Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PADIEN

DENGAN HIPERGLIKEMIA

Dosen Pengampu : Sugiarto., S.Kep., Ners., M.Kep

1. Dinda Yosi 210101023


2. Aprisa hasanah 210101053
3. Nur Hasanah Pratiwi 210101049
4. Sonia Anggara 210101001
5. Ardha pangestu 210101005
6. Ika aryanti jumadi 210101035
7. Triya Revi Marriska 210101076
8. Melya saputri 210101081
9. Farid Agiel Maududi 210101121
10. Turizky Alfa Arizona 210101091

FAKULTAS KESEHATAN

PRODI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG

2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Laporan Pendahuluan
Dan Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Hiperglikemia

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah keperawatan gawat darurat. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah hiperglikemia
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sugiarto. S.Kep., Ners., M.Kep
selaku dosen mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Pringsewu, 7 Maret 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PADIEN


DENGAN HIPERGLIKEMIA 1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

Latar Belakang...........................................................................................................................4

Rumusan Masalah......................................................................................................................5

Tujuan........................................................................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN........................................................................................................................6

Pengertian Hiperglikemia...........................................................................................................6

Penyebab Hiperglikemia............................................................................................................7

Tanda dan Gejala Hiperglikemia...............................................................................................7

Patofisiologi Hiperglikemia.......................................................................................................8

Pengobatan Hiperglikemia.........................................................................................................9

BAB III.....................................................................................................................................10

PENUTUP................................................................................................................................10

KESIMPULAN........................................................................................................................10

SARAN....................................................................................................................................10

ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................37

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Glukosa merupakan sumber energi utama untuk organisme hidup yang
kegunaannya dikontrol oleh insulindan merupakan produk akhir metabolisme
karbohidrat Hiperglikemia adalah istilah teknis untuk glukosadarah tinggi (gula).
Ini berkembang ketika ada terlalu banyak gula dalam darah. Glukosa darah tinggi
terjadi ketika tubuh memiliki insulin terlalu sedikit atau ketika tubuh tidak dapat
menggunakan insulindengan benar. Peningkatan konsentrasi glukosadarah yang
tahan lama, dapat menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, penyakit vaskular, dan
neuropati.
Hiperglikemia didefenisikan sebagai peningkatan kadar glukosadarah yaitu
>140 mg/dL tanpa riwayat diabetes sebelumnya atau dengan
hemoglobinterglikasi(HbA1c)>6,5%.
Kenaikan kadar gula darah lebih dari normal pada suatu individu dikenal
dengan hiperglikemia (Kresnoadi, 2017). American Diabetes Association (ADA)
menyatakan bahwa hiperglikemia adalah keadaan kadar glukosa darah >140
mg/dl. Keadaan hiperglikemia dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu penderita
dengan riwayat diabetes, penderita yang tidak diketahui menderita diabetes, dan
hospital-related hiperglikemia (Kresnoadi, 2017). Hiperglikemia merupakan
indikator penyakit diabetes melitus (DM) yang terjadi akibat kelainan sekresi
insulin, kerja insulin, dan keduanya. Pasien dengan keadaan hiperglikemia
mempunyai sistem imun yang kurang karena keadaan ini menyebabkan kerusakan
sistem imun sehingga sistem imun tubuh tidak bekerja secara normal (Berbudi et
al., 2019).
Indonesia menempati urutan ke-7 pada tahun 2020 sebagai negara dengan
jumlah penderita DM terbanyak, yaitu 10,7 juta. Hasil Riskesdas tahun 2018
menunjukkan peningkatan penderita DM dari 6,9% pada tahun 2013 menjadi
8,5% pada tahun 2018 2. Berdasarkan data riset kesehatan dasar. (RISKESDAS)
kementerian kesehatan tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi diabetes
melitus di Provinsi Lampung sebesar 0,8%. Dari 14 kabupaten/kota, Bandar

4
Lampung sendiri menempati urutan ke-5. sebagai daerah dengan prevalensi kasus
diabetes melitus di Provinsi Lampung dengan prevalensi diabetes melitus sebesar
0,9%. Urutan prevalensi di atas adalah Kota Metro (1,2%), Lampung Selatan
(1,1%), Pesawaran 1,0%) dan Tulang Bawang (1,0%)
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu hiperglikemia
2. Apa saja penyebab hiperglikemia
3. Apa saja tanda dan gejala hiperglikemia
4. Bagaimana patofisiologi hiperglikemia
5. Bagaimana pengobatan hiperglikemia
6. Bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan hieperglikemia
C. Tujuan
1. Mengetahaui apa itu hiperglikemia
2. Mengetahaui penyebab hiperglikemia
3. Mengetahui tanda dan gejala hiperglikemia
4. Mengetahui patosisiologi hiperglikemia
5. Mengetahui pengobatan hiperglikemia
6. Mengetahui asuhan keperawatan hiperglikemia

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hiperglikemia
Hiperglikemia adalah penurunan kadar kalium dalam tubuh <3,5 mEq/L yang
terjadi baik pada pasien dengan DKA maupun HHS. Hipokalemia ini adalah
komplikasi yang sering terjadi pada manajemen pasien krisis hiperglikemia dan
merupakan life- threatening electrolyte abnormalitas yang berhubungan dengan
cardiovascular emergency yang dapat berkontribusi terhadap terjadinya aritmia
yang mengancam nyawa bahkan sampai kematian akibat cardiac arrest
(McNaughton et al, 2011; Liamis et al, 2014; Cherlene et al, 2013; Gosmanov et
al, 2018; Kinoshita et al 2018)
Diabetes melitus merupakan penyebab hiperglikemi. Hiperglikemi disebabkan
oleh berbagai hal, namun hiperglikemi paling sering disebabkan oleh diabetes
melitus. Pada diabetes melitus gula menumpuk dalam darah sehingga gagal masuk
ke dalam sel. Kegagalan tersebut terjadi akibat hormon insulin jumlahnya kurang
atau cacat fungsi. Hormon insulin merupakan hormon yang membantu masuknya
gula darah (WHO, 2016).
Menurut International Diabetes Federation-7 tahun 2015, dalam metabolisme
tubuh hormon insulin bertanggung jawab dalam mengatur kadar glukosa darah.
Hormon ini diproduksi dalam pankreas kemudian dikeluarkan untuk digunakan
sebagai sumber energi. Apabila di dalam tubuh kekurangan hormone insulin maka
dapat menyebabkan hiperglikemi (IDF, 2015).

B. Penyebab Hiperglikemia
Beberapa faktor penyebab hiperglikemia dapat berasal dari pasien,
penyakit dan terapinya.Hiperglikemia sebaliknya juga dapat memperberat
penyakit sehingga membutuhkan penambahan terapi di mana terapi tertentu
juga dapat menyebabkan hiperglikemia.Hal ini menciptakan sebuah siklus
di mana hiperglikemia menyebabkan hiperglikemia lebih lanjut. HPA
=hipotalamus-pituitary-adrena axis.
Diabetes melitus tipe 2 merupakan golongan diabetes dengan prevalensi
tertinggi. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor diantaranya faktor lingkungan

6
dan faktor keturunan. Faktor lingkungan disebabkan karena adanya urbanisasi
sehingga mengubah gaya hidup seseorang yang mulanya konsumsi makanan yang
sehat dan bergizi dari alam menjadi konsumsi makanan yang cepat saji. Makanan
cepat saji berisiko menimbulkan obesitas sehingga seseorang berisiko DM tipe 2.
Orang dengan obesitas memiliki risiko 4 kali lebih besar mengalami DM tipe 2
dari pada orang dengan status gizi normal (WHO, 2017).

C. Tanda dan Gejala Hiperglikemia


Hiperglikemia adalah kondisi meningkatnya kadar gula darah, di mana pada
tahap awal biasanya tidak menunjukkan gejala. Gejala hiperglikemia baru akan
terasa ketika glukosa darah meningkat secara signifikan melebihi 200 mg/dL.
Mengenali gejala hiperglikemia cukup penting untuk mencegah kondisi yang
lebih parah. Adapun beberapa gejala hiperglikemia adalah sebagai berikut:
1. Sakit kepala
2. Sering buang air kecil
3. Merasa sering haus dan mudah lelah
4. Sulit fokus atau penurunan kesadaran
5. Pandangan menjadi kabur
6. Penyembuhan luka lebih lama
7. Keputihan
8. Berat badan menurun
9. Demam selama 24 jam atau lebih
10. Diare dan muntah
11. Kadar gula tidak stabil hingga mencapai 240 mg/dL, sekalipun sudah
mengonsumsi penurun gula darah

D. Patofisiologi Hiperglikemia
Terdapat kombinasi beberapa faktor yang berdampak timbulnya stress
hiperglikemia pada pasien kritis (gbr.1). Penyebab hiperglikemia pada
diabetes tipe 2 adalah kombinasi dari resistensi insulin dan gangguan
pada sekresi sel β pankreas. Sedangkan timbulnya stress hiperglikemia
disebabkan oleh interaksi yang sangat kompleks dari beberapa hormon
kontraregulasi seperti katekolamin, growth hormone, kortisol dan
sitokin (gbr.2). Penyakit yang diderita pasien juga dapat mempengaruhi

7
tingkat produksi sitokin dan gangguan hormonal. Munculnya mekanisme
feedforwarddan feedbackyang kompleks antara beberapa hormon dan sitokin
tersebut pada akhirnya akan menimbulkan produksi glukosa hati yang
berlebihan dan resistensi insulin. Produksi glukosa di hati yang
berlebihan terutama melalui proses glukoneogenesis, tampaknya memegang
peranan terpenting dalam menimbulkan stress hiperglikemia. Sekresi
glukagon yang berlebihan adalah mediator utama timbulnya
glukoneogenesis,meskipun epinefrin dan kortisol juga ikut berperan.
Tumor nekrosis faktor-α (TNF-α) juga dapat memicu glukoneogenesis dengan
merangsang produksi glukagon.
Hiperglikemia ditandai dengan peningkatan ambilan glukosa di
seluruh tubuh,terutama disebabkan transport glukosa yang tidak diperantarai
insulin via GLUT-1 ke jaringan tubuh.Turunnya ambilan glukosa yang
diperantarai insulin (resistensi insulin),terutama akibat gangguan sinyal post
reseptor insulin yang menghasilkan penurunan transport glukosa yang diperantarai
GLUT-4 pada jaringan sensitif insulin seperti hati,otot dan lemak.

E. Pengobatan Hiperglikemia
Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat
bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaanyakarena lebih mudah dijangkau
masyarakat, baikharga maupun ketersediannya. Obat tradisional pada saat ini
banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan
efek samping, karena masih bias dicerna oleh tubuh (Hasdianah,2012).
Tanaman yang sering digunakan untuk pengobatan Hiperglikemia adalah
Mengkudu (Morinda citrifolia),Sambiloto (Andrographis paniculata), daun Kelor
(Moringa oleifera), Bawang merah (Allium cep var. aggregatum), dan Lidah
buaya (Aloe vera). Bagian tumbuhan yang digunakan adalah daun,pelepah dan
buah. Adapun cara pengolahan tanaman obat yaitu dengan cara direbus,
diparut, di tumbuk dan dikonsumsi 2 kali sehari.
Hiperglikemia atau gula darah tinggi bisa diatasi dengan mengubah gaya
hidup menjadi lebih sehat, seperti:
1. Melakukan aktivitas fisik dan rutin berolahraga
2. Meningkatkan asupan makanan berserat tinggi, seperti sayur-sayuran

8
3. Mengurangi konsumsi makanan yang tinggi akan karbohidrat sederhana,
seperti nasi putih dan roti
4. Mengelola stres dengan baik, misalnya dengan melakukan yoga
5. Memperbanyak minum air putih agar

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hipoglikemia didefinisikan jika kadar glukosa darah
<70mg/dl. Ini merupakan definisi standar pada pasien rawat jalan di
mana nilai tersebut merupakan batas initial dilepaskannya hormon-
hormon kontra regulator. Hipoglikemia berat pada pasien yang dirawat
didefinisikan jika kadar glukosa darah < 40 mg/dl10.
B. SARAN
Diharapkan keluarga dapat berperan dalam penatalaksanaan diabetes
melitus, yaitu dengan mendukung segala bentuk pengobatan yang terbaik.
Keluarga berperan dalam mengingatkan tentang makanan dan minuman mana
yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi.
Diharapkan bagi pelayanan kesehatan mampu dalam memberikan
penyuluhan kesehatan penderita diabetes melitus khususnya yang mengalami
ketidakstabilan kadar glukosa darah (hiperglikemia)

10
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.E DENGAN MASALAH KESEHATAN
DIABETES MELITUS DI RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT UMUM/DAERAH
PRINGSEWU

I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
Nama : Ny.E
Umur : 69 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Pringsewu
Diagnosa Medis : Diabetes Melitus
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Nn.E
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : PNS
Alamat : Pringsewu
Hubungan dengan Klien : Anak
II. KELUHAN UTAMA
1. Keluhan Utama Saat MRS
Klien mengatakan pusing, badan lemas, gula darah tinggi, dan juga ada luka
dikaki sebelah kiri, luka terasa nyeri.
2. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Klien mengatakan badan klien terasa letih dan lemah, dan sering merasa haus dan
lapar, klien mengatakan sering mual dan muntah, dan belum BAB sejak masuk
rumah sakit, klien mengatakan sering BAK yaitu sebanyak 10x/perhari, klien
mengatakan gula darah tinggi saat masuk rumah sakit karena klien jarang kontrol ke
rumah sakit kadar gula klien yaitu: 284, klien mengatakan ada luka dikaki sebelah
kanan dan nyeri pada bagian luka, klien mengatakan tidak nyaman dengan lukanya
di kaki terdapat pus pada kaki yang luka, klien mengatakan susah saat beraktivitas,
pasien tampak meringis.

11
III. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan badan klien terasa letih dan lemah, dan sering merasa haus
dan lapar, klien mengatakan sering mual dan muntah, dan belum BAB sejak masuk
rumah sakit, klien mengatakan sering BAK yaitu sebanyak 10x/perhari, klien
mengatakan gula darah tinggi saat masuk rumah sakit karena klien jarang kontrol ke
rumah sakit kadar gula klien yaitu: 284, klien mengatakan ada luka dikaki sebelah
kanan dan nyeri pada bagian luka, klien mengatakan tidak nyaman dengan lukanya di
kaki terdapat pus pada kaki yang luka, klien mengatakan susah saat beraktivitas,
pasien tampak meringis.
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Klien mengatakan menderita penyakit Diabetes Militus selama 14 tahun yang
lalu, pasien, klien hanya berobat dipuskesmas tapi jarang minum obat.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan ada anggota keluarganya yang menderita penyakit Diabetes
militus yaitu ibu klien.
4. Genogram

Keterangan:
laki laki:

prempuan:

meninggal:

tinggal bersama:

pasien:

12
IV. RIWAYAT KEPERAWATAN KLIEN
1.PolaAktifitasSehari-hari (ADL)
ADL Di Rumah Di Rumah Sakit
Pola Makan : 3x/hari (pagi,siang, Makan : 3x/ hari. Habis
pemenuhankebutuhannutrisi malam), frekuensi makan setengah porsi
dan cairan sedang, nafsu makan cukup,
makanan pantangan tidak ada

Minum : 7-8 gelas/ hari Minum : 5-6 gelas/hari

PolaEliminasi
BAK : BAK : BAK :
Jumlah: 5-6x sehari 3x sehari
Warna: Kuning Kuning
Bau : Pesing Pesing
BAB : BAB : BAB :
Jumlah: 1x dalam sehari 1x seminggu
Warna: Kuning Kuning
Bau: Khas Khas
Konsistensi: lembab Lembab
Balance Cairan (CK‐CM)
Mobilisasi Bebas Gerak Agak Terbatas

Berpakaian Berpakaian rapih Kurang rapih

Personal Hygine/ Klien mandi 2x sehari, cuci Klien mandi 1x sehari, klien
Kebersihan Diri rambut 1x sehari, gosok gigi 2x tidak cuci rambut, gosok gigi
Memotong kuku, sehari, potong kuku 1x 1x sehari, potong kuku 1x

13
Mandi,Gosok gigi, kramas seminggu seminggu

2. Riwayat Psikologi
Klien mengatakan sedikit stress akibat penyakit yang dialaminya

3. RiwayatSosial
Klien mengatakan aktif dalam bersosialisasi di masyarakat pada saat klien
belum terkena penyakit DM

4. Riwayat Spiritual
Klien mengatakan yakin terhadap tuhan dan percaya penyakit ini adalah ujian
dari yang maha kuasa, klien yakin dengan agamanya, klien sebelum sakit sholat 5
waktu, selama klien dirawat klien tidak pernah melakukan sholat 5 waktu dan tidak
pernah berzikir, tetapi selama dirawat klien tidak mampu untuk sholat dan berzikir.
V. PEMERIKSAAN FISIK
KeadaanUmum : Compos Mentis /Apatis / Somnolen / Delirium / Sopor coma / Coma)
A. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 MmHg
N : 80 X/Menit
S : 36,8oC
RR : 22 X/Menit
SPo2 : 90
BB : 57 Kg
TB : 160 CM
IMT :

B. PemeriksaanHead To Toe
PemeriksaanKepala, Hidung, Dan Leher
1. Kepala
Inspeksi : bentuk kepala bulat, rambut hitam, tidak ada ketombe
Palpasi : tidak terdapat benjolan
Perkusi : tidak dikaji
2. Mata
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : tidak dikaji
3. Hidung
Inspeksi : simetris kanan dan kiri

14
Palpasi : tidak terdapat benjolan
4. Mulut
Inspeksi : keadaan mulut bersih, mukosa bibir kering, tidak ada kelainan pada
bibir seperti bibir sumbing
Palpasi : tidak dikaji
5. Telinga
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, tidak ada pendarahan, tidak ada
serumen,telinga bersih
Palpasi : tidak ada benjolan
6. Leher
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, tidak terdapat lesi
Palpasi : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
Perkusi : tidak dikaji
PemeriksaanThoraks/dada
1. Pemeriksaan Paru
Inspeksi : simetris kiri dan kanan pergerakan dinding dada
Palpasi : tidak teraba nyeri tekan, tidak ada pembengkakan
Perkusi : terdengar bunyi sonor disemua lapang paru
Auskultasi : tidak ada suara nafas tambahan/vesikuler
2. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : dada simetris kanan dan kiri, tidak ada bekas luka, tidak ada
pembesaran pada jantung
Palpasi : tidak ada pembengkakan/ benjolan, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : bunyi suara jantung redup
Auskultasi : bunyi jantung lup dup , tidak ada bunyi tambahan
3. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, tidak ada bekas operasi, tidak terdapat lesi
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : tidak ada nyeri tekan pada abdomen
Auskultasi : terdengar bunyi timpani
4. Pemeriksaan Punggung Dan Tulang Belakang
Tidak teraba bengkak, simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi pada punggung,
tidak ada dikubitus pada abdomen
5. Pemeriksaan Ektremitas/Muskuloskeletal
Inspeksi : Bentuk tulang belakang normal lurus, lumbar normal lurus
Palpasi : Tidak terdapat benjolan dan jumlah tulang lengkap

15
6. Pemeriksan Fungsi Neurologis
a. Tingkat kesadaran/GCS ( Glasgow Coma Scale):
E :4 V :5 M :6 Total : 15

b. Memeriksa Nervus Cranialis


1) Nervus I – Olfaktorius (pembau ):
Baik, tidak ada gangguan penciuman
2) Nervus II - Opticus ( penglihatan ):
Baik, tidak ada gangguan penglihatan
3) Nervus III – Ocumulatorius :
Pergerakan bola mata tidak terganggu
4) Nervus IV- Throclearis :
Pergerakan bola mata tidak terganggu
5) Nervus V – Thrigeminus:
Reaksi sentuhan baik, pergerakan rahang tidak terganggu
6) Nervus VI-Abdusen:
Pergerakan bola mata tidak terganggu
7) Nervus VII – Facialis:
Tidak ada gangguan pengecapan, mampu mengekspesikan rasa manis, asam,
pahit, asin dengan baik
8) Nervus VIII- Auditorius:
Mampu menjaga kesimbangan dengan baik, tidak ada gangguan pendengaran
9) Nervus IX- Glosopharingeal:
Tidak ada gangguan pengecapan
10) Nervus X – Vagus:
Tidak ada gangguan
11) Nervus XI- Accessorius:
Tidak ada gangguan pada pergerakan kepala
12) Nervus XII- Hypoglosal
Tidak ada gangguan pada prgerakan lidah
c. Memeriksa Fungsi Motorik
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
d. Memeriksa fungsi sensorik
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
e. Memeriksa Reflek Kedalaman Tendon
…………………………………………………………………………………….

16
…………………………………………………………………………………….
C. Pemeriksan Kulit/Integument
a. Integument/Kulit
Inspeksi : Warna kulit sawo matang ,keadaan kulit kering ,sedikit berbulu
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan dan benjolan
b. Pemeriksaan Rambut
Inspeksi : bentuk kepala bulat, rambut hitam, bersih, tidak ada ketombe
Palpasi : tidak terdapat benjolan
c. Pemeriksaan Kuku
Inspeksi : kuku bersih
Palpasi : terdapat warna merah muda ketika ditekan

7. Pemeriksaan Genetalia dan Rektal


a. Genetalia
Inspeksi : tidak terpasang kateter
Palpasi : tidak teraba adanya benjolan pada daerah genetalia
b. Rektal
Inspeksi : rectum terlihat bersih
Palpasi :tidak teraba adanya benjolan

8. PemeriksaanPenunjang/DiagnostikMedik
a. Pemeriksaan Labolatorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Satuan Keterangan
Hemoglobin 12,5 Mg/dL
Eritrosit 3,79 Mg/uL
GDS 529 Mg/dL
Leukosit 14.600 K/uL

b. Pemeriksaan Radiologi
Jenis Pemeriksaan Keterangan

17
9. Terapi Pengobatan
Jenis Terapi Cara Penggunaan Keterangan
1. Glikosrazol 2x1 hari Obat yang digunakan
untuk diabetes
2. Insulin 2x1 hari Obat untuk
mengendalikan gula
darah
3. Ondansentron 2x1 hari Obat mencegah mual
4. NACL 0,9 % 500mg Untuk mengatur jumlah
air dalam tubuh
5. Metronidazol 3x1 hari Untuk membasmi
bakteri dalam tubuh
6. Plasbumin 25% Untuk pasien
hipoalbumine

VI. ANALISA DATA


Data Etiologi Masalah
DS : Agen Pencederaan Fisiologis Nyeri Akut
 Pasien mengeluh nyeri (D.0077)
pada daerah kaki pasien
DO :
 Pasien terlihat meringis
kesakitan
 Pasien tampak gelisah
 P: Pasien mengatakan
nyeri pada saat bergerak
di bagian kaki
 Q:Nyeri pada saat ber
aktifitas
 R: Di daerah kaki yang
terdapat luka
 S: Skala nyeri 7
 T: Nyeri hilang timbul
TTV
 TD: 140/90 mmHg
 N: 90 x/ Menit
 RR:22 x/ Menit
 S:36,7 C

18
SPO 2: 90 %
DS: Resistensi Insulin Ketidak stabilan glukosa
darah
 Pasien mengeluh haus dan
sering buang air kecil (D.0027)
 Pasien juga mengeluh
sering mengantuk dan
pusing
DO:
 Kadar Glukosa dalam
darah/urin tinggi
 GDS: 248 mg/dl
 Jumla urine klien 800cc/8
jam 8,5%
TTV
 TD: 140/90 mmHg
 N: 90 x/ Menit
 RR:22 x/ Menit
 S:36,7 C
DS:
 Pasien mengeluh haus dan
sering buang air kecil
 Pasien juga mengeluh
sering mengantuk dan
pusing
DO:
 Kadar Glukosa dalam
darah/urin tinggi
 GDS: 248 mg/dl
 Jumla urine klien 800cc/8
jam 8,5%
TTV
 TD: 140/90 mmHg
 N: 90 x/ Menit
 RR:22 x/ Menit
 S:36,7 C
SPO 2: 90 %
DS : Neuropati perifer Gangguan integritas
kulit/jaringan
 Pasien mengatakan
terdapat luka di daerah (D.0129)
kaki

DO:

19
 Terdapat luka/ kerusakan
jaringan dan lapisan kulit
 Terdapat kemerahan dan
nyeri
TTV
 TD: 140/90 mmHg
 N: 90 x/ Menit
 RR:22 x/ Menit
 S:36,7 C
 SPO 2: 90 %

20
VII. Prioritas Masalah
1. …………………………………………………………………………………………….
2. …………………………………………………………………………………………….
3. ……………………………………………………………………………………………
VIII. Intervensi & Implementasi Keperawatan
No Diagnosa Standar Luaran Standar Intervensi
Keperawatan Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia
(SDKI) (SLKI) (SIKI)

1 Nyeri Akut (D.0077) Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri


keperawatan 3 x 24 jam
b.d Agen pencedera diharapkan Tingkat Nyeri Observasi:
menurun (L.08066):
fisik d.d mengeluh
 Identifikasi lokasi,
nyeri 1. Keluhan nyeri menurunf karakteristik, durasi.

2.Meringis menuruni  frekuensi, kualitas,


intensitas nyeri
3.Kesulitan tidur menurun  Identifikasi skala nyeri

 Identifikasi respons nyeri


non verbal

 Identifikasi faktor yang


memperberat dan
memperingan nyeri

 Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang
nyeri

 Identifikasi pengaruh nyeri


pada kualitas hidup

 Monitor efek samping


penggunaan analgetik

Terapeutik
 Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri

 Kontrol lingkungan vang


memperberat rasa nyeri

 Fasilitasi istirahat dan tidur

21
Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri

Jelaskan strategi meredakan


nyeri

Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

22
2 Ketidakstabilan kadar Setelah dilkaukan tindakan Identifikasi kemungkinan
glukosa keperawatan selama 3X24 jam penyebab hiperglikemia.
darah b.d hiperglikemi diharapkan Kestabilan kadar Identifikasi situasi yang
d.d glukosa darah (L. 03022) menyebabkan kebutuhan
gangguan toleransi gula Meningkat dengan kriteria insulin meningkat.
darah hasil:
(D. 0027) Monitor kadar glukosa darah,
1.Lelah/ Lesu (menurun) jika perlu. Monitor tanda dan
gejala hiperglikemia
2.Kadar glukosadalam darah
(membaik) Monitor intake dan output
cairan

Terapeutik:

Berikan asupan cairan orsl.

Anjurkan menghindari
olahraga saat kadar glukosa
darah lebih dari 250mg/dL.

Edukasi:

Anjurkan monitor kadar


glukosa darah secara mandiri.

Anjurkan kepatuhan diet dan


olahraga Ajarkan pengelolaan
diabetes (mis. Penggunaan
insulin, obat oral).

Edukasi: Kolaborasi
pemberian insulin
3 Gangguan Integritas Setelah dilakukan tindakan Perawatan Luka (I. 14564)
keperawatan 3X24 jam, Maka
kulit/S jaringan b.d
diharapkan intregritas kulit/ Observasi:
neuropati perifer jaringan meningkat dengan
kriteria hasil: Monitor karakteristik luka
(D.0129)
Monitor tanda-tanda infeksi
1.Kerusakan jaringan
menurun Terapeutik:

2.Kerusakan lapisan kulit Monitor karakteristik luka


menurun Lepaskan balutan plester
secara perlahan dan Bersihkan
3.Nyeri menurun dengan NaCl atau pembersih
Nontoksik Bersihkan salep
yang sesuai Pasang balutan
sesuai jenis luka

23
Jadwalkan perubahan posisi
setiap 2 jam atau sesuai
kondisi pasien

Edukasi:

Jelaskan tanda dan gejala


infeksi‐

24
IX. Evaluasi Keperawatan
N Diagnosa Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan
O Keperawatan (Intervensi)
1  mengintifikasi lokasi, S: Pasien mengeluh nyeri pada
karakteristik, durasi. daerah kaki pasien
Nyeri Akut (D.0077)
 frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri  O: Pasien terlihat
b.d Agen pencedera
 mengintifikasi skala nyeri meringis kesakitan
fisik d.d mengeluh
nyeri  mengintifikasi respons  Pasien tampak gelisah
nyeri non verbal  P: Pasien mengatakan
 mengintifikasi faktor yang nyeri pada saat
memperberat dan bergerak di bagian kaki
memperingan nyeri  Q:Nyeri pada saat ber
 mengintifikasi pengetahuan aktifitas
dan keyakinan tentang  R: Di daerah kaki yang
nyeri terdapat luka
 mengintifikasi pengaruh  S: Skala nyeri 7
nyeri pada kualitas hidup  T: Nyeri hilang timbul
 samping penggunaan TTV
analgetik  TD: 140/90 mmHg
 N: 90 x/ Menit
Terapeutik  RR:22 x/ Menit
 memberikan teknik  S:36,7 C
nonfarmakologi untuk SPO 2: 90 %
mengurangi rasa nyeri A: Masih mengalami nyeri di
 mengontrol lingkungan daerah kaki skala nyeri 7
vang memperberat rasa P: Memberikan obat
nyeri
analgetik/pereda nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 mempertimbangkan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi
 menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
 menjelaskan strategi
meredakan nyeri
 mengajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

25
Kolaborasi
 mengkolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

26
2 Observasi : S: Pasien mengeluh haus dan
Ketidakstabilan kadar  menidentifikasi sering buang air kecil
glukosa kemungkinan penyebab Pasien juga mengeluh sering
darah b.d hiperglikemi hiperglikemia. Identifikasi mengantuk dan pusing
d.d situasi yang menyebabkan
gangguan toleransi kebutuhan insulin O: Kadar Glukosa dalam
gula darah meningkat. darah/urin tinggi
(D. 0027)  memonitor kadar glukosa  GDS: 248 mg/dl
darah, jika perlu. Monitor  Jumla urine klien
tanda dan gejala 700cc/8
hiperglikemia jam 7,5%
 memonitor intake dan TTV
output cairan  TD: 140/90 mmHg
 N: 90 x/ Menit
Terapeutik:  RR:22 x/ Menit
 memberikan asupan cairan  S:36,7 C
orsl.  SPO 2: 90 %
A:Gula darah yang tinggi
 Anjurkan menghindari P:Menganjurkan selalu cek gds
olahraga saat kadar glukosa
darah lebih dari 250mg/dL. dengan tepat waktu dan
konsumsi makanan rendah gula
Edukasi:
 menganjurkan monitor
kadar glukosa darah secara
mandiri.

 Menganjurkan kepatuhan
diet dan olahraga Ajarkan
pengelolaan diabetes (mis.
Penggunaan insulin, obat
oral).

Edukasi:
 Mengkolaborasi pemberian
insulin
3 Gangguan Integritas Observasi: S: Pasien mengatakan terdapat
luka di daerah kaki
kulit/S jaringan b.d
 Memonitor karakteristik  O: Terdapat luka/
neuropati perifer luka Monitor tanda-tanda kerusakan jaringan dan
infeksi lapisan kulit
(D.0129)
 Terdapat kemerahan
Terapeutik: dan nyeri
TTV

27
 Memonitor karakteristik  TD: 140/90 mmHg
luka Lepaskan balutan  N: 90 x/ Menit
plester secara perlahan dan  RR:22 x/ Menit
Membersihkan dengan  S:36,7 C
NaCl atau pembersih  SPO 2: 90 %
Nontoksik Bersihkan salep
yang sesuai Pasang balutan A:Luka di daerahkaki
sesuai jenis luka P: Menganjurkan perawatan
 menjadwalkan perubahan
posisi setiap 2 jam atau luka 2 kali dalam seminggu
sesuai kondisi pasien

Edukasi:

 Menjelaskan tanda dan


gejala infeksi

CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE 2


Hari/ Dx. Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tanggal
Nyeri Akut (D.0077) • mengintifikasi S: Pasien mengeluh
lokasi, karakteristik, nyeri pada daerah
b.d Agen pencedera durasi. kaki pasien
fisik d.d mengeluh
nyeri frekuensi, kualitas,  O: Pasien
intensitas nyeri terlihat
meringis
• mengintifikasi kesakitan
skala nyeri  Pasien
tampak
mengintifikasi gelisah
respons nyeri non  P: Pasien
verbal mengatakan
nyeri pada
mengintifikasi faktor saat bergerak
yang memperberat di bagian
dan memperingan kaki
nyeri  Q:Nyeri pada
saat ber
mengintifikasi aktifitas
pengetahuan dan  R: Di daerah
keyakinan tentang kaki yang
nyeri terdapat luka

28
 S: Skala
• mengintifikasi nyeri 5
pengaruh nyeri pada  T: Nyeri
kualitas hidup hilang timbul
TTV
• Meonitor efek  TD: 140/90
samping penggunaan mmHg
analgetik  N: 90 x/
Menit
Terapeutik  RR:22 x/
Menit
.  S:36,7 C
SPO 2: 90 %
memberikan teknik A: Masih mengalami
nonfarmakologi nyeri di daerah kaki
untuk mengurangi skala nyeri 5
rasa nyeri P: Memberikan obat
analgetik/pereda
mengontrol nyeri
lingkungan vang
memperberat rasa
nyeri

Fasilitasi istirahat
dan tidur

mempertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi

menjelaskan
penyebab, periode,
dan pemicu nyeri

menjelaskan strategi
meredakan nyeri

mengajarkan teknik

29
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri

Kolaborasi

mengkolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu
Ketidakstabilan kadar Observasi : S: Pasien mengeluh
glukosa haus dan sering
darah b.d hiperglikemi menidentifikasi buang air kecil
d.d kemungkinan Pasien juga
gangguan toleransi penyebab mengeluh sering
gula darahj hiperglikemia. mengantuk dan
(D. 0027) Identifikasi situasi pusing
yang menyebabkan
kebutuhan insulin O: Kadar Glukosa
meningkat. dalam darah/urin
tinggi
memonitor kadar  GDS: 248
glukosa darah, jika mg/dl
perlu. Monitor tanda  Jumla urine
dan gejala klien 800cc/8
hiperglikemia jam 8,5%
TTV
memonitor intake  TD: 140/90
dan output cairan mmHg
 N: 90 x/
Terapeutik: Menit
 RR:22 x/
memberikan asupan Menit
cairan orsl.  S:36,7 C
 SPO 2: 90 %
Anjurkan
A:Gula darah yang
menghindari
sudah sedikit stabil
olahraga saat kadar
P:Menganjurkan
glukosa darah lebih
selalu cek gds
dari 250mg/dL.
dengan tepat waktu
dan konsumsi
Edukasi:
makanan rendah
gula

30
menganjurkan
monitor kadar
glukosa darah secara
mandiri.

Menganjurkan
kepatuhan diet dan
olahraga Ajarkan
pengelolaan diabetes
(mis. Penggunaan
insulin, obat oral).

Edukasi:
Mengkolaborasi
pemberian insulin
Gangguan Integritas Observasi: S: Pasien
kulit/S jaringan b.d mengatakan terdapat
neuropati perifer Memonitor luka di daerah kaki
(D.0129) karakteristik luka  O: Terdapat
Monitor tanda-tanda luka/
infeksi kerusakan
jaringan dan
Terapeutik: lapisan kulit
 Terdapat
Memonitor kemerahan
karakteristik luka dan nyeri
Lepaskan balutan TTV
plester secara  TD: 140/90
perlahan dan mmHg
Membersihkan  N: 90 x/
dengan NaCl atau Menit
pembersih  RR:22 x/
Nontoksik Bersihkan Menit
salep yang sesuai  S:36,7 C
Pasang balutan
 SPO 2: 90 %
sesuai jenis luka
A:Luka di
menjadwalkan
daerahkaki mulai
perubahan posisi
mengering
setiap 2 jam atau
P: Menganjurkan
sesuai kondisi pasien
perawatan luka 2
kali dalam seminggu
Edukasi:

31
Menjelaskan tanda
dan gejala infeksi

CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE 3


Hari/ Dx. Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tanggal
Nyeri Akut (D.0077) • mengintifikasi S: Pasien sudah tidak
lokasi, karakteristik, mengalami nyeri
b.d Agen pencedera durasi.
fisik d.d mengeluh  O:Pasien
nyeri frekuensi, kualitas, sudah tampak
intensitas nyeri tidak gelisah
dan bisa
• mengintifikasi bermobilisasi
skala nyeri mandiri
 TTV
mengintifikasi  TD: 130/90
respons nyeri non mmHg

32
verbal  N: 90 x/
Menit
mengintifikasi faktor  RR:22 x/
yang memperberat Menit
dan memperingan  S:36,7 C
nyeri SPO 2: 90 %
A: Masalah teratasi
mengintifikasi P: Intervensi
pengetahuan dan dihentikan
keyakinan tentang
nyeri

• mengintifikasi
pengaruh nyeri pada
kualitas hidup

• Meonitor efek
samping penggunaan
analgetik

Terapeutik

memberikan teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
rasa nyeri

mengontrol
lingkungan vang
memperberat rasa
nyeri

Fasilitasi istirahat
dan tidur

mempertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi

33
.

menjelaskan
penyebab, periode,
dan pemicu nyeri

menjelaskan strategi
meredakan nyeri

mengajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri

Kolaborasi

mengkolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu
Ketidakstabilan kadar Observasi : S: Pasien sudah tidak
glukosa sering haus dan
darah b.d hiperglikemi menidentifikasi ngantuk
d.d kemungkinan
gangguan toleransi penyebab O: Kadar Glukosa
gula darahj hiperglikemia. dalam darah/urin
(D. 0027) Identifikasi situasi sudah stabil
yang menyebabkan  GDS: 130
kebutuhan insulin mg/dl
meningkat.  Jumlah urine
klien normal
memonitor kadar TTV
glukosa darah, jika  TD: 130/90
perlu. Monitor tanda mmHg
dan gejala  N: 90 x/
hiperglikemia Menit
 RR:22 x/
memonitor intake Menit
dan output cairan  S:36,7 C
 SPO 2: 90 %
Terapeutik:
A: Masalah teratasi
P:Intervensi

34
memberikan asupan Dihentikan
cairan orsl.

Anjurkan
menghindari
olahraga saat kadar
glukosa darah lebih
dari 250mg/dL.

Edukasi:

menganjurkan
monitor kadar
glukosa darah secara
mandiri.

Menganjurkan
kepatuhan diet dan
olahraga Ajarkan
pengelolaan diabetes
(mis. Penggunaan
insulin, obat oral).

Edukasi:
Mengkolaborasi
pemberian insulin
Gangguan Integritas Observasi: S: Pasien
kulit/S jaringan b.d mengatakan luka di
neuropati perifer Memonitor daerah kaki sudah
(D.0129) karakteristik luka mengering
Monitor tanda-tanda  O:Luka/
infeksi kerusakan
jaringan dan
Terapeutik: lapisan kulit
sudah
Memonitor mengering
karakteristik luka  Kemerahan
Lepaskan balutan dan nyeri
plester secara sudah
perlahan dan berkurang
Membersihkan skala nyeri 4
dengan NaCl atau TTV
pembersih  TD: 140/90
Nontoksik Bersihkan mmHg

35
salep yang sesuai  N: 90 x/
Pasang balutan Menit
sesuai jenis luka  RR:22 x/
Menit
menjadwalkan  S:36,7 C
perubahan posisi  SPO 2: 90 %
setiap 2 jam atau
sesuai kondisi pasien A:Masalah Teratasi
P: Intervensi
Edukasi: dihentikan

Menjelaskan tanda
dan gejala infeksi

36
DAFTAR PUSTAKA

Kresnoadi, E. (2013). Stress Hiperglikemia. Baphomet University: Situs Slot Online


Gacor Terbaik Hari ini Server Thailand Gampang Maxwin 2024, 2(3).

Lathifah, N. L. (2017). Hubungan durasi penyakit dan kadar gula darah dengan
keluhan subyektif penderita diabetes melitus. Jurnal berkala epidemiologi,
5(2), 231-239.

Indrayani, F. (2023). STUDI ETNOFARMAKOLOGI TUMBUHAN OBAT


HIPERGLIKEMIA PADA MASYARAKAT.

37

Anda mungkin juga menyukai