Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN HASIL

KEGIATAN KEDOKTERAN KELUARGA


PADA PASIEN HIPERTENSI GRADE 2 DAN DIABETES
MELITUS

Oleh :
Raka Wibisono
2016730088

Dosen Pembimbing :
dr. Christhoper

UPT. PUSKESMAS JURANGMANGU – TANGGERANG SELATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER

TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
hasil kegiatan kedokteran keluarga ini yang merupakan bagian dari tugas
pendidikan kepaniteraan klinik pada bagian Kedokteran Komunitas 2 Puskesmas
Jurangmangu.
Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada keluarga, dosen-dosen
pembimbing dan sahabat – sahabat di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Jakarta atas bantuan dalam menyusun laporan ini.

Saya menyadari bahwa laporan hasil kegiatan kedokteran keluarga ini


memiliki banyak kekurangan, untuk itu saya mengaharapkan kritik dan saran agar
dapat lebih baik lagi dalam penulisan selanjutnya. Semoga laporan hasil kegiatan
kedokteran keluarga ini dapat bermanfaat bagi kita semua sebagai tambahan
informasi mengenai kasus hipertensi yang masih menjadi salah satu masalah.
Wassalamualaikum wr wb.

Tanggerang Selatan, 23 Februari 2022

Raka Wibisono

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................

1.2 TUJUAN..............................................................................................................

BAB II STATUS PASIEN................................................................................................

2.1 IDENTITAS PASIEN..........................................................................................

2.2 ANAMNESA.......................................................................................................

BAB III ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA...................................................

3.1 IDENTITAS ANGGOTA KELUARGA................................................................

3.2 GENOGRAM KELUARGA...................................................................................

3.3 PROFIL KELUARGA DAN STRUKTUR............................................................

3.4 ASPEK PERUMAHAN..........................................................................................

3.5 ASPEK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT...........................................

3.6 MANDALA OF HEALTH.....................................................................................

3.7 DIAGNOSIS KELUARGA....................................................................................

3.8 DIAGNOSIS HOLISTIK (MULTIAKSIAL).........................................................

3.9 PENATALAKSANAAN.......................................................................................

BAB IV PENUTUP.........................................................................................................

4.1 KESIMPULAN..................................................................................................

4.2 SARAN..............................................................................................................

LAMPIRAN.....................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Disiplin sains kedokteran (medical science) bisa dibagi menjadi 3
kategori: (1) Ilmu-ilmu Biomedis; (2) Kedokteran Klinis; dan (3)
Kedokteran Komunitas. Ilmu biomedis merupakan cabang sains kedokteran
yang menerapkan prinsip biologi dan fisiologi dalam praktik kedokteran
klinis. Kedokteran klinis merupakan cabang sains kedokteran yang
mempelajari dan mempraktikkan berbagai pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk memulihkan kesehatan dengan cara mencegah dan
mengobati penyakit pada individu pasien. Kedokteran komunitas
(community medicine) adalah cabang kedokteran yang memusatkan
perhatian kepada kesehatan anggota-anggota komunitas, dengan
menekankan diagnosis dini penyakit, memperhatikan faktor-faktor yang
membahayakan (hazard) kesehatan yang berasal dari lingkungan dan
pekerjaan, serta pencegahan penyakit pada komunitas.
Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mempelajari mengenai
dinamika kehidupan keluarga dalam lingkungannya, pengaruh penyakit dan
keturunan terhadap fungsi keluarga, pengaruh fungsi keluarga terhadap
timbul dan berkembangnya penyakit serta permasalahan kesehatan keluarga,
dan berbagai cara pendekatan kesehatan untuk mengembalikan fungsi
keluarga dalam keadaan normal. Prinsip dalam kedokteran keluarga adalah
pendekatan keluarga.
Semakin bertambahnya usia, semakin kompleks penyakit yang diderita
oleh manusia terutama orang lanjut usia. Menurut WHO lanjut usia (lansia)
adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. Pada tahun
2018 jumlah lansia diperkirakan mencapai 9,3% atau 24,7 juta jiwa. Jumlah
proporsi lansia di Indonesia juga bertambah setiap tahunnya. Pada tahun
2018, jumlah lansia di Indonesia adalah sebanyak 23 ribu orang. Tiga
provinsi di Indonesia dengan persentase penduduk Lansia terbesar berada di
provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Data WHO menunjukan

4
pada tahun 2016 usia harapan hidup orang didunia adalah 72 tahun yang
pada tahun 2013 adalah 71 tahun. Jumlah lansia yang semakin besar,
menjadi tantangan bagi kita semua agar dapat mempersiapkan lansia yang
sehat dan mandiri sehingga nantinya tidak menjadi beban bagi masyarakat
maupun negara, dan justru menjadi aset sumber daya manusia yang
potensial.
Seiring bertambahnya usia, fungsi fisiologis mengalami penurunan
akibat proses penuaan sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada
lanjut usia. Penurunan fungsi organ tubuh khususnya pada lansia
menyebabkan kelompok ini rawan terhadap serangan berbagai penyakit
kronis, seperti penyakit jantung, diabetes melitus, stroke, gagal ginjal,
kanker, dan hipertensi. Hipertensi adalah salah satu penyebab utama
mortalitas dan morbiditas di Indonesia, sehingga tatalaksana penyakit ini
merupakan intervensi yang sangat umum dilakukan di berbagai tingkat
fasilitas kesehatan.
Prevalensi hipertensi pada lansia adalah sebesar 57,6%. Prevalensi
penderita hipertensi pada lansia di Indonesia adalah sebesar 63,2% dengan
penderita terbanyak berada di wilayah Sulawesi Utara. Tingginya penderita
hipertensi pada lansia harus diupayakan untuk dikendalikan dengan peran
dokter keluarga. Dokter keluarga adalah dokter yang memberi pelayanan
kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat pada keluarga
sehingga ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit
tapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak anya menanti secara pasif
tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya.

1.2 Tujuan
 Tujuan Umum
Melakukan pendekatan kedokteran keluarga terhadap pasien usia lanjut
dengan penyakit tidak menular yaitu hipertensi dan diabetes melitus
 Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik (fungsi keluarga, bentuk keluarga, dan
siklus keluarga) keluarga pasien dengan hipertensi dan diabetes
melitus.

5
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya
masalah kesehatan pada pasien lansia dengan hipertensi dan
diabetes melitus.
c. Mendapatkan pemecahan masalah kesehatan pasien lansia
dengan hipertensi dan diabetes melitus.

1.3 Manfaat
a. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan penulis tentang kedokteran keluarga, serta
penatalaksanaan kasus hipertensi dan diabetes melitus pada lansia
dengan pendekatan kedokteran keluarga.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan masukan kepada tenaga kesehatan agar setiap
memberikan penatalaksanaan kepada pasien hipertensi dan diabetes
melitus terutama pada lansia dilakukan secara holistik dan
komprehensif serta mempertimbangkan aspek keluarga dalam proses
kesembuhan.
c. Bagi Pasien dan Keluarga
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya bahwa keluarga
memiliki peran penting dalam kesembuhan dan mencegah kekambuhan
hipertensi dan diabetes melitus.

d.

6
BAB II
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. K
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 65 tahun
Tanggal Lahir : 19 November 1956
Pekerjaan : Juru masak di rumah kost
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl, Kalimoso, Ceger, Jurangmangu Timur
Tanggal Kunjungan : 12 Februari 2022

B. ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Sakit kepala sejak 2 hari yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang ke Puskesmas Jurangmangu hari Sabtu, 12 Februari 2022
dengan keluhan sakit kepala sejak 2 hari yang lalu. Sakit kepala dirasakan sangat
berat hingga pasien mengeluhkan rasa tegang di belakang lehernya yang muncul
secara mendadak dan tiba tiba. Keluhan juga dirasakan apabila ia tidak minum
obat atau stress. Menurut pasien, keluhan tersebut muncul hilang timbul, biasanya
sekitar satu hingga dua kali dalam seminggu. Pasien menjalani pengobatan darah
tinggi sejak tahun 2017 namun tidak rutin. Namun saat tidak ada keluhan, pasien
tidak pernah berobat lagi.
Selain itu pasien mengeluhkan sering buang air kecil terutama pada malam hari
dengan frekuensi 10 kali dalam sehari, lalu pasien mengeluhkan sering lapar yang
tidak tertahankan, sering haus, dan sering mengantuk. Keluhan terjadi sejak 1
bulan yang lalu, namun baru datang berobat 1 minggu yang lalu. Pada saat

7
berobat dilakukan pemeriksaan gula darah dan menunjukkan hasil gula darah
yang tinggi.
Keluhan mulut terasa asam, pusing, rasa terbakar pada ulu hati, berat badan
menurun, muntah darah, BAB berdarah, nyeri menelan, badan lemas, penglihatan
kabur, mudah lelah dadanya berdebar-debar, nyeri dada, demam, batuk, sesak
napas disangkal.

Riwayat Penyakit Sebelumnya:


Pasien mengetahui bahwa ia mengalami hipertensi sejak tahun 2017, ketika
datang berobat ke Puskesmas. Pasien mulai menjalani pengobatan hipertensi sejak
2017 namun tidak rutin mengkonsumsi obat anti hipertensi. Lalu 1 bulan yang
lalu ia mempunyai diabetes melitus dan baru datang berobat ke puskesmas 1
minggu yang lalu. Riwayat penyakit jantung, asma, penyakit ginjal tidak ada.

Riwayat Penyakit keluarga:


Pasien mengaku tidak mempunyai keluarga sejak kecil jadi tidak
mengetahui riwayat kesehatan tentang keluarganya.

Riwayat Alergi:
Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan, makanan
ataupun debu.

Riwayat Psikososial:
Pasien merupakan seorang juru masak di tempat kost sejak lebih dari 20 tahun
yang lalu. Pasien tidak merokok dan tidak minum alkohol. Sehari-hari, pasien
sering memakan ikan asin, sambal terasi udang, gorengan dan berbagai macam
kripik yang gurih serta makan – makanan dan minuman yang manis. Pasien jarang
berolahraga. Pasien setiap bulan diberi oleh anaknya dengan jumlah tidak
menentu sekitar Rp. 500.000 s/d 700.000/bulan, karena selama pandemi Covid-19
pasien tidak bekerja karena mahasiswa yang tinggal di kost tidak berada di kost
karena pembelajaran online, dan suami pasien karena pandemi Covid-19 yang
sebelumnya bekerja sebagai security dan ART sekarang hanya bekerja sebagai

8
ART harian dengan pendapatan Rp. 500.000/bulan. Sosial ekonomi keluarga ini
termasuk keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah.

9
C. PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : Sakit ringan
 Kesadaran : GCS E3M6V5 (compos mentis)
 Tinggi Badan : 155 cm
 Berat Badan : 62 kg
 IMT : 25,8 kg/m2 (Obesitas I)
 Tekanan darah : 160/100 mmHg
 Frekuensi nadi : 84 x/menit, regular, kuat angkat
 Frekuensi napas : 18x/menit
 Suhu (aksilla) : 36,3o

Status Generalis :
 Kepala : Normochepal
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Reflek Pupil
(+/+), Isokor, edema palpebra (-/-), pegerakan mata ke segala arah baik
 Hidung : Epistaksis (-),septum deviasi (-), sekret (-/-)
 Telinga : Normotia, nyeri tekan daun telinga (-/-), sekret (-/-)
perdarahan telinga (-/-),
 Mulut : Mukosa mulut lembab, faring hiperemis (-), lidah kotor (-)
 Leher : KGB tidak ada pembesaran, kelenjar tiroid tidak ada
pembesaran
 Toraks
Paru (anterior)
– Inspeksi : Gerak napas simetris, sikatriks post masektomi dekstra
– Palpasi : Vocal fremitus teraba sama
– Perkusi : Sonor (+/+)
– Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
– Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
– Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
– Perkusi :

10
– Batas atas kiri : ICS II garis parasternal sinsitra
– Batas atas kanan : ICS II garis parasternal dekstra
– Batas bawah kiri: ICS V ± 1cm medial garis midklavikula
sinistra
– Batas bawah kanan : ICS IV garis parasternal dekstra dengan
– Auskultasi : BJ I & II regular, gallop (-)

 Abdomen
– Inspeksi : Datar, distensi abdomen (-)
– Auskultasi: Bising usus (+) 8 x/menit
– Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba
– Perkusi : Timpani (+) seluruh lapang abdomen
 Ekstremitas
– Atas : Akral hangat, CRT 2 detik, edema (-)
– Bawah : Akral hangat, CRT 2 detik, edema (-)

D. ASSESMENT
Hipertensi Grade 2 Tidak Terkontrol
Diabetes Melitus

E. PLANNING PEMERIKSAAN PENUNJANG


- Foto Thorax
- EKG
- Laboratorium darah (hematologi lengkap)
- Cek GDS, Kolestrol

F. TATALAKSANA
a. Non medikamentosa
- Perbaiki pola makan menjadi tepat waktu dan teratur 3 kali sehari
- Hindari mengonsumsi obat anti nyeri
- Menurunkan berat badan dengan memperbanyak asupan sayuran dan
buah-buahan
- Mengurangi asupan garam

11
- Menghindari makanan dan minuman yang manis
- Olahraga teratur setidaknya 3 hari dalam satu minggu

b. Medikamentosa
- Amlodipin 1 x 10 mg per oral
- Vitamin B kompleks 1 x 500 mg per oral
- Metformin 3 x 500 mg per oral
- Simvastatin 1 x 10 mg per oral

G. PROGNOSIS
- Qua Ad Vitam : Dubia ad bonam
- Qua Ad Functionam : Dubia ad bonam
- Qua Ad Sanationam : Dubia ad bonam

12
BAB III

ANALISIS KEDOKTERAAN KELUARGA

3.1 IDENTITAS ANGGOTA KELUARGA

Suami Penderita
Nama : Tn. I
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 68 tahun
Pekerjaan : Security / ART harian
Pendidikan : SD

Anak Penderita (Pertama)


Nama : Tn. I
Jenis Kelamin : Laki – laki
Umur : 26 tahun
Pekerjaan : Penjual makanan di mall Bintaro
Pendidikan : SMK

Anak Penderita (Kedua)


Nama : Ny. Y
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 20 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA

Menantu Penderita (Pertama)


Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 24 tahun
Pekerjaan : Penjual makanan di mall Bintaro
Pendidikan : SMA

13
Menantu Penderita (Kedua)
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki – laki
Umur : 23 tahun
Pekerjaan : Security
Pendidikan : SMA

Cucu Penderita (dari anak kedua)


Nama : An. D
Jenis Kelamin : Laki – laki
Umur : 11 bulan
Pekerjaan :-
Pendidikan :-

3.2 GENOGRAM KELUARGA

14
3.3 PROFIL KELUARGA DAN STRUKTUR

Jumlah Anggota 7 orang


Keluarga besar
Nama 1. Tn. I Suami
2. Ny. K Istri
3. Tn. I Anak
4. Ny. Y Anak
5. Ny. J Menantu dari Tn. I
6. Tn. S Menantu dari Ny. Y
7. An. D Anak dari Ny. Y
Pekerjaan 1. Tn. I Security / ART
2. Ny. K Juru Masak
3. Tn. I Penjual Makanan
4. Ny. Y Ibu Rumah Tangga
5. Ny. J Penjual Makanan
6. Tn. S Security
7. An. D Belum Bekerja
Kewarganegaraan WNI
Tempat tinggal Rumah orang dengan 2 Sudah tinggal
pintu dengan dapur dirumah tersebut
semenjak 30 tahun
lalu.
Agama Islam
Pendidikan terakhir 1. Tn. I SD
2. Ny. K SD
3. Tn. I SMK
4. Ny. Y SMA
5. Ny. J SMA
6. Tn. S SMA
7. An. D -
Pendapatan Rp 500.000,- s/d Rp 2.000.000,-/bulan

3.4 ASPEK PERUMAHAN


a. Aspek perumahan.
1. Luas tanah : 10 x 23 m.

15
2. Luas bangunan : 460 m yang terdiri dari 2 lantai, 14 kamar tidur, 1
dapur dan 10 kamar mandi, parkiran motor dengan kapasitas 10
motor
3. Lantai : Keramik
4. Atap : Genteng
5. Ventilasi : Cukup
6. Pencahayaan : Kurang (sinar matahari tidak dapat masuk keseluruh
rumah)
7. Temperatur : Sejuk
8. Kelembapan : Lembab
9. Kebisingan : Tidak bising
10. Fasilitas dalam rumah sehat :

Fasilitas Ya Tidak
PAM 
Pembuangan tinja 
Pembuangan air limbah 
Pembuangan sampah 
Fasilitas dapur 

Ruang keluarga 

16
Denah rumah :

3.5 ASPEK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


Indikator PHBS Ya Tidak

17
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 

2. Memberikan ASI Eksklusif 

3. Menimbang balita setiap bulan 

4. Memberikan imunisasi balita sesuai jadwal 

5. Menggunakan air bersih 

6. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 

7. Menggunakan jamban sehat

8. Memberantas jentik di rumah 1x tiap minggu

9. Makan buah dan sayur setiap hari

10. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

11. Tidak merokok di dalam rumah

3.6 MANDALA OF HEALTH

3.7 DIAGNOSIS KELUARGA


INPUT  PROSES GAYA HIDUP
OUTPUT OUTCOME
- Jarang berolahraga
Keluarga inti dengan Pola makan- yang Gaya
Asupan makanan hidup pasien Derajat kesehatan
kurang seimbang
berisikan suami, kurang bergizi dan yang tidak sehat kurang optimal,
istri, satu anak laki- tidak teratur, tinggi membuat pasien makan tidak
laki, satu anak sodium, aktivitas fisik menderita penyakit teratur, aktivitas
perempuan, dua
PERILAKUyang kurang serta tersebut keluarga terganggu
KESEHATAN
orang menantu, dan kurangnya kesadaran
- Higiens pribadi dan
satu cucu
lingkungan baik. pribadi dan keluargaFAM
- Minum ILY
obat tidak mengenai kesehatan LINGKUNGAN
Status ekonomi
rutin PSIKOSOSIO-
rendah masih kurang, EKONOMI
Pendidikan pasien terutama dalam - Pendapatan keluarga
rendah
rendah pencegahan penyakit. - Kehidupan sosial dengan
lingkungan baik
Ny. K
- Sakit kepala sejak 2
PELAYANAN hari yang lalu
KESEHATAN - Rasa tegang pada di LINGKUNGAN
- Jarak rumah ke belakang leher KERJA
pelayanan kesehatan - Sering BAK Tidak ada
dekat 10x/hari, sering 18
lapar, sering haus,
sering mengantuk
3.8 DIAGNOSIS HOLISTIK (MULTIAKSIAL)
1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Sakit kepala dirasakan sangat berat hingga pasien mengeluhkan rasa
tegang di belakang lehernya yang muncul secara mendadak dan tiba tiba.
Keluhan juga dirasakan apabila ia tidak minum obat atau stress. Pasien
menjalani pengobatan darah tinggi sejak tahun 2017 namun tidak rutin.
Keluhan disertai sering buang air kecil terutama pada malam hari dengan
frekuensi 10 kali dalam sehari, sering lapar yang tidak tertahankan, sering
haus, dan sering mengantuk. Pasien memiliki kekhawatiran bila keluhan
memburuk, pekerjaannya menjadi terhambat. Pasien ingin berobat dengan
harapan penyakitnya dapat sembuh dan tidak berkembang menjadi
penyakit lain.
2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Berdasarkan anamnesa didapatkan pasien mengeluhkan sakit kepala
dan rasa tegang di belakang lehernya. Selain itu, pasien mengeluhkan
sering BAK terutama malam hari, sering lapar, sering haus, dan sering
mengantuk. Saat pemeriksaan fisik didapatkan status gizi obesitas tipe 1,
tekanan darah 160/100 mmHg.
3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien).
Dilihat dari faktor genetik tidak terdapat riwayat hipertensi dan
diabetes melitus dalam keluarga pasien karena pasien tidak mempunyai
keluarga dari kecil. Dari faktor biologi, pasien tidak memiliki masalah
kesehatan lain. Pasien memiliki riwayat kebiasaan makan-makanan kurang
bergizi dan tinggi sodium, makan makanan dan minum minuman yang
manis serta pasien jarang berolahraga. Pasien adalah seorang juru masak
dan ibu rumah tangga.
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
masalah kesehatan pasien).
Keluarga cukup mengetahui tentang penyakit pasien dan memberikan
dukungan agar pasien rajin untuk berobat dan memeriksakan kesehatan.
Interaksi antara pasien dengan keluarga lain cukup harmonis. Biaya hidup
sehari-hari dari hasil suami yang bekerja sementara ini sebagai dibantu

19
dengan gaji dari anak dan menantu pasien. Saat ini pasien tidak bekerja
sementara sebagai juru masak di tempat kost karena terdampak pandemi
Covid-19 sehingga mahasiswa tidak tinggal di kost tersebut
5. Derajat fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-
hari baik didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental).
 Derajat 1: Tidak ada kesulitan, dimana pasien dapat hidup mandiri
 Derajat 2: Pasien mengalami sedikit kesulitan
 Derajat 3: Ada beberapa kesulitan, perawatan diri masih bisa
dilakukan, hanya dapat melakukan kerja ringan
 Derajat 4: Banyak kesulitan. Tak dapat melakukan aktivitas kerja,
tergantung pada keluarga
 Derajat 5: Tidak dapat melakukan kegiatan

20
3.9 PENATALAKSANAAN
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil Keterangan
diharapkan
Aspek Mengedukasi Pasien Pada saat Pasien dapat Bersedia
personal dan penyuluhan dan kunjungan termotivasi mendengarkan
mengenai keluarga rumah untuk berobat nasihat yang
hipertensi dan rutin ke diberikan
diabetes melitus. puskesmas, dokter agar
Mengedukasi rutin minum berobat secara
pasien bahwa obat, menjaga rutin dan
penyakit tersebut pola makan, berupaya agar
dapat diturunkan memotivasi agar tidak
mengingat mengikuti menularkan
terdapat faktor kegiatan senam kepada anggota
risiko penyakit rutin di RT keluarga.
tersebut pada setempat,
garis keturunan menghindari
keluarga. stres dan
bekerja terlalu
berat.
Aspek Memberikan obat Pasien Pada saat Pasien rutin Bersedia
klinik antihipertensi kunjungan meminum OAH meminum obat
berupa amlodipin rumah dan OAD sesuai secara teratur
1 x 10 mg per aturan pakai sesuai penjelasan
oral sebelum dokter
tidur, vitamin B
kompleks 1 x 500
mg per oral,
Metformin 3 x
500 mg,
Simvastatin 1 x
10 mg.

21
Aspek Menganjurkan Pasien Pada saat Pasien Bersedia menjaga
risiko pasien agar dan kunjungan senantiasa pola makan sehat
internal mengkonsumsi keluarga ke rumah mengkonsumsi dan
makanan sehat pasien makanan sehat menggunakan
dan berolahraga. dan berolahraga. obat sesuai aturan
Mengkonsumsi Mengkonsumsi dokter dan
obat secara obat secara kembali kontrol
teratur dan obat teratur dan obat
sesuai aturan sesuai aturan
dokter serta dokter serta
kembali kontrol. kembali kontrol.
Aspek Menganjurkan Pasien Saat Keluarga Bersedia
psikososial keluarga memberi dan kunjungan memberi memberikan
keluarga dukungan kepada keluarga ke rumah perhatian lebih perhatian lebih
pasien agar selalu pasien. kepada pasien. kepada pasien.
meminum obat Pasien teratur
secara rutin minum obat.
Menganjurkan
keluarga
memberikan
perhatian kepada
pasien.
Aspek Menyarankan Pasien Saat Kondisi tubuh Bersedia
fungsional pasien untuk dan kunjungan pasien lebih menjaga
menjaga pola keluarga ke rumah sehat pola makan
makan sehat pasien sehat

22
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang didapat dari kunjungan rumah Ny. K alamat di Jl.
Kalimoso, Ceger, Jurangmangu Timur, didapatkan faktor yang
mempengaruhi kejadian hipertensi dan diabetes melitus pada Ny. K adalah
faktor perilaku dan faktor pelayanan kesehatan. Faktor yang paling
berpengaruh terutama faktor perilaku. Faktor perilaku berupa pola konsumsi
pasien yang memiliki riwayat menyukai makanan asin, riwayat kebiasaan
makan tidak teratur, makan dan minum yang manis dan berolah raga tidak
teratur. Faktor keluarga memiliki peranan penting dalam proses kesembuhan
hipertensi dan diabetes melitus pada Ny. K, terutama dalam hal perubahan
gaya hidup, pengawasan minum obat dan kontrol rutin ke Puskesmas.

4.2 Saran
1 Kepada pasien untuk melakukan perubahan gaya hidup seperti olahraga
rutin 30 menit perhari dan mengurangi konsumsi garam, paling banyak 1
sendok teh perhari. Tidak mengkonsumsi makan dan minuman yang
manis. Lalu disarankan untuk mempertahankan perilaku tidak merokok
yang sudah diubah pasien.
2 Kepada keluarga (suami pasien) untuk selalu melakukan pengawasan
minum obat dan membantu mewujudkan pola makan makanan yang
sehat dan diolah sendiri.
3 Kepada tenaga kesehatan atau kader untuk melakukan edukasi serta
penyuluhan terhadap warga desa mengenai penyakit lanjut usia, salah
satunya hipertensi dan diabetes melitus serta melakukan pendekatan
kedokteran keluarga dalam menangani kasus hipertensi dan diabetes
melitus.

23
DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular.

PERKENI. Pedoman Tatalaksana Diabetes Melitus. Tahun 2021

24
i

Anda mungkin juga menyukai