Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

STRATEGI PENCEGAHAN HIPERLIPIDEMIA

JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH

Dosen Pengampuh : Besse Nurul Kafilawaty, SKM.,M.Kes

Di susun oleh :

NAMA : SITI HASRIANTI ASHARI

NIM : 173145261037

PRODI : S1-ADMINISTRASI RUMAH SAKIT ANGKATAN 2017

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Strategi pencegahan
hyperlipidemia, jantung dan pembuluh darah” yang diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Kapita selekta.

         Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

         Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
usaha kita.                                                                                                                                

Makassar, 14 Februari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

A. Latar belakang......................................................................................................................4

B. Rumusan masalah.................................................................................................................4

C. Tujuan...................................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN..............................................................................................................................5

A. Definisi Hiperlipidemia........................................................................................................5

B. Faktor Hiperlipidemia...........................................................................................................5

C. Pencegahan Hiperlipidemia..................................................................................................7

a. Persamaannya.......................................................................................................................7

b. Perbedaannya........................................................................................................................8

BAB III............................................................................................................................................9

PENUTUP.......................................................................................................................................9

A. Kesimpulan...........................................................................................................................9

B. Saran.....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hiperkolesterolemia adalah faktor risiko penting penyakit kardiovaskuler yang


menjadi penyebab utama kematian dan kesakitan di seluruh dunia. Penyakit
kardiovaskuler yang berdampak kerugian ekonomi dan penurunan produktivitas kerja
dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko terse- but.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan definisi Hiperkolesterolemia?
2. Apa saja factor Hiperkolesterolemia?
3. Bagaimana pencegahan Hiperkolesterolemia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defibisi Hiperkolesterolemia

2. Untuk mengetahui factor Hiperkolesterolemia

3. Untuk mengetahui pencegahan Hiperkolesterolemia


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Hiperlipidemia.
Adapun beberapa definisi tentang hiperlipdemia dari para ahli:

1. Hiperlipidemia merupakan penyakit yang banyak terjadi saat ini. Ada hubungan
erat antara hiperlipidemia dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner.
Berdasarkan penelitian para ahli menegaskan bahwa peningkatan kadar
kolesterol dan trigliserida dalam darah meningkatkan risiko penyakit jantung
koroner (Widyaningsih, 2011).

2. Definisi hiperlipidemia menurut American Heart Association adalah kadar lemak


yang tinggi dalam darah. Hiperlipidemia menunjukkan suatu kondisi kelebihan
subtansi lemak yaitu lipid, sebagian besar kolesterol dan trigliserida dalam darah.
Hiperlipidemia dibagi menjadi dua subkategori yaitu hiperkolesterolemia dan
hipertrigliserida (Harikumar, et al., 2013).

3. Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana meningkatnya konsentrasi


kolesterol dalam darah yang melebihi nilai normal (Guyton & Hall, 2008).
Sedangkan hipertrigliseridemia adalah suatu kondisi dimana kadar trigliserida
yang tinggi (Rakhmiditya, 2014). Hiperlipidemia dapat diklasifikasikan menjadi
tiga, yaitu familial (primer) karena abnormalitas atau kelainan dari suatu gen
spesifik, bisa juga manifestasi dari penyakit lain yang dapat membuat perubahan
pada plasma lipid atau metabolisme lipid (sekunder). Ada pula idiopatik yang
penyebabnya masih belum diketahui (Harikumar, et al., 2013)
B. factor Hiperlipidemia
1. Obesitas

Obesitas merupakan kondisi kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sehingga


menimbulkan efek samping pada kesehatan dan dapat menurunkan umur harapan hidup.
IMT digunakan untuk menentukan status kege- mukan yang dibedakan atas overweight
(preobesitas) ji- ka IMT = 25 _ 30 kg/m2 dan obesitas jika IMT > 30 kg/m2.11 Pada
penelitian ini, hubungan tersebut tetap terlihat walaupun setelah dikontrol dengan
variabel con- founding lain pada analisis multivariat (nilai OR = 1,68; 95% CI = 1,18 _
2,39; nilai p = 0,004). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ishikawa-Takata,12
dengan desain kohort prospektif untuk melihat pengaruh IMT dan penambahan berat
badan sebagai faktor risiko hipertensi, hiperkolesterolemia, dan diabetes pada pria di
Jepang. IMT > 29 kg/m2 berhubungan dengan hiperko- lesterolemia.12 Demikian juga
penelitian Jee Yeon Rim,13 pada tahun 2007 yang menilai hubungan antara obesitas dan
profil lipid serum pada 483 anak Korea umur 6 _ 7 tahun. Ada hubungan positif yang
signifikan antara IMT dengan kolesterol LDL dan trigliserida. Penelitian lain yang
melihat prevalensi obesitas dan hubungan dengan risiko kardiometabolik seperti diabetes,
hiperlipidemia, dan hipetensi dilakukan oleh Sullivan PW et al,14 yang menunjukkan
hubungan signifikan antara obesitas dengan diabetes, hiperlipidemia, dan hipertensi.
Mempunyai obyek perencanaan yang sama yaitu manusia dan Lingkungan sekitarnya.

2. Umur

Penelitian ini tidak memperlihatkan hubungan bermakna antara umur dengan


hiperkolesterolemia. Namun, penelitian Galman,9 menunjukkan hubungan antara kadar
kolesterol darah dengan pertambahan umur Mempertimbangkan dan menggunakan
sumberdaya yang ada dalam pencapaian tujuan Umur Penelitian ini tidak memperlihatkan
hubungan bermakna antara umur dengan hiperkolesterolemia. Namun, penelitian
Galman,9 menunjukkan hubungan antara kadar kolesterol darah dengan pertambahan
umur.
3. Merokok
Penelitian ini tidak menunjukkan hubungan antara merokok dan hiperkolesterolemia,
meskipun beberapa penelitian menemukan hubungan tersebut. Suatu penelitian yang
menganalisis hubungan merokok sigaret dengan kadar lipid dan lipoprotein darah dari 54
peneliti- an yang dipublikasikan menunjukkan hubungan yang bermakna antara kadar kolesterol
tinggi, kadar trigli- serida tinggi, kolesterol very low density lipoprotein (VLDL) tinggi,
kolesterol LDL tinggi, serta kadar koles- terol HDL rendah dengan kebiasaan merokok. Rokok
memperlihatkan efek dose response yang signifikan un- tuk kolesterol, trigliserida, kolesterol
LDL, dan koles- terol HDL.15 Penelitian Garisson et al,16 pada 4.107 sampel wanita dan pria
menemukan hubungan yang bermakna antara merokok dengan peningkatan kadar ko- lesterol
HDL darah. Peningkatan kadar kolesterol HDL darah pada perokok pria sekitar 4 mg/dl dan
perokok wanita 6 mg/dl .
4. Konsumsi Alkohol
Penelitian tidak menunjukkan hubungan antara kon- sumsi alkohol dengan
hiperkolesterolemia. Hasil peneli- tian ini tidak sesuai dengan beberapa penelitian yang lain.
Berdasarkan penelitian pada populasi di Guangxi pada 1.669 partisipan dengan usia rata-rata 46
tahun me- nunjukkan hubungan positif antara hiperlipidemia den- gan umur, IMT, energi total,
asupan lemak, dan konsum- si alkohol. Konsumsi alkohol dapat menimulkan kondisi
hiperlipidemia karena efek yang sama dalam metabo- lisme alkohol menghambat
glukoneogenesis dan meng- hambat metabolisme lemak.18 Akibatnya, terjadi pe- ningkatan
molekul-molekul lemak VLDL. Peningkatan kadar trigliserida darah juga diduga berhubungan
dengan konsumi alkohol. Efek kardioprotektif konsumsi alkohol dalam jumlah sedang yang
ditunjukkan dengan peningkatan kadar HDL kolesterol darah dapat tidak terjadi pada penderita
gangguan metabolisme lipid primer.19 Peminum berat dengan hiperlipidemia kombinasi
mempunyai kadar trigliserida yang lebih tinggi dibandingkan peminum sedang dan bukan
peminum (nilai p = 0,008). Konsumsi alkohol tidak memengaruhi profil lipid pada pasien
hipertrigliseridemia. Penggunaan alkohol dalam jumlah sedang dapat menunda perkembangan
penyakit arteri ko- roner pada pasien hiperkolesterolemia dengan meningkatkan kadar HDL
kolesterol. Hiperlipidemia yang terkait konsumsi alkohol berhubungan dengan masalah
aterosklerosis dan penyakit jantung pada popu- lasi peminum. Hubungan antara penyakit jantung
dan konsumsi alkohol dideskripsikan sebagai kurva berben- tuk U atau J. Kurva menunjukkan
abstinensi konsumsi alkohol berhubungan lebih erat dengan penyakit jantung dibandingkan
konsumsi alkohol dalam jumlah rendah atau sedang (2 kali per hari pada manusia). Peningkatan
konsumsi alkohol berhubungan dengan meningkatnya penyakit jantung. Perubahan prinsip dari
kadar lipid pa- da peminum alkohol dalam jumlah sedang adalah pening- katan dalam kadar
kolesterol HDL.
5. Aktivitas Fisik
Penelitian ini tidak menemukan hubungan antara ak- tivitas fisik dengan
hiperkolesterolemia. Hal tersebut se- suai dengan hasil penelitian lain tentang hubungan anta- ra
akivitas hidup sehari-hari dengan faktor risiko penya- kit kardiovaskuler yang tidak menemukan
hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan hiperko- lesterolemia. Pada orang dewasa,
aktivitas fisik aerobik yang tera- tur dapat memperbaiki kadar lipid darah terutama dengan
meningkatkan kadar kolesterol HDL. Kadar ko- lesterol HDL yang tinggi dapat mengurangi
risiko aterosklerosis sehingga salah satu strategi pencegahan untuk hiperlipidemia adalah
aktivitas fisik aerobik yang teratur.20 Dampak dari aktivitas fisik pada kadar lipid darah pada
anak-anak dan orang dewasa masih belum je- las. Namun, kadar kolesterol HDL pada seorang
atlet muda lebih tinggi dibandingkan anak-anak dan orang de- wasa yang tidak melakukan
aktivitas fisik secara ter- atur.21 Aktivitas fisik merupakan elemen esensial dalam pengelolaan
hiperkolesterolemia. Pasien yang mengalami kelebihan berat badan, aktivitas fisik dan terapi diet
akan memicu penurunan berat badan. Obesitas tidak dima- sukkan sebagai faktor risiko langsung
dari PJK karena bertindak melalui faktor risiko lain seperti diabetes meli- tus, hiperlipidemia, dan
hipertensi. Olahraga dan kehi- langan berat badan pada pasien yang mengalami kelebi- han berat
badan dapat menurunkan kadar trigliserida darah, tekanan darah, risiko diabetes melitus, dan
kadar kolesterol.

C. Pencegahan Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia berhubungan dengan pening- katan risiko penyakit kardiovaskuler. Intervensi


pada para pekerja khususnya di tempat kerja tertentu dan pekerja yang overweightdengan promosi
kesehatan pengendalian hiperkolesterolemia akan membantu menurunkan kejadian penyakit
kardiovaskuler. Pekerja yang overweightdisarankan untuk memeriksakan kadar kolesterolnya. Daftar
Pustaka

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
kesimpulan Penelitian ini menemukan sekitar 21,1% pekerja di kawasan Pulo Gadung
mengalami hiperkolsetrolemia. Tempat bekerja berhubungan dengan kadar kolesterol darah.
Prevalensi hiperkolesterolemia tertinggi terda- pat pada pekerja di perusahaan makanan, diikuti
pe- rusahaan garmen, kimia, konstruksi, suku cadang,dan baja. Prevalensi terendah
hiperkolesterolemia terdapat pada para pekerja di perusahaan percetakan. Pekerja yang
overweightberhubungan dengan hiperkoles- terolemia.
B. Saran
Semoga dngan adanya makalah ini bisa membantu pembaca untuk menambah wawasan

DAFTAR PUSTAKA
151420-ID-pencegahan-penyakit-jantung-koroner-di-i

jiptummpp-gdl-auliaakbar-50722-3-bab2

39746-ID-risiko-hiperkolesterolemia-pada-pekerja-di-kawasan-industri

Anda mungkin juga menyukai