Anda di halaman 1dari 31

EDUKASI SADARI DAN PENGELOLAAN MAKAN

PENDERITA HIPERTENSI PADA Ny. F & Z DENGAN


RIWAYAT HIPERTENSI SERTA FAM
(Laporan Keluarga Binaan Family Oriented Medical Education)

Oleh :
Kelompok 7

1. Seffia Riandini 1118011137


2. Yesti Mulia Eryani 1118011160

Pembimbing :
dr. Hanna Mutiara M.Sc

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Kegiatan : Edukasi SADARI dan Pengelolaan Makan Penderita


Hipertensi pada Ny. F & Z dengan Riwayat FAM dan
Hipertensi
Penyusun : Kelompok 7
1. Seffia Riandini (1118011137)
2. Yesti Mulia Eryani (1118011160)
Program Studi : Pendidikan Dokter
Fakultas : Kedokteran, Universita Lampung

Bandar Lampung, 14 Mei 2015

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

dr. Hanna Mutiara M.Sc


NIP. 198207152008122004
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatu

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Laporan
Keluarga Binaan ini yang berjudul Intervensi SADARI dan Pola Makan Penderita
Hipertensi untuk Keluarga Ny. F & Z. Laporan Keluarga Binaan ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas Family Oriented Medical Education (FOME) Blok
Community Medicine. Kepada dr. Hanna Mutiara M.Sc, yang berperan sebagai
dosen pembimbing kami dalam kegiatan FOME ini, kami ucapkan terima kasih
atas segala pengarahannya sehingga laporan ini dapat kami susun dengan baik.

Kami menyadari banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, baik dari segi
isi, bahasa, analisis, dan lainnya. Oleh karena itu, kami ingin meminta maaf atas
segala kekurangan tersebut, hal ini disebabkan karena masih terbatasnya
pengetahuan, wawasan, dan keterampilan kami. Selain itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat kami harapkan guna untuk kesempurnaan laporan selanjutnya dan
perbaikan untuk kita semua. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan wawasan berupa ilmu pengetahuan untuk kita.
Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatu

Bandar Lampung, 8 Mei 2015

Tim Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................v

I. PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Tujuan ....................................................................................................3

1.3 Manfaat ..................................................................................................3

II. HASIL KEGIATAN .........................................................................................4

2.1 Identitas Keluarga...................................................................................4

2.2 Keadaan Rumah ....................................................................................9

2.3 Keadaan Keluarga................................................................................12

2.4 Pemenuhan Kebutuhan Keluarga ........................................................15

2.5 Gaya Hidup Keluarga ..........................................................................16


2.6 Lingkungan Hidup Keluarga ...............................................................17

2.7 Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga ............................................18

2.8 Urutan Prioritas Masalah Keluarga .......................................................23

III. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................23

3.1 Alasan Penyusunan Prioritas Masalah Kesehatan...23

3.2 Rencana Pemeliharaan Kesehatan pada Keluarga ...............................24

3.3 Pelaksanaan Intervensi.........................................................................26

3.4 Hasil Intervensi ....................................................................................29

IV. PENUTUP.....................................................................................................33

4.1 Kesimpulan...........................................................................................33

4.2 Saran ....................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................34

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Identitas Keluarga Tn. M ..............................................................................4


.
2. Penentuan prioritas masalah menggunakan metode USG ..23

3. Rencana pemeliharaan kesehatan keluarga dan intervensi .25


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Siklus kehidupan keluarga Tn. M........................................................................5

2. Genogram keluarga Tn. M..................................................................................7

3. Denah bangunan rumah Tn. M ...........................................................................9

4. Hubungan tiap anggota keluarga (family map)..................................................14

5. Sumber makanan untuk gizi seimbang 28

6. Media intervensi untuk pola makan tidak baik..................................................29

7. Hasil evaluasi.............................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kedokteran Indonesia sebagai penopang kesehatan bangsa telah


mengalami perubahan yang berarti dari dulu sampai sekarang. Dahulu
profesi kedokteran cenderung menitikberatkan pada penyembuhan pasien.
Sedangkan sekarang telah bergeser ke arah pencegahan penyakit dan
promosi kesehatan. Hal ini adalah sebuah kemajuan di bidang kesehatan
karena masyarakat memiliki kesempatan yang lebih baik untuk
meningkatkan derajat kesehatannya.

Pendekatan ke arah pencegahan penyakit dan promosi kesehatan sekarang


ini telah sedikit merubah haluan pendidkan kedokteran. Dalam dunia
pendidikan kedokteran telah dimasukkan beberapa mata kuliah yang
tergolong baru, seperti ilmu kedokteran keluarga. Ilmu kedokteran
komunitas merupakan cabang ilmu kedokteran yang berkecimpung dalam
lingkup komunitas. Dimana cangkupan kedokteran komunitas terdiri atas
ilmu kedokteran okupasi dan ilmu kedokteran keluarga. Ilmu kedokteran
keluarga adalah suatu bentuk ilmu kedokteran yang berfokus dalam
penatalaksanaan pasien yang holistik. Sehingga tidak mengotak-kotakan
keadaan pasien. Familiy oriented medicine adalah sebutan yang merujuk
pada praktek kedokteran berbasis keluarga yang menerapkan ilmu-ilmu
kedokteran keluarga.

Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan


komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran, dan
mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah
seorang generalis yang menerima semua orang yang membutuhkan
pelayanan kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, gender, ataupun jenis
penyakit. Dikatakan pula bahwa dokter keluarga adalah dokter yang
mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup
komunitas dari individu tersebut. Tanpa membedakan ras, budaya, dan
tingkatan sosial. Secara klinis, dokter ini berkompeten untuk menyediakan
pelayanan dengan sangat mempertimbangkan dan memperhatikan latar
belakang budaya, sosioekonomi, dan psikologis pasien. Dokter ini
bertanggung jawab atas berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan
bersinambung bagi pasiennya (WONCA, 1991).

Batasan pelayanan dokter keluarga banyak macamnya. Dua di antaranya


yang dipandang cukup penting adalah:
Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang
menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai
suatu unit, dimana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan
kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien,
juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja (The
American Academy of Family Physician, 1969).
Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang
bertitik tolak dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai
disiplin ilmu lainnya terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan
anak, ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu bedah serta ilmu
kedokteran jiwa, yang secara keseluruhan membentuk kesatuan yang
terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu - ilmu
klinik, dan karenanya mampu mempersiapkan dokter untuk
mempunyai peranan yang unik dalam menyelenggarakan
penatalaksanaan pasien, penyelesaian masalah, pelayanan konseling,
serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi luas sekali.

Di Indonesia mahasiswa kedokteran harus memiliki kecakapan dalam hal


komunikasi dan interaksi dengan masyarakat. Hal ini tidak akan tercapai
tanpa sebuah proses pembelajaran dan pengalaman yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat. Karena hanya dengan terjun ke
masyarakat-lah, mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan dan
mempertajam keahlian dalam hal komunikasi dan interaksinya.

Family Oriented Medical Education (FOME) adalah salah satu bentuk


kegiatan yang terdapat dalam blok kedokteran komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung. Blok ini terdiri dari beberapa macam
kegiatan, salah satunya adalah kegiatan kunjungan rumah keluarga binaan.
Kunjungan rumah ini merupakan kegiatan lapangan yang bertujuan
meningkatkan keahlian mahasiswa dalam berkomunikasi dan berinteraksi
dengan keluarga sebagai bagian dari masyarakat. Hasil akhir yang ingin
dicapai adalah agar mahasiswa mampu mengidentifikasi adanya suatu
masalah kesehatan dan mampu melakukan intervensi secara langsung
sesuai dengan permasalahan kesehatan yang ditemukan.

Berdasarkan uraian diatas penulis bertujuan untuk melaporkan hasil


kegiatan pengalaman belajar lapangan sebagai dokter keluarga. Melalui
kegiatan FOME ini kami melihat masalah kesehatan yang ada pada
keluarga Ny.F sehingga kami dapat melakukan intervensi terhadap
keluarga ini. Keluarga Ny. F bertempat tinggal di daerah Kelurahan
Bakung, Kecamatan Teluk Betung Barat yang ditetapkan sebagai wilayah
binaan FK Unila pada tahun 2015.

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum diadakannya kegiatan kunjungan rumah keluarga binaan


ini adalah:
a. Mampu mengidentifikasi masalah dan risiko kesehatan individu
dan keluarga serta menerapkan tindakan promosi dan pencegahan
melalui intervensi sesuai pengetahuan yang telah diperoleh untuk
mengatasi masalah tersebut secara profesional.
2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus pada akhir kegiatan ini agar mahasiswa mampu:


a. Mengidentifikasi karakteristik keluarga, keadaan rumah, keadaan
keluarga, pemenuhan kebutuhan keluarga, gaya hidup keluarga,
dan lingkungan hidup keluarga binaan menggunakan berkas
keluarga pada keluarga Ny. F
b. Mengidentifikasi risiko atau masalah kesehatan yang terdapat pada
keluarga binaan dari analisis berkas keluarga pada keluarga Ny.F
c. Memilih prioritas masalah dan alasan pemilihan masalah yang
akan dilakukan intervensi pada keluarga Ny. F
d. Menyusun rencana pemeliharaan (intervensi) kesehatan
sehubungan dengan prioritas masalah yang dipilih
e. Melakukan intervensi kesehatan terhadap keluarga binaan Ny. F
f. Mengevaluasi hasil intervensi yang telah dilakukan pada keluarga
Ny. F

1.3 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan kunjungan rumah keluarga


binaan, antara lain :
1. Bagi penulis, dapat menerapkan ilmu kedokteran keluarga yang telah
didapatkan selama perkuliahan di kampus serta menambah
pengetahuan mengenai masalah kesehatan yang dibahas.
2. Bagi keluarga binaan, kegiatan ini dapat membantu keluarga untuk
mengetahui permasalahan kesehatan yang ada dikeluarganya
sekaligus jalan keluar dari permasalahan tersebut.
3. Bagi institusi kesehatan, dapat mendukung upaya peningkatan derajat
kesehatan yang ada di masyarakat.
4. Bagi masyarakat, kegiatan seperti ini dapat makin membangun
kepercayaan masyarakat terhadap dunia kesehatan, serta menambah
pengetahuan mengenai kondisi kesehatan dalam lingkup kecil
masyarakat yang dalam hal ini adalah keluarga.
BAB II
HASIL KEGIATAN

2.1. Identitas Keluarga


a. Nama kepala keluarga : Sainan
b. Alamat rumah : Gg. Jarum, RT 14, No. 40,
kelurahan Bumiraya, kecamatan Teluk Betung.
c. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah :
Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
N Nama Kedudukan L/ Umur Pendidikan Pekerjaan Ket.
o (Inisial) dalam P (th)
keluarga
1 Sainan Suami L 85 SD Petani
2 Maskanah Istri P 85 SD IRT Stroke
3 Asmariah Anak P 65 SMP Pedagang -
4 Halimah Anak P 62 SMP IRT -
5 Dulhakim Anak L 59 SMP Kuli -
bangunan
6 Bariyah Anak P 56 SMP IRT -
7 Yusro Anak L 53 SMA Guru Tingga
l di
jawa
8 Bastari Anak L 50 SMA Wiraswas
ta
9 Royanah Anak P 47 SMA

d. Bentuk keluarga :
Keluarga inti
Keluarga orang tua tunggal
Keluarga extended
Keluarga majemuk
e. Siklus kehidupan keluarga :
Keluarga baru menikah
Keluarga dengan bayi dan balita
Keluarga anak usia sekolah
Keluarga dengan remaja
Keluarga orang tua usia petengahan
Keluarga orang tua lansia
f. Deskripsi mengenai identitas keluarga :
Keluarga binaan ini merupakan keluarga extended yang terdiri dari orang
tua lansia (Tn. S) yang tinggal bersama dengan istrinya (Tn. S dan Ny. M).
Ny.M sudah menikah dengan Tn.S yang sekarang menjadi kepala keluarga
di rumah tersebut. Serta memiliki 7 orang anak yaitu A, H, D, Bar, Y, Bas
dan Y. Ny. M memiliki pendidikan terakhir di SD dan sekarang tidak
bekerja dikarenakan tengah menderita stroke sejak 10 tahun lalu. Dan juga
Tn.S memiliki pendidikan terakhir SD, sekarang beliau tidak bekerja sejak
3 tahun lalu, sebelumnya beliau bekerja sebagai petani di kebun dekat
rumahnya. Semua anak Ny.M dan Tn. S sudah menikah dan tinggal
terpisah dengan orangtuanya. Kini Tn.S dan Ny.M hanya tinggal berdua di
sebuah rumah di Kelurahan Bumiraya, Kecamatan Teluk Betung, meski
anak yang tinggal dekat rumahnya yaitu A, H, D, dan Bas rutin
mengunjunginya untuk merawat Ny.M yang tengah stroke.

2.2. Keadaan Rumah


i. Gambar denah bangunan rumah Ny. F (lampiran)
ii. Jenis lantai :
Tanah dikeraskan
Plesteran semen
Ubin
Keramik
Marmer
iii. Jenis atap
Seng
Asbes
Genteng
iv. Jenis dinding
Anyaman
Tripleks
Kayu
Bata tanpa plester
Tembok dilapis cat
v. Apakah dapat membaca tulisan/huruf di dalam rumah tanpa bantuan
sinar lampu listrik pada siang hari?
Ya Tidak
vi. Perbandingan luas jendela/lantai di ruang tidur :
<20% >20%
vii. Perbandingan luas jendela/lantai di ruang tidur :
<20% >20%
viii. Deskripsi mengenai keadaan rumah :
Keluarga Ny. F tinggal di sebuah rumah yang terdiri dari beberapa
ruangan, yaitu 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 4 kamar tidur, 4 kamar
mandi, 1 dapur yang bergabung dengan ruang makan dan 1 ruang untuk
bekerja dan belajar serta 1 ruang yang digunakan sebagai tempat mencuci
dilengkapi dengan sebuah sumur.

Lantai rumah Ny. F berupa lantai keramik. Atap rumah dilapisi genteng
dengan plafon untuk dibagian kamar tidur, sedangkan ruangan lain belum
menggunakan plafon. Dinding rumah menggunakan bata yang tidak
dilapisi cat. Terdapat 4 jendela di ruang tamu dengan perbandingannya >20
% dengan lantai, sedangkan diruang keluarga terdapat 2 jendela dengan
perbandingan <20% dari luas lantai. Untuk kamar tidur terdapat kamar
tidur yang tidak memiliki jendela, sedangkan yang memiliki jendela
perbandingannya dengan luas lantai <20%. Untuk dapur, rumah Ny. F
memiliki jendela dengan perbandingan <20% luas lantai. Rumah Ny. F
memiliki pencahayaan yang baik dilihat dari masih dapatnya membaca
tulisan di dalam rumah tanpa bantuan sinar lampu listrik.
2.3. Keadaan Keluarga
a. Perencanaan keluarga
i. Apakah pasangan orang tua di keluarga melakukan perencanaan
dalam berkeluarga?
Ya Tidak
ii. Pengambil keputusan perencanaan keluarga adalah :
Suami
Istri
Berdua
Orang tua suami atau orang tua istri
Bapak & Anak
iii. Apakah menggunakan kontrasepsi KB?
Untuk Ny. Z
Tidak pernah menggunakan kontrasepsi
b. Hubungan anggota keluarga
i. Gambar hubungan tiap anggota keluarga (family map)(lampiran)
ii. Frekuensi berkumpulnya anggota keluarga
Setiap hari
2-3 kali seminggu
1 minggu sekali
2-3 kali sebulan
1 bulan sekali
2-3 bulan setahun
iii. Keputusan dalam keluarga berdasarkan
Perintah ayah
Perintah ibu
Diskusi ayah-ibu
Diskusi ayah-ibu-anak
Keputusan keluarga besar
c. Deskripsi mengenai keadaan keluarga
Keluarga Ny. F memiliki perencanaan dalam pendidikan khususnya
pendidikan untuk R, N dan Ri. Rencana pendidikan berupa tabungan
untuk pendidikan. Pada tahun 2015 ini, R, N dan Ri akan melanjutkan
sekolah ke jenjang yang lebih tinggi secara berurutan SMA, SMP dan SD.
Maka dari itu keluarga Ny. F merencanakan pendidikannya. Pengambilan
keputusan dalam keluarga perencanaan keluarga dilakukan oleh suami
dan istri yang juga melibatkan anak anaknya

Dalam keluarga ini Ny. Z menggunakan alat kontrasepsi KB dengan


metode pil yang sampai sekarang masih digunakan. KB ini sudah
dilakukan selama 6 tahun lamanya. Keluarga Ny. F memiliki 7 orang anak
yang 5 diantaranya sudah berkeluarga dan tinggal masing-masing.
Frekuensi dari berkumpulnya keluarga besar tersebut adalah sekitar 1-2
kali dalam setahun yang biasanya dilakukan saat adanya perayaan besar
seperti Idul Fitri dan sebagainya. Sedangkan apabila mengambil
keputusan dalam berkeluarga, keluarga Ny. F mengambil keputusan
sesuai dengan musyawarah dari keluarga besar.

Ny F yang sekarang bekerja sebagai ibu rumah tangga, memiliki riwayat


penyakit hipertensi yang sampai sekarang masih dideritanya sejak skitar
30 tahunan yang lalu. Selain hipertensi, Ny. F juga memiliki riwayat
gastritis yang baru sekitar 2 bulan terakhir dideritanya. Menurut
penuturan Ny. F, beliau menderita gastritis setelah suaminya meninggal
dunia. Ny F mengeluhkan keluhan keluhan gastritis seperti perut terasa
perih setelah memakan makanan yang pedas ataupun panas. Ny F juga
mengeluhkan nyeri di bagian lututnya, dan dirasakan lebih berat pada pagi
hari. Ny F memiliki riwayat keluarga hipertensi dan diabetes melitus dari
orang tuanya (ibu). Walaupun begitu, Ny F sudah berobat ke puskesmas
terdekat. Tetapi berobat hanya dilakukan ketika keluhan memberat. Ny F
mengatakan tidak terdapat peningkatan kadar gula darah, tetapi Ny F
memiliki kolesterol yang tinggi ketika diperiksa. Dilihat dari pola
makannya, Ny F sangat menyukai makanan yang mengandung lemak
tinggi seperti gajih, daging kambing dan lain-lain. Ny F juga memiliki
IMT yang masuk kategori obesitas. Ny F mengkonsumsi beberapa jenis
obat untuk hipertensinya dan gastritis yang dideritanya. Ny F
mengkonsumsi obat tersebut secara teratur.

Ny Z yang merupakan anak dari Ny F bekerja sebagai ibu rumah tangga,


sekitar 5 bulan yang lalu telah melakukan operasi FAM (fibroadenoma
mammae). Setelah operasi dilakukan, Ny Z tidak merasakan keluhan
apapun. Tetapi setelah 4 bulan operasi, Ny Z merasakan nyeri di
payudaranya dan diperkirakan itu tempat operasi yang dilakukan
sebelumnya. Sekarang Ny Z rutin melakukan kontrol ke dokter dan
mendapatkan obat untuk mengurangi nyeri yang dirasakan tersebut.

Tn. AH yang merupakan kepala rumah tangga di rumah ini bekerja


sebagai buruh serabutan. Memiliki keluhan sakit kepala berkepanjangan
dan hanya meminum obat warung untuk mengurangi keluhan tersebut.
Tn. AH memiliki riwayat merokok aktif sejak Tn. AH masih bujang. Tn.
AH bisa menghabiskan sekitar 0.5-1 bungkus rokok dalam sehari.

Tn A yang bekerja sebagai penjaga toko bekerja dari jam 7 pagi sampai
dengan 5 sore. Tidak memiliki riwayat penyakit apapun dan kebiasaan
merokok disangkal.

R, anak dari Ny Z pelajar kelas 3 SMP yang sedang menjalani ujian


nasional tahun ini tidak memiliki keluhan apapun. R bersekolah mulai jam
7 pagi sampai jam 1 siang. Sedangkan N, anak kedua dari Ny Z yang
bersekolah di bangku kelas 6 SD bersekolah mulai jam 7 pagi sampai jam
10 pagi. Serta Ri yang masih berusia 5 tahun, belum bersekolah. Tetapi Ri
memiliki keluhan seperti diare, biasanya terjadi apabila Ri makan
makanan sembarangan.
2.4. Pemenuhan kebutuhan keluarga
a. Kebutuhan ekonomi
Hingga primer
Hingga sekunder
Hingga tersier
b. Kebutuhan pendidikan
Tidak terpenuhinya pendidikan dasar 9 th
Hanya pendidikan dasar 9 th
Pendidikan menengah
Pendidikan tinggi
c. Kebutuhan spiritual
Tidak ada kegiatan ibadah dalam keluarga
Kegiatan ibadah terserah masing-masing anggota keluarga
Orang tua mengarahkan kegiatan ibadah keluarga
Keluarga menjadi panutan agama/kepercayaan di lingkungannya
d. Kebutuhan kesehatan
Tidak ada perencanaan khusus untuk kesehatan
Datang ke pelayanan kesehatan/dokter tertentu untuk kuratif
saja
Datang ke pelayanan kesehatan/dokter untuk kuratif dan preventif
mempunyai buku/catatan kesehatan anggota keluarga
e. Deskripsi mengenai pemenuhan kebutuhan keluarga
Penghasilan keluarga Ny.F tidak menentu. Kepala keluarga (Tn. AH)
tidak memiliki pekerjaan tetap atau pekerjaan apa saja di lakukan
(serabutan). Pendapatan minimal yang diperoleh keluarga Ny.F adalah
Rp. 0 dan maksimal kurang lebih Rp. 2.000.000. Kebutuhaan keluarga ini
terpenuhi sampai dengan kebutuhan tersier, hal ini dapat dilihat dari
terdapatnya 1 buah mobil, 6 buah motor, 1 komputer, dan 1 laptop.
Kebutuhan pendidikan di keluarga ini tercapai sampai tingkat pendidikan
dasar 9 tahun untuk Ny. Z, Ny. F, Tn. AH, Tn. A sedangkan untuk R, N
dan Ri masih sedang menjalani pendidikan.
Kegiatan ibadah dalam keluarga biasanyadilakukan masing masing
anggota keluarga. Untuk anggota keluarga laki-laki biasanya melakukan
kegiatan ibadah di masjid dekat rumahnya. Dan dalam bidang kesehatan,
keluarga Ny F datang ke pelayanan kesehatan untuk kuratif (Ny F dan Ny
Z) saja ketika terdapat keluhan serta preventif (melakukan imunisasi)
untuk anak Ny Z.

2.5. Gaya hidup keluarga


a Kebiasaan makan dalam keluarga
i. Sumber : makanan disiapkan dan dihidangkan di rumah
ii. Jenis : ikan menjadi makanan yang paling sering dikonsumsi
iii. Jumlah : Sesuai dengan kebutuhan kalori anggota keluarga
b Kebiasaan berolahraga
Beberapa anggota keluarga berolahraga 3x dalam seminggu yaitu Bp.
Sainan dan anak lari pada pagi hari.
c Kebiasaan minum alkohol
Tidak ada anggota keluarga yang mengkonsumsi alkohol
d Kebiasaan merokok
Iya. Bp. Sainan merokok sejak muda frekuensinya 2-3 batang sehari
e Deskripsi mengenai gaya hidup keluarga
Dalam keluarga ini, Ny Z lah yang menyiapkan segala jenis makanan
yang di konsumsi dalam satu keluarga ini. Setiap harinya Ny Z memasak
tahu dan tempe yang merupakan sumber protein, sayur sayuran seperti
sup, sayur santan, kangkung dan sebagainya, ikan yang dimasak
digoreng, di bumbui cabai dan sebagainya. Ny Z juga menyimpan ayam
di kulkas setiap harinya yang diberikan kepad a anaknya ketika akan
makan. Biasanya ayam tersebut di goreng. Untuk buah-buahan, Ny Z
mengkonsumsinya setidaknya satu kali dalam seminggu. Buah yang
dimakan seperti pisang dan pepaya. Untuk konsumsi lemak, Ny Z tidak
terlalu sering memasaknya, dikarenakan daging yang diinginkan jarang
dijual dipasar.
Dalam keluarga ini, olahraga hanya dilakukan oleh R dan N dengan
mengikuti kegiatan olahraga di sekolahnya. Sedangkan anggota keluarga
yang lain tidak melakukan olahraga. Tidak ada anggota keluarga yang
mengkonsumsi alkohol tetapi Tn. AH memiliki kebiasaan merokok sejak
sebelum menikah (bujang) sampai sekarang. Jenis rokok yang digunakan
adalah rokok isap dengan frekuensi merokok setiap hari sekitar -1
bungkus per hari.

2.6. Lingkungan hidup keluarga


a Lingkungan perumahan keluarga
i. Jenis perumahan :Area tempat tinggal permanen
ii. Higiene lingkungan rumah :Bersih namum tidak teratur
iii. Keamanan lingkungan perumahan : Aman tanpa penjagaan
iv. Paparan zat/partikel yang mungkin terjadi di lingkungan rumah
adalah
Debu
CO
Bising
b Lingkungan pekerjaan anggota keluarga
i. jenis pekerjaan:
Bp Sainan petani
ii. resiko pekerjaan yang dapat terjadi sesuai dengan pekerjaannya:
Agen penyakit biologis (Cacing)
iii. paparan zat/partikel yang mungkin terjadi di lingkungan
pekerjaan adalah:
debu
CO

c Lingkungan sosial keluarga


i. Keluarga menjadi anggota perkumpulan sosial di lingkungannya
Tidak
ii. Kedudukan keluarga di tengah lingkungan sosialnya
Dihormati sewajarnya
iii. Paparan stress sosial yang mungkin terjadi di lingkungan sosial
adalah:
Keadaan keluarga tidak seperti yang diharapkan.
d. Deskripsi mengenai lingkungan hidup keluarga
Keluarga Ny F tinggal di sebuah rumah yang tidak jauh dari jalan besar.
Lingkungan rumah cukup bersih dan teratur. Rumah Ny F merupakan
rumah milik sendiri yang merupakan area tempat tinggal permanen.
Keamanan lingkungan rumah Ny F aman tetapi dengan dilakukannya
penjagaan, yaitu dengan siskamling yang dilaksanakan oleh masyarakat
disana setiap harinya. Paparan zat yang mungkin terjadi di lingkungan
rumah antara lain adalah debu yang berasal dari tembok rumah yang
tidak dilapisi oleh cat, CO yang berasal dari asap kendaraan dan rokok.

Pekerjaan anggota keluarga Ny F antara lain ibu rumah tangga (Ny F dan
Ny Z), buruh (Tn. AH) dan penjaga tokok (Tn A). Resiko yang timbul
akibat pekerjaan antara lain kecelakaan kerja yang mungkin dialami oleh
Tn. AH, paparan zat berbahaya seperti CO dan sebagainya yang mungkin
dialami oleh Tn A, Tn akibat paparan kendaraan yang lewat.

Keluarga Ny F ikut serta dalam perkumpulan sosial di lingkungannya.


Antara lain mengikuti pengajian agama di RT , siskamling, dan lain
sebagainya. Ny F dihormati sewajarnya oleh tetangga-tetangga
sekitarnya dan sekiranya tidak memiliki stres sosial di lingkungan
rumahnya. Sedangkan R dan N yang masih berprofesi sebagai pelajar
hanya menjalani perkumpulan yang ada di Sekolah dan bermain di
sekitar lingkungan rumah.
2.7. Identifikasi masalah kesehatan keluarga
a. Resiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan fungsi
keluarga
Deskripsi
b. Resiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan keluarga
Kebutuhan Tersier
Deskripsi

c. Resiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan gaya hidup


keluarga
Deskripsi

2.8. Masalah kesehatan yang ada dalam keluarga


- Ibu Maskanah mengalami stroke dan sudah tidak diberikan perawatan
medis
- Bp. Sainan masih merokok dan mengkonsumsi kopi dengan frekuensi
yang cukup tinggi
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Alasan penyusunan prioritas masalah kesehatan keluarga

Setelah mendapatkan data data yang lengkap dari keluarga Ny. F, kami
mendapatkan 2 masalah kesehatan keluarga yang menjadi prioritas masalah
bagi keluarga Ny. F dengan menggunakan metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth). Urgency adalah tingkat kegawatan sebuah masalah,
dimana apabila tidak ditanggulangi akan menyebabkan kegawatan yang lebih
parah. Seriousness adalah tingkat keseriusan sebuah masalah, apabila masalah
tidak diselesaikan dengan cepat akan berakibat serius pada masalah lainnya.
Sedangkan growth adalah besar atau luasnya masalah berdasarkan
pertumbuhan dan perkembangan, artinya apabila masalah tersebut tidak
ditanggulangi maka pertumbuhannya akan terus berkembang.

B. Tabel 2. Penentuan prioritas masalah kesehatan dalam keluarga Ny.F

No. Masalah Nilai Kriteria Nilai

U S G Akhir

1. Ny. F yang mengeluhkan 8 8 6 384


tekanan darah tinggi terus
menerus dan beberapa kali
dirawat di rumah sakit

2. Seluruh anggota keluarga di 4 5 7 140


rumah menyukai makanan
yang menjadi faktor resiko
hipertensi seperti daging
kambing dan garam yang
banyak
3. Tn. AH memiliki kebiasaan 5 5 7 175
merokok
4. Ny.Z memiliki riwayat FAM 5 7 8 280
dan beresiko kambuh kembali
dan dapat menurunkan ke
anak-anak nya

Keterangan :
Skor 1-3 : Tidak terlalu gawat, tidak terlalu serius, masalah tidak luas /
besar.
Skore 4-5 : Cukup gawat, cukup berakibat serius pada masalah lainnya,
masalah cukup luas.
Skore 6-8 : Sangat gawat, dapat berakibat yang serius, masalah yang terjadi
sangat besar / luas.

Berdasarkan hasil skoring USG didapatkan masalah kesehatan keluarga yang


menjadi prioritas adalah keluhan Ny. F mengenai hipertensi nya yang berulang
dan terus menerus, dan Ny. Z yang memiliki riwayat FAM dan berisiko kambuh
kembali dan menurunkan ke anaknya.

3.2. Rencana intervensi masalah kesehatan keluarga

Dari penentuan prioritas masalah tersebut didapatkanlah dua masalah yang


akan kami selesaikan dengan terlebih dahulu menyusun matriks rencana
intervensi untuk keluarga Ny.F

Tabel 2. Rencana pemeliharaan kesehatan keluarga dan intervensi


Perencanaan Tahap intervensi Hasil
Tujuan Materi Cara Sasaran
intervensi
kegiatan kegiatan pembinaan individu
Mengubah Penjelasan Memberikan Seluruh 1. Menentukan 1. Pengetahuan
perilaku Ny. F mengenai penjelasan anggota waktu yang tepat Ny. F dan
terkait diet definisi secara keluarga, untuk melakukan keluarga
yang penyebab, langsung terutama intervensi. tentang
merupakan gejala, dan dengan 2. Mengukur tingkat hipertensi
Ny.F
faktor resiko penatalaksanaan menggunakan pengetahuan Ny. F meningkat
akan penyakit hipertensi serta media tentang gejala, 2. Perubahan
hipertensi food recall dan flipchart penyebab dan jenis
pengaturan penatalaksanaan makanan
makanan hipertensi dengan
3. Memberikan
mengurangi
penjelasan tentang
lemak dan
hipertensi
kolestrol
namun
pengolahan
makanan
masih
seperti biasa
(di goreng)
Meningkatkan Penjelasan Penjelasan Ny. Z 1. Menentukan Ny. Z bisa
pengetahuan mengenai secara waktu yang melakukan
Ny. Z definisi langsung tepat untuk posedur
mengenai SADARI dan dengan melakukan SADARI dengan
pemeriksaan tata cara menggunakan intervensi. benar
2. Memberikan
SADARI melakukan nya poster
penjelasan
untuk
tentang cara
mengantisipasi
melakukan
FAM yang
SADARI
berulang
3. Ny. Z mulai
melakukan
prosedur
SADARI
secara mandiri

3.3. Proses intervensi masalah kesehatan keluarga


Pelaksanaan intervensi dilakukan pada hari Rabu, 29 April 2015 pukul 09:00.
Intervensi yang dilakukan menggunakan media cetak berupa flipchart dan
poster. Peserta yang hadir saat intervensi yaitu Ny. F, Ny. Z, dan Ny. X (orang
tua dari Tn. AH).
Flipchart yang digunakan berisi tentang hipertensi yang berisi materi
mengenai pengertian hipertensi, faktor penyebab hipertensi, gejala hipertensi,
hal- hal yang dapat dilakukan apabila terkena hipertensi, komplikasi
hipertensi, diet hipertensi, pengaturan makanan penderita hipertensi, contoh
menu makanan hipertensi dan food recall untuk satu minggu. Sedangkan
untuk poster berisi mengenai langkah langkah melakukan SADARI.

Intervensi diawali dengan pengenalan diri dan pembukaan untuk memberikan


informasi mengenai hipertensi dan SADARI. Pertama dijelaskan mengenai
pengelolaan makanan pada penderita hipertensi. Penjelasan pertama
mengenai apa itu hipertensi, apa saja yang menjadi faktor penyebab
hipertensi, apa saja gejala hipertensi, bagaimana hal hal yang perlu dilakukan
apabila terkena hipertensi, komplikasi hipertensi, bagaimana pengaturan
makan untuk hipertensi, makanan yang dianjurkan, dibatasi dan dikurangi dan
contoh-contoh menu makanan yang baik untuk hipertensi. Setelah diberikan
informasi, kami melakukan tanya jawab dengan anggota keluarga yang hadir.

Setelah diberikan informasi mengenai pengelolaan hipertensi, kami


menjelaskan mengenai SADARI. Dimulai dari pengertian SADARI, tujuan
melakukan SADARI, pentingnya pemeriksaan SADARI, dan cara melakukan
SADARI.

Pada saat intervensi dilakukan, keluarga Ny. F yang hadir memberikan atensi
yang cukup baik, dapat diliihat dari adanya pertanyaan yang diajukan oleh
mereka. Kemudian, kami melakukan food recall untuk seminggu terakhir ini.
Adapun hasil food recall yang kami dapatkan adalah :
Hari Menu makanan
Rabu, 29 April 2015 Makan pagi : Nasi, Sayur singkong santen, Ikan
goreng, tahu goreng, sambel

Selasa, 28 April Makan pagi : Nasi goreng


2015 Makan siang dan makan malam : Nasi, Sayur asem,
Ikan asin goreng, tempe goreng, sambel
Senin, 27 April 2015 Makan pagi : Nasi, tempe goreng, tumis daun pepaya
Makan siang : Nasi, Gulai kambing
Makan malam : Nasi goreng
Minggu, 26 April Makan pagi dan makan siang : Nasi, Tempe goreng,
2015 Tahu goreng, Ikan Goreng, Sayur katuk bening
Makan malam : ( tidak ingat )
Sabtu, 25 April 2015 Makan pagi : ( tidak ingat )
Makan siang : Bakso ( dengan gaji )
Makan malam : ( tidak ingat )
Jumat, 24 April Nasi, Sayur asem, Ayam goreng, Tahu goreng, sambel
2015 (perkiraan tidak terlalu ingat makan pagi/makan
siang/makan malam)
Kamis, 23 April Nasi, Sayur asem, Ayam goreng, Tahu goreng, sambel
2015 (perkiraan tidak terlalu ingat makan pagi/makan
siang/makan malam)

3.4. Hasil intervensi atau evaluasi


Evaluasi intervensi dilakukan pada hari Jumat, 8 Mei 2015 pukul 09:00. Pada
kunjungan keluarga binaan yang terakhir kalinya ini , kami ingin melihat
hasil intervensi yang telah dilakukan. Ketika ditanya apakah terdapat
perubahan pada jenis makanan yang di konsumsi, keluarga Ny. F menjawab
mereka sudah tidak lagi makan daging berlemak yang merupakan kesukaan
Ny. Z dan mulai mengurangi takaran garam juga tidak lagi mengkonsumsi
micin. Namun, pada pengolahan makanan, keluarga Ny. Z masih mengolah
dengan cara di goreng karena mereka akui tidak selera jika makanan yang di
konsumsi harus di rebus atau di panggang. Hal ini sedikit mencapai tujuan
kegiatan dilakukannya intervensi pada keluarga Ny.F, yaitu mengubah
perilaku Ny. F terkait diet yang merupakan faktor resiko akan penyakit
hipertensi walaupun cara pengolahan yang masih belum benar, namun kami
melihat kemauan keluarga Ny.F yang terlihat dari antusias nya mereka
mendengarkan penjelasan kami. Mereka mengatakan akan secara perlahan
mengubah cara pengolahan makanan, khususnya untuk menu makan Ny.F.
Kami melakukan pemeriksaan kepada Ny. F. Adapun pemeriksaan yang kami
lakukan adalah pemeriksaan tekanan darah, kolestrol dan asam urat.
Hasil pemeriksaan yang kapi dapatkan :
Tekanan darah : 160/80 mmHg
Kolestrol : 173 mg/dl
Asam urat : 7,4 mg/dl
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut tekanan darah Ny.F sudah menurun
dari pemeriksaan kami sebelum nya yaitu 170/80 mmHg, sedangkan untuk
kolestrol dalam batas normal (nilai normal : 160 200 mg/dl) ini menunjukan
perbaikan dari pemeriksaan kami yang sebelumnya yaitu 210 mg/dl. Pada
pemeriksaan sebelumnya, asam urat Ny. F normal yaitu 5,2 mg/dl dan Ny.F
tidak pernah mengeluhkan gejala asam urat namun hasil pemeriksaan kami
pada evaluasi ini menunjukan kadar asma urat Ny.F cukup tinggi.

Selain itu, kami juga melihat hasil intervensi pada Ny.Z. Saat kami tanya
Ny.Z sudah bisa melakukan pemeriksaan SADARI dan dilakukan setiap hari
setiap habis mandi pagi. Hali ini mencapai target tujuan yaitu Ny. Z bisa
melakukan posedur SADARI dengan benar.

Rencana tindak lanjut yang bisa kami lakukan adalah mengingatkan seluruh
keluarga Ny.F untuk mempertahankan jenis makanan yang sudah di konsumsi
sekarang dan mengubah cara pengolahan makanan walaupun secara perlahan.
Kami juga mengingatkan Ny.Z untuk selalu mengontrol keadaan nya ke
rumah sakit atau puskesmas dan minum obat hipertensi yang diberikan secara
rutin. Kami juga menganjurkan kepada anggota keluarga yang lain untuk
senantiasa mengatur jenis makanan dan rajin berolahraga sehingga
menurukan resiko darah tinggi yang dapat diturunkan ke anggota keluarga
yang lain. Kepada Ny.Z kami mengingatkan untuk selalu rutin melakukan
pemeriksaan SADARI juga mengajarkan pemeriksaan tersebut kepada
anaknya (terutama anak perempuannya) untuk pencegahan. Selain itu kami
juga menganjurkan Ny.Z untuk mengontrol kembali keadaan payudara nya
setelah di operasi pada waktu itu.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Masalah utama dalam keluarga Ny.F adalah hipertensi yang diderita
Ny.F yang terus menerus berulang sejak dulu dan riwayat FAM yang
dimiliki oleh Ny.Z
2. Masalah kesehatan lainnya adalah pengaturan jenis makanan, kebiasaan
merokok tuan AH
3. Media intervensi yang digunakan untuk masalah penyakit hipertensi
adalah flipchart dan untuk SADARI adalah poster
4. Evaluasi intervensi menunjukan hasil yang cukup baik dimana Jenis
makanan keluarga Ny. F sudah mengalami perubahan walapun
pengolahannya belum benar. Hasil intervensi pada Ny.Z berhasil karena
tujuan intervensi tercapai, yaitu Ny.Z mampu melakukan pemeriksaan
SADARI dengan benar.

B. Saran
1. Anggota keluarga perlu saling bekerja sama untuk terus mengingatkan
anggota keluarga yang lain dalam hal merokok, pola hidup sehat dan gizi
seimbang.
2. Peran tenaga kesehatan puskesmas terdekat agar sering melakukan
penyuluhan tentang kesehatan, terutama menegenai gejala penyakit,
hipertensi, bahaya merokok, gizi seimbang, dan rumah sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Arisman, MB. 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.

Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Jakarta : Yayasan


Penerbitan IDI.

Hanafiah A. 1996. Angina Pektoris. Buku Ajar Kardiologi Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia Edisi 1. Jakarta : 166-172

Larasati, TA dan Reni Zuraida. 2014. Buku Panduan Mahasiswa Family Oriented
Medical Education Semester 6. Bandar Lampung : FK Unila.

Kuswardhani, Tuty. Penatalaksanaan Hipertensi Pada Lanjut Usia. 2006. Dari:


http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/udejournal/penatalak
sanaan-hipertensi-pada-usia-lanjut.pdf [diakses 8 Mei 2015]

Puspitorini, Myra. Hipertensi Cara Mudah Mengatasi Tekanan Darah Tinggi.


Jogjakarta : Image Press. 2008

Chobanian, AV. The Seventh Report of The Joint National Committee On


Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure.
Dari :http://www.nhlbi.nih. gov /guidelines/hypertension/jnc7full.pdf
[diakses 8 Mei 2015]

Tim Penanggulangan & Pelayanan Kanker Payudara Terpadu Paripurna R.S Kanker
Dharmais. 2003. Penatalaksanaan Kanker Payudara Terkini. Edisi 1. Jakarta:
Pustaka Populer Obor.

Tjindarbumi Penanganan kanker Dini dan Lanjut. 2000. Jakarta: Bagian Patologi
Anatomik. FKUI.

Anda mungkin juga menyukai