Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kolestrol merupakan molekul sejenis lemak (liptid) dalam aliran


darah, lemak ini apabila berlebihan akan mengakibatkan
hiperkolesterolemia. Lemak yang berlebihan dalam tubuh dapat
menyebabkan kondisi seseorang dan menimbulkan gangguan pada tubuh
manusia .
Kurangnya pengetahuan masyarakat terthadap pola makan dan gaya
hidup akan berdampak lebih berisikop terjadi beberapa penyakit yang
berdampak kolestrol, perubuhan globalisasi atau ekonomi di masyarakat
tingginya aktivitas yang berdampak pada perubahan pola makan se-perti
kebisaan mengumsumsi makanan cepat saji ( fast food ) dan makananb
uyang berlemak yang berisiko tinggi kandungan lemak dalam tubuh
(Astuti,2015 )
Hiperkolesterolemia merupakan masalah kesehatan serius di dunia
hiperkkolesterolemia menyebabkan 4,4 juta kematian setiap tahunnya atau
sekitar 7,9% dari total kematian global ( Nur, 2011 )
Hiperkolestrolmia adaalah keadaan dimana kadar kolestrol
melebihi dari batas nor4mal 200- 240 mg/dl. Penyebab meningkatnya kadar
kolestrol paling banyak disebabkan oleh asupan makanan yang banyak
mengandung lemak jenuh, pola hidup yang tidak sehat dan seimbang , gaya
hidup yang salah dan kebiasaan buruk yang menjadi rutinitas sehari-hari dan
terjadi adanya akuumulasi kolestrol dan lipid pada dinding pembulu darah ,
factor resiko yang dapat menyebabkan seoraqng beresiko tinggi terkena
hiperkolestrolemia adalah factor genetic, factor makanan , obesitas , makana
yang tinggi asam lemak dan lemak jenuh seperti makanan yang digoreng ,
makanan rendah serat,. Kurangnya olahraga , stress dan merokok ( setiati,
2019 )
Data dari dinas kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur tahun
2017 didapatkan jumlah penyakit kolestrol
Jambu biji merupakan buah yang sangat istimewa karena memiliki
kandungan zat gizinya yang tinggi , seperti vitamin c, potosium dan zat. besi
selain itu, juga kaya akan non gizi, seperti serat pangan kamponen karotenoid
dan polifenol buah jambu biji bebas dari asam lemak jenuh dan sodim ,
rendah lemak dan energi tetapi tinggi akan serat pangan .(Astawan 2006 )
Jambu biji kaya akan serat khususnya fektin ( serat larut air ) pada
umumnya peran pisikologis serat makan adalah meninmgkatkan massa fases
, memperlamanat waktu pengosongan lambung, meningkatkan rasa kenyang
sesudah makan , menurunkan absorpasi glukosa dan meningkatkan eksresi
asam empedu ( Wirakusumah 2007 )
Penelitian lain disampaikan oleh Ah,Yusuf, Fery Effendy, Dina
Rahma Afitasari 2010 bahwa kolestrol dapat turun dengan mengkomsumsi
jus buah jambu buji sebanyak 150 gr setiap hari selama 2 minggu mengalami
penurunan kadar kolestrol dibawah 240 mg/dl.
American Medical Association melakukan penelitian untuk
mengobati kolestrol dengan obat dislipidemia . tetapi obsat tersebut
mempunyai efek sampingyang dapat menyebabkan efek sakit kepala ,
kerusakan ginjal gangguan pencernaan dan gagal jantung , karena bahaya
tersebut yang ditimbulksn oleh pengunaan obat disilipidiemia maka perlu di
lakukan penelitian tentang alternative lain seperti tanaman mempunyai
potensi dislipidemia salah satunya adalah tanaman buah jambu biji merah .`
B3erdasarkan di atas penulis tertarik unmtuk melakukan studi kasus
tentang e3fektifitas jus jambu biji terhadap penurunan nilai kolestrol pada
lansia dengan hiperkolestrolemia .

B. Rumusan Masalah
Apa jus jambu biji efektif untuk menurunkan kadar kolestrol dalam darah
pada langsia ?

C. Tujuan Studu Kasus


1. Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan
pemberian Jus Jambu Biji menerunkan kadar kolestrol dalam darah pada
langsia.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis melakukan pengkajian pada klien dengan hiperkolestrolemia
b. Penulis membuat diagnose keperawatan pada klien
hiperkolestrolemia
c. Penulis melakukan implementasi pada klien dengan
hiperkolestrolemia
d. Penulis mengidenfikasi nilai kolestrol klien sebelum dan setelah
diberikan jus buah jambu buji pada penderita hiperkolestrolemia
e. Penulis melakukan evaluasi pemberian jus buah jambu bujiterhadap
peningkatan nilai kolestrol sebelum dan sesudah pemberian jus
jambu biji pada penderita hiperkolestrolemia.

D. Memfaat Studi Kasus


1. Bagi Profesi Keperawatan\
Mengaplikasikan asuhan keperawatan dengan klien kolestrol untuk
mengatasi masalah hiperkolestrolemia dengan penerapan
pemberian jus buah jambu biji.\
2. Bagi istitusi Pendidikan keperawatan
Sebangai tambahan referensi, serta memberikan gambaran , asuhan
keperawatan dengan klien kolestrol untuk mengatasi masalah
hiperkolostrolemia dengan penerapan jus buah jambu biji.
3. Bagi kesehatan
Memberikan tambahan informasi pada pengembangan pelayanan
kesehatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan khususnya
pada klien kolestrol unutk mengatasi masalah hiperkolestrolemia
dengan penerapan pemberian jus buah jambu biji.
4. Bagi keluarga
Menambah pengetahuan , informasi, dan keterampilan keluarga
tentang asuhan keperawatan khususnya tentang cara mengatasi
kolestrol dengan pemberian jus buah jambu biji merah sehingga
dapat melakukan perawataan pada klien di rumah .
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Tinjauan Medis
1. Pengertian Kolestrol
Kolestrol adalah suat zat lemak yang beredar dalam darah berwarna
kekuningan berupa seperti lilin , yang diproduksi oleh hati dan sangat
diperlukan oleh tubuh. Kolestrol termasuk golongan lipied yang tidak
terhidrolisis dan merupakan sterol utama dalam jaringin tubuh manusia.
Kolestyrol mempunyai makna penting karena merupakan unsur utama
dalam lipoprotein plasma dan membranplasdma serta seta menjadi
precursor sejumlah besar senyawa Steroid ( Citydan Noni 2013 )
Kolestrol tidak larut dalam darah, kolestrol diangkat didalam
jaringan dalam tubuh dengan bantuan senyawa yang tersusun atas lemak
dan protein yakni lipoprotein ( Joho]Nathan Morrelo 2010 ),
Kolestrol merupakan zat berlemak yang diproduksi oleh hati.
Kolestrol dapat ditemukan diseluruh tubuh dan berberperan penting
terhadap fungsi tubuh sehari-hari ( Simple Guide Kolestrol, 2017
Hiperkolestrolemia adalah suatu kondisi dimana meningkatnya
kosentrasi kolestrol dalam darah yang melebihi nilai normal ( Guyton dan
Hall, 2008) .
2. Factor penyebab kolestrol tinggi
Ada beberapa kemungkinan alas an mengapa kadar kolestrol menjadi tinggi
dan dapat juga dikendalikan , namun ada juga yang tidak dapat
dikendalikan, dibawah ini ada beberapa factor penyebab kadar kolestrol
dalam darah menjadi tinggi :
a. Usia dan jenis kelamin
Peningkatan kadar kolestrol dalam batas tertentu merupakan hal alami
yang terjadi dalam proses penuan, dengan kata lain, semakin banyak
waktu kita memiliki untuk merusak tubuh. Kadar kolestrol meningkat
tinggi sering pada usai pria dan wanita . pada pria kadar kolestrol tinggi
terlihat pada usia antara 45- 54 tahun, sedangkan wanita, kadar
kolestrol tertinggi pada usua antara 55-64 tahun . kecendurungan ini
menujukan penyakit jantung koroner pada wanita biasanya lebih
lambat 10 tahun dibandingkan pria.
b. Pola makan
Orang yang paling beresiko memili9ki kadar kolestrol tinggi adalah
mereka yang menerapakan pola makan yang mengandung kadar lemak
jenuh tinggi. Lemak jenuh ditemukan pada daging,mentega, keju dan
krim. Meningkatkan kadar kolestrol LDL dalam darah mengurangi
asupan lemak dan tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda dan
makan lebih banyak buah dan sayur, salad, dan kedelai juga dapat
membantu.
c. Berat badan
Berat badan berlebih tidak hanya menganggu penampilan tapi lebih
banyak efek buruk kesehatannya, kelebihasn berat badan dapat
meningkatkan trigliserida dan menurunkan HDL ( kolesterol baik ).
d. Kurang bergerak
Tubuh manusia didesain untuk selalu bergerak sehingga sangat
dianjurkan untuk banyak bergerak . kurang bergerak dapat
meningkatkan LDL ( kolestrol jahat ) dan menurunkan HDL ( kolestrol
baik )
e. Gaya hidup
Kurang aktifitas olahraga , kurang minum air yang mengandung
meniral ,nikotin asap rokok, alcohol serta makana yang kurang teratur
dan mengakibatkan meningkatnya kadar asam lemak bebas menjadi
vlebih tinggi . akibat dari meningkatnya kadar asam lemak bebas juga
akan meningkatnya kadar LDL.
f. Penyakit tertentu
Bisa saja kita sudah berusaha menjauhi makanan berlemak tetapi
kolestrol masih tinggi kemungkinan itu kita memiliki penyakit tertentu
seperti dabetes atau hipotiroidisme sehingga dapat meyebabkan
kolestrol kita menjadi tinggi.
3. Patofisologi
Kolestrol hanya bersembunyi dalam sel-sel yang melapisi arteri tidak
sealalu berubah menjadi plak yang menyumbat arteri. Kini diduga proses
oksidasi yang membuat komponen LDL dari kolestrol menjadi begitu
berbahaya. Oksidasi terjadi bila system
antioksidan dalam tubuh tidak dapat menetralakn molekul- molekul tak
stabil yang berubah secara negatif dan Bersama radikal bebas. Radikal
bebas terjadi secara alamiah dalam tubuh dan bias diawali oleh papqaran
terhadap polutan lingkungan seperti asap rokok, bahan kimia obat bebas
dan stress.
Tampa perlindungan antioksidan yang cukup kolestrol HDL
bergabung dengan oksigen dan menbewntuk oksi-kolestrol. Substansi ini
kerja didalam dinding arteri radikal bebas yang sangat reakti dimana
subsransi ini mengiritasi dinding arteri yang terkena atau pecah dan hancur
menyebankan angina dan mungkin serangan jantung dan stroke,.
Karena kolestrol merupakan campuran antasra kolestrol baik
(HDL) dan kolestrol jahat (LDL ), pemeriksaan kadar k0olestrol
dikelompokan menjadi kolestrol total ( jumlah LDL danj HDL yang
beredar dalam tubuh ), dan trigliserida, semakin tinggi jumlah kolestrol
total, kolestrol LDL, dan trigliserida , semkain tinggi resiko penyakit
jantung sebaliknya semkin tinggi kadar kolestrol HDL semakin rendah
resiko penyakit jantung .
4. Pathway

Kolestrol

Berbunyi dalam sel-sel yang melapisi arteri

Proses oksidasi yang membuat komponen LDL dari kolestrol menjadi
berbahaya

Radikal bebas

Kolestrol HDL bergabung dengan oksigen dan membentuk oksi-kolestrol

Dinding arteri sangat reaktif

Peradangan

Pembentuk plak

Hiperkolestrolemia

Aterosklerosi

Vasokontriksi

Aliran darah O2 arteri koronia meningkat

Jantung kekurangan O2

Iskemia otot
Kontraksi otot jantung

Nyeri Perlu menghindari


komplikasi
Penurunan curah
jantung

Takut mati
Diperlukan poengetahuan
tinggi

Ansietas
Defisiensi pengetahuan
5. Komplikasi

Jika kadar kolestrol didalam darah mlebihi nilai normal , ,maka resiko
terjadi penyakit jantung kororner dan stroke lebih besar kelebihan kolestrol
dapat menyebabkan dan perngerasaan pembuluh darah yang di kenal
sebangai ateroklerosis (proses pembentukan plak dan pemulu darah).
6. Pencegahan
Pencegahan kolestrol yang diketahui dapat mengendalikan kadar kolestrol
dalam darah :
a. Mengetahui kadar kolestrol
Periksa kadar kolestrol secara rutin untuk mengetahui kolestrol dalam
darah .
b. Menjaga keseimbangan berat badan
Jika bobot tubuh berlebih, menguranginya adalah salah satu cara untuk
mengendalikan kadar kolestrol dalam darah
c. Aktifitas fisik rutin
Salah satu cara mengendalikan kadar kolestrol adalah berolahraga
secara rutin.
d. Pola makan
Jangan terlalu banyak mengesumsi makan lemak ,melaikan
menguranginya, sebaiknya komsumsi jenis makanan yang
mangandung lemak je4nuh tak jenuh.
7. Prensip penatalaksanaan
Banyak cara yang digunakan untuk mengetahui kadar kolestrol dalam
darah . dibanyak opotik maupun klinik sekarang sudah tertsedia alat
pemeriksaan kolestrol yang sederhana , cepat dan mudah pemeriksaan kolestrol
ini mengunakan metide dipstick yang mengambil semple darahnya dari pemulu
darah kapiler yang terletak diujung jari tangan ,hanya meletakan tetesan darah
saja , kita bias segera tahu berapa kadar kolestrol dalam darah

Setelah melakukn pemeriksaan awal, ada baiknya anda juga melakukan


pemeriksaan kolestrol yang diambil dari darah vena. Cara ini tentu saja jauh
lebih akurat kerena selain kadar kolestrol total , kjita juga bias tahu berapa
kadar HDL ( kolestrol baik ) dan LDL (kolestrol jahat ) kadar kolestrol total
yang di harapkan adalah tidak lebih dari 200 mg/dl , dengan komposisi
LDL<150 mg dan HDL > 50 mg/dl . berikut ini urain kadar kolesterol dalam
darah manusia yaitu sebangai berikut :
a. Kurang dari 200mg/dl = tingkat bkolestrol yang sangat baik
Apabila kolestrol LDL ,HDL, dasn trigliserida kurang dari 200mg/dl maka
kita tidak beresiko untuk terkena penyakit jantung
b. 200-239 mg/dl = tingkat kolestrol yang tercukup, jikas total kolestrol
adalah saekitar 200-239 , maka biasanya dokter akan memeriksa kadar
LDL,HDL, dan triglyeridec.
c. Lebeh bdari 2340 mg/dl =tingkat kolestrol beresiko tinggi orang yang
mempunyai total kolestrol diatas 240 mg/dl bewresiko 2 kali lebih besar
terkena serangan jantung.
d. Kadar HDL ,makin tinggi kadar HDL semakin kecil resiko terkena
penyakit jantung ,kadar HDL yang normal untuk pria bersekitar anyara 40-
50 mg/dl , wanita antara 20-60 mg/dl.
e. Kadar LDL sebaikn7ya semakin sedikit kadar DL dsarah maka semakin
kecil resiko terkena penyakit jantung.
f. Kadar trigliserida ini adalah sejenis untuk yang terdapat dalam darah dan
berbagai organ tubuh.meningkatkan kadar trigliserida dalam darah
misalnya kegemukan , komsumsi alcohol , gula dan makanan berlemak.
B. Tinjawan keperawatan
1. Pengertian asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkain kegitan atau praktik
kepereawatan langsung pada klien di berbangai tataan pelayanaan kesehatan
yang peleksanaannya berdasarkan kaidah profesi keperawatan merupakan init
dari praktek keperawatan ( Ali,2009 )
Penereapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk klien
merupakan salah satu wujud tangung jawab dan tanggung gugat pertawat
terhadap klien , pada akhirnya , penerapan proses keperawatan ini akan
meningkatkan kualitas layanan keperawatan pada klien ( Asmadi 2008 )
Asuhan keperawatan adalah segala bentuk tindakan atau kegitan praktek
keperawatan yang diberikan kepada klien yang sesuai dengan standar
operasianal prosudur (SOP ) ( Carpenito 2009)
Pemberian asuhan keperawatan adalah t5ugfas perawat pelaksana ( hidayat
, 2011 ) perawat pelaksana tugas memberikan asuhan keperawatan , membantu
penyembuhan , membantu memecvahkan masalah pasien dibawah pengawasan
dokter atau kepala ruangan ( Pratiwi dan Utami 2010 )
2. Tujuan proses keperawatan
Menrut Asmadi ( 2008 ), prpses keperawatan merupakan suatu upaya
pemecahan masalah yang bertujuan utamanya adalah membantu perawat
menangani klien secara komprensif dengan dilandasi alsan ilmiah
,keterampilan teknis, dan keterampilan interpersonal ,penerapan proses
keperawatan ini tidak hanya ditunjukan kepada untuk kepentingan klien
tetapi juga kepentingan profesi keperawatan itu sendiri.
Tujuan penerapan proses keprawatan bagi klien ,antara lain :
a. Memepertahanakan kesehatan klien
b. Mencegah sakit yang lebih parah , penyebaran penyakit , komplikasi
akibat penyakit .
c. Membantu pemulihan kondisi klien setelah sakit
d. Mengembalikan fungsi maksimal tubuh
e. Membantu klien terminal meninggal dengan tenang..
Tujuan penerapan proses keperawatan bagi profesionalitas
keperawatan, antara lain:
a. Mempraktikan metode pemecahan masalah dalam praktik
keperawatan.
b. Menungganakan standar praktik keperawatan.
c. Memperoleh metode yang baku, resional, dan sistematis.
d. Memperoleh hasil asuhan keperawatan dengan efektif yang tinggi.
3. Komponen Proses Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Disni,
semua data data di kumpulkan secara sistematis guna menentukan status
kesehatan terkait dengan asfek biologis, psikologis, sosial, maupun
spiritual klien. Tujuan pengajian adalah untuk mengumpulkan informasi
dan membuat data dasar klien. Metode utama yang dapat digunakan dalam
pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik
serta diagnostic (Asmadi, 2008).
1) Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, Pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register dan
diagnosis medis.
2) Keluhan Utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan
dalah sakit kepala disertai rasa berat di tengkuk, dan nyeri sendi.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Pada sebagian besar penderita, kolesterol tidak menimbulkan
gejala. Gejala yang dimaksud adalah sakit ditengkuk, kebas di kaki,
pusing, nyeri sendi, kesehatan dan lemas yang bias saja terjadi pada
penderita kolsterol. Jika kolesterol berat atau menahun dan tidak di
obati, bisa menimbulkan gejala sakit kepala, kelelahan, sesak napas,
keringat dingin, yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung, dan ginjal. Kadang penderita kolesterol berat
mengalami peningkatan tekanan darah.
4) Riwayat kesehatan dahulu
Apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya, diabetes militus,
penyakit ginjal, obesitas, hiperkolesterol, adanya riwayat merokok,
pengguna alcohol dan penggunaan obat kontrasepsi oral, dan lain-
lain.
5) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita kolesterol atau
penyakit keturunan.
6) Data dasar pengkajian klien
a) Aktivitas/istirahat
Gejala: (1) Pola hidup monoton, kelemahan.
(2) Kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan
(3) Nyeri dada bila kerja.
(4) Menjadi terbangun bila nyeri.
(5) Dispnea saat kerja.

Tanda: Dispnea saat kerja.


b) Sirkulasi
Gejala: Riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan.
Tanda: (1) Takikardia, disritmia.
(2) Tekanan darah normal, meningkat atau menurun.
(3) Bunyi jantung: mungkin normal; S4 lambat atau
mundur sistolik transien lambat (Disfungsi otopapilaris)
mungkin ada saat nyeri.
(4) Kulit/membrane mukosa lembab, dingin, pucat,
pada adanya vasokonstriksi.
c) makanan/cairan
Gejala:
(1) Mual, nyeri ulu hati/epigastrium saat makan.
(2) Diet tinggi kolesterol/lemak, garam, kafein, minuman keras.
Tanda: Ikat pinggang sesak, distensi gaster.
d) Intergritas ego
Gejala: Stresor kerja, keluarga, lain-lain
Tanda: Ketakutam, mudah marah.
(1) Nyeri/ketidak nyamanan
Gejala:
(a) Nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke
rahang, leher, bahu dan ekstremitas atas (lebih pada kiri dari
pada kanan).
(b) Kualitas: ringan sampai sedang, tekanan berat, tertekan,
terjepit, terbakar.
(c) Durasi: biasanya kurang dari 15 menit, kadang-kadang
lebih dari 30 menit (rata-rata 3 menit).
(d) Faktor pencetus: nyeri sehubungan dengan kerja fisik
atau emosi besar, seperti marah atau hasrat seksual, olahraga
pada suhu ekstream, atau mungkin tak dapat diperkirakan
dan terjadi selama istirahat.
(e) Faktor penghilanng: nyeri mungkin responsive terhadap
mekanisme penghilang tertentu (contoh, istirahat, obat
antiangina).
(f) Nyeri dada baru atau terus menerus yang telah berubah
frekuensi, durasinya, karakter atau dapat di perkirakan
(contoh, tidak stabil, bervariasi, prnzmental).
Tanda:
(a) Wajah berkerut, meletakan pergelangan tangan pada
midsternum, memijat tangan kiri, tegangan otot, gelisah.
(b) Respons otomatis contoh, takikardi, perunahan tekanan
darah.
e) Pernapasan
Gejala:
(1) Dispnea saat kerja.
(2) Riwayat merokok.
Tanda:
Meningkatkan pada frekuensi/irama dan gangguan
kedalaman.
f) Penyuluhan/pembelajaran
Gejala:
1) Riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes.
2) Penggunaan/kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi
atau obat yang dijual bebas.
3) Penggunaan alcohol teratur, obat narkotik contoh kokain,
amfetamin
b. Diagnose keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang mengurangikan
respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang
perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya. Respon
aktual dan potensial klien didapatkan dari data dasar pengkajian, tinjauan
literatur yang berkaitan, catatan medis klien masa lalu, dan konsultasi
dengan professional lain, yang kesemuanya dikumpulkan selama
pengkajian (Potter & Perry, 2005).
Diagnosa yang muncul menurut Marilynn E. doenges, dkk, 2000:
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis.
2) Penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi pembuluh
darah.
3) Ansietas berhubungan dengan krisis situasi.
4) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
c. Perencanaan
Tahap perencanaan memberikan kesempatan kepada perawat,
klien, keluarga dan orang terdekat klien untuk merumuskan rencana
tindakan keperawatan guna mengatasi masalah yang dialami klien.
Perencanaan ini ini merupakan suatu petunjuk tertulis yang
menggambarkan secara tepat rencana tindakan keperawatan yang
dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhan yang berdasarkan
diagnosis keperawatan.
Tahap perencanaan dapat disebut sebagai inti atau pokok dari
proses keperawatan sebab perencanaan merupakan keputusan awal yang
memberi arah bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan melakukan
tindakan keperawatan. Karenanya dalam menyusun rencana tindakan
keperawatan untuk klien, keluarga dan orang terdekat perlu dilibatkan
secara maksimal (Asmadi, 2008).
1) Rencana tindakan
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis.
Intervensi:
1) Kaji dan respon pasien/ efek obat.
2) Identifikasi terjadinya pencetus, bila ada; frekuensi, durasinya,
intensitas, dan lokasi nyeri.
3) Observasi gejala yang berhubungan, contoh dipnea,
mual/muntah, pusing, palpitasi, keinginan berkemih.
4) Evaluasi laporan pola nyeri pada rahang, leher, bahu, tangan,
atau lengan (khusus nya pada sisi kiri).
5) Tinggikan kepala tempat tidur bila klien napas pendek.
6) Pantau kecepatan/irama jantung.
7) Pantau tanda-tanda vital.
8) Tinggal dengan klien yang mengalami nyeri atau tampak cemas.
9) Pertahankan tenang, lingkungan nyaman, batasi pengunjung
bila perlu.
10) Berika makanan lembut. Biarkan klien istirahat selama satu jam
setelah makan.
b) Penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi
pembuluh darah.
Intervensi
(1) Pantau tanda vital, contoh frekuensi, tekanan darah.
(2) Evaluasi status mental, catat terjadinya bingung, disorientasi.
(3) Catat warna kulit dan adanya kualitas nadi.
(4) Auskultasi bunyi napas dan bunyi jantung. Dengarkan mundur.
(5) Mempertahankan tirah baring pada posisi nyaman selama
episode akut.
(6) Berikan periode istirahat adekuat. Bantu dalam/ melakukan
aktivitas perawatan diri, sesuai indikasi.
(7) Tekankan pentingnya menghindari regangan/ angkat berat,
khususnya selama defekasi.
(8) Dorong pelapor cepat adanya nyeri untuk upaya pengobatan
sesuai indikasi.
(9) Pantau dan catat efek/ kerugian respon obat, catat tekanan
darah, frekuensi jantung dan irama (khususnya bila memberikan
kombinasi antagonis kalsium, beta bloker, dan nitras).
(10) Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala gagal jantung kronis.
c) Ansietas berhubungan dengan krisis situasi.
Intervensi:
(1) Jelaskan tujuan tes dan prosedur, contoh tes stress.
(2) Tingkatkan ekspresi dan takut, contoh menolak, depresi, dan
marah. Biarkan klien/ orang terdekat mengetahui ini sebagai
reaksi normal.
(3) Dorong keluarga dan teman untuk menanggapi klien seperti
sebelumnya.
(4) Beri tahu klien program medis yang telah di buat untuk
menurunkan atau membatasi serangan yang akan datang.
d) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
Intervensi:
(1) Kaji ulang patofisiologi kondisi. tekankan perlunya mencegah.
(2) Dorong untuk menghindari faktor/situasi yang sebagai
pencetus, contoh stress emosional, kerja fisik, makan terlalu
banyak/berat, terpajan pada suhu lingkungan ekstrem.
(3) Bantu klien/orang terdekat untuk mengidentifikasi sumber fisik
dan stress emosi dan diskusikan cara yang dapat mereka hindari.
(4) Kaji pentingnya control berat badan, menghentikan merokok,
perubahan diet, dan olah raga
(5) Dorong klien untuk mengikuti program yang ditentukan;
pencegahan untuk menghindari kelelahan.
(6) Diskusikan dampak penyakit sesuai pola hidup yang diinginkan
dan aktivitas.
(7) Tekankan pentingkan mengecek dengan kesehatan.
d. Implementasi
Implementasi yang merupakn komponen dari proses keperawatan
adalah katagori dari prilaku keperawatan dimana tindakan yang di perlukan
untuk mencapapi tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori, implentasi dari
rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari proses
keperawatan. Namun demekian, di banyak lingkungan perawatan
kesehatan, implentasi mungkin dimulai secara langsung setelah pengkajian
(Potter & Perry, 2005).
e. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir
yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi
menunjukkan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari
siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien akan masuk kembali ke
dalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang (reassessment). Secara
umum, evaluasi ditujukan untuk:
1) Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
2) Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum.
3) Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum.
4) Evaluasi
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis.
Hasil evaluasi:
Menyatakan/menunjukkan nyeri hilang.
b) Penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi
pembuluh darah
Hasil evaluasi:
(1) Melaporkan penurunan episode dispnea, dan distritmia
menunjukan peningkatan toleransi aktivitas.
(2) Berpatisipasi pada perilaku/aktivitas yang menurunkan kerja
jantung.
c) Ansietas berhubungan dengan krisis situasi.
Hasil evaluasi.
(1) Melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat
diatasi.
(2) Menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan pemecahan
masalah.
d) Defisiensi pengtahuan berhubungan dengan kurang informasi.
Hasil evaluasi:
(1) Berpatisipasi dalam proses belajar.
(2) Mengansumsi tanggung jawab untuk belajar, mencari informasi
dan menanyakan pertanyaan.
(3) Menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan
pengobatan.
(4) Berpatisipasi dalam proses pengobatan.
(5) Melakukan pola hidup.
C. Konsep Lansia
1. Pengertian usia lanjut.
Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Menurut UU No 13/ Tahun 1998 tentang kesejahteraan
lansia disebut bahwa lansia adalah seseorang mencapai usia lebih dari 60 tahun
(Dewi, 2014).
Menurut WHO lanjut usia pertengahan (middle age) yaitu
kelompok usia 45 tahun sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly) yaitu usia 60
tahun sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old) yaitu antara 75 tahun sampai 90
tahun dan usia sangat tua (very old) yaitu di atas 90 tahun (Dewi, 2014).
2. Karakteristik lansia
Lansia memiliki tiga karakterisik sebagai berikut:
a. Berusia lebih dari 60 tahun.
b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat maupun
sakit, dan kebutuhan biopsikososial hingga spiritual.
c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi (Dewi,2014).
3. Tugas perkembangan lansia.
Adapun tugas perkembangan lansia sebagai berikut:
a. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun.
b. Mempersiapkan diri untuk pension.
c. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya.
d. Mempersiapkan kehidupan baru.
e. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial atau masyarakat
secara santai.
f. Mempersembahkan diri untuk kematian dan pasangan
(Dewi,2014).
4. Tugas perkembangan keluarga dengan lansia
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
b. Penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan.
d. Penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan.
5. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
Perubahan organ akibat proses menua dijelaskan sesuai system organ
tubuh. Kata “fungsi” mengarah pada kemampuan lansia melakukan aktifitas
hari-hari yang berpengaruh terhadap kwalitas kehidupan lansia. Ketika lansia,
fungsi independen lansia akan mengalami gangguan. Sistem kardiovaskuler
perubahan yang terjadi:jantung, kekuatan otot jantung menurun, katup jantung
mengalami penebalan dan menjadi lebih kaku, nodus sinoartrial yang
bertanggung jawab atas kelistrikan menjadi kurang efektif dalam menjalankan
tugasnya dan implus yang dihasilkan melemah (Dewi,2014).
Pembuluh darah: dinding arteri menjadi kurang elastic, dinding kapiler
menebal sehingga melambatnya pertukaran antara nutrisi dan zat sisa
metabolism antara sel dan darah, dinding pembuluh darah yang semakin kaku
akan meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolic (Dewi,2014). Darah:
volume darah menurun sejalan penurunan dengan penurunnya volume cairan
tubuh akibat proses penuaan, aktifitas sum sum tulang mengalami penurunan
sehingga terjadi penurunan jumlah sel darah merah, kadar hematokrit dan kadar
hemoglobin. Kontraksi jantung melemah, volume darah yang dipompa
menurun, dan cardiac output mengalami penurunan sekitar 1% per tahun dari
volume cardiac output orang dewasa normal sekitar 5 liter.
Proses menua memberikan pengaruh minimal terhadap fungsi respirasi
akibat proses menua terjadi secara terhadap sehingga umumnya lansia sudah
dapat mengkompensasi perubahan yang terjadi. Perubahan muskulokeletal:
struktur tulang, penurunan masa tulang menyebabkan tulang menjadi rapuh
dan lemah masa otot berkurang, sendi: keterbatasan rentang gerak
(Dewi,2014).
Sistem integument: kulit: elastisitas kulit menurun, sehingga kulit
berkerut dan kering, rambut: aktivitas polikel rambut menurun sehingga
ramput menipis, kuku: penurunan aliran darah ke kuku menyebabkan kuku
menjadi tebal, keras dan rampuh dengan garis longitudinal, kelenjar keringat:
terjadi penurunan ukuran dan jumblah. Fungsi ginjal: aliran darah ke ginjal
menurun karena penurunan cardiac output dan laju filrasi glomerulus menurun.
Dan penurunan organ lain (Dewi,2014).
D. Manajemen jus jambu biji
1. Pengertian terapi jus jambu biji
Jambu biji di katakan buah yang sangat istimewa karena memiliki
kandungan zat giji yang tinggi seperti, vitamin C, potasium, dan besi.
Selain itu, juga kaya zat dan gizi, seperti serat pangan, komponen
karotenoid, dan polipenol. Buah jambu biji bebas dari asam lemak jenuh
dan sodium, rendah lemak dan energi, tetapi tinggi akan serat pangan.
2. Manfaat
Dapat menurunkan kadar kolestrol dalam darah.
3. Cara membuat
a. Alat dan bahan
1. Jambu biji sebanyak 150gram
2. Air putih 100cc
3. Blender
4. Gelas
5. Pisau
6. Sendok
b. Persiapan klien
Lakukan kontrak topik, waktu, tempat, dan tujuan di laksanakan
cara membuat jus jambu biji.
c. Prosedur:
1. Cuci buah jambu biji, kemudian kupas kulit jambu biji setelah itu
potong daging buah jambu biji dan pisahkan dengan biji jambu
tersebut.
2. Masukkan buah jambu biji yang telah di potong kedalam blender,
lalu tuangkan air putih sebanyak 100cc
3. Blender jambu biji
4. Masuk kan jus ke dalam gelas
5. Jus siap di minum
6. Konsumsi jus jambu biji 2x1 gelas per hari.
BAB III
METODOLOGI STUDI KELAS
A. Hasil ekstraksi penelitian terkait

Pada Bab III metedologi studi kasus, penulis mengambil lima (5) sumber
penelitian yang kemudian diekstraksi daalam bentuk tabel mengenai efektitas jus
buah jambu biji terhadap penurunan nilai kolesyrol pada penderita
hiperkolestrolemia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ah. Yusuf ,Fery Effndi, Dian
Rahma Afitasari tentang jurnal PEMBERIAN JUS JAMBU BIJI
MENURUNKAN KADAR KOLESTROL PADA LANSIA PENDERITA
HIPERTENSI (Guava juice reduce cholesterol level in eledery with hypertension
).
Di dalam jurnal ini tindakan yang dilakukan untuk menurunkan kadar
kolestrol mengunakan non farmakologis yaitu dengan mengunakan jus jambu biji.
Hal ini disebabkan karena jambu biji memiliki perannya dominan Dalam
menurunkan kadar kolestrol dengan mengandung berbagai zat yang dibutuhkan
oleh tubuh.
Penelitian ini mengunakan jambu biji merah (Psidium guajava ) jambu biji
merah banyak mengandung vitamin C yang berfungsi sebagai antioksidan . selain
itu jambu biji juga mengandung vitamin B, A, kalsium fosfor, besi dan pektin ,
meskipun bisa dikomsusi langsung , tetapi kadungan nutrisi paling tinggi diperoleh
jika jambu biji dibuat jus atau seri buah .kandungan nutrisi yang terdapat di dalam
jambu biji adalah kalori 49 kal, Vitamin A2, Vitamin B1, Vitamin C, kalsium ,
hidrat arang , fosfor , besi besi, protein , lemak , dan airi . kandungan vitamin C
dan pek6tin pada jsmbu biji cukup tinggi tapi kandungan vitamin C jambu biji lebih
tinggi terkonsentrasi pada kulit dan daging bagian luarnya yang lunak dan tebal .
kandungan zat tersebut diketahuin mampu mengatasi penurunan kadar kolestrol.
Berdasarkan penelitian jurnal yang kedua , dilakukan oleh Asra Dewita
Namoora Harahap , dr.ilham hariaji, M.biomed tentang jurnal EFEKTIVITAS
PEMBERIAN JUS BUAH TOMAT ( lycop esculentum m ) DENGAN JUS
JAMBU BIJI MERAH (psedium guajava L ) terhadap penurunan Kadar LDL pada
vtrikus putih jantan galur wistar ( Rattus norvegicusn L ) yang diinduksi diet tinggi
lemak ) .tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan efektifitasd
pemberian jus buah tomat dan jus buahh jambu biji merah terhadap peneurunan
kadar LDL.
Sample penelitian ini dibagi atas 4 kelompok yaitu kelompok control
negatif tikus yang diberikan akusdes, kelompok control positif tikus yang
diberikan kuning telur kemudian diberikan jus buah timat 30 ml/kg BB tikus setiap
satu kali sehari dalam seminggu .
Setelah diberikan jus buah selama 2 minggu, hasil pengukuran kadar LDL
didapatklan relata perubahan yang terdapat pewrebedaan yang bermakna antara
kelompok perlakuan satu dan kelompok perlakuan dua dengan nilai p = 0,016 (
p,0,05 ), pemberian jus buah tomat dan jus buah biji merah lebih efektif
menurunkan kadar LDL tikus, jambu biji merah lebih efektif menurunkan kadar
LDL tikus dengan nilai P= 0,001 ( P0,05 ) dibandingkan dengan jus tomat dengan
nilai p= 0,024 (p<0,05 ) .
Berdasarkan penelitian jurnal yang ke tiga Sugeng Maryanto, Siti Fatimah
, Sugiri, Yustinus Marsono. Tentang jurnal EFEK PEMBERIAN BUAH JAMBU
BIJI MERAH TERHADAP PRODUKSI SCFA DAN BKOLESTROL DALAM
CAECUM TIKUS HIPERKOLESTEROLEMIA ( the effect of red guava fruits
supplementation on the SCFA and production in caecfum of
hyperchyolesterolemic rats . )
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian buah jambu biji
merah terhadap produksi SCFA dan kolestrol diegesta ceacum, serta mengkaji
mekanisme penurunan kolesterol sebagai akibat dari pemberian buah jambu biji
merah . berdasarkan pembahasan jurnal tersebut memperjelaskan bahwa buah
jambu biji merah mampu menghasilkan SCFA dan kolestrol ceacum yang
merupakan wujud dari mekanisme penurunan kolestrol . mekanisme penurunan
kolestrol terjadi melalui penghambatan sintesis kolesterol oleh SCFA propionat
hasil fermentasi serat larut air dalam jambu biji merah oleh bakteri didalam kolon
.mekanisme penurunan kolesterol lain adalah melalui peningkatan ekstesi
kolesterol hasil pengikatan oleh serat larut air dalam buah jambu biji merah.
Berdasarkan kenyataan ini perlu dianjurkan rekomendasi kepada orang
yang berisiko menderita hiperkolesterolemia bahwa untuk menurunkan kolesterol
darah dilakukan dengan mengkomsumsi buah jambu biji merah sebagai biji merah
sebagai asupan makanan yang menyehatkan .
Berdasarkan penelitian ke empat Rufaida, Yuniarti, Sri Nor Mintarsih,
Abarwati, Merina Dwi Larasati.EFEK PEMBERIAN JUS JAMBU BIJI
TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRALANSIA
(overweight effectiveness of provision of guava juice on total cholesterol levels in
preweight overweight )
Penelitian bertujuan untuk menurunkan overwight dan kolesterol darah
mengunakan jus jambu biji jenis penelitian yang digunakan quasyeksperimen
dengan rancangan pretest-postest with control design. Mekanisme penurun
overwight dan koloesterol mengunakan pemberian jus jambu biji dosis 150 gram/
100 ml air lebih efektif dalam menurunkan kadar kolesterol total.
Penelitian ke-5 oleh I wayan Sastra Astawan efek jus buah biji ( Psidium
guajava L ) pada penderita dislipidemia .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengukuran triaqgtliserida pada
penderita dislipidemia setelah di terafi dengan pemberian jus jambu biji.
Jus jambu biji dalam dosis 650 mg\kg bb dalam bentuk sedian 200 ml yang
dikomsusmsi tiga kali sehari pada pagi, siang dan sore.
Tabel 3.1

N Nama penelitiasn Tujuan penelitian Metode Hasil penelitian Identitas


o tahun penelitian jurnal
judul penelitian
1 Ah. Yusuf ,Fery Penelitian ini bertujuan Jenis Hasil penelitian Jurnal ners vol
Effndi, Dian Rahma untuk mengetahui penelitian menujukan bahwa 5 no. 1 april
Afitasari ( 1 april pengaruh jus jambu biji yang pemeriksaan 2010 10-14
2010 ) terhadap penurunan digunakan kadar kolestrol
Pemberian jus jambu kadar kolesterol lansia. adalah quasy sebelum dan
biji menurunkan kadar experiment sesudah
kolesterol pada lansia dengan pemberian jus
penderita hipertensi . rancangan jambu biji dosis
penelitian 300 gram/ hari
pre-post test pada kelompok
control perlakuan
group. didapatkan bahwa
Dengan fre dari ketujuh
test ( responden
pemeriksaan mengalami
darah ), penurunan kadar
setelah kolesterol.
kelompok
perlakuan
diberi jus
jambu biji
kemudian
diadakan
pemeriksaan
darah
kembali (
post-test )
2. Asra Dewita Namora Tujuaan penelitian ini Jenis Hasil penelitian BUletin
Harahap, dr Ilham adalah untuk penelitian ini pemberian jus Farmatera
Hariaji M. Biomed mengetahui adalah buah tomat dan Falkultaws
( 1 pebuari 2018 ) perbandingan efektifias penelitian jus buah jambu Kedokteran
efektivitas pemberian pemberian jus buah eksperimenta biji merah dapat (FK )
jus tomat ( tomat dasn jus jambu l dengan menurunkanKada universitas
lycopersocum m. ) biji merah terhadap mengunakan r LDl .namun jus muhamatdiya
dengan jus buah jambu penuruna kada LDL. desain pretest jambu biji merah h Sumetera
biji merah ( psedium posttest lebih efektif Utara ( UMSU
guajava l ) terhadap withcontol menurunkan LDL ) E-ISSN
penurunan kadar LDL group desain ;2528-410X.
pada tikus putih jantan dan Vol 3 No 1
galur wisster ( rattus dilakukan ebuari 2018
norvegicus l ) yang pengambilan
diindukasi diet tinggi darah selama
lemak 3 kali prestest
intervensi
dan posttes.
3. Sugeng Maryono, Siti Tujuan penelitian ini Jenis Hasil penelitian AGTITECH,
Fatimah , Sugiri , untuk mengetahui penelitian ini buah jambu biji vol 33, no 3
Yustianus Marsono ( efektivitas pengaruh merupakan merah terbukti agustus 2013.
agustus 2013 ) pemberian buah jambu penelitian menghasilkan
Efek pemberian buah biji merah terhadap eksperimen SCFA dan
jambu biji merah murni dengan kolesterol digesta
terhadap produksi pernurunan kadar rancangan caecum lebih
SCFA dan kolesterol kolestrol randomized tinggi
dalam caecum tikus pre test post dibandingkan
hiperkolesterolemia test control pektin produksi
group design asam propinot dan
ekskresi
kolestreol ceacum
dapat
mengakibatkan
penurunan
kolestrol
4. Rufaida Penelitan ini Hasil penelitian in Universitas
, Yuniarti, Sri Penelitia mengunakan menujukan bahwa muhamatdiya
Nor Mintarsih, n bertujuan quasy ada pengaruh h Surakarta.
Abarwati, untuk eksperimen sight nitifkan 2016.
Merina Dwi menurunkan dengan pemberian jus
Larasati. (2016 overwight dan rancangan jambu biji
) kolesterol darah pretest terhadap
EFEK mengunakan jus posttest with penurunan kiadar
PEMBERIAN jambu biji jenis control kolesterol.
JUS JAMBU penelitian yang desain
BIJI digunakan
TERHADAP quasyeksperime
KADAR n dengan
KOLESTERO rancangan
L TOTAL pretest-postest
PADA with control
PRALANSIA design.
(overweight Mekanisme
effectiveness of penurun
provision of overwight dan
guava juice on koloestor
total
cholesterol
levels in
preweight
overweight )

5. I wayan Sastra Tujuan penelitian untuk Penelitian ini Hasil penelitian Calyptra :
Astawan menurunkan kadar LDL mengunakan menujukan bahwa jurnal iliah
(2013 ) pada penderita penetetpan pemeriksaan LDL mahasiswa
efek jus buah biji ( kolesterol .0. kadar LDL sebelum dan universitas
Psidium guajava L ) dan sesudah Surabaya
pada penderita trigliserida pemberian jus dengan vol 2,
dyslipidemia secara jambu biji dosis no 1 ( 2013 )
laboratorium 650 mg/kg dalam
yaitu bentuk sedian 200
sebelum ml yang
terafi pasien. dikomsusmsi 3x
sehari.
Mengalami
penurunan kadar
kolesterol
B. Protokol Studi Kasus
1. Tahap persiapan
Alat dan bahan yang diigunakan dalam studi kasus ini anta lain :
a. Kamera
Kamera digunakan sebangai alat media untuk mendokumentasikan
setiap kegitan yang berkaitan dengan studi kasus berupa gambar
sebagai bukti fisik
b. Leaflet digunakan sebagai media Pendidikan kesehatan kepada
klien . leaflef membahas mengenai kelesterol pada lansia dan
keefekfitasan jus jambu biji untuk menurunkan nilai kolesterol
dapat dilihat pada lsmpiran.
c. Satuasn acara penyuluhan ( SAP )
Semua acara penyuluhan (SAP ) digunakan sebangai acuan
dalam melakukan penyuluhan kesehatan kepada klien , semua
acara penyuluhan ( SAP ) dapat dilihat pada lampiran .
d. . informed Consend
Informed consent adalah lembar persetujuan tindakan yang dianjurkan
kepada klien sebelum penulis melakukan implementasi terkait
penanganan kolesterol , informed consent akan ditanda tangani oleh
klien jika klien setuju menerima pengobatan dengan kesempatan yang
sudah tertara . informed consent dapat dilihat pada lampiran
e. Lembar isian berisikan data demogarafi ( nama, usia,jenis kelamin ,
tempat tangggal lahir , agama , alamat , status, suku , pekerjaan ). Serta
peryatan penujang , lembar isian dapat dilihat pada isian
f. Lembar obervasi
Lembar observasi adalah lembar yang beruppa catatan perkembangan
kolesterol pada klien setelah dilaksanakan intervensi lembar observasi
dilihat pada lampiran.
g. Status opservasinal prosedur ( SOP )
Standar operasional prosudur ( SOP ) merupakan bahan acuan untuk
mekasanakan intervasi yang diberikan kepada klien standar
operasional prosedur dapat dilihat pada lampiran.
h. Alat dan bahan
1. Jambu biji sebanyak 150 gram
2. Air putih 100 ml
3. Blender
4. Cholesterol muter ( alat ukur kolesterol )
5. Pisau
2. Tahap pelaksanaan
Intervensi jus biji untuk penuruan nilai kolesterol ini akan dilakukan selam
2 minggu setiap pagi dan sore .adapun tahap pelaksanaannya sebagai berikut
:
a. Melakukan pencarian klien
Klien yang memenuhi kreteria inkulusi dalam studi kasus
pencarian klien dilakukan pada hari pertam
b. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan kolesterol pada
klien
Pengkajian dilakukan dengan metode wawan cara langsung
kepads klien , serta pengian lembar isian oleeh klien waktu
pelaksaan dilakukan pada hari kedua .
c. Pemberian Pendidikan kesehatan kepada klien mengenai
kolesterol dan keefektifitasan jus jambu biji untuk menurunkan
nilai kolesterol pada lansia yang mengalami kolesterol
dilakukan pada hari ketiga
d. Meminta persetujuan kepada klien
Penulis meminta persetujuan kepada klien untuk bersedia
menjadi responden daalam penerapan intervensi studi kasus
terkait penanganan kolesterol yang dilakukan pada hari ke
tiga . persetujuan dimuat dalam infomed consent.
e. Menetapakan waktu pelaksaana intervensi Bersama klien
Peneraspan waktu pelaksanaan initervensi dilakukan sesuai
kesepakatan antara penulis dan klien setelah mendapat
persetujuan dari klien telah menanda tangani lembar
informed consent.
f. Pelaksanaan intervensi
Pelaksanaan intervensi pertama dilakukan dihari keempat
sesuai kesempatan anatara penulis dan klien
g. Melakukan evaluasi dari hasil intervensi
Evaluasi dilakukan pada hari terakhir dilaksanakan
intervensi
3. Standar operasionala prosedur ( SOP )

Tabel 3.2
SOP pemberian jus jambu biji

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PEMBUATAN JUS JAMBU BIJI
Tujuan Untuk menurunkan kolesterol
pada langsia
Peralatan dan bahan 1 . jambu biji sebanyak 150 gram
2 . air putih 100 cc
3 . blender
4 . cholesterol meter ( alat ukur
kolesterol )
5 . pisau
Prosedur kerja 1 . cuci buah, lalu kupas buah
jambu biji , dan dipotong ambil
daging bbuah jambu
2 . masukkan buah jambu biji ke
dalam blander, lalu tuangkan air
putih sebanyalk 100 cc
4 . jus siap diminum
Sumber : jurnal ( Ah, Yusuf DkK, 2010 )
C. Karakteristik kasus
Intervensi berbasis bukti yang disusn dalam penelitian ini akan diaplikasi
pada penderita kolesterol dengan kadar kolesterol diatas batas normal 200-
240 mg/dl usia dalam rentang lansia ( 45-70 )tahun danberjenis kelamin
wanita , intervensi yang digunakan adalah quasy experiment denngan
rancangan tindakan pre-post test control group design
D. Etika studi kasus
Etika dalam studi kasus ini dilaksanakan dengan memenuhi prinsip -prinsip
the tive righs of human subjects in research , yang terdiri dari :
a. Hak untuk self determenition
Klien memiliki otonomi dan hak untuk Berpatisipasi atau tidak dalam
studi ini.
b. Hak herhadap privacy and dignity
Pasien atau klien memiliki hak untuk dihargai tentang apa yang mereka
lakukan dan apa yang dilakukan terhadap mereka serta untuk
mengontrol kapan dan bagaimana informasi tentang mereka dibagi
dengan orang lain.
c. Hak Anomimity dan confidentiality
Semua informasi yang didapat dari pasien atau klien harus dijaga
dengan sedemikian rupa sehingga informasi individual tertentu
tidak bisa langsunng dikaitkan dengan pasien atau klien , selain itu
juga harus dijaga kerahasian atas vketerlibatannya dalam studi ini .
dalam menyusun laporan penelitian , peneliti menguraikan dan
tanpa mengungkapkan identitas klien
d. Hak untuk mendapatkan penangana yang adil
Memberikan individu hak yang sama untuk dipilih atau terlibat
dalam studi tanpa diskriminasi dan berikan penangan yaqng sama
dengan menghormati seluruh persetujuan yang disepakati , dan
untuk memberikan penganan terhadap masalh yang muncul selama
partisipasi dalam proses studi kasus
e. Hak terhadap perlindungan diri ketidak nyamanan atau kerugian
Klien di lindungi dari eksplositasi dan penulis harus menjamin
bahwa semua usaha dilakukan unutk menimalkan bahaya atau
kerugian dari siaut studi kasus serta memaksimalkkan memfaat dati
studi kasus.

Anda mungkin juga menyukai