HYPERGLIKEMIA
Disusun oleh :
KELOMPOK 1
KELAS 5E
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Agar mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan dengan
melakukan proses pendekatan keperawatan pada pasien hiperglikemia.
2. Tuj uan Instruksional Khusus
a. Agar mahasiswa dapat melakukan pengkajian keperawatan pada
klien dengan hiperglikemia.
b. Agar mahasiswa mampu merumuskan diagnosea keperawatan pada
lien dengan hiperglikemia.
c. Agar mahasiswa mampu membuat intervensi keperawatan pada
klien dengan hiperglikemia.
d. Agar mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan
sesuai dengan rencana keperawatan yang dibuat pada klien dengan
hiperglikemia
C. METODE PENULISAN
Metode yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
metode studikepustakaan dengan mempelajari buku-buku atau literatur
yang berkaitan dengan KonsepHiperglikemi.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Istilah "hiperglikemia" berasal dari bahasa Yunani hyper (tinggi) +
glykys (manis/gula) + haima (darah). Hiperglikemia adalah glukosa darah
lebih besar dari 125 mg/dL saat puasa dan lebih besar dari 180 mg/dL 2
jam postprandial. Seorang pasien mengalami gangguan toleransi glukosa,
atau pra-diabetes, dengan glukosa plasma puasa 100 mg/dL hingga 125
mg/dL. Seorang pasien disebut penderita diabetes jika glukosa darah
puasanya lebih besar dari 125 mg/dL.
Hiperglikemia merupakan salah satu tanda khas dari penyakit
diabetes mellitus. Hiperglikemia terjadi karena adanya peningkatan kadar
glukosa dalam darah melebihi batas normal. Hiperglikemia merupakan
keadaan peningkatan kadar glukosa darah puasa melebihi 126mg/Dl atau
kadar glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg/dL yang dibuktikan melalui
pemeriksaan laboratorium kadar glukosa darah dan gambaran klinis
pasien. (Farid,2014)
Jika hiperglikemia tidak diobati, hal ini dapat menyebabkan banyak
komplikasi serius yang mengancam jiwa yang mencakup kerusakan pada
mata, ginjal, saraf, jantung, dan sistem pembuluh darah perifer. Oleh
karena itu, sangat penting untuk menangani hiperglikemia secara efektif
dan efisien untuk mencegah komplikasi penyakit dan meningkatkan hasil
pengobatan pasien. (Mouri, 2023)
B. ETIOLOGI/PREDISPOSISI
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap hiperglikemia termasuk
berkurangnya sekresi insulin, penurunan pemanfaatan glukosa, dan
peningkatan produksi glukosa. Homeostasis glukosa adalah keseimbangan
antara produksi glukosa hepatik dan penyerapan serta pemanfaatan
glukosa perifer. Insulin adalah pengatur homeostasis glukosa yang paling
penting.
1. Penyebab Sekunder Hiperglikemia
Penyebab sekunder hiperglikemia adalah sebagai berikut:
a. Penghancuran pankreas akibat pankreatitis kronis,
hemochromatosis, kanker pankreas, dan fibrosis kistik
b. Gangguan endokrin yang menyebabkan resistensi insulin perifer
seperti sindrom Cushing, akromegali, dan pheochromocytoma
c. Penggunaan obat-obatan seperti glukokortikoid, fenitoin, dan
estrogen
d. Diabetes gestasional diketahui terjadi pada 4% dari seluruh
kehamilan dan terutama disebabkan oleh penurunan sensitivitas
insulin
e. Total nutrisi orang tua dan infus dekstrosa
f. Reaktif seperti yang terlihat pasca operasi atau pada pasien sakit
kritis
2. Faktor Risiko Utama Hiperglikemia
a. Berat badan lebih dari 120% dari berat badan yang diinginkan
b. Riwayat keluarga diabetes tipe 2
c. Penduduk asli Amerika, Hispanik, Amerika Asia, Penduduk
Kepulauan Pasifik, atau Afrika Amerika
d. Adanya hiperlipidemia atau hipertensi
e. Riwayat diabetes gestasional
f. Adanya sindrom ovarium polikistik (Mouri, 2023)
C. PATOFISIOLOGI
Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat
disebabkan oleh proses autoimun, kerja pankreas yang berlebih dan
herediter. Insulin yang menurun mengakibatkan glukosa sedikit yang
masuk ke dalam sel. Hal itu bisa menyebabkan lemas dan kadar glukosa
dalam darah meningkat. Kompensasi tubuh dengan meningkatkan
glukagon sehingga terjadi glukoneogenesis. Selain itu tubuh akan
menurunkan penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati serta
peningkatan produksi glukosa oleh hati dengan pemecahan lemak terhadap
kelaparan sel. Dengan menurunnya insulin dalam darah, asupan nutrisi
akan meningkat sebagai akibat kelaparan sel. Menurunnya glukosa intrasel
menyebabkan sel mudah terinfeksi. Gula darah yang tinggi dapat
menyebabkan penimbunan glukosa pada dinding pembuluh darah menjadi
keras (aterosklerosis) dan bila plak ini terlepas akan menyebabkan
thrombus.
D. MANIFESTASI KLINIK
Hiperglikemia adalah keadaan kadar gula darah yang tinggi.
Tanda-tanda dan gejalanya dapat timbul selama beberapa jam yaitu
sebagai berikut.
- Haus
- Urin berlebih
- Mual
- Nyeri perut
- Muntah
- Mengantuk
- Napas cepat
- Kulit merah dan kering
- Tidak sadar (hiperglikemik atau koma diabetes)
E. KOMPLIKASI
Komplikasi hiperglikemia yang tidak diobati atau tidak terkontrol dalam
jangka waktu lama meliputi:
1. Komplikasi Mikrovaskuler
a. Retinopati
b. Nefropati
c. Sakit saraf
2. Komplikasi Makrovaskular
a. Penyakit arteri coroner
b. Penyakit serebrovaskular
c. Penyakit pembuluh darah perifer
Penderita diabetes lebih rentan mengalami depresi dibandingkan
mereka yang tidak menderita diabetes. Hal ini terutama terjadi pada
penderita diabetes yang baru terdiagnosis dan pasien muda karena
diperlukannya perubahan gaya hidup yang signifikan. (Mouri, 2023)
F. PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN
American Diabetes Association (ADA, 2015) telah menetapkan
sasaran glikemik pada pasien rawat inap. Pada pasien dengan penyakit
kritis, terapi berupa insulin intravena (IV) ditambah diet DM dengan
sasaran GD ditetapkan pada rentang 140-180 mg/dL. Pada pasien dengan
pengalaman 5 ekstensif dan dukungan keperawatan yang mumpuni, pasien
operasi jantung, dan kendali glikemik stabil tanpa hipoglikemia sasaran
diturunkan menjadi 110 - 140 mg/dL. Sementara pada pasien dengan
penyakit non-kritis, sasaran pasien serupa dengan pasien rawat jalan.
Insulin diberikan melalui subkutan (SC) dengan sasaran GDP <140 mg/dL
serta GD acak 180 mg/dL.9,10
PENGGANTIAN CAIRAN
PENGGANTIAN CAIRAN
G. PENGKAJIAN FOKUS
1. PENGKAJIAN PRIMER
AIRWAY
Kaji adanya sumbatan jalan nafas dan tanda-tanda bila terjadi hambatan
jalan nafas
BREATHING
Kaji pernafasan klien dengan cara Look. Listen and Feel
1. Look: lihat ada pergerakan dada atau tidak
2. Listen: dengar jika ada suara nafas tambahan (snoring, gargling,
crowing) 3. Feel: rasakan hembusan nafas klien
CIRCULATION
Pada pemeriksaan fisik circulation data yang diperoleh adalah detak
jantung meningkat serta akral dingin dan pucat
DISSABILITY
Kesadaran menurun sampai koma karena otak kekurangan suplai glukosa.
Untuk menilai kesadaran kita juga dapat menggunakan metode AVPU
(Alert, Verbal, Pain, Unresponsive) dengan cara :
A: Korban sadar, jika tidak segera lanjutkan dengan Verbal
V: Coba memanggil klien dengan keras di dekat telinga klien, jika tidak
ada respon lanjut ke Pain
P: Cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling mudah adalah
menekan bagian putih dari kuku tangan (di pangkal kuku), selain itu dapat
juga dengan menekan bagian tengah tulang dada (sternum) dan juga areal
diatas mata (supra orbital).
U: Setelah diberi rangsang nyeri tapi pasien masih tidak bereaksi maka
pasien berada dalam keadaan unresponsive
E (Exposure) Pada exposure kita melakukan pengkajian secara
menyeluruh, hipoglikemia lebih sering terjadi pada klien dengan riwayat
diabetes mellitus kita harus mengkaji apakah ada luka/infeksi pada tubuh
klien
2. PENGKAJIAN SEKUNDER
a. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)
Pada pemeriksaan sekunder, Biasanya berisi tentang pemeriksaan
seluruh tubuh (head to toe) dimana perawat memeriksa seluruh tubuh
pasien atau bisa di sebut dengan pemeriksaan head to toe . pada
pemeriksaan sekunder juga di periksa tekanan darah, nadi,suhu, dan
juga kesaran pasien dengan menggunakan GCS (Glasgow coma scale)
b. Pemeriksaan penunjang :
- Pemeriksaan Laboratorium
Kadar glukosa darah dipantau melalui tes laboratorium
seperti HbA1C dan tes glukosa jari. Perubahan nilai
laboratorium ini dapat mengindikasikan kondisi yang
mendasari seperti diabetes. Urinalisis dapat memeriksa kadar
keton tinggi yang mengindikasikan ketoasidosis dan
memerlukan perhatian medis segera.,
USG, Rontgen, MRI, CT Scan, dll
6. PATHWAYS KEPERAWATAN
Edukasi
a) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
b) Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa darah dapat terjadi
pada berbagai situasi klinis. Hiperglikemia terjadi ketika glukosa darah
lebih besar dari 125 mg/dL saat puasa dan lebih besar dari 180 mg/dL 2
jam postprandial (setelah makan). Diabetes mellitus adalah kelainan paling
umum yang berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa darah. Obat-
obatan tertentu mempunyai efek samping hiperglikemia. Faktor yang
berkontribusi terhadap hiperglikemia antara lain berkurangnya sekresi
insulin, penurunan pemanfaatan glukosa, dan peningkatan produksi
glukosa.
Krisis hiperglikemik memerlukan pengenalan dini dan inisiasi
pengobatan segera dengan penilaian ulang dan penyesuaian rencana
perawatan sesuai kebutuhan untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas.
Meskipun kekurangan insulin eksogen dan infeksi merupakan penyebab
umum, pemahaman terhadap berbagai kemungkinan penyebab dan gejala
sisa dapat membantu menghindari kesalahan diagnosis.
DAFTAR PUSTAKA
Charles Fox, A. K. (2010). Bersahabat dengan Diabetes Tipe 2: Vol. Cet. 1 (Annisa R., Ed.;
Penerjemah Joko S). Penerbit Plus.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik (1st
ed.). DPP PPNI.
https://www.google.co.id/books/edition/Asuhan_Keperawatan_Pasien_dengan_Ganggu
a/8gOdEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0
PPNI. (2018a). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan
(1st ed.). DPP PPNI.