Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH GIZI & DIET

DIET PADA PENDERITA GANGGUAN KARDIOVASKULER

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 04

KELAS 1A

1. M. ALDI RAMADHAN (P17250192022)


2. WINDY FRESYA B. (P17250192023)
3. EVIE LAILATUL M. (P17250193024)
4. FIKY NISWATI Y. (P17250193025)
5. MELINDA SHOFIA H. (P17250193026)
6. THAMA ASTHIA N. (P17250193027)
7. WIDYA NURUL A. (P17250193028)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PONOROGO


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JL.DR. CIPTOMANGUNKUSUMO NO.82 A PONOROGO
TAHUN 2020
Kata Pengantar

Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji
syukur bagi Allah swt yang dengan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhhamad SAW yang kita tunggu syafa’atnya di akhirat
kelak.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi & Diet.
Dalam makalah ini saya membahas tentang “Diet Pada Penderita Gangguan
Kardiovaskuler” yang kami buat menurut referensi yang telah kami cari dan
kumpulkan. Makalah ini diharapkan dapat membantu menambah wawasan
tentang Gizi & Diet.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari
sempurna baik dari segi teknik maupun isi. Atas segala kekurangan dalam
penulisan maklah ini, mohon untuk dimaklumi. Kami mengharap kritik dan saran
dari pembaca agar dapat memperbaiki kesalahan yang ada di lain kesempatan.

Ponorogo, 19 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................3

C. Tujuan...........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4

A. Definisi..........................................................................................................4

B. Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler........................................................4

C. Tujuan dan Prinsip Diet Penyakit Jantung...................................................6

D. Syarat Diet Penyakit Jantung.......................................................................7

E. Jenis dan Indikasi Pemberian Diet Penyakit Jantung...................................7

F. Jenis-Jenis Diet Penyakit Jaantung...............................................................8

G. Sumber Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Dalam Diet


Jantung..............................................................................................................11

BAB III PENUTUP...............................................................................................13

A. Kesimpulan.................................................................................................13

B. Saran............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit kardiovaskuler secara tipikal menyerang usia pertengahan keatas.
Namun penyakit kardiovaskuler adalah hasil dari sebuah proses sepanjang
hidup manusia. Kejadian penyakit kardiovaskuler pada usia dewasa tersebut
tidak lepas dari interaksi terus menerus dari masa kanak-kanak sampai remaja
beberapa faktor resiko yang di mungkinkan menyebabkan penyakit
kardiovaskuler yang juga terus mengalami peningkatan. Penyebab penyakit
kardiovaskuler pada remaja secara pasti belum diketahui, meskipun demikian
secara umum dikenal berbagai faktor resiko seorang untuk menderita
penyakit kardiovaskuler contohnya PJK ditentukan melalui interaksi dua atau
lebih faktor resiko.
Perubahan gaya hidup masyarakat berjalan seiring dengan pertumbuhan
ekonomi, sosial budaya dan teknologi yang gejala negatifnya sudah kita
rasakan sekarang ini, seperti perilaku merokok, minum alkohol, pola diet
salah, kurangnya aktifitas fisik dan obesitas. Perubahan pola hidup
masyarakat saat ini menyebabkan pula perubahan pola penyakit, dari infeksi
dan rawan gizi ke penyakit-penyakit degeneratif diantaranya adalah penyakit
jantung dan pembuluh darah (cardiovaskuler) dan akibat kematian yang
ditimbulkannya.
Penyakit kardiovaskuler sekarang ini menyerang usia muda memiliki
banyak dampak terhadap kesehatan manusia dampak lanjutnya yaitu dari
stoke sampai dengan kematian. Resiko untuk penyakit kardiovaskuler dimasa
kanak-kanak sepeti kolesterol, tekanan darah, obesitas, konsumsi alkohol,
merokok dan trigliserida telah terbukti sevara signifikan berkorelasi pada usia
dewasa karena interaksi dalam jangka waktu yang lama. Merokok dapat
berdampak pada terjadinya penyakit kanker paru-paru, emphysema, kanker
laring, kanker esofagus, tukak peptikum, dan penyakit jantung koroner.
Obesitas dapat berdampak pada tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol
tinggi yang diakibatkan oleh peningkatan dari beban kerja hati, jika terjadi

1
obesitas pada usia anak-anak akan berdampak dikemudian hari pada
kesehatan di usia dewasa.
Faktor resiko mayor penyakit kardiovaskuler dibagi menjadi 2, yaitu
faktor risiko yang bisa diubah (modifiable) yang memungkinkan untuk
dicegah, diobati dan dikontrol yaitu hipertensi, abnormal lemak, rokok,
kurang aktifitas fisik, obesitas, diet tidak sehat, penggunaan alkohol.
Sedangkan faktor resiko yang tidak bisa diubah (non modifiable) yaitu umur,
herediter, jenis kelamin. Semakin banyak faktor resiko yang dimiliki
seseorang, maka semakin besar kemungkinan orang tersebut mendapat
serangan penyakit jantung.
Resiko terjadinya penyakit jantung dapat dikurangi dengan menjalankan
berbagai tahap untuk mencegah dan mengontrol faktor resiko yang
memperburuk terjadinya penyakit jantung atau serangan jantung. Investasi
yang sngat bermanfaat jika intervensi pencegahan faktor risiko penyakit
kardiovaskuler dapat dilakukan saat ini.

2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi diet dan diet jantung?
2. Apa saja faktor risiko penyakit kardiovaskuler?
3. Apa tujuan dan prinsip diet penyakit jantung?
4. Apa saja syarat diet penyakit jantung?
5. Apa saja jenis dan indikasi pemberian penyakit jantung?
6. Apa saja jenis diet penyakit jantung?
7. Apa saja sumber makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan dalam
diet jantung?

C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi diet dan diet jantung
2. Mengetahui faktor risiko penyakit kardiovaskuler
3. Mengetahui tujuan dan prinsip diet penyakit jantung
4. Mengetahui syarat diet penyakit jantung
5. Mengetahui jenis dan indikasi pemberian diet penyakit jantung
6. Mengetahui jenis-jenis diet penyakit jantung
7. Mengetahui sumber makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
dalam diet jantung

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Diet merupakanaturan khusus untuk kesehatan dan sebagainya


(biasanya atas petunjuk dokter) (KBBI).

Diet adalah pengaturan jenis dan jumlah makanan dengan maksud


tertentu seperti mempertahankan kesehatan serta staatus nutrisi dan
membaantu menyembuhkan suatu penyakit (Hartono, 2000).

Diet jantung (diet pada penderita gangguan kardiovaskuler) adalah


pengaturan pola makan khusus terhadap penderita gangguan
kardiovaskuler baik secara kuantitas maupun dari jenis makanan yang
dikonsumsi.

B. FAKTOR RISIKO PENYAKIT KARDIOVASKULER


Faktor risiko penyakit kardiovaskuler adalah sebagai berikut :
1. Merokok
Merokok adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dengan
menghisap rokok yang mengandung lebih dari 1200 bahan-bahan yang
kompleks, antar lain: Nikotin Ben Zpyrine, hydrogen sianida,
Asetelin,Benzaldetia, Metil Klorod, Orto Kresol, Resoltinor, Akrotein,
dan Karbon Monoksida.
2. Diet yang salah
Apabila remaja mengkonsumsi kalori lebih banyak daripada
yang digunakan dalam aktifitas sehari-hari, kelebihan kalori akan
disimpan dalam bentuk timbunan lemak, terutama yang bahaya jika
disimpan di dinding pembuluh darah karena akan menyebabkan
penebalan dinding pembuluh darah (aterosklerosis), hipertensi,
diabetus militus, berat badan berlebih yang semuanya merupakan
faktor risiko penyakit jantung dan stroke. Program diet yang dimaksud
adalah dengan memenuhi keseimbangan energi dan berat badan sehat,

4
membatasi intake lemak dan mengalihkan konsumsi lemak jenuh ke
lemak tidak jenuh, meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayuran
serta kacang-kacangan, membatasi penggunaan gula bebas, dan
membatasi garam dari semua sumber dan memastikan garam adalah
beryodium.
3. Inaktifitas fisik
Program aktifitas fisik masyarakat dan individu dalam
mengurangi penyakit cardiovaskuler adalah paling sedikit 30 menit
aktifitas fisik tingkat sedang secara teratur setiap hari. Rekomendasi
lain oleh American Heart Assocition bahwa aktifitas fisik yang
meningkatkan kesehatan jantung, paru dan sirkulasi adalah aktifitas
sedang sampai berat dengan jenis aerobik paling sedikit 30 menit
setiap hari. Aktifitas fisik tidak harus berupa olahraga, bisa saja ke
sawah bagi petani, ke pasar, menyapu, mencuci dan mengepel.
4. Jenis kelamin
Perempuan lebih rentan terkena penyakit kardiovaskuler
dibandingkan dengan laki-laki. Para ahli telah meneliti faktor resiko
penyakit kardiovaskuler dan bagaimana kaum perempuan sangat
rentan terkena penyakit ini. Faktor resiko utama penyakit
kardiovaskuler pada perempuan adalah merokok, hipertensi,
dislidemia, diabetes mellitus, obesitas/kegemukan, kurang aktifitas dan
diet yang salah.
5. Alkohol
Status epidemiologi yang dilakukan terhadap beberapa orang
telah diketahui bahwa konsumsi alkohol dosis sedang berhubungan
dengan penururnan mortalitas penyalit kardiovaskuler tetapi konsumsi
alkohol dosis tinggi berhubungan dengan peningkatan mortalitas
penyakit kardiovaskuler. Peningkatan dosis alkohol dikaitkan dengan
peningkatan mortalitas kardiovaskuler karena aritmia, hipertensi
sistemik, dan kardiomiopati dilatasi.

5
6. Obesitas
Obesitas mempunyai kemungkinan terkena penyakit-penyakit
jantung dan stroke lebih tinggi, meskipun tidak ada faktor resiko
lainnya. Selain itu obesitas meningkatkan beban jantung. Ini
berhubungan dengan penyakit jantung koroner terutama karena
pengaruhnya tekanan darah dan kadar kolesterol darah dan uga
diabetes militus.
7. Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor resiko yang paling
membahayakan karena biasanya tidak menimbulkan gejala sampai
telah menjadi lanjut. Hipertensi meningkatkan beban jantung yang
membuat dinding jantung menjadi semakin membesar dan akhirnya
melemah. Hal ini juaka akan meningkatkan stroke, serangan jantung,
gagal ginjal, dan gagl jantung koengestif.

C. TUJUAN & PRINSIP DIET PENYAKIT JANTUNG

Berikut tujuan dilakukannya diet pada penderita penyakit jantung


yaitu :

1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberikan pekerjaan


jantung
2. Menurunkan berat badan jika terlalu gemuk.
3. Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam dan air

Beberapa prinsip diet yang harus diperhatikan sebagai berikut :

1. Keseimbangan, artinya masukan energi harus seimbang dan sesuai


dengan kebutuhan.
2. Pengurangan. Energi yang berasal dari lemak tidak lebih dari 30%.
Proporsi lemak jenuh, lemak tak jenuh ganda, dan lemak tak jenuh
tunggal adalah 1:1:1
3. Pembatasan konsumsi alkohol, kopi, rokok, makanan mengandung zat
pengawet, dan zat aditif lainnya.

6
4. Memperbanyak konsumsi makanan segar, sayuran, dan buah-buahan
yang mengandung serat.

D. SYARAT DIET PENYAKIT JANTUNG


Syarat-syarat diet pada penyakit jantung yaitu sebagai berikut :
1. Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
normal
2. Protein cukup yaitu 0,8 g/kgBB
3. Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total, 10% berasal
dari lemak jenuh, dan 10-15% lemak tidak jenuh
4. Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia (kelainan
metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan
fraksi lipid dalam plasma)
5. Vitamin dan mineral cukup, hindari penggunaan suplemen kalium,
kalsium, dan magnesium jika tidak dibutuhkan
6. Garam rendah, 2-3 g/hari jika diserta hipertensi atau edema
7. Makanan mudah dicerna dan tidak menimbulkan gas
8. Serat cukup untuk menghindari konstipasi
9. Cairan cukup, kurang lebih 2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan
10. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan
dalam porsi kecil
11. Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan, dapat
diberikan tambahan berupa makanan enternal, parenteral, atau
suplemen gizi.

E. JENIS & INDIKASI PEMBERIAN DIET PENYAKIT JANTUNG


1. Diet Jantung I

Diet Jantung I diberikan kepada pasien penyakit hantung


seperti Myocard Infarct (MCI) atau Dekompensatio Cardis berat. Diet
diberikan berupa 1-1,5 liter cairan/hari selama 1-2 hari pertama bila
pasien dapat menerimanya. Diet ini sangat rendah energi dan semua
zat tinggi, sehingga sebaiknya hanya diberikan selama 1-3 hari.

7
2. Diet Jantung II
Diet Jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak.
Diet diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung I, atau setelah
fase akut dapat diatasi. Jika diserta hipertensi dan/atau edema,
diberikan sebagai diet jantung II garam rendah. Diet ini rendah energi,
protein, kalsium, dan tiamin.
3. Diet Jantung III
Diet Jantung III diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa.
Diet diberikan sebagai perpindahan diet jantung II kepada pasien
jantung dengan kondisi yang tidak terlalu berat. Jika disertai hipertensi
dan/atau edema, diberikan sebagai diet jantung III garam rendah. Diet
ini rendah energi dan kalsium, tetapi cukup zat gizi lain.
4. Diet Jantung IV
Diet Jantung IV diberikan dalam bentuk makanan biasa. Diet
diberikan sebagai perpindahan diet jantung III atau kepada pasien
jantung dengan keadaan ringan. Jika disertai hipertensi dan/atau
edema, diberikan sebagai diet jantung IV garam rendah. Diet ini cukup
energi dan zat gizi lain, kecuali kalsium.

F. JENIS-JENIS DIET PENYAKIT JANTUNG


1. Diet Rendah Garam
Diet ini dapat dipakai untuk mengatasi hipertensi primer,
khususnya hipertensi ringan. Pada sebagian orang, penyakit hipertensi
timbul bersamaan dengan konsumsi garam yang tinggi. Modifikasi
berikut ini dilakukan pada diet yang normal :
a. Garam digunakan dalam jumlah minimal (tidak lebih dari 1/2
sendok the atau 2 gram garam dapur sehari) pada waktu
memasak.
b. Di meja makan tidak boleh ditambahkan lagi garam dapur
ataupun bahan penyedap yang mengandung natrium, seperti
bumbu masak, kecap, saus tomat, dan lain-lain.

8
c. Konsumsi susu sapi harus dibatasi dan tidak lebih dari 500
ml/hari. Bisa diganti dengan susu nabati (susu kedelai) yang
kandungan natriumnya lebih rendah.
d. Hindari makanan yang terlalu asin dan kandungan penyedap
rasa yang tinggi.
e. Untuk mengatasi rasa hambar pada diet rendah garam,
dianjurkan penggunaan bumbu yang tidak mengandung
natrium seperti gula, cuka, bawang merah, bawang putih, jahe,
kunyit, laos, daun salam, dan lain-lain.

2. Diet Rendah Kolesterol Lemak Terbatas


Penurunan kadar kolestrol dalam darah di mungkinkan dengan cara
mengurangi konsumsi lemak hewani. Cara ini dapat dicapai dengan
mengurangi makanan yang berlemak seperti sate, gorengan, gulai,
keju, mentega, margarine, susu full krim, dan lain-lain. Makanan yang
mengandung lemak mempunyai nilai kalori yang tinggi. Dianjurkan
untuk tidak mengkonsumsi kolestrol lebih dari 300 mg/hari.
Pada beberapa keadaan juga diperlukan untuk mengurangi
konsumsi kolestrol yang terdapat pada lemak hewani. Kuning telur
umumnya menjadi sumber utama kolestrol, dalam sebutir telur
mengandung 250g kolestrol. Makanan lainnya yang kaya akan
kolestrol yaitu seperti jeroan, hati, produk susu seperti keju, mentega,
udang, kepiting, cumi, dan lain-lain. Konsumsi kolestrol setiap hari
dapat dikendalikan dengan cara :
a. Membatasi makan telur hanya sampai 2 butir selama seminggu.
b. Mengganti kebiasaan minum susu full krim dengan susu nabati
seperti susu kedelai.
c. Menggantikan penggunaan lemak hewani untuk menggoreng,
dengan minyak nabati seperti minyak jagung dan minyak
kedelai. Pemakaian sebaiknya direbus atau ditumis dengan
menggunakan sedikit minyak dan juga menghindari
penggunaan santan yang kental dalam memasak.

9
d. Menghindari jenis-jenis makanan yang kaya akan kolestrol
Beberapa bukti menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi
lemak yang kaya akan asam lemak tak jenuh ganda
memberikan efek meguntungkan dalam penurunan kadar
kolestrol dalam darah. Contoh asam lemak tak jenuh ganda
adalah asam lemak omega 3 yang banyak terdapat dalam lemak
ikan trout, salmon, dan lemuru.
Berikut ini diet rendah kolestrol dan lemak terbatas (RKLT)
yaitu sebagai berikut :

1) Penggunaan susu skim atau susu kedelai untuk


menggantikan susu full krim atau susu penuh (whole milk).

2) Mentega, margarine, dan minyak goreng yang lazim dipakai


harus dihindari. Sebaiknya menggunakan minyak jagung dan
minyak kedelai untuk menumis dan memasak. Untuk keperluan
makan roti dapat digunakan margarine khusus yang kaya akan
asam lemak tak jenuh.

3) Sedapat mungkin memilih daging yang kurus, seperti daging


ayam kampung dan daging sapi yang kurus, dan gajih yang
terlihat harus dibuang (kulit ayam, brutum kepala ayam
sebaiknya tidak dikonsumsi).

4) Ikan dapat dimakan sebagai pengganti daging. Ikan yang


dagingnya putih memeiliki kandungan lemak yang rendah,
sedangkan minyak yang banyak terdapat dalam jaringan ikan
yang gemuk atau berdaging tetap sebagian besar merupakan
lemak tak jenuh.

5) Kuning telur mempunyai kandungan kolestrol dan lemak


jenuh yang tinggi. Sebaiknya memilih telur ayam kampung dan
jumlah kuning telur yang dikonsumsi tidak melebihi 2
butir/minggu, sedangkan untuk putih telur dapat dimakan
bebas.

10
Makanan yang harus dihindari dalam diet rendah
kolestrol yaitu seperti berikut :

a. Otak dan jerohan seperti hati, ampela, usus, dan


babat.
b. Lapis legit, tarcis, kue-kue kering, gorengan,
lumpia goreng, ayam goreng, keripik kentang,
dan lain-lain yang. Makanan yang mengandung
telur atau lemak jenuh. Demikian pula makanan
yang manis seperti selai, sirup, permen, coklat,
dan es krim.
c. Makanan yang dimasak dengan menggunakan
santan kental seperti gulai, gudeg, kare, dan
lain-lain.

G. SUMBER MAKANAN YANG DIANJURKAN DAN TIDAK


DIANJURKAN DALAM DIET JANTUNG

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan


Sumber Karbohidrat Beras ditim atau Makanan yang
disaring, roti, mie, mengandung gas atau
kentang, biskuit, tepung alkohol, seperti ubi,
beras/terigu/sagu aren/ singkong, tape
sagu ambon, gula pasir, singkong, dan tape
gula merah, madu, dan ketan.
sirup.
Sumber Protein daging sapi, daging daging sapi dan ayam
Hewani ayam dengan lemak yang berlemak, gajih,
rendah, ikan, telur, susu sosia, jeroan, babat,
rendah lemak dalam kepiting, kerang, keju,
jumlah yang ditentukan. dan susu full krim.
Sumber Protein Kacang-kacangan Kacang-kacangan
Nabati kering seperti kacang kering yang
kedelai dan hasil mengandung lemak

11
olahannya seperti tahu cukup tinggi seperti
dan tempe. kacang tanah dan
kacang mete.
Sayuran Sayuran yang tidak semua sayuran yang
mengandung gas, seperti mengandung gas,
bayam, kangkung, seperti kol, lobak,
kacang buncis, kacang sawi, dan nangka
panjang, wortel, tomat, muda.
labu siam, dan tauge.
Buah-buahan Semua buah-buahan Buah-buahan segar
segar seperti pisang, yang mengandung
pepaya, jeruk, apel, alkohol atau gas,
melon, semangka, seperti durian dan
pepaya, jambu, dan nangka matang.
sawo.
Lemak -Lemak tak jenuh minyak kelapa,
tunggal seperti : minyak minyak kelapa sawit,
zaitun, biji-bijian santan yang kental,
(khususnya wijen), penggunaan mentega
mustard, minyak canola, dan margarin yang
minyak kacang. berlebihan.
-Lemak tak jenuh
ganda: minyak jagung,
minyak safflower,
bunga matahari.

Minuman Teh encer, coklat, sirup. Teh atau kopi yang


kental, minuman
mengandung soda dan
alkohol seperti bir dan
wiski.
BAB III

PENUTUP

12
A. KESIMPULAN

Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit degeneratif yang


seringkali dihadapi oleh masyarakat. Salah satu penyebab utamanya adalah
pola makan dan gaya hidup yang tidak sesuai dengan pola hidup sehat
termasuk salah satunya yaitu pengaturan pola makan yang tidak benar.

Diet pada penderita gangguan kardiovaskuler merupakan suatu pola


makan yang diatur untuk pasien yang mengalami gangguan jantung agar tidak
menimbulkan risiko terjadinya penyakit degeneratif lainnya. Pengaturan diet
ini bisa berupa diet rendah garam dan diet rendah kolestrol lemak terbatas
yang bertujuan untuk memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan
kerja jantung, menurunkan berat badan bila terlalu gemuk, serta mencegah
atau menghilangkan penimbunan garam atau air.

B. SARAN
1. Bagi Petugas Kesehatan
Dapat digunakan sebagai masukan bagi tugas kesehatan di
masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
khususnya remaja dalam mengenali dan menghindari faktor risiko
penyakit kardiovaskuler sejak dini.
2. Bagi Masyarakat
Dapat digunakan sebagai masukan bagi masyarakat agar lebih tahu,
mau dan mampu menghindari faktor resiko penyakit kardiovaskuler serta
membiasakan hidup sehat.
3. Bagi Mahasiswa
Dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi ilmu
keperawatan dalam asuhan keperawatan kardiovaskuler serta sebagai
pengayaan bahan ajar mata kuliah asuhan keperawatan kardiovaskuler
bagi mahasiswa keperawatan.

Daftar Pustaka

Mardalena, Ida & Eko S. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Ilmu Gizi.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

13
Nurhidayat, Saiful. 2014. Faktor Resiko Penyakit Kardiovaskuler Berbasis
Sekolah. Ponorogo: UNMUH Ponorogo Press.

Utami, Prapti. 2009. Solusi Sehat Mengatasi Penyakit Jantung Koroner. Jakarta
Selatan: PT AgroMedia Pustaka.

Putri. 2015. Ilmu Gizi Diet Jantung. Scribd.

14

Anda mungkin juga menyukai