Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HIPERGLIKEMIA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat


Dosen Mata Ajar : Septiana Fathonah, S.Kep., Ns,. M.Kep

Disusun Oleh :

Ajeng Dinda P. 2820172994


Arif Danang Prasetyo 2820173000
Fitri Nurhidayati 2820173015
Fitriyah Ramadhani 2820173016
Reza Febri Putri B. 2820173033
Yesi Anggraini 2820173041

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA
2019/2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Definisi..........................................................................................................3
B. Etiologi..........................................................................................................3
C. Manifestasi Klinis.........................................................................................4
D. Patofisiologi..................................................................................................5
E. Pathway.........................................................................................................7
F. Penatalaksanaan............................................................................................8
G. Pengkajian.....................................................................................................9
H. Diagnosa......................................................................................................10
I. Intervensi.....................................................................................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................16
B. Saran............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah dari
rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa
sekitar 140 – 160 mg / 100 ml (Taufan, 2016).
Hiperglikemia adalah suatu kondisi yang terjadi akibat kadar glukosa
dalam darah melebihi kadar normal. Jika berkelanjutan, hiperglikemia dapat
memicu terjadinya resistensi insulin dan menjadi tahap awal serta penanda
terjadinya diabetes mellitus. Diabetes merupakan kumpulan gejala metabolik
yang timbul pada seseorang akibat peningkatan kadar glukosa darah di atas
normal. Diabetes memicu munculnya berbagai penyakit lain seperti penyakit
kardiovaskuler, hipertensi, gagal ginjal, dan kebutaan (Anonim, 2008).
Dengan terjadinya peningkatan jumlah penderita DM, maka jumlah
peningkatan penyakit hiperglikemia bisa dikatakan meningkat sesuai dengan
angka kejadian Diabetes Melitus atau bahkan lebih. Peningkatan dapat
diturunkan dengan melakukan pencegahan, penanggulangan baik secara medis
maupun non medis, baik oleh pemerintah atau masyarakat. Perawat sebagai
salah satu tim kesehatan mempunyai peran yang sngat besar dalam mengatasi
hiperglikemi. Diperlukan perawat sebagai pelaksana dan pendidik dengan
tidak mengabaikan kolaboratif. Pentingnya peran perawat sebagai pendidik
agar penderita hiperglikemi mau dan mampu untuk melakukan latihan jasmani
secara teratur dan mengatur pola makannya yang dapat mencegah terjadinya
komplikasi dari hiperglikemi.
Bila mengalami hiperglikemia bawa segera ketempat pelayanan
kesehatan terdekat sambil tetap meningkatan asupan cairan bila kesadaran
masih baik. Karena komplikasi ini dapat terjadi dalam waktu singkat serta
mengancam hidup. Sebaiknya dilengkapi dengan identitas bahwa memiliki

3
penyakit diabetes sehingga bila terjadi keadaan darurat pemberi pertolongan
dapat melakukan tindakan yang cepat dan tepat

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menyusun Asuhan keperawatan kegawadaruratan
hiperglikrmia.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menerapkan Asuhan Keperawatan kegawadaruratan
pasien hiperglikemia yang meliputi :
a. Definisi Hiperglikemia.
b. Etiologi hiperglikamia.
c. Manifestasi hiperglikemia.
d. Patofisiologi hiperglikemia.
e. Pathway hiperglikemia.
f. Penatalaksanaan hiperglikemia.
g. Pengkajian hiperglikemia.
h. Diagnosa hiperglikemia.
i. Intervensi hiperglikemia.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah dari
rentang kadar glukosa puasa normal 80-90 mg/dl atau kadar glukosa sewaktu
140-160 mg/dl (Corwin, 2009).
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah sari
rentang kadar puasa normal 80-90 mg/dl darah, atau rentang non puasa sekitar
140-160 mg/ 100 ml (Taufan, 2016).
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah rentang
kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140
– 160 mg /100 ml darah (Waspadji, 2007).

B. Etiologi
Hiperglikemia dapat disebabkan oleh berbagai hal, tetapi yang paling
sering adalah oleh penyakit diabetes mellitus. Pada diabetes mellitus, gula
menumpuk dalam darah karena gagal masuk dalam sel. Kegagalan tersebut
terjadi akibat hormon yang membantu masuknya gula darah yaitu hormon
insulin jumlahnya kurang. Hormon insulin di produksi oleh pankreas (Sujono,
2008).
Selain penyakit diabetes mellitus, gula darah juga dapat meningkat pada
keadaan berikut :
Gangguan pankreas, misalnya peradangan atau kanker pankreas.
1. Stress kejiwaan misalnya akibat konflik keluarga, rumah tangga, dan
pekerjaan.
2. Penyakit berat seperti serangan jantung, stroke, kecelakaan, dan kanker.
3. Obat-obatan tertentu seperti prednisone, estrogen, penghambat beta,
glukogen, dan pil fenotiazin.

5
6
C. Manifestasi Klinis
Menurut Chairani, 2018 tanda dan gejala yang umum pada pasien
hiperglikemia :
1. Meningkatnya rasa lapar
Peningkatan rasa lapar dalam medis disebut polifagia. Hal ini disebabkan
oleh penurunan kemampuan untuk mengolah gula, dan karena gula adalah
nutrisi penting untuk setiap sel dalam tubuh, mereka menjadi kurang gizi
dan memberi sinyal pada otak untuk butuh makanan lebih banyak.
2. Meningkatnya rasa haus
Dalam istilah medis disebut polydipsia. Biasanya ginjal akan menyerap
glukosa dalam aliran darah. Ketika terlalu banyak glukosa dalam aliran
darah, ginjal tidak dapat bersaing dalam menyerap dan hanya akan
membuangnya dalam buang air kecil. Seringnya buang air kecil tersebut
yang membuat dehidrasi dan terus merasa haus.
3. Meningkatnya buang air kecil
Peningkatan buang air kecil disebut juga poliuria. Penjelasan ada di atas
tadi. Akibat lain keadaan ini membuat ginjal bekerja lebih keras dan
menghasilkan lebih banyak uriN.
4. Buramnya penglihatan
Kadar glukosa yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan lensa mata
membengkak. Perubahan bentuk atau ukuran lensa akan menyebabkan
pengelihatan kabur. Ini adalah masalah yang harus ditangani segera
mungkin, karena itu dapat menyebabkan perubahan permanen dalam
pengelihatan.
5. Penurunan berat badan
Karena tubuh tidak mampu mengolah gula dalam aliran darah, sel-sel
tubuh tidak mendapatkan makanan mereka butuhkan. Tubuh merespon
dengan memasuki cadangan lemak yang disimpan di berbagai tempat
untuk menghasilkan energ. Sehinga dapat mengalami penurunan berat
badan.

7
6. Proses penyembuhan yang lambat
Kadar glukosa yang tinggi menyebabkan pembuluh darah menyempit,
mengurangi aliran darah dan menyebabkan penyembuhan lebih lambat,
juga memiliki efek negatif pada sel-sel darah merah yang merupakan
kunci untuk proses penyembuhan.
7. Mulut kering
Mulut kering adalah tanda gejala lain indikator hiperglikemia, kadar gula
darah tinggi dapat mengganggu fungsi kelenjar ludah. Air liur diperlukan
untuk kesehatan gigi dan gusi.
8. Kulit kering atau gatal
Kadar gula darah tingi dapat menyebabkan penurunan kelembaban dalam
tubuh yang dapat menyebabkan kulit kering. Kulit kering lebih rentang
terhadap gatal-gatal yang bisa meningkatkan resiko cidera pada kulit.
9. Aritmia jantung
Aritmia jantung dikenal sebagai detak jantung tidak teratur. Kadar gula
darah tinggi dapat menyebabkan menipisnya pasokan kalium yang sangat
penting untuk menjaga datak jantung.
10. Kejang
Kejang merupakan gejala yang menakutkan dan berbahaya dapat dipicu
oleh kadar gula darah yang tinggi dalam beberapa individu.

D. Patofisiologi
Menurut Tawarto (2011), jaringan tubuh manusia membutuhkan suplay
glukosa namun tidak semua jaringan tubuh membutuhkan insulin untuk suplay
glukosa. Jaringan otak, hati, usus dan tubulus ginjal tidak membutuhkan
insulin untuk entrasfer glukosa dalam sel. Jaringan lain seperti otot rangka ,
otot jantung, jaringan adipose membutuhkan insulin untuk pergerakan
glucagon dalam sel.
Keseimbangan glukosa darah pertahankan oleh adanya kerja hormone
insulin dan glucagon. Meningkatkan gula darah, asam amino dan asam lemak

8
akan menstimulasi sel beta pancreas mengelurkan insulin. Glukosa kemudian
di transfer ke jaringan sehingga kadar glukosa darah kembali menurun.
Penurunan kadar glukosa darah memicu pelepasan glucagon untuk
meningkatkan produksi glukosa dalam hati sehingga kadar glukosa
meningkat. Pada kondisi tertentu seperti hipoglikemia, stres, pertumbuhan,
meningkatnya metabolisme akan memicu pelepasan hormone kontra regular
glukosa seperti epineprin, norepinefrin, growth harmone, tirokson dan
glukokortikoid.
Hormon insulin berperan dalam meningkatkan glikosis hepatik dengan
meningkatkan aktivitas dan jumlah beberapa enzim seperti glukokinase,
fosfofruktokinase dan piruvat kinase, sehingga akan meningkatkan
penggunaan glukosa oleh jaringan dan berakibat pada penurunan glukosa
darah.
Ketika tubuh kekurangan insulin baik absolute maupun relative akan
menimbulkan hiperglikemia sebagai akibat dari tiga proses yaitu
meningkatnya glukoneogenesis, percepatan glikogelisis dan gangguan glukosa
oleh jaringan perifer. Meningkatkanya produksi glukosa hati membutuhkan
persediaan yang tinggi bahan glukoneogenesis seperti asam amino (alanin dan
glutamine) sebagai hasil dari percepatan pemecahan protein dan menurunya
sintesis protein, laktat (akibat meningkatnya glikogenolisis otot) dan gliserol
( hasil meningkatnya lipolisis).
Keadaan hiperglikemia menimbulkan pengeluaran glukosa yang
berlebih melalui urin, glukosaroa. Glukosaria menyebabkan dieresis osmotic
sehingga cairan dalam tubuh akan terkuras sampai pasien mengalami
dehidrasi. Diuresis akibat hiperglikemia bisa mencapai 5-7 liter .Volume
plasma berkurang akan menyebabkan ginjal kekurangan perfusi sehingga
fungsinya berkurang. Fungsi yang berkurang diantaranya clearance glukosa
plasma, akibatnya hiperglikemia akan semakin parah.

9
E. Pathway
Pathway Hiperglikemia menurut Mangka (2017) adalah:

Herediter, sel B pancreas rusak/terganggu, obesitas

Produksi insulin terganggu

Katabolisme Lipolisis
protein Glucagon
meningkat meningkat
meningkat

As. Lemak bebas


BUN HIperglikemia meningkat
As. Amino (>100 mg)
meningkat
meningkat
Ketonuria Ketonemia
Glukosuria
As. Laktat
meningkat Hiperosmol Menumpuk dlm
aritas darah
Diuretik
Osmotik
Glukoneogenesis Penurunan ketoasidosis
meningkat kesadaran
Poliuria Asidosis
Koma metabolik

Resiko syok Dehidrasi Polidipsi

Defisit volume cairan dan elektrolit


Sel Kelaparan

Selera makan Produksi energy Hilangnya


meningkat metabolisme protein tubuh

polifagia Resiko
kelelahan
infeksi

Kebutuhan nutrisi < kebutuhan tubuh

10
F. Penatalaksanaan
Menurut Suyono (2014), penatalaksanaan kegawat daruratan Hiperglikemia:
1. Airway Management.
Perkenalkan diri dan jelaskan pemerikasaan yang akan dilakukan. Jika
pasien merespon verbal dengan baik berarti menunjukan airway bebas.
Jika pasien kesulitan memberika respons verbal, lakukan pemeriksaan
membuka jalan nafas (airway). Jika airway tidak ada gangguan tetapi
pasien kesulitan memberikan respon verbal, maka evaluasi breathing.
2. Breathing Management. (Look, Listen,Feel)
a. Hitung frekuensi nafas dan saturasi oksigen.
b. Lakukan auskultasi dada.
c. Berikan oksigenasi dosis tinggi jika pasien mengalami peningkatan
frekuensi nafas, saturasi rendah, atau tampak kesusahan bernafas.
3. Circulation
a. Periksa denyut nadi, Tekanan Darah, dan Capillary Refil Time (CRT).
Pasang EKG jika perlu dan pulse oximetry untuk monitoring kondisi
pasien.
b. Pasang 1-2 kanul cairan jika terjadi tanda-tanda syok (takikardia,
hipotensi, pemanjangan CRT) dan berikan cairan IV bolus.
c. Pertimbangkan untuk mengusulkan beberapa pemeriksaan di bawah
ini:
1) Urea (BUN), serum kreatinin
2) Serum elektrolit
3) Darah lengkap
4) Tes fungsi hati
5) Amilase
6) Serum keton
7) Laktat dan kultur darah jika pasien demam.
d. Pertimbangkan pemasangan kateter urine untuk memantau produksi
urin 24 jam. Jika pasien demam dan penyebabnya tidak diketahui,

11
mulailah memberikan antibiotik spektrum luas Bila memungkinkan,
usulkan pemeriksaan keton urin. Jika hasilnya positif, akan sangat
menunjang diagnosis ketoasidosis diabetes (jika juga didapatkan bukti
hiperglikemia dan asidosis metabolik).

G. Pengkajian
Menurut Rara (2018), pengkajian yang dapat dilakukan pada pasien dengan
hiperglikemi adalah sebagai berikut:
1. Pengkajian Primer
Airway : kaji kepatenan jalan nafas pasien, ada tidaknya sputum atau
benda asing yang menghalangi jalan nafas.
Breathing : kaji frekuensi nafas, bunyi nafas, ada tidaknya penggunaan
otot bantu pernafasan.
Circulation : kaji nadi, biasanya nadi menurun.
Disability : Lemah,letih,sulit bergerak,gangguan istirahat tidur.
2. Pengkajian Sekunder
Aktivitas / istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot
menurun, gangguan istrahat/tidur. Tanda : Takikardia dan takipnea pada
keadaan istrahat atau aktifitas, letargi /disorientasi, koma.
3. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, klaudikasi, kebas dan
kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama,
takikardia. Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi
yang menurun/tidak ada, disritmia, krekels, distensi vena jugularis, kulit
panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung.
4. Integritas/ Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi Tanda : Ansietas, peka rangsang.
5. Eliminasi

12
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri/terbakar,
kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru/berulang, nyeri tekan abdomen,
diare.
6. Nutrisi/Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mematuhi diet,
peningkatan masukan glukosa/karbohidrat, penurunan berat badan lebih
dari beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (Thiazid). Tanda :
Kulit kering/bersisik, turgor jelek, kekakuan/distensi abdomen, muntah,
pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan
gula darah), bau halisitosis/manis, bau buah (napas aseton)
7. Neurosensori
Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada
otot, parestesi, gangguan penglihatan. Tanda : Disorientasi, mengantuk,
alergi, stupor/koma (tahap lanjut), gangguan memori (baru, masa lalu),
kacau mental, refleks tendon dalam menurun (koma), aktifitas kejang
(tahap lanjut dari DKA).
8. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat). Tanda : Wajah
meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
9. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi/tidak) Tanda : Lapar udara, batuk dengan/tanpa
sputum purulen, frekuensi pernapasan meningkat.

H. Diagnosa
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi
berdasarkan teori, maka diagnosa keperawatan menurut Herdman (2015) yang
mungkin muncul pada klien dengan hiperglikemia yaitu :
1. Risiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah ditandai dengan
pemantauan glukosa darah tidak adekuat.
2. Defisien volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

13
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan factor biologis (penyakit hiperglikemia)

14
15
I. Intervensi
No
Dx. Kep Tujuan Intervensi Rasional

1. Risiko kadar glukosa darah Menurut NOC (2016) : Menurut NIC (2016) : Manajemen hiperglikemi (2120)
tidak stabil Setelah dilkukan tindakan Manajemen hiperglikemi (2120) 1. Mengetahui peningkatan dan
keperawatan selama 1x24 jam, 1. Monitor kadar glukosa darah penurunan kadar glukosa darah
diharapkan klien dapat : 2. Edukasi keluarga dan pasien pada pasien secara obyektif
(keparahan hiperglikemia, mengenai pencegahan , 2. Meningkatkan pengetahuan
2111) pengenalan tanda-tanda keluarga dan pasien tentang
a. Peningkatan urine output darii 1 hiperglikemi dan manajemen pencegahan dan tanda-tanda
(berat) menjadi 3 (sedang) hiperglikemi hiperglikemi supaya selama
3. Berikan cairan IV , sesuai pasien dirumah dapat
(kadar glukosa darah, 2300) kebutuhan menghindari terjadinya
b. Glukosa darah diturunkan dari 4. Kolaborasi pemberian insulin peningkatan kadar glukosa
skala 2 (banyak terganggu), darah kembali
menjadi skala 4 (ringan) 3. Cairan IV dapat mengembalikan
c. Urin glukosa dari skala 2 cairan tubuh pasien
(banyak terganggu), 4. Insulin dapat menurunkan
menjadi skala 4 (ringan) glukosa darah pada pasien
sehingga kadar glukosa pasien

16
dapat normal kembali

Monitor neurologi (2620)


2. Gangguan perfusi jaringan 1. Tanda-tanda vital merupakan
perifer berhubungan dengan Setelah dilkukan tindakan Monitor neurologi (2620) parameter obyektif yang dapat
diabetes militus keperawatan selama 1x24 jam , 1. Monitor tanda-tanda vital suhu, digunakan untuk mengetahui
diharapkan klien dapat : tekanan darah, nadi, respirasi keadaan pasien
(integritas jaringan, 1101) 2. Cek respon Babinski 2. Respon pada telapak kaki yang
a. Perfusi jaringan dari skala 1 3. Edukasikan pentingnya merupakan ujung dari bagian
sangat terganggu , menjadi melaporkan keluhan sakit kepala tubuh , yang dapat dijadikan
skala 3 (cukup terganggu) 4. Kolaborasi dokter mengenai indikasi apakah aliran darah
perubahan kondisi pasien dapat sampai ke daerah perifer
(tanda-tanda vital, 0802) 3. Sakit kepala merupakan indikasi
a. Suhu tubuh dari skala 4 kekurangan oksigen pada
(cukup besar), menjadi skala kasus ini , sehingga di
2 (ringan) khawatirkan pasien

17
b. Tekanan darah dari skla 4 mengalami perfusi jarimhan
(berat), menjadi skala 2 sampai ke bagian otak
(ringan) 4. Kolaborasi dapat berfungsi
untuk memberikan tindakan
jika sewaktu-waktu pasien
mengalami penurunan
signifikan

Manajemen Cairan (4120)


1. Menghitung intake dan output
3. Risiko ketidakseimbangan Setelah di lakukan tindakan klien untuk melakukan balance
volume cairan keperawatan selama 1 x 24 jam Manajemen Cairan (4120) cairan sehingga dapat
klien dapat memenihi kebutuhan 1. Monitor makanan/cairan yang menentukan cairan yang
cairan yang hilang, dengan dikonsumsi diperlukan selanjutnya
kriteria hasil : 2. Berikan produk-produk darah 2. Pemberian darah pada klien
Tekanan darah (060101) 3. Edukasi pada klien dan kelurga dengan cara transfusi dapat
a. Tekanan darah dapat untuk pemberian cairan yang baik meningkatkan trombosit klien
ditingkatkan dari skala 4 4. Kolaborasi pemberian cairan IV sehingga klien dapat cepat
(sedikit terganggu) menjadi yang tepat sembuh
skala 2 (sedikit terganggu) 3. Pemenuhan cairan yang terus

18
didukung oleh keluarga yang
Turgor kulit (060116) disamping klien selama 24 jam
a. Turgor kulit dapat akan meningkatkan minta klien
ditingkatkan dari skala 4 untuk minum secara rutin
(sedikit terganggu) menjadi 4. Pemberian cairan IV secara
skala 2 (sedikit terganggu) langsung dapat dengan cepat
memenuhi kebutuhan cairan
Keseimbangan intake dan klien
output dalam 24 jam (060107)
a. Keseimbangan intake dan
output dalam 24 jam dapat
ditingkatkan dari skala 4
(sedikit terganggu) menjadi
skala 2 (sedikit terganggu) Bantuan peningkatan berat
badan (1240)
Setelah di lakukan tindakan 1.dapat membantu proses
4. Perubahan nutrisi : kurang keperawatan selama 1 x 24 penyembuhan
dari kebutuhan tubuh jam klien dapat memenuhi Bantuan peningkatan berat
2. agar menurunkan kadar
berhubungan dengan nutrisi kurang dari kebutuhan badan (1240)
kolesterol dan meningkatkan
ketidak cukupan insulin tubuh dengan kriteris hasil : 1. berikan pengobatan insulin
rasa kenyang

19
Pengetahuan : manajemen secara teratur 3. mengkaji indikasi
berat badan (1841) 2. berikan diet 60% karbohidrat, terpenuhinya kebutuhan nutrisi
a. peningkatan berat badan 20% protein lemak dan penataan dan menentuhkan jumlah kalori
atau berat badan normal makan dan pemberian makanan yang harus dikomsumsi
b. pasien tidak lemah tambahan 4. agar meningkatkan glukosa
c. GDS 60-110 mg/dl, 3. timbang berat badan atau ukur darah
kolesterol total 150-250 lingkar lengan
mg/dl, protein total 6-7 gr/dl 4. kolaborasi dengan dokter
4. nilai glukosa darah normal pemeriksaan glukosa darah

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah sari
rentang kadar puasa normal 80-90 mg/dl darah, atau rentang non puasa
sekitar 140-160 mg/ 100 ml. Hiperglikemia dapat disebabkan oleh berbagai
hal, tetapi yang paling sering adalah oleh penyakit diabetes mellitus. Pada
diabetes mellitus, gula menumpuk dalam darah karena gagal masuk dalam
sel. Kegagalan tersebut terjadi akibat hormon yang membantu masuknya gula
darah yaitu hormon insulin jumlahnya kurang. Tujuan utama terapi
hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar
glukosa darah dan upaya mengurangi terjadi komplikasi vaskuler serta
neuropati

B. Saran
1. Untuk Klien dan Keluarga
Saran yang perlu disampaikan kepada klien dan keluarga dapat mentaati
larangan-larangan atau pantangan-pantangan agar tidak terjadi masalah
pada system endokrin.
2. Untuk Rekan-Rekan Mahasiswa.
Diharapkan agar lebih memahami dan mempelajari lebih dalam ilmu
keperawatan gawat darurat khususnya tentang asuhan keperawatan pada
klien hiperglikemia dan juga untuk meningkatkan kepercayaan diri.
3. Untuk Institusi Rumah Sakit
Saran untuk institusi rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan khususnya untuk para dokter agar memberikan pelayanan yang
baik dan tepat kepada semua pasien yang mempunyai masalah system
endokrin baik dalam memberikan tindakan maupun memberikan informasi
dan edukasi kepada pasien dan keluarganya.

21
4. Untuk Institusi Pendidikan
Agar lebih banyak memberikan masukan yang berguna bagi mahasiswa
saat melakukan asuhan keperawatan baik secara konsep teori maupun
teknik pengkajian fisik berfokus persistem terutama system endokrin dan
berorientasi pada masalah atau keluhan klien khususnya klien dengan
hiperglikemi mengingat kondisi klien yang cukup kompleks.

22
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M dkk. 2016. Nursing Interventions Classivication. Jakarta :


ELSEIVER.

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC

F. Y. Widodo. 2014. Pemantauan Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal “Ilmiah


Kedokteran” Volume 3 Nomer 2 Edisi Oktober 2014.
http://www.journal.uwks.ac.id/index.php/jikw/article/download/23/23.

Heather , T Herdman . 2014 . Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi


20015-2017 edisi 10 . Jakarta : EGC

Hurst, Marlene. 2015. Belajar Mudah Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC

Moorhead, Sue. 2016. Nursing Outcome Classification (NOC). Jakarta :


ELSEIVER.

Rara, A., 2018. Hiperglikemia. [Online] Available at:


https://www.academia.edu/8755076/hiperglikemia

Sujono, Sukarmin. 2008. Askep Pada Pasien Dengan Gangguan Eksokrin Dan
Endokrin Pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Susetyo, Nasiin Tri. 2012. Asuhan Keperawatan paad Ny. K dengan


Hiperglikemia di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Moewardi
http://www.eprints.ums.ac.id/22062/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf

Tarwoto, dkk. 2011. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin.


Jakarta: CV. Trans Media.

23
Taufan, dkk. 2016. Teori Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Waspadji, Sarwono. 2007. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta:


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

24

Anda mungkin juga menyukai