlah
solvent yang dibutuhkan lebih sedikit.
3. Recoverability (kemampuan untuk dimurnikan)
Pemisahan solute dari sovent biasanya dilakukan dengan cara destilasi,
sehingga diharapkan harga “relative volatility” dari campuran tersebut
cukup tinggi.
4. Densitas
Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan
kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini
dimaksudkan agar kedua fasa dapat dengan mudah dipisahkan kembali
setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila beda
kerapatannya kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan dengan
menggunakan gaya sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor sentrifugal).
Perbedaan densitas ini akan berubah selama proses ekstraksi dan
mempengaruhi laju perpindahan massa.
5. Tegangan antar muka (interphase tention)
Tegangan antar muka besar menyebabkan penggasbungan (coalescense)
lebih mudah namun mempersulit proses pendispersian. Kemudahan
penggabungan lebih dipentingkan sehingga dipilih pelarut yang memiliki
tegangan antar muka yang besar.
6. Chemical Reactivity
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia
pada komponen-kornponen bahan ekstraksi.Pelarut merupakan senyawa
yang stabil dan inert terhadap komponen – komponen dalam sistem dan
material (bahan konstruksi).
Sebaliknya, dalam hal-hal tertentu diperlukan adanya reaksi kimia
(misalnya pembentukan garam) untuk mendapatkan selektivitas yang
tinggi.Seringkali Ekstraksi juga disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal
ini bahan yang akan dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan.
7. Viskositas
Tekanan uap dan titik beku dianjurkan rendah untuk memudahkan
penanganan dan penyimpanan.
8. Pelarut tidak beracun dan tidak mudah terbakar.
Koefisien Distribusi
2. Efisiensi Ekstraksi
∆𝐗 𝟏 − ∆𝐗 𝟐
𝐋𝐨𝐠 𝐫𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐠𝐚𝐲𝐚 𝐝𝐨𝐫𝐨𝐧𝐠 =
∆𝐗
𝐥𝐧 (∆𝐗 𝟏 )
𝟐
dimana,
∆X1 : gaya dorong pada puncak kolom = X2 - 0
∆X2 : gaya dorong pada dasar kolom = X1 – X1*
X1* : konsentrasi asam di daam fasa organic yang berkesetimbangan
dengan konsentrasi
Y1 : di dalam fasa air. Harga kesetimbangan ini dapat diperoleh
dari kurva koefisien distribusi (pada percobaan 1)
Ekstraksi cair – cair ditentukan oleh distribusi Nerst atau hukum partisi
yang menyatakan bahwa “ pada konsentrasi dam tekanan yang konstan,
analit akan terdistribusi dalam proporsi yang selalu sama di antara dua
pelarut yang saling tidak campur “. Perbandingan konsentraso pada
keadaan setimbang di dalam 2 fase disebut dengan koefisien distribusi atau
koefisien partisi (KD) dan di ekspresikan dengan :
[𝐒]𝐨𝐫𝐠
𝐊𝐃 =
[𝐒]𝐚𝐪
[S]org dan [S]aq masing-masing merupakan konsentrasi analit dalan
fase organic dan dalam fase air; KD merupakan koefisien partisi.
Dalam prakteknya, analit seringkali berada dalam bentuk kimia yang
berbeda karena adanya disosiasi (ionisasi), protonasi, dan juga
kompleksasi atau polimerisasi karena adanya ekspreksi yang lebih
berguna.
Adalah rasio distribusi atau rasio partisi (D) yang diekspresikan
dengan :
[𝐂𝐬]𝐨𝐫𝐠
𝐃=
[𝐂𝐬]𝐚𝐪
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡(𝑇=32°𝐶) = 24.9991 𝑔
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡(𝑇=32°𝐶)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡(𝑇=32°𝐶) = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠
𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡(𝑇=32°𝐶)
24,9991 𝑔
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡(𝑇=32°𝐶) = 𝑔
0,995 ⁄𝑚𝐿
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡(𝑇=32°𝐶) = 25,1247 𝑚𝐿
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡(𝑇=32°𝐶) = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Menghitung densitas masing-masing sampel
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝐶𝐸 = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑇𝐶𝐸 − 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝐶𝐸 = 56,4686 𝑔 − 22,9153 𝑔
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝐶𝐸 = 33,5533 𝑔
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝑇𝐶𝐸
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠𝑇𝐶𝐸 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
33,5533 𝑔
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠𝑇𝐶𝐸 =
25,1247 𝑚𝐿
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠𝑇𝐶𝐸 = 1,3355 𝑔/𝑚𝐿
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 − 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 49,1861 𝑔 − 22,9153 𝑔
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 26,2708 𝑔
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻
𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
26,2708 𝑔
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 =
25,1247 𝑚𝐿
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 = 1,0456 𝑔/𝑚𝐿
6.2 Menghitung Massa Ekstrak dan Rafinat dalam 10mL sampel dan
keseluruhan
Massa Ekstrak dalam 10 mL sampel 1 (Volume CH3COOH 2mL)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 10 𝑚𝐿 𝐸𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐸𝑟𝑙𝑒𝑛𝑚𝑒𝑦𝑒𝑟+10𝑚𝐿 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 + 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝐸𝑟𝑙𝑒𝑛𝑚𝑒𝑦𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 10 𝑚𝐿 𝐸𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 = 124,8343 𝑔 − 115,025 𝑔
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 10 𝑚𝐿 𝐸𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 = 9,8093 𝑔
Massa Ekstrak keseluruhan sampel 1 (Volume CH3COOH 2mL)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐸𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐸𝑟𝑙𝑒𝑛𝑚𝑒𝑦𝑒𝑟+ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 + 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝐸𝑟𝑙𝑒𝑛𝑚𝑒𝑦𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐸𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 = 167,8483 𝑔 − 118,2205 𝑔
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐸𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 = 49,6278 𝑔
Untuk perhitungan pada ekstrak dan rafinat sampel berikutnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 6.1
Massa Keseluruhan (g) Massa 10mL (g)
No.
Ekstrak Rafinat Ekstrak Rafinat
1 49.6278 64.3877 9.8093 13.175
2 51.5936 64.227 9.9458 13.1235
3 54.0803 64.9112 10.0365 13.1593
4 55.7607 64.6117 9.8822 12.9765
5 58.2167 65.1741 9.995 13.1069
6 60.5369 66.0123 9.9523 13.1834
Menghitung jumlah mol asam asetat setelah pemisahan pada keseluruhan ekstrak
sampel 1
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
𝑛𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 = × 𝑛𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 10𝑚𝐿 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎10𝑚𝐿 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
49,6278 𝑔
𝑛𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 = × 0,0065 𝑚𝑜𝑙
9,8093 𝑔
𝑛𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 = 0,0329 𝑚𝑜𝑙
Menghitung massa asam asetat hasil pemisahan pada keseluruhan ekstrak
sampel 1
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑠𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝑛𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 × 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑠𝑎ℎ𝑎𝑛 = 0,0329 𝑚𝑜𝑙 × 60,05 𝑔/𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑠𝑎ℎ𝑎𝑛 = 1,9748 𝑔
Menghitung massa asam asetat keseluruhan untuk sampel 1
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 + 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 = (1,9748 + 0,1467)𝑔
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 = 2,1215 𝑔
Menghitung volume larutan setelah pemisahan pada keseluruhan ekstra
sampel 1
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
𝑉𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 = × 𝑉 10𝑚𝐿 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎10𝑚𝐿 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
49,6278 𝑔
𝑉𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 = × 10 𝑚𝐿
9,8093 𝑔
𝑉𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 = 50,5926 𝑚𝐿
Untuk perhitungan pada ekstrak dan rafinat sampel berikutnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 6.2
n CH3COOH n CH3COOH Massa CH3COOH Massa Volume keseluruhan
Volume Massa
dalam 10mL (mol) keseluruhan (mol) keseluruhan (g) CH3COOH (mL)
No. CH3COOH CH3COOH
keseluruhan
(mL) umpan (g) Ekstrak Rafinat Ekstrak Rafinat Ekstrak Rafinat Ekstrak Rafinat
(g)
1 2 2.0912 0.0065 0.0005 0.0329 0.0024 1.9748 0.1467 2.1215 50.5926 48.8711
2 4 4.1825 0.0124 0.0008 0.0643 0.0039 3.8627 0.2351 4.0978 51.8748 48.9405
3 6 6.2737 0.0177 0.0013 0.0954 0.0064 5.7272 0.3851 6.1123 53.8836 49.3272
4 8 8.3649 0.0227 0.0023 0.1281 0.0115 7.6915 0.6877 8.3792 56.4254 49.7913
5 10 10.4562 0.027 0.0028 0.1573 0.0139 9.4437 0.8361 10.2798 58.2458 49.725
6 12 12.5474 0.0309 0.0034 0.188 0.017 11.2867 1.0223 12.3091 60.827 50.0723
1,9748 𝑔
𝑌𝐸 =
50,5926 𝑚𝐿
𝑌𝐸 = 0,039𝑔/𝑚𝐿 = 0,039𝑘𝑔/𝐿
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑋𝑅 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡
𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡
0,1467 𝑔
𝑌𝐸 =
48,8711 𝑚𝐿
𝑌𝐸 = 0,003𝑔/𝑚𝐿 = 0,003𝑘𝑔/𝐿
0,039
𝐾 = 0,003
𝐾 = 13
Untuk perhitungan pada ekstrak dan rafinat pada sampel selanjutnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 6.3
Konsentrasi CH3COOH (kg/L)
No. K=YE/XR
YE XR
1 0.0390 0.0030 13.0000
2 0.0745 0.0048 15.5000
3 0.1063 0.0078 13.6154
4 0.1363 0.0138 9.8696
5 0.1621 0.0168 9.6429
6 0.1856 0.0204 9.0882
Berdasarkan teori, sebaiknya dipilih harga koefisien distribusi yang besar. Sehingga
jumlah solvent yang dibutuhkan akan lebih sedikit (K=15,5)
Berikut ini adalah grafik antara YE dan XR
0.0250
y = 0.1246x - 0.0035
0.0200
0.0150
XR (kg/L)
0.0100
0.0050
0.0000
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000
YE (kg/L)
Percobaan 2
6.5 Menghitung konsentrasi CH3COOH
𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 ×𝐶𝑁𝑎𝑂𝐻
𝐶𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (𝑚𝑜𝑙/𝑚𝐿) = 𝑉
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 ×𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑁𝑎𝑂𝐻
𝑚𝑜𝑙. 𝑒𝑞 1𝐿
0 𝑚𝐿 × 0,1 × 1000 𝑚𝐿
𝐶𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (𝑚𝑜𝑙/𝑚𝐿) = 𝐿
10 𝑚𝐿 × 1 𝑒𝑞
𝑚𝑜𝑙
𝐶𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (𝑚𝑜𝑙/𝑚𝐿) = 0
𝐿
𝐶𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (𝑘𝑔/𝐿) = 𝐶𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (𝑚𝑜𝑙/𝑚𝐿) × 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻
𝑚𝑜𝑙 1000 𝑚𝐿 𝑔 1 𝑘𝑔
𝐶𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (𝑘𝑔/𝐿) = (0 × ) × (60,05 × )
𝑚𝐿 1𝐿 𝑚𝑜𝑙 1000 𝑔
𝐶𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (𝑘𝑔/𝐿) = 0𝑘𝑔/𝐿
Untuk perhitungan pada ekstrak dan rafinat pada sampel selanjutnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 6.4
Volume Penitar Konsentrasi CH3COOH Konsentrasi CH3COOH
No. Waktu (mL) (mol/mL) (kg/L)
Ekstrak Rafinat Ekstrak Rafinat Ekstrak Rafinat
1 0 0 20.7 0 0.000207 0 0.0124
Volume Penitar Konsentrasi CH3COOH Konsentrasi CH3COOH
No. Waktu (mL) (mol/mL) (kg/L)
Ekstrak Rafinat Ekstrak Rafinat Ekstrak Rafinat
1 5 3.4 2.1 0.000034 0.000021 0.0020 0.0013
2 10 4 1.1 0.00004 0.000011 0.0024 0.0007
3 15 4.1 2 0.000041 0.00002 0.0025 0.0012
4 20 4.2 1.6 0.000042 0.000016 0.0025 0.0010
Vw(Y1-0) Vo(X1-X2)
No.
(kg/s) (kg/s)
1 6.80E-06 0.000344
2 8.00E-06 0.000363
3 8.20E-06 0.000346
4 8.40E-06 0.000354
0,0013𝑘𝑔/𝐿 − 0,01227𝑘𝑔/𝐿
𝐿𝑜𝑔 𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑑𝑟𝑖𝑣𝑖𝑛𝑔 𝑓𝑜𝑟𝑐𝑒 =
0,0013𝑘𝑔/𝐿
𝑙𝑛 ( )
0,01227𝑘𝑔/𝐿
𝐿𝑜𝑔 𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑑𝑟𝑖𝑣𝑖𝑛𝑔 𝑓𝑜𝑟𝑐𝑒 = 0,0049𝑘𝑔/𝐿
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑃𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐴𝑠𝑎𝑚
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐸𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑎𝑐𝑘𝑖𝑛𝑔×𝐿𝑜𝑔 𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑑𝑟𝑖𝑣𝑖𝑛𝑔 𝑓𝑜𝑟𝑐𝑒
0,000344𝑘𝑔/𝑠
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐸𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 =
0,9061𝐿 × 0,0049𝑘𝑔/𝐿
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐸𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 = 77,7784/𝑠
Log Mean
Efisiensi
No. X1 X1* X2 ΔX1 ΔX2 Driving
Ekstraksi
Force
1 0.0124 0.00013 0.0013 0.0013 0.01227 0.0049 77.7784
2 0.0124 0.00015 0.0007 0.0007 0.01225 0.0040 99.2738
3 0.0124 0.00016 0.0012 0.0012 0.01224 0.0048 80.3738
4 0.0124 0.00016 0.001 0.001 0.01224 0.0045 86.9813
Rata-Rata 86.1018