Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH FARMAKOLOGI I

“Obat Hipolipidemik”

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK XI
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
1. Sophiah Rezky Ananda (PO713251201092)
2. Suhara (PO713251201094)
3. Syarifah Mutiara ( PO713251201096

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR


TAHUN AJARAN 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan Karunia-Nya kepada kami , sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tujuan memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah farmakologi I,
dengan judul “Obat Hipolipidemik”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Farmakologi I Dr.Sisilia T.Rosmala Dewi, M.Kes.,Apt yang telah memberikan tugas kepada
kami. Kami juga berterima kasih kepada para pihak yang mendukung penulisan makalah.
Penulis berharap agar makalah ini mampu memberikan sudut pandang baru bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna karena terbatasnya waktu
dan pengetahuan yang kami miliki. Maka dari itu, kami berharap segala bentuk saran,
masukan, dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Makassar, 14 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

A. Latar Belakang.............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................4

C. Tujuan..........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5

A. Pengertian Obat Hipolipidemik...................................................................................5

B. Penggolongan Obat Hiperlipidemik............................................................................5

C. Mekanisme Kerja Obat Hipolipidemik.......................................................................7

D. Indikasi Obat Hipolipidemik.....................................................................................13

E. Kontra Indikasi Obat Hipolipidemik.........................................................................16

F. Efek Samping................................................................................................................16

G. Interaksi Obat Hipolipidemik....................................................................................18

BAB III PENUTUP..................................................................................................................20

A. Kesimpulan................................................................................................................20

B. Saran..........................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan total kolesterol di dalam darah akan berakibat buruk terhadap kesehatan.
Hiperkolesterolemia terutama low densit lipoprotein (LDL) kolesterol yang disertai
dengan peningkatan radikal bebas di dalam darah, akan menyebabkan terjadinya
oksidasi LDL yang pada akhirnya mengakibatkan aterosklerosis. Walaupun telah
dikenal adanya obat-obat hipolipidemik dan adanya antioksidan endogen namun
masalah hiperkolesterol dan stres oksidatif serta kaitannya dengan penyakit
kardiovaskuler masih menjadi masalah para ahli hingga kini. Dalam beberapa
penelitian ditemukan bahwa stres oksidatif dapat dicegah dengan berbagai jenis bahan
makanan. Mikronutrien merupakan fitokimia yang dikenal flavonoid dari berbagai
bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan telah banyak diteliti, dan diyakini
sebagai proteksi terhadap stres oksidatif (Sanchez-Moreno et al.,2003; Prior, 2003;
Micallef et al., 2007)

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Obat Hipolipidemik?
2. Apa penggolongan Obat Hipolipidemik?
3. Apa Mekanisme Kerja Obat Hipolipidemik?
4. Apa Indikasi Obat Hipolipidemik?
5. Apa saja Kontra Indikasi Obat Hipolipidemik?
6. Apa saja Efek Samping Obat Hipolipidemik?
7. Bagaimana Interaksi Obat dari Hipolipidemik?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Obat Hipolipidemik
2. Untuk Mengetahui penggolongan Obat Hipolipidemik
3. Untuk Mengetahui Mekanisme Kerja Obat Hipolipidemik
4. Untuk Mengetahui Indikasi Obat Hipolipidemik
5. Untuk Mengetahui Kontra Indikasi Obat Hipolipidemik
6. Untuk Mengetahui Efek Samping Obat Hipolipidemik
7. Untuk Mengetahui Interaksi Obat dari Hipolipidemik

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Obat Hipolipidemik

Hipolipidemik yaitu obat guna untuk menurunkan kadar lipid. (Farmakologi


dan terapi edisi 5,2007).
Hiperlipidemia merupakan suatu kondisi yang mana kadar lipid datah
melebihi kadar normal. Hiperlipidemia biasa disebut dengan peningkatan lemak
dalam darah. Disebut hiperlipoproteinemia karena sering disertai peningkatan
beberapah fraksi lipoprotein. Hiperlipidemik dapat berupa hiperkolestrolemia dan
hipertrigliseridemia (kumalasari 2005).
Kadar kolesterol dan trigliserida yaitu lemak utama dalam darah. Kolesterol
diproduksi secara alami oleh hati dan diperoleh dari makanan berlemak, contohnya
telur, daging merah, dan keju. Dan trigliserida berasal dari kalori ekstra yang
disimpan oleh tubuh.
Hiperlipidemia diklasifikasikan menjadi tiga, antara lain familial (primer)
karena abnormalitas atau kelainan dari suatu gen spesifik, manifestasi dari penyakit
lain yang bisa membuat perubahan pada plasma lipid atau metabolisme lipid
(sekunder). Dan juga idiopatik yang mana penyebabnya masih belum diketahui
(Harikumar, et al., 2013). Hiperlipidemia dapat dipicu karena gaya hidup manusia
yang tidak seimbang.

B. Penggolongan Obat Hiperlipidemik

Lima macam golongan obat antihiperlipidemik adalah obat golongan inhibitor


HMG KoA reduktase (statin), resin pertukaran anion, asam nikotinat, fibrat, dan
inhibitor pada absorpsi kolesterol usus (Neal, 2005).
a) Inhibitor HMG KoA reduktase
Senyawa penghambat Co-enzim-A reduktase ini berkhasiat
menurunkan kolesterol dan trigliserida, sedangkan HDL dinaikkan sedikit.
Peningkatan HDL yaitu efeknya. Bila diet penggunaan tidak ber efek cukup
baik, statin adalah obat pilihan pertama untuk menurunkan kolesterol total dan
juga LDL kolesterol pada hiperkolesterolemia primer (Sukandar et al., 2008) ).
Contoh obat Inhibitor HMG KoA reduktase yaitu statin, yang mana
merupakan obat penurun lipid yang baru. Obat ini dikenal efektif dalam
menurunkan kolesterol total dan LDL. Inhibitor HMG KoA reduktase
memblok sintesis kolesterol dalam hati (Neal, 2005).
b) Resin pertukaran anion
Resin menurunkan kadar kolesterol biasa dengan mengikat asam
empedu dalam saluran cerna, mengganggu sirkulasi enterohepatik sehingga
ekskresi steroid yang bersifat asam dalam tinja meningkat. Meningkatnya
produksi asam empedu yang berasal dari kolesterol disebabkan karena
penurunan kadar asam empedu yang dilakukan oleh pemberian resin.
Kolesterol yang diabsorpsi lewat saluran cerna akan terhambat dan keluar
bersama tinja dikarenakan sirkulasi enterohepatik dihambat oleh resin.
(Suyatna, 2008)
c) Asam Nikotinik
Selain mekanisme mengurangi pelepasan VLDL dan kemudian
menurunkan trigliserida plasma (sekitar 30%-50%), Asam nikotinat juga
menurunkan kolesterol (sebanyak 10%-20%) dan meningkatkan HDL (Neal,
2005). Pada jaringan asam nikotinat menghambat hidrolisis trigliserid oleh
hormone- sensitive lipase sehingga dapat mengurangi transport asam lemak
bebas ke hati dan mengurangi sintesis trigliserid hati. Berkurangnya produksi
VLDL sehingga kadar LDL menurun disebabka adanya Penurunan sintesis
trigliserid. Asam nikotinat juga meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase yang
akan menurunkan kadar kilomikron dan trigliserid VLDL (Suyatna, 2008).
d) Fibrat
Fibrat dapat menyebabkan penurunan ringan pada LDL (sekitar 10%)
dan peningkatan HDL (sekitar 10%). Fibrat juga akan menyebabkan
penurunan yang bermakna pada trigliserida plasma (sekitar 30%). Fibrat
bekerja sebagai ligan untuk reseptor transkripsi nukleus, reseptor alfa
peroksisom yang diaktivasi proliferator (PPAR-α, peroksisome proliferator-
activated receptor alpha) dan menstimulasi aktivitas lipoprotein lipase (Neal,
2005).
e) Inhibitor pada absorpsi kolesterol usus
Obat golongan Inhibitor pada absorpsi kolesterol usus menurunkan
penyerapan kolesterol dan kolesterol LDL. Sekitar 18% dengan sedikit
perubahan pada kolesterol HDL. Hal tersebut mungkin sinergis dengan statin
sehingga menjadi terapi kombinasi yang baik (Neal, 2005).

C. Mekanisme Kerja Obat Hipolipidemik


a) Asam Fibrat
 Farmokodinamik
Sebagai hipolipidemik obat-obat ini bekerja dengan cara
berikatan dengan reseptor peroxisome proliferator – activated
receptors (PPARs), yang mengatur transkripsi gen. Akibat interaksi
obat ini dengan PPAR isotipe α, maka terjadilah peningkatan oksidasi
asam lemak, sintesis LPL dan penurunan ekspresi Apo C-III.
Peningkatan kadar LPL meningkatkan kliners lipoprotein yang kaya
trigliserida. Penurunan produksi Apo C-III hati akan menurunkan
VLDL. HDL meningkat secara moderat karena peningkatan ekspresi
Apo A-I dan Apo A-II.
 Efek Samping
Efek samping yang paling sering ditemukan adalah gangguan
saluran cerna (mual, mencret, perut kembung dll) yang terjadi pada
10% pasien. Gangguan umumnya berkurang setelah beberapa waktu.
Efek samping lain yang dapat terjadi adalah ruam kulit, alopesia,
impotensi, leukopenia, anemia, berat badan bertambah, gangguan
irama jantung, dll. Kadang- kadang menyebabkan peningkatan CPK
dan transaminase disertai miositis, resiko terjadi miositis meningkat
bila digunakan bersama statin. Indeks litogenik meningkat sehingga
lebih mudah terbentuk batu empedu. Obat-obat ini menggeser ikatan
anti koagulasi oral dari tempat ikatannya pada albumin.
 Empat mekanisme kunci obat golongan fibrat:
1) Meningkatkan lipolisis
2) Meningkatkan asupan asam lemak hati dan menurunkan produksi
trigliserida hati
3) Meningkatkan asupan LDL oleh reseptor LDL
4) Menstimulasi transport kolesterol balik sehingga meningkatkan
HDL
 Contoh dipasaran :
1) Gemfibrozil ( Gevilon )
2) Klofibrat ( Clofibrat STADA 500 )
3) Bezafibrat ( Cedur )
4) Etofibrat ( LipoMerz )
5) Fenofibrat ( Normalip )
b) Resin
 Farmakodinamik
Resin erupakan kadar kolesterol dengan cara mengikat asam
empedu dalam saluran cerna, mengganggu sirkulasi eterohepatik
sehingga ekskresi steroid bersifat asam dalam tinja meningkat.
Penurunan kadar empedu ini oleh pemberian resin akan menyebabkan
produksi asam empedu yang berasal dari kolesterol. Karena sirkulasi
enterohepatik dihambat oleh resin maka kolesterol yang diabsorbsi
lewat saluran cerna akan terhambat dan keluar bersama tinja. Kedua
hal ini akan menyebabkan penurunan kelosterol dalam hati.
Selanjutnya penurunan kolesterol dalam hati akan menyebabkan
terjadinya 2 hal : pertama, meningkatkan jumlah reseptor LDL
sehingga katabolisme LDL meningkat dan meningkatnya aktivitas
HMG CoA reduktase. Peningkatan aktifitas HMG CoA akan
mengurangi efek penurunan kolesterol oleh resin.
 Efek Samping
Obat ini mempunyai rasa tidak enak seperti pasir. Efek samping
tersering ialah mual, muntah dan konstipasi yang berkurang setelah
beberapa waktu. Colesevelam dalam saluran cerna membentuk gel
sehingga dapat mengurangi iritasi. Konstipasi dapat dikurangi dengan
makanan berserat. Klorida yang diabsorbsi dapat menyebabkan
terjadinya asidosis hiperkloremik terutama pada pasien muda yang
menerima dosis besar. Disamping meningkatkan trigliserida plasma,
resin juga meningkatkan aktivitas fosfatase alkali dan transaminase
sementara. Akibat gangguan absorpsi lemak atau steatore dapat terjadi
gangguan absorpsi vitamin A, D dan K serta hipoprotrombinemia.
 Contoh di pasaran:
1) Kolestiramin(Quantalan)
2) Kolestipol(Colestid Granulat)
3) Sitosterol (Sito-Lande)
c) Penghambat HMG CoA Reduktase
 Farmakodinamik
Statin bekenja dengan cara menghambat sintesis kolesterol
dalam hati, dengan menghambat enzim HMG CoA reduktase. Akibat
penurunan sintesis kolesterol ini, maka SREBP yang terdapat pada
membran dipecah oleh protease, lalu diangkut ke nukleus. Faktor-
faktor transkripsi kemudian akan berikatan dengan gen reseptor LDL,
sehingga terjadi peningkatan sintesis reseptor LDL. Peningkatan
jumlah reseptor LDL pada membran sel hepatosit akan menurunkan
kadar kolesterol darah lebih besar lagi. Selain LDL, VLDL dan IDL
juga menurun, sedangkan HDL meningkat.
 Farmakokinetik
Semua statin , kecuali lova statin dan simvastatin berada dalam
bentuk asam B-hidroksi. Kedua statin disebut diatas merupakan produk
dalam bentuk laktok dan harus dihidrolisis lebih dahulu menjadi
bentukaktif asam B-hidroksi. Statin diabsorpsi hampir sempurna.
Semua obat mengalami metabolisme lintas pertama dihati. Waktu
paruhnya berkisar 1-3 jam, kecuali atorvastatin (14 jam) dan
resuvastatin (19 jam). Obat-obat ini sebagian terikat protein plasma.
Sebagian besar diekresi oleh hati kedalam cairan empedu dan sebagian
kecil lewat ginjal
 Efek samping dan interaksi obat.
Umumnya statin ditoleransi baik oleh pasien . pada kira-kira 1-
2% pasien terjadi peningkatan kadar transaminase hingga melebihi 3
kali nilai normal. Dalam segi kemanan perlu dilakukan pemeriksaan
transaminase pada awal pemberian 3-6 bulan setelahnya. Jika normal,
maka uji ulang maka dapat dilakukan 6-12 bulan. Obat harus
dihentikan jika didapat kadar transaminase yang tetap tinggi atau
bertambah tinggi.
Efek samping statin yang potensial berbahaya adalah miopati
da rabmiolisis. Insiden miopati rendah (< 1%), tetapi meningkat bila
diberikan bersama obatobat tertentuseperti fibrat dan asam nikotinan
dan mempengaruhi metabolisme statin.
Losartan, simvastatin, atovastatin dan serivastatin terutama
dimetabolisme oleh CYP3A4, sedangkanfluvastatin dan resuvastatin
lewat PCY2C9. Pravastatin dimetabolisme lewat cara lain termaksuk
reaksi nonenzimatik dan enzimatik dalam saluran cerna dan hati.
Golongan statin yang dimetabolisasi lewat CYP3A4 akan berkumulasi
dengan plasma biladiberikan bersama obat yang menghambat atau
berkompetisi untuk CYP3A4 seperti antibiotik makrolid, siklosporin,
ketokonazol, penghambat protease HIV, takrolimus,nefazodon, fibrat,
dll. Peningkatan risiko miositisjuga terjadi bila digunakan
bersamaamiodaron atau veravamil. Sebaiknya obat-obat yang
menstimulasi CYP3A4 seperti fenitoin, barbiturat, griseofulvin, dan
rifampin akan mengurangi kadar plasma statin. Hal serupa juga terjadi
pada penghambat CYP2C9 seperti ketokonazol, metrodinazol,
sulfinpirazon, amiodaron dan simetidin yang akan meningkatkan kadar
plasma fluvastastin dan resuvastatin bila diberikan bersamaan.
Pravastatin tampaknya merupakan obatterpilih bila digunakan bersama
verapamil ketokonazol, makrolid dan siklosporin.
Efek samping lain yang dapat terjadi adalah ganguan saluran
cerna, sakit kepala,rash, neuropati perifer dan sidrom lupus.Belum
diketahui keamanan penggunaan statin ada kehamila. Demikian pula
statin sebaiknya tidak digunakan pada ibu laktasi. Penggunaan pada
anak dibatasai anya untuk hiperkolesterolemia familial homozigot dan
kasus-kasus tertentu yang heterozigot.
 Contoh di pasaran:
1) Lovastatin (Mevinacor)
2) Pravastatin (Pravasin, Liprevil)
3) Simvastatin (Denan, Zocor)
4) Fluvastatin (Cranoc, LOCOL)
5) Atorvastatin (Sortis)
6) Cerivastatin (LIPOBAY, Zena)
d) Asam Nikotinat
 Farmakodinamik
Untuk mendapatkan efek hipolipidemik, asam nikotinat harus
diberikan dalam dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
untuk efeknya sebagai vitamin. Pada jaringan sam
nikotinatmenghambat hidrolisistrigliserida oleh hormone – sensitive
lipase, sehingga mengurangi transport asam lemak bebas kehati dan
mengurangi sintesis trigliserida hati. Penurunan sintesis trigliserida ini
akan menyebabkan berkurangnya produksi VLDL sehingga kadar LDL
menurun. Selain itu asam nikotinat juga meningkatkan aktivitas LPL
yang akan menurunkan kadar kilomikron dan trigliserida VLDL.
Kadar HDL meningkat sedikit sampai sedang karena menurunnya
katabolisme Apo Ai oleh mekanisme yang belum diketahui. Obat ini
tidak mempegaruhi katabolisme VLDL, sintesis kolesterol total atau
ekskresi asam empedu.
 Mekanisme Kerja
Jaringan adiposa
hat niasin
 Efek samping
Efek samping dari obat ini yaitu gatal dan kemerahan kulit
terutama didaerah wajah dan tengkuk, yang timbul dalam beberapa
menit hingga beberapa jam setelah makan obat.
Efek samping yang paling berbahaya adalah gangguan fungsi
hati ditandai dengan kenaikan kadar fosfatase alkali dan transaminase
terutama pada dosis tinggi (diatas 3 gr). Gangguan faal hati ini diduga
disebabkan karena penghambatan sintesis NAD.
Efek samping lain adalah gangguan saluran cerna (muntah,
diare, ulkus lambung karena sekresi asam lambung meningkat, dsb).
Juga dapat terjadi acanthosis nigricans dan pandangan kabur pada
pemakaian jangka lama, hiperurisemia dan hiperglikemia. Efek
samping lain yang jarang terjadi adalah ambliopia toksik dan
makulopati toksik yang bersifat reversibel. Asam nikotonat tidak
dianjurkan untuk diberikan pada wanita hamil. Karena menimbulkan
efek pada hewan coba.
 Contoh Dipasaran
1) Asam Nikotinat ( Niconacid )
2) Piridilmetanol ( Radecol )
3) Asipimoks ( Olbemox )
e) Probukol
 Farmakokinetik
Obat ini diabsorpsi terbatas lewat saluran cerna (<10%), tetapi
kadar darah yang tinggi dapat dicapai bila obat ini diberikan bersama
makanan. Waktu paruh eliminasi adalah 23 hari, tetapi akan
memanjang pada pemberian kronik, Obat ini perlahan-lahan
berkumpul dalam jaringan lemak dan bertahan selama 6 bulan atau
lebih dari setelah dosis terakhir dimakan. Tidak ada korelasi antara
kadar dalam darah dengan efek hipokolesterolemiknya.
Metabolismenya tidak diketahui dan jalan ekskresi yang utama adalah
melalui feses.
 Efek Samping
Reaksi yang sering terjadi berupa gangguan ganstrointestinal
ringan (diare, flatus, nyeri perut dan mua). Kadang – kadang terjadi
eosinofilia, parestesia dan edema angioneuretik. Pada wanita yang
merencanakan untuk hamil dianjurkan agar menghentikan probukol 6
bulan sebelumnya. Keamanan pada anak belum diketahui. Selama
makan probukol dianjurkan pada pasien memeriksakan EKG sebelum
terapi, 6 bulan kemudian dan tiap tahun setelahnya. Probukol tidak
boleh diberikan pada pasien infark jantung baru atau dengan kelainan
EKG.
 Mekanisme Kerja
 Contoh di pasaran:
1) Probucol (Lorelco)
f) Lain-Lain
1) Penghambat absorpsi kolesterol intestinal
2) Neomisin sulfat
3) Beta sitosterol
4) Dekstrotiroksin
5) Bekatul

D. Indikasi Obat Hipolipidemik


1. Golongan statin
1) Simvastatin
Hiperkolesterolemia primer (hiperlipidemia tipe Ila) pada pasien yang
tidak cukup memberikan respons terhadap diet dan tindakan-tindakan lain
yang sesuai, untuk mengurangi insiden kejadian koroner klinis dan
memperlambat progresi aterosklerosis koroner pada pasien dengan penyakit
jantung koroner dan kadar kolesterol 5,5 mmol/l atau lebih.
2) Atorvastatin
Sebagai terapi tambahan pada diet untuk mengurangi peningkatan
kolesterol total, c-LDL, apolipoprotein B dan trigliserida pada pasien dengan
hiperkolesterolemia primer; kombinasi hiperlipidemia; hiperkolesteolemia
heterozigous dan homozigous familial ketika respon terhadap diet dan
pengukuran non farmakologi lainnya tidak mencukupi.
Pada pasien pediatrik (10-17 tahun): sebagai terapi tambahan pada diet
untuk mengurangi kadar kolesterol total, c-LDL dan Apo-B pada laki-laki dan
wanita yang telah mengalami menstruasi, usia 10-17 tahun, dengan
hiperkolesteolemia heterozigous dan homozigous familial jika setelah trial
yang cukup dari terapi diet, diketahui :
c-LDL tersisa ≥ 190 mg/dL atau
c-LDL tersisa ≥ 160 mg/dL atau
positif mempunyai keluarga dengan riwayat penyakit kardiovaskular
prematur atau dua/lebih faktor risiko CDV terdapat pada pasien pediatric
3) Rosurvastin kalsium
Hiperkolesterol primer (tipe IIa termasuk heterozigot familial) atau
dislipidemia campuran (tipe IIb) sebagai terapi tambahan jika upaya diet dan
olah raga tidak mencukupi.
4) Lovastatin
Lovastatin digunakan terutama untuk antihiperkolesterol-emia.
Lovastatin juga potensial digunakan untuk pengobatan penyakit alzheimer,
kanker, osteoporosis, parkinson, multiple sclerosis, dan rheumatoid arthritis.
5) Fluvastatin
Terapi tambahan pada diet untuk menurunkan kolesterol (kolesterol
total, LDL, alipoprotein B, trigliserida) dan meningkatkan kolesterol HDL
pada pasien dewasa dengan hiperkolesterolemia primer dan dislipidemia
campuran. Terapi tambahan pada diet untuk menurunkan kolesterol pada
pasien anak dengan hiperkolesterolemia familial heterozigot, usia 10-16 tahun
sedikitnya satu tahun post menarche, di mana diet tidak memberikan hasil
yang adekuat (LDL > 190 mg/dL atau LDL > 160 mg/dL atau bila ada riwayat
keluarga positif penyakit kardiovaskular premature atau ada dua faktor risiko
untuk penyakit jantung). Juga diindikasikan untuk memperlampat progresi
aterosklerosis koroner pasien dewasa dengan hiperkolesterolemia primer dan
disertai penyakit jantung koroner yang tidak dapat dikendalikan dengan diet
saja.
6) Pravastatin
Pasien hiperkolesterol tanpa bukti klinis penyakit jantung koroner,
sebagai tambahan pada diet untuk mengurangi resiko infark miokardial,
revaskularisasi miokardial, dan kematian kardiovaskular dengan tidak
meningkatkan kematian bukan akibat kardiovaskular. Pasien hperkolesterol
dengan bukti klinis penyakit jantung koroner, menurunkan resiko kematian
total dengan menurunkan kematian koroner, infark miokardial, revaskularisasi
miokardial, stroke dan memperlambat arterosklerosis koroner. Hiperlipidemia,
sebagai tambahan pada diet untuk menurunkan kadar total C, LDL.C, Apo B
dan TG yang tinggi pada pasien hiperkolesterol primer dan dislipidemia
campuran (Frederickson type II A dan II B).
7) Pitavastatin
Terapi tambahan selain diet untuk menurunkan kadar kolesterol total
(TC), low-density lipopotrein cholesterol (LDL-C), apolipoprotein B (Apo B),
trigliserid (TG), dan peningkatan HDL-C pada pasien dewasa dengan
hiperlipidemia primer atau dyslipidemia
2. Golongan fibrat
1) Fenobitrat, bezafibrat, kolifibrat, dan sipofibrat
Hiperlipidemia Tipe Ila, IIb, III, IV, dan V pada pasien yang tidak
merespons dengan cukup terhadap diet dan tindakan-tindakan lain yang
sesuai.
2) Gemfibrozil
Pencegahan primer penyakit jantung koroner pada pria usia 40-55
tahun dengan hiperlipidemia yang tidak merespons dengan baik terhadap diet.
Hiperkolesterolemia dengan dislipidemia dan hipertrigliseridemia, atau
dengan klasifikasi Fredrickson tipe IIa, IIb, dan IV. Terapi hiperlipidemia lain,
seperti: Fredrickson tipe III dan V, dislipidemia akibat diabetes, dan xantoma
akibat dislipidemia.
3. Golongan nikotinat
1) Asam nikotinat
Terapi tambahan pada upaya diet dan olah raga tidak merespon dengan
cukup, dengan menurunkan kadar TC, LDL-C, Apo B dan TG, dan
meningkatkan HDL-C pada pasien dengan hiperkolesterolemia (heterozigot
familial dan non familial) dan mixed dyslipidemia (Frederickson Type IIa dan
IIb).
4. Inhibitor absorpsi kolesterol
1) Ezetimibe
Hiperkolesterolemia primer, diberikan tunggal atau kombinasi dengan
inhibitor HMG-CoA reduktase (statin), dan Homozygous Familial
hiperkolesterolemia, kombinasi dengan statin
5. Bile acid sequestrant
1) Kolestipol hidroklorida
Hiperlipidemia, terutama tipe IIa, pada pasien yang tidak cukup
memberikan respon terhadap diet dan tindakan lain yang sesuai
2) Kolestiramin
Hiperlipidemia, terutama tipe IIa, pada pasien yang tidak cukup
memberikan respon terhadap diet dan tindakan lain yang sesuai; pencegahan
primer penyakit jantung koroner pada pria; usia 35 - 59 tahun dengan
hiperkolesterolemia primer yang tidak responsif terhadap diet dan tindakan
lain yang relevan; pruritus akibat obstruksi empedu parsial dan sirosis empedu
primer.

E. Kontra Indikasi Obat Hipolipidemik

1. Statin : Pasien dengan penyakit hati yang aktif dan pada kehamilan (karena
diperlukan kontrasepsi yang memadai selama pengobatan dan selama 1 bulan
setelahnya) dan menyusui
2. Fluvastatin : Hipersensitivitas, penyakit liver aktif atau peningkatan serum
transminase persisten yang tidak dapat di jelaskan; kehamilan dan menyusui
3. Kolestiramin : Obstruksi empedu total (kemungkinan tidak akan sefektif).
4. Bezafibrat : Gangguan hati atau ginjal berat, hipoalbuminemia,sirosis empedu
primer,penyakit kandung Empedu, sindrom nefrotik, kehamilan dan menyusui
5. Fenofibrat : Gangguan ginjal atau hati yang berat,adanya penyakit kandung
empedu; kehamilan dan menyusui
6. Gemfibrozil : Gangguan fungsi hati berat dan ginjal,penyakit kantung empedu,
hipersensitivitas, penggunaaan bersama HMG-CoA reductase inhibitor
(Simvastatin, serivastatin) dan repaglinid.
7. Pitavastatin : Hipersensitivitas, penyakit hati, kehamilan atau akan hamil,
menyusui,gagal ginjal berat (GFR<30mL/1,73m2).

F. Efek Samping

Dengan diet yang tepat dan olahraga yang optimal sebagian besar penderita
hiperlipidemia sudah dapat terkontrol. Namun, bila diet dan olahraga tidak bisa
menekan kadar lemak darah yang tinggi maka sebagai tindakan terakhir gunakanlah
obat penurun lemak darah (hipolipidemik). Obat penurunan lemak darah umumnya
efektif, tetapi perlu diperhatikan beberapa hal seperti kemampuan meningkatkan
kolestrol-HDL, menurunkan kadar (trigliserida, kolestrol total, kolestrol-LDL, Lp (a),
fibrinogen), efek samping obat, dan kesesuaian khasiat dengan harganya. Jika sasaran
sudah tercapai, pemakaian obat selanjutnya ditentukan berdasarkan pertimbangan
klinis. Bila kadar lemak darah tetap tinggi setelah obat hipolipidemik diberikan,
diperlukan obat yang lebih kuat atau bahkan diperlukan kombinasi obat.
Perlu diperhatikan bahwa pemilihan obat hipolipidemik harus sesuai dengan
jenis dislipidemianya. Penggunaan kombinasi obat golongan statin dengan asam
nikotinat atau golongan statin dengan golongan fibrat, perlu pemantauan efek
samping obat yang lebih ketat karena bisa timbul efek samping seperti miopati.
Sebaiknya tidak menggunakan kombinasi gemfibrozil dengan golongan statin.
Pemantauan efek samping obat hipolipidemik perlu dilakukan terutama pada mereka
dengan gangguan fungsi hati dan ginjal (lihat dislipidemia pada keadaan khusus). Bila
ada keluhan kelemahan otot (miopati), sebaiknya obat dihentikan dan diperiksa kadar
creatinine kinase (CK).
1. Golongan Resin Pengikat Asam Empedu (Sequestrans)

Obat golongan ini tergolong kuat dengan efek samping ringan berupa
gangguan pencernaan seperti nyeri ulu hati, kembung, mual, muntah, diare,
bersendawa (belehing), sembelit (konstipasi), dan memperburuk penyakit wasir
(hemoroid). Obat pada golongan ini mengganggu absorbsi obat lain sehingga obat
lain harus diberikan 1 jam sebelum atau 4 jam setelah pemberian obat golongan
resin pengikat asam empedu.
2. Golongan Asam Nikotinat (Niasin)

Efek samping dari golongan obat ini bisa menimbulkan pelebaran


(vasodilitasi) pembuluh darah kulit yaitu kulit menjadi merah dan terasa panas
(flushing). Disamping itu bisa timbul sakit kepala, berdebar, gatal di kulit, toksik
terhadap hati, meningkatkan kadar asam urat darah (hiperurikemia), timbulnya
resistensi insulin, naiknya kadar glukosa darah (hiperglikemia), dan gangguan
saluran cerna. Adanya efek samping tersebut maka obat ini jangan diberikan pada
penderita diabetes mellitus, hepatitis (penyakit hati) yang aktif, tukak lambung
(ulcus pepticum), denyut jantung tidak teratur (aritmia), dan penderita reumatik
gout.
3. Golongan Statin (HMG-CoA Reductase Inhibitors)

Golongan Hydroxy Methyl Glutaryl Coenzyme A Reductase Inhibitors ini


dapat menekan kadar kolestrol dalam darah secara efektif. Efek samping dari
golongan statin yang timbul bisa berupa rash, nyeri otot, nyeri dada, sakit kepala,
mual (nausea), muntah (vomitus), nyeri perut, sering buang angin (flatus),
sembelit, dan peningkatan SGOT dan SGPT. Penderita penyakit hati aktif atau
peningkatan enzim hati (SGOT, SGPT) yang menetap, wanita hamil dan
menyusui dilarang menggunakan obat ini.
4. Golongan Asam Fibrat

Efek golongan asam fibrat adalah meningkatkan aktivitas lipoprotein


lipase sehingga menghambat produksi VLDL di hati dan meningkatkan aktivitas
reseptor-LDL. Efek samping yang tersering adalah gangguan pencernaan
(dispepsia) berupa mual, mencret, perut kembung, dan nyeri perut; meningkatnya
transaminase (SGOT, SGPT); nyeri otot; rasa gatal pada kulit (pturitus); dan ruam
kulit. Efek samping yang jarang antara lain turunnya libido, impoten, botak
(alopesia), depressi, gangguan penglihatan, icterus kolestatik, meningkatkan
pembentukan batu empedu (kolelitiasis), somnolen, neuritis perifer, dan
parestesia. Obat ini jangan diberikan (kontraindikasi) pada penderita dengan
gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat (bersihan kreatinin <10 ml/menit),
serta penderita penyakit kandung empedu karena asam fibrat dapat memperberat
penyakitnya. Bezafibrat dan fenofibrat mampu menurunkan kadar fibrinogen dan
Lp(a) yang merupakan faktor resiko independen PJK.
5. Golongan Penghambat Absorbsi Kolestrol
Golongan obat ini menghambat penyerapan kolestrol dari saluran cerna.
Efek samping berupa gangguan pencernaan (sakit perut, diare), sakit
kepala/punggung.

G. Interaksi Obat Hipolipidemik


1. Pemakaian bersama-sama dengan immunosupresan, itrakonazol, gemfibrozil,
niasin dan eritromisin dapat menyebabkan peningkatan pada gangguan otot skelet
(rabdomiolisis dan miopati).
2. Dengan antikoagulan kumarin dapat memperpanjang waktu protrombin.
3. Antipirin, propanolol, digoksin

Peringatan dan Perhatian


1. Selama terapi dengan simvastatin harus dilakukan pemeriksaan kolesterol secara
periodik. Pada pasien yang mengalami peningkatan kadar serum transaminase,
perhatian khusus berupa pengukuran kadar serum transaminase harus dilakukan
jika terjadi peningkatan yang menetap (hingga 3 kali batas normal atas)
pengobatan segera dihentikan.
2. Dianjurkan melakukan tes fungsi hati sebelum pengobatan dimulai, 6 dan 12
minggu setelah pengobatan pertama, dan berikutnya secara periodik (misalnya
secara semianual).
3. Hati-hati penggunaan pada pasien alkoholism dan / atau yang mempunyai riwayat
penyakit hati.
4. Pada penggunaan jangka panjang dianjurkan melakukan tes laboratorium secara
periodik tiap 3 bulan untuk menentukan pengobatan selanjutnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hiperlipidemia merupakan suatu kondisi yang mana kadar lipid datah


melebihi kadar normal. Hiperlipidemia biasa disebut dengan peningkatan lemak
dalam darah. Disebut hiperlipoproteinemia karena sering disertai peningkatan
beberapah fraksi lipoprotein. Hiperlipidemik dapat berupa hiperkolestrolemia dan
hipertrigliseridemia (kumalasari 2005).
Hipolipidemik yaitu obat guna untuk menurunkan kadar lipid. (Farmakologi
dan terapi edisi 5,2007).
Lima macam golongan obat antihiperlipidemik adalah obat golongan inhibitor
HMG KoA reduktase (statin), resin pertukaran anion, asam nikotinat, fibrat, dan
inhibitor pada absorpsi kolesterol usus (Neal, 2005).

B. Saran

Dengan telah diselesaikannya makalah ini tidak lepas dari banyaknya


kekurangan mengenai pembahasan karena beberapa faktot yaitu adanya keterbatasan
waktu, pemikiran , dan pengetahuan kami terhadapat materi makalah ini. Maka dari
itu untuk menyempurnakan makalah ini kami membutuhkan saran dan masukan yang
dapat membangun kepada pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

BPOM RI. 2015. Hipolipidemik. http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-


0/210-hipolipidemik. (Diakses pada 12 September 2021 pukul 16.00).
Hardianto,Dudi.2014.Tinjauan Lavostatin dan Aplikasinya. Jurnal Bioteknologi dan Biosains
Indonesia.Vol 1 No.1. ISSN 2442-2606.
Karisma, Titin. 2017“makalah-hipolipidemik”.
https://id.scribd.com/document/359307220/makalah-hipolipidemik, (Diakses pada 12
September 2021 pukul 16.00).
Mycek, Mary,J., dkk, 2001, Farmakologi Ulasan Bergambar , PT Widya Medika
Jakarta.Robert murray, 2003, Biokima Harper , penerbit EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai