DIARE
DI SUSUN OLEH :
Puji dan syukur kami naikan kehadirat tuhan yang masa esa, karena berkar kasih karuniannya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa ada halangan dan hambatan suatu
apapun. Dalam makalah yang kami buat ini, membahas mengenai DIARE . Bukan hanya
mengetahui dan memperluas pengetahuan saja tapi kita juga dapat tahu bagaimana proses
terjadinya. Dengan begitu makalah yang kami rangkum dan kami buat ini semoga dapat
mempermudah siapa saja yang membacanya. Dan semoga makalah yang kami buat ini dapat
diterima dengan baik oleh siapa saja yang membacanya, agar dapat dipahami, dimengetahui dan
mempelajarinya dengan baik. Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada salah kata yang
tertulis dalam makalah ini kami mohon maaf dan terimah kasih.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ……………………………………
B. Jenis-Jenis .…………………………………...
C. Sebab ……………………………………
D. Patofisiologi ……………………………………
E. Tanda dan Gejala ……………………………………
F. Akibat ……………………………………
G. Pencegahan ……………………………………
H. Pertolongan Pertama …………………………………...
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………...
B. Saran …………………………………...
Daftar Pustaka …………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah 5 tahun) terbesar
didunia. Menurut catatan UNICEF, setiap detik 1 balita meninggal karena diare. Diare sering kali
dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan fakta nasional yang
berlawanan.Menurut catatan WHO, diare mengeluarkan 2 juta anak didunia setiap tahun,
sedangkan di Indonesia, menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab
kematian ke 2 terbesar pada balita.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2007 dari Kementerian Kesehatan, tingkat kematian
bayi mencapai 29 hari hingga 11 bulan akibat diare mencapai 31,4 persen. Sedangkan pada bayi
usia 1-4 tahun berjumlah 25,2 persen. Bayi meninggal karena kekurangan cairan tubuh. Diare
masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Namun angka mortalitasnya telah meningkat
tajam, tetapi angka morbiditas masih cukup tinggi. Kematian akibat penyakit diare di Indonesia
juga lebih tinggi dari pneumonia (radang paru akut) yang selama ini didengungkan sebagai
penyebab tipikal kematian bayi.
B. Rumusan Masalah
1. Sebutkan jenis-jenis diare.
2. Apa sajakah penyebab diare?
3. Bagaimana Meminta Patofisiologi?
4. Sebutkan tanda dan gejala diare?
5. Apa akibat dari penyakit diare?
6. Bagaimana cara mencegah penyakit diare?
7. Sebutkan upaya pertolongan pertama yang perlu segera dilakukan terhadap penyakit
diare?
D. Mamfaat
1. Dapat memahami dan membahas lebih lanjut tentang penyakit diare dan mampu
menerapkan teori - teori yang dapat digunakan dalam instisusi pendidikan.
2. Sebagai salah satu sumber literatur dalam pengembangan dibidang profesi keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi Berak (3 atau lebih per
hari) yang mengubah bentuk dan konsistensi tinja dari penderita (Depkes RI, Kepmenkes RI
tentang pedoman P2D, Jkt, 2002).
Jika ditilik definisi, diare adalah masalah buang air besar dengan feses konsistensi (tinja) lembek,
atau cair, bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya bisa terjadi lebih dari dua kali sehari dan
terjadi dalam jangka waktu lama tapi kurang dari 14hari. Seperti diketahui, pada kondisi normal,
orang biasanya menggunakan besar sekali atau dua kali dalam sehari dengan konsistensi feses
padat atau keras.
B. Jenis-jenis Diare
1. Diare Akut
Merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotaviru yang ditandai dengan
pembuangan udara besar lembek / cair sebagian besar dapat terdiri dari udara saja yang
frekuensinya biasanya (3kali atau lebih dalam sehari) dan lebih kurang dari 14 hari. Diare
Rotavirus ini merupakan virus usus patogen yang menggantikan urutan pertama sebagai
penyebab diare akut pada anak-anak.
2. Diare Bermasalah
Merupakan virus yang ditimbulkan oleh infeksi, bakteri, parasit, intoleransi laktosa, protein susu
sapi. Kontak lisan, kontak dari orang ke orang atau kontak orang dengan alat rumah
tangga. Diaree ini awalnya dimulai oleh diare cair kemudian pada hari kedua atau ketiga baru
muncul darah, dengan baik tanpa lendir, sakit perut yang dimulai oleh tenesmus panas diperbarui
membuka nafsu makan dan badan terasa lemah.
3. Diare Persisten
Merupakan diare akut yang menetap, dimana patogenesis sentral diare persisten adalah mukosa
usus. Penyebab diare persisten sama dengan diare akut.
C. Sebab
Penyebab diare dapat menjadi enam golongan:
1. Infeksi yang menyebabkan bakteri, virus atau parasit.
2. Adanya gangguan perpindahan makanan atau disebut malabsorbsi.
3. Alergi.
4. Bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.
5. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.
6. penyebab lain.
D. Patofisiologi
Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi langsung, seperti:
1. Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga
atau terkontaminasi oleh tangan kotor.
2. Bermain dengan mainan terkontaminasi dimasukkan pada bayi sering memasukkan
tangan / mainan / apapun ke mulut. Karena virus ini dapat bertahan hingga beberapa hari.
3. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak dimasak dengan air yang benar.
4. Tidak mencuci tangan setelah selesai selesai buang air besar.
G. Pencegahan
Pencegahan muntaber dapat dilakukan dengan mengusahakan Lingkungan yang bersih dan sehat.
1. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum membawa makanan.
2. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
3. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di lingkungan tempst
tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak
berasa.
4. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
5. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
6. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat. Kalau bisa
membawa makanan sendiri saat ke sekolah
7. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air bersih dan
jamban/WC yang memadai.
8. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak antara jamban
(juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air sedikitnya 10 meter agar air tidak
terkontaminasi. Dengan demikian, warga bisa menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-
hari, untuk memasak, mandi, dan sebagainya.
H. Pertolongan Pertama
Bila sudah terlanjur terserang diare, upaya pertolongan pertama yang perlu segera dilakukan:
1. Minumkan cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau dan dapat meminumnya. Tidak
usah sekaligus, sedikit demi sedikit asal sering lebih bagus dilakukan. Satu bungkus kecil oralit
dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak (200 cc). Jika oralit tidak tersedia, buatlah larutan gula
garam. Ambil air masak satu gelas. Masukkan dua sendok teh gula pasir, dan seujung sendok teh
garam dapur. Aduk rata dan berikan kepada penderita sebanyak mungkin ia mau minum.
2. Penderita sebaiknya diberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang lambung, serta
makanan ekstra yang bergizi sesudah muntaber.
3. Penderita muntaber sebaiknya dibawa ke dokter apabila muntaber tidak berhenti dalam
sehari atau keadaannya parah, rasa haus yang berlebihan, tidak dapat minum atau makan, demam
tinggi, penderita lemas sekali serta terdapat darah dalam tinja.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Tanggal pengkajian : 23 juli 2012
Sumber : Orang tua pasien
Metode : Observasi
Kamar : Asoka
Ruang : Anak
B. Indetitas Pasien
Nama : S.Z
Umur : 1 tahun
Agama : kristen
Suku / bangsa : Kokoda / Indonesia
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : KM 9,5
D. Keluhan
Keluhan utama : Mencret
Keluhan tambahan : Muntah
Keleuhan umum : Lemas
Kesadaran : Compos
Nadi : 132 x/1
Pernapasan : 32 x/1
E. Pemeriksaan
Fisik : Mata cekung (+), Rewel (+)
Diagnosa : Diare
Tindakan : Ringan – sedang
F. Riwayat Penyakit
Mencret dialami sejak : 1hr xu, mencret 710x, muntah
: 1hr xu, mencret disertai lendir dan darah
Kolaborasi :
Dengan tim medis
tentang pemberian
cairan intravena.
2 Perubahan nutrisi kurang dari Nutrisi adekuat. Independen :
kebutuhan tubuh
Kriteria : 1. Berikan makana
berhubungan dengan tidak
yang sesuai.
adekuatnya absorbs Berat badan
makanan. dalam batas 2. Untuk anak yang
normal. masih menggunakan
susu formula dapat
- Pasien mau
Data Subjektif : diganti dengan susu
makan
formula rendah lemak.
- Pasien / keluarga dan minum.
mengatakan tidak ada selera 3. Kaji frekuensi
makan. muntah dan diare.
4. Lakukan oral
hygiene.
Data Objektif :
- Nafsu makan menurun.
Kaloborasi :
- Muntah.
Dengan ahli gizi
- Mual.
tentang penentuan diit
- Tinja cair dan disertrai sesuai dengan intruksi
dengan lendir. dokter.
A. KESIMPULAN
Sekitar80% kematian karena diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Diare
merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita, nomor 3 bagi bayi, serta
nomor 5 bagi semua umur.
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari
biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari
penderita.
B. SARAN
Berdasarkan data-data diatas, maka dianggap perlu untuk membahas mengenai persoalan
penyakit diare sebagai penyumbang penyebab tertinggi kedua kematian anak, sehingga semua
pihak dapat mengupayakan strategi dalam rangka mengurangi kematian anak akibat diare demi
peningkatan kualitas anak.
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Edisi ketiga, Depkes RI, Direktorat Jenderal PPM dan
PL tahun 2007.
Ngastiah, editor Setiawan, S.kep. Buku keperawatan anak sakit EGC. Jakarta, 1997
Mansjoer, Arif dkk.2000.Kapita Selekta Edisi Jilid 4.Jakarta:Media Aescalapius FKUI.
ikhsanbeck.blogspot.com