Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas kelompok mata kuliah
Epidemiologi Dental yang bertemakan “Penyakit Tidak Menular (Non Communicable
Disease)” selesai dengan tepat waktu.
Harapan kami semoga tugas mata kuliah ini membantu menambah pengetahuan dan
wawasan dalam memperoleh ilmu.
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan
tugas ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, September 2019

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Non Communicable Disease (NCD) ................................................................................. 3
B. Faktor faktor resiko .......................................................................................................... 3
C. Etiologi Penyakit tidak menular........................................................................................ 5
D. Karakteristik Penyakit Tidak Menular .............................................................................. 5
E. Riwayat Alamiah Penyakit ............................................................................................... 7
F. Pencegahan Penyakit Tidak Menular.............................................................................. 11
G. Penanganan Non Communicable Disease ...................................................................... 12
H. Kasus Penyakit Tidak Menular di Kab Kendal............................................................... 12

BAB III METODE PENELITIAN


Kesimpulan ..................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pola kejadian penyakit pada saat ini telah mengalami perubahan yang ditandai dengan
transisi epidemiologi. Secara garis besar transisi epidemiologi ditandai dengan perubahan
pola penyakit dan kematian yang semula didominasi oleh penyakit infeksi beralih ke penyakit
non infeksi (non-communicable disease) atau penyakit tidak menular. Perubahan pola
penyakit sangat dipengaruhi oleh keadaan demografi (pendidikan, umur, dan jenis kelamin),
sosial ekonomi (pendapatan) dan sosial budaya.
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh
proses infeksi (tidak infeksius) dan tidak dapat berpindah dari satu orang ke orang lain. Faktor
risiko penyakit tidak menular dipengaruhi oleh kemajuan era globalisasi yang telah mengubah
cara pandang penduduk dunia dan melahirkan kebiasaan-kebiasaan baru yang tidak sesuai
dengan gaya hidup sehat.

Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun
2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh penyakit tidak menular
akibat gaya hidup yang tidak sehat. Penyakit tidak menular juga membunuh penduduk dengan
usia yang lebih muda. Di negara- negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari
seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia kurang dari 60 tahun, 29%
disebabkan oleh penyakit tidak menular, sedangkan di negara-negara maju menyebabkan 13%
kematian. Proporsi penyebab kematian penyakit tidak menular pada orang-orang berusia
kurang dari 60 tahun meliputi: penyakit kardiovaskular merupakan penyebab terbesar (39%),
diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan
penyakit tidak menular yang lain bersama-sama menyebabkan sekitar 30% kematian, serta
4% kematian disebabkan diabetes melitus. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi
akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak menular (WHO, 2013).
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010, kematian karena penyakit tidak menular
semakin meningkat sedangkan kematian karena penyakit menular semakin menurun. Di
Indonesia proporsi penyakit menular telah menurun sepertiganya dari 44% menjadi 26,1%,
akan tetapi proporsi penyakit tidak menular mengalami peningkatan cukup tinggi dari 41,7%
menjadi 59,5% (Depkes RI, 2012).
Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah melaporkan data PTM tahun 2012 dari 34
kabupaten/kota (97,14%) cukup tinggi, meliputi penyakit diabetes melitus 16,58%, PPOK
1,16%, asma bronchial 11,55%, psikosis 2,8%. Dari data PTM kasus tertinggi adalah
kelompok penyakit jantung dan pembuluh darah (hipertensi, PJK, stroke, lemah jantung)
sebesar 66,51% (Dinkes Jateng, 2012).

Melihat gaya hidup modern dan dampak penyakit yang diakibatkan baik yang terjadi
secara internasional maupun nasional, dapat pula digambarkan pada perilaku remaja yang
mengarah pada faktor risiko penyakit tidak menular pada saat ini. Prevalensi merokok pada
remaja yang berusia 15-19 tahun mencapai 43,5%, kurang aktifitas fisik 48,2%,
mengkonsumsi makanan asin 24,5%, sering makan makanan berlemak 12,8%,
mengkonsumsi makanan atau minuman manis 65,2%. Remaja saat ini juga lebih memilih
makanan kecil (snack) dibandingkan dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran
yaitu 93,6% serta mengkonsumsi alkohol 4,6%.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Non Communicable Disease (NCD)


Non Communicable Disease (NCD) atau yang juga dikenal dengan penyakit tidak menular
(PTM) adalah suatu kondisi medis atau penyakit yang tidak disebabkan oleh infeksi sehingga
penyakit tersebut tidak ditularkan atau disebarkan dari manusia ke manusia sehingga non
communicable disease dianggap penyakit tidak menular. Beberapa penyakit yang termasuk
non communicable disease yakni faktor keturunan diabetes, kolesterol, dan penyakit jantung.
NCD merupakan kelompok penyakit yang tidak disebabkan oleh agen infeksius dan
biasanya berkembang dalam waktu yang lama. NCD sering juga disebut sebagai the invisible
epidemic karena merupakan penyebab utama yang sering tidak diperhatikan dari terhambatnya
perkembangan ekonomi suatu negara. Hal ini disebabkan karena beban penyakit yang
ditimbulkan akibat NCD cukup besar sehingga bisa mengganggu perkembangan suatu negara.
Penyakit tidak menular (PTM), juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari
orang ke orang, mereka memiliki durasi yang panjang dan pada umumnya berkembang secara
lambat (Riskesdas, 2013).

B. Faktor – faktor resiko ( perilaku ) utama terjadinya penyakit tidak menular


Sebagian besar penyakit tidak menular dapat dicegah bila kita menghindari empat factor
resiko (perilaku) yang utama yaitu :
a. Pemakaian Tembakau ( merokok )
menurut WHO setiap tahun hamper 6 juta manusia meninggal dunia akibat merokok
baik perokok aktif maupun pasif. Pada tahun 2020 jumlah ini diperkirakan akan
meningkat menjadi 7,5 juta atau 10% dari seluruh kematian 71% kanker paru, 42 %
penyakit pernafasan kronik dan hamper 10% penyakit kardiovaskular disebabkan oleh
kebiasaan merokok. Insiden merokok yang tertinggi diantara laki=laki ada dinegara
berpenghasilan menegah kebawah . sedangkan untuk seluruh populasi, prevalensi
merokok tertinggi ada di Negara-negara berpenghasilan menegah keatas.
b. Kurangi aktivitas fisik
Sekitar 3,2 juta orang meninggal dunia disebabkan tidak/kurang melakukan aktivitas
fisik. Kurangnya aktivitas fisik tertinggi di Negara-negara berpenghasilan tinggi tetapi
sekarang terlihat tinggi pula di Negara-negara berpenghasilan menengah terutama di
kalangan kaum perempuan. Aktivitas fisik secara teratur akan memngurangi resiko
karena penyakit kardiovaskular termasuk darah tinggi ( hipertensi), diabetes, kanker
payudara dan kanker usus besar, serta depresi
c. Konsumsi alkohol
Sekitar 2,3 juta kematian yang terjadi setiap tahun disebabkan oleh pengguna alcohol ,
jumlah ini merupakan 3,8% dari seluruh kematian di dunia. Sementara itu, konsumsi
alcohol per kapita tertinggi di Negara berpenghasilan tinggi.
d. Diet yang tidak sehat
Mengkonsumsi buah-buahan dan sayu-sayuran secara adekwat dan teratur dapat
mengurangi risiko terkena penyakit cardiovascular, kanker lambung, kanker kolorektal.
Sebaliknya mengkonsumsi garam dan lemak jauh secara berebihan dapat meningkatkan
risiko terkena penyakit- penyakit kardiovascular (termasuk hipertensi). Menurut WHO,
konsumsi lemak meningkat pesat sejak 1980 di Negara-negara berpenghasilan
menengah kebawah.
Faktor resiko lain yang berhubungan dengan perilaku dan dapat dikontrol dari diri kita
sendiri. Sebenarnya factor resiko lain bagi terjadinya penyakit tidak menular tetapi
biasanya factor-faktor ini sulit dikontrol dari diri sendiri, seperti factor stress,
kegemukan, culture/budaya, dan pencemaran lingkungan
C. Etiologi Penyakit Tidak Menular
Berdasarkan perjalanannya penyakit dapat dibagi menjadi : Akut dan Kronis.
Berdasarkan sifat penularannya dapat dibagi menjadi : Menular dan Tidak Menular. Proses
terjadinya penyakit merupakan interaksi antara agen penyakit, manusia (Host) dan
lingkungan sekitarnya. Untuk penyakit menular, proses terjadinyapenyakit akibat interaksi
antara : Agent penyakit (mikroorganisme hidup), manusia dan lingkungan sedangkan untuk
penyakit tidak menular proses terjadinya penyakit akibat interaksi antara agen penyakit
(non living agent), manusia dan lingkungan. Penyakit tidak menular dapat bersifat akut
dapat juga bersifat kronis. Pada Epidemiologi Penyakit tidak Menular terutama yang akan
dibahas adalah penyakit- penyakit yang bersifat kronis.
D. Karakteristik Penyakit Tidak Menular
Telah dijelaskan diatas bahwa penyakit tidak menular terjadi akibat interaksi antara agent (Non
living agent) dengan host dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi dll) dan
lingkungan sekitar (source and vehicle of agent).
1. Agent
a. Agent dapat berupa (non living agent)
1) Kimiawi
2) Fisik
3) Mekanik
4) Psikis
b. Agent penyakit tidak menular sangat bervariasi, mulai dari yang paling sederhana
sampai yang komplek (mulai molekul sampai zat-zat yang komplek ikatannya)
c. Suatu penjelasan tentang penyakit tidak menular tidak akan lengkap tanpa mengetahui
spesifikasi dari agent tersebut
d. Suatu agent tidak menular dapat menimbulkan tingkat keparahan yang berbeda-beda
(dinyatakan dalam skala pathogenitas)
Pathogenitas Agent : kemampuan / kapasitas agent penyakit untuk dapat
menyebabkan sakit pada host.
e. Karakteristik lain dari agent tidak menular yang perlu diperhatikan antara lain:
1) Kemampuan menginvasi / memasuki jaringan
2) Kemampuan merusak jaringan : Reversible dan irreversible
3) Kemampuan menimbulkan reaksi hipersensitif
2. Reservoir
a. Dapat didefinisikan sebagai organisme hidup, benda mati (tanah, udara, air batu dll)
dimana agent dapat hidup, berkembang biak dan tumbuh dengan baik.
b. Pada umumnya untuk penyakit tidak menular, reservoir dari agent adalah benda
mati.
c. Pada penyakit tidak menular, orang yang terekspos/terpapar dengan agent tidak
berpotensi sebagai sumber/reservoir tidak ditularkan.
3. Relasi Agent – Host
a. Fase Kontak
Adanya kontak antara agent dengan host, tergantung :
1) Lamanya kontak
2) Dosis
3) Patogenitasb.
b. Fase Akumulasi pada jaringan
Apabila terpapar dalam waktu lama dan terus-menerus
c. Fase Subklinis
Pada fase subklinis gejala/sympton dan tanda/sign belum muncul
Telah terjadi kerusakan pada jaringan, tergantung pada :
1) Jaringan yang terkena
2) Kerusakan yang diakibatkannya (ringan, sedang dan berat)
3) Sifat kerusakan (reversiblle dan irreversible/ kronis, mati dan cacat)
d. Fase Klinis
Agent penyakit telah menimbulkan reaksi pada host dengan menimbulkan
manifestasi (gejala dan tanda).
4. Karakteristik penyakit tidak menular :
a. Tidak ditularkan
b. Etiologi sering tidak jelas
c. Agent penyebab : non living agent
d. Durasi penyakit panjang (kronis)
e. Fase subklinis dan klinis panjang untuk penyakit kronis.
5. Rute dari keterpaparan
Melalui sistem pernafasan, sistem digestiva, sistem integumen/kulit dan sistem
vaskuler.
E. Riwayat Alamiah Penyakit
a. Proses Terjadinya Penyakit
a. Proses terjadinya penyakit tergantung pada :
a) Karakterisitik dari agent
b) Karakteristik dari Host
c) Karakteristik dari environment
b. Pada penyakit Menular
Manusia mempertahankan keseimbangan untuk tetap sehat melawan :
a) Agent (living organisme)
b) Kondisi lingkungan yang sesuai dengan organisme tersebut
c) Faktor predisposisi
c. Pada Penyakit Tidak Menular
Manusia mempertahankan keseimbangan untuk tetap sehat melawan :
a) Agent (non living organisme)
b) Kondisi lingkungan yang sesuai dengan organisme tersebut
c) Faktor predisposisi
b. Definisi Riwayat Alamiah Penyakit :
a) Perkembangan penyakit tanpa campur tangan medis atau bentuk intervensi
lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural
b) Adanya respon dari host terhadap stimulus dari interaksi agent dan environment
c. Tahapan :
a) Prepathogenesis
1) Faktor-faktor : hereditas, ekonomi, sosial, lingkungan fisik, psikis
stimulus penyakit
2) Stimulus dapat terjadi sebelum terjadinya interaksi antara stimulus dan manusia
3) Interaksi awal antara faktor –faktor host, agent dan environment disebut
periode prepathogenesis
b) Pathogenesis
Mulai saat terjadinya terjadinya kelainan /gangguan pada tubuh manusia akibat
interaksi antara stimulus penyakit dengan manusia sampai terjadinya :
kesembuhan, kematian, kronik dan cacat.
Pada pembahasan diatas tidak dijelaskan tentang kondisi orang sebelum terinfeksi,
tetapi mempunyai resiko untuk terkena suatu penyakit. Untuk mengatasi
kekurangan ini, perjalanan penyakit dikembangkan menjadi :
a. Fase Suseptibilitas (Tahap Peka)
1) Pada fase ini penyakit belum berkembang, tapi mempunyai faktor resiko
atau predisposisi untuk terkena penyakit .
2) Faktor resiko tersebut dapat berupa
a) Genetika /etnik
b) Kondisi fisik, misalnya: kelelahan, kurang tidur dan kurang gizi.
c) Jenis kelamin: wanita mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena
penyakit Diabetes mellitus dan reumatoid artritis dibandingkan dengan
pria dan sebaliknya pria mempunyai resiko lebih tinggi terkena
penyakit jantung dan hipertensi dibandingkan wanita.
d) Umur
Bayi dan balita yang masih rentan terhadap perubahan lingkungan
mempunyai resiko yang tinggi terkena penyakit infeksi sedangkan pada
usia lanjut mempunyai resiko untuk terkena penyakit jantung dan
kanker.
e) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang kurang sehat seperti merokok mempunyai resiko
untuk terkena penyakit jantung dan karsinoma paru-paru.
f) Sosial ekonomi
Tingkat sosial ekonomi yang rendah mempunyai resiko terkena
penyakit infeksi sedangkan tingkat sosial yang tinggi mempunyai
resiko terkena penyakit hipertensi, penyakit jantung koroner, gangguan
kardiovaskuler dll, karena pada dengan tingkat sosial ekonomi yang
tinggi mempunyai kecenderungan untuk terjadinya perubahan pola
konsumsi makanan dengan kadar kolesterol tinggi.
3) Untuk menimbulkan penyakit, faktor-faktor diatas dapat berdiri sendiri
atau kombinasi beberapa faktor.
Contoh :
Kadar kolesterol meningkat akan mengakibatkan terjadinya penyakit
jantung koroner.
Kelelahan, alkoholik merupakan kondisi yang suseptibel untuk terjadinya
Hepatitis.
b. Fase Subklinis
1) Disebut juga fase Presimptomatik
2) Pada tahap ini penyakit belum bermanifestasi dengan nyata (sign dan
symptom masih negatif) , tapi telah terjadi perubahan-perubahan dalam
jaringan tubuh (Struktur ataupun fungsi)
3) Kondisi seperti diatas dikatakan dalam kondisi “Below The Level of
clinical horizon”
4) Fase ini mempunyai ciri-ciri :
Perubahan akibat infeksi atau pemaparan oleh agen penyebabv penyakit
masih belum nampak
Pada penyakit infeksi terjadi perkembangbiakan mikroorganisme patogen
sedangkan pada penyakit non – infeksi merupakan periode terjadinya perubahan
anatomi dan histologi, misalnya terjadinya ateroskelotik pada pembuluh darah
koroner yang mengakibatkan penyempitan pembuluh darah.
c. Fase Klinis
1) Pada fase ini perubahan-perubahan yang terjadi pada jaringan tubuh telah
cukup untuk memunculkan gejala-gejala (symptom) dan tanda-tanda
(signs) penyakit.
2) Fase ini dibagi menjadi fase akut dan kronis.
d. Fase Konvalescen
1) Akhir dari fase klinis dapat berupa :
 Fase Konvalescen (Penyembuhan)
 Meninggal dunia
2) Fase konvalescen dapat berkembang menjadi :
 Sembuh total
 Sembuh denganv cacat (Disabilitas atau sekuele)
 Penyakit menjadi kronis
3) Disabilitas (Kecacatan/ketidakmampuan)
Terjadi penurunan fungsi sebagian atauv keseluruhan dari struktur/organ
tubuh tertentu sehingga menurunkan fungsi aktivitas seseorang secara
keseluruhan
Dapat bersifat : sementara (akut), kronis dan menetap

4) Sekuele
Lebih cenderung kepada adanya defect/cacatv pada struktur jaringan
sehingga menurunkan fungsi jaringan dan tidak sampai menggangu
aktivitas seseorang.
F. Pencegahan Penyakit Tidak Menular
a. Pertama , membangun kepercayaan masyarakat melalui pertemuan dengan tokoh
masyarakat dalam hal ini adalah ibu RW dan ibu RT serta kader kesehatan yang
membahas tentang masalah kesehatan khususnya PTM, kemudian melakukan Fokus
Grup Diskusi yang bertujuan untuk menggali kegiatan yang sudah dilakukan oleh
warga yang berkaitan dengan pencegahan PTM dan merencanakan kegiatan untuk
menjamin keberlangsungan kegiatan kedepan secara bersama-sama.
b. Kedua, meningkatkan kesadaran masyarakat melalui pertemuan kader kesehatan. Dari
hasil FGD didapat informasi mengenai persepsi dan pengetahuan masyarakat tentang
PTM dan cara pencegahannya. Selanjutnya dari kegiatan tersebut diperoleh
rekomendasi untuk dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan pada kelompok
masyarakat tentang PTM dan pencegahannya.
c. Ketiga, pengembangan program promosi kesehatan melalui pemberdayaan
masyarakat dilakukan melalui koordinasi dengan ibu RW, ibu RT dan kader kesehatan
untuk menentukan hari pelaksanaan program dan sumber daya yang dibutuhkan serta
rencana pembuatan media promosi kesehatan berupa poster dan leaflet tentang
pencegahan PTM.
d. Keempat pengorganisasian masyarakat :
Mengorganisasikan kegiatan bersama masyarakat tentang strategi untuk
penanggulangan faktor risiko PTM; dalam hal ini telah dilakukan kegiatan penyuluhan
kesehatan tentang pencegahan PTM melalui perilaku “CERDIK” yang merupakan
akronim dari cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik,
diet seimbang, istirahat cukup dan kelola stres.
e. Kelima, adalah inisisasi
Untuk pemeliharaan program (initiation of maintenance) pelaksanaan program
pencegahan faktor risiko PTM dengan melibatkan masyarakat sejak awal perencanaan
program sampai pelaksanaan program. Peneliti berusaha mendorong masyarakat
untuk terus melakukan kegiatan yang sudah ada karena kegiatan tersebut sangat
mendukung program pencegahan PTM seperti senam aerobik. Keberlangsungan
program pemberdayaan masyarakat untuk pencegahan PTM di Modinan dapat terjaga
dengan adanya pertemuan rutin kader kesehatan yang dilakukan setiap bulan. Dalam
pertemuan tersebut koordinator kader kesehatan kesehatan selalu mengingat untuk
terus mempraktekkan perilaku “CERDIK”.
G. Penanganan Non Communicable Disease
Penanganan non communicable disease secara khusus tentu berbeda-beda tergantung
dari penyakit yang diidapnya namun sebenarnya penanganan secara umum yang bisa
dilakukan yakni dengan menerapkan pola hidup sehat seperti olahraga ringan secara teratur
minimal 3 kali sehari, minum banyak air putih minimal 8 gelas per hari, makan-makanan
dengan gizi seimbang secara teratur, hindari merokok, istirahat yang cukup dengan kualitas
tidur yang baik minimal 6-8 jam/hari, jangan mengonsumsi makanan olahan, jangan
mengkonsumsi mengandung pengawet, penyedap rasa, atau pemanis buatan, batasi konsumsi
kafein seperti kopi atau teh, hindari minuman beralkohol, dan mengelola stress.

H. Kasus Penyakit tidak Menular di Kabupaten Kendal


a. Penyakit Tidak Menular (PTM)Penyakit tidak menular (PTM) kurang lebih
mempunyai kesamaan dengan beberapa sebutan lainnya, seperti :
1. Penyakit kronis
2. Penyakit noninfeksi
3. New communicable diseases
4. Penyakit degenerative
5. Penyakit perilaku
Kesamaan penyebutan ini tidaklah sepenuhnya memberi kesamaan penuh antara satu
dengan lainnya. Penyakit kronis dapat dipakai untuk PTM karena kelangsungan PTM
biasanya bersifat kronis (menahun) atau lama. Namun demikian ditemukan juga penyakit
tidak menular yang kelangsungannya mendadak / akut, misalnya keracunan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mempergunakan istilah penyakit kronis untuk
penyakit – penyakit tidak menular. Yang dimaksud dengan penyakit kronis ini memang
jenis – jenis penyakit yang bersifat kronis, dan tidak memperhatikannya dari segi apakah
menular atau tidak.
Nama penyakit non infeksi dipakai karena proses patologi PTM bukanlah suatu proses
infeksi yang dipicu oleh mikroorganisme. Hanya saja tidak berarti bahwa kejadian PTM
tidak ada hubungannya dengan peranan mikroorganisme. Proses patologi PTM mempunyai
karakteristik tersendiri sesuai dengan jenis penyakit masing – masing.
Disebut juga sebagai penyakit degeneratif karena kejadiannya bersangkutan dengan
proses degenerasi atau ketuaan, sehingga PTM banyak ditemukan pada usia lanjut. Karena
perlangsungannya yang lama, menyebabkan PTM berkaitan dengan proses degeneratif
yang berlangsung sesuai waktu / umur.
Sementara itu ada yang secara populer ingin menyebutnya sebagai ‘new communicable
disease’ karena penyakit ini dianggap dapat menular, yaitu melalui gaya hidup. Gaya hidup
dalam dunia modern dapat menular dengan caranya sendiri, tidak seperti penularan klasik
penyakit menular yang lewat suatu rantai penularan tertentu. Gaya hidup didalamnya dapat
menyangkut pola makan, kehidupan seksual, dan komunikasi global. Perubahan pola makan
telah mendorong perubahan peningkatan penyakit jantung yang berkaitan dengan makan
berlebih atau kolesterol tinggi.
Berbeda dengan Penyakit Menular, PTM mempunyai beberapa karakteristik tersendiri
seperti
1. Penularan penyakit tidak melalui suatu rantai penularan tertentu

2. Masa inkubasi pangjang dan laten

3. Perlangsungan penyakit yang berlarut-larut (kronis)

4. Banyak menghadapi kesulitan diagnosis

5. Mempunyai variasi yang luas

6. Memerlukan biaya tinggi dalam upaya pencegahan maupun penanggulangannya.

7. Faktor penyebabnya bermacam-macam (multi kausal), bahkan tidak jelas.

Saat ini di negara berkembang telah terjadi pergeseran penyebab kematian utama yaitu
dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Kecenderungan transisi ini dipengaruhi oleh
adanya berubahnya gaya hidup, urbanisasi dan globalisasi.
Untuk di Kabupaten Kendal, pada tahun 2016 kasus penyakit Jantung & Pembuluh Darah
masih mendominasi jumlah penyakit tidak menular. Berikut merupakan gambaran kasus
penyakit tidak menular di Kabupaten Kendal.
Tabel Penyakit Tidak Menular di Kabupaten Kendal Tahun 2016
No. Jenis Penyakit Jumlah
1 Ca Servik 15
Ca Mamae 35
Neoplasma
Ca Hepar 0
Ca Paru 0
2 ID DM 362
Diabetes Mellitus
ND DM 6400
3 Angina Pekt 65
AM 10
I
Dekomp kordis 677
Peny. Jantung & Pembuluh Darah Hipertensi esensial 10776
Hipertensi lain 7978
Hemoragik 39
Stroke
Non Hemoragik 85
4 PPOK 84
5 Asma Bronkial 1597
6 Psikosis 721

Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air
besar yang terus-menerus dan tinja atau feses memiliki kandungan air yang berlebihan. Diare
bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi pemicu
terjadinya diare. Di Kabupaten Kendal sendiri pada tahun 2016 di perkirakan terjadi kasus
diare sebanyak 20.587 kasus,kasus yang di tangani sebanyak 22.092 kasus (107,3%).
Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare, yaitu:
1. Infeksi oleh bakteri, virus (sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan
oleh infeksi rotavirus) atau parasit.
2. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu terutama antibiotik.
3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak,
Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
Istilah Diare dibagi menjadi berbagai macam bentuk diantaranya:
1. Diare akut : kurang dari 2 minggu

2. Diare Persisten : lebih dari 2 minggu

3. Disentri : diare disertai darah dengan ataupun tanpa lender

4. Kholera : diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera

Grafik Cakupan Penanganan Diare

Sumber : Bidang P2P Dinkes Kendal Tahun 2011-2016

Cakupan penanganan penderita diare adalah jumlah penderita diare yang berobat ke
tempat pelayanan kesehatan dibagi dengan jumlah sasaran. Cakupan penanganan penderita
diare di Puskesmas Kabupaten Kendal pada tahun 2016 sebesar 107,3%, hal ini menurun jika
di bandingkan pada tahun sebelumnya dimana untuk cakupan penanganan penderita diare di
puskesmas sebesar 120,81%.
BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Non Communicable Disease (NCD) atau yang juga dikenal dengan penyakit tidak
menular (PTM) adalah suatu kondisi medis atau penyakit yang tidak disebabkan oleh infeksi
sehingga penyakit tersebut tidak ditularkan atau disebarkan dari manusia ke manusia
sehingga non communicable disease dianggap penyakit tidak menular. Di Kabupaten Kendal
sendiri pada tahun 2016 di perkirakan terjadi kasus diare sebanyak 20.587 kasus,kasus yang
di tangani sebanyak 22.092 kasus (107,3%). Cakupan penanganan penderita diare di
Puskesmas Kabupaten Kendal pada tahun 2016 sebesar 107,3%, hal ini menurun jika di
bandingkan pada tahun sebelumnya dimana untuk cakupan penanganan penderita diare di
puskesmas sebesar 120,81%. Untuk di Kabupaten Kendal, pada tahun 2016 kasus Penyakit
Jantung & Pembuluh Darah masih mendominasi jumlah penyakit tidak menular.
DAFTAR PUSTAKA

Anies., 2003, Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular, Jakarta : PT. Alex Media
Komputindo
Bustan, M. N., 2002, Pengantar Epidemiologi. Jakarta : Rineka Cipta

Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal. 2017. Profil Kesehatan Kabupaten Kendal. Jawa Tengah:
Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal

World Health Organization; 2015 [diakses tanggal 9 September 2019]. Tersedia dari:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs355/en/

Widoyono. 2011. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan


Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai