ASKEP KRITIS HIPERGLIKEMIA
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hiperglikemi
Kadar glukosa bervariasi sebelum dan sesudah makan, dan pada berbagai waktu
hari, definisi "normal" bervariasi di kalangan profesional medis. Secara umum, batas
normal bagi kebanyakan orang (dewasa puasa) adalah sekitar 80 sampai 110 mg / dl
atau 4 sampai 6 mmol / l. Sebuah subjek dengan rentang yang konsisten di atas 126
mg / dl atau 7 mmol / l umumnya diadakan untuk memiliki hiperglikemia, sedangkan
kisaran yang konsisten di bawah 70 mg / dl atau 4 mmol / l dianggap hipoglikemik.
Dalam puasa orang dewasa, darah glukosa plasma tidak boleh melebihi 126 mg / dl
atau 7 mmol / l. Berkelanjutan tingkat yang lebih tinggi menyebabkan kerusakan gula
darah ke pembuluh darah dan ke organ-organ mereka suplai, yang mengarah ke
komplikasi diabetes.
B. Etiologi
C. Menifestasi klinik :
D. Patofisiologi
Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen
sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat
menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg%
sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan
mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang
menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut
glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine
yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal ini akan
merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus sehingga
pasien akan minum terus yang disebut polidipsi. Perfusi ginjal menurun
mengakibatkan sekresi hormon lebih meningkat lagi dan timbul hiperosmolar
hiperglikemik.
E. Penatalaksanaan
a) Diet
1) Komposisi makanan
c) Penyuluhan
2) Insuli
F. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Airway
Menilai jalan nafas bebas. Apakah pasien dapat bernafas dengan bebas,ataukah
ada secret yang menghalangi jalan nafas. Jika ada obstruksi, lakukan :
b. Breathing
a) Beri oksigen
b) Posisikan semi Flower
c. Circulation
Menilai kesadaran pasien dengan cepat, apakah pasien sadar, hanya respon
terhadap nyeri atau sama sekali tidak sadar. Kaji pula tingkat mobilisasi pasien.
Posisikan pasien posisi semi fowler, esktensikan kepala, untuk memaksimalkan
ventilasi. Segera berikan Oksigen sesuai dengan kebutuhan, atau instruksi dokter.
2. Pengkajian Sekunder
Sering tidak jelas tetapi bisanya simptomatis, dan lebih sering hipoglikemi
merupakan diagnose sekunder yang menyertai keluhan lain sebelumnya seperti
asfiksia, kejang, sepsis.
2. Riwayat :
a. ANC
b. Perinatal
c. Post natal
d. Imunisasi
e. Diabetes melitus pada orang tua/ keluarga
f. Pemakaian parenteral nutrition
g. Sepsis
h. Enteral feeding
i. Pemakaian Corticosteroid therapi
j. Ibu yang memakai atau ketergantungan narkotika
k. Kanker
3. Data fokus
Data Subyektif:
Data obyektif:
a. Parestisia pada bibir dan jari, gelisah, gugup, tremor, kejang, kaku,
b. Hight—pitched cry, lemas, apatis, bingung, cyanosis, apnea, nafas cepat
irreguler, keringat dingin, mata berputar-putar, menolak makan dan koma
c. Plasma glukosa < 50 gr/
G. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko komplikasi b/d kadar glukosa plasma yang rendah seperti, gangguan
mental, gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma
hipoglikemi
2. Perubahan sensori perseptual b/d ketidakseimbangan glukosa
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d penurunan masukan oral
4. Kelelahan b/d penurunan energi metabolik
H. Intervens Keperawatan
1. Resiko komplikasi b/d kadar glukosa plasma yang rendah seperti, gangguan mental,
gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi.
a.Cek serum glukosa sebelum dan setelah makan
b. Monitor : kadar glukosa, pucat, keringat dingin, kulit yang lembab
c.Monitor vital sign
d. Monitor kesadaran
e.Monitor tanda gugup, irritabilitas
f. Lakukan pemberian susu manis peroral 20 cc X 12
g. Analisis kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan hipoglikemi.
h. Cek BB setiap hari
i. Cek tanda-tanda infeksi
j. Hindari terjadinya hipotermi
k. Lakukan kolaborasi pemberian Dex 15 % IV
l. Lakukan kolaborasi pemberian O2 1 lt – 2 lt /menit
Kriteria hasil:
Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer
dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secara
individu, dan kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi Rasional
Mandiri
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
Mandiri
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
Mandiri
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
Mandiri
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a) Data subyektif :
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin
jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang
dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
b) Data obyektif
2) Sirkulasi:
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada ekstremitas
bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata cekung.
3) Eliminasi
4) Nutrisi
Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi,
letargi, koma dan bingung.
6) Nyeri
7) Respirasi
8) Keamanan
9) Seksualitas
Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten
pada pria.
Stess, ansietas
Batasan karakteristik:
Kriteria Hasil:
a. Tanda vital stabil (nadi 80-88 x/menit, tekanan datrah 100-140/80-90 MmHg,
suhu tubuh 36,5-37,40C, respiratory rate 20-22 x/menit)
b. Nadi perifer teraba pada arteri radialis, arteri brakialis, arteri dorsalis pedis.
c. Turgor kulit dan capillary refill baik dibuktikan dengan capillary refill kurang
dari 2 detik
d. Keluaran urine dalam kategori aman (lebih dari 100cc/hari sampai batas normal
1500cc-1700cc/hari)
e. Kadar elektrolit urin dalam batas normal dengan nilai natrium 130-220meq/24
jam, kalium 25-100 meq/24 jam, klorida 120-250 meq/liter, magnesium 1,2-2,5 mg/dl
INTERVENSI RASIONAL
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak cukupan insulin
Batasan Karakteristik :
1. Berat badan tidak normal (lebih rendah 10% dari berat badan ideal)
2. Lingkar lengan < 10 cm
3. Kelemahan, mudah lelah, tonus otot buruk
4. Kadar gula darah > 150 mg/dl
Kriteria hasil:
INTERVENSI RASIONAL
1) Berikan pengobatan insulin Insulin regular memiliki awitan cepat dan
secara teratur dengan teknik karenanya dengan cepat pula dapat
intravena secara intermitten atau membantu memindahkan ke dalam sel,
secara kontinyu pemberian melalui intravena merupakan
rute pilihan utama karena absorbs dari
jaringan sub kutan mungkin tidak
menentu/sangat lambat
Batasan karakteristik :
Kriteria hasil
INTERVENSI RASIONAL
Batasan karakteristik :
Kriteria evaluasi
INTERVENSI RASIONAL
Kriteria hasil :
INTERVENSI RASIONAL
Batasan karakteristik :
Kriteria hasil
INTERVENSI RASIONAL
Batasan karakteristik :
c. Tidak dapat melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan rasional tindakan
Kriteria hasil:
INTERVENSI RASIONAL
1) Ciptakan lingkungan saling Menanggapai dan
percaya memperhatikan perlu
diciptakan sebelum pasien
bersedia mengambil bagian
dalam proses belajar
C. EVALUASI
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau
intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001). Evaluasi yang diharapkan pada
pasien dengan diabetes mellitus adalah :
2) Berat badan dapat meningkat dengan nilai laboratorium normal dan tidak ada
tanda-tanda malnutrisi.
3) Infeksi tidak terjadi
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Reaksi hipoglikemi : gejala hipoglikemi bila gula darah turun mendadak, misalnya
dari 400 mg/dl menjadi 150 mg/dl
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA