Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, berwarna
kekuningan dan berupa seperti lilin, yang diproduksi oleh hati dan sangat
diperlukan oleh tubuh. Kolesterol termasuk golongan lipid yang tidak terhidrolisis
dan merupakan sterol utama dalam jaringan tubuh manusi.Kolesterol mempunyai
makna penting karena merupakan unsur utama dalam lipoprotein plasma dan
membran plasma serta menjadi prekursor sejumlah besar senyawa steroid.
Kolesterol terbentuk secara alamiah. Dari segi ilmu kimia, kolesterol
merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan oleh tubuh dengan bermacam-
macam fungsi, antara lain untuk membuat hormon seks, hormon korteks adrenal,
vitamin D, dan untuk membuat garam empedu yang membantu usus untuk
menyerap lemak. Jadi, bila takarannya pas atau normal, kolesterol adalah lemak
yang berperan penting dalam tubuh. Kolesterol tidak larut dalam darah. Kolesterol
diangkut ke berbagai jaringan dalam tubuh dengan bantuan senyawa yang
tersusun atas lemak dan protein, yakni lipoprotein.

Dislipidemia merupakan suatu kondisi dimana terjadi abnormalitas kadar


lipid di dalam darah, diantaranya peningkatan kadar kolesterol, LDL (Low
Density Lipoprotein). dan kadar trigliserida, serta penurunan kadar HDL
(High Density Lipoprotein), yang merupakan faktor penting dalam risiko
terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke.
(Pramono, 2009) juga menyebutkan bahwa dislipidemia merupakan faktor
resiko utama penyakit jantung koroner. Dislipidemia adalah salah satu komponen
dalam tiras sindrom metabolik selain diabetes dan hipertensi.

Kolesterol yang diproduksi oleh tubuh terdiri dari 2 jenis, yaitu kolesterol
HDL (High Density Lipoprotein) yang biasa disebut dengan kolesterol baik dan
kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) disebut dengan kolesterol jahat.

Kolesterol LDL akan menumpuk pada dinding pembuluh darah arteri koroner
yang menyebabkan penyumbatan, karena itu LDL disebut sebagai kolesterol
jahat. Kelebihan kadar kolesterol dalam darah disebut dengan
hiperkolesterolemia.
Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2002, tercatat
sebanyak 4,4 juta kematian akibat hiperkolesterolemia atau sebesar 7,9% dari
jumlah total kematian. Data yang dihimpun oleh WHO dalam Global status
report on non-communicable diseases tahun 2008 memperlihatkan bahwa faktor
resiko hiperkolesterolemia pada wanita di Indonesia lebih tinggi yaitu 37,2%
dibandingkan dengan pria yang hanya 32,8%.
Prevalensi hiperkolesterolemia pada kelompok usia 25-34 tahun adalah 9,3% dan
meningkat sesuai dengan pertambahan usia hingga 15,5% pada kelompok usia 55-
64 tahun.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang di atas, dapat kita bahas
tetengan Kolesterol dan Dislipidemia pada tubuh seseorang

1.3 Tujuan Penelitihan


.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tentang Kolesterol dan Dislipidemia pada tubuh seseorang.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui apa itu Kolesterol
2. Mengetahui apa itu Dislipidemia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian kolesterol


Kolesterol adalah salah satu jenis lemak yang terdapat di dalam tubuh.
Kolesterol memiliki fungsi penting bagi tubuh. Namun, jika kadarnya melebihi batas
normal, kolesterol akan menumpuk di pembuluh darah dan membentuk plak yang
dapat menyumbat pembuluh darah

Kolesterol merupakan lemak yang diproduksi secara alami oleh organ hati.
Lemak ini juga bisa ditemukan dalam makanan yang berasal dari hewan, seperti
daging dan susu. Di dalam tubuh, kolesterol diperlukan untuk membentuk sel-sel
sehat, memproduksi sejumlah hormon, dan menghasilkan vitamin D.

Meskipun penting bagi tubuh, kolesterol dapat mengganggu kesehatan jika


kadarnya terlalu tinggi. Kondisi ketika kadar kolesterol terlalu tinggi
disebut kolesterol tinggi. Kolesterol tinggi paling sering dialami oleh orang
dewasa, tetapi juga bisa dialami oleh anak-anak.

Jika tidak ditangani dengan tepat, penumpukan lemak yang diakibatkan tingginya
kadar kolesterol dalam darah, dapat pecah dan menyebabkan kondisi yang lebih
serius, seperti stroke dan serangan jantung.

2.1.2 Jenis Kolesterol

Pada dasarnya, kolesterol tidak bisa larut dalam darah. Oleh sebab itu, hati
memproduksi zat yang bernama lipoprotein untuk menyalurkan kolesterol ke
seluruh tubuh.

Ada tiga jenis lipoprotein yang utama, yaitu:

 Low-densitylipoprotein (LDL)
LDL berfungsi membawa kolesterol ke seluruh tubuh melalui pembuluh
darah arteri. Apabila kadarnya terlalu tinggi, LDL akan menumpuk di
dinding pembuluh arteri. LDL dikenal sebagai ‘kolesterol jahat’.
 High-densitylipoprotein (HDL)
HDL berfungsi mengembalikan kolesterol berlebih ke hati, untuk
dikeluarkan dari tubuh. Oleh karena itu, HDL dikenal sebagai ‘kolesterol
baik’.
 Trigliserida
Lemak jenis ini digunakan sebagai sumber tenaga. Trigliserida terbentuk
ketika tubuh mengubah sisa kalori yang tidak terpakai oleh tubuh. Jika
tubuh terus mendapat asupan kalori secara berlebihan dibandingkan
dengan pemakaiannya, kadar trigliserida akan naik.

2.1.3 Penyebab dan Faktor Risiko Kolesterol Tinggi

Kolesterol dapat berbahaya bagi tubuh jika kadarnya terlalu tinggi. Seseorang
berisiko mengalami kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia apabil memiliki
beberapa faktor. Sebagian faktor tersebut dapat dikendalikan, sedangkan sebagian
lainnya tidak.

2.1.4 Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kolesterol tinggi
adalah:

Gaya hidup

Gaya hidup tidak sehat merupakan penyebab paling umum tingginya kadar
kolesterol dalam tubuh. Beberapa contoh gaya hidup tidak sehat adalah:

 Merokok
 Jarang berolahraga atau melakukan aktivitas fisik
 Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
 Mengonsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh, seperti
gorengan, susu full cream, kulit ayam, dan jeroan
 Mengalami stres

Penyakit

Meningkatnya kadar kolesterol juga dapat terjadi akibat menderita penyakit


tertentu. Beberapa penyakitnya adalah:

 Obesitas atau kelebihan berat badan


 Diabetes
 Hipotiroidisme
 Gagal ginjal kronis
 HIV/AIDS
 Keturunan
 Kolesterol tinggi dapat disebabkan oleh perubahan atau mutasi sejumlah
gen yang diturunkan dari kedua orang tua. Mutasi gen ini membuat tubuh
tidak bisa membuang kolesterol dari dalam darah. Namun, kolesterol
tinggi akibat kondisi ini lebih jarang terjadi bila dibandingkan dengan
faktor-faktor lainnya.
 Selain beberapa faktor di atas, seseorang yang berusia 40 tahun ke atas
juga lebih berisiko menderita kolesterol. Hal ini terjadi karena seiring
bertambahnya usia, hati menjadi kurang mampu membuang kolesterol
jahat (LDL).

2.1.5 Gejala Kolesterol

Kolesterol tinggi tidak menimbulkan gejala. Akibatnya, banyak orang yang tidak
sadar kadar kolesterolnya tinggi sampai terserang komplikasi serius, seperti
penyakit jantung atau stroke. Oleh sebab itu, lakukan tes darah secara berkala
untuk mengetahui kadar kolesterol Anda.

Untuk orang dewasa, disarankan untuk menjalani pemeriksaan kolesterol tiap 4–6
tahun sekali, dimulai dari usia 20 tahun. Meski jarang mengalami kolesterol
tinggi, pemeriksaan kolesterol pada anak-anak juga dianjurkan saat anak berusia
9–11 tahun, dan diulangi pada usia 17–21.

Bagi anak-anak yang keluarganya menderita diabetes atau kolesterol tinggi,


dianjurkan menjalani pemeriksaan kolesterol pada usia 2–8 tahun, dan diulangi
pada usia 12–16 tahun.

Meski terdapat alat untuk pemeriksaan kolesterol mandiri, Anda tetap disarankan
untuk memeriksakan kadar kolesterol di laboratorium. Bila kadar kolesterol Anda
tinggi, maka disarankan untuk berkonsultasi ke dokter.

2.1.6 Diagnosis Kolesterol Tinggi

Untuk mengetahui kadar kolesterol, dokter akan terlebih dahulu melakukan tanya
jawab mengenai gaya hidup, pola makan, dan riwayat kolesterol tinggi atau
penyakit lain dalam keluarga.

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan
berat badan, tinggi badan, lingkar perut, tekanan darah dan denyut jantung.

Tes kolesterol dilakukan dengan mengambil sampel darah. Dari tes tersebut, akan
didapat nilai kolesterol yang terdiri dari LDL, HDL, trigliserida, dan kolesterol
total. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, dokter dapat meminta pasien
berpuasa selama 9–12 jam sebelum pengambilan darah.

Adapun nilai kolesterol normal yang terdiri dari LDL, HDL, trigliserida, serta
kolesterol total yaitu:

 LDL, yaitu kurang dari 100 mg/dL


 HDL, yaitu 60 mg/dL atau lebih
 Trigliserida, yaitu kurang dari 150 mg/dL
 Kolesterol total, yaitu kurang dari 200 mg/dL

Perlu diingat bahwa makin tinggi kadar kolesterol HDL akan makin baik bagi
tubuh. Sebaliknya, kadar kolesterol LDL, trigliserida, dan kolesterol total yang
makin tinggi dapat membahayakan kesehatan. Kolesterol tinggi merupakan
gabungan dari nilai kolesterol total dan LDL yang tinggi, serta HDL yang rendah.

2.1.7 Pengobatan Kolesterol Tinggi

Untuk menurunkan kadar kolesterol yang tinggi, dokter terlebih dahulu akan
menganjurkan pasien untuk menjalani gaya hidup sehat, seperti:

 Berolahraga secara teratur, minimal 30 menit setiap hari


 Menghindari makanan yang dimasak dengan cara digoreng
 Memperbanyak konsumsi makanan tinggi serat, seperti buah dan sayuran
 Membatasi konsumsi makanan yang berlemak tinggi, seperti daging
merah dan kue
 Berhenti merokok

Jika kadar kolesterol tidka kunjung turun setelah menjalani gaya hidup sehat,
dokter dapat memberikan beberapa jenis obat-obatan yang dapat membantu
menurunkan kolesterol, yaitu:

 Obat golongan statin, seperti simvastatin dan atorvastatin


 Ezetimibe
 Cholestyramine

Jika kadar trigliserida pasien juga tinggi, dokter juga dapat meresepkan obat di
bawah ini:

 Fibrate, seperti fenofibrate dan gemfibrozil


 Suplemen omega 3
 Vitamin B3 (niacin)

2.1.8 Komplikasi Kolesterol Tinggi

Kadar kolesterol yang berlebihan perlu ditangani. Apabila dibiarkan, kolesterol


akan menumpuk di dinding pembuluh darah arteri dan membentuk plak sehingga
membuat arteri menyempit. Kondisi ini disebut dengan aterosklerosis.

Aterosklerosis yang tidak ditanganidapat membuat aliran darah tersumbat dan


menimbulkan komplikasi serius berikut ini:

 Penyakit jantung koroner


 Serangan jantung
 Penyakit ginjal
 Penyakit arteri perifer
 Stroke
 Tekanan darah tinggi
 Batu empedu

2.1.9 Pencegahan Kolesterol Tinggi

Untuk mencegah tingginya kadar kolesterol dalam tubuh, ada sejumlah upaya
yang dapat dilakukan, yaitu:

 Tidak merokok
 Berolahraga secara rutin, minimal 30 menit sehari
 Mengelola stres dengan baik
 Menurunkan berat badan atau menjaga berat badan agar tetap ideal
 Menerapkan pola makan yang sehat dan bergizi lengkap dan seimbang
 Mengonsumsi makanan yang mengandung serat, seperti buah-buahan dan
sayur-sayuran
 Membatasi makanan yang mengandung kolesterol tinggi
 Membatasi konsumsi minuman beralkohol

2.2 Definisi dislipidemia

Dislipidemia adalah kondisi yang terjadi ketika kadar lipid (lemak) di


dalam darah terlalu tinggi atau terlalu rendah. Lipid, bersama dengan protein dan
karbohidrat, merupakan komponen penting yang terdapat di dalam sel-sel tubuh.

Lipid adalah zat lemak yang terdiri dari kolesterol dan trigliserida. Komponen-
komponen ini tersimpan di dalam tubuh dan berperan sebagai sumber tenaga
untuk tubuh.
Istilah ini juga berkaitan dengan kondisi kolesterol tinggi, walaupun sebenarnya
dislipidemia adalah istilah yang mencakup lebih dari sekadar kolesterol tinggi.

Kolesterol sendiri dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu kolesterol baik dan
kolesterol jahat. High-density lipoprotein atau HDL merupakan kolesterol baik.
Normalnya, pria memiliki kadar HDL di atas 40 mg/dL, sementara perempuan
berkisar di atas 50 mg/dL.
Kolesterol jahat disebut dengan low-density lipoprotein atau LDL. Pada orang
yang sehat, sebaiknya memiliki kadar LDL di bawah 100 mg/dL, dan 70 mg/dL
untuk penderita diabetes dan penyakit jantung. Total kolesterol yang seharusnya
dimiliki oleh orang yang sehat di bawah 200 mg/dL.
Komponen lain dari lipid adalah trigliserida. Kadar trigliserida yang normal di
dalam tubuh seharusnya di bawah 150 mg/dL.
2.2.1 Kondisi-kondisi yang menentukan seseorang menderita dislipidemia
adalah:

 Memiliki kadar LDL atau kolesterol jahat yang tinggi.

 Memiliki kadar HDL atau kolesterol baik yang rendah.

 Memiliki kadar trigliserida yang tinggi.

Ketika seseorang memiliki kadar kolesterol jahat yang tinggi, plak lemak dapat
menumpuk di pembuluh arteri. Seiring berjalannya waktu, pembuluh arteri dapat
tersumbat dan mengakibatkan masalah-masalah kesehatan, seperti penyakit
jantung dan stroke.
Penumpukan lemak pada arteri juga dapat terjadi akibat kurangnya kadar
kolesterol baik dan tingginya kadar trigliserida di dalam darah.

Dislipidemia adalah kondisi yang cukup umum terjadi. Menurut sebuah artikel
yang dimuat dalam International Journal of Gerontology, angka kejadian penyakit
ini paling banyak terjadi di negara-negara Eropa dan Amerika, dengan persentase
kejadian 53,7% dan 47,7% secara berurutan.
Sementara itu, di negara-negara Asia Tenggara, penyakit ini memiliki persentase
kejadian setinggi 30,3%. Di Indonesia, sebanyak 36% populasi yang berusia 25
tahun ke atas menderita penyakit ini, dengan 33,1% pasien pria dan 38,2% pasien
wanita.

Dislipidemia adalah kondisi yang dapat diatasi dengan cara mengenali faktor-
faktor risiko yang ada. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai
penyakit ini, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter.

2.2.2 Tanda-tanda & gejala dislipidemia

Pada umumnya, penderita tidak merasakan gejala apapun. Biasanya penderita


baru mengetahui adanya penyakit ini saat sedang melakukan pemeriksaan untuk
kondisi kesehatan lain.

Namun, apabila tidak segera ditangani, penyakit ini dapat menimbulkan masalah
kesehatan lain seperti penyakit arteri koroner dan penyakit arteri perifer.
Keduanya dapat mengakibatkan beberapa komplikasi, seperti serangan jantung
dan stroke. Beberapa tanda-tanda dan gejala yang mungkin Anda rasakan ketika
mengalami dislipidemia adalah:
 Kaki sakit, terutama saat berdiri atau berjalan.

 Nyeri dada.
 Dada tertekan dan terasa sesak..

 Kesulitan benapas
 Sakit di leher, rahang, pundak, dan punggung.
 Gangguan pencernaan.

 Kepala pusing.

 Palpitasi jantung.
 Keringat dingin.

 Mual dan muntah.

 Pembengkakan di area kaki, perut, dan leher.

 Pingsan.

Kemungkinan ada tanda-tanda atau gejala yang tidak disebutkan di atas. Apabila
Anda memiliki kekhawatiran akan munculnya gejala tertentu, segera periksakan
diri ke dokter.

Apabila hasil tes tidak menunjukkan kisaran yang memuaskan, dokter dapat
merekomendasikan pemeriksaan di lain waktu. Dokter juga dapat menyarankan
Anda melakukan tes yang lebih rutin jika Anda memiliki riwayat keluarga
terhadap dislipidemia, penyakit jantung atau tekanan darah tinggi.
Namun, Anda perlu waspada jika Anda merasakan nyeri dada, kepala pusing,
pingsan, atau masalah pernapasan. Kondisi ini harus mendapatkan penanganan
medis sesegera mungkin.

Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang


bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan sesuai dengan kondisi
kesehatan Anda, selalu periksakan diri ke dokter.

2.2.4 Penyebab dislipidemia

Berdasarkan penyebabnya, penyakit ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
primer dan sekunder. Berikut penjelasannya:

1. Dislipidemia primer

Jenis primer diturunkan dari anggota keluarga yang juga menderita penyakit ini.
Jenis ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa subtipe, yaitu:

Familial combined hyperlipidemia


Jenis ini yang paling banyak ditemukan dalam kasus dislipidemia. Kondisi ini
disebabkan oleh tingginya kadar kolesterol jahat dan trigliserida.

Kasus ini banyak ditemukan pada pasien berusia remaja atau 20 tahun ke atas.
Jenis ini juga dapat meningkatkan risiko Anda terkena serangan jantung.
Familial hypercholesterolemia dan polygenic hypercholesterolemia
Keduanya ditandai dengan tingginya kadar kolesterol total. Anda dapat
menghitung kolesterol total dengan cara menghitung kadar kolesterol LDL dan
HDL Anda, bersama dengan setengah dari kadar trigliserida Anda.

Familial hyperapobetalipoproteinemia
Dalam kondisi ini, Anda memiliki kadar apolipoprotein B yang berlebihan di
dalam tubuh Anda. Apolipoprotein B adalah salah satu jenis protein yang terdapat
di kolesterol LDL.

2. Dislipidemia sekunder

Sementara itu, jenis sekunder disebabkan oleh faktor gaya hidup atau kondisi
kesehatan yang dapat memengaruhi kadar lipid di dalam tubuh Anda.

Penyebab umum dislipidemia sekunder adalah:

 Obesitas.
 Diabetes.

 Hipotiroidisme.

 Minum alkohol berlebihan.

 Sindrom PCOS.
 Sindrom metabolik.

 Banyak mengonsumsi makanan berlemak.

 Sindrom Cushing.

 Penyakit radang pencernaan (IBS).

 Infeksi parah, seperti HIV.


 Aneurisma aorta pada perut.

Dislipidemia adalah kondisi yang bisa disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak
dapat Anda ubah, misalnya karena keturunan alias bawaan genetik.

Penyebab gangguan lipid turunan perlu ditinjau apabila terdapat riwayat penyakit
keluarga, terutama apabila penyakit kardiovaskular terjadi pada anggota keluarga
di usia yang muda (di bawah 55 tahun pada pria dan di bawah 65 tahun pada
wanita).

2.2.5 Faktor risiko dislipidemia

Dislipidemia adalah kondisi yang dapat menimpa siapa saja dari berbagai
golongan usia dan ras. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan
risiko seseorang terkena penyakit ini.
Perlu Anda ketahui bahwa memiliki salah satu atau semua faktor risiko bukan
berarti Anda dipastikan akan terkena penyakit ini. Ada pula kemungkinan Anda
tetap terserang penyakit ini meskipun Anda tidak memiliki faktor risiko satupun.

Berikut adalah faktor-faktor risiko yang memicu munculnya penyakit ini:

1. Usia

Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada pasien berusia dewasa dan usia
lanjut. Risiko Anda akan semakin tinggi seiring dengan bertambahnya
usia. Sebagai contoh, ketika Anda bertambah tua, maka hati semakin
kesulitan mengatur kadar kolesterol LDL di dalam tubuh Anda.

2. Riwayat penyakit keluarga

Jika memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit kardiovaskular


atau hiperlipidemia, Anda memiliki peluang yang besar untuk terserang
penyakit ini.

3. Berat badan berlebih atau obesitas

Apabila Anda memiliki berat badan yang melebihi batas wajar, atau
indeks massa tubuh di atas 30, risiko Anda untuk terserang penyakit
kolesterol lebih tinggi.

4. Pola makan yang buruk

Sering makan lemak jenuh dan tidak jenuh yang terdapat di daging atau
produk olahan tertentu dapat meningkatkan kadar kolesterol Anda. Selain
itu, makanan yang tinggi kolesterol, seperti daging merah dan produk
olahan susu, dapat memicu munculnya penyakit ini.

5. Tidak aktif bergerak atau kurang olahraga

Olahraga dapat merangsang perkembangan kolesterol HDL atau kolesterol


baik di dalam tubuh Anda. Kondisi ini dapat menyeimbangkan kadar
kolesterol total dengan cara mengelola kolesterol LDL tubuh Anda.

Maka dari itu, apabila Anda jarang bergerak atau kurang berolahraga,
Anda memiliki peluang lebih besar untuk terserang penyakit ini.

6. Aktif merokok

Rokok tembakau berpotensi merusak dinding pembuluh darah Anda.


Kondisi tersebut dapat menyebabkan lipid lebih mudah menumpuk di
dalam pembuluh darah. Merokok juga dapat menurunkan kadar kolesterol
HDL di dalam tubuh Anda.

7. Penderita diabetes

Memiliki kadar gula darah yang tinggi dapat berpengaruh pada kadar
kolesterol tubuh Anda. Kolesterol HDL akan mengalami penurunan,
sedangkan LDL meningkat. Selain itu, gula darah yang tinggi juga
berpotensi merusak lapisan pembuluh arteri Anda.
8. Terlalu sering mengonsumsi alkohol

Apabila Anda minum alkohol secara berlebihan, kemungkinan Anda


untuk mengidap penyakit ini pun lebih besar.

2.2.6 Komplikasi dislipidemia

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dislipidemia adalah kondisi di mana


terjadinya penumpukan lipid yang berlebihan pada pembuluh darah, terutama
arteri.

Kondisi ini dapat memicu terjadinya penebalan arteri (aterosklerosis). Aliran


darah di dalam arteri pun menjadi terhambat, sehingga berbagai komplikasi pun
dapat muncul.
Beberapa komplikasi yang dapat disebabkan oleh penyakit ini adalah:

1. Nyeri dada

Apabila pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke jantung terdampak


(arteri koroner), Anda kemungkinan dapat mengalami nyeri dada (angina)
dan gejala-gejala penyakit arteri koroner.

2. Serangan jantung

Penggumpalan darah berpotensi terjadi apabila arteri tersumbat. Hal ini


dapat menyebabkan aliran darah terhambat dan jantung Anda tidak
mendapat suplai darah yang cukup. Serangan jantung pun sangat mungkin
terjadi.
3. Stroke

Sama seperti serangan jantung, stroke bisa terjadi apabila penggumpalan


darah memotong aliran darah menuju otak Anda.
2.2.7 Diagnosis & pengobatan dislipidemia

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU


konsultasikan pada dokter Anda.
Satu-satunya cara untuk mendiagnosis dislipidemia adalah dengan melakukan tes
darah. Tes darah dapat melihat kadar kolesterol dan umumnya menunjukkan:

 Total kolesterol.

 Kolesterol LDL.

 Kolesterol HDL.

 Trigliserida.

Untuk pengukuran yang paling akurat, jangan mengonsumsi apapun selain air
putih selama 9-12 jam sebelum sampel darah diambil.

Sebaiknya, lakukan tes darah setiap tahun, mengingat kadar kolesterol dan
trigliserida di dalam darah Anda dapat selalu berubah. Hal ini penting, terlebih
lagi jika dokter memberikan pengobatan tertentu untuk Anda.

2.2.8 pengobatan untuk dislipidemia

Langkah pertama untuk melawan dislipidemia adalah perubahan gaya hidup,


seperti berolahraga dan mengonsumsi pola makan sehat. Namun, jika Anda telah
melakukan perubahan gaya hidup ini dan kondisi Anda masih belum membaik,
dokter akan merekomendasikan pengobatan.

Pilihan spesifik obat-obatan atau kombinasi obat tergantung dari berbagai faktor,
termasuk faktor risiko individu, usia, kondisi kesehatan dan kemungkinan efek
samping. Pilihan umumnya meliputi:

1. Statin

Obat statin dapat membantu menghambat zat yang diperlukan hati untuk
menghasilkan kolesterol. Kondisi ini menyebabkan hati Anda
mengeluarkan kolesterol dari darah.
Statin juga dapat membantu tubuh menyerap kembali kolesterol dari
timbunan pada dinding arteri, sehingga penyakit arteri koroner dapat
dicegah. Pilihan obat yang ada meliputi:

 Atorvastatin (Lipitor).
 Fuvastatin (Lescol).

 Lovastatin (Altoprev).
 Pitavastatin (Livalo).
 Pravastatin (Pravachol).

 Rosuvastatin (Crestor).
 Simvastatin (Zocor).
2. Resin pengikat asam empedu

Hati memanfaatkan kolesterol untuk menghasilkan cairan empedu, yaitu


cairan yang penting dalam proses pencernaan di dalam tubuh.

Obat-obatan seperti cholestyramine (Prevalite), colesevelam (Welchol),


dan colestipol (Colestid) menurunkan kolesterol secara tidak langsung
dengan mengikat asam empedu.
Hal tersebut memicu hati untuk menggunakan kolesterol berlebih dalam
menghasilkan asam empedu, yang mengurangi kadar kolesterol dalam
darah.

3. Penghambat penyerapan kolesterol

Usus kecil Anda menyerap kolesterol dari makanan dan melepaskannya


pada aliran darah. Obat ezetimibe (Zetia) membantu mengurangi
kolesterol darah dengan membatasi penyerapan kolesterol dari makanan.

4. Obat suntik

Jenis obat ini dapat membantu hati menyerap lebih banyak kolesterol
LDL, sehingga menurunkan kadar kolesterol yang bersirkulasi dalam
darah.

Obat seperti alirocumab (Praluent) dan evolocumab (Repatha) dapat


digunakan untuk orang-orang dengan masalah genetik yang menyebabkan
tingginya kadar LDL.

Selain itu, obat ini juga dapat diberikan pada orang dengan riwayat
penyakit arteri koroner, serta yang memiliki intoleransi terhadap statin
atau obat kolesterol lainnya.

2.2.9 Pengobatan di rumah untuk dislipidemia

Beberapa produk alami telah terbukti untuk mengurangi kolesterol. Dengan


persetujuan dokter Anda, pertimbangkan suplemen dan produk yang menurunkan
kolesterol berikut:

 Jelai (barley).
 Beta-sitosterol (ditemukan pada suplemen oral dan beberapa margarin,
seperti Promise Activ).

 Blond psyllium (ditemukan pada kulit biji dan produk seperti


Metamucil).

 Oat bran (ditemukan pada oat meal dan oat utuh).

 Sitostanol (ditemukan pada suplemen oral dan beberapa margarin,


seperti Benecol).

Jika Anda memutuskan untuk mengonsumsi suplemen penurun


kolesterol, ingatlah pentingnya gaya hidup yang sehat. Apabila dokter
memberikan Anda obat penurun kolesterol, gunakan sesuai petunjuk.
Pastikan dokter mengetahui suplemen apa saja yang sedang Anda
gunakan.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulakan bahwa tingginya jumlah


penderita Kolesterol dan Dislipidemia dipengaruhi oleh pola hidup tidak sehat.

Perubahan gaya hidup dapat membantu mengendalikan kadar kolesterol dan


trigliserida. Langkah pertama adalah mengubah pola makan. Perubahan harus mencakup
konsumsi lebih sedikit lemak jenuh, gula halus, dan alkohol. Menambahkan lebih banyak
buah, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian ke dalam pola makan harian juga
dapat membantu. Latihan harian dan penurunan berat badan juga dapat membantu
meningkatkan profil kolesterol.
DAFTAR PERPUSTAKAAN

https://www.halodoc.com/kesehatan/kolesterol

https://www.alodokter.com/kolesterol

https://www.halodoc.com/kesehatan/dislipidemia

Anda mungkin juga menyukai