Disusun oleh :
Fadhilah Eka Pratiwi
( 2015.043.0031)
PRODI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
1
Surabaya,
Desember 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
BAB IV KESIMPULAN. 22
DAFTAR PUSTAKA.. 23
ABSTRAK
Kolesterol adalah sterol terbanyak di dalam tubuh, bentuknya dapat sebagai
kolesterol bebas ataupun terikat pada asam lemak sebagai kolesterilester.
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
5
Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, berwarna
kekuningan dan berupa seperti lilin, yang diproduksi oleh hati dan sangat
diperlukan oleh tubuh. Kolesterol termasuk golongan lipid yang tidak terhidrolisis
dan merupakan sterol utama dalam jaringan tubuh manusia. Kolesterol
mempunyai makna penting karena merupakan unsur utama dalam lipoprotein
plasma dan membran plasma serta menjadi prekursor sejumlah besar senyawa
steroid.
Kolesterol terbentuk secara alamiah. Dari segi ilmu kimia, kolesterol
merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan oleh tubuh dengan bermacammacam fungsi, antara lain untuk membuat hormon seks, hormon korteks adrenal,
vitamin D, dan untuk membuat garam empedu yang membantu usus untuk
menyerap lemak. Jadi, bila takarannya pas atau normal, kolesterol adalah lemak
yang berperan penting dalam tubuh (Sri Nilawati dkk, 2008). Kolesterol tidak
larut dalam darah. Kolesterol diangkut ke berbagai jaringan dalam tubuh dengan
bantuan senyawa yang tersusun atas lemak dan protein, yakni lipoprotein
Kolesterol yang diproduksi oleh tubuh terdiri dari 2 jenis, yaitu kolesterol
HDL (High Density Lipoprotein) yang biasa disebut dengan kolesterol baik dan
kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) disebut dengan kolesterol jahat.
Kolesterol LDL akan menumpuk pada dinding pembuluh darah arteri koroner
yang menyebabkan penyumbatan, karena itu LDL disebut sebagai kolesterol jahat
Kelebihan kadar kolesterol dalam darah disebut dengan hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya yaitu
hiperkolesterolemia primer terutama disebabkan oleh faktor genetik, usia, jenis
kelamin dan hiperkolesterolemia sekunder yang disebabkan oleh kebiasaan diet
lemak jenuh, kurangnya aktivitas fisik, obesitas serta sindrom nefrotik
American Heart Association (AHA) memperkirakan lebih dari 100 juta
penduduk Amerika memiliki kadar kolesterol total >200 mg/dl yang termasuk
kategori cukup tinggi dan lebih dari 34 juta penduduk dewasa Amerika memiliki
kadar kolesterol total >240 mg/dl yang termasuk tinggi dan membutuhkan terapi.
656
responden
di
kota
besar
di
Indonesia
(Jakarta,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kolesterol
Kolesterol adalah lipida struktural (pembentuk struktur sel) yang berfungsi
sebagai komponen yang dibutuhkan dalam kebanyakan sel tubuh. Sekitar 80%
8
dari kolesterol diproduksi oleh hati dan selebihnya diperoleh dari makanan yang
kaya kandungan kolesterol seperti daging, telur dan produk berbahan dasar susu.
Kolesterol sangat berguna dalam membantu pembentukan hormon, vitamin D,
lapisan pelindung sel syaraf, membangun dinding sel, pelarut vitamin (vitamin A,
D, E, K) dan mengembangkan jaringan otak pada anak-anak .
Kolesterol merupakan lemak yang berwarna kekuningan dan seperti lilin.
Kolesterol merupakan lemak yang penting, namun jika terlalu berlebihan dalam
darah dapat membahayakan kesehatan.
Kadar kolesterol didalam darah adalah dibawah 200 mg/dl. Apabila
melampaui
batas
normal
maka
disebut
sebagai
hiperkolesterolemia.
Genetik
10
Hormonal
Diet
Aktivitas
Kondisi khusus
2.7 Lipiprotein
Lipid plasma yang utama adalah kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan
asam lemak bebas yang tidak larut dalam cairan plasma. Agar lipid plasma dapat
diangkut dalam sirkulasi, maka susunan molekul lipid tersebut perlu di modifikasi
ke dalam bentuk lipoprotein yang bersifat larut dalam air. Zat-zat lipoprotein
bertugas mengangkut lipid dari tempat sintesisnya menuju tempat penggunaannya
Lipoprotein dapat dibedakan menjadi:
a) Kilomikron adalah bentuk awal lipoprotein, partikel ini diproduksi oleh sel
usus halus yang berasal dari lemak dan protein yang dimakan. Kilomikron
membawa trigliserida dari makanan ke jaringan lemak dan otot rangka, dan
juga ke hati
b) VLDL adalah lipoprotein yang terdiri atas 60% trigliserida dan 10-15%
kolesterol. VLDL disekresi oleh hati untuk mengangkut kolesterol ke jaringan
perifer
c) LDL merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar pada manusia.
Partikel LDL mengandung trigliserida sebanyak 10% dan kolesterol 50%.
LDL merupakan metabolit VLDL, fungsinya membawa kolesterol ke jaringan
perifer (untuk sintesis membran plasma dan hormone steroid). Kadar LDL
plasma tergantung dari banyak faktor termasuk kolesterol 9 dalam makanan,
asupan lemak jenuh, kecepatan produksi dan eliminasi LDL dan VLDL
d) Komponen HDL ialah 13% kolesterol, kurang dari 5% trigliserida dan 50%
protein. HDL penting untuk membersihkan trigliserida dan kolesterol dalam
plasma. Kadar HDL menurun pada kegemukan, perokok, penderita diabetes
yang tidak terkontrol.
Ada dua jenis lipoprotein yang penting dalam distribusi kolesterol, yakni HDL
dan LDL. HDL mengangkat kolesterol ke hati untuk dimetabolisme, selanjutnya
LDL membawa kolesterol ke sel-sel yang memiliki molekul reseptor untuk LDL,
dan dengan bantuan reseptor, LDL dapat memasuki sel untuk dimanfaatkan oleh
sel. Semua jenis kolesterol sangat penting keberadaannya dalam tubuh. Akan
11
tetapi, bila kadar yang dimiliki melebihi kadar normalnya dapat menyebabkan
gangguan dalam tubuh.
2.8 Ekskresi kolesterol
Sekitar setengah dari kolesterol yang dikeluarkan dari tubuh diekskresikan
dalam feses setelah diubah menjadi garam empedu. Selebihnya diekskresi sebagai
steroid netral. Sebagian besar kolesterol yang disekresi melalui empedu diserap
kembali, dan dianggap sebagai kolesterol yang berperan sebagai pra zat untuk
sterol yang berasal dari mukosa usus.
Sebagian besar ekskresi garam-garam empedu diserap kembali ke dalam
sirkulasi vena porta, kemudian dibawa kembali ke hati, dan diekskresi kembali
melalui empedu. Ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik. Garam-garam
empedu yang tidak diserap akan diekskresi dalam feses
2.9 Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi yang ditandai dengan tingkat
kolesterol yang sangat tinggi dalam darah. Peningkatan kolesterol dalam darah
disebabkan kelainan pada tingkat lipoprotein. Tingginya kadar kolesterol dalam
tubuh menjadi pemicu munculnya berbagai penyakit
Hiperkolestrolemia dapat diklasifikasikan menjadi:
(a) Hiperkolesterolemia primer adalah gangguan lipid yang terbagi menjadi dua
bagian,
yakni
hiperkolesterol
poligenik
dan
hiperkolesterol
familiar.
12
(c) Hiperkolesterolemia turunan terjadi akibat kelainan genetis atau mutasi gen
pada tempat kerja reseptor LDL, sehingga menyebabkan pembentukkan jumlah
LDL yang tinggi atau berkurangnya kemampuan reseptor LDL. Kejadian ini
ditandai dengan kadar kolesterol yang mencapai 400 mg/dL dan kadar HDL
dibawah 35 mg/dL, meskipun penderita sering berolahraga, memakan makanan
berserat, jarang mengkonsumsi lemak hewani dan tidak merokok
2.10 Macam-macam pemeriksaan kadar kolesterol
1. Metode Liebermann-Burchard
Prinsip : kolesterol dengan asam asetat anhidrida dan asam sulfat pekat
membentuk warna hijau kecoklatan. Absorben warna ini sebanding
dengan kolestrol dalam sampel.
Metode kolorimetri langsung dengan reagen Lieberman Burchad
penyerapan chromaphores yang dihasilkan dari kolesterol dan ester kolestrol
berbeda. Ester kolesterol menghasilkan warna yang lebih benyak dibandingkan
dengan kolesterol
dilakukan berdasarkan standart kolesterol non ester. Metode ini memerlukan kerja
keras disebabkan karena ester kolesterol harus dihidrolisa dan kolestrol
diekstraksi. Tujuan ekstraksi ini mencegah adanya zat-zat pengganggu yang akan
mempengaruhi hasil, contohnya hemoglobin dan billirubin
2. Metode Modifikasi Dari Reaksi Zank dan Modifikasi Dari Klungsoyr
Prinsip : Alkohol yang
digunakan untuk
13
< 55 tahun
14
Jika Wanita :
< 65 tahun
2. Penyakit stroke
Selain dapat menyumbat pembuluh darah ke Jantung, plak aterosklerosis juga
dapat akan menyumbat pembuluh darah otak sehingga otak tidak menerima aliran
darah, atau yang sering disebut dengan stroke.
3. Diabetes Melitus (Kencing Manis)
Diabetes Melitus atau Kencing Manis adalah keadaan dimana kadar gula
darah melebihi batas normal. Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa
yang tinggi cenderung meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam
tubuh.
Kolesterol LDL pada penderita Diabetes lebih ganas karena bentuknya lebih
padat dan ukurannya lebih kecil (Small Dense LDL) sehingga sangat mudah
masuk dan menempel pada lapisan pembuluh darah yang lebih dalam
(Aterogenik).
Sehingga pada penderita Diabetes Melitus kematian utama disebabkan oleh
penyakit kardiovaskuler. Pasien Diabetes Melitus sangat penting untuk menekan
kolesterol khususnya LDL hingga <100mg/dL. Hal ini disebabkan karena
Diabetes Melitus adalah kondisi yang dianggap sama dengan orang yang terkena
penyakit jantung koroner.
Bahkan pada pasien Diabetes Melitus yang sudah terkena penyakit jantung
koroner, target LDL-nya lebih rendah lagi yakni <70 mg/dL. Kadar gula darah
yang tinggi dan berlangsung lama akan memicu terjadinya aterosklerosis pada
arteri koroner dan menyebabkan penyakit jantung koroner. Bahkan pasien dengan
diabetes cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang masih muda.
4. Disfungsi Ereksi (Gangguan Ereksi)
Salah satu penyakit yang paling menakutkan bagi para lelaki dewasa adalah
ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi penis yang memadai
untuk melakukan hubungan seksual yang memuaskan, atau yang disebut disfungsi
ereksi.
15
16
17
BAB III
PEMBAHASAN
Pada praktikum penentuan kadar kolesterol total serum ini menggunakan
metode Liebermann-Burchard. Prinsp pada metode ini adalah pada suhu kamar,
kolesterol akan bereaksi dengan asam asetat andhidrid dan asam sulfat pekat
membentuk senyawa berwarna hijau sampai coklat. Hasil reaksi antara kolesterol
dengan pereaksi warna yang membentuk kompleks berwarna hijau sampai coklat
tersebut diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
Penetapan kadar kolesterol total termasuk analisis yang penting dilakukan
untuk keperluan diagnose gangguan metabolisme lipid, menentukan kadar
kolesterol pada penderita hiperlipidemia dan penyakit terkait, dan dapat juga
digunakan untuk mencari hubungan kadar kolesterol dengan resiko penyakit
jantung. Dimana apabila terdapat endapan kolesterol dalam pembuluh darah dapat
menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena dinding pembuluh darah
menjadi makin tebal. Hal ini mengakibatkan juga berkurangnya elastisitas atau
kelenteran pembuluh darah. Dengan penyempitan pembuluh darah dan
berkurangnya kelenturan pembuluh darah, maka aliran darah terganggu dan untuk
mengatasi gangguan ini jantung harus memompa lebih keras. Hal ini berarti
jantung harus bekerja lebih keras daripada biasanya.
18
Serum merupakan bagian dari cairan tubuh yang bercampur dengan darah.
Seringkali serum diartiakan sebagai cairan tanda sel darah dan faktor koagulasi
atau fibrinogen. Serum juga merupakan sebuah plasma darah tanpa adanya
fibrinogen. Oleh karena itu, pada percobaan ini digunakan serum sebagai sampel
karena serum merupakan suatu plasma darah yang menjadi tempat sirkulasi
kolesterol. Jadi, secara otomatis kolesterol pasti terkandung di dalam serum.
Dalam metode Liebermann-Burchard ini menggunakan alat yaitu tabung
reaksi, rak tabung reaksi, statif dan klem, buret, pipet mikro, beaker glass,
penangas es, spektrofotometer dengan panjang gelombang 560-580 nm. Dan
digunakan 3 reagen yaitu
1. Reagen kolesterol : campuran 0,05 M ammonium 2-5-dimetilbenzol-sulfonate
dan 6,5 M asam asetat anhidrid dalam asetat 99-100%
2. Standard kolesterol : 300 mg/dl
3. Asam sulfat pekat (95-97%)
Dan ada juga bahan yang menunjang yaitu ada air destilat, air es, dan serum.
Hal pertama yang dikerjakan pada metode Liebermnn-Burchard adalah
menyediakan 3 tabung reaksi yang telah diberi tanda U, S dan B. Selanjutnya
Pada tabung U (Sampel) diisi dengan serum sebanyak 0,1 ml dan ditambahkan
Reagen kolesterol- H2SO4 (p) sebanyak 5 ml. Kemudian pada tabung S (Standard)
diisi dengan standard kolesterol sebanyak 0,1 ml dan ditambahkan Reagen
kolesterol- H2SO4 (p) sebanyak 5 ml. Selanjutnya pada tabung B (Blanko) diisi
dengan air destilat sebanyak 0,1 ml dan ditambahkan Reagen kolesterol- H2SO4
(p) sebanyak 5 ml. Setelah itu masing-masing tabung dikocok menggunakan
vortex supaya tercampur sempurna, kemudian dimasukkan kedalam air es selama
kurang lebih 2 menit. Kemudian didiamkan selama 10 menit pada suhu kamar.
Dan
selanjutnya
dibaca
absrobansinya
dengan
menggunakan
alat
Pada praktikum metode ini menggunakan asam asetat anhidrida dan asam
sulfat sebagai reagen. Anhidrida asam asetat disini berfungsi sebagai dehidrator
pada kolesterol supaya ketidakjenuhannya meningkat dan terbentuk ikatan
konjugasi yang cukup banyak. Warna hijau pada larutan menandakan adanya
kolesterol dalam sampel serum darah tersebut yang menghasilkan senyawa esterkolesterol asetat yang berwarna hijau. Pembentukan warna di LiebermannBurchard ini merupakan awal terbentuknya ion karbonium dari 3,5-kolestadiena.
Pada mulanya, sampel serum darah dicampurkan dengan anhidrida asam asetat
setelah itu divortex yang tujuannya agar protein-protein yang terdapat dalam
sampel dapat dipisahkan dari kolesterol. Setelah itu didinginkan selama 2 menit
dan didiamkan selama 10 menit pada suhu kamar. Kemudiah dibaca absorbannya
dengan Spektrofotomoter.
Jika dari hasil percobaan yang didapatkan bahwa sampel serum tersebut
mengandung 192,142 mg kolesterol/ 100 ml serum. Kadar tersebut masih dalam
batas normal (untuk orang dewasa kadar normal kolesterol adalah 150-240 mg
kolesterol/100 ml serum). Jika kadar kolesterol seseorang melebihi batas normal,
maka
hal
tersebut
menandakan
adanya
satu
atau
beberapa
penyakit
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Prinsip dari metode Liebermann-Burchard adalah pada suhu kamar,
kolesterol akan bereaksi dengan asam asetat andhidrid dan asam sulfat
pekat membentuk senyawa berwarna hijau sampai coklat. Hasil reaksi
antara kolesterol dengan pereaksi warna yang membentuk kompleks
berwarna hijau sampai coklat tersebut diukur absorbansinya dengan
menggunakan spektrofotometri UV-Vis
2. Jika dari hasil percobaan yang didapatkan bahwa sampel serum tersebut
mengandung 192,142 mg kolesterol/ 100 ml serum. Kadar tersebut masih
dalam batas normal (untuk orang dewasa kadar normal kolesterol adalah
150-240 mg kolesterol/100 ml serum). Jika kadar kolesterol seseorang
melebihi batas normal, maka hal tersebut menandakan adanya satu atau
beberapa penyakit hypercholesterolemia seperti hiper lipoproteinaemas
tipe I-V, sindrom neprotik, miksodema, dan diabetes mellitus. Sedangkan
jika kadar kolesterol seseorang kurang dari batas normal, maka hal
tersebut
menandakan
adanya
satu
atau
beberapa
penyakit
DAFTAR PUSTAKA
21
22