2008 2010
21 juta orang,
kurang lebih 13 juta
orang (prevalensi angka (prevalensi
sebesar 2,7%) 3,5%)
2009
kurang lebih 18 juta
orang ( prevalensi
sebesar 4,2%)
kecelakaan (KLL) mengambil porsi 40%
(WHO, 2011) dalam menyebabkan fraktur ekstremitas
bawah.
Bagian tubuh yang mengalami fraktur
11,9%
6,5%
67%
32%
ekstremitas ekstremitas
bagian kepala vertebra
bagian atas
bawah
(RISKESDAS, 2018)
Dampak yang timbul pada pasien fraktur: timbul ketakutan
dan kecacatan akibat fraktur yang dialaminya, rasa cemas,
rasa ketidak mampuan untuk melakukan aktifitasnya secara
normal
Definisi fraktur
Terputusnya kontinuitas
jaringan tulang dan atau
tulang rawan
Traumatik
Patologik
Stress
Etiologi
Traumatik
Berdasarkan
Jenisnya
Berdasarkan
Jenisnya
FRAKTUR TERTUTUP
(SIMPLE FRACTURE)
FRAKTUR TERBUKA
(COMPOUND FRACTURE)
Derajat III
Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot, neurovascular
serta kontaminasi derajat tinggi.
FRAKTUR OBLIK
Fraktur oblik merupakan jenis fraktur yang memiliki garis patahan yang
membentuk sudut terhadap tulang, fraktur oblik juga merupakan jenis
fraktur yang tidak stabil dan sulit untuk ditatalaksana.
FRAKTUR SPIRAL
Fraktur spiral merupakan jenis fraktur yang disebabkan oleh adanya
Berdasarkan tekanan gaya gerak yang terlalu kuat. Fraktur spiral umumnya terjadi
sudut patah pada pemain ski pada saat ujung ski terbenam kedalam salju, sehingga
ski terputar
FRAKTUR KOMPRESI
Fraktur yang disebabkan oleh dua tulang yang menekan tulang yang
ada diantaranya.
FRAKTUR KOMINUTIF
FRAKTUR SEGMENTAL
Fraktur segmental merupakan dua fraktur yang terjadi berdekatan pada
satu tulang sehingga menyebabkan segmen sentral terpisah dari suplai
darah. Apabila terjadi fraktur jenis ini, maka satu ujung yang tidak
memiliki pembuluh darah akan sulit disembuhkan sehingga diperlukan
pembedahan dalam tatalaksananya..
Manifestasi Klinis
DEFORMITAS
Daya tarik kekuatan otot
menyebabkan fragmen tulang
berpindah dari tempatnya
BENGKAK
perubahan keseimbangan dan
Edema muncul secara
contur terjadi seperti:
cepat dari lokasi dan
ekstravaksasi darah
a. Rotasi pemendekan tulang. ECHIMOSIS
dalam jaringan yang
b. Penekanan tulang. dari perdarahan
berdekatan dengan
Subcutaneous.
fraktur.
Manifestasi Klinis
SPASME OTOT
Spasme involunters dekat fraktur
TENDERNESS
Lembut/empuk
NYERI
Mungkin disebabkan oleh
spasme otot berpindah
tulang dari tempatnya dan
kerusakan struktur didaerah
yang berdekatan
Manifestasi Klinis
KEHILANGAN SENSASI
mati rasa, mungkin terjadi dari
rusaknya syaraf/perdarahan
PERGERAKAN ABNORMAL
KREPITASI
Komplikasi Awal
NON UNION
dilakukan bila kerusakan trauma otot meningkatkan perubahan dapat terjadi pada
vaskuler dicurigai beban kreatinin untuk kehilangan darah atau cedera hati
klirens ginjal
Penatalaksanaan
Rekognisi Reduksi
1. Reduksi tertutup: untuk mensejajarkan tulang
menyangkut diagnosa fraktur Reposisi fragmen fraktur secara manual dengan traksi atau gips
2. Reduksi terbuka: dengan metode insisi dibuat dan
pada tempat kejadian sedekat mungkin dengan letak
diluruskan melalui pembedahan, biasanya melalui
kecelakaan dan kemudian di normalnya. Reduksi terbagi internal fiksasi dengan alat misalnya; pin, plat yang
rumah sakit menjadi dua yaitu: langsung kedalam medula tulang
Rehabilitasi
Langsung dimulai segera dan
sudah dilaksanakan bersamaan
Retensi
menyatakan metode-metode
yang dilaksanakan untuk
mempertahankan fragmen-
fragmen tersebut selama
penyembuhan (gips/traksi)
Riwayat penyakit sekarang
PENGKAJIAN Kaji kronologi terjadinya trauma yang menyebabkan patah tulang,
pertolongan apa yang di dapatkan, apakah sudah berobat ke dukun
patah tulang. Selain itu, dengan mengetahui mekanisme terjadinya
kecelakaan, perawat dapat mengetahui luka kecelakaan yang lainya.
Adanya trauma lain berindikasi pada fraktur. Adanya trauma angulasi
akan menimbulkan fraktur tipe konversal atau oblik pendek,
sedangkan trauma rotasi akan menimbulkan tipe spiral.
NEUROSENSORI
KEAMANAN
Daya raba pasien fraktur berkurang terutama pada bagian distal fraktur,
sedangkan indra yang lain dan kognitif tidak mengalami gangguan. Selain
itu juga timbul nyeri akibat fraktur.
Gangguan
Keperawatan Nyeri Akut Integritas
Kulit/Jaringan
Diagnosis
D.0054
Gangguan
Mobilitas Fisik
D.0109
D.0142
Defisit
Keperawatan Risiko Infeksi Perawatan Diri
Diagnosis
R|R
SLKI
Standar Luaran
Luaran & Keperawatan
Indonesia
Intervensi
dapat dilihat pada:
SIKI
Standar
Intervensi
Keperawatan
Indonesia