Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas kelompok mata kuliah
Epidemiologi Dental yang bertemakan “Penyakit Tidak Menular (Non Communicable
Disease)” selesai dengan tepat waktu.
Harapan kami semoga tugas mata kuliah ini membantu menambah pengetahuan dan
wawasan dalam memperoleh ilmu.
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan
tugas ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pola kejadian penyakit pada saat ini telah mengalami perubahan yang ditandai dengan
transisi epidemiologi. Secara garis besar transisi epidemiologi ditandai dengan perubahan
pola penyakit dan kematian yang semula didominasi oleh penyakit infeksi beralih ke penyakit
non infeksi (non-communicable disease) atau penyakit tidak menular. Perubahan pola
penyakit sangat dipengaruhi oleh keadaan demografi (pendidikan, umur, dan jenis kelamin),
sosial ekonomi (pendapatan) dan sosial budaya.
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh
proses infeksi (tidak infeksius) dan tidak dapat berpindah dari satu orang ke orang lain. Faktor
risiko penyakit tidak menular dipengaruhi oleh kemajuan era globalisasi yang telah mengubah
cara pandang penduduk dunia dan melahirkan kebiasaan-kebiasaan baru yang tidak sesuai
dengan gaya hidup sehat.
Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun
2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh penyakit tidak menular
akibat gaya hidup yang tidak sehat. Penyakit tidak menular juga membunuh penduduk dengan
usia yang lebih muda. Di negara- negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari
seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia kurang dari 60 tahun, 29%
disebabkan oleh penyakit tidak menular, sedangkan di negara-negara maju menyebabkan 13%
kematian. Proporsi penyebab kematian penyakit tidak menular pada orang-orang berusia
kurang dari 60 tahun meliputi: penyakit kardiovaskular merupakan penyebab terbesar (39%),
diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan
penyakit tidak menular yang lain bersama-sama menyebabkan sekitar 30% kematian, serta
4% kematian disebabkan diabetes melitus. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi
akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak menular (WHO, 2013).
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010, kematian karena penyakit tidak menular
semakin meningkat sedangkan kematian karena penyakit menular semakin menurun. Di
Indonesia proporsi penyakit menular telah menurun sepertiganya dari 44% menjadi 26,1%,
akan tetapi proporsi penyakit tidak menular mengalami peningkatan cukup tinggi dari 41,7%
menjadi 59,5% (Depkes RI, 2012).
Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah melaporkan data PTM tahun 2012 dari 34
kabupaten/kota (97,14%) cukup tinggi, meliputi penyakit diabetes melitus 16,58%, PPOK
1,16%, asma bronchial 11,55%, psikosis 2,8%. Dari data PTM kasus tertinggi adalah
kelompok penyakit jantung dan pembuluh darah (hipertensi, PJK, stroke, lemah jantung)
sebesar 66,51% (Dinkes Jateng, 2012).
Melihat gaya hidup modern dan dampak penyakit yang diakibatkan baik yang terjadi
secara internasional maupun nasional, dapat pula digambarkan pada perilaku remaja yang
mengarah pada faktor risiko penyakit tidak menular pada saat ini. Prevalensi merokok pada
remaja yang berusia 15-19 tahun mencapai 43,5%, kurang aktifitas fisik 48,2%,
mengkonsumsi makanan asin 24,5%, sering makan makanan berlemak 12,8%,
mengkonsumsi makanan atau minuman manis 65,2%. Remaja saat ini juga lebih memilih
makanan kecil (snack) dibandingkan dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran
yaitu 93,6% serta mengkonsumsi alkohol 4,6%.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4) Sekuele
Lebih cenderung kepada adanya defect/cacatv pada struktur jaringan
sehingga menurunkan fungsi jaringan dan tidak sampai menggangu
aktivitas seseorang.
F. Pencegahan Penyakit Tidak Menular
a. Pertama , membangun kepercayaan masyarakat melalui pertemuan dengan tokoh
masyarakat dalam hal ini adalah ibu RW dan ibu RT serta kader kesehatan yang
membahas tentang masalah kesehatan khususnya PTM, kemudian melakukan Fokus
Grup Diskusi yang bertujuan untuk menggali kegiatan yang sudah dilakukan oleh
warga yang berkaitan dengan pencegahan PTM dan merencanakan kegiatan untuk
menjamin keberlangsungan kegiatan kedepan secara bersama-sama.
b. Kedua, meningkatkan kesadaran masyarakat melalui pertemuan kader kesehatan. Dari
hasil FGD didapat informasi mengenai persepsi dan pengetahuan masyarakat tentang
PTM dan cara pencegahannya. Selanjutnya dari kegiatan tersebut diperoleh
rekomendasi untuk dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan pada kelompok
masyarakat tentang PTM dan pencegahannya.
c. Ketiga, pengembangan program promosi kesehatan melalui pemberdayaan
masyarakat dilakukan melalui koordinasi dengan ibu RW, ibu RT dan kader kesehatan
untuk menentukan hari pelaksanaan program dan sumber daya yang dibutuhkan serta
rencana pembuatan media promosi kesehatan berupa poster dan leaflet tentang
pencegahan PTM.
d. Keempat pengorganisasian masyarakat :
Mengorganisasikan kegiatan bersama masyarakat tentang strategi untuk
penanggulangan faktor risiko PTM; dalam hal ini telah dilakukan kegiatan penyuluhan
kesehatan tentang pencegahan PTM melalui perilaku “CERDIK” yang merupakan
akronim dari cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik,
diet seimbang, istirahat cukup dan kelola stres.
e. Kelima, adalah inisisasi
Untuk pemeliharaan program (initiation of maintenance) pelaksanaan program
pencegahan faktor risiko PTM dengan melibatkan masyarakat sejak awal perencanaan
program sampai pelaksanaan program. Peneliti berusaha mendorong masyarakat
untuk terus melakukan kegiatan yang sudah ada karena kegiatan tersebut sangat
mendukung program pencegahan PTM seperti senam aerobik. Keberlangsungan
program pemberdayaan masyarakat untuk pencegahan PTM di Modinan dapat terjaga
dengan adanya pertemuan rutin kader kesehatan yang dilakukan setiap bulan. Dalam
pertemuan tersebut koordinator kader kesehatan kesehatan selalu mengingat untuk
terus mempraktekkan perilaku “CERDIK”.
G. Penanganan Non Communicable Disease
Penanganan non communicable disease secara khusus tentu berbeda-beda tergantung
dari penyakit yang diidapnya namun sebenarnya penanganan secara umum yang bisa
dilakukan yakni dengan menerapkan pola hidup sehat seperti olahraga ringan secara teratur
minimal 3 kali sehari, minum banyak air putih minimal 8 gelas per hari, makan-makanan
dengan gizi seimbang secara teratur, hindari merokok, istirahat yang cukup dengan kualitas
tidur yang baik minimal 6-8 jam/hari, jangan mengonsumsi makanan olahan, jangan
mengkonsumsi mengandung pengawet, penyedap rasa, atau pemanis buatan, batasi konsumsi
kafein seperti kopi atau teh, hindari minuman beralkohol, dan mengelola stress.
Saat ini di negara berkembang telah terjadi pergeseran penyebab kematian utama yaitu
dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Kecenderungan transisi ini dipengaruhi oleh
adanya berubahnya gaya hidup, urbanisasi dan globalisasi.
Untuk di Kabupaten Kendal, pada tahun 2016 kasus penyakit Jantung & Pembuluh Darah
masih mendominasi jumlah penyakit tidak menular. Berikut merupakan gambaran kasus
penyakit tidak menular di Kabupaten Kendal.
Tabel Penyakit Tidak Menular di Kabupaten Kendal Tahun 2016
No. Jenis Penyakit Jumlah
1 Ca Servik 15
Ca Mamae 35
Neoplasma
Ca Hepar 0
Ca Paru 0
2 ID DM 362
Diabetes Mellitus
ND DM 6400
3 Angina Pekt 65
AM 10
I
Dekomp kordis 677
Peny. Jantung & Pembuluh Darah Hipertensi esensial 10776
Hipertensi lain 7978
Hemoragik 39
Stroke
Non Hemoragik 85
4 PPOK 84
5 Asma Bronkial 1597
6 Psikosis 721
Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air
besar yang terus-menerus dan tinja atau feses memiliki kandungan air yang berlebihan. Diare
bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi pemicu
terjadinya diare. Di Kabupaten Kendal sendiri pada tahun 2016 di perkirakan terjadi kasus
diare sebanyak 20.587 kasus,kasus yang di tangani sebanyak 22.092 kasus (107,3%).
Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare, yaitu:
1. Infeksi oleh bakteri, virus (sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan
oleh infeksi rotavirus) atau parasit.
2. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu terutama antibiotik.
3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak,
Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
Istilah Diare dibagi menjadi berbagai macam bentuk diantaranya:
1. Diare akut : kurang dari 2 minggu
Cakupan penanganan penderita diare adalah jumlah penderita diare yang berobat ke
tempat pelayanan kesehatan dibagi dengan jumlah sasaran. Cakupan penanganan penderita
diare di Puskesmas Kabupaten Kendal pada tahun 2016 sebesar 107,3%, hal ini menurun jika
di bandingkan pada tahun sebelumnya dimana untuk cakupan penanganan penderita diare di
puskesmas sebesar 120,81%.
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Non Communicable Disease (NCD) atau yang juga dikenal dengan penyakit tidak
menular (PTM) adalah suatu kondisi medis atau penyakit yang tidak disebabkan oleh infeksi
sehingga penyakit tersebut tidak ditularkan atau disebarkan dari manusia ke manusia
sehingga non communicable disease dianggap penyakit tidak menular. Di Kabupaten Kendal
sendiri pada tahun 2016 di perkirakan terjadi kasus diare sebanyak 20.587 kasus,kasus yang
di tangani sebanyak 22.092 kasus (107,3%). Cakupan penanganan penderita diare di
Puskesmas Kabupaten Kendal pada tahun 2016 sebesar 107,3%, hal ini menurun jika di
bandingkan pada tahun sebelumnya dimana untuk cakupan penanganan penderita diare di
puskesmas sebesar 120,81%. Untuk di Kabupaten Kendal, pada tahun 2016 kasus Penyakit
Jantung & Pembuluh Darah masih mendominasi jumlah penyakit tidak menular.
DAFTAR PUSTAKA
Anies., 2003, Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular, Jakarta : PT. Alex Media
Komputindo
Bustan, M. N., 2002, Pengantar Epidemiologi. Jakarta : Rineka Cipta
Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal. 2017. Profil Kesehatan Kabupaten Kendal. Jawa Tengah:
Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal
World Health Organization; 2015 [diakses tanggal 9 September 2019]. Tersedia dari:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs355/en/