Disusun Oleh:
Nama:Asriatun nisa
Nim:200114007
2. Etiologi
Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui
kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang
memegang peranan penting. Yang lain akibat pengangkatan pancreas,
1
tepat dosisnya, bahkan dalam keadaan stress atau sakit juga dapat
memicu peningkatan kadar glukosa darah (Pakhetra et al,2019).
3. Patofisiologi
Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh sel beta yang
terdapat di pancreas. Pada keadaan normal, kadar insulin dalam darah
akan berfluktuasi tergantung kadar gula dalam darah. Fungsi utama
insulin yaitu mendistribusikan glukosa yang terdapat dalam darah ke
seluruh tubuh untuk dimetabolisme untuk menghasilkan energi
(Anies,2018:73-74).
Glukosa merupakan karbohidrat sederhana yang terdapat dalam
darah dan perangsang atau stimulator utama pelepasan insulin dari sel
2
sering kencing di malam hari), nafsu makan bertambah namun berat badan
turun dengan cepat (5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu) dan mudah lelah.
Sedangkan gejala kronis menurut Ardhila dan oktaviani (2019) Gejala
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut PERKENI (2015) :
a) Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL
3
j) Tanda-tanda penyakit lain yang dapat menimbulkan DM tipe-lain
k) Glukosa darah puasa dan 2 jam post prandial
l) Pemeriksaan A1C
m) Profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL, LDL, dan
trigliserida)
n) Kreatinin serum, albuminuria, keton, sedimen, dan protein dalam urin
6. Komplikasi
Ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi akut yang terjadi
pada penderita Hiperglikemia tapi selain ulkus diabetik antara lain :
a. Komplikasi Akut. Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari
ketidakseimbangan jangka pendek dari glukosa darah. Hipoglikemik dan
4
7. Penatalaksanaan
Hiperglikemia merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa
5
(Wahyuningsih,2013). Penatalaksanaan pada Hiperglikemia bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup penyandang hiperglikemia dengan pengendalian glukosa darah, tekanan
darah, berat badan, dan profil lipid, melalui
pengelolaan pasien secara komprehensif (PARKENI, 2018).
Menurut Bilous dan Donelly (2014) penatalaksanaan hiperglikemia meliputi;
a. Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup bertujuan untuk menurunkan berat badan
pasien dan mengurangi faktor resiko penyakit kardiovaskular.
modifikasi gaya hidup diantaranya yaitu berolahraga, berhenti merokok,
dan membatasi asupan karbohidrat dan lemak.
b. Pendidikan Kesehatan Terstruktur
Aktivitas fisik akan meningkatkan rasa nyaman, baik secara fisik,
psikis maupun sosial dan tampak sehat bagi pasien Hiperglikemia dan
dapat mengurangi resiko kejadian kardiovaskular serta meningkatkan
harapan hidup. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan glukosa
darah sebelum melakukan olahraga. Apabila kadar glukosa darah <100
mg/dL pasien harus mengkonsumsi karbohidrat terlebih dahulu dan bila
>250 mg/dL dianjurkan untuk menunda latihan jasmani.
c. Obat Antihiperglikemia Oral
Menurut PARKENI (2018) berdasarkan cara kerjanya, obat
antihiperglikemia digolongkan menjadi ;
6
efek menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah
protein pengangkut glukosa, sehingga meningkatkan ambilan
glukosa di jaringan perifer.
7
8. Pathway Menurut Mutaqqin, 2008
Your
Penurunan Penur
fungsi unan
indra fungsi
pengecap pankr
eas
Konsum
si P
makana e
n manis n
berlebih
u
r
u
r
u
n
a
n
k
u
a
l
i
t
a
s
d
a
n
kuantitas insulin Gaya Hidup
HI
PE
RG
8
LI
KE
9
MI
A
Penurunan Kerusakan
glukosa vasskuler
dalam sel
Neuropati perifer
Cadangan
Pembedahan (
Debridement )
Pengeluar
an Adanya perlukaan pada
Nyeri akut histamin
& kaki
prosglandi
Peningkatan leukosit
Resiko Infeksi
1
0
B. Konsep Asuhan Keperawatan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
pada Pasien Hiperglikemi
1. Pengkajian keperawatan
11
(perpindahan seluler), selanjutnya akan menurun, Fosfor : lebih
sering menurun, Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-
4 kali lipat dari normal yang mencerminkan kontrol DM yang
A1c stabil dan dapat bertahan hingga 2-3 bulan (sesuai dengan
sel darah merah) Kadar A1C mencerminkan kadar glukosa
darah rata-rata dalam jangka waktu 2-3 bulan sebelum
pemeriksaan.
4) Head to toe
a) Kepala, Bentuk simetris, warna rambut hitam, persebaran
rambut merata, , benjolan tidak ada, nyeri tekan tidak ada.
b) Muka, Bentuk simetris, agak pucat, edema tidak ada,
c) Mata, Konjungtiva anemis, reflek pupil ishokor, benjolan tidak
12
d) Hidung, Bentuk simetris, secret tidak ada
e) Telinga, Serumen tidak ada, bentuk simetris, nyeri tekan tidak ada.
f) Mulut dan Gigi Bentuk simetris, mukosa mulut kering, kebersihan
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang difokuskan pada penelitian ini yaitu
pasien Hiperglikemia dengan diagnosa keperawatan ketidakstabilan kadar
glukosa darah berhubungan dengan (b.d) resistensi insulin ditandai dengan
(d.d) lelah atau lesu, kadar glukosa dalam darah tinggi, mulut kering,
pasien mengalami penurunan kesadaran
3. Perencanaan keperawatan
kondisi, prilaku, dan persepsi pasien yang dapat diubah, diatasi dengan
13
14
intervensi keperawatan”
15
Y
16
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi yang
dibuat pada tahap perencanaan.
5. Evaluasi keperawatan
b. Evaluasi formatif merupakan catatanperkembangan pasien yang
dilakukan setiap hari.
c. Evaluasi somatif merupakan catatan perkembangan pasien yang
dilakukan sesuai dengan target waktu tujuan atau rencana
keperawatan (Hidayat, 2021).
17
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2019. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo
Agung,
Frank B. HU, M.D. Jeann E. Manson, dkk. Diet , Life Style, And The Risk Of Type 2
Diabetes Mellitus In wWomen. The New England Journal Of Medicine. Vol. 345.
Smeltzer, S.C. Bare, B.G., 2019, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, EGC, Jakarta.
18