Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.2. Latar Belakang

1. Achmad S. Ruky

Menurut Achmad S. Ruky, komunikasi merupakan proses pemindahan dan pertukaran pesan,
dimana pesan ini dapat berbentuk fakta, gagasan, perasaan, data atau informasi dari seseorang
kepada orang lain. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi dan/ atau
mengubah informasi yang dimiliki serta tingkah laku orang yang menerima pesan tersebut.

2. Anderson

Mernurut Anderson, komunikasi merupakan proses yang dinamis. Proses ini secara konstan
berubah sesuai dengan situasi yang berlaku.

3. Anwar Arifin

Komunikasi menurut Anwar Arifin merupakan sebuah konsep multi makna. Dalam makna
sosial, komunikasi merupakan proses sosial yang berkaitan dengan kegiatan manusia dan
kaitannya dengan pesan dan prilaku.

4. Atep Aditya Barata

Atep Aditya Barata mendefinisikan komunikasi sebagai proses pengiriman dan penerimaan
pesan, berita, atau informasi yang terjadi diantara dua orang atau lebih. Proses ini dilakukan
secara efektif agar pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh penerimanya.
Komikasi terapeutik adalah komiksi yang di rencanakan secara sadar bertujuan dan
kegitaannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Melihat perkembangan dunia keperawatan saat ini yang semakin pesat tidak jarang
kita melihat perawat yang beretika tidak,sesuai salah satunya mengenai cara berkomunikasi
pada klien yang tidak memperhatikan faktor umur sehingga beberapa klien sering
menganggap perawat bekerja secara semberono . Maka sehubungan dengan hal itu dan
adanya tugas dari dosen mata kuliah, Memahami sikap pelayanan perawat maka kami
membuat makalah ini dengan judul Sikap perawat dalam berkomunikasi sesuai pada tingkat
usia.

1.1. Rumusan Masalah

1.Bagaimana tekhnik berkomunikasi dengan klien Bayi ?

2.Bagaimana tekhnik berkomunikasi dengan klien pra sekolah ?

3.Bagaimana tekhnik berkomunikasi dengan klien sekolah ?


AKPER PEMKAB KOTIM
1
4.Bagaimana tekhnik berkomunikasi dengan klien remaja ?

5.Bagaimana tekhnik berkomunikasi dengan klien dewasa ?

6.Bagaimana tekhnik berkomunikasi dengan klien lansia ?

1.2 Tujuan

Sebagai bahan belajar bagi parapembaca bagaimana cara berkomunikasi


menurut tingkat usia.

1.3. Manfaat

Menambah pengetahuan tentang cara berkomunikasi berdasarkan tingkat usia dan


dapat memenuhi tugas yang diberikan kepada kami.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Komunikasi Pada Bayi (0-1 tahun)

Komunikasi pada bayi umumnya dilakukan dengan melalui gerakan-gerakan bayi,


gerakan tersebut sebagai alat komunikasi efektif , disamping itu komunikasi pada bayi dapat
dilakukan secara non verbal .

Selain melakukan komunikasi seperti di atas terdapat cara komunikasi yang efektif pada
bayi yakni dengan cara menggunakan komunikasi non verbal dengan tekhnik sentuhan
seperti mengusap , menggendong, memangku, mencium dan lain- lain. Perkembangan
komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi untuk melihat sesuatu yang
menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan berespons untuk mengeluarkan suara-suara
bayi.

Tingkat perkembangan indra pada bayi :

a. Penglihatan

Pada waktu lahir, mata bayi belum berkembang sempurna sehingga penglihatannya
masih kabur. Dalam usia satuminggu, anak telah mapuh merespon cahaya. Pada usia ini,
kemampuan koordinasi otot mata bayi mulai tampak sehingga ia mampu menangkap gerak
benda yang digerakan di sekitar matanya dan mengedipkan matanya terhadap sinar yang
terang dan suara. Pada usia minggu ke delapan dimana bayi sudah mampu untuk melihat
objek atau cahaya, kemudian pada minggu kedua belas sudah mulai melakukan
AKPER PEMKAB KOTIM
2
tersenyum dan ia mampuh melihat objek dengan jelas dalam jarak relatif jauh.pada usia enam
bulan bayi telah mampu mengidentifikasi warna, mampu melihat beberapa gambar yang
terdapat dalam buku.

b. Pendengaran

Pada saat lahir, bayi dapat dikatakan masih tuli. Namun, mulai hari ketiga sampai ketuju
bayi sudah mampu bereaksi terhadap suara dari lingkungannya. Dalambeberapa hari, bayi
telah mampuh membedakan berbagai suara misalnya membedakan suara ibunya dari suara
orang lain.

Pada usia ke enam belas minggu bayi sudah mulai menolehkan kepala pada suara yang
asing bagi dirinya. Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata
awal seperti ba-ba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi terhadap
panggilan terhadap namanya. Pada akhir tahun pertama bayi sudah mampu mengucapkan
kata-kata yang spesifik antara dua atau tiga kata.

c. Perabaan

Kulit bayi cukup peka sehingga sangat sensitiv terhadap segala sentuhan, tekanan dan
suhu.

d. Penciuman dan pengecapan

Hidung dan lidah merupakan indra yang cukup peka pada bayi, sehingga ada kalanya bayi
menolak makanan, dan mereka dapat menentukan bau susu ibunya dan merespon terhadap
bau susu tersebut dengan menoleh kearah ibunya. Seiring peningkatan usia, kemampuan
penerimaan rangsang suara juga berkembang sehingga sejak usia tiga bulan, komunikasi
dengan bayi mulai dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa.

e.Wicara

Kemampuan bicara pada tahun pertama muncul dalam tiga bentuk, yang lebih dikenal
sebagai “bentuk prawicara” (prespeech forms), yaitu: menangis, merengek, dan gerak gerik.
Komunikasi dengan bayi dilakukan dengan menggunakan suara, sentuhan dan belaian,
ciuman (taktil) ataupun gerakan.

Tujuan berkomunikasi dengan bayi, yaitu :

1. Memberi rasa aman pada bayi.

2. Memenuhi kebutuhan bayi akan kasih sayang, dan melatih bayi mengembangkan
kemampuan

bicara , mendengar, dan menerima rangsangan

AKPER PEMKAB KOTIM


3
2.2. Komunikasi Pada Usia Pra Sekolah (2-6 tahun)

Masa prasekolah atau masa anak-anak awal adalah periode pada saat anak berusia 2-6
tahun. Pada masa ini, anak mulai mandiri,dan mengembangkan keterampilan dirinya untuk
berinteraksi dengan orang lain.

Pada usia ini cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberi tahu apa yang terjadi
pada dirinya, memberi kesempatan pada mereka untuk menyentuh alat pemeriksaan
yang akan digunakan, menggunakan nada suara , bicara lambat jika tidak dijawab harus
diulang lebih jelas dengan pengarahan sederhana, hindarkan sikap mendesak untuk dijawab
seperti kata-kata “jawab dong” mengalihkan aktivitas saat komunikasi, memberikan mainan
saat komunikasi dengan maksud anak mudah diajak komunikasi dimana kita berkomunikasi
dengan anak sebaiknya mengatur jarak, adanya kesadaran diri dimana kita harus menghindari
konfrontasi langsung, duduk yang terlalu dekat dan berhadapan.

Anda dapat membicarkan aktifitas bermainya, kemampuan makan mereka dan


sebagainya.pada masa ini anak ingin di tanyai tentang hal-hal yang telah mereka lakukan.
Salah satu karir komunikasi pada anak ini adalah bahwa sebagian anak mengalami “stranger
anxiety” yaitu bahwa anak menjadi cemas dan takut bila berhadapan dengan orang yang
tidak dikenalnya. Pada situasi ini anak akan sangat sensitip terhadap berbagai bentuk perilaku
orang yang tidak dikenalnya baik secara perbal maupun non perbal.

Adakalanya, perilaku dan gerak gerik yang dilakukan orang lain sangat diperhatikannya
untuk mengambil kesimpulan, apakah orang tersebut mengancam integritas dirinya atau
tidak. selain itu, anak juga mengalami peningkatan kecemasan bila ia mendengar informasi
yang membingungkanatau tidak diketahuinya.

Anak menjadi terancam dengan komunikasi yang dilakukan mankalah ia merasa gagal
mendeskripsikan pesan yang diterimanya untuk itu dalam penerapan komunikasi hendaknya
gunakan kata-kata yang sederhana, kalimat yang pendek, pengurangan kata yang familier dan
memberi keterangan dengan penjelasan yang konkrit.

Dalam pengembangan komunikasi pada anak, perlu diperhtikan tidak hanaya


diperhatikan pesan yang diucapkan saja, tetapi juga memperhatikan situasi nonverbal yang
disampaikan.

Tugas perkembangan anak pada masa prasekolah:

- Belajar membedakan jenis kelamin

- Membentuk konsep diri dari kenyataan sosial dan fisik yang sederhana

- Belajar menghubungkan dirinya dengan orang lain: teman bermain, orang tua, saudara

- Belajar mengembangkan kata hati, membedakan antara benar dan salah


AKPER PEMKAB KOTIM
4
- Belajar keterampilan fisik dalam bentuk permainan

- Belajar bergaul dengan teman-temannya

- Mengembangkan konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan komunikasi pada masa prasekolah

- Melatih keterampilan penggunaan pancaindra

- Meningkatkan keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotor

- Sebagai bentuk pembelajaran dan permainan dalam melakukan hubungan dengan


orang lain

- Mengembangkan konsep diri

2.3. Komunikasi Usia Sekolah (7-13 tahun)

Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan anak
mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa yang dilaksanakan
oleh anak mencerminkan pikiran anak dan kemampuan anak membaca disini sudah muncul,
pada usia ke delapan anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berfikir tentang
kehidupan.

Komunikasi yang dapat dilakukan pada anak usia sekolah adalah tetap masih
memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak-anak yaitu menggunakan kata-kata
sederhana yang spesifik menjelaskan sesuatu yang menjadi ketidak jelasan pada anak atau
sesuatu yang tidak diketahui pada usia ini keingin tahuan pada aspek fungsional dan
prosedural dari objek tertentu sangat tinggi.

Maka jelaskan arti, fungsi, dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari suatu yang
ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak
tidak mampu berkomunikasisecara efektif . Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu
yang penting dalam menjaga hubungan dengan anak,melalui komunikasi ini pula perawat
dapat memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya
digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan keperawatan.

Beberapa cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan anak, antara lain :

1. Melalui orang lain atau pihak ketiga

Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menum-buhkan


kepercayaan diri anak, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi dengan
melibatkan orang tua secara langsung yang sedang berada di samping anak.

AKPER PEMKAB KOTIM


5
2. Bercerita

Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah diterima,
mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan hendaknya
sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang dapat diekspresikan melalui tulisan
maupun gambar.

3. Memfasilitasi

Memfasilitasi anak adalah bagian cara berkomunikasi, melalui ini ekspresi anak atau
respon anak terhadap pesan dapat diterima.

4. Biblioterapi

Melalui pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan,
dengan menceritakan isi buku atau majalah yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan
kepada anak.

5. Meminta untuk menyebutkan keinginan

Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan meminta anak untuk
menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak dan keinginan
tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran anak pada saat itu.

Tugas perkembangan anak usia sekolah:

- Mengembangkan konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari

- Mengembangkan kata hati, nilai, dan kesusilaan

- Mengembangkan kemampuan hidup berkelompok

- Belajar bergaul dengan teman sebaya

- Mengembangkan keterampilan dasarmembaca, menulis, berhitung

- Belajar menjalankan peran sebagai pria atau wanita.

2.4. Komunikasi Pada Usia Remaja

Pada usia ini pola pikir sudah mulai menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi
konseptualisasi mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa.Komunikasi
yang dapat dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau curah pendapat pada teman
sebaya , hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga
kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya kepercayaan anak dan
merupakan masa transisi dalam bersikap dewasa.

AKPER PEMKAB KOTIM


6
Batas usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21
tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12-15 tahun = masa
remaja awal, 15-18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun = masa remaja akhir.

Tugas perkembangan pada masa remaja menurut Garison:

- Menerima keadaan diri sendiri.

- Mendapatkan hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya dari kedua
jenis kelamin

- Menerima keberadaan sebagai pria atau wanita dan belajar hidup sesuai dengan
keadaan ibu

- Mendapatkan kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lain

- Mendapatkan kemampuan untuk bertanggung jawab dalam masalah ekonomi dan


keuangan

- Mendapatkan nilai hidup dan falsafah hidup.

2.5. Komunikasi pada masa dewasa

Tekhnik komunikasi yang dikembangkan pada masa dewasa dengan mengembangkan


komunikasi sebagai media transfer informasikomunikasi pada dewasa mengalami puncaknya
karena kematangan fisik, mental, dan kemampuan sosial mencapai optimal peran dan
tanggung jawab serta tuntutan sosial telah membentuk orang dewasa melakukan komunikasi
dengan orang lain.

Tekhnik komunikasi yang di kembangkan pada masa dewasa telah mencapai tahap
optimal, baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal.

Materi komunikasi pada masa ini adalah :

1. Pekerjaan dan tugas : pembagian tugas, deskripsi kerja, dan transaksi kerja.

2. Kegiatan kerumahtanggaan : pembagian tugas dalam keluarga,dan pendidikan terhadap


anak

3. Kegiatan professional : pembagian kerja, transakai.

4. Kegiatan social : hubungan sosial, peran dan tugas sosial.

2.6. Komunikasi Pada Lansia

Komunikasi pada lansia berbeda dengan komunikasi dengan individu lain karena lansia
itu pada dasarnya unik .

AKPER PEMKAB KOTIM


7
Kemampuan komunikasi pada lansia (lanjut usia) dapat mengalami penurunan akibat
penurunan fungsi berbagai sistem organ, seperti penglihatan, pendengaran, wicara, dan
persepsi. Semua ini menyebabkan penurunan kemampuan lansia menangkap pesan atau
infomasi dan melakukan transfer informasi. Penurunan kemampuan melakukan komunikasi
berlangsung bertahap dan bergantung pada seberapa jauh gangguan indra dan gangguan otak
yang dialami lansia.

Gangguan ingatan (demensia) berdampak pada penerimaan dan pengiriman pesan.


Dampak pada penerimaan pesan,antara lain : lanjut usia mudah lupa terhadap pesan yang
baru saja diterimanya,kurang mampu membuat kordinasi dan mengaitkan pesan dengan
konteks yang menyertai,dan bahkan salah menangkap pesan.

Sedangkan dampak dimensia terhadap pengiriman pesan,antara lain: lansia kurang


mampu membuat pesan yang bersifat kompleks,bingung pada saat mengirim pesan,dan pesan
yang disampaikan salah.Gangguan ingatan (demensia) berdampak pada penerimaan dan
pengiriman pesan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan lansia antara lain:

a. Perubahan fisisk lansia seperti pendengaran.

b. Gangguan pendengaran menyebabkan lansia hanya dapat mendengar suara yang relatif
keras dan pada tempo suara yang lebih lambat.

c. Normal Agging Process

d. Perubahan sosial

e. Pengalaman hidup dan latar belakang budaya.

Tips Berkomunikasi Dengan Lansia adalah :

1. Menyedikan waktu ekstra

2. Mengurangi kebisingan

3. Duduk berhadapan

4. Menjaga kontak mata

5. Mendengar aktif

6. Berbicara pelan, jelas, dan keras

7. Gunakan kata- kata atau kalimat yang sederhana dan pendek

AKPER PEMKAB KOTIM


8
8. Menetapkan satu topic dalam satu waktu

9. Awali percakapan dengan topic sederhana

10. Bicarakan tentang topic yang familiar dan menarik bagi lansia

11. Beri kesempatan pada lansia untuk menegenang masa lalu

12. Menyampaikan instruksi secara tertulis dan sederhana

AKPER PEMKAB KOTIM


9
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Komunikasi pada dasarnya harus memperhatikan kematangan orang atau klien yang
diajak berbicara berdasarkan tingkatan usia, dalam hal ini yaitu kesempurnaan indra,
kesempurnaan dan kematangan otak , kematangan psikologi sehingga pada akhirnya kita
dapat menyesuaikan gaya bahasa, tekanan suara, dan jenis bahasa yang kita gunakan.

3.2 Saran

Sebaiknya dalam melakukan komunikasi, kita harus bersikap ramah, sopan, dan mampuh
menempatkan diri terhadap orang yang diajak berkomunikasi, dengan melihat tingkatan usia,
sosial, latar belakang,dan budayanya.

DAFTAR PUSTAKA

Anomin.2004.Komunikasi Pada lansia.Diakses pada tanggal 07 November2008 pukul 13.30


wib.

Azwar, Azrul.1988.Pengantar administrasi Kesehatan edisi kedua.Jakarta:Binapura Aksara

Brunner and Suddarth.2001.Keperawatan Medikal Bedah Volume 1.Jakarta:EGC.

Keliat, Anna.1996.Hubungan Terapeutik.Jakarta:EGC.

Potter and Perry.2005.Fundamental Keperawatan Volume 1.Jakarta:EGC.

AKPER PEMKAB KOTIM


10

Anda mungkin juga menyukai