Oleh :
Raka Wibisono
2016730088
Dosen Pembimbing :
dr. Christhoper
TAHUN 2022
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
hasil kegiatan kedokteran keluarga ini yang merupakan bagian dari tugas
pendidikan kepaniteraan klinik pada bagian Kedokteran Komunitas 2 Puskesmas
Jurangmangu.
Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada keluarga, dosen-dosen
pembimbing dan sahabat – sahabat di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Jakarta atas bantuan dalam menyusun laporan ini.
Raka Wibisono
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.2 TUJUAN..............................................................................................................
2.2 ANAMNESA.......................................................................................................
3.9 PENATALAKSANAAN.......................................................................................
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................
4.1 KESIMPULAN..................................................................................................
4.2 SARAN..............................................................................................................
LAMPIRAN.....................................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
pada tahun 2016 usia harapan hidup orang didunia adalah 72 tahun yang
pada tahun 2013 adalah 71 tahun. Jumlah lansia yang semakin besar,
menjadi tantangan bagi kita semua agar dapat mempersiapkan lansia yang
sehat dan mandiri sehingga nantinya tidak menjadi beban bagi masyarakat
maupun negara, dan justru menjadi aset sumber daya manusia yang
potensial.
Seiring bertambahnya usia, fungsi fisiologis mengalami penurunan
akibat proses penuaan sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada
lanjut usia. Penurunan fungsi organ tubuh khususnya pada lansia
menyebabkan kelompok ini rawan terhadap serangan berbagai penyakit
kronis, seperti penyakit jantung, diabetes melitus, stroke, gagal ginjal,
kanker, dan hipertensi. Hipertensi adalah salah satu penyebab utama
mortalitas dan morbiditas di Indonesia, sehingga tatalaksana penyakit ini
merupakan intervensi yang sangat umum dilakukan di berbagai tingkat
fasilitas kesehatan.
Prevalensi hipertensi pada lansia adalah sebesar 57,6%. Prevalensi
penderita hipertensi pada lansia di Indonesia adalah sebesar 63,2% dengan
penderita terbanyak berada di wilayah Sulawesi Utara. Tingginya penderita
hipertensi pada lansia harus diupayakan untuk dikendalikan dengan peran
dokter keluarga. Dokter keluarga adalah dokter yang memberi pelayanan
kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat pada keluarga
sehingga ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit
tapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak anya menanti secara pasif
tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya.
1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Melakukan pendekatan kedokteran keluarga terhadap pasien usia lanjut
dengan penyakit tidak menular yaitu hipertensi dan diabetes melitus
Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik (fungsi keluarga, bentuk keluarga, dan
siklus keluarga) keluarga pasien dengan hipertensi dan diabetes
melitus.
5
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya
masalah kesehatan pada pasien lansia dengan hipertensi dan
diabetes melitus.
c. Mendapatkan pemecahan masalah kesehatan pasien lansia
dengan hipertensi dan diabetes melitus.
1.3 Manfaat
a. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan penulis tentang kedokteran keluarga, serta
penatalaksanaan kasus hipertensi dan diabetes melitus pada lansia
dengan pendekatan kedokteran keluarga.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan masukan kepada tenaga kesehatan agar setiap
memberikan penatalaksanaan kepada pasien hipertensi dan diabetes
melitus terutama pada lansia dilakukan secara holistik dan
komprehensif serta mempertimbangkan aspek keluarga dalam proses
kesembuhan.
c. Bagi Pasien dan Keluarga
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya bahwa keluarga
memiliki peran penting dalam kesembuhan dan mencegah kekambuhan
hipertensi dan diabetes melitus.
d.
6
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. K
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 65 tahun
Tanggal Lahir : 19 November 1956
Pekerjaan : Juru masak di rumah kost
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl, Kalimoso, Ceger, Jurangmangu Timur
Tanggal Kunjungan : 12 Februari 2022
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Sakit kepala sejak 2 hari yang lalu.
7
berobat dilakukan pemeriksaan gula darah dan menunjukkan hasil gula darah
yang tinggi.
Keluhan mulut terasa asam, pusing, rasa terbakar pada ulu hati, berat badan
menurun, muntah darah, BAB berdarah, nyeri menelan, badan lemas, penglihatan
kabur, mudah lelah dadanya berdebar-debar, nyeri dada, demam, batuk, sesak
napas disangkal.
Riwayat Alergi:
Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan, makanan
ataupun debu.
Riwayat Psikososial:
Pasien merupakan seorang juru masak di tempat kost sejak lebih dari 20 tahun
yang lalu. Pasien tidak merokok dan tidak minum alkohol. Sehari-hari, pasien
sering memakan ikan asin, sambal terasi udang, gorengan dan berbagai macam
kripik yang gurih serta makan – makanan dan minuman yang manis. Pasien jarang
berolahraga. Pasien setiap bulan diberi oleh anaknya dengan jumlah tidak
menentu sekitar Rp. 500.000 s/d 700.000/bulan, karena selama pandemi Covid-19
pasien tidak bekerja karena mahasiswa yang tinggal di kost tidak berada di kost
karena pembelajaran online, dan suami pasien karena pandemi Covid-19 yang
sebelumnya bekerja sebagai security dan ART sekarang hanya bekerja sebagai
8
ART harian dengan pendapatan Rp. 500.000/bulan. Sosial ekonomi keluarga ini
termasuk keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah.
9
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sakit ringan
Kesadaran : GCS E3M6V5 (compos mentis)
Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan : 62 kg
IMT : 25,8 kg/m2 (Obesitas I)
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Frekuensi nadi : 84 x/menit, regular, kuat angkat
Frekuensi napas : 18x/menit
Suhu (aksilla) : 36,3o
Status Generalis :
Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Reflek Pupil
(+/+), Isokor, edema palpebra (-/-), pegerakan mata ke segala arah baik
Hidung : Epistaksis (-),septum deviasi (-), sekret (-/-)
Telinga : Normotia, nyeri tekan daun telinga (-/-), sekret (-/-)
perdarahan telinga (-/-),
Mulut : Mukosa mulut lembab, faring hiperemis (-), lidah kotor (-)
Leher : KGB tidak ada pembesaran, kelenjar tiroid tidak ada
pembesaran
Toraks
Paru (anterior)
– Inspeksi : Gerak napas simetris, sikatriks post masektomi dekstra
– Palpasi : Vocal fremitus teraba sama
– Perkusi : Sonor (+/+)
– Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
– Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
– Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
– Perkusi :
10
– Batas atas kiri : ICS II garis parasternal sinsitra
– Batas atas kanan : ICS II garis parasternal dekstra
– Batas bawah kiri: ICS V ± 1cm medial garis midklavikula
sinistra
– Batas bawah kanan : ICS IV garis parasternal dekstra dengan
– Auskultasi : BJ I & II regular, gallop (-)
Abdomen
– Inspeksi : Datar, distensi abdomen (-)
– Auskultasi: Bising usus (+) 8 x/menit
– Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba
– Perkusi : Timpani (+) seluruh lapang abdomen
Ekstremitas
– Atas : Akral hangat, CRT 2 detik, edema (-)
– Bawah : Akral hangat, CRT 2 detik, edema (-)
D. ASSESMENT
Hipertensi Grade 2 Tidak Terkontrol
Diabetes Melitus
F. TATALAKSANA
a. Non medikamentosa
- Perbaiki pola makan menjadi tepat waktu dan teratur 3 kali sehari
- Hindari mengonsumsi obat anti nyeri
- Menurunkan berat badan dengan memperbanyak asupan sayuran dan
buah-buahan
- Mengurangi asupan garam
11
- Menghindari makanan dan minuman yang manis
- Olahraga teratur setidaknya 3 hari dalam satu minggu
b. Medikamentosa
- Amlodipin 1 x 10 mg per oral
- Vitamin B kompleks 1 x 500 mg per oral
- Metformin 3 x 500 mg per oral
- Simvastatin 1 x 10 mg per oral
G. PROGNOSIS
- Qua Ad Vitam : Dubia ad bonam
- Qua Ad Functionam : Dubia ad bonam
- Qua Ad Sanationam : Dubia ad bonam
12
BAB III
Suami Penderita
Nama : Tn. I
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 68 tahun
Pekerjaan : Security / ART harian
Pendidikan : SD
13
Menantu Penderita (Kedua)
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki – laki
Umur : 23 tahun
Pekerjaan : Security
Pendidikan : SMA
14
3.3 PROFIL KELUARGA DAN STRUKTUR
15
2. Luas bangunan : 460 m yang terdiri dari 2 lantai, 14 kamar tidur, 1
dapur dan 10 kamar mandi, parkiran motor dengan kapasitas 10
motor
3. Lantai : Keramik
4. Atap : Genteng
5. Ventilasi : Cukup
6. Pencahayaan : Kurang (sinar matahari tidak dapat masuk keseluruh
rumah)
7. Temperatur : Sejuk
8. Kelembapan : Lembab
9. Kebisingan : Tidak bising
10. Fasilitas dalam rumah sehat :
Fasilitas Ya Tidak
PAM
Pembuangan tinja
Pembuangan air limbah
Pembuangan sampah
Fasilitas dapur
Ruang keluarga
16
Denah rumah :
17
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberikan ASI Eksklusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Memberikan imunisasi balita sesuai jadwal
5. Menggunakan air bersih
6. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
19
dengan gaji dari anak dan menantu pasien. Saat ini pasien tidak bekerja
sementara sebagai juru masak di tempat kost karena terdampak pandemi
Covid-19 sehingga mahasiswa tidak tinggal di kost tersebut
5. Derajat fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-
hari baik didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental).
Derajat 1: Tidak ada kesulitan, dimana pasien dapat hidup mandiri
Derajat 2: Pasien mengalami sedikit kesulitan
Derajat 3: Ada beberapa kesulitan, perawatan diri masih bisa
dilakukan, hanya dapat melakukan kerja ringan
Derajat 4: Banyak kesulitan. Tak dapat melakukan aktivitas kerja,
tergantung pada keluarga
Derajat 5: Tidak dapat melakukan kegiatan
20
3.9 PENATALAKSANAAN
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil Keterangan
diharapkan
Aspek Mengedukasi Pasien Pada saat Pasien dapat Bersedia
personal dan penyuluhan dan kunjungan termotivasi mendengarkan
mengenai keluarga rumah untuk berobat nasihat yang
hipertensi dan rutin ke diberikan
diabetes melitus. puskesmas, dokter agar
Mengedukasi rutin minum berobat secara
pasien bahwa obat, menjaga rutin dan
penyakit tersebut pola makan, berupaya agar
dapat diturunkan memotivasi agar tidak
mengingat mengikuti menularkan
terdapat faktor kegiatan senam kepada anggota
risiko penyakit rutin di RT keluarga.
tersebut pada setempat,
garis keturunan menghindari
keluarga. stres dan
bekerja terlalu
berat.
Aspek Memberikan obat Pasien Pada saat Pasien rutin Bersedia
klinik antihipertensi kunjungan meminum OAH meminum obat
berupa amlodipin rumah dan OAD sesuai secara teratur
1 x 10 mg per aturan pakai sesuai penjelasan
oral sebelum dokter
tidur, vitamin B
kompleks 1 x 500
mg per oral,
Metformin 3 x
500 mg,
Simvastatin 1 x
10 mg.
21
Aspek Menganjurkan Pasien Pada saat Pasien Bersedia menjaga
risiko pasien agar dan kunjungan senantiasa pola makan sehat
internal mengkonsumsi keluarga ke rumah mengkonsumsi dan
makanan sehat pasien makanan sehat menggunakan
dan berolahraga. dan berolahraga. obat sesuai aturan
Mengkonsumsi Mengkonsumsi dokter dan
obat secara obat secara kembali kontrol
teratur dan obat teratur dan obat
sesuai aturan sesuai aturan
dokter serta dokter serta
kembali kontrol. kembali kontrol.
Aspek Menganjurkan Pasien Saat Keluarga Bersedia
psikososial keluarga memberi dan kunjungan memberi memberikan
keluarga dukungan kepada keluarga ke rumah perhatian lebih perhatian lebih
pasien agar selalu pasien. kepada pasien. kepada pasien.
meminum obat Pasien teratur
secara rutin minum obat.
Menganjurkan
keluarga
memberikan
perhatian kepada
pasien.
Aspek Menyarankan Pasien Saat Kondisi tubuh Bersedia
fungsional pasien untuk dan kunjungan pasien lebih menjaga
menjaga pola keluarga ke rumah sehat pola makan
makan sehat pasien sehat
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang didapat dari kunjungan rumah Ny. K alamat di Jl.
Kalimoso, Ceger, Jurangmangu Timur, didapatkan faktor yang
mempengaruhi kejadian hipertensi dan diabetes melitus pada Ny. K adalah
faktor perilaku dan faktor pelayanan kesehatan. Faktor yang paling
berpengaruh terutama faktor perilaku. Faktor perilaku berupa pola konsumsi
pasien yang memiliki riwayat menyukai makanan asin, riwayat kebiasaan
makan tidak teratur, makan dan minum yang manis dan berolah raga tidak
teratur. Faktor keluarga memiliki peranan penting dalam proses kesembuhan
hipertensi dan diabetes melitus pada Ny. K, terutama dalam hal perubahan
gaya hidup, pengawasan minum obat dan kontrol rutin ke Puskesmas.
4.2 Saran
1 Kepada pasien untuk melakukan perubahan gaya hidup seperti olahraga
rutin 30 menit perhari dan mengurangi konsumsi garam, paling banyak 1
sendok teh perhari. Tidak mengkonsumsi makan dan minuman yang
manis. Lalu disarankan untuk mempertahankan perilaku tidak merokok
yang sudah diubah pasien.
2 Kepada keluarga (suami pasien) untuk selalu melakukan pengawasan
minum obat dan membantu mewujudkan pola makan makanan yang
sehat dan diolah sendiri.
3 Kepada tenaga kesehatan atau kader untuk melakukan edukasi serta
penyuluhan terhadap warga desa mengenai penyakit lanjut usia, salah
satunya hipertensi dan diabetes melitus serta melakukan pendekatan
kedokteran keluarga dalam menangani kasus hipertensi dan diabetes
melitus.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
i