Oleh :
Wahdaniar (70300117024)
Marwani (70300117035)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah atau laporan ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah atau laporan ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa kita
curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah kami yang membahas tentang “Asuhan
Keperawatan komunitas pada aggregate lansia dengan penyakit kronik”.
Kami menyadari bahwa makalah atau laporan ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar nantinya
lebih baik lagi.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................4
B. Tujuan penulisan.......................................................................................................5
BAB II KONSEP
BAB IV Penutup
Kesimpulan................................................................................................................16
Saran..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penyakit tidak menular adalah penyebab kematian terbanyak di indonesia, salah satunya
adalah hipertensi. Diperlukan pengaturan diet diet rendah garam dan rendah lemak,
perubahan gaya hidup, pengelolaan stress, mengontrol kesehatan, olahraga teratur, dan
pengobatan hipertensi ( menegemen hipertensi ).
Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin
bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup .di indonesia jumlah
penduduk lanjut usia ( lansia ) mengalami peningkatan secara cepat tiap tahunnya, sehingga
indonesia telah memasuki era ( aging structured population ). Berdasarkan data proyeksi
penduduk diperkirakan tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia
( 9,03 % ). Di prediksi jumlah penduduk lansia tahun 2020 ( 27,08 juta ), tahn 2025 ( 33,69
juta ), tahun 2030 ( 40,95 juta ), dan tahun 2035 ( 48,19 juta ) ( data statistik kesehatan
2019 ).peningkatan usia harapan hidup ( UHH ) tiap tahunnya juga menimbulkan
permasalahan di berbagai aspek kehidupan lansia, baik secara ndividu maupu dalam
kaitannya dengan keluarga dan masyarakat ( Stanley & Bare, 2012 ).
Salah satu permasalahan yang sering dialami lansia yaitu rentannya kondisi fisik lansia
terhadap berbagai penyakit dikarenakan kurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
pengaruh dari luar serta menurunnya efesiensi mekanisme homoestatis,yaitu sistem
kardiovaskuler. Masalah kesehatan akibat penuaaan sering terjadi pada sistem kardiovaskuler
yang merupakan proses degeneratif, diantaranya yaaitu penyakit hipertensi ( Potter & Perry
2009). Hipertensi yang terjadi pada usia lansia umumnya adalah hpertensi dengan sistolik
terisolasi dimana arteri kehilangan elastisitasnya. Hipertensi pada usia lanjut di bedakan
menjadi 2 macam yaitu hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
serta hipertnsi sistolik terisolasi teknan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan
diastolik lebih rendah dari 90 mmHg ( Nugroho 2016).
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular, penyakit degeneratif ini banyak terjadi
dan mempunyai tingkat mortalitas yang cukup tinggi serta mempengaruhi kualitas hidup dan
produktifitas seseorang. Hipertensi sering diberi gelar The Sillent Killer karena penyakit ini
merupakan pembunuh tersembunyi. Penyakit tekanan darah atau hipertensi telah membunuh
9,4 juta warga di dunia setiap tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan
jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang
meningkat. Pada tahun 2025 mendatang, diproyeksikan sekitar 29% warga di dunia terkena
hipertensi (WHO, 2013). Beberapa faktor faktor penyebab terjadinya hipertensi adalah
keturunan, usia, jenis kelamin, dan gaya hidup seperti kebiasaan pola makan yang tinggi
garam dan lemak (Rahajeng and Tuminah, 2009; Suzana dkk, 2011), BMI (Puavilai dkk,
2011), dan aktifitas fisik (Huai dkk, 2013) Dalam jurnal Urifah, 2019).
4
B. Tujuan
1. Untuk memahami masalah yang dapat terjadi pada aggregate Lansia
2. Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang mempengaruhi kesehatan lansia
3. Untuk mengetahui Strategi dalam meningkatkan dan mencegah masalah kesehatan
pada aggregate lansia
4. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan komunitas pada kelompok lansia dengan
penyakit hipertensi.
BAB II
5
KONSEP
A. Masalah Yang Dapat Terjadi Pada Aggregate Lansia
1. Penyakit kronis, seperti diabetes,artritis,hipertensi,dan penyakit paru.
2. Penggunaan obat-obatan oleh lansia
3. kerusakan sensori
4. katarak
5. degenerasi makular
6. Glaukoma
7. kehilangan pendengaran
8. Masalah gigi
9. Inkontinesia
10. Trauma cedera
11. Mudah jatuh
12. Infeksi
13. Kekerasan pada lansia
14. Gangguan ansietas
15.Depresi
16. Penyakit Alzheimer
17.sulit BAB/BAK
18. Sulit tidur
19. Spritualitas distress
20. kurang bergerak
B. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kesehatan lansia
1. Sosial
Pada kelompok lansia tentunya terjadi perubahan-perubahan psikososial yaitu
merasakan dekat dengan kematian, penyakit kronis, dan ketidakmampuan dalam
melakukan aktivtas fisiknya. Kesepian dikarenakan pengasngan dari lingkungan sosial,
dar sgei ekonomi akibat sudah tidak bekerj lagi hal tersebut berisiko mengakibatkan
terganggu masalah kesehatan lansia (Mindianata,2018).
2. Ekonomi
Faktor ekonomi sangat mempengaruhi kesehatan lansia, yang dimana lansiasudah
tidak bekerja sehingga ia menggantungkan hidupnya pada anak mereka. Lansia yang
tidak memiliki cukup pendapatan meningktakan resiko untuk sakit dan disabilitas
(Mindianata,2018).
3. lingkungan
Perhatian spesifik harus diberikan pada lansi yang hidup dan tinggal di pendesaan
dimana pada penyakitnya dapat berbeda tergantung pada kondisi lingkungan dan
keterbatasan ketersediaan pelayanan pendukung. Urbanisasi dan migrasi untuk mencari
pekerjaan membuat lansia semakin terisolasi di pendesaan dengan keterbatasan bahkan
ketidakadaan untuk pelayanan kesehatan (Mindianata,2018).
6
1. Promosi kesehatan dan kesejahteraan
Promosi kesehatan berfokus pada membantu individu untuk mempertahankan
kesejahteraan mereka. Mencegah penyakit, dan mengendalikan penyakit kronis yang
mungkin mereka miliki. Pelayanan kesehatan preventif sangat penting dalam memperbaiki
status kesehatan individu hingga mencapai potensi kesejahteraan optimal. Pada penderita
hipertensi dianjurkan untuk tidak terlalu memikirkan pikiran yang berat (Mary A Nies,2013)
2. Nutrisi
Nutrisi yang buruk pada populasi lansia merupakan hal yang biasa, pola yang serupa
dengan kelompok lainnya. Para peneliti menyatakan bahwa lansia tetap membutuhkn nutrisi
yang sama atau leih tinggi untuk hasil kesehatan yang optimal. Nutrisi pada lansia harus
dipenuhi dengan membiasakan makan-makanan yang berserat. Pada penderita hipertensi
tidak diperbolehka untuk mengonsumsi makanan yang mengandung lemak dan garam yang
berlebihan (Mary A Nies,2013).
3. Modifikasi lingkungan
Lansia pada umumnya fungsi dan struktur tubuhnya sudah tidak berjalan dengan
optimal. Lingkungan yang kurang aman bagi lansia akan berisiko terhadap kesehatannya
contohnya pencegahan jatuh (Mary A Nies,2013)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
7
A. Kasus pada aggregate lansia dengan penyakit Kronis
Kelurahan Wonosobo merupakan wilayah binaan puskesmas B yang terdiri atas 7 RW dan
38 RT. Masing-masing RW memiliki 3 sampai 5 RT. RW. 03 merupakan RW yang terletak
dibagian barat dari kelurahan wonosobo. Berdasarkan hasil survey di RW. 03 populasi
terbanyak adalah lansia dengan gangguan kesehatan yang utama adalah hipertensi.
Berdasarkan data dari ketua RW, jumlah penduduk di RW 03 sebesar 1455 jiwa.
Kondisi wilayah RW 03 merupakan wilayah padat penduduk dan berada di jalur utama.
Mobilisasi warga kebanyakan menggunakan sepeda motor. Wilayah RW. 03 cukup jauh dari
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Oleh karena itu, sebagian besar warga jarang
melakukan pemeriksaan kesehatan dan juga kurang mendapatkan informasi kesehatan dari
petugas kesehatan terumata pada kelompok lansia. Kondisi ekonomi warga di wilayah RW.
04 berada di tingkat ekonomi menengah ke bawah, perkerjaan warga kebanyakan menjadi
buruh pedagang dan buruh bangunan, sebagian kecil kerja kantoran. Warga cenderung ke
praktek dokter/mantri/bidan jika memiliki keluhan kesehatan, hanya sedikit lansia yang
datang memeriksakan kesehatannya secara rutin di Posyandu lansia yang digelar sebulan
sekali. Berdasarkan wawancara dengan beberapa keluarga yang memiliki anggota keluarga
lansia, jika anggota keluarga sakit seperti sakit kepala tindakan untuk mengatasinya adalah
dengan membeli obat bebas di warung. Warga belum mengetahui tindakan preventif dan
kuratif dalam menangani masalah kesehatannya terutama pada lansia. Berdadarkan
observasi lingkungan wilayah 03 tidak dilengkapi dengan fasilitas yang ramah lansia.
B. Pengkajian CAP
3) Suku/ budaya
8
a) Wawancara : Berdasarkan wawancara di masyarakat, suka makan-makanan yang banyak
garamnya karena mereka tidak suka makanan yang hambar.
b) Data sekunder/ Angket : Berdasarkan data yang ada di wilayah tersebut didominasi oleh
suku sasak 50% dan suku jawa 45% dan terdapat pula suku bugis makassar 5%.
4) Nilai dan keyakinan
a) Wawancara: Dari hasil wawancara 20 dari 50 masyarakat mengatakan jika mengalami
permasalahan kesehatan ia lebih memilih obat-obatan tradisional dan membeli di warung.
Menurut warga sekitar tidak pengaruh signifikan jika terlalu banyak mengonsumsi garam
dapat menyebabkan hipertensi.
b. Data subsistem
1) Lingkungan
a) Observasi: Di lingkungan wilayah tersebut rumah-rumah warga saling berdekatan
sehingga padat dan juga kondisi jalan di wilayah itu belum di perbaiki dan juga akses
puskesmas yang cukup jauh.
b) Data sekunder/ Angket : Dari 20 sampel masyarakat mengatakan bahwa di
lingkungannya banyak jalan-jalan yang rusak sehingga banyak pengendara motor kecelakaan.
2) Pelayanan Kesehatan
a) Observasi: Berdasarkan data observasi di wilayah tersebut fasilitas pusat pelayanan
kesehatan tingkat pertama cukup jauh sehingga minat masyarakat untuk berkunjung sangat
kurang serta program yang di canangkan oleh puskesmas setempat belum mumpuni sehingga
masyarakat tidak bisa berkontribusi lebih.
b) wawancara : Dari hasil wawancara 20 warga mereka mengeluhkan pelayanan kesehatan
kurang baik dan juga fasilitasnya tidk sesuai standar. Disamping itu juga masyarakat
mengeluhkaan jauhnya jarak antara puskesmas dengan rumahnya.
c) Data sekunder / angket : Berdasarkan catatan tahun 2019 hipertensi menjadi masalah
utama di wilayah tersebut dikarenakan penurunan pemeliharaan kesehatan baik karena tidak
adanya pencegahan preventif dan kuratif dari kader-kader kesehatan.
3) Politik dan Pemerintahan
a) wawancara : Berdasarkan wawancara terhadap masyarakat mengatakan bahwa tidak
pernah pihak pemerintah melakukan kunjungan rumahan atau berupa bantuan sehingga peran
pemerintah khususnya di bidang keshatan sangat kurang.
b) Data sekunder / Angket : Berdasarkan data di lembaga pemerintahan setempat hanya
sekitar 25 % yang memiliki kartu jaminan kesehatan.
4 ) Pendidikan
a) Observasi : Berdasarkan hasil observasi terdapat fasilitas pendidikan mulai dari paud
sampai SMA, namun yang menjadi kekurangannya kondisi sekolahnya masih dibawa standar
pendidikan.
b ) wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa lansia mereka mengatakan
pendidikan terakhirnya sekolah dasar, ia tidak melanjutkan sekolah karena memilih bekerja di
pasar.
9
Tingkatan Pendidikan Frekuensi Presentase (%)
Sekolah dasar 350 jiwa 46%
Sekolah Menengah Pertama 200 jiwa 26%
Sekolah menengah Atas 105 jiwa 13%
Tidak bersekolah 120 jiwa 15%
Total 775 jiwa 100%
5) Ekonomi
a) Observasi : Berdasarkan hasil observasi di wilayah tersebut terdapat pasar tradisional
sehingga sebagian besar masyarakat berjualan disana.
b) Data Sekunder/ Angket
C. Persepsi
1. wawancara : Berdasarkan wawancara menurut ketua RW.03 menyatakan banyaknya kasus
hipertensi di wilayahnya dikarenakan warganya tidak mau mengunjungi pelayanan kesehatan
dan juga kebiasaan warganya banyak mengonsumsi ikan teri dan makan-makanan yang
tinggi kolesterol selain itu kurangnya pengetahuan warga tentang penyakt-penyakit umum
yang terjadi pada lansia.
2. Data Sekunder/ Angket: Menurut data cacatan puskesmas setempat tahun 2019 sekitar
50% lansia terkena hipertensi
2. Analisa Data
10
No. DATA MASALAH
1. a. Data Wawancara Ketidakefektifan
Berdasarkan wawancara di masyarakat suka pemeliharaan kesehatan
makan-makanan yang banyak garamnya
karena mereka tidak suka makanan yang
hambar
Dari hasil wawancara 20 dari 50 masyarakat
mengatakan jika mengalami permasalahan
kesehatan ia lebih memilih obat-obatan
tradisional dan membeli di warung. Menurut
warga sekitar tidak pengaruh signifikan jika
terlalu banyak mnegonsumsi garam dapat
menyebabkan hipertensi.
Berdasarkan wawancara menurut ketua RW.03
menyatakan banyaknya kasus hipertensi di
wilayahnya dikarenakan warganya tidak mau
mengunjungi pelayanan kesehatan dan juga
kebiasaan warganya banyak mengonsumsi
ikan teri dan makan-makanan yang tinggi
kolesterol selain itu kurangnya pengetahuan
warga tentang penyakt-penyakit umum yang
terjadi pada lansia
b. Data Observasi
Berdasarkan data observasi di wilayah tersebut
fasilitas pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama cukup jauh sehingga minat
masyarakat untuk berkunjung sangat kurang.
Berdasarkan observasi di wilayah tersebut
masyarakat tidak terjalin komunikasi antar
petugas kesehatan sehingga masyarakat kurang
terpapar informasi serta kurangnya komunikasi
dukungan keluarga dengan lansia berhubungan
dengan penyakit hipertensi.
c. Data Sekunder/Angket
Berdasarkan catatan tahun 2019 hipertensi
menjadi masalah utama di wilayah tersebut
dikarenakan penurunan pemeliharaan
kesehatan baik karena tidak adanya
pencegahan preventif dan kuratif
2. a. Data Observasi
Program di kerja yang di canangkan oeh Ketidakefektifan manajemen
pelayanan kesehatan setempat belum mampu kesehatan
memberikan kontribusi untuk masyarakat
setempat sehingga layanan kesehatan kepada
masyarakat tidak efektif.
b. Data Wawancara
Dari hasil wawancara 20 warga mereka
11
mengeluhkan pelayanan kesehatan kurang baik
dan juga fasilitasnya tidk sesuai standar.
Disamping itu juga masyarakat mengeluhkaan
jauhnya jarak antara puskesmas dengan
rumhnya.
Berdasarkan wawancara terhadap masyarakat
mengatakan bahwa tidak pernah pihak
pemerintah melakukan kunjungan rumahan
atau berupa bantuan sehingga peran
pemerintah khususnya di bidang keshatan
sangat kurang.
Beberapa warga mengatakan tidak adanya
kunjungan petugas kesehatan di wilayahnya
terkhusus kesehatan lansia tidak terdapat
kegiatan penyuluhan dan sosialisasi berupa
tindakan pencegahan (preventif) dan
pengobatan (kuratif) dan juga kurangnya
kader-kader kesehatan di wilayah tersebut.
c. Data Sekunder/Angket
Berdasarkan catatan tahun 2019 hipertensi
menjadi masalah utama di wilayah tersebut
dikarenakan penurunan pemeliharaan
kesehatan baik karena tidak adanya
pencegahan preventif dan kuratif dari kader-
kader kesehatan.
Berdasarkan data di lembaga pemerintahan
setempat hanya sekitar 25 % yang memiliki
kartu jaminan kesehatan.
12
2. Ketidakefektifan
manajemen 3(Tinggi) 3 (tinggi) 3 (Tinggi) 6 (sangat 15
kesehatan tinggi)
13
pelayanan
kesehatan dan
juga kebiasaan
warganya
banyak
mengonsumsi
ikan teri dan
makan-makanan
yang tinggi
kolesterol selain
itu kurangnya
pengetahuan
warga tentang
penyakt-penyakit
umum yang
terjadi pada
lansia.
14
sehingga peran
pemerintah
khususnya di
bidang keshatan
sangat kurang.
3..Beberapa
warga
mengatakan
tidak adanya
kunjungan
petugas
kesehatan di
wilayahnya
terkhusus
kesehatan lansia
tidak terdapat
kegiatan
penyuluhan dan
sosialisasi
berupa tindakan
pencegahan
(preventif) dan
pengobatan
(kuratif) dan juga
kurangnya
kader-kader
kesehatan
BAB IV
PENUTUP
15
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan materi di atas maka dapat ditari kesimpulan sebagai berikut :
1. Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin
bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Hipertensi
merupakan penyakit tidak menular, penyakit degeneratif ini banyak terjadi dan
mempunyai tingkat mortalitas yang cukup tinggi serta mempengaruhi kualitas hidup
dan produktifitas seseorang. Hipertensi sering diberi gelar The Sillent Killer karena
penyakit ini merupakan pembunuh tersembunyi.
2. Masalah Yang Dapat Terjadi Pada Aggregate Lansia diantaranya yaitu; Penyakit kronis,
seperti diabetes,artritis,hipertensi,dan penyakit paru, Penggunaan obat-obatan oleh
lansia, kerusakan sensori, katarak, degenerasi makular, Glaukoma, kehilangan
pendengaran, Masalah gigi, Inkontinesia, Trauma cedera, Mudah jatu, Infeksi,Depresi,
Penyakit Alzheimer ,sulit BAB/BAK
3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kesehatan lansia yaitu faktor sosial, ekonomi dan
lingkugan
4. Strategi dalam meningkatkan dan mencegah masalah kesehatan pada aggregate lansia
a. Promosi kesehatan dan kesejahteraan
b. Pemenuhan nutrisi
c. Modifikasi Lingkungan
4. Asuhan Keperawatan komunitas pada kelompok lansia dengan penyakit kronik ini
terdiri dari pengkajian CAP, Analisa data, intervensi keperawatan.
B. Saran
Untuk menghindari terjadinya hipetensi, maka sebaiknya kita selaku calon petugas
kesehatan dapat memberikan edukasi dan pembelajaran kepada masyarakat untuk
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta menghindari makanan yang bisa
menyebabkan hipertensi.
Daftar Pustaka
16
Nies, Mary A. (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga.
Singapore:Elsevier.
Sri Ayu Wulandari,dkk (2018). Hubungan dukungan kelurga dengan motivasi lansia
hipertensi dalam memeriksakan tekanan darahnya. JOM PSIK VOL.1 NO 2 OKTOBER
2018
Agus, Susanto (2019). Hubungan Peran Keluarga Dengan Manajemen Ipertens Pada Lansia
Di Dusun Nyampuran Dan Karang Wetan Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten
Semarang. S1 thesis,Universitas Ngudi Waluyo
17
Kelurahan X merupakan wilayah binaan puskesmas B yang terdiri atas 7 RW dan 38 RT.
Masing-
masing RW memiliki 3 sampai 5 RT. RW. 03 merupakan RW yang terletak dibagian barat
dari
kelurahan X. Berdasarkan hasil survey di RW. 03 populasi terbanyak adalah lansia dengan
gangguan kesehatan yang utama adalah hipertensi. Berdasarkan data dari ketua RW,
jumlah
penduduk di RW 03 sebesar 1455 jiwa. Kondisi wilayah RW 03 merupakan wilayah
padat
penduduk dan berada di jalur utama. Mobilisasi warga kebanyakan menggunakan sepeda
motor.
Wilayah RW. 03 cukup jauh dari pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Oleh karena itu,
sebagian besar warga jarang melakukan pemeriksaan kesehatan dan juga kurang
mendapatkan
informasi kesehatan dari petugas kesehatan terumata pada kelompok lansia. Kondisi ekonomi
warga di wilayah RW. 04 berada di tingkat ekonomi menengah ke bawah, perkerjaan warga
kebanyakan menjadi buruh pedagang dan buruh bangunan, sebagian kecil kerja kantoran.
Warga
cenderung ke praktek dokter/matri/bidan jika memiliki keluhan kesehatan, hanya sedikit
lansia
yang datang memeriksakan kesehatannya secara rutin di Posyandu lansia yang digelar
sebulan
Departemen Komunitas & Keluarga
Prodi S1 Keperawatan, FKIK UIN Alauddin Makassar
sekali. Berdasarkan wawancara dengan beberapa keluarga yang memiliki anggota keluarga
lansia,
18
jika anggota keluarga sakit seperti sakit kepala tindakan untuk mengatasinya adalah dengan
membeli obat bebas di warung. Warga belum mengetahui tindakan preventif dan kuratif
dalam
menangani masalah kesehatannya terutama pada lansia. Berdadarkan observasi
lingkungan
wilayah 03 tidak dilengkapi dengan fasilitas yang ramah lansia.
3. Masalah apa saja yang dapat terjadi pada aggregate lansia ?
4. Faktor-Faktor apasaja yang mempengaruhi kesehatan lansia?
5. Bagaimana strategi dalam meningkatkan dan mencegah masalah kesehatan pada aggregate
lansia ?
6. Berdasarkan kasus diatas buatlah konsep keperawatan dengan :
a. Melengkapi kasus diatas berdasarkan pengkajian CAP
b. Membuat asuhan keperawatan komunitas pada aggregate lansia dengan penyakit
kronik
(minimal 2 diagnosa keperawatan)
7. Tugas dituangkan dalam bentuk makalah dan PPT untuk dipresentasikan. (PPT berisi
askep yang
akan dipresentasikan).
8. Lembar penilaian (terlampir) disiapkan setiap kelompok.
19