Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KELUARGA RESIKO TINGGI DAN PENYAKIT

MENULAR/PENYAKIT TIDAK MENULAR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga

Dosen pengampu : Bapak Thoha, B.Sc, SKM, M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Aal Luthfiah (P27901120001)


2. Adila Putri Risma (P27901120002)
3. Adjie Santoso (P27901120003)
4. Ajeng Agnesya M. (P27901120004)
5. Alin Liani (P27901120005)
6. Anggi Namoradohon (P27901120006)
7. Anisa Nur Saputri (P27901120007)
8. Asnurdin (P27901120008)

PRODI D-III KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Keluarga Resiko
Tinggi dan Penyakit Menular/Penyakit Tidak Menular” Diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah keperawatan keluarga ini dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi
tugas membuat makalah dalam mengembangkan dan meningkatkan nilai
pengetahuan tentang materi yang sedang dipelajari.
Dalam penyususunan makalah ini, penyusun mendapat banyak bantuan,
masukkan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi
perbaikan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Tangerang, 17 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................


DAFTAR ISI ...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................
A. Latar Belakang ......................................................................................................
B. Tujuan Penulisan...................................................................................................
C. Manfaat Penulisan.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................
A. Konsep Dasar Keluarga Resiko Tinggi.................................................................
B. Konsep Dasar Penyakit Menular...........................................................................
C. Konsep Dasar Penyakit Tidak Menular.................................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantungan. Keluarga
memiliki pengaruh yang penting tehadap pembentukan identitas individu,
status kesehatan dan perasaan hargadiri individu. Sistem pendukung yang
vital bagi individu adalah keluarga, dimana keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga dengan menjalankan
fungsi biologi, fungsi pendidikan, fungsi psikis, fungsi sosiokultural,serta
fungsi Kesehatan
Unit fungsional terkecil dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga
adalah keluarga, dimana pertisipasi anggota keluarga dalam pemberian
asuhan
keperawatan keluarga sangat mempengaruhi hasil dari asuhan keperawatan
keluarga lansia tersebut ( Badriah 2013 ). Selain keluarga, perawat juga
memiliki peran penting yakni sebagai pendidik, koordinator/penghubung,
advokat/pelindung, pemberi pelayanan langsung, konselor, dan modifikator
lingkungan. Pemberian pelayanan keperawatan keluarga beriringan dengan
tiga tingkat pencegahan. Tingkat pertama (promotion dan primary
prevention), pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) , maupun
pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention). Setiap pencegahan
melibatkan
keluarga sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
dari setiap pelayanan keperawatan yang diberikan pada keluarga (Depkes RI,
2006)
Proses pelibatan keluarga sebagai bentuk tranformasi ilmu dari perawat
ke
keluarga, dengan keadaan keluarga yang memiliki latar belakang masalah
yang

1
berbeda. Perbedaan tersebut akan menentukan tingkat pencegahan yang
digunakan mulai dari promosi kesehatan, dimana hal ini ditujukan kepada
keluarga yang sehat, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan
keluarga. Keluarga lebih berperan aktif dalam menjaga dan meningkatkan
kesehatan anggota keluarganya. Pecegahanan kuratif, yang mana ditujukan
kepada keluarga yang mengalami sakit, sehinga intervensi yang diberikan
terfokuskan untuk menyembuhkan peyakit yang dialami oleh keluarga
tersebut. Selanjutnya adalah pencegahan tersier yang ditujukan kepada
keluarga yang mengalami sakit, adapun intervensi yang diberikan terfokuskan
agar tidak terjadi komplikasi dari penyakit tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keluarga resiko tinggi?
2. Bagaimana konsep dasar penyakit menular?
3. Bagaimana konsep dasar penyakit tidak menular?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui keluarga resiko tinggi?
2. Untuk mengetahui konsep dasar penyakit menular?
3. Untuk mengetahui konsep dasar penyakit tidak menular?

2
3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Keluarga Resiko Tinggi


1. Pengertian Keluarga Resiko Tinggi
Keluarga resiko tinggi adalah keluarga yang terdapat factor resiko
yang dapat mengancam kesehatan keluarga karena keadaan fisik mental,
maupun sosial ekonominya sehingga perlu mendapatkan bimbingan dan
asuhan keperawatan serta pelayanan kesehatan karena tidak tahu, tidak
mampu dan tidak memelihari kesehatan dan perawatan.
Keluarga berisiko tinngi merupakan keluarga yang memiliki
kebutuhan untuk menyesuaikan diri terkait siklus perkembangan anggota
keluarga, keluarga dengan faktor risiko penurunan status kesehatan.
(KepMenKes No. 908 tahun 2010 tentang pedoman mpenyelenggaraan
pelayanan keperawatan keluarga)
Keluarga resiko tinggi adalah keluarga dimana terdapat faktor
resiko yang dapat mengancam kesehatan keluarga karena keadaan fisik,
mental, maupun sosial ekonominya perlu mendapatkan bimbingan dan
asuhan keperawatan serta pelayanan kesehatan karena tidak tahu, tidak
mampu dan tidak memelihara kesehatan dan perawatan (Effendi. N,
1998 : 24)
2. Kelompok Resiko Tinggi
1) Pekerja seks laki dan perempuan
2) Pelanggan pekerja seks
3) Penyalahgunaan narkoba
4) Waria pekerja seks dan pelanggannya
5) Lelaki sukai lelaki (Homogen)
6) Narapidana/warga binaan
3. Kelompok Rentan
1) Orang dengan mobilitas tinggi
2) Perempuan,remaja
3) Anak jalanan, pengungsi

4
4) Ibu hamil
5) Penerima transfusi darah
6) Petugas pelayanan kesehatan

B. Konsep Resiko Tinggi Penyakit Menular


1. Pengertian Penyakit menular
Penyakit menular merupakan penyakit infeksi yang disebabkan
oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, parasit, atau jamur, dan dapat
berpindah ke orang lain yang sehat. Beberapa penyakit menular yang
umum di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian vaksinasi serta pola
hidup bersih dan sehat.
Penyakit menular dapat ditularkan secara langsung maupun tidak
langsung. Penularan secara langsung terjadi ketika kuman pada orang
yang sakit berpindah melalui kontak fisik, misalnya lewat sentuhan dan
ciuman, melalui udara saat bersin dan batuk, atau melalui kontak dengan
cairan tubuh seperti urine dan darah. Orang yang menularkannya bisa saja
tidak memperlihatkan gejala dan tidak tampak seperti orang sakit, apabila
dia hanya sebagai pembawa (carrier) penyakit.
2. Faktor Penyakit Menular
1) Infeksi virus
Virus merupakan penyebab infeksi yang paling sering terjadi.
Beberapa penyakit akibat infeksi virus yang masih banyak ditemukan
di Indonesia meliputi ISPA, influenza, cacar, campak, hepatitis,
demam berdarah, HIV/AIDS, dan gastroenteritis.
2) Infeksi bakteri
Beberapa contoh penyakit infeksi bakteri yang dimaksud adalah:
a. Demam tifoid
b. Tuberkulosis
c. Pneumonia
d. Meningitis
e. Infeksi daluran kemih
f. Difteri

5
g. Sepsis
h. Batuk rejan (pertusis)
3) Infeksi jamur
Jamur mudah tumbuh subur di daerah beriklim tropis dan hangat
dengan kelembapan yang tinggi, salah satunya Indonesia. Hal ini
membuat penyakit infeksi jamur cukup banyak ditemukan di
Indonesia. Beberapa contoh penyakit jamur yang sering terjadi adalah
athlete’s foot atau infeksi jamur kaki, infeksi jamur kulit, kuku, dan
infeksi jamur pada vagina, histoplasmosis, blastomycosis, candidiasis,
dan aspergillosis. Sebagian jenis jamur juga dapat menyebabkan
meningitis dan pneumonia
4) Infeksi parasite
Infeksi parasit bisa disebabkan oleh berbagai jenis makhluk hidup,
seperti cacing dan amuba. Contoh penyakit parasit ini adalah
cacingan, malaria, giardiasis, amebiasis, dan toksoplasmosis
3. Mekanisme Penyakit Menular
Penyakit infeksi dapat menular dari satu orang ke orang lain secara
langsung maupun tidak langsung.
1) Penularan langsung
Ada tiga cara penyebaran penyakit menular secara langsung yaitu:
a. Dari penderita penyakit infeksi ke orang lain
Berbagai jenis kuman dan virus penyebab infeksi dapat
berpindah dari satu orang ke orang lainnya melalui kontak fisik
dengan orang yang terinfeksi, misalnya melalui sentuhan, percikan
air liur saat bersin atau batuk, dan berciuman. Penularan juga bisa
terjadi melalui darah, misalnya dari transfusi darah atau jarum
suntik yang dipakai bergantian dengan orang lain. Selain melalui
darah, penularan melalui cairan tubuh juga bisa terjadi, misalnya
melalui hubungan seksual dengan penderita penyakit infeksi.
Penularan infeksi melalui kontak seksual ini sering menjadi
penyebab infeksi menular seksual.
b. Dari ibu ke bayi

6
Seorang ibu yang menderita penyakit infeksi saat hamil
berisiko tinggi untuk menularkan penyakit yang dideritanya ke
janin di dalam kandungan. Di samping itu, penularan penyakit
infeksi dari ibu ke bayi juga bisa terjadi melalui proses persalinan
atau saat menyusui ASI.
c. Hewan ke manusia
Penularan infeksi dari hewan ke manusia bisa terjadi saat
seseorang tercakar atau tergigit hewan, mengonsumsi daging
hewan yang dimasak kurang matang, serta bersentuhan dengan
kotoran atau urine hewan yang telah terinfeksi
2) Penularan secara tidak langsung
Terdapat 3 cara penyebaran penyakit infeksi secara tidak langsung,
yaitu:
a. Benda yang terkontaminasi
Beberapa jenis kuman dapat hidup pada benda tertentu,
seperti keran air, gagang pintu, dan bahkan handphone. Penularan
bisa terjadi ketika Anda menyentuh benda yang telah
terkontaminasi kuman atau benda milik penderita penyakit infeksi.
Mikroorganisme penyebab infeksi juga bisa menyebar melalui
penggunaan barang pribadi, misalnya handuk, sikat gigi, dan pisau
cukur, secara bergantian dengan orang lain.
b. Makanan dan minuman yang terkontaminasi
Sembarangan mengonsumsi makanan dan minuman juga
dapat menyebabkan tertular penyakit infeksi. Berbagai jenis
kuman, virus, dan parasit banyak ditemukan dalam makanan atau
minuman, terutama daging dan telur yang tidak dimasak hingga
matang atau makanan dan minuman yang tidak dipasteurisasi.
Contoh penyakit infeksi yang terjadi melalui metode ini adalah
diare, keracunan makanan, anthrax, flu babi, dan flu burung.
c. Gigitan serangga
Banyak penyakit infeksi yang menular melalui gigitan
serangga, misalnya gigitan nyamuk yang membawa virus atau

7
parasit penyebab infeksi. Contoh penyakit infeksi akibat gigitan
serangga ini adalah demam berdarah, malaria, filariasis (kaki
gajah),
4. Jenis-jenis Penyakit Menular
1) Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
Infeksi saluran pernapasan dapat menyerang hidung,
tenggorokan, saluran napas, dan paru-paru. ISPA diawali dengan
panas disertai salah satu atau lebih gejala tenggorokan sakit atau nyeri
telan, batuk kering atau berdahak, dan pilek. Kondisi ini seringkali
disebabkan oleh virus, namun bisa juga disebabkan oleh bakteri. ISPA
yang disebabkan oleh infeksi virus biasanya akan membaik dalam
waktu 3 – 14 hari. ISPA dapat dicegah dengan berperilaku hidup
bersih dan sehat, membiasakan cuci tangan. Perhatikan pula etika
batuk dan bersin, serta gunakan masker agar virus dan bakteri tidak
menular ke orang lain.
2) Diare
Diare merupakan gangguan buang air besar (BAB). Penyakit ini
ditandai dengan BAB lebih dari tiga kali sehari, disertai rasa mulas,
dengan konsistensi tinja cair, dan dapat disertai dengan darah dan atau
lendir. Diare mungkin dianggap sepele padahal dapat berpotensi
kematian, terutama pada balita. Diare menular melalui air, tanah, atau
makanan yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit.
3) Tuberkulosis
TB (tuberkulosis) masih menjadi pembunuh terbanyak di antara
penyakit menular. Berdasarkan data WHO tahun 2017, diperkirakan
ada 1 juta kasus TB di Indonesia. TB disebabkan oleh bakteri yang
menyerang paru-paru, namun bakteri tersebut bias juga menyerang
bagian tubuh lain seperti tulang dan sendi, selaput otak (meningitis
TB), kelenjar getah bening (TB kelenjar), dan selaput jantung. Bakteri
ini ditularkan melalui udara saat penderita batuk atau bersin. TB dapat
dicegah melalui pemberian vaksin BCG.

8
4) Demam dengue
Demam dengue merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi virus dengue. Virus ini menginfeksi manusia melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Demam dengue
merupakan penyakit musiman yang umum terjadi di negara beriklim
tropis. Di Indonesia, penyakit menular ini lebih banyak terjadi di
saat musim hujan. Demam dengue dapat berkembang menjadi kondisi
yang lebih berat yaitu demam berdarah dengue (DBD).
5) Cacingan
Cacingan disebabkan oleh cacing tambang, cacing pita, dan cacing
kremi yang menginfeksi usus. Cacingan dapat mengakibatkan anemia
(kurang darah), lemas, dan mengantuk, sehingga produktivitas
menurun. Hal ini karena cacing menyerap nutrisi yang dibutuhkan
tubuh seperti karbohidrat dan protein. Pada wanita hamil, cacingan
dapat mengakibatkan berat bayi lahir rendah dan masalah pada
persalinan. Cacingan menular melalui kontak langsung, misalnya saat
tangan yang kotor dimasukkan ke dalam mulut, atau secara tidak
langsung saat Anda menyentuh makanan atau benda yang
mengandung telur cacing.
6) Penyakit kulit
Kudis dan kurap menjadi penyakit kulit menular yang banyak
diderita oleh masyarakat Indonesia. Penularan penyakit ini terkait
dengan kebersihan diri dan lingkungan. Selain itu, kusta juga masih
diderita oleh sebagian masyarakat Indonesia. Gejalanya berupa bercak
putih atau merah di kulit yang mati rasa. Kusta dapat menular melalui
percikan air liur, bersin, maupun kontak melalui kulit yang luka.
Penyakit ini dapat menyebabkan cacat permanen jika tidak diobati
sejak dini.
7) Malaria
Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit
dan juga ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penderita malaria
umumnya menunjukkan gejala demam, menggigil, sakit kepala,

9
berkeringat, nyeri otot, disertai mual dan muntah. Malaria termasuk
penyakit endemik dengan daerah yang masih memiliki kasus yang
tinggi berada di wilayah Indonesia timur. Penduduk yang tinggal di
wilayah endemik malaria memiliki risiko tertinggi tertular penyakit ini
8) Difteri
Difteri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri.
Gejalanya berupa demam dan peradangan pada saluran pernapasan
bagian atas, hidung, serta kulit. Pada tahun 2017, difteri pernah
menjadi kasus luar biasa di Indonesia. Kondisi ini terjadi karena
diduga terdapat kelompok yang mudah tertular difteri akibat tidak
mendapatkan vaksinasi atau status vaksinasinya tidak lengkap.
5. Cara pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Untuk mengurangi risiko dan mencegah terjadinya penyakit menular,
penting untuk
melakukan langkah pencegahan penyakit menular sebagai berikut:
1) Membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan menggunakan air
dan sabun,terutama setelah buang air kecil dan besar, membuang
sampah, sebelum masak, dan sebelum makan.
2) Memasak makanan atau minuman hingga matang sebelum dikonsumsi
3) Menggunakan masker ketika sedang berada di luar rumah atau ketika
sedang sakit.
4) Tidak berbagi peralatan kebersihan pribadi, seperti sikat gigi, pisau
cukur, handuk, dan alat makan, dengan orang lain
5) Melengkapi imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter
atau ketika hendak bepergian ke daerah dengan penyakit endemik
6) Melakukan hubungan seks aman, yaitu menggunakan kondom ketika
berhubungan intim dan tidak berganti pasangan seksual.
7) Menjaga kebersihan lingkungan. Salah satunya adalah dengan tidak
membuang sampah sembarangan.

10
C. Konsep Penyakit Tidak Menular
1. Pengertian Penyakit Tidak menular
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang tidak
memiliki tanda klinis secara khusus sehingga menyebabkan seseorang
tidak mengetahui dan menyadari kondisi tersebut sejak permulaan
perjalanan penyakit (Kemenkes RI, 2014).
2. Jenis-jenis Penyakit Tidak Menular
Menurut Kemenkes RI (2014), jenis-jenis PTM adalah sebagai berikut:
1) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (PJPD)
Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyakit yang
menyerang organ tubuh jantung dan pembuluh darah yang
menyebabkan gangguan pada organ tersebut (Depkes RI, 2007).
Penyakit jantung terjadi ketika gumpalan darah menyumbat salah satu
arteri jantung. Aliran darah yang rendah atau lambat menyebabkan
jantung kekurangan oksigen, sehingga merusak sel-sel jantung.
Penyumbatan terjadi ketika arteri menyempit disebabkan oleh
munculnya plak (kumpulan sisa lemak, rokok, dan sebagainya) di
sepanjang dinding arteri.
a. Stroke
Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak akut,
akibat terhambatnya aliran darah ke otak karena perdarahan atau
sumbatan dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yang
terkena, dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat atau
kematian (Junaidi, 2011).
b. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan
abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang
mengangkut darah dari jantung dan memompa keseluruh jaringan
dan organ–organ tubuh secara terus–menerus lebih dari suatu
periode (Irianto, 2014).

11
c. Penyakit Jantung Koroner
PJK terjadi akibat penyempitan pembuluh darah koroner pada
jantung yang menyebabkan serangan jantung dan kematian
penderitanya. PJK ini berkaitan dengan gaya hidup (lifestyle) atau
dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat.
2) Kanker
Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya sel/jaringan
abnormal yang bersifat ganas, tumbuh cepat tidak terkendali dan dapat
menyebar ke tempat lain dalam tubuh penderita (Kemenkes RI, 2014).
3) Diabetes Mellitus
Diabetes adalah gangguan kesehatan yang berupa kumpulan gejala
yangdisebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) akibat
kekurangan ataupun resistensi insulin (Bustan, 2007).
4) Penyakit Paru Menahun
a. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah keadaan progresif
lambat yang ditandai dengan pembatasan aliran udara yang
irreversibel (Celli, Macnee, Agusti & Anzueto, 2014).
b. Asma Bronkial
Asma bronkial adalah kelainan inflamasi kronis saluran nafas
dimana berbagai sel memainkan perannya, khususnya sel mast,
eosinofil, dan limfosit T.
3. Karakteristik Penyakit Tidak Menular
Berbeda dengan penyakit menular, PTM mempunyai beberapa
karakteristik tersendiri, seperti :
a. Penularan penyakit tidak melalui suatu rantai penularan tertentu
b. Masa inkubasi yang panjang dan laten
c. Perlangsungan penyakit yang berlarut-larut (kronis)
d. Banyak menghadapi kesulitan diagnosis
e. Mempunyai variasi yang luas
f. Memerlukan biaya yang tinggi dalam upaya pencegahan maupun
penanggulangannya

12
g. Faktor penyebabnya bermacam-macam (multikausal), bahkan tidak
jelas.
4. Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular
Faktor risiko PTM adalah kondisi yang dapat memicu terjadinya PTM
pada
seseorang atau kelompok tertentu. Faktor risiko PTM dibedakan menjadi
dua kelompok, yaitu :
a. Faktor risiko tidak dapat diubah, antara lain: umur, jenis kelamin dan
keturunan (genetik).
b. Faktor risiko yang dapat diubah, antara lain:
1) Faktor risiko perilaku: merokok, diet rendah serat, konsumsi
garam
berlebih, kurang aktifitas fisik, konsumsi alkohol dan stress
2) Faktor risiko lingkungan: polusi udara, jalan raya dan kendaraan
yang tidak layak jalan, infrastruktur yang tidak mendukung untuk
pengendalian PTM serta stres sosial.
3) Faktor risiko fisiologis: obesitas, gangguan metabolisme
kolesterol
dan tekanan darah tinggi (Kemenkes RI, 2014)

13
14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga resiko tinggi adalah keluarga yang terdapat factor resiko
yang dapat mengancam kesehatan keluarga karena keadaan fisik mental,
maupun sosial ekonominya sehingga perlu mendapatkan bimbingan dan
asuhan keperawatan serta pelayanan kesehatan karena tidak tahu, tidak
mampu dan tidak memelihari kesehatan dan perawatan.
Penyakit menular erat kaitan dengan epidemiologi. Epidemiologi
berasal dari bahas Yunani, yaitu Epi yang berarti “pada”, Demos yang berarti
“penduduk”, dan Logos yang berarti “penduduk”. Jadi epidemiologi adalah
ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat.
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang tidak
memiliki tandaklinis secara khusus sehingga menyebabkan seseorang tidak
mengetahui dan menyadari kondisi tersebut sejak permulaan perjalanan
penyakit (Kemenkes RI, 2014).

B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan kepada semua pembaca
agar dapat mengetahui dan memahami risiko tinggi yang dapat terjadi pada
keluarga, sehingga kita sebagai perawat dapat ikut serta dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan dalam keluarga.

15
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik


Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

https://eprints.umm.ac.id/26044/2/jiptummpp-gdl-idafebrian-38103-2-babi.pdf
https://id.scribd.com/document/367353144/Konsep-Dasar-Keluarga-Resiko-
Tinggi

16

Anda mungkin juga menyukai